H-3 LONCATAN HIDROLIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loncatan air (hydrolic jump) merupakan salah satu contoh aliran, dimana bentuk atau kondisi aliran suatu tabung atau suatu saluran tidak beragam (tidak beraturan). Loncatan air terjadi akibat adanya perubahan aliran dari aliran superkritis menjadi aliran subkritis. Pada kondisi tersebut juga terjadi perubahan energi, dimana energi dari aliran mengalami penurunan (mengalami pembuangan atau penghancuran energi). Loncatan air juga bisa terjadi akibat adanya pelimpah atau bendung yang memiliki fungsi untuk menaikkan atau meninggikan muka air sehingga terjadi perubahan tinggi pada muka air di saluran atau tabung. Kenaikan atau peningkatan muka air tersebut disebabkan oleh banyaknya air yang terkumpul lebih banyak. Loncatan yang terjadi baik dalam saluran terbuka maupun tertutup atau pada tabung primer maupun sekunder dapat menyebabkan beberapa perubahan baik pada kecepatan, energi, tekanan, hingga debit aliran. Selain itu, loncatan hidrolik juga menyebabkan beberapa kerusakan pada dinding hingga dasar saluran/tabung akibat gerusan yang terus menerus menggerus dinding dan dasar saluran/tabung. Gerusan tersebut terjadi karena adanya gulungan ombak atau pusaran besar yang timbul dari loncatan hidrolik yang terjadi. Untuk mengatasi gerusan akibat loncatan air yang terjadi, diperlukan bangunan berupa 1.2 Maksud Praktikum ini bermaksud sebagai bentuk pemenuhan mata kuliah Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika, serta media penerapan dan/atau pengaplikasian materi-materi yang telah dipelajari dan dipahami oleh praktikan selama pembelajaran di dalam kelas 1.3 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik pola aliran saat air mengalir dibawah undershot weir. 1.4 Alat yang Digunakan 1. HF507 Tilting Flow Channel. 2. HF507-051 Sluice Gate, tipe geser dengan perlengkapan anti karat (perlu 2). 3. HF507-019 Kait anti karat dan point gauge 300 mm dengan pembacaan 0.05 mm, atau. 4. HF507-019A kait anti karat dan point gauge skala 300 mm x 0.05 mm. 5. HF507-060 tabung pitot dengan papan manometer untuk pengukuran kecepatan aliran pada berbagai bagian channel. 6. Stopwatch dan water meter untuk pengukuran volume. 1.5 Bahan yang Digunakan 1. 2. Air CARA PENGUJIAN 2.1 Cara Pemasangan Alat 1. Pastikan flume sudah datar. 2. Catat luasan aktual b dari adjustable undershot weir. 3. Pasang undershot weir pertama dengan aman ke channel dengan ujung tajam dibawah weir menghadap ke hulu dan undershot kedua pada akhir channel. 4. Jarak antara weir dan channel harus ditutup pada sisi hulu sebelum melakukan percobaan. 5. Pasang kait dan point gauge (pilihan) diatas sisi channel, satu pada bagian aliran menerus hulu dari loncatan dan satu lagi pada bagian aliran menerus setelah loncatan. 6. Datum untuk semua pengukuran ada diatas bed flume. 2.2 Prosedur Percobaan 1. Pasang ujung sluice gate pertama atau bukaan gate yg = 60 mm diatas bed flume dan naikan gate undershot weir kedua terbuka penuh sehingga tidak akan mengganggu aliran. 2. Nyalakan pompa air, buka katup pengontrol aliran, biarkan air mengalir melalui flume. 3. Buka katup pengontrol aliran secara bertahap dan atur aliran sampai kedalaman aliran di hulu y0 = 75 mm, perhatikan dan buat pola aliran. 4. Tunggu hingga kedalaman air stabil, ukur dan catat nilai volume aliran menggunakan bacaan langsung flow meter atau mengukur tangki menggunakan stopwatch. 5. Pindahkan level gauge hulu ke tempat setelah sluice gate pertama lalu catat data berikut: 1. Kedalaman air di hulu. 2. Kedalaman air di hilir. 3. Pengamatan pola aliran. 4. Kecepatan rata-rata sebelum dan setelah loncatan hidrolik. 6. Secara bertahap turunkan bukaan gate kedua pada akhir channel hingga ujung sluice gate kedua lebih rendah daripada permukaan air, amati pola aliran. 7. Turunkan ujung sluice gate pertama atau bukaan gate dengan kelipatan 3 mm, dan pada waktu yang sama buat loncatan hidrolik dengan menurunkan secara bertahap bukaan gate dari sluice gate kedua hingga ujung sluice gate kedua lebih rendah daripada permukaan air. 8. Untuk setiap jenis loncatan ukur y1, y2, v1, dan v2 juga amati dan gambar sketsa pola aliran dan tipe loncatan hidrolik. 9. Ulangi percobaan untuk tingkat aliran yang lain, kedalaman aliran hulu atau hilir yang berbeda, atau yo dan ketinggian gate (yg) yang berbeda pula. BAB III PEMBAHASAN TEORI 1. FORMAT DATA 4.1 Form Data 4.2 Form Pengambilan Data 2. ANALISIS PERHITUNGAN 5.1 Form Perhitungan 5.2 Uraian Perhitungan 5.3 Grafik (Menyesuaikan) 3. PENUTUP 6.1 Faktor Kesalahan 6.2 Kesimpulan 6.3 Saran 4. DOKUMENTASI 7.1 Dokumentasi Alat dan Bahan 7.2 Dokumentasi Prosedur Percobaan