Uploaded by Dede Dede

272-1711-2-PB

advertisement
ANALISIS PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
(PLTP) MELALUI INSENTIF FISKAL DALAM MENDUKUNG
KETAHANAN ENERGI INDONESIA
GEOTHERMAL POWER PLANT DEVELOPMENT ANALYSIS THROUGH FISCAL
INCENTIVES IN ORDER TO SUPPORT INDONESIA’S ENERGY RESILIENCE
Nurul Siti Khadijah1
Universitas Pertahanan
(nurulsitikhadijah73@gmail.com)
Abstrak - Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi sekitar 29.452 MW tersebar lebih
di 324 lokasi. Kebijakan Energi Nasional menargetkan sebesar 23% ditahun 2025 dan 31% pada
tahun 2050. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya: mekanisme terbatas
untuk pendanaan dan insentif fiskal; kurangnya koordinasi lintas sektor; tumpang tindih antara
lahan hutan lindung dan hutan kawasan konservasi, serta taman nasional; kurangnya Geologi,
Geofisika dan data Geokimia; resiko tinggi pada sektor hulu; biaya investasi tinggi sementara
harga energi kurang kompetitif, sedangkan reksa dana saham terbatas; ketidakpastian aspek
hukum; isu-isu sosial; dan kurangnya SDM yang memiliki kompetensi tertentu dalam panas bumi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana insentif fiskal pembangunan PLTP dan
dampaknya dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan didukung data kuantitatif dari Analisis SWOT. Pemerintah, BUMN dan
pengusahaan swasta menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa insentif
fiskal panas bumi dapat dirasakan dalam fasilitas Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PPN
dan PPh), yang akhirnya dapat mengurangi biaya dan mendukung ketahanan energi. Analisis
SWOT menghasilkan strategi, perlunya dibuat tim pengkoordinasi insentif fiskal, dukungan dana
dari lembaga keuangan, pembebasan PPN lokal dan suku cadang, dan Eksplorasi oleh pemerintah.
Kata Kunci: Insentif Fiskal, Pembangunan, Panas Bumi, Analisis SWOT, Ketahanan Energi
Abstract - Indonesian owns great geothermal energy potential, numbered to 29.452 MW, spread over
324 locations. National Energy Policy, renewable energy is targeted to 23% in 2025 and 31 % in 2050.
However it faces several challenges such as: restricted mechanism of funding and fiscal incentive,
lack of coordination in several sectors, the overlapping of protected forest and conservation and
national park; lack of geology, geophysics and geochemical data; high risk on upstream sector; high
investment but energy price is less competitive, while equity fund is limited; legal uncertainty, social
issues, and lack of geothermal experts. This research was conducted through application of
qualitative method while seeking support of quantitative in the form of SWOT analysis. Object of this
research were government, national corporations, and private companies. The conclusion is fiscal
incentives for geothermal could be given in the term of import duty and import tax (PPN and PPh),
which may reduce cost and support energy security. SWOT analysis fabricated strategy, coordination
team of fiscal incentive is necessary, funding support from financial institution, local import duty and
spare parts exemption, and exploration by government.
Keywords: Fiscal Incentive, Development, Geothermal, SWOT Analysis, Energy Security
1
Alumni Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan.
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 29
Pendahuluan
K
karena
Rencana
Umum
Ketenagalistrikan
etahanan energi menjadi isu
Nasional (RUKN). Satu contoh potensi
terkini dan bahasan pokok baik
dari EBT yaitu potensi sumber energi
di dunia maupun di Indonesia
panas bumi di Indonesia sekitar 29.452
erat
kaitannya
demi
MW tersebar lebih di 324 lokasi, yang
keberlangsungan hidup. Proyeksi jumlah
terdiri dari sumber daya sebesar 12.284
penduduk Indonesia berdasarkan data
MW dan cadangan sebesar 17.192 MW.
dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
Permen ESDM No 1 Tahun 2012 tentang
2016 dapat mencapai 258.705.000 jiwa
Daftar Proyek Percepatan Pembangunan
mengharuskan Indonesia untuk mengatur
Pembangkit
agar sumber daya alam dan energi yang
Terbarukan,
Batubara
dimiliki
dikelola,
menunjukkan
bahwa
dimanfaatkan dan dijaga dengan baik
direncanakan
sebesar
demi
sementara Pemerintah cq. Kementerian
tersebut
dapat
keberlangsungan
hidup
warga
Tenaga
Dan
Energi
dan
Gas,
proyek
PLTP
4700
MW,
negaranya, melalui manajemen energi
Energi
yang tepat, benar dan komprehensif
mentargetkan
untuk mengatur sekitar 17.504 pulau
terpasang
dengan luas daratan 1.922.570 km² dan
panas bumi meningkat 1.751 MW dalam 5
luas perairan 3.257.483 km². Berdasarkan
tahun
data dari Dewan Ketahanan Nasional dan
kenyataannya
Badan Informasi Geospasial (BIG).
kapasitas terpasang PLTP adalah sebesar
ke
Sumber
Listrik
Daya
penambahan
pembangkit
dapan
bila
Mineral
kapasitas
listrik
tenaga
(2015-2019),
pada
tahun
pada
2011
Potensi energi baru dan terbarukan
1.189 MW maka tahun 2015 hanya
(EBT) cukup besar untuk pembangkit
mencapai 1.438 MW atau hanya 249 MW
listrik, namun saat ini masih harus bekerja
dalam 4 tahun.
keras untuk mengembangkannya. Sampai
Potensi sumber energi panas bumi
tahun 2010 realisasi penggunaan EBT
yang tersedia banyak tersebut sampai
masih berkisar 5%, sementara itu target
saat ini baru dimanfaatkan sebesar 1,15%
energi mix pada tahun 2025 untuk EBT
berdasarkan data Kementerian ESDM
total adalah 23% berdasarkan Kebijakan
tahun 2014, yang diharapkan dapat
Energi Nasional (KEN) dengan kenaikan
ditingkatkan
Rasio Elektrifikasi (RE) nasional menjadi
energi
99% di tahun 2020 berdasarkan draft
permintaannya akan terus meningkat
sebagaimana
nasional
30 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
yang
kebutuhan
diperkirakan
setiap tahun sebesar 4,5%-5,6% pada
memiliki
kompetensi
tahun 2014 hingga 2035 untuk menopang
panas bumi.
tertentu
dalam
pertumbuhan ekonomi. Angka tersebut
Sudah diketahui bahwa pengusahaan
masih harus tetap diusahakan melalui
panas bumi ialah pengusahaan yang
kerjasama seluruh stakeholder terkait
beresiko tinggi dengan investasi yang
sebagai upaya pembangunan EBT melalui
besar, ditambah mekanisme pendanaan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
dan insentif fiskal yang terbatas. Tetapi,
(PLTP) Indonesia. Sebagaimana upaya
saat ini ada kebijakan insentif fiskal
pengembangan
energi
seperti insentif fiskal melalui fasilitas
terbarukan yang tujuannya mengurangi
keringanan perpajakan dan pengeluaran
ketergantungan pada bahan bakar fosil,
biaya. Walaupun kebijakan pemberian
mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
insentif fiskal secara tidak langsung sudah
melalui program membangkitkan listrik
ada sejak energi panas bumi mulai
dengan energi terbarukan yang dijelaskan
dimanfaatkan,
dalam Peraturan Presiden Nomor 05
pemerintah
Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah
penyempurnaan pemberian insentif fiskal
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan
sangat diperlukan sebagai kepastian dan
Energi Nasional (KEN) melalui bauran
stimulus investasi pengusahaan energi
energi.
panas bumi yang efek positifnya akan
sumberdaya
Namun terdapat beberapa kendala
yang dihadapi diantaranya: mekanisme
namun
melalui
meningkatkan
strategi
perubahan
pertumbuhan
atau
ekonomi
dan ketahanan energi nasional.
terbatas untuk pendanaan dan insentif
Selain itu, pemberian insentif fiskal
fiskal; kurangnya koordinasi lintas sektor;
merupakan hal yang disebutkan dalam
tumpang tindih antara lahan hutan
paket kebijakan ekonomi pemerintah saat
lindung dan hutan kawasan konservasi,
ini. Selanjutnya pemberian insentif fiskal
serta taman nasional; kurangnya Geologi,
juga menjadi tantangan bagi pemerintah
Geofisika dan data Geokimia; resiko tinggi
guna
pada sektor hulu; biaya investasi tinggi
perpajakan pemerintah dalam bidang
sementara
kurang
energi. Kebijakan insentif fiskal energi
kompetitif, sedangkan reksa dana saham
panas bumi merupakan produk dari
terbatas; ketidakpastian aspek hukum;
Kementerian
isu-isu sosial; dan kurangnya SDM yang
Keuangan, BKPM dan stakeholder demi
harga
energi
menilai
efektifitas
ESDM,
pendapatan
Kementerian
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 31
lancarnya perkembangan pengusahaan
Dalam mewujudkan perkembangan
pembangkit listrik tenaga panas bumi,
pembangunan pembangkit listrik tenaga
yang diharapkan menjadi energi ramah
panas bumi (PLTP) pemberian insentif
lingkungan dan keekonomiannya dapat
fiskal merupakan solusi alternatif sebagai
diterima oleh semua pihak.
akselerasi pembangunan PLTP nasional
Pemberian insentif fiskal tentu saja
yang selama ini sulit berkembang akibat
memberikan dampak yang positif bagi
kendala-kendala
kemudahan berinvestasi di indonesia,
Said, 2015) “Kementerian Energi dan
khususnya perkembangan panas bumi.
Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana
Sejalan dengan hal tersebut, dapat dilihat
mengusulkan alokasi anggaran energi
dari
estimasi
baru terbarukan (EBT) untuk tahun 2016
pengembangan panas bumi sebesar 4
sebesar Rp 10 triliun. Yang besarnya lebih
juta USD/MW atau pengeboran untuk 1
besar 10 kali lipat dari anggaran 2015 yang
sumur eksplorasi sebesar 6-7 juta USD
hanya sebesar Rp 1 triliun. Kenaikan
(ESDM, 2016).
anggaran
besarnya
biaya
Maka, perlunya peran investasi dalam
tersebut.
tersebut
pengembangan
(Sudirman
dalam
EBT”.
Hal
rangka
tersebut
pengembangan energi panas bumi sudah
merupakan langkah pemerintah yang
mengacu dalam UU Nomor 25 Tahun 2007
diharapkan dapat membangun pasar EBT,
dimana menjelaskan bahwa penanaman
agar permintaannya meningkat sehingga
modal
industri EBT (termasuk panas bumi) dapat
harus
menjadi
bagian
dari
penyelenggaraan perekonomian nasional
dan ditempatkan sebagai upaya untuk
meningkatkan
pertumbuhan
menarik untuk dikembangkan.
Pentingnya
perhitungan
ekonomi
ekonomi
memang merupakan hal yang krusial,
nasional, menciptakan lapangan kerja,
namun jika sudah terealisasi maka akan
meningkatkan pembangunan ekonomi
sebanding
berkelanjutan, meningkatkan kapasitas
dengan ketahanan energi yang akan
dan
nasional,
dirasakan. Penelitian ini berfokus pada
ekonomi
pemberian insentif fiskal panas bumi
kemampuan
mendorong
kerakyatan,
teknologi
pembangunan
serta
mewujudkan
melalui
dengan
fasilitas
pengorbanannya
pembebasan
dan
kesejahteraan masyarakat dalam suatu
pengurangan bea masuk dan Pajak dalam
sistem perekonomian yang berdaya saing.
Rangka Impor (PDRI), yang dianalisis
dengan
32 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
analisis
SWOT
untuk
mendapatkan strategi lain dalam usaha
pengembangan
panas
bumi
penelitian ini adalah, kondisi ketahanan
kuisioner.
Hasil
energi nasional saat ini yang harus
kuisioner diurutkan berdasarkan Mean
ditingkatkan dan dalam keadaan yang
dengan Skala Likert. Hasil Mean dengan
rentan. Hal ini berhubungan dengan
Skala 5 atau sangat setuju sekali menjadi
pertumbuhan penduduk yang tinggi,
kekebijakan yang paling efektif dan
meningkatnya industrialisasi, tingginya
efisien untuk dilakukan segera untuk
kebutuhan energi untuk transportasi dan
meningkatkan
kegiatan komersialisasi lainnya. Maka
dengan
energi
Hal yang menjadi signifikansi dalam
penyebaran
perkembangan
pembangunan panas bumi.
dibutuhkan
Berdasarkan uraian latar belakang
yang
telah
merumuskan
dituliskan,
pertanyaan
diversifikasi
energi,
satu
diantaranya melalui energi panas bumi.
peneliti
Yang menjadi urgensi penelitian ini adalah
penelitian
bahwa pemberian insentif fiskal dalam
sebagai berikut:
pembangunan PLTP dapat membantu
1. Bagaimana Pemberian Insentif Fiskal
perkembangan pembangunan PLTP dan
Pada Pembangunan PLTP?
menjadi
2. Bagaimana Dampak Pemberian Insentif
jawaban
dalam
mendorong
meningkatnya elektrifikasi di Indonesia.
Fiskal Pada Pembangunan PLTP Juga
Terhadap
Ketahanan
Energi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Mendatang?
Tujuan
dari
Metodologi
penelitian
ini
adalah
(PLTP) merupakan pembangkit
yang
mengetahui permasalahan pembangunan
bersumber dari energi panas bumi.
PLTP guna mendukung ketahanan energi.
Sumber
Secara lebih spesifik tujuan penelitian ini
Kementerian ESDM yaitu, sumber energi
antara lain :
panas yang terkandung dalam air panas,
1. Mengetahui Pemberian Insentif Fiskal
uap air dan batuan bersama mineral
daya
panas
bumi
menurut
ikutan dan gas lainnya yang secara
Pada Pembangunan PLTP
Pemberian
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan
Insentif Fiskal Pada Pembangunan
dalam suatu sistem panas bumi. Energi
PLTP
panas bumi dapat dimanfaatkan untuk
2. Mengetahui
Dampak
Terhadap
Ketahanan
Indonesia Mendatang
Energi
pembangkit
tenaga
listrik
dan
pemanfaatan langsung.
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 33
(Widiyanto.
2015)
dalam
apakah
untuk
melayani
dan
pembangunan pembangkit tenaga listrik,
menanggung beban puncak, beban
secara
beberapa
yang besar, beban yang kecil atau
pertimbangan dan tahapan yang harus
sedang, beban yang bersifat fluktuatif
diperhatikan, yaitu :
atau hanya untuk stand by saja.
1. Studi
umum
analisa
ada
mengenai
dampak
Biaya
pembangunannya
harus
lingkungan (amdal).
ekonomis dan diupayakan memakan
Pada tahap ini dilakukan analisa dan
waktu sesingkat mungkin. Selain itu
diperhitungkan mengenai berbagai
juga harus dipertimbangkan dari segi
dampak yang mungkin akan timbul
operasionalnya tidak terlalu mahal.
pada saat pembangunannya dan pada
6. Pertimbangan dari segi kemudahan
saat
pembangkit
tenaga
listrik
tersebut dioperasikan.
dalam pengoperasian, keandalan yang
tinggi, mudah dalam pemeliharaan
2. Memperhitungkan
dan
dan
umur
operasional
memprediksikan tersedianya sumber
time) pembangkit
daya
tersebut harus panjang.
penggerak
(panas
bumi),
tenaga
(life
listrik
sehingga benar-benar feasible untuk
7. Harus dipertimbangkan kemungkinan
penggunaan dalam jangka waktu yang
bertambahnya beban, karena hal ini
lama
mendukung
akan berkaitan dengan kemungkinan
operasional
perluasan
dan
bisa
keberlanjutan
pembangkit tersebut.
pembangkit
dan
penambahan beban terpasang pada
3. Tersedianya lahan beserta sarana dan
4.
5.
pembangkit.
prasarananya, baik untuk pembangkit
8. Berbagai pertimbangan sosial, teknis
tenaga listrik itu sendiri maupun untuk
dan lain sebagainya yang mungkin
penyalurannya,
hal
akan menghambat dalam pelaksanaan
ini merupakan satu kesatuan untuk
pembanguna serta pada pembangkit
melayani beban.
tenaga listrik tersebut beroperasi.
karena
Pertimbangan dari segi pemakaian
pembangkit tenaga listrik tersebut,
34 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
Tabel 1. Sumber daya dan Cadangan Panas Bumi (2014)
MW
No
1
2
3
4
5
6
7
Sumber Daya
Cadangan
Perkiraan
Hipotesis
Probable
Posible
3,182
2,519
6,790
15
1,560
1,739
4,023
658
Lokasi
Sumatera
Jawa
Bali-Nusa
Tenggara
Sulawesi
Maluku
Kalimantan
Papua
Total
Pemanfaatan
412
1,239
532
163
75
7,163
energi
431
343
89
0
0
5,121
di
Indonesia
1,049
1,419
800
0
0
14,081
12,886
9,795
15
78
0
0
0
2,288
1,907
3,229
1,421
163
75
29,476
0
150
0
0
0
823
masalah
dan
Total
Proven
380
1,815
memasuki
proses
diatur oleh Undang-undang nomor 30
pembuatan kebijakan melalui penyusunan
tahun
agenda (agenda setting). Maka sebagai
2007,
pada
pasal-pasal
menyebutkan
bahwa
berdasarkan
asas
rasionalitas,
efisiensi
energi
yang
dikelola
nasional,
dan
perumusan masalah publik yang disusun
hidup,
ketahanan
keterpaduan
energi
Undang-
berkeadilan,
dengan
mengutamakan kemampuan nasional.
Pemanfaatan
Rancangan
undang energi, merupakan upaya dari
kesejahteraan masyarakat, pelestarian
lingkungan
adanya
kemanfaatan,
peningkatan nilai tambah, keberlanjutan,
fungsi
contoh
panas
bumi
seperti suatu agenda.
Perkembangan energi panas bumi di
Indonesia sangat berkaitan dengan iklim
investasi yang ada. investasi didalam
pengusahaan pembangunan energi panas
bumi sangat dibutuhkan, erat kaitannya
didasarkan pada kebijakan publik. Dalam
dengan
kebutuhan
pembuatan suatu kebijakan publik diawali
eksplorasi dan eksploitasi energi panas
dengan pembuatan atau mengetahui
bumi sehingga dapat membangun PLTP
perumusan masalah. Hal tersebut sejalan
yang dapat memenuhi kebutuhan listrik
dengan teori William N. Dunn (2003: 26)
masyarakat,
yaitu, suatu perumusan masalah dapat
menopang kegiatan ekonomi masyarakat.
memasok pengetahuan yang relevan
Terlebih pula untuk kelancaran dan
dengan kebijakan yang mempersoalkan
kesuksesan
asumsi-asumsi yang mendasari definisi
pemerintah melalui bauran energi.
yang
untuk
kegiatan
selanjutnya
program
35.000
dapat
MW
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 35
Namun, sampai saat ini (BKPM, 2016)
dari
identifikasi
dilakukan,
dapat diartikan sebagai pemanfaatan
dihadapi
pengeluaran dan pendapatan negara
pelaku usaha sebagian besar adalah
untuk mempengaruhi keadaan ekonomi.
masalah
Contohnya, insentif bea masuk dan bea
permasalahan
yang
dalam negeri. Insentif fiskal secara umum
utama
nonteknis
harmonisasi
regulasi,
pembebasan
lahan.
yang
seperti
masalah
perizinan,
Sebagian
dan
besar
keluar, insentif pajak, dan subsidi. Dalam
penentuan
insentif
fiskal
maka
domain penyelesaian masalah tersebut
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan
berada
fiskal,
di
tangan
pemerintah
dan
pemerintah daerah, bukan pelaku usaha.
yang
mendapatkan
menggambarkan bahwa suatu usaha
kebijaksanaan
dibebaskan untuk sementara waktu dari
pemerintah
penarikan
dananya
pembayaran
pajak.
Biasanya ini dilakukan oleh pemerintah
kebijakan
yang
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
Insentif fiskal adalah istilah untuk
atau
artinya
dana-dana
yang
untuk
tersebut
ditempuh
oleh
membelanjakan
dalam
melaksanakan pembangunan.
untuk mendorong masuknya investasi di
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konsepsi Pembangunan PLTP Melalui Insentif
Fiskal dalam Mendukung Ketahanan Energi di Indonesia
36 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
dan
rangka
Desain penelitian ini merupakan nonexperimental
dengan
menggunakan
kelemahan,
peluang
pengembangan
dan
panas
bumi
melalui
metode kualitatif yang didukung oleh
insentif
metode
kuantitatif
mengembangkan cara berpikir secara
diperoleh dari perhitungan data olahan
analisis dalam pemecahan masalah secara
kuisioner SWOT yang bersumber dari para
cepat dan komprehensif, dengan prinsip
pakar, praktisi dan instansi serta lembaga
dasar mengkaji kekuatan – kelemahan
baik pemerintah maupun swasta yang
(internal) dan peluang – tantangan
terkait,
kualitatif
(eksternal), melalui pengisian kuisioner
diperoleh melalui wawancara mendalam
oleh narasumber dan hasilnya diberi
dengan narasumber baik pakar, praktisi
bobot,
dan
mendapatkan
kuantitatif.
Data
sedangkan
stakeholder
data
terkait
mengenai
fiskal.
ancaman
nilai
Analisis
dan
score
strategi-strategi
SWOT
hingga
yang
pembangunan PLTP melalui insentif fiskal.
dapat direkomendasikan sebagai bagian
Data yang digunakan dalam penelitian ini
dari insentif fiskal pembangunan PLTP.
diperoleh dalam bentuk data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
Pembahasan
wawancara
terstruktur
Perkembangan kebijakan insentif fiskal
(Wahyuni, 2012). Kuisioner disampaikan
panas bumi di Indonesia tidak bisa lepas
kepada para pakar, praktisi dan instansi
dari perkembangan panas bumi itu sendiri
pemerintah ataupun swasta, dengan
dan kondisi investasi, dimana sejak
menggunakan
dikeluarkannya
yang
semi
pernyataan-pernyataan
Undang-undang
No.
SWOT untuk panas bumi. Subyek dalam
27/2003 hanya sedikit investasi baru dari
penelitian ini adalah orang-orang yang
sektor publik maupun swasta yang
terkait
muncul.
langsung
dalam
memberikan
Maka
untuk
meningkatkan
informasi atau data dalam penelitian ini
pemanfaatan energi panas bumi dan
baik
menarik investor, pemerintah melakukan
perseorangan,
swasta
maupun
lembaga atau badan milik pemerintah.
Kuisioner
digunakan
menganalisis
strategi
untuk
terbaik
yang
nantinya akan menjadi rekomendasi.
Kuisioner
ini
terkategori
pernyataan-pernyataan
melalui
berbagai upaya diantaranya:
1. Menyediakan berbagai fasilitas dan
insentif
2. Perbaikan
fasilitas
publik
dan
infrastruktur
kekuatan,
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 37
3. Berkoordinasi
dengan
stakeholder
terkait
bumi tidak dipungut Bea Masuk,
Pajak
Pertambahan
Nilai,
Pajak
4. Mempermudah proses perizinan
Penjualan atas Barang Mewah dan
Pemerintah memberikan insentif fiskal
Pajak Penghasilan Pasal 22.
bagi pengembangan panas bumi, yaitu:
a. Fasilitas
Pajak
Penghasilan
(Tax
2) Peraturan
Menteri Keuangan No.
78/PMK.010/2005
Allowance)
Pembebasan bea masuk atas impor
Peraturan Pemerintah No. 1/2007 jo. PP
barang
No. 62/2008 jo. PP No.52/2011 dan PMK
pengusahaan
No. 144/PMK.011/2012 jo. PMK No.
berdasarkan
89/PMK.010/2015 tentang pemberian
berlakunya UU No. 27/2003 tentang
fasilitas
panas bumi.
pajak
penghasilan
untuk
penanaman modal pada bidang usaha
3) Peraturan
untuk
panas
kontrak
kegiatan
bumi
sebelum
Menteri Keuangan No.
tertentu dan/atau di daerah-daerah
177/PMK.011/2007
tertentu, dengan fasilitas:
Pembebasan bea masuk atas impor
1) Pengurangan PPh neto sebesar 30%
barang untuk kegiatan usaha hulu
dari jumlah investasi selama 6 tahun
minyak dan gas bumi serta panas
(invesment tax credit).
bumi.
2) Penyusutan
dan
Amortisasi
dipercepat
4) Peraturan
Menteri Keuangan No.
021/PMK.011/2010
3) Pengurangan tarif PPh atas dividen
Pemberian Fasilitas Perpajakan dan
yang dibayarkan kepada wajib pajak
Kepabeanan
luar negeri (Pengenaan PPh dividen
pemanfaatan
menjadi 10% dari sebelumnya 20%)
terbarukan.
4) Kompensasi kerugian 5 s/d 10 tahun
b. Fasilitas Bea Masuk, yang terdapat
5) Peraturan
untuk
sumber
kegiatan
energi
Menteri Keuangan No.
70/PMK.011/2013
dalam :
Perubahan ketiga atas Keputusan
1) Keputusan Menteri Keuangan No.
Menteri
Keuangan
No.
766/KMK.04/1992
231/KMK.03/2001 tentang perlakuan
Atas impor barang operasi oleh
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
pengusaha
keperluan
Penjualan atas Barang Mewah atas
pengusahaan sumber daya panas
Impor Barang Kena Pajak yang
untuk
38 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
dibebaskan
dari
pungutan
bea
masuk.
negara,
Peraturan Menteri Keuangan No.
139/PMK.011/2011
(DTP)
dan
jaminan
kelayakan usaha PT. Perusahaan
Negara
pemerintah
membiayai
membantu
berbagai
keperluan
infrastruktur, BUMN dan usaha yang
Tata cara pemberian
Listrik
pemerintah
subsidi. Kemudian dari sisi pembiayaan
c. Insentif Pendanaan
1)
ditanggung
(Persero)
terkait dengan panas bumi.
Pada Tabel 2 diketahui jumlah realisasi
untuk
Pajak Ditanggung Pemerintah sampai
pembangunan pembangkit tenaga
dengan tahun 2012, dimana didalamnya
listrik dengan menggunakan energy
terdapat PPh atas komoditas panas bumi
terbarukan, batubara dan gas yang
sebagai upaya pemerintah meningkatkan
dilakukan melalui kerjasama dengan
pembangkit
pengembang listrik swasta.
mengkondusifkan iklim investasi panas
2) Peraturan Menteri Keuangan No.
03/PMK.011/2012
Tata
cara
dan
panas
bumi
dan
bumi. Penanaman modal mempunyai
peran
pengelolaan
listrik
penting
dalam
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional yang
pertanggungjawaban fasilitas dana
berkelanjutan
panas bumi.
kapasitas dan kemampuan teknologi
Strategi dalam pengembangan energi
nasional.
serta
Kemudian,
meningkatkan
dalam
rangka
alternatif sebagai pengganti energi fosil
meningkatkan investasi di Indonesia guna
dilakukan
mendorong pemerataan dan percepatan
dengan
pembangunan
infrastruktur pendukung (indirect) dan
pembangunan,
melalui dukungan fiskal secara langsung.
kebijakan fiskalnya perlu memberikan
Kebijakan fiskal dari sisi pendapatan
fasilitas dibidang
didapat dari pajak-pajak yang masih
insentif PPh bagi wajib pajak yang
dipungut pemerintah melalui kegiatan
melakukan
usaha panas bumi dan PNBP sedangkan
usaha tertentu dan/atau daerah tertentu
dari sisi belanja negara, pemerintah
(termasuk kegiatan pemanfaatan sumber
mengeluarkan
energi terbarukan panas bumi).
dananya
untuk
pajak
pemerintah
melalui
perpajakan, seperti
kegiatan
usaha
dibidang
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 39
Tabel 2. Insentif dalam APBN
Miliar Rp
Pajak Ditanggung Pemerintah (DTP)
2008
2009
2010
1
Pajak Penghasilan (PPh)
500
800
a. PPh atas komoditas panas bumi
500
800
b. PPh Bahan Bakar Nabati (BBN)
2
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
16.800
5.700
a. PPN atas BBM, BBN, dan LPG 3Kg
9.000
3.000
bersubsidi
b. PDRI (PPN) eksplorasi migas
7.800
2.500
c. PPN Bahan Bakar Nabati (BBN)
200
3
Bea Masuk (diluar PMK 176/2009)
2.000
2.500
Total DTP
19.300
9.000
Sumber : Badan Kebijakan Fiskal-Kementerian Keuangan, 2013
2011
2012
724
624
100
8.398
1.000
1.000
-
815
815
-
5.898
-
-
2.500
2.000
11.122
500
1.500
600
1.415
Gambar 2. Dukungan Alokasi Anggaran Pengembangan Energi
Gambar 2 menunjukan dukungan
alokasi
anggaran
pemerintah
untuk
Dalam kebijakan fiskal tahun 2017
yang
kebijakan
fiskalnya
bertema
pengembangan energi yang dari tahun ke
“Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk
tahun terus meningkat. Dukungan ini
Peningkatan
harus
dimanfaatkan
oleh
pengusaha
Mengakselarasi Pertumbuhan Ekonomi
panas
bumi
mengembangkan
yang Berkelanjutan dan Berkeadilan”.
dalam
Daya
mempunyai
Saing
cara
dan
usahanya, semaksimal mungkin untuk
Pemerintah
untuk
dapat menerima insentif yang pemerintah
menstimulus melalui pendapatan negara
berikan.
melalui insentif fiskal untuk kegiatan
ekonomi strategis dengan meningkatkan
40 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
kualitas belanja negara. Kemudian dalam
batubara, kehutanan, perikanan, dan
infrastruktur,
peningkatan
panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP
daya
lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L),
kapasitas
untuk
produksi
&
saing
pembiayaan (utang untuk roduktif). Dan
serta
dengan Daya Tahan, melalui bantalan
Penerimaan
fiskal (fiscal buffer) agar meningkatkan
penerimaan negara yang diperoleh dari
fleksibiltas mengendalikan kerentanan
pemberi hibah yang tidak perlu dibayar
fiskal
Yang
kembali dan tidak mengikat, baik yang
keberlanjutannya dengan menjaga defisit,
berasal dari dalam negeri maupun dari
mengendalikan
luar negeri. Selain itu pendapatan negara
(fiscal
vulnerability).
rasio
utang,
mengendalikan keseimbangan primer.
Dari Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa
Penerimaan
Perpajakan
terdiri
Pendapatan
BLU.
Hibah
didalammnya
sudah
Kemudian,
merupakan
mencakup
pendapatan Kepabeanan dan Cukai yang
atas
terdiri atas penerimaan cukai (hasil
penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas,
tembakau, etil alkohol, dan minuman
PPN, PBB, dan pajak lainnya. Lalu, PNBP
mengandung etil alkohol), bea masuk,
terdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA
dan bea keluar.
Nonmigas (pertambangan mineral dan
Tabel 3. APBN dan RAPBN (triliun rupiah)
APBN
2014
2015
2016
PENDAPATAN NEGARA
PENERIMAAN PERPAJAKAN
PNBP
PENERIMAAN HIBAH
BELANJA NEGARA
PEMBIAYAAN ANGGARAN
RAPBN
2017
1.528,4
1.483,3
1.786,2
1.737,6
1.146,9
1.240,4
1.539,2
1.495,9
398,6
255,6
245,1
240,4
-
-
2,0
1,4
1.777,3
1.806,4
2.082,9
2.070,5
248,9
323,1
296,7
332,8
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 41
Dalam Penerimaan Perpajakan dimana
bumi. Dalam anggaran untuk subsidi
tetap tumbuh 13 - 15% dari perbaikan basis
Energi dapat dilihat pada Tabel 4.
perhitungan pajak tahun 2016. Kebijakan
Perpajakan
tetap
diarahkan
Perbaikan
untuk
energi
pada
dilakukan
kebijakan
oleh
subsidi
pemerintah
mengoptimalkan potensi pajak, namun
diantaranya melalui:
tetap dijaga untuk mendorong iklim
1. Melanjutkan subsidi yang lebih tepat
investasi dan dunia usaha. Didukung
sasaran untuk BBM dan LPG Tabung 3
dengan kebijakan tax amnesty
dan
kg, dengan Mereview kembali harga
rencana revisi regulasi Perpajakan yang
jual LPG Tabung 3 kg dan subsidi tetap
dilakukan di 2016 & 2017 (UU KUP, UU
untuk minyak solar Rp500/liter.
PPh, UU PPN).
Salah
dalam
2. Melanjutkan pemberian subsidi yang
satu
sasaran
RAPBN
2017
kedaulatan
energi
pembangunan
lebih tepat sasaran untuk pelanggan
adalah
melalui
450 VA dan 900 VA rumah tangga
yaitu
dengan
miskin dan rentan
pembangunan 128 unit pembangkit listrik
3. Memulai kebijakan Subsidi Energi Baru
dari aneka energi terbarukan (EBT)
Terbarukan (EBT).
termasuk pembangkit listrik tenaga panas
Tabel 4. Subsidi Listrik dan Energi (triliun rupiah)
APBNP
RAPBN
2016
2017
SUBSIDI LISTRIK
50,7
48,6
SUBSIDI BBM
43,7
42,3
SUBSIDI EBT
0
1,3
42 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
Tabel 5. Hasil dari analisis SWOT
LINGKUNGAN INTERNAL
KEKUATAN:
1. Adanya Potensi Panas Bumi yang
Besar
2. Adanya Perencanaan melalui
Percepatan Pembangunan Fast Track
ke-2
3. Pemenuhan Alat dan Teknologi
Impor yang Mudah
4. Meningkatnya Komitmen Tarif Jual
Listrik
5. Peningkatan Infrastruktur yang
terkait dengan Panas Bumi
BOBOT
RATING
SCORE
(Bobot x
Rating)
PRIORITAS
15
4.8
72
1
10
4.2
42
8
4.2
33.6
12
4.4
52.8
2
10
4.4
44
3
14
3.6
50.4
1
12
3.6
43.2
2
10
10
3.4
3.8
34
38
3
55
KELEMAHAN:
1. Cost Of Capital yang tinggi dan
Potensi Sunk Cost
2. Keekonomian Harga Energi Panas
Bumi
3. Perubahan Kebijakan Insentif Fiskal
4. Membutuhkan Tenaga Ahli yang
Terampil dalam Kebijakan Fiskal
45
Bobot Total
100
Catatan: Rating berdasarkan perhitungan skala Likert dengan ketentuan berikut:
5: Sangat setuju sekali; 4: Sangat setuju; 3: Setuju; 2: Tidak setuju; 1: Sangat tidak setuju
LINGKUNGAN EKSTERNAL
PELUANG:
1. Meningkatkan Investasi
Pembangunan Energi Panas Bumi
2. Pengurangan Cost Of Capital
3. Perubahan Struktur Bisnis Energi
Panas Bumi
4. Target Pengembangan EBT di
Ketahanan Energi
5. Meningkatnya Pembangunan PLTP
ANCAMAN:
1. Sulitnya Pembiayaan melalui Institusi
Finansial
2. Lahan Adat yang dapat
Mengakibatkan Penambahan Cost
Bobot Total
BOBOT
RATING
SCORE
(Bobot x
Rating)
PRIORITAS
20
4.6
92
1
20
15
4.6
4.4
92
66
2
3
11
3.8
41.8
14
75
4.6
64.4
15
4
60
1
10
3.8
38
2
25
100
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 43
Yang kemudian menghasilkan strategi
baru
untuk
pengembangan
pembangunan PLTP yaitu:
1. Pemerintah
adalah melalui kebijakan insentif fiskal
pada usaha panas bumi, diantaranya:
1. Fasilitas
menyediakan
atau
Pajak
Penghasilan
(Tax
pembebasan/insentif
fiskal
Allowance)
membentuk tim sumber daya manusia
2. Fasilitas Bea Masuk
(SDM)
3. Insentif Pendanaan
yang
paham
dan
dapat
membantu mengenai masalah fiskal
dan nonfiskal
Fasilitas
panas
2. Meningkatkan
peran
bumi
dimaksudkan
dapat
pengusaha
mengurangi biaya atas resiko atau beban
swasta panas bumi melalui pemberian
yang ada. Salah satunya adalah resiko
bantuan
dengan
untuk menemukan cadangan panas bumi
lembaga
yang belum tentu dapat ditemukan yang
pendanaan
dukungan
penuh
keuangan baik
dari
pemerintah pusat
ataupun daerah.
harus
ditanggung
oleh
pengembang
panas bumi. Walaupun harus didukung
3. Pembebasan PPN dalam negeri dan
suku cadang
pula
dengan
IRR
yang
tepat
bagi
pengusaha panas bumi. Karena pada
4. Pemerintah yang melakukan survei
kenyataanya pengembang panas bumi
pendahuluan dan kegiatan eksplorasi
memerlukan IRR cukup besar yang
awal untuk konfirmasi sumber daya
direfleksikan dalam harga panas bumi
panas bumi yang ada.
sebagai kompensasi dari resiko bisnis.
Pembangunan PLTP yang saat ini
Kesimpulan
sudah mencapai 1.438,5 MW di tahun
Pembangkit listrik energi panas bumi
2015,
yang diharapkan dapat berkontribusi
didorong dengan berbagai fasilitas yang
sebesar 4.825 MW pada fast track
membuat investor dan pengusaha panas
program
membutuhkan
bumi tertarik. Panas bumi yang sudah
banyak dukungan dari pemerintah terkait
menjadi salah satu energi penyumbang
dengan kendala-kendala pengembangan
ketahanan
panas bumi yang selama ini membuat
4A+1S
pengembang “mangkrak”.
multiplayer effect bagi masyarakat, bukan
tahap
ke-2
menurut
peneliti
energi
yang
pada
harus
memiliki
akhirnya
terus
indikator
menjadi
Beberapa dukungan pemerintah untuk
hanya menambah tingkat elektrifikasi
menghilangkan kendala dalam hal fiskal
melainkan dapat memberi akses bagi
44 | Jurnal Ketahanan Energi | Agustus 2017, Volume 3 Nomor 2
masyarakat
dengan
dibangunnya
infrastruktur seperti jalan, meningkatkan
ekonomi dan mendayagunakan potensi
masyarakat, sehingga manfaat adanya
PLTP dapat menjadi nilai tambah bagi
masyarakat.
Kemudian,
penerapan
Carbon Tax agar energi terbarukan seperti
energi panas bumi dapat bersaing dengan
energi fosil. Manfaat dari Carbon Tax
dapat mengurangi emisi global sehingga
tercipta
udara
yang
bersih
dan
diharapkan dana yang terkumpul, menjadi
dana pengembangan energi terbarukan
lagi.
Referensi
Direktorat Jenderal Anggaran. 2016.
Advertorial Nota Keuangan dan
RAPBN 2017. Kementerian Keuangan
Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat
Jenderal Anggaran. 2014. Budget in
Brief APBN 2015. Kementerian
Keuangan
Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2006.
Kebijakan Publik Untuk NegaraNegara Berkembang. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta
KESDM, Direktorat Panas Bumi. 2016.
Peluang Investasi Panas Bumi di
Indonesia
Energi Terbarukan
Energi di Indonesia
dan
Efisiensi
Kementerian Keuangan. 2016. Nota
Keuangan
Beserta
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan
Moleong, Lexy. 2012.
Penelitian Kualitatif.
Rosdakarya. Bandung
Metodologi
PT Remaja
Poernomo, Abadi., Satar, Sanusi, et al.
2015. An Overview of Indonesia
Geothermal
Development-Current
Status and Its Challenges. Melbourne,
Australia
Pusdatin Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral. 2015. Handbook of
Energy and Economic Statistics of
Indonesia 2015. Jakarta
Rangkuti,
Freddy.
2014.
Teknik
Membedah Kasus Bisnis Analisis
SWOT. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Sekretariat Jenderal Dewan
Nasional. 2016. Outlook
Indonesia 2016
Energi
Energi
Setiawan, Sigit. 2015. Energi Panas Bumi
Dalam Kerangka MP3EI : Analisis
Terhadap Prospek, Kendala, dan
Dukungan Kebijakan.
Yusgiantoro, Purnomo. (2014). Ekonomi
Pertahanan; Teori dan Praktek.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yusgiantoro, Purnomo. (2009). Ekonomi
Energi Teori dan Praktik. LP3ES.
Jakarta
Kementerian Keuangan. 2014. Postur
APBN Indonesia
Kementerian Keuangan. 2012. Fasilitas
dan Insentif Pajak Penghasilan
Indonesia
Kementerian Keuangan. 2015. Kerangka
Kerja Kebijakan Fiskal Terpadu untuk
Analisis Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) … | Nurul Siti Khadijah | 45
Download