Uploaded by hoemamabd2

adab membaca al-quran

advertisement
ADAB-ADAB MEMBACA AL-QURAN AL-KARIM
Membaca Al-Quran adalah ibadah yang sangat agung. Dalam menunaikan ibadah ini ada
beberapa adab yang semestinya diperhatikan oleh setiap yang membaca Al-Quran. Diantara
adab-adab tersebut:
Pertama: Memurnikan niat,
Yakni membaca Al-Quran ikhlash karena Alloh semata. Tidak karena ingin dilihat, didengar
dan mendapat sanjungan atau upah dari orang lain. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
Dari 'Imron bin Hushain -Radhiyallahu ‘anhu-, bahwa beliau pernah menjumpai seorang
qori yang sedang membaca Al Quran kemudian ia meminta (upah). Maka beliau beristirja' (Yaitu ucapan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun –pen) dan berkata: Aku mendengar
Rasulullah n bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al Quran maka mintalah (pahala) dari
Alloh. Sesungguhnya akan muncul suatu kaum yang membaca Al Quran dan mengharapkan
upah dari manusia."
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam At Tirmidzi, beliau berkata : “Hadits ini hasan.” dan
telah dishahihkan oleh Al Albany dalam Shahih Targhib wat Tarhib.
Setelah mengikhlaskan niat untuk Allah ta’ala, diantara adab membaca Al-Quran
berikutnya adalah:
Kedua: Suci dari hadats besar maupun kecil. Berdasarkan keumuman dalil baik dari
Al Qur`an atau As Sunnah.
Ketiga: Suci dan bersihnya tempat, badan, dan pakaian. Karena sesunggguhnya Alloh
adalah Jamil (Maha Indah) dan Thayyib (Maha Baik), mencintai kebaikan dan keindahan.
Keempat: Membersihkan mulut. Berdasarkan keumuman dalil tentang anjuran
bersiwak.
Kelima: Ber-isti'adzah- kepada Alloh dari gangguan syaithan yang durjana.
Berdasarkan firman Alloh :
"Apabila kamu hendak membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Alloh dari syaithan yang terkutuk." [QS.An Nahl:98]
Keenam: Menghayati dan merenungkan makna ayat yang dibaca.
Alloh berfirman yang maknanya: "Tidakkah mereka merenungkan Al Quran ? Atau apakah
hati mereka terkunci mati ?" [QS. Muhammad : 24]
Juga dalam ayat lain Allah berfirman yang maknanya: "Ini adalah sebuah kitab yang kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan
supaya orang-orang yang memiliki pikiran mendapat pelajaran." [QS. Shaad :29]
Berkata Ali bin Abi Thalib Radhiyallohu'anhu :
"Kebaikan apa yang diharapkan dari ibadah bila dikerjakan tanpa ilmu. Atau membaca Al
Quran jika tidak dengan tadabur."
Berkata Ibnu 'Abbas Radhiyallohu'anhu :
"Sungguh Aku membaca ( ْ‫ ) ِإذَا ُز ْل ِزلَت‬dan (ُ‫عة‬
َ ‫ار‬
ِ َ‫( ) الق‬dengan pelahan) disertai tadabur, lebih
aku sukai daripada membaca Al Baqoroh dan Ali 'Imron tapi dengan cepat (tanpa bisa
bertadabur)."
Berkata Ibnu Mas'ud Radhiyallohu'anhu :
"Barang siapa ingin mendapatkan ilmu tentang umat terdahulu hingga umat akhir zaman,
hayatilah Al Qur'an."
Berkata Al Hasan Al Bashri :
"Sesungguhnya para shahabat benar-benar menganggap Al Quran sebagai pesan-pesan
yang datang dari Alloh, Sehingga merekapun mentadaburinya di malam hari dan menjalankan
pesan-pesan itu siang harinya."
Ketujuh:
Membaca Al Quran dengan tartil, tidak tergesa-gesa, hingga mengkhatamkannya kurang
dari tiga hari. Jangan pula yang menjadi target ketika membacanya adalah bagaimana bisa cepat
mencapai akhir surat. Nabi bersabda :
"Tidak akan paham, orang yang mengkhatamkan Al Quran kurang dari 3 hari." [HR. Ahmad,
Abu Dawud, dan At Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani].
Kedelapan:
Memohon rahmat Alloh ketika melewati ayat-ayat tentang rahmat dan beristi'adzah dari
adzab-Nya ketika melewati ayat-ayat tentang adzab.
"Dari 'Auf bin Malik Al Asyja' berkata: Aku bermakmum di belakang Rasulullah ketika
shalat malam, beliau membaca Al Baqoroh. Tatkala melewati ayat-ayat tentang rahmat beliau
selalu berhenti dan berdoa memintanya. Begitupun ketika melewati ayat-ayat adzab, beliau
selalu berhenti dan berlindung kepada Alloh darinya." [HR. Ahmad dan Abu Dawud dan An
Nasa'i dan dishahihkan oleh Al Albani].
Kesembilan:
Memperindah suara dan bacaan. Sebagaimana dalam Sabda Rasulullah Shallallohu’alaihi
wasallam
Dari Abu Hurairahzberkata: Rasulullah n bersabda: “Bukanlah termasuk dari umatku orang
yang tidak (memperindah) suara dan bacaan Al Quran.” [HR. Al Bukhari].
Dari Abu Hurairahzbahwa Rasulullah n bersabda: “Tidaklah Alloh mendengarkan suatu
bacaan seperti mendengarkannya Alloh bacaan Nabi n. Beliau memperindah bacaannya.” [HR.
Al Bukhari].
Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda : "Hiasilah Al Quran dengan suarasuara kalian." [HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa`i, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh
Al Albani].
Sumber: Tajwid Al Quran
https://telegram.me/AISARibnuljazari
ADAB-ADAB KETIKA MEMBACA AL-QUR'AN
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta
1). Diharuskan bagi pembaca untuk mengikhlaskan amalannya karna Allah ta'ala, tidak
karena ingin dilihat (riya') atau ingin didengar (sum'ah).
2). Berlindung kepada Allah dari syaitan (ta'awudz) ketika memulai bacaan, dan membaca
basmalah apa bila dimulai dari awal surat, kecuali surat at-Taubah.
3). Di anjurkan bagi si pembaca untuk berwudhu, apabila dia membaca dengan memegang
mushaf, maka wajib bagi dia untuk berwudhu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam :
"Tidak boleh menyentuh Al-Qur'an kecuali dalam keadaan suci"
4). Dianjurkan untuk memperbagus posisi duduknya ketika membaca Al-Qur'an, pakaian
yang bagus, menghadap kiblat, dan mencari tempat yang mana tempat tersebut bisa
memuliakan Al-Qur'an.
5). Di anjurkan membaca Al Qur'an dengan rasa tunduk, khusyu', pelan-pelan, dan
mentadabburi serta tafakur pada setiap ayat-ayatnya.
6). Tidak diperbolehkan memutus bacaan Al Quran lalu berbicara dengan manusia tanpa
ada keperluan.
7). Dianjurkan mentartilkan Al Qur'an dengan suara yang indah, bersama jelasnya hurufhurufnya serta harakat-harakatnya dengan bantuan hukum tajwid sesuai dengan
kemampuannya.
8). Apa bila ada orang yang sedang mendengarkan ketika dia sedang membaca Al Qur'an
atau ada orang yang shalat, maka sepantasnya dia tidak mengganggu dengan meninggikan
suaranya, atau mengganggu orang yang sedang shalat.
9). Dan tidak boleh mempercepat bacaan Al Qurannya, hingga tidak bisa di pahami apa
yang dibaca, tidak pula memanjangkan-manjangkan sampai merusak lafazhnya, Hingga dia
keluar dari apa yang di maksud kan dalam bacaannya tersebut. Harus berada di antara
keduanya.
10). Tidak di bolehkan membaca Al Qur'an dengan nada nyanyian, seperti nada nadanya
orang orang fasik, dan tidak pula menirukan kaum Nasrani, dan tidak pula seperti tatapannya
para rahib. Karna semuanya itu tidaklah di perbolehkan.
11). Hendaknya menahan bacaannya ketika ingin menguap sampai selesai dia menguap,
dalam bentuk pengagungan kepada Allah, karna dia sedang berbicara dan bermunajat kepada
robbnya, sedangkan menguap itu dari syaithon.
12). Hendaknya dia berhenti ketika sedang membaca ayat yang menjelaskan tentang
Rahmat, maka mintalah dari keutamaan Allah, dan hendaknya dia berhenti ketika sedang
membaca ayat yang berkaitan dengan adzab dan ancaman , maka hendaknya dia memohon
perlindungan darinya, dan ketika membaca ayat yang terdapat padanya tasbih, maka
hendaknya dia bertasbih, dan hal yang seperti itu di lakukan di luar sholat fardhu.
Al-Lajnah Ad-Daimah Li Al-Ifta fatwa no 18676
http://cutt.us/WY7pL
DI ANTARA ADAB-ADAB MEMBACA AL QUR'AN
Syaikh Sholih Al Fauzan -hafizhahullah ta'ala- berkata:
Bahwasanya jika dia membacanya dari mushaf maka wajib atasnya untuk berwudhu.
Beristi'adzah (meminta perlindungan) kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk
pada permulaan bacaan.
Bahwasanya jika dibaca dari awal surat supaya membaca: Bismillahirrahmanirrahim.
Membaca dengan "tartil" yaitu tidak tergesa-gesa dan tidak cepat dalam membaca dan
memberikan setiap huruf hak-haknya dari hukum tajwid semampu dia.
Agar membaguskan bacaan Al Qurannya, sehingga ia membaca dengan suara yang indah
sesuai kemampuannya.
Memperhatikan kondisi sekitarnya, apabila disekitarnya ada yang tidur atau ada orang lain
yang sedang membaca atau sedang shalat, maka ia tidak membacanya dengan keras sampai
tingkat mengacaukan dan menggangu sekitarnya, akan tetapi dia keraskan sebatas yang bisa ia
dengar saja dan tidak mengganggu orang lain.
Termasuk adab membaca Al Qur'an, bahkan termasuk hal yang wajib dalam membacanya
yakni agar menjauhi "lahn"(kesalahan dalam membaca harakat atau i'rab) yang merusak
bacaannya, seperti menashab yang seharusnya marfu', atau merafa' yang seharusnya manshub,
atau menjar yang seharusnya marfu' dan kesalahan-kesalahan lainnya.
-Ringkasan- dari Kitab Majalisu Syahri Ramadhan Al Mubarok halaman 38,39,40
sumber : t.me/salafy_cirebon
Download