GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : Wildani Khairatun Hisan Nim: 11181040000081 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022 LEMBAR PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Wildani Khairatun Hisan NIM : 11181040000081 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun sumber kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya mencantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku apabila skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya Jakarta, Agustus 2022 WILDANI KHAIRATUN HISAN NIM. 11181040000081 i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan Judul GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU Telah Disetujui dan Diperiksa oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun oleh: Wildani Khairatun Hisan 11181040000081 Pembimbing Karyadi M.Kep., Ph.D NIP : 197109032005011007 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H / 2022 M ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan Judul GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Wildani Khairatun Hisan 11181040000081 Pembimbing 1 Karyadi M.Kep., Ph.D NIP : 197109032005011007 Penguji 1 Penguji II Dr. Jamaludin ,SKp.,M.Kep Ns. Adelina Vidya Ardiyati M.Kep NIP : 196805222008011007 NIP : 199411162020122023 Penguji III Karyadi M.Kep., Ph.D NIP : 197109032005011007 iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan Judul GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU Disusun oleh: Wildani Khairatun Hisan 11181040000081 Mengetahui , Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Yenita Agus ,M.Kep.,Sp.Mat.,PhD NIP : 107206082006042001 Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Dr.Apt.Zilhadia., M.Si. NIP : 197308222008012007 iv FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta Skripsi, Agustus 2022 Wildani Khairatun Hisan Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu xiv + 63 halaman+6 tabel+2 bagan+7 lampiran Abstrak Rokok elektrik merupakan salah satu jenis rokok elektrik yang pengoperasiannya menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap . Rokok elektrik diciptakan dengan tujuan sebagai alternatif untuk berhenti dari elektrik rokok konvensional. Rokok elektrik memiliki kandungan yang berbeda dengan rokok konvensional sehingga banyak yang mengetahui rokok elektrik memiliki kandungan yang aman padahal kedua hal tersebut sampai kini masih belum ditemukan kebenarannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu terkait dampak kandungan rokok elektrik sebanyak 101 responden teknik pengambilan snowball. Pembagian kuesioner secara online melalui google form . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (12,9%) , pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21 responden ( 20,8%) dan pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 67 responden (66,3%) . Analisis univariat menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang cukup terhadap pengetahuan dampak rokok elektrik. Saran dari penelitian ini adalah diperlukan adanya penelitian selanjutnya dan edukasi penyuluhan kesehatan terhadap pengguna rokok elektrik . Kata kunci : rokok elektrik, kandungan rokok elektrik, dampak rokok elektrik Referensi : 2018-2022 v FACULTY OF HEALTH SCIENCE NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta Thesis, August 2022 Wildani Khairatun Hisan An Overview of Knowledge of the Dangers of E-Cigarettes on Health in the Cireundeu Vaporizer Community xiv + 63 pages+6 tables+2 charts+7 appendices Abstract E-cigarettes are a type of nicotine regulation therapy whose operation uses electricity from battery power to deliver nicotine in the form of vapor. E-cigarettes were created with the aim of being an alternative to quitting conventional e-cigarettes. E-cigarettes have a different content from conventional cigarettes, so many know that e-cigarettes have safe ingredients, even though the truth has not been found until now. The purpose of this study was to determine the knowledge of e-cigarette users in the Cireundeu vaporizer community regarding the impact of the content of e-cigarettes as many as 101 respondents with snowball . Distribution of online questionnaires via google form. The results of this study indicate that the majority of respondents have low knowledge of 13 people (12.9%), e-cigarette users who have good knowledge are 21 respondents (20.8%) and sufficient knowledge of e-cigarette users are 67 respondents (66, 3%) . Univariate analysis showed that respondents had sufficient knowledge of the impact of e-cigarettes. Suggestions from this research is that there is a need for further research, there is a need for health education education for e-cigarette users. Keywords: e-cigarettes, content of e-cigarettes, impact of e-cigarettes Reference : 2018-2022 vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Wildani Khairatun Hisan Tempat , tanggal lahir : Aceh, 19 April 2000 Agama : Islam Status : Belum Menikah Alamat : Jl. SD inpres, No.69, RT:002 , RW ; (Sebelah Darussunnah). Banten. Kota Tangerang Selatan. Ciputat timur. Kode pos 15419 No telepon : 085372749180 Email : wildanikhairatunh@gmail.com Riwayat Pendidikan : 1. TK Nurul Khadijah ( Tahun 20005-20006) 2. MIN Paya Bujok Kota Langsa ( Tahun 20006-2012) 3. MTsN Kota Langsa (Tahun 2012-2015) 4. MUQ Langsa (Tahun 2015-2018) 5. SI Keperawatan UIN Jakarta (Tahun 2018-2022) vii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmah , hidayah , dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul Gambaran Persepsi Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu yang diajukan sebagai salah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.kep ) Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang telah membimbing umat dari zaman jahiliah menuju zaman modern seperti saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan terhadap bahaya kesehatan pada pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cirendeu. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut peneliti mengharapkan hal ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi institusi kesehatan agar dapat menjadikan penelitian sebagai promosi kesehatan terhadap masyarakat terutama pengguna rokok elektrik guna untuk mencegah agar dapat mengurangi prevalensi pengguna rokok elektrik. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu peneliti menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang dapat membuat skripsi ini lebih baik lagi . Tersusunnya proposal skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Namun berkat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi oleh penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang terhingga kepada : 1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Zilhadia, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Yenita Agus , M.Kep., Sp.Mat., Ph.D sebagai Ketua Program Dosen Pembimbing yang telah membimbing untuk memberikan arahan dengan sabar serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi 4. Bapak Karyadi M.Kep., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing untuk memberikan arahan dengan sabar serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi. 5. Kepada teman teman saya WIdya Permatasari, Ayu Mahmuda yang telah membantu dan mendukung saya dalam pengerjaan skripsi ini viii 6. Ibu Mardiyanti S.Kep.., M.Kep., M.D.S selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing, memberikan nasihat dan dukungan semangat selama penulis menjalani perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan, khususnya Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama penulis menjalani perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Staf dan Karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Orang tua saya tercinta yang telah memberikan dukungan lahir dan batin baik secara materil maupun moril dan selalu mendoakan kelancaran anaknya untuk mencapai kesuksesan Atas bantuan dan segala dukungan yang telah diberikan semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan peneliti agar skripsi penelitian ini dapat berguna bagi peneliti dan juga yang membaca penelitian ini. Semoga semua senantiasa diberikan kemudahan dalam segala urusan ,keberkahan, hidayah serta inayah oleh Allah SWT. Jakarta, Agustus 2022 Wildani Khairatun Hisan NIM: 1118104000081 ix DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI............................................................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ xiv DAFTAR TABLE .................................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian......................................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian....................................................................................................... 8 BAB II ..................................................................................................................................... 10 LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 10 A. Pengetahuan .............................................................................................................. 10 1. Teori Lawrence Green ............................................................................................... 10 2. Definisi Pengetahuan................................................................................................. 10 3. Tujuan Pengetahuan .................................................................................................. 11 4. Sumber Pengetahuan ................................................................................................. 11 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .................................................... 12 6. Pengukuran Pengetahuan .......................................................................................... 13 x 7. Pengukuran Variabel Pengetahuan............................................................................ 14 B. Rokok Konvensional ...................................................................................................... 15 2. Kandungan Rokok Konvensional.............................................................................. 15 C. Bahaya Asap Rokok Konvensional Terhadap Kesehatan ......................................... 16 D. Rokok Elektrik ............................................................................................................ 17 1. Sejarah rokok elektrik ............................................................................................... 17 2. Definisi Rokok Elektrik ............................................................................................ 18 3. Bagian-bagian Rokok Elektrik .................................................................................. 19 4. Jenis-jenis Rokok Elektrik ........................................................................................ 19 5. Kandungan Rokok Elektrik ....................................................................................... 20 6. Dampak Kandungan Nikotin Terhadap Kesehatan ................................................... 21 7. Dampak Kandungan Propylene Glycol dan Glycerol Terhadap Kesehatan ............. 22 8. Dampak Kandungan Flavoring Terhadap Kesehatan................................................ 24 9. Jenis-Jenis Penambahan Kandungan Pada Rokok Elektrik ...................................... 25 E. Kebijakan World Health Organization terkait Rokok Elektrik ................................. 25 F. Potensi Manfaat dan Kerugian Rokok Elektrik......................................................... 27 G. Dampak Penggunaan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ..................................... 28 H. Penelitian Yang Terkait ............................................................................................. 32 I. Kerangka Teori .......................................................................................................... 34 BAB III.................................................................................................................................... 35 Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional ...................................................................... 35 A. Kerangka Konsep ...................................................................................................... 35 B. Definisi Operasional .................................................................................................. 36 BAB IV .................................................................................................................................... 38 METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 38 A. Desain Penelitian ....................................................................................................... 38 B. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................................. 38 xi C. Populasi Dan Sampel ................................................................................................ 38 D. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 39 E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 41 F. Tahap penelitian ........................................................................................................ 42 G. Pengolahan Data ........................................................................................................ 44 H. Analisa Data .............................................................................................................. 46 I. Etika Penelitian ......................................................................................................... 46 BAB V ..................................................................................................................................... 48 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 48 A. Gambaran Karakteristik Demografi Responden ....................................................... 48 B. Gambaran Pengetahuan Responden .......................................................................... 49 BAB VI .................................................................................................................................... 53 A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Usia Pendidikan Terakhir, Status Penggunaan................................................................................................................ 53 B. Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ........................ 54 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 58 BAB VII .................................................................................................................................. 59 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 59 A. Kesimpulan .................................................................................................................. 59 B. Saran ................................................................................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 61 xii DAFTAR SINGKATAN PTM : Penyakit Tidak Menular WHO : World Health Organization FCTC : Frame Work Convention On Tobacco xiii DAFTAR BAGAN Bagan 2. 1 Kerangka Teori ...................................................................................................... 34 Bagan 3. 1 Kerangka Konsep................................................................................................... 35 xiv DAFTAR TABLE Tabel 3. 2 Definisi Operasional ............................................................................................... 36 Table 4. 1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................................................ 40 Table 4.2 Uji Validitas ............................................................................................................. 41 Table 4 3 Koding ..................................................................................................................... 45 Table 5. 1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Definisi Rokok Elektrik ..................................................................................................................................... 50 Table 5. 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kandungan rokok elektrik ..... 50 Table 5. 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ................................................................................................... 51 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Consent ............................................................................................... 66 Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan ...................................................................................... 67 Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 69 Lampiran 4. Hasil Analisa Data SPSS .................................................................................... 75 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah suatu kegiatan menghisap gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas yang dibakar dan asapnya dimasukkan kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan orang-orang yang merokok di tempat-tempat umum bahkan di sekitar lingkungan rumah sendiri. Merokok dapat membuat dampak yang tidak baik bagi kesehatan bukan hanya untuk perokok itu sendiri namun bagi orang sekitar yang menghirup asap rokok (Sekeronej et al., 2020). The Global Tobacco Epidemic menyebutkan bahwa rokok tembakau diperkirakan turut menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang setiap tahun di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah sampai sedang. Jika hal ini dibiarkan maka pada tahun 2030 rokok dikhawatirkan akan membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia dan 80% terjadi pada negara yang memiliki pendapatan rendah dan sedang. Rokok yang dibakar selain membahayakan pengguna rokok juga membahayakan orang-orang di sekitarnya sebagai perokok pasif (Said et al., 2022). World Health Organization mempresentasikan bahwa rokok tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang sampai tahun 2020. WHO memproyeksikan jumlah itu berasal dari negara berkembang yang mayoritas penggunanya adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar 700 juta terutama di Asia. WHO memperkirakan 1,1 milyar perokok dunia berumur 15 tahun keatas yaitu sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah negara China, Amerika Serikat, Jepang dan Rusia (Irianty & Hayati, 2019). Pemerintah di seluruh dunia melakukan berbagai upaya untuk mengurangi epidemic yang disebabkan oleh rokok, salah satunya yaitu dengan menggunakan terapi Nicotine Replacement Therapy (NRT). Terdapat beberapa jenis NRT namun jenis yang sedang menjadi tren adalah “Rokok Elektrik”. Rokok elektrik merupakan salah satu jenis NRT yang pengoperaiannya menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap . (J. Oroh et al., 2018) Rokok elektrik Rokok elektrik dibuat sejak tahun 1930 oleh Joseph Robinson. Rokok elektrik kemudian diperkenalkan pada tahun 2004 di cina sebagai salah satu 1 metode NRT (Nicotine Replacement Therapy). Pada tahun 20212 rokok elektrik pertama kali masuk ke indonesia namun saat itu peminatnya belum banyak. Seiring berjalan waktu banyak masyarakat Indonesia yang membawa rokok elektrik dari luar negeri dengan berbagai varian menjadikan masyarakat banyak indonesia ingin mencoba rokok elektrik diklaim lebih aman dibandingkan rokok konvensional (Gunardi, dkk, 2021). Menurut Electronic Cigarette Association rokok elektrik terdiri tiga bagian yaitu tabung yang berisi cairan, “battery” bagian yang berisi baterai, “atomizer” yaitu bagian yang memanaskan dan menguapkan larutan nikotin. Tampilan fisik dari rokok tembakau berbeda dengan tampilan fisik dari rokok elektronik yang dapat di dekorasi sesuai selera penggunanya. Tidak hanya menggunakan warna-warna yang biasa dan monoton namun bagian luar atau body vape bisa diberi atau ditempel sticker box dan berbagai warna dan gambar sesuai keinginan pemilik. Selain itu kandungan dalam rokok elektronik memiliki kandungan cairan khusus yaitu cairan Liquid. Liquid tersebut memiliki varian rasa yang memberi sensasi lebih dibandingkan rokok biasa , sehingga hal ini pula yang membuat orang-orang mulai banyak beralih menggunakan rokok elektrik dibanding dengan rokok konvensional (Hutapea dan Fasya, 2021). Kedatangan rokok elektrik pada awalnya dikatakan aman bagi kesehatan karena larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektrik hanya terdiri dari campuran air , propilen glikol, zat penambah rasa aroma tembakau, serta zat yang lain tidak mengandung tar, tembakau yang umum terdapat pada rokok tembakau. Suatu waktu ada penelitian analitik yang diberi dana oleh produsen rokok elektrik yaitu Laugesen et al mengatakan bahwa rokok elektrik lebih aman daripada rokok tembakau karena kadar nikotin yang lebih rendah dan tanpa pembakaran tembakau. Berdasarkan data-data tersebut rokok elektrik dengan gencar dipasarkan ke seluruh dunia sebagai alternative rokok tembakau yang dianggap lebih aman bagi kesehatan dan tidak melanggar peraturan bebas rokok (Oroh et al , 2018). Beredarnya berita tersebut membuat gencar dan menarik perhatian masyarakat untuk mencoba. Seiring berjalannya waktu setelah dilakukan penelitian lebih lanjut tentang rokok elektrik yang oleh FDA di Amerika tahun 2009 dilaporkan bahwa rokok elektrik mengandung TSNA atau tobacco specific nitrosamines yang bersifat toksik dan ethylene glycol yang dikenal sebagai karsinogen. Sampai kini penelitian mengenai rokok elektrik masih terus dilakukan dan belum ada kesepakatan pendapat mengenai 2 dampak rokok elektrik bagi kesehatan dikarenakan tidak tersedianya data obyektif yang cukup untuk dijadikan sebagai alasan yang kuat (J. N. W. Oroh et al., 2018). Penggunaan rokok elektrik di Indonesia meningkat secara signifikan. Pada tahun 2017 survei sosial ekonomi nasional menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang menggunakan rokok elektrik di Indonesia adalah sebanyak 4.419.622 orang sebanyak 10 daerah. Peringkat pertama diawali oleh jawa barat sebanyak 934,680 orang, peringkat keempat DKI sebanyak 350,840 dan peringkat terakhir daerah papua sebanyak 88,720 orang yang menggunakan rokok elektrik (Badan Pusat Statistik 2017). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi pengguna rokok elektrik tertinggi di Indonesia berada pada karakteristik kelompok sekolah atau mahasiswa dengan persentase sebesar 12,1 % (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Menurut penelitian Susanto (2020) mengatakan prevalensi di Indonesia terkait rokok elektrik semakin meningkat. Tahun 2011 0,3%, kemudian 2016 1,2% dan 2018 10,9%. (Susanto, 2020) Menurut Damayanti (2017) mengatakan rokok elektrik dipromosikan sebagai alat bantu untuk berhenti merokok dan banyak orang yang menggunakan rokok elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok, mereka percaya jika rokok elektrik dapat membantu mereka untuk berhenti merokok. Namun, masih banyak pertanyaan yang masih belum terjawab mengenai tingkat keamanan, efek terhadap pengurangan bahaya dan pemberhentian merokok dengan merokok konvensional serta dampak terhadap kesehatan masyarakat (Damayanti, 2017). Sihaloho dan Rum (2020) mengatakan dalam penelitiannya bahwasanya ada dua alasan yang paling sering dikatakan oleh pengguna rokok elektrik adalah agar mereka berhenti menggunakan rokok konvensional karena mereka menganggap bahwa rokok elektrik lebih sehat. Survey tersebut dilakukan oleh Amerika Serikat menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 65% menggunakan rokok elektrik agar berhenti menggunakan rokok konvensional. Menurut William, Trtchounia dan Talbot (2010) dalam jurnal Sihaloho dan Rum (2020) mengatakan rokok elektrik dianggap lebih sehat karena larutan yang digunakan untuk rokok elektrik hanya terdiri dari campuran air, zat penambah rasa, aroma tembakau dan senyawa lain yang tidak mengandung zat-zat yang umumnya terkandung pada rokok konvensional (Sihaloho et al., 2020). Penelitian dari Lorensia 2017 dalam penelitian jurnal nya menyimpulkan bahwa dari hasil temuan wawancara persepsi responden untuk menggunakan rokok elektrik 3 diketahui bahwa terkait kesehatan dan smoking cessation. Bahwa alasan utama responden adalah demi menjaga kesehatan dan memperkenalkan rokok elektrik kepada lingkungan terdekatnya. Berdasarkan hasil mengisi kuesioner diketahui bahwa sebagian alasan mencoba menggunakan rokok elektrik dikarenakan untuk berhenti mengurangi merokok, mencari kesenangan, menghindari mengganggu orang lain akibat asap rokok tembakau, dan adanya variasi. Responden juga setuju bahwa rokok elektrik dianggap lebih tidak beracun daripada rokok tembakau, lebih murah dan dapat merokok dimana saja karena tidak ada asap rokok, adanya rasa penasaran, dan agar tetap mendapatkan nikotin yang dibutuhkan (Lorensia et al., 2017). Penelitian dari Erika 2020 mengatakan alasan paling banyak pengguna rokok elektrik menggunakan rokok elektrik adalah untuk berhenti merokok atau mengurangi penggunaan rokok tembakau dan untuk alasan lainnya disebabkan oleh rokok elektrik mendorong banyak orang untuk mencoba menggunakannya, selain itu rokok elektrik sangat mudah diakses di berbagai lokasi.(Putri, Erika Kartika dan Oktavia, 2021) Sarah et all (2019) dalam Sihaloho and Tambak 2020 menemukan bahwa masih terdapat adanya penggunaan ganda rokok elektrik dan rokok konvensional dikonsumsi secara bersamaan . Dari 200 orang yang diwawancara ternyata hasilnya responden yang masih menggunakan rokok elektrik secara bersamaan masih lebih banyak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswa di kota bandung yang menggunakan rokok elektrik cenderung tidak bisa lepas dari penggunaan rokok konvensional dan akhirnya menjadi pengguna rokok ganda (Sihaloho and Tambak, 2020). Beberapa isu dan fakta yang beredar terkait rokok elektrik. Isu pertama terkait rokok elektrik dapat membantu berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar nikotin rokok elektrik secara bertahap, padahal dalam perkembangannya rokok elektrik tidak direkomendasikan sebagai terapi pengganti nikotin yang justru akan menimbulkan masalah adiksi nikotin dan juga terdapat beberapa hasil studi yang menunjukkan bahwa rokok elektrik tidak konsisten dalam meningkatkan keberhasilan merokok. (BPOM 2017) Isu kedua mengatakan bahwa rokok elektrik dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Namun pada faktanya telah dilakukan kajian BPOM 2015 menyatakan bahwa kandungan larutan (aerosol) dalam rokok elektrik mengandung zat adiktif dan bahan tambahan lainnya yang bersifat karsinogenik, dan bahkan Badan Narkotika Nasional menemukan adanya penyalahgunaan narkoba pada cairan rokok elektrik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). 4 Salah satunya dampak dari bahaya rokok elektrik adalah gangguan fungsi ventilasi pada paru, gangguan ventilasi ini akan menyebabkan gangguan pada pengembangan paru dan adanya fungsi paru. Kandungan rokok terdiri dari gabungan bahan kimia berbahaya berupa karbon monoksida, asam hidrosianat, formaldehid, indol,amoniak, nikotin, karbazol, nitrogen oksida dan kresol. Komponen ini dapat mengganggu fungsi paru perokok itu sendiri (Azzahra et al., 2020). Pada tahun 2018 National Academies of Science, Engineering and Medicine menerbitkan konsistensi laporan riset yang mereview lebih dari 800 riset berbeda-beda dan kesimpulan dari laporan tersebut secara jelas mengatakan beberapa macam yaitu penggunaan rokok elektrik menyebabkan risiko dampak kesehatan terhadap manusia. Rokok elektrik mengandung dan memiliki sejumlah bahan berpotensi berbahaya dan toksik. Rokok elektrik juga mengandung akrolein yang menyebabkan acute lung injury dan PPOK, asma serta kanker paru (Tedjasukmono & Susanto, 2020). Pada tingkat paparan yang cukup tinggi rokok elektrik mampu menyebabkan zat karsinogenik dan bahan toksik yang dapat mengakibatkan inflamasi dan iritatif. Rokok elektrik juga dapat menyebabkan peningkatan frekuensi batuk, dan mengi dada serta asma. Asap rokok elektrik juga bisa mengakibatkan permasalah pernafasan yang lebih kompleks dibandingkan dengan asap dari rokok tembakau. Gejala tersebut akan timbul secara bertahap mulai dari sesak nafas , nyeri dada dan gangguan pernafasan lainnya . (Kusumastuti & Haeriyah, 2021) Berdasarkan penelitian Bekki et al (2014) dalam Napitupulu et al (2019) mengatakan bahwa rokok elektrik tidak aman, dikarenakan pembakaran dari zat-zat yang terkandung dari rokok elektrik dapat mengakibatkan peningkatan zat karsinogen yang jumlahnya sama dengan rokok konvensional. Metode pemanasan uap yang dilakukan pada rokok elektrik dapat mengakibatkan gliserol teroksidasi dan akan terpecah menjadi metilglioksal,formaldehid dan asetaldehid. Bahan – bahan karsinogen seperti formaldehid, dan asetaldehid akrolein juga dapat mengiritasi rongga nasal dan merusak jaringan paru. Sehingga dapat juga terjadi penurunan fungsi paru. Bekki et al menolak bawah rokok elektrik menjadi pengganti rokok konvensional. (Azzahra et al., 2020) Menurut tinjauan sistematis mengenai efek rokok elektrik oleh Prue Talbot,et al pada tahun 2016 mengatakan dampak paling besar pada rokok elektrik adalah efek dari kandungan nikotin dan efek sistemik yang akan berdampak pada fisik pengguna 5 rokok elektrik dan dampak yang didapatkan sama dengan rokok konvensional.(Hua & Talbot, 2016) Penelitian pada tahun 2014 oleh Callahan-Lyon menyatakan bahwa efek kesehatan pada rokok elektrik sebagian besar 87% berasal dari nikotin bukan dari komponen lain. Dampak kesehatan yang sering terjadi seperti kecanduan, sistem pernapasan. (Callahan-Lyon, 2014) Tidak hanya berdampak pada pernafasan, rokok elektrik juga berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut. Holiday R dan Sherry et al dalam penelitian (J. Oroh et al., 2018) mengatakan bahwa dampak uap rokok elektrik tidak meninggalkan stain atau plak pada permukaan gigi dan efek samping dari uap rokok elektrik dalam rongga mulut yaitu mulut kering , ulkus pada bagian palatal, mukosa bukal dan gingiva serta inflamasi pada gingiva, maka bisa dikatakan bawah uap rokok elektrik lebih berdampak negatif pada jaringan lunak dan jaringan periodontal rongga mulut di bandingkan dampak asap rokok elektrik terhadap jaringan keras gigi. (J. Oroh et al., 2018) . Pada penyakit mulut pengguna rokok elektrik memiliki probabilitas untuk memiliki gigi rusak,penyakit gusi, dan sariawan lebih tinggi dibandingkan perokok konvensional.(FaiZal et al., 2019). Menurut (Ariyani, 2018) dalam mengatakan dalam penelitiannya yang dilakukan secara kualitatif responden merasakan efek samping pusing, dehidrasi semenjak pakai rokok elektrik dan responden mengatasinya dengan banyak minum air. Rokok elektrik juga dapat menurunkan sekresi saliva. yang dibuktikan oleh penelitian dari (Silalahi et al., 2021) di dalam jurnalnya berjudul “Perbedaan Derajat Keasaman ( pH ) Saliva Pada Perokok Elektrik dan Non-Elektrik”menyimpulkan ratarata pH pada kelompok rokok elektrik adalah pH 6,98 dengan rerata Ph simpangan bakunya adalah 0,24 dan pada kelompok kontrol 7,37 dengan nilai rerata pH salivanya adalah 0,27 . jadi disimpulkan nilai rata-rata pH saliva sampe perokok elektrik lebih rendah daripada rata-rata pH saliva pada non-perokok. Perubahan pH saliva ini dikaitkan dengan perubahan elektrolit dan ion saat berinteraksi dengan buffer saliva yang membuat pH saliva menurun. (Silalahi et al., 2021) Menurut (Endang et al 2017) dalam jurnalnya mengutip dari empat studi longitudinal dan sebuah studi potong lintang tentang hubungan antara penggunaan rokok elektrik dengan berhenti merokok konvensional , menyimpulkan bahwasanya konsumsi rokok elektrik cenderung menyebabkan pengguna untuk tidak berhenti merokok konvensional. Penelitian tersebut sejalan dengan pernyataan institusi World 6 Health Organization yang menyatakan sampai saat ini rokok elektrik belum memiliki bukti ilmiah yang cukup sehingga belum dikatakan efektif untuk dapat membantu seseorang untuk berhenti merokok.(Endang et al., 2017) Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada didalam tabung dan nanti cairan tersebut akan menghasilkan uap seperti asap yang umumnya, uap ini mengandung propilen dan gliserin , nikotin, dan penambah rasa. Jenisnya pun bermacam ada yang berupa pen, portable, dan jenis desktop. (Fithar Ziby et al., 2020) berbeda dengan rokok konvensional yang cara bekerja dengan membakar ujung rokok yang dibantu dengan korek api sehingga nanti akan menghasilkan asap dari puntung rokok yang dibakar tersebut. Produk rokok elektrik kita ketahui kehadirannya masih tergolong baru dibandingkan rokok konvensional, sehingga hasil studi rokok elektrik masih sangat terbatas jumlahnya. Menurut World Health Organization sampai ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk menunjukan manfaat rokok elektrik. Rokok dibentuk dalam kategori jenis apapun tetap dikategorikan sebagai zat adiktif yang efeknya dapat merugikan kesehatan. Sehingga baik rokok tembakau maupun rokok konvensional keduanya memiliki kandungan yang berbahaya dan akan berakibat fatal bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama ( BPOM,2017) Menurut The Health Resources dan Service Administrations Guidelines Amerika Serikat rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan kemudian terbagi menjadi tiga bagian yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21). (WHO.2017). Sesuai dengan rancangan undang-undang parlemen di eropa yang menyebutkan bahwa regulasi rokok elektrik di buat salah satu kebijakannya yaitu rokok elektrik tidak boleh dijual kepada mereka yang usianya dibawah 18 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang di komunitas vaporizer Cireundeu ditemukan bahwa 3 orang mengatakan tidak mengetahui jika merokok berbahaya bagi pernapasan. 2 orang mengatakan kandungan rokok elektrik tidak berbahaya. 2 orang mengatakan uap rokok elektrik tidak berbahaya. 3 orang mengatakan bahwasanya mereka tidak mengetahui jika rokok elektrik bisa menyebabkan kanker. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dapat diketahui bahwa bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan saat ini masih sangat kurang sehingga dikhawatirkan penggunaan rokok elektrik dapat menjadi trend gaya hidup yang salah 7 maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan bahaya rokok elektrik bagi kesehatan pada komunitas vaporizer Cireundeu. B. Rumusan Masalah “Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu” untuk mengetahui bagaimana fenomena terkait pengetahuan pengguna rokok elektrik terhadap bahaya kesehatan yang terjadi pada komunitas vaporizer Cireundeu . C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pengguna komunitas vaporizer Cireundeu terhadap rokok elektrik. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari : a. Untuk mengetahui gambaran responden pada komunitas vaporizer Cireundeu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status penggunaan b. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu terkait kandungan rokok elektrik c. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer cireundeu terhadap bahaya kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan promosi kesehatan untuk memberikan informasi terpercaya kepada masyarakat secara dan promotif yaitu dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat upaya dalam mencegah fenomena meningkatnya penggunaan rokok elektrik serta dapat mencegah terjangkitnya penyakit dari efek sampingnya pengguna rokok elektrik. 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Dengan adanya penelitian ini bermanfaat menjadi sumber informasi bagi pelayanan kesehatan terkait pengetahuan masyarakat terhadap bahaya rokok elektrik bagi kesehatan baik dari segi penggunaannya maupun dari 8 kandungan rokok elektrik sehingga bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan promosi kesehatan terutama kepada masyarakat pengguna rokok tembakau. 3. Bagi Pengguna Rokok Elektrik Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap pengguna rokok elektrik mengenai bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan serta dapat menjadikan peningkatan wawasan bagi pengguna rokok elektrik agar tidak terjadi fenomena pemikiran yang salah terhadap penggunaan rokok elektrik. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya terkait fenomena pengetahuan bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan dikalangan masyarakat . 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan 1. Teori Lawrence Green Teori ini disebut juga model perubahan perilaku Precede-Proceed dari Lawrence Green dan M. Kreuter (2005), bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun lingkungan. Menurut Green Lawrence dalam teori ini bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh tiga hal yaitu : 1. Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang . Faktor-faktor ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan ,nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosiodemografi. Faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah ,mendasari atau memotivasi untuk melakukan suatu tindakan , nilai dan kebutuhan yang dirasakan dengan kata lain faktor ini berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok untuk bertindak atau perilaku tertentu 2. Faktor pendukung yaitu faktor yang memfasilitasi suatu perilaku. Yang termasuk kedalam faktor pendukung adalah sarana dan prasarana kesehatan 3. Faktor pendorong yakni faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya suatu perilaku . faktor faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi perilaku masyarakat. (Martina , dkk.2021) 2. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah sebuah objek yang dikatakan bersifat empiris. Mengapa dikatakan demikian. Karena itu merupakan suatu kejadian yang menitik beratkan pada ruangan panca indra. Sebagaimana diketahui fakta empiris yaitu kenyataan yang telah dilakukan secara langsung oleh seorang individu dalam perkembangannya di lingkungan sosial dengan panca indera yang dimiliki. Pengetahuan juga diartikan sebagai 3 bentuk yaitu proses yang membentuk aktivitas, sebagai prosedur yang kita ketahui melahirkan metode ilmiah, sebagai produk yang darinya memunculkan pengetahuan sistematis. (Achadah & Fadil, 2020) Suriasumantri dalam sebuah buku “ Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar” pada tahun 2009 dikutip dari Praja 2020 mengemukakan bahwasanya pengetahuan dikatakan 35 semua pikiran dan pemahaman tentang alam yang diperoleh tidak melalui siklus berpikir metode ilmiah (logico-hypothetico-verifikatif).(Vera & Hambali, 2021). Pengetahuan yang sifatnya dogmatis dapat dilihat dari beberapa ciri khususnya yaitu metode transfer pengetahuan. Pengetahuan yang ditransfer berupa sesuatu yang dipercaya dari leluhur atau mitos yang berkembang dikalangan masyarakat. Pengetahuan seperti ini biasanya tidak bersifat dialektis dan cukup menjadi wawasan setiap individu.(Wijaya T.S..2017) 3. Tujuan Pengetahuan Tujuan pengetahuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya sesuatu dengan pembatasan terhadap sesuatu yang prinsip. Sehingga dapat disimpulkan bahwa batasan kejadian itu adalah segala sesuatu yang dapat diteliti dan diterima oleh akal dan rasio. Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan rasio apalagi tidak dapat dibuktikan dengan panca indera bukan merupakan ilmu tetapi pengetahuan. (Achadah & Fadil, 2020) 4. Sumber Pengetahuan Pengetahuan yang kian hari kian bertambah ini, pada dasarnya bersumber kepada tiga macam sumber : 1. Pengetahuan yang langsung diperoleh Pengetahuan langsung diperoleh dua sumber yaitu sumber luar dan sumber dalam. Contoh yang pertama yaitu umpamanya kita mengetahui adanya api di depan kita melalui alat indera penglihatan kita , adanya bau harum melalui indra pencium kita. Contoh lainnya yaitu pengetahuan yang bersumber dari dalam umpamanya kita dapat mengetahui keadaan diri kita sekarang , keadaan sedih , gembira atau marah . (Praja, 2020) 2. Hasil dari suatu konklusi Pengetahuan konklusi ialah pengetahuan yang diperoleh melalui penarikan kesimpulan dari data empiris atau indrawi seperti apabila kita tahu bahwa di atas sebuah gunung ada kepulan asap. Kita tahu bahwa setiap ada asap pasti ada api yang sedang menyala. Dengan demikian kita dapat mengambil konklusi bahwa di atas gunung itu ada api yang menyala. 11 3. Pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian dan otoritas Maksudnya ialah pengetahuan yang diperoleh melalui kesaksian dari orang lain atau berita orang yang bisa dipercaya . Contohnya , kita mengetahui adanya tuhan melalui para Rasul dan kitab-kitab Allah SWT. Misalnya ada seorang pasien pergi berobat kepada seorang dokter yang ia percaya. Dokter memberikan resep untuk dibeli di apotek. Pasien tersebut tidak mengetahui secara ilmiah apakah obat itu memang menyembuhkan penyakit atau tidak. Tetapi pasien tidak ragu membeli obat dan meminumnya walaupun pasien tidak pernah meneliti dan mengetahui secara pasti kemujaraban obat tersebut . Kebenaran resep dokter itu kita terima saja sebagai kebenaran dengan keyakinan bahwa obat itu akan menyembuhkan penyakitnya.Kebenaran seperti ini didasarkan atas kebenaran otoritatif dari seorang dokter yang terpercaya dan memiliki otoritas untuk mengobati orang sakit . ( Praja,2020) 4. Pengetahuan yang diperoleh melalui indera disebut dengan pengetahuan indrawi. Setelah diadakan penyelidikan dan eksperimen, maka ilmu tersebut sekarang menjadi ilmu pengetahuan. Apabila sesuatu hal sudah dapat diketahui oleh indra, eksperimen dan diteliti maka disana orang mulai berfilsafat. Filsafat ini satu tahap lebih tinggi dari pengetahuan biasa. Karena para filsuf sudah mulai memikirkan hakikat sesuatu, seperti hakikat dari tuhan , alam dan manusia. (Praja ,2020) 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Faktor Internal a. Pendidikan Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam,2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi 12 b. Umur Menurut Elisabeth B.H yang dikutip Nursalam (2003) usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja 2. Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan suatu keadaan yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok b. Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi 6. Pengukuran Pengetahuan Menurut (Notoatmodjo ,2012) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden . Disini penulis melakukan pengukuran pengetahuan menggunakan kuesioner dengan “Skala Guttman”. Skala pengukuran tipe ini akan mendapatkan jawaban yang tegas, seperti ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negative, dan lain-lain. Bila pertanyaan dalam bentuk positif maka jawaban benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0, sedangkan bila pertanyaan dalam bentuk negative maka jawaban benar diberi nilai 0 dan salah diberi nilai 1. Menurut (Iskani, 2013) hasil pengukuran skor dikonversikan dalam presentasi maka dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1=1x100% = 100% , dan salah diberi skor 0 = 0 x 100% = 0%, dalam pengukuran digunakan rentang skala persentase antara 0% sampai 50% , 50% , dan 50% sampai 100%, dikatakan baik jika skor pada rentang 50% sampai 100%, cukup jika skor 50%, dan kurang jika skor pada rentang 0% sampai 50%. ( Purba,2021) 13 7. Pengukuran Variabel Pengetahuan Dalam penelitian pengukuran variabel menjadi sangat penting dikarenakan variabel penelitian syaratnya adalah harus dapat diukur. Ada beberapa jenis kuesioner yang biasa digunakan diantaranya kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah atau benar , salah dan tidak tahu,kuesioner pengetahuan dengan pilihan ganda yang kemungkinan responden untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang dianggap paling tepat. Variabel pengetahuan dapat berupa variabel dengan skala numeric maupun kategori. Berikut ini adalah beberapa contoh pengukuran skala variabel 1. Pengetahuan dengan skala numeric Pengetahuan dengan skala numeric mengartikan hasil pengukuran variabel pengetahuan tersebut berupa angka. Misalnya total skor pengetahuan berupa angka absolut maupun berupa persentase (1-100%) 2. Pengetahuan dengan skala kategorial Pengetahuan dengan skala kategorial adalah hasil pengukuran pengetahuan yang berupa skor total tersebut dikelompokkan atau dilelehkan menjadi berapa contoh berikut ini : a. Pengetahuan dengan skala ordinal Pengetahuan dengan skala ordinal dapat dilakukan dengan mengonversi dari total skor atau persen menjadi bentuk ordinal menggunakan Bloom's cut off point b. 1. Pengetahuan baik/tinggi/good/high knowledge : skor 80-100% 2. Pengetahuan sedang/cukup/fair/ moderate knowledge : skor 60-79% 3. Pengetahuan kurang /rendah/poor knowledge : skor <60% Pengetahuan dengan skala nominal Variabel pengetahuan dapat juga dinominalkan dengan cara me-recode atau membuat kategori ulang. Misalnya , dengan membagi menjadi dua kategori menggunakan mean jika data berdistribusi menggunakan media jika data tidak berdistribusi normal 1. Pengetahuan tinggi/baik 2. Pengetahuan rendah/kurang/buruk Dengan cara lainnya dengan melakukan convert : a. Pengetahuan tinggi b. Pengetahuan rendah (Swarjana,2022) 14 normal dan B. Rokok Konvensional 1. Definisi Rokok Konvensional Rokok konvensional adalah jenis rokok yang sering digunakan oleh masyarakat sebelum adanya rokok elektrik. Rokok konvensional dikatakan juga sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya . sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar atau tanpa bahan tambahan. Asap rokok konvensional diketahui mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia berbahaya antara lain karbonmonoksida, nitrogen oksida, nitrosamine, nitrosopyrrolidine, formaldehid, arse, fenol dan tar. (A.I. Putra et al .,2019) 2. Kandungan Rokok Konvensional Rokok mengandung 4.000 bahan kimia dimana 400 jenis diantaranya merupakan zat beracun dan 60 jenis tergolong penyebab kanker. Salah satu kandungannya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan berbahaya. Senyawa yang terdapat di dalam produk ini seperti misalnya nikotin yang merupakan zat adiktif, tar bersifat karsinogenik, eugenol yang merupakan zat yang mempunyai efek psikotropik amonia, sianida, DDT (pestisida) dan karbon monoksida ( asap knalpot mobil) menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Selain dari itu merokok juga dapat membahayakan orang lain. Seorang perokok aktif menghisap asap rokok yang sebagian besar terdiri dari bagian gas (85%) dan 15% berupa partikel. Lebih dari 4000 jenis bahan kimia terkandung dalam rokok termasuk bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Komposisi rokok konvensional adalah tembakau dimana Bunga cengkeh yang belum mekar dan saus rahasia yang terbuat dari rempah dicampur ekstrak buah untuk menimbulkan aroma dan cita rasa tertentu . namun kandungan racun utama rokok adalah : a. Nikotin Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum , nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu 15 dihasilkan saat rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air yang bersifat karsinogenik. (Kurniawan,2020) Nikotin hanya ada dalam tembakau dan merupakan komponen terbanyak dalam tembakau. Zat ini dapat berubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Dalam dosis mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat, menyempitkan pembuluh perifer, memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif sehingga menimbulkan efek ketagihan dan ketergantungan. b. Tar Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap ,tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok dan setelah dingin akan menjadi pada dan membentuk warna coklat. Endapan ini bersifat lengket pada permukaan gigi , saluran nafas dan paru paru c. Karbonmonoksida Gas karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran rokok. Gas CO menghancurkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh d. Zat lain seperti timbal ,amonia, hidrogen sianida ( HCN), Nitrous Oxide (NO) dan fenol. (Pramonodjati et al., 2019) C. Bahaya Asap Rokok Konvensional Terhadap Kesehatan Rokok konvensional memiliki lebih dari 300 senyawa kimia yang ditemukan dan kelompok terbesar adalah senyawa nitrogen sebanyak 24% serta hidrokarbon sebanyak 15%. Komponen utamanya adalah karbon monoksida , yaitu terdiri dari asam nitrat, asetaldehid, asam format, metil klorida, asam sianida, serta 50 macam senyawa karsinogen lainnya. Asap rokok selain dapat membahayakan kesehatan perokok sendiri juga dapat membahayakan lingkungannya, yaitu orang orang yang berada disekitarnya. Asap rokok mengandung senyawa racun organoklorin dimana kandungan kimia dalam asap rokok mencapai 4.800 macam. Diantaranya terdapat kandungan aseton di dalam asap rokok. Aseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki gugus fungsi keton (-CO). Aseton dapat dibuat dari alkohol sekunder dengan cara 16 oksidasi. Aseton juga merupakan senyawa yang memiliki bau khas, pelarut penting yang baik bagi zat-zat organic. Salah satu ciri dari cairan aseton ini adalah gampang sekali menguap. Ciri –ciri lainnya gampang terbakar, dna biasanya dihasilkan tanpa ada warna. (Prasetyo et al., 2018) D. Rokok Elektrik 1. Sejarah rokok elektrik Rokok elektrik merupakan salah satu NRT yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dan oleh WHO disebut sebagai electronic nicotine delivery system (ENDS) . Rokok elektrik diciptakan oleh salah satu perusahaan di Cina pada tahun 2003 dan dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai nama dagang seperti joy , ep puffer , blu cig, green smoke, smoking everywhere dan lain-lain. (Damayanti, 2017) Konon sejak 1963 rokok elektrik sudah ada ditemukan pertama kali oleh Herbert A.Gilbert yang membuat pasten “a smokeless non-tobacco cigarette”. Pada masa selanjutnya seorang keturunan kebangsaan bernama Hon Lik berasal dari Tiongkok menyebarkan rokok elektrik secara modern pada tahun 2003 sehingga Hon Lik di kenal dengan sosok yang mengawali kehadiran rokok elektrik. Pada tahun 2002 rokok elektrik menyebar keseluruh dunia dengan berbagai merk. Perusahaan Hon Lik bekerja sebagai produsen pertama rokok elektrik dan rokok elektrik pun masuk ke pasar Amerika dan Eropa pada tahun 2006 dan 2007 dari berbagai merek terbaru . (Endang et al., 2017) Dalam mengatasi maraknya pengguna rokok tembakau , maka World Health Organization membentuk WHO-FCTC sebagai upaya dalam mengatasi masalah epidemi tembakau dengan metode Nicotine Delivery System (ENDS) atau yang lebih dikenal dengan vape atau vapor . Pada awal pemasaran rokok elektrik terbukti mampu menurunkan jumlah penggunaan rokok tembakau secara global. Naming muncul permasalahan baru, berdasarkan hasil temuan kementerian kesehatan jepang terdapat karsinogen atau zat yang dapat menimbulkan kanker dalam asap yang dihembuskan setelah menghisap rokok elektrik. (B Hamzah, 2021) 17 2. Definisi Rokok Elektrik Pemerintah di seluruh dunia melakukan berbagai upaya untuk menekan epidemic yang diakibatkan oleh rokok, salah satunya yaitu dengan menggunakan Nicotine Replacement Therapy atau terapi pengganti nikotin (NRT) dikenal juga dengan istilah Electronic Nicotine Delivery System (ENDS). Terapi ini bertujuan untuk menggantikan asupan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok tembakau . Metode ini biasanya menggunakan suatu media untuk memberikan nikotin yang dibutuhkan perokok tanpa melalui pembakaran tembakau. Rokok elektrik adalah salah satu NRT yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dengan tetap memberikan sensasi merokok kepada penggunanya. (J. N. W. Oroh et al., 2018) Pada awalnya rokok elektrik dirancang sebagai salah satu upaya untuk membantu rokok tembakau agar dapat berhenti merokok secara perlahan, karena kandungan pada rokok elektrik terdiri dari campuran air, propilen glikol,zat penambah rasa, aroma tembakau dan senyawa-senyawa lain yang tidak mengandung tar, tembakau atau zat-zat toksik lain yang tidak terdapat dalam rokok tembakau . (Kusumastuti & Siti, 2021) Menurut Dwi Susanto Agus (2014) mengatakan dalam jurnal Endang et al (2017) bahwasanya rokok elektrik pada awalnya diciptakan sebagai salah satu cara untuk membantu berheni merokok pada perokok konvensional dengan cara mengurangi kadar nikotin pada rokok elektrik secara bertahap, di bawah pemantauan dokter. Dalam berjalannya waktu rokok elektrik tidak direkomendasikan oleh World Health Organization untuk terapi pengganti rokok elektrik karena faktanya menimbulkan masalah adiksi nikotin. Hal ini sejalan dengan beberapa hasil studi yang mengungkapkan rokok elektrik tidak menetap dalam meningkatkan keberhasilan berhenti merokok. World Health Organization menyimpulkan hasil dari studi Grana (2014) tentang hubungan antara penggunaan rokok elektrik dengan status berhenti merokok , ternyata secara bermakna menyimpulkan penggunaan rokok elektrik merupakan faktor protektif terhadap penghentian merokok konvensional atau dengan kata lain penggunaan rokok elektrik cenderung menyebabkan pengguna untuk tidak berhenti merokok (Endang et al., 2017) Menurut BPOM (2015) seperangkat rokok elektrik ini merupakan alat bertenaga listrik yang mempunyai fungsi untuk mengubah zat-zat kimia menjadi 18 bentuk uap dan mengalirkannya ke paru-paru. Rokok elektrik di istilahkan menjadi Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) oleh WHO karena menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang kemudian dihirup oleh penggunaan rokok elektrik ini . Konsumen yang memakai rokok elektrik disebut “vapers” dapat memilih beberapa kekuatan nikotin, termasuk cairan non-nikotin, dan daftar rasa yang tak terhitung jumlahnya. Menurut CDC , Rokok elektrik termasuk beragam perangkat yang memungkinkan pengguna menghirup aerosol dimana kandungannya adalah nikotin, perasa, dan adiktif lainnya. Rokok elektrik berbeda dengan cara yang sama dan terdiri dari komponen serupa. (CDC,2017) 3. Bagian-bagian Rokok Elektrik Rokok elektrik memiliki struktur terdiri dari tiga bagian yaitu baterai, pemanas logam dan katrid yang berisi zat cairan kimia. Struktur ini terus mengalami modifikasi dan modernisasi mengikuti perkembangan teknologi sampai saat ini beroperasi yang ketiga , yang menggunakan sistem tangki dan seiring berjalannya waktu bentuk rokok elektrik semakian user friendly bahkan model perangkatnya tidak terlihat seperti rokok dan mampu dengan perangkat handphone. 4. Jenis-jenis Rokok Elektrik Dawkins (2013) mengkategorisasi perkembangan variasi jenis rokok elektrik menjadi tiga kelompok : 1. Jenis pertama (cigalike) Rokok elektrik jenis pertama ini bentukya seperti rokok konvensional,, penggunaanya mudah digunakan , penggunaan katrid pada rokok elektrik ini 19 bisa diganti apabila cairan habis namun ia hanya bisa digunakan dalam sekali pakai) dan jumlah hisapan antara 200 sd 500 puffs. 2. Jenis kedua Rokok elektrik benntuk seperti pena, memiliki banyak jenis warna dan model katrid, ukuran kapasitas baterainnya lebih besar, bentuk katrid dan atomizer terpisah sehingga pengguna dapat dengan lebis bebas mengisi atau mencampur isian katrid sesuai kebutuhan . 3. Jenis ketiga Pengembangan dari generasi kedua, menggunakan sistem tangki, kapasitas baterai yang lebih besar, USB sticks, seluruh komponen bersifat terpisah (customisable) sehingga sangat memudahkan pengguna dalam mengisi atau memodifikasi cairan produk secara leluasa, beberapa diantaranya telah menggunakan bluetooth yang kompatibel dengan androids, perangkat iOS atau tablet sehingga memungkinkan pengguna untuk menggunakan panggilan dan juga sambil mendengarkan music (Endang et al., 2017) 5. Kandungan Rokok Elektrik Rokok elektrik terdiri dari tiga bagian yaitu plastic cartridge berfungsi sebagai alat penghisap dan cartridge yang berisi cairan , atomizer yang berfungsi untuk menguapkan cairan dan batre. Cairan yang digunakan untuk menghasilkan uap pada rokok elektrik mengandung propilen glikol ,gliserin, bahan aromatic dan nikotin cair dalam berbagai konsentrasi. 1. Golongan glikol antara lain propilen glikol dan gliserin 2. Nikotin dengan berbagai kadar 3. Partikel partikel halus yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer yang akan meningkatkan resiko penyakit jantung, paru-paru dan asma 4. Logam-logam antara lain kadmium, air raksa , timbal dan arsen 5. Karbonil seperti formaldehid, asetaldehid, aseton , propionaldehid dan butiraldehid yang bersifat toksik dan karsinogenik 6. Senyawa organic yang mudah menguap dan bersifat karsinogenik seperti benzena, stirena , etil benzena dan toluene 7. Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs) yang bersifat karsinogenik 20 8. Senyawa hidrokarbon aromatic polisklik yang bersifat karsinogenik seperti benzopirena 9. Golongan fenol yang bersifat iritasi terhadap kulit, mata dan membrane mukosa setelah terpapar oleh inhalasi dermal atau oral. (Sudradjat, 2019) 6. Dampak Kandungan Nikotin Terhadap Kesehatan Nikotin (C101H14N2) yaitu senyawa yang bersifat toksis dan sifat toksik pada nikotin sangat kuat dan kompleks seperti rasa mual dan muntah adalah gejala yang paling umum dari keracunan nikotin akut. Dosis yang berlebihan akan menyebabkan tremor dan juga kejang. Paralysis Dan kolaps pembuluh darah adalah hal yang menonjol dari keracunan nikotin akut . Nikotin telah terbukti memiliki efek buruk pada proses reproduksi , berat badan janin dan perkembangan janin. Studi di Perancis mengevaluasi kandungan nikotin dari label E-Liquid pada rokok elektrik, dan telah dilakukan uji terhadap 20 sampel katrid, ditemukan adanya bahwa umumnya kandungan nikotin yang sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang tercantum di label, bahkan ditemukan beberapa kasus kandungan nikotin dua sampai lima kali lebih besar. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang maka kandungan rokok elektrik bercampur kedalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pembuluh darah yang mmeiliki efek samping seperti penyempitan pembuluh darah . Nikotin merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamine, sehingga menyebabkan peningkatan dopamin di pusat brain reward system. Kadar puncak nikotin , aktivasi brain reward system yang sementara membuat turunnya kadar nikotin secara bertahap sampai dimana pada satu titik withdrawal yang hanya dapat dihilangkan dengan menghisap rokok. Nikotin menyebabkan perasaan menyenangkan yang membuat perokok ketagihan untuk terus merokok. Ketika para merokok berusaha mengurangi atau mencoba berhenti merokok, maka dapat memunculkan gejala kecemasan dan gelisah. Maka semakin lama kandungan kandungan nikotin berada dalam waktu jangka panjang yang berada dalam tubuh perokok elektrik maka akan membuat perokok ketagihan untuk terus merokok. (Endang, et al 2017) Ketika para merokok berusaha mengurangi atau mencoba berhenti merokok makan dapat memunculkan gejala kecemasan dan gelisah. Semakin lama kandungan nikotin berada dalam tubuh maka semakin kuat perilaku merokoknya,sehingga perokok semakin sulit untuk meninggalkan rokoknya. Penelitian oleh Lorensia et al 21 (2016) juga menunjukkan bahwa berhenti merokok adalah hal yang kompleks tidak mudah. ( Lorensia et al., 2017) Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama dan gradual akan terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah ,seperti penyempitan atau pengentalan darah. Sehingga walaupun jumlahnya sedikit apabila terakumulasi nikotin pada rokok juga sama bahayanya dengan rokok konvensional. Bahaya yang lain paparan nikotin selama kehamilan berpotensi menyebabkan efek pada janin diantaranya kerusakan sel otak janin, efek defisit neurologis seperti gangguan kinerja belajar dan memori. Umumnya pada rokok elektrik beberapa jenis jumlah nikotin seperti 0mg/ml, 3mg/ml, 6 mg/ml,12 mg/ml, 15 mg/ml,18 mg/ml.’ Rokok elektrik diklami dapat menjadi awal mula masuknya pintu obat terlanrang dengan makna lain bisa dikatkan pengguna rokok elektrik akan menjadi pengguna seterusnya dengan risiko mengalami masalah kecanduan nikotin . Dikarenakan rokok elektrik mempunyai dampak fisiologis yang sama pada otak sebagaimana rokok konvensional sehingga dapat menimbulkan risiko adiksi terhadap obat lain. Patofisiologis yang terjadi ialah saat seseorang merokok makan kandungan nikotin akan masuk ke dalam darah selanjutnta diteruskan ke otak dalam waktu 4-10 detik saja. Pada saat di sudah sampai di otak maka kandunggan nikotin akan bekerja sama dengan reseptor di dadalam otak dan dopamin di lepaskan yang efeknya akan memberikan rasa ketenangan. Dalam beberapa waktu kadar nikotin akan menurun sehingga kapasitas dopamine juga ikut mrenurun, maka akibat yang akan terjadi pengguna mengalami gejala putus nikotin. Sehingga timbul pada pengguna rokok elektrik keinginan mengulangi rasa nyaman untuk merokok. Proses ini akan terus terjadi upregulasi reseptor. 7. Dampak Kandungan Propylene Glycol dan Glycerol Terhadap Kesehatan Propylen Glycol dan Vegetable Glycerin (biasanya disingkat PG/G). Propylene Glycol (C3H802) adalah bahan kimia yang dapat ditemukan dalam kepulan asap buatan yang biasanya dibuat dengan “fog machine” di acara panggung teatrikal, pada umumnya kandungan Propylene Glycol banyak digunakan oleh industry makanan , alat kosmetik, dan kebutuhan obat-obatan. Salah satu fungsi dari kandungan tersebut adalah menyerap kelembaban untuk memberi peningkatan pada kelancaran pelumasan. Propylen Glicol dan Glycerol menyerap apapun yang ada di dalam produk 22 kosmetik. Adapun di dalam rokok elektrik ia berfungsi sebagai alat untuk nikotin dan perisa yang berfungsi membuat uap semisal asap rokok. (Endang, et al 2017) Studi tentang efek yang ditimbulkan dari asap buatan hasil pemesanan mengandung propylene glycol yang dikatakan paparan asap buatan ini dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan secara akut dan kronis seperti asma , mengi, sesak dada, penurunan fungsi paru, iritasi pernafasan, dan obstruksi jalan nafas. Penelitian lain juga mengatakan bahwa propylene glycol dapat menyebabkan nyeri otot, sakit tenggorokan. Semua efek ini dapat diperoleh dari penggunaan E-Liquid pada rokok elektrik menggunakan propylene glycol. (Endang et al 2017) Asap yang dihasilkan rokok elektrik dihirup sebagaimana layaknya merokok konvensional dan sejumlah asap dilepaskan tetapi berupa asap rokok. Uap yang dihasilkan dari rokok elektrik didapatkan dari cairan yang dipanaskan. Cairan tersebut mengandung berbagai komposisi seperti nikotin, air, aditif dan perasa. Pelarut yang digunakan yang paling populer adalah gliserin, propilen glikol atau kombinasi gliserin dan propilen glikol dengan perbandingan dengan perbandingan tertentu. Namun walaupun jumlah kimia berbahaya yang ditemukan di rokok elektrik lebih sedikit dibandingkan rokok konvensional namun kromium dan nikel ditemukan empat kali lipat dalam beberapa jenis yang tidak ada di rokok tembakau. ( Lorensia et al., 2017) World Health Organization mengungkapkan hasil sidang konferensi yang dilakukan ke enam kali terkait rokok elektrik, hasilnya memberikan pernyataan mengenai bahaya aerosol terhadap kesehatan dan bahaya rokok elektrik terhadap perokok pasif berdasarkan bukti ilmiah. Diantaranya sebagai berikut : 1. Dampak jangka singkat dari penggunaan rokok elektrik yaitu terjadi iritasi mata dan iritasi pernapasan yang disebabkan oleh propilen glikol. Kesehatan jangka pendek ini, dapat menjadi serius tetapi fenomenanya sangat jarang 2. Rokok elektrik dalam hitungan pemasaran produk dikatakan tergolong masi baru, maka bukti ilmiah mengenai hubungan antara rokok elektrik dengan penyakit kronis seperti kanker salah satunya, tidak tersedia dalam waktu yang singkat dan membutuhkan waktu bertahun-tahun . 3. Aerosol rokok elektrik mengandung senyawa karsinogenik dan senyawa toksik lai yang ditemukan dalam asap rokok pada tingkat rata-rata 1-2 kali lipat lebih rendah daripada asap rokok konvensional tetapi lebih tinggi daripada inhaler nikotin. Untuk beberapa merek ditemukan senyawa yang merupakan agen penyebab kanker seperti formaldehida an toksik lain 23 4. Bentuk ukuran partikel pada perokok elektrik hampir sama dengan rokok konvensional yang sebagian besar partikel dalam ukuran ultrafine 5. Aerosol dihembuskan oleh pengguna rokok elektrik akan menaikkan level udara sekitar dengan beberapa toksikan , kandungan nikotin serta partikel halus ultrafine di udara. Walaupun perokok pasif mendapatkan tingkat nikotin yang lebih rendah daripada perokok aktif, akan tetapi hasil aerosol rokok elektrik yang dihembuskan tersebut dalam sistem penyerapan adalah sama , hal ini dapat ditunjukkan dengan kandungan tingkat serum yang sama. Beberapa data ilmiah menunjukan bahwa aerosol rokok elektrik tidak hanya mengeluarkkan uap air ,seperti yang di informasikan dalam pemasaran rokok elektrik. Meskipun singkat racun lebih rendah daripada rokok konvensional akan tetapi penggunaan rokok elektrik tetap memberikan bahaya kesehatan terutama bagi remaja dan ibu hamil . (Endang et al., 2017) 8. Dampak Kandungan Flavoring Terhadap Kesehatan Salah satu daya tarik dari rokok elektrik adalah variasi beberapa pilihan rasa dan aroma yang tersedia, mulai dari rasa buah-buahan , mint, menthol , bahkan mother’s milk juga ada tersedia. WHO menemukan senyawa yang aman dikonsumsi secara langsung tidaklah otomatis juga aman ketika di inhalasi contohnya Diacetyl walaupun dinyatakan aman untuk dikonsumsi langsung sebagai flavoring alam mentega namun ketika di inhalasi dapat berpotensi menyebabkan bronchiolitis obliterans, penyakit lain yang serius. (Tanzil K & Fahamsyah, 2018) Kandungan perisa di dalam rokok elektrik dikatakan kandungan yang alami dna tergolong aman sama seperti kandungan flavoring di dalam produk makanan. Padahal informasi sumber bahaya dari bahan tersebut tidak dilaporkan secara jelas oleh produsen. The Flavor and Extract Manufacturer Association (FEMA) 2014 mengatakan keamanan pengguna kandungan flavoring pada rokok elektrik belum teruji secara ilmiah. Dikarenakan flavoring ini tidak dapat dikonsumsi langsung dan ditelan tetapi dengan proses dipanaskan lalu diuapkan, kemudian di inhalasi ke paru-paru. Senyawa yang aman dikonsumsi secara langsung tidak bisa dikatakan otomatis juga aman ketika digunakan secara di inhalasi, contohnya Diacetyl walaupun dinyatakan aman untuk dikonsumsi langsung sebagai flavoring dalam mentega namun ketika di inhalasi dapat 24 berpotensi menyebabkan bronchiolitis obliterans , penyakit hati yang serius. (Endang, et al 2017) 9. Jenis-Jenis Penambahan Kandungan Pada Rokok Elektrik 1. Logam : kadar timbal dan kromium dalam uap rokok elektrik sama dengan kadar pada rokok konvensional sedangkan kadar nikelnya 100 kali lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional 2. Karbonil : Karsinogen potensial yaitu formaldehida , asetaldehida dan akrolein terdeteksi dalam uap hampir semua rokok elektrik. Senyawa organic volatile seperti toluene dan xylene teridentifikasi di hampir semua uap rokok elektrik 3. Tobacco specific nitrosamines (TSNAs) ditemukan kadar maksimum tinggi dari total TENAga pada sebagian besar atau hampi semua uap rokok elektrik juga eliquid . penelitian lain menemukan karsinogenik TSNAs terdapat dalam uap rokok elektrik dengan tingkat lebih rendah atau setara dengan yang terdapat dalam asap tembakau 4. Diethylene Glycol ( DEG) ditemukan dalam studi FDA sebagai komponen minor dalam rokok elektrik , DEG dikenal dengan karsinogen dan kontaminan serius dalam produk farmasi . percampuran DEG dapat menyebabkan masalah serius E. Kebijakan World Health Organization terkait Rokok Elektrik Rokok elektrik peredarannya semakin bertambah, hal ini disebabkan karena rokok elektrik dipromosikan sebagai alat bantu untuk berhenti merokok ataupun dipromosikan sebagai alternatif sehat dalam mengkonsumsi tembakau. Hal tersebut disikapi oleh World Health Organization sebagai lembaga kesehatan yang diakui secara internasional dengan menyusun aturan bersifat global demi kepentingan menjaga kesehatan masyarakat secara umum. Word Health Organization telah mengadakan sidang konferensi koneksi kerangka kerja pengendalian tembakau sesi keenam yang berlangsung di moskow , republik rusia, tanggal 13-18 oktober 2014. Salah satu perencanaan dalam konferensi tersebut terkait kebijakan rokok elektrik tertuang dalam sebuah laporan yaitu Dokumen FCTC/COP/6/10 Rev.1 tanggal 1 september 2014. Beberapa kesimpulan dalam laporan tersebut sebagai berikut : 25 1. Rokok elektrik merupakan suatu produk perkembangan teknologi baru yang penuh janji sekaligus ancaman untuk pengendalian tembakau. sehingga peraturan diperlukan untuk : - Mencegah promosi kepada bukan perokok seperti wanita hamil dan anakanak remaja - Meminimalkan risiko kesehatan potensial bagi pengguna rokok elektrik dan kelompok bukan pengguna - Melarang segala jenis klaim kesehatan yang tidak terbukti tentang rokok elektrik - Memberi perlindungan cara mengendalikan tembakau. Saat ini sudah berlangsung kepentingan dari komersialisasi termasuk kepentingan dari industri tembakau 2. Risiko kesehatan bagi pengguna dan kelompok bukan pengguna a. Sebagian besar produk rokok elektrik belum teruji klinis oleh peneliti independen, tetapi pengujian terbatas telah dilakukan untuk mengungkapkan bebas sifat racun dari konten dan emisi b. Resiko bahaya kesehatan dari menghirup nikotin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : ● Pemberian kadar nikotin rokok elektrik kepada pengguna sangat bervariasi mulai dari rendah sampai kepada tingkat yang setara dengan kandungan nikotin pada rokok konvensional, tergantung pada karakteristik produk, perilaku menghisap pengguna dan konsentrasi larutan nikotin ● Nikotin adalah komponen adiktif tembakau. Nikotin dapat memberikan efek yang tidak diinginkan dalam kehamilan dan bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular. Meskipun nikotin tidak bersifat karsinogen namun diduga sebagai pemicu terjadinya tumor. ● Risiko kesehatan utama dari paparan nikotin melalui rokok elektrik adalah konsumsi nikotin yang berlebihan 3. Diperlukannya kajian dan penelitian tambahan terkait masalah kesehatan yang akan timbul sebagai dampak dari penggunaan rokok elektrik terutama untuk bidang iklan , penggunaan di dalam ruang 4. Sejak tahun 2005 industri rokok elektrik telah berkembang dari semula 1 produsen cina kini menjadi sebuah bisnis global yang diperkirakan asetnya 26 sekitar 3 milyar US dollar dengan 466 merek, dimana industri tembakau mengambil pasar saham lebih besar. WHO secara khusus menyoroti kekhawatiran peran industri tembakau yang sangat dominan dalam pasar ini 5. Peraturan dalam laporan ini termasuk pelarangan rokok elektrik dengan rasa buah, rasa permen, rasa minuman alkohol, pelarangan ini hingga dapat dibuktikan bahwa produk-produk tersebut tidak menarik dan sengaja diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja. Rokok elektrik telah dipasarkan hampir 8000 rasa yang berbeda maka muncul rasa khawatir produk ini berfungsi sebagai pintu gerbang kecanduan nikotin 6. Saat ini tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk menyimpulkan bahwa rokok elektrik merupakan alat bantu perokok untuk berhenti merokok.(Endang et al., 2017) F. Potensi Manfaat dan Kerugian Rokok Elektrik Rokok elektrik belum ada bukti secara ilmiah sebagai alternatif untuk membantu berhenti merokok dan saat ini di dunia kesehatan pro dan kontra seputar rokok konvensional terus berlanjut. Beberapa perokok mengaku bahwa kondisi mereka terus membaik setelah beralih ke rokok elektrik. Tetapu tetao diperlukan justifikasi lebih lanjut untuk evaluasi efek rokok elektrik. Secara khusus perhimpunan Dokter Paru Indonesia merekomendasikan bahwa rokok elektrik mengandung nikotin dan bahan –bahan yang bersifat karsinogen sehingga berpotensi menyebabkan kanker. Menurut Drummond, M Bradley (2014) dan (Lorensia ,et al 2017) terdapat beberapa manfaat dan kerugian dalam penggunaan rokok elektrik. Manfaatnya diantaranya yaitu: 1. Dapat berguna sebagai salah satu terapi peganti tembakau dengan menggunakan terapi nikotin tetapi digunakan dengan mengurangi kadar nikotin secara bertahap di bawah pemantauan dokter 2. Mengurangi beban sosial dan menambah kepercayaan diri bila menggunakan rokok elektrik 3. Mengurangi efek samping pembakaran rokok tembakau Kerugiannya dalam penggunaan rokok elektrik adalah: 1. Asap yang kadang mengganggu lingkungan sekitar,perih pada mata 2. Membuat iritasi tenggorokan 3. Lebih mahal daripada rokok konvensional 27 4. Dapat menimbulkan masalah adiksi karena kandungan nikotin pada cairan rokok elektrik dapat menimbulkan rasa ketagihan 5. Risiko bertambahnya perokok ganda 6. Dapat disalahgunakan dengan memasukkan berbagai macam bahan bahaya illegal Dampak negative yang sudah terjadi antara lain : a. Kandungan cairan e-liquid dalam rokok elektrik dan aerosol jika dihirup dapat memberikan bahaya untuk kesehatan b. Risio terjadinya kecenderungan anak-anak dan remaja untuk mencoba rokok elektrik. Dikarenakan kemudahan membeli dan adanya kandungan rasa (flavoring)yang beragam c. Di Indonesia terdapat kasus penyalahgunaan dengan memasukan obat ilegal dan narkotika semakin berkebang dan sulit dikontrol d. Risiko bertambahnya perokok pemula akibat kecanduan dari nikotin e. Risiko bertambahnya perokok ganda f. Terjadinya anggapan perilaku yang normal pada pengguna rokok atau normalisasi terhadap pengguna rokok elektrik yaitu rokok elektrik dapat meningkatkan penerimaan sosial dari perilaku merokok (Endang et al., 2017) G. Dampak Penggunaan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Pada tingkat paparan yang cukup tinggi , rokok elektrik dapat menyebabkan zat karsinogenik dan bahan toksik lainnya yang dapat menyebabkan inflamasi dan iritatif, rokok elektrik juga mengakibatkan peningkatan eksaserbasi asma. Bahkan asap rokok elektrik cenderung mengakibatkan permasalahan pernafasan yang lebih kompleks dibandingkan dengan asap dari rokok tembakau. Gejala tersebut akan timbul secara bertahap mulai dari sesak nafas, nyeri dada dan gangguan pernapasan lainnya. (Kusumastuti & Haeriyah, 2021) Menurut Benowitz (2010) dalam jurnal Radhiah Putri 2020 mengungkapkan kandungan nikotin menyebabkan dependensi, propilen glikol bila dihirup jangka pendek (309 mg/m dalam satu menit) dapat menyebabkan iritasi mata, tenggorokan dan jalan nafas , kemudian gliserin dapat menyebabkan pneumonia lipoid. Selain itu, banyak pengguna rokok elektrik terutama remaja mengalami penyakit pada paru yang berkaitan dengan vaping dan sejumlah orang dilaporkan meninggal dunia dikarenakan komplikasi dari penyakit paru yang berkaitan dengan vaping. 28 Rokok elektrik umumnya mengandung larutan yang memiliki empat komposisi yaitu nikotin , propilen glikol ,gliserin, air dan perisa. Rokok elektrik beroperasi dengan memanaskan larutan dan membentuk uap super jenuh , yang berkondensasi disebelah tetesan halus setelah pencampuran dengan udara luar. Pada penelitian yang sudah dilakukan , rokok elektrik terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada epitel paru, serta paparan berkelanjutan dapat menimbulkan inflamasi pada jalan nafas yang berakibat terjadi adanya kerusakan epitel. Paru-paru manusia adalah organ yang berpasangan dan terdapat di rongga dada dan dipisahkan oleh jantung dan struktur lainnya di mediastinum. Paru – paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida . Sel tubuh menggunakan oksigen untuk tetap hidup dengan melepaskan energi melalui proses metabolism. Pada saat yang bersamaan proses metabolisme menghasilkan karbondioksida. Jika karbondioksida terdapat berlebihan maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik, sehingga kelebihan karbon dioksida harus dibuang. Pertukaran gas ini memiliki fungsi selain menyediakan oksigen bagi tubuh untuk metabolisme, juga dapat menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Pada bagian paru-paru terdapat bronkus yang merupakan percabangan dari trakea. Bronkus terus bercabang menjadi bronkus sekunder selanjutnya bercabang menjadi bronkus tersier. Bronkus tersier akan bercabang sampai bronkiolus terminalis yang merupakan cabang paling distal dari bronkiolus. Bronkus terminalis berakhir dengan terbagi menjadi bronkiolus respiratorius dan akhirnya sampai alveolus. Pertukaran gas mulai terjadi di bronkiolus respiratorius sampai alveolus. (Sumbayak & Majawati, 2021) a. Pengaruh Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Sistem Respirasi 1) Nikotin Pengaruh nikotin terhadap sistem respirasi bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan paparan langsung melalui rokok atau nikotin yang dihirup dan yang kedua melalui mekanisme sistem saraf pusat. Nikotin berperan dalam pembentukan emfisema pada perokok dengan mengurangi elastin pada parenkim paru dan meningkatkan volume alveolus. Nikotin menstimulasi reflek vagal dan ganglia parasimpatis sehingga menyebabkan peningkatan bronkokonstriksi dan apnea meningkatkan ketegangan trakea sehingga menyebabkan beberapa gangguan pernafasan . 29 2) Propilen Glikol dan Gliserin Propilen glikol alkohol alifatik yang digunakan sebagai pelarut dalam banyak obat dan perasa dan dalam alat penguap untuk pengiriman obat melalui penghirupan. Propilen glikol juga diakui sebagai aditif makanan yang aman. Gliserin dalam cairan rokok elektrik merupakan bahan makanan yang aman. Namun mesikpun penggunaan PG/YG bisa digunakan untuk obat seperti PG dalam inhaler asma tetapi dosis penggunaanya harus sesuai dengan kadar yang dibutuhkan. Kini pemasaran rokok elektrik semakin maju sehingga calon pembeli dapat membeli sceara online ataupun langsung membeli sendiri bahan baku dan kandungan campuran e-liquid. Sehingga dirisaukan pengguna rokok elektrik tidak mengontrol dosis yang sesuai maka dikhawatirkan memberikan paparan Propylen Glycol lebih tinggi yang dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan. ( Endang et al 2017) 3) Zat Perasa Zat perasa yang terdapat pada cairan rokok elektrik disetujui sebagai perisa makanan digunakan secara luas tanpa bukti efek samping. Sebagian besar zat perasa tidak ada bukti membahayakan tetapi terdapat pengecualian pada zat asetil dan sinamaldehid. Diasetil adalah senyawa organic dengan rumus kimia CH3CO2. Ini adalah cairan kuning atau hijau dengan rasa mentega yang kuat. Zat ini terdapat pada minuman beralkohol dan ditambahkan juga pada beberapa makanan lain untuk memberikan rasa mentega. Diasetil diketahui menyebabkan penyakit paru-paru bronchiolitis obliterans pada orang orang yang terpapar. Sinamadehis adalah senyawa organic dengan rumus C6H5CH= CHCHO. Zat ini sudah terbukti memberikan efek toksis pada beberapa jenis sel yang dikultur termasuk sel epitel paru . (Sumbayak & Majawati, 2021) b. Pengaruh Bahaya Asap Rokok Elektrik Terhadap Mikroskop Paru Secara umum dapat diketahui asap rokok elektrik dihasilkan tanpa melalui proses pembakaran tembakau, rokok elektrik jika dilihat kandungan nya juga tidak menghasilkan banyak zat racun seperti yang terdapat pada rokok konvensional, seperti karbon monoksida. Namun dampak terhadap paru-paru masih menjadi perhatian yang serius. 30 Selain nikotin zat – zat lain dalam rokok elektrik juga dapat berbahaya seperti kandungan gliserol dan propilen glikol yang dikatakan aman dikonsumsi secara oral belum dievaluasi dari segi inhalasi , zat-zat tersebut dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan. Paparan zat tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya aktivasi neutrofil dan produksi mukus dan mengurangi pembersihan mukosiliar. (Sumbayak dan Majawati,2021) Paparan asap rokok elektrik terhadap paru-paru dapat menyebabkan kerusakan yang dapat dilihat dari mikroskopis paru-paru. Kerusakan dapat berupa degenerasi dan nekrosis pada mukosa bronkiolus serta pada pembuluh darah dapat ditemukan kongesti, serta endoteliosis , kerusakan ini dapat ditemukan pada percobaan oleh Monica et al (2018). Menurut Larcomber et al (2017) dalam jurnal Sumbayak dan Majawati (2021) mengatakan pada rokok elektrik dapat menurunkan fungsi paru , rokok elektrik terdapat zat propilen glikol dan gliserol sebagai bahan liquidnya. Gliserol menyebabkan kerusakan paru yang lebih parah dibandingkan propilen glikol. Paparan asap rokok elektrik dengan nikotin dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kanker seperti pada rokok tembakau. (Sumbayak & Majawati, 2021) c. Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Rongga mulut yang terpapar oleh rokok elektrik secara terus-menerus sangat mempengaruhi saliva. Saliva yaitu suatu cairan tubuh yang berfungsi menjaga mukosa mulut, proses remineralisasi gigi , pencernaan , sensasi dalam rasa, perbaikan jaringan dan sebagai buffer. Rokok elektrik memiliki kandungan nikotin yang proses pengolahan nikotin adalah zat yang diserap melalui mukosa kemudian diedarkan melalui aliran darah dna distribusikan ke otak dan jaringan di seluruh organ tubuh. Nikotin yang mengalir pada sirkulasi darah berpengaruh pada vaskularisasi darah ke kelenjar saliva, sehingga terjadi penurunan fungsi morfologi pada kelenjar saliva tersebut. Nikotin yang menyerap ke otak akan mengaktivasi reseptor koligernik yang akan mempengaruhi aktivitas saraf pusat yang memicu terjadinya perubahan sekresi saliva. Terjadinya perubahan pada saliva dapat memberikan akibat buruk pada rongga mulut. Apabila terjadinya dry mouth atau kekeringan pada mulut membuat terjadinya perubahan komposisi saliva seperti bikarbonat yang mengakibatkan penurunan kapasitas buffer saliva dan penurunan pH 31 saliva. Hal tersebut membuat risiko terjadinya demineralisasi dan karies meningkat. (Silalahi et al., 2021) H. Penelitian Yang Terkait 1. Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Komunitas Manado Vapers Penelitian dari ( Junior N.W.Oroh dkk 2018 ) tentang hubungan penggunaan rokok elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut pada komunitas manado vapers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi penggunaan rokok elektrik dengan melihat kebersihan gigi dan mulut pada komunitas manado vapers di kota manado. Sampel penelitian ini yaitu 32 responden yang merupakan anggota manado vapor pengguna rokok elektrik diambil potong lintang. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna rokok elektrik yang diteliti merupakan bekas pengguna rokok konvensional yaitu sebanyak 22 responden, pengguna rokok elektrik yang tidak pernah menggunakan rokok konvensional berjumlah 10 responden. Jika dilihat dari hasil penelitian tabel silang antara frekuensi penggunaan rokok elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut responden didapatkan pula status kebersihan gigi dan mulut kategori sedang yaitu sebanyak 9 responden , sedangkan persentase terendah yaitu responden dengan frekuensi penggunaan sedang dan status kebersihan gigi dan mulut buruk yaitu 1 responden. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara penggunaan rokok elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut di komunitas manado vapers. (Oroh, dkk 2018) 2. Penggunaan Rokok Elektronik Di Komunitas Personal Vaporizer Surabaya Apsari Damayanti (2016) melakukan penelitian yang berjudul penggunaan rokok elektrik di komunitas personal vaporizer Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan penggunaan rokok elektrik di komunitas vaporizer Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik sebagian besar berusia 26-35 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMA, perguruan tunggu. Dominan memiliki riwayat merokok dengan alasan menggunakan rokok elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok. berdasarkan perhitungan faktor penggunaan keluarga dan penggunaan rokok elektrik menunjukkan bahwa 32 tidak ada dukungan keluarga merupakan faktor protektif untuk tidak menggunakannya. Sebagian besar responden merupakan pengguna rokok elektrik tingkat berat dan dari semua variabel yang diteliti hanya faktor biaya yang merupakan faktor risiko menjadi pengguna rokok elektrik. (Damayanti,2016) 3. Hubungan Tingkat Pendidikan, Usia, Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Dengan Tingkat Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Pada Komunitas Vape Jakarta Selatan Di Masa Pandemi Covid-19 Erika Kartika Putri dan Alfonsa Reni Oktavia (2021) melakukan penelitian ini dimasa pandemi dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan bahaya rokok elektrik pada masa pandem Covid-19 Di Komunitas vape Jakarta Selatan. Peneliti mengambil sampel dalam penelitian sebanyak 60 orang perokok di komunitas vape Jakarta selatan. Dengan kriteria inklusi nya yaitu perokok elektrik, berdomisili di Jakarta selatan dan kriteria inklusinya perokok tembakau. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan : 1. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemi Covid 19 di komunitas vape Jakarta selatan. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemic Covid-19 di komunitas vape Jakarta selatan 3. Ada pengaruh yang signifikan antara sosial ekonomi dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik di masa pandemi Covid-19 di komunitas vape Jakarta selatan 4. Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemi Covid-19 di komunitas vape Jakarta selatan 33 I. Kerangka Teori Bagan 2. 1 Kerangka Teori (Endang et al,2017) (Martina , dkk.2021) (Achadah & Fadil, 2020) 34 BAB III Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional A. Kerangka Konsep Berdasarkan pada latar belakang dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok elektrik terhadap bahaya kesehatan pada pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu, maka kerangka konsep yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut 1. Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan 2. Definisi rokok elektrik 3. Bahayakandungan rokok elektrik 4. Bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan Bagan 3. 1 Kerangka Konsep 35 B. Definisi Operasional Tabel 3. 1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur 1. Jenis kelamin adalah kondisi dimana manusia yang menjadi pembeda antara laki laki dan perempuan Responden Lembar mengisi data Kuesioner lembar angket Demografi pada lembar kuesioner yang telah disediakan Jenis Kelamin Alat Ukur Hasil Ukur Skala Penguk uran Lelaki Nominal Perempuan 2. Usia Usia adalah hitungan waktu seorang individu dari awal lahir hingga saat ini dalam satu tahun Responden Lembar mengisi data Kuesioner lembar angket Demografi pada lembar kuesioner yang telah disediakan 3. Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh responden sampai lulus Responden Lembar mengisi data Kuesioner lembar angket pada lembar kuesioner yang telah disediakan SD,SMP,SMA,Perguruan Ordinal Tinggi 6. Pengetahuan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan Suatu informasi yang diketahui oleh seseorang yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran Skala Guttman Untuk menentukan hasil Ordinal ukur , skor dikategorikan menjadi Baik : ≥76% Cukup : 36-71% Kurang :≤35% Pengetahuan tentang definisi rokok elektrik Suatu informasi yang dimiliki responden terhadap definisi rokok elektrik dan maknanya apabila pengetahuannya sesuai maka responden tersebut menjawab dengan benar Skala Guttman 7. Lembar Kuesioner Benar :1 Salah :0 Lembar Kuesioner Benar :1 Salah :0 36 Usia responden rentang 18-40 tahun Rasio Untuk menentukan hasil ukur , skor dikategorikan Ordinal menjadi Baik : ≥76% Cukup : 36-71% Kurang :≤35% 8. 9. Pengetahuan tentang kandungan rokok elektrik Suatu informasi yang diterima oleh responden mengenai zat apa saja yang berada didalam rokok elektrik Skala Guttman Pengetahuan tentang dampak kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan Suatu informasi yang diterima oleh responden mengenai rokok elektrik berbahaya atau tidak setelah mereka menggunakan rokok elektrik Skala Guttman Lembar Kuesioner Benar :1 Salah :0 Lembar Kuesioner Benar :1 Salah :0 37 Untuk menentukan hasil ukur , skor dikategorikan Ordinal menjadi Baik : ≥76% Cukup : 36-71% Kurang :≤35% Untuk menentukan hasil ukur , skor dikategorikan Ordinal menjadi Baik : ≥76% Cukup : 36-71% Kurang :≤35% BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis data dan numerical yang diolah dengan metode statistika (Rodhi,2022). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan perokok elektrik terhadap efek kesehatan kandungan rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket kuesioner penelitian. B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada para pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu dan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2022 C. Populasi Dan Sampel Populasi adalah semua nilai , baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas ( Roflin , dkk .2021) . Populasi penelitian ini adalah pada para pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu yang berjumlah 120 orang. Sampel merupakan bagian dari populasi dimana semua unit populasi harus memiliki peluang untuk terambil sebagai unit sampel dan sampel dipandang sebagai penduga populasinya atau sebagai populasi dalam bentuk kecil (Roflin,dkk. 2021) .Teknik snowball sampling adalah merupakan metode non probability sampling (Sampel dengan probabilitas yang tidak sama). Dimana tata cara pengambilan sampel semacam ini spesial digunakan buat data-data yang bertabiat komunitas dari subyektif maupun dengan kata lain objek sampel yang kita mau sangat jarang serta bertabiat mengelompok pada suatu himpunan.(Lena Ini, 2021) Sampel pada penelitian ini adalah para pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria inklusi : 1. 18-40 tahun yang menggunakan rokok elektrik 2. Pria dan wanita yang menggunakan rokok elektrik 3. Bersedia menjadi responden 38 4. Anggota komunitas vaporizer Cireundeu Kriteria eksklusi : 1. Responden yang tidak merokok elektrik 2. Responden yang menolak dijadikan responden 3. Responden bukan anggota komunitas vaporizer Cireundeu Pada penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin, rumus slovin adalah 𝑛= 𝑁 1 + 𝑁 (𝑑)2 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi D = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 5% 𝑛= 120 1 + 120 (0,05)2 𝑛= 120 1 + 0,25 𝑛= 120 1,25 𝑛 = 92 Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus slovin , maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 92 responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan penelitian menambahkan 10% dari jumlah minimal 10% x 92 = 9 Jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 101 responden D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai gambaran pengetahuan tentang rokok elektrik pada para pengguna rokok elektrik di 39 komunitas vaporizer Cireundeu. Instrumen penelitian terbagi menjadi dua kategori yaitu kuesioner demografi dan kuesioner pengetahuan. 1. Kuesioner karakteristik demografi Kuesioner karakteristik demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden, karakteristik demografi ini terdiri dari pertanyaan jenis kelamin , usia, pendidikan terakhir , status penggunaan 2. Kuesioner pengetahuan Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori data ilmiah berisi tentang pengetahuan rokok elektrik dalam bentuk pernyataan, kuesioner tersebut berjumlah 17 pernyataan. Kuesioner menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar atau salah . Jawaban benar untuk pengetahuan diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Jumlah maksimal dalam pernyataan kuesioner ini ada 17. Menurut Arikunto (2013) hasil ukur pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu : a. Baik 76%-100% b. Cukup 56%-75% c. Kurang ≤55% Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini yaitu : 2. Tingkat pengetahuan baik : ≥75% 3. Tingkat pengetahuan cukup : 36-71% 4. Tingkat pengetahuan kurang : ≤35% Table 4. 1 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Forable Unfavorable Jumlah Definisi 1,2,3 - 3 Kandungan 4,8,12,5,10 17,,15 7 Dampak 14,16 9,11,13,6,7 7 40 E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas instrumen mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur secara tepat masalah yang ingin diukur. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, masalah validitas tidak sederhana. Didalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dan tingkat teoritis sampai tingkat empiris (Ovan dan Saputra,2020). Uji validitas yang akan dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment. Dalam pengujian uji validitas dilakukan dengan beberapa kriteria : b. Jika rhitung> rtable dengan taraf signifikan α= 0,05 , maka H0 ditolak atau instrumen dinyatakan valid c. Jika rhitung < rtable dengan taraf signifikan α=0,05 , maka Ho diterima atau instrumen dinyatakan tidak valid ( Hulu dan Sinaga , 2019) Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner di komunitas vaporizer cireundeu dari 30 responden. Dari hasil uji validitas kuesioner pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan dikatakan 17 valid. Table 4.2 Uji Validitas Item Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan P01 0,361 0,715 Valid P02 0,361 0,572 Valid P03 0,361 0,485 Valid P04 0,361 0,673 Valid P05 0,361 0,407 Valid P06 0,361 0,663 Valid P07 0,361 0,421 Valid 41 P08 0,361 0,626 Valid P09 0,361 0,485 Valid P 010 0,361 0,717 Valid P011 0,361 0,410 Valid P012 0,361 0,541 Valid P013 0,361 0,517 Valid P014 0,361 0,512 Valid P015 0,361 0,433 Valid P016 0,361 0,571 Valid P017 0,361 0,626 Valid 2.Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang akan menunjukkan hasil pengukuran yang sama. Reliabilitas menunjukkan konsistensi kuesioner terhadap jawaban responden dalam beberapa kali pengujian pada kondisi yang berbeda dengan menggunakan kuesioner yang sama . (Ovan dan Saputra,2020) . Dalam uji reliabilitas adalah suatu yang digunakan sebagai tolak ukur untuk menguji konsistensi antar item dalam kuesioner adalah Cronbach alpha. Pada penelitian ini hasil uji reliabilitas kuesionernya adalah 0,856 dan termasuk dalam tingkat reliabilitas dengan kriteria tinggi. F. Tahap penelitian 1. Sumber data Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer. Data primer yang didapatkan peneliti adalah langsung dari responden dengan proses melalui kuesioner . Kuesioner yang diberikan oleh peneliti melalui google form. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dan tidak boleh diwakili. Kuesioner yang telah di isi oleh responden menjadi sumber data diri responden yang akan di olah oleh peneliti . 42 2. Proses pengambilan data Prosedur dalam pengambilan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu : a. Tahap persiapan 1. Peneliti membuat surat izin penelitian tempat dan surat izin studi pendahuluan dari program studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dan studi pendahuluan peneliti mengajukan kepada pemilik tempat vaporizer Cireundeu yaitu Vaperasoy . 3. Peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang dan memberikan beberapa pertanyaan terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan 4. Setelah mengetahui permasalahan di dalam komunitas tersebut. Selanjutnya peneliti membuat kuesioner untuk diberikan kepada responden 5. Setelah instrument siap, peneliti mengajukan surat izin melakukan uji validitas reliabilitas di komunitas vaporizer amatir dengan jumlah 30 responden untuk uji validitas dan reliabilitas 6. Setelah instrument terkumpul sebanyak 30 responden. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan perhitungan SPSS 25 dan Microsoft excel. Setelah dilakukan perhitungan instrumen dinyatakan semuanya valid. Maka kuesioner dibagian ke respond komunitas vaporizer cireundeu b. Tahap pengambilan data 1. Peneliti mengajukan izin etik penelitian ke komisi etik Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta secara daring 2. Peneliti meminta permohonan surat izin pengambilan data ke Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta secara daring 3. Menghubungi pihak pemilik tempat vaporizer cireundeu untuk selanjutnya ke tahap pengambilan data 4. Peneliti dibantu oleh pemilik tempat vaporizer untuk melakukan pengambilan data di komunitas vaporizer 43 5. Peneliti menjelaskan tujuan dan memberikan informed consent serta kuesioner melalui google form kepada responden. Dan ada juga sebagian yang mengisi melalui selebaran kertas namun hanya beberapa saja yang hadir saat meet up vaporizer. 6. Setelah kuesioner sudah terjawab semua , maka peneliti mulai melakukan analisa data dengan menggunakan excel dan mengolah data dengan SPSS 7. Setelah data terkumpul peneliti melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi responden 8. Menghitung, menganalisa data dengan menggunakan metode statistic. G. Pengolahan Data Analisa data adalah kegiatan yang dilakukan setelah melalui tahapan pengumpulan dan pengolahan data selesai dilaksanakan. Adapun tahap pengolahan data kuantitatif yaitu: a. Editing Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperolEh atau dikumpulkan menyesuaikan data dengan rencana semula seperti apa yang diinginkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Dalam penelitian ini , peneliti melakukan pemeriksaan kembali jumlah responden setiap kelasnya yang mengisi kuesioner. Apabila jumlah responden belum memenuhi dari target yang telah direncanakan peneliti maka peneliti menghubungi ketua komunitas untuk membantu mengingatkan kembali teman komunitasnya b. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode pada data dengan merubah kata yang terdiri dari beberapa kategori menjadi angka (misalnya baik=1 , sedang-2 , kurang=3). Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data dan analisis data menggunakan computer . Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam penelitian ini Coding menggunakan simbol angka. 44 Item Kategori Variabel Kode Jenis Kelamin Laki-laki Wanita 1 2 Pendidikan Akhir SMA/SMK Perguruan Tinggi 1 2 Status Penggunaan Beralih dari rokok 1 tembakau 2 Langsung rokok elektrik 3 Perokok ganda Pernyataan Benar Salah 1 0 Salah Benar 1 0 1,2 ,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,1 5,27 Pernyataan 5,8,12,14,16 Table 4. 3 Nomor Koding c. Sorting Sorting adalah dengan memilah atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki , misalnya menurut daerah sampel, waktu dan sebagainya d. Data Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer . Peneliti memasukkan data ke dalam perangkat komputer lainnya dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya peneliti melakukan pengelolaan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25. e. Cleaning Cleaning merupakan kegiatan pembersihan data dengan melihat tiap variable apakah data sudah benar atau belum dengan cara pengeluaran tabel distribusi frekuensi setiap variabel penelitian. Pengeluaran informasi dengan melakukan teknik analisis . (Setiana dan Nuraeni , 2018). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan kembali terhadap semua data yang sudah selesai dimasukkan dalam aplikasi SPSS , dengan cara melihat kembali data-data yang kemungkinan ada terjadinya kesalahan saat 45 menginput data, sehingga peneliti bisa melakukan perbaikan pada data yang salah H. Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Analisis Univariat adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap variabel penelitian. Analisis univariat hanya mendeskripsikan atau menjelaskan masing-masing variabel penelitian (Hulu & Sinaga, 2019). Dalam penelitian ini analisis univariat menggunakan analisis distribusi frekuensi. Analisis penelitian ini diolah melalui SPSS 25 . Analisis yang digambarkan yaitu mengenai pengetahuan bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan di komunitas vaporizer cireundeu I. Etika Penelitian Etika penelitian adalah memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca antara lain : 1. Menghormati harkat dan martabat manusia ( respect for human dignity) Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Salah satu tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek ( informed consent ) 2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Dalam aplikasinya peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subjek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subjek. Penelitian dapat menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden 3. Keadilan dan Inklusivitas Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan , peneliti dilakukan secara juju , hati-hati , professional dan prikemanusiaan dan memerhatikan faktor-faktor ketepatan, 46 keseksamaan, kecermatan, intimitas , psikologi serta perasaan religius subjek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacammacam teori namun yang terpenting adalah bagaimana keuntungan dan beban harus didistribusikan. 4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi. Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stress tambahan maka subjek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera , kesakitan, stress, maupun kematian subjek penelitian. Penelitian yang membutuhkan Ethical Clearance pada dasarnya merupakan seluruh penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian harus mendapatkan ethical clearance baik penelitian yang melakukan spesimen ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen. (Sumantri, Arif. 2021). 47 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan data hasil penelitian meliputi karakteristik responden dan gambaran tingkat pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu pada bulan Agustus 2022 membagikan kuesioner melalui google form A. Gambaran Karakteristik Demografi Responden 1. Karakteristik Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin Table 5. 1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (N) Presentase % Laki-laki 90 89.1% Perempuan 11 10.9% Total 101 100.0% Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 90 responden (89,1%) dan perempuan sebanyak 11 responden (10,9%). 2. Karakteristik Demografi Berdasarkan Usia Table 5. 2 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Usia Mean 22.99 Median 23.00 Modus 22 Minimal 18 Maximum 28 Berdasarkan hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa usia responden ratarata adalah 22,99 tahun dan usia paling banyak adalah 22 tahun. Dengan responden paling minimum adalah usia 18 tahun dan paling maksimum adalah 28 tahun. 48 3. Karakteristik Demografi Berdasarkan Pendidikan Akhir Table 5. 3 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan akhir Frekuensi (N) Presentase SMA/SMK 38 37,6% Perguruan tinggi 63 62,4% Total 101 100,0% Berdasarkan hasil analisis data table 5.3 didapatkan hasil Pendidikan Akhir pada responden paling banyak perguruan tinggi sebanyak 63 responden (62,4%) dan SMA sebanyak 38 responden (37,6%). 4. Karakteristik Demografi Berdasarkan Status Penggunaan Table 5. 4 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Status Penggunaan Status Penggunaan Frekuensi (N) Presentase Beralih dari tembakau 63 62,4% Langsung merokok elektrik 38 37,6% Perokok ganda 15 14,9% Total 101 100,0% Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.4 maka didapatkan hasil responden mayoritas status penggunaan dilakukan memilih beralih tembakau 63 responden (62,4%) , langsung merokok tembakau 38 responden (37,6%).dan sisanya adalah perokok ganda 15 responden (14,9%). B. Gambaran Pengetahuan Responden Table 5. 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Pengetahuan Frekuensi (N) Presentase (%) Baik 21 20,8 % Cukup 67 66,3% Rendah 13 12,9% Total 101 100,0% 49 Berdasarkan hasil analisis distribusi pengetahuan pengguna rokok elektrik terhadap kesehatan dari 101 responden didapatkan hasil pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (12,9%) , pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 responden ( 21,8%) dan pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 66 responden (65,3%) Table 5. 1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Definisi Rokok Elektrik No Pernyataan Definisi Rokok elektrik Benar 1 Rokok elektrik adalah jenis 76 rokok yang dapat mengubah (75,2%) larutan nikotin menjadi uap yang dihisap oleh penggunanya Jawaban Salah 25 (24,8%) 2 Rokok elektrik adalah salah satu 63 jenis rokok yang (62,4% pengoperasianya dapat dirakit sendiri oleh pengguna nya 38 (37.6%) 3 Rokok elektrik diciptakan 73 sebagai salah satu alternatif (72,3%) untuk berhenti merokok bagi pengguna rokok konvensional 28 (27,7%) Table 5. 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kandungan rokok elektrik No Pernyataan Rokok elektrik Kandungan Benar Salah 4 Rokok elektrik mengandung 36 bahan baku tembakau (35,6%) 65 (64,4%) 5 Rokok elektrik hanya 70 mengandung nikotin saja (69.3%) 31 (30,7%) 9 Kandungan nikotin pada rokok 72 elektrik dapat menimbulkan (71,3%) kecanduan bagi penggunanya 29 (28,7%) 10 Kandungan liquid dalam rokok 64 elektrik tidak mengandung tar (63,4%) dan tembakau 37 (36,6%) 50 Table 5. 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan No Pernyataan Bahaya Rokok Benar elektrik terhadap Kesehatan Salah 6 Rokok elektrik menggunakan 44 baterai yang dapat beresiko (43,6%) meledak setiap saat 57 (56,4%) 7 Rokok elektrik menyebabkan risiko perokok ganda dapat 79 menjadi (78,2%) 22 (21,8%) 8 Paparan Uap rokok elektrik tidak 48 berbahaya bagi perokok pasif (47,5%) 53 (52,5%) 11 Kandungan Propylene Glycol 36 dalam rokok elektrik bisa (36,6%) menyebabkan dehidrasi,tenggorokan kering 65 (64,6%) 12 Bahan-bahan kandungan pada 42 rokok elektrik tidak berbahaya (41,6%) untuk kesehatan 59 (58,4%) 13 Menggunakan rokok elektrik 38 dalam jangka waktu yang (37,6%) panjang dapat merusak sistem pernapasan 63 (62.4%) 14 Kandungan Uap pada rokok 37 elektrik tidak berbahaya bagi (36,6%) paru-paru 64 (63,4%) 15 Rokok elektrik mengandung 30 senyawa karsinogen yang dapat (29,7%) menyebabkan risiko terkena penyakit kanker jika digunakan dalam jangka waktu yang lama 71 (70,3%) 16 Rokok elektrik tidak dapat 28 menimbulkan masalah kesehatan (27,7%) terhadap gigi dan mulut 73 (72,3%) 17 Kandungan yang terdapat pada 45 rokok elektrik dapat (44,6%) menyebabkan sariawan pada mulut 56 (55,4%) 51 Berdasarkan hasil analisi ketiga table di atas distribusi jawaban pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik terhadap kesehtan dengan indicator definisi rokok elektrik, kandungan rokok elektrik, dan dampak rokok elektrik terhadap kesehatan. Dilihat dari frekuensi jawaban, maka jawaban yang paling banyak menjawab salah dapat dilihat pada nomor 6,8,12,11,13,15,6,17 yaitu mengenai dampak bahaya penggunan rokok elektrik dari segi kandungan rokok elektrik. Untuk pertanyaan kategori definisi dan kandungan komunitas vaporizer memiliki pengetahuan yang baik karena mayoritas menjawab benar. Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 6,,8, terkait “ Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ” . Pada P06 “ Risiko meledak pada rokok elektrik “ mayoritas responden menjawab salah sebanyak 57 responden (56,4%). P08 terkait “ risiko paparan uap pada rokok elektrik” mayoritas menjawab dengan salah sebanyak 53 responden (52,5%) dalam artinya responden membenarkan bahwa paparan uap rokok elektrik tidak berbahaya padahl uap rokok elektrik berbahay bagi kesehatan. Pada P012 terkait “ dampak terhadap perokok pasif” mayoritas responden pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 59 responden (58,4%) membenarkan pernyataan bahwasanya kandungan rokok elektrik tidak berbahaya. Hasil distribusi jawaban pada nomor 13 dan 14 mengenai dampak kandungan kesehatan terhadap penggunanya dan sistem pernapasan” responden mayoritas jawabannya salah. Pada nomor 13 responden menjawab salah sebanyak 63 responden (62.4%) dalam arti responden tidak mengetahui akibat dari kandungan propylene glycol terhadap penggunanya . Pada P014 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 64 orang (64%) . Pada nomor 11,16 dan 17 mayoritas menjawab salah “terkait kesehatan mulut dan gigi” . Pada P011 mayoritas jawaban responden yang salah sebanyak 65 orang atau 64.6 %, P016 responden menjawab salah sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden yang menjawab salah sebanyak 56 responden (55,4%). Pengetahuan responden terkait P015 “dampak rokok elektrik yang menyebabkan kanker” mayoritas pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%) dalam arti mereka tidak mengetahui akan risiko penyakit kanker atau tidak mengetahui adanya karsinogen dalam rokok elektrik. 52 BAB VI PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka. Pada keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama penelitian A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Usia Pendidikan Terakhir, Status Penggunaan a. Jenis kelamin Mayoritas jenis kelamin pada penelitian ini yaitu sebanyak (89,1%)responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak (10,9%)responden. Pada penelitian ini didapatkan jumlah laki –laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Puspitawati (2020) menyatakan bahwa dari 149 responden pada penelitiannya mayoritasnya adalah jenis kelamin laki –laki sebanyak 113 orang dan perempuan 83 orang . b. Usia Usia paling banyak pada penelitian ini adalah 22 – 25 tahun. Usia 22 (38,6%) , usia 24 (19,8%) , usia 25 (15,8%) dan usia 23 (10,9%) . Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puspitawati (202) dalam jurnalnya “Gambaran Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang “ menyatakan bahwa dari 149 responden pada penelitiannya usia paling banyak adalah 22-25 tahun sebanyak 113 responden dan 18-21 sebanyak 88 responden. c. Pendidikan Terakhir Pada penelitian ini responden yang memiliki pendidikan terakhir Perguruan tinggi yaitu dengan jumlah 62,4% Sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu 37,6 % sedangkan untuk pendidikan terakhir SD dan SMP tidak ada. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA dan Perguruan Tinggi.. Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Puspitawati (2020) dalam jurnalnya “Gambaran Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang 53 “ menyatakan bahwa dari 149 responden pada penelitiannya memiliki pendidikan terakhir “Perguruan Tinggi” sebanyak 102 responden dan pendidikan terakhir SMA sebanyak 99 responden”. d. Status Penggunaan Hasil penelitian status penggunaan, sebagian besar responden adalah beralih dari rokok tembakau lalu menggunakan rokok elektrik yaitu sebesar 59,4% sedangkan untuk hanya pengguna rokok elektrik memiliki 25,7% dan untuk perokok ganda mendapatkan presentasi lebih kecil 14,9%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitawati, Putu Frida ( 2020) menyatakan hasil dari pengguna perokok ganda atau sering disebut dual smoker 5.97% yaitu lebih kecil daripada sejumlah responden yang beralih dari rokok tembakau. Penelitian Damayanti (2016) mengatakan mengatakan (80,6%) dari komunitas vapor surabaya tersebut memilih rokok elektrik sebagai alternatif berhenti merokok , 12,9% coba coba dan lifestyle 6,5%. Penelitian Ninda Pratiwi (2018) juga mengungkapkan bahwa alasan mayoritas responden pada penelitiannya sebanyak 71,9% yaitu sebagai alternatif untuk berhenti merokok dan sisanya 28,1% dikarenakan faktor dari lingkungan . B. Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer cireundeu terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan. Pengetahuan responden diukur dari 17 soal pertanyaan yang mencakup informasi mengenai konsep pengetahuan rokok elektrik berupa definisi rokok elektrik, kandungan rokok elektrik, dan dampak dari kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan. Berdasarkan hasil analisis distribusi pengetahuan pengguna rokok elektrik terhadap kesehatan dari 101 responden didapatkan hasil pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (12,9%) , pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 responden ( 21,8%) dan pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 66 responden (65,3%) . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Alfiyyah & Alfiyyah, 2018) dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Bahaya Rokok Elektrik di MAN 1 Kota Bogor menyimpulkan bahwasanya dari 73 responden yang dilakukan di MAN 1 kota bogor, hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baik 54 sebanyak 28 responden (38%), pengetahuan cukup sebanyak 35 responden ( 48%), dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang yaitu 10 responden (14%). Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan (Wahyuni et al., 2021) dalam penelitian jurnalnya yang berjudul “ Pengetahuan remaja tentang rokok elektrik “ dengan 120 responden maka hasil penelitian mengatakan sebanyak 61 orang (50,7%) responden memiliki pengetahuan kurang dan 59 responden (49,3%) Kategori cukup. Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 1 ,2 ,3 “definisi rokok elektrik” dengan jumlah menjawab benar pada P01 sebanyak 76 responden (75,2%) , P02 sebanyak 63 responden (62,4%). Pada P03 sebanyak 73 responden (72,3%) artinya masyarakat mengetahui informasi mengenai penyebab rokok elektrik ini diterbitkan. Namun meskipun awal mula rokok elektrik ini diterbitkan untuk alternatif berhenti merokok hal ini tidak sejalan dengan fenomena yang berlangsung saat ini. Faktanya ternyata penggunaan rokok elektrik tidak bisa menjadikan alternatif untuk berhenti merokok , karena banyak pengguna beralih dari rokok tembakau tetapi tidak berhenti merokok sepenuhnya. Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 4, 5,10 “Kandungan rokok elektrik”dengan 3 point nomor, dua point menjawab benar pada P05 sebanyak 70 responden (69,3%) dan P 010 sebanyak 64 responden (63,4%). Namun pada P04 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 65 responden (65%) . Hasil jawaban P04 sebanyak 65% jawabannya salah terkait “bahan baku rokok elektrik ” sejalan dengan penelitian (Wahyuni et al., 2021)mengungkapkan sebanyak 95,8 % responden tidak mengetahui bahwa tembakau merupakan bahan baku liquid dari rokok elektrik. Hal ini didukung oleh BPOM yang menyebutkan salah satu bahan yang terkandung dalam liquid rokok elektrik adalan tobacco specifi nitrosamine (TSNAs), yaitu zat yang ada pada tembakau atau yang terdapat pada rokok konvensional. (Wahyuni et al., 2021). Pada P05 dan P010 terkait “Kandungan Liquid ” mayoritas menjawab dengan benar. Hal ini sejalan dengan penelitian ( I gusti N, dkk 2018) menyatakan dalam penelitiannya bahwasanya pemahaman responden mengenai kandungan dan bahaya rokok elektrik memiliki pemahaman yang cukup (69,0%) Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 6,7,8, terkait “ Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ” mayoritas responden menjawab salah yaitu pada nomor 6,8 dan no 7 mayoritas 55 menjawab benar.. Pada P06 “ Risiko meledak pada rokok elektrik “ mayoritas responden menjawab salah sebanyak 57 responden (57%). Hal ini sejalan dengan penelitian (I Gusti N, 2018) mengatakan bahwasanya hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa dari 200 orang hanya kurang dari sebagian responden yang mengetahui bawah rokok elektrik berisiko meledak (40,0%). Pada P07 “resiko menjadi perokok ganda “ mayoritas responden menjawab dengan benar sebanyak 79 responden (78,2%). Hal ini terbukti dengan penelitian dari (Sihaloho & Rum, 2017) mengatakan dalam jurnalnya bahwa dari 200 responden terbukti 117 orang menjadi perokok ganda setelah menggunakan rokok elektrik. P08 terkait “ risiko paparan uap pada rokok elektrik” mayoritas menjawab dengan salah sebanyak 53 responden (52,5%) dalam artinya responden membenarkan bahwa paparan uap rokok elektrik tidak berbahaya. Penelitian ini sejalan dengan (Zahratul et al., 2021)mengatakan bahwa dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 4 responden utama mereka menyampaikan kalau mereka percaya rokok vape ini asapnya tidak berbahaya seperti rokok tembakau. informan juga mengatakan kalau vape ini keluar bukan asap tapi hanya uap saja jadi tidak apa apa jika terhirup orang sekitar dan juga responden tidak tahu dampak dari uap rokok elektrik jika terhirup orang sekitar. Hal ini sejalan dengan penelitian pada (I Gusti N, 2018) mengungkapkan pada penelitian bahwasanya dari 200 responden, hanya 110 responden yang menjawab benar terkait bahaya rokok elektrik terhadap perokok pasif Pada pernyataan nomor 9,11, 12, 13,14,15,16,17 mayoritas jawaban responden menjawab pernyataan dengan “salah” terkait . Hasil distribusi frekuensi jawaban P09 terkait dampak nikotin mayoritas menjawab benar sebanyak 72 responden (71,3%) sejalan dengan penelitian (I Gusti N, 2018)dari 200 orang menjawab benar sebanyak 166 responden 83% menjawab setuju jika nikotin menimbulkan kecanduan. hal ini karena mayoritas pengguna rokok elektrik adalah responden yang beralih dari perokok tembakau dimana pengalaman serta informasi yang mereka dapatkan terkait nikotin sudah banyak mereka temui baik dari lingkungan maupun media informasi. Pengetahuan responden terkait P015 “dampak rokok elektrik yang menyebabkan kanker” mayoritas pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%) dalam arti mereka tidak mengetahui akan risiko penyakit kanker atau tidak mengetahui adanya karsinogen dalam rokok elektrik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dari (I Gusti N, 2018) menyimpulkan bahwa mayoritas dari 200 responden mengetahui adanya 56 risiko penyakit kanker sebanyak 166 responden (83,0%). Berikutnya pada P012 terkait “ dampak terhadap perokok pasif” mayoritas responden pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 59 responden (58,4%wah) membenarkan pernyataan bahwasanya kandungan rokok elektrik tidak berbahaya. Hal ini sejalan dengan penelitian (Wahyuni, et al 2021) mengatakan sebanyak 36,7% responden masih belum mengetahui bahwa dalam rokok elektrik mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Selanjutnya mengenai hasil distribusi jawaban pada nomor 13 dan 14 mengenai dampak kandungan kesehatan terhadap penggunanya dan sistem pernapasan” responden mayoritas jawabannya salah. Pada nomor 13 responden menjawab salah sebanyak 63 responden (62.4%)dalam arti responden tidak mengetahui akibat dari kandungan propylene glycol terhadap penggunanya . Pada P014 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 64 orang (64%) artinya membenarkan pernyataan kalau rokok elektrik tidak berbahaya bagi paru-paru penggunanya. Hal ini sejalan dengan penelitian (Wahyuni et,al 2021) mengatakan sebanyak 27,5% responden masih belum mengetahui bahwasanya rokok elektrik dapat menyebabkan bahaya bagi penggunanya. Hasil distribusi frekuensi jawaban pada nomor 11,16 dan 17 mayoritas menjawab salah “terkait kesehatan mulut dan gigi” . Pada P011 mayoritas jawaban responden yang salah sebanyak 65 orang atau 64.6 %, P016 responden menjawab salah sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden yang menjawab salah sebanyak 56 responden (55,4%). . Hal ini sejalan dengan penelitian (Maharani et al., 2021) mengungkapkan penelitian jurnalnya mengenai kesehatan gigi dan mulut terhadap perokok elektrik sebanyak 64% responden kategori kurang, 10 responden berpengetahuan sedang dan 26% responden berpengetahuan baik . (Maharani et al., 2021). Dari hasil distribusi di atas maka hal ini sejalan dengan Wadrswotg ,et all (2016) yang menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik menganggap rokok elektrik kurang berbahaya dibandingkan dengan rokok tembakau maka dari itu mereka menggunakan rokok elektrik. Hal ini sejalan dengan jurnal (Lorensia et al., 2017) mengatakan bahwa dari hasil jurnalnya terkait pengetahuan responden terhadap rokok elektrik mayoritas responden setuju bahwa rokok elektrik lebih tidak beracun daripada rokok tembakau.( Lorensia et al., 2017). 57 Penelitiannya mengatakan bahwasanya pengetahuan komunitas rokok elektrik terhadap kandungan zat kimia dan dampak kesehatan dari penggunaan rokok elektrik masih tergolong kurang. Dari 31 responden , sebanyak 18 responden tergolong kurang. Mayoritas pada penelitian (Damayanti,2017) mengungkapkan bahwasanya alasan merokok elektrik adalah sebagai alternatif untuk berhenti merokok. Kurangnya pengetahuan pada responden juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, dimana mayoritas penggunaan hanya sekedar mengikuti pergaulan saja sehingga tidak memperdulikan akibat dari rokok elektrik, hal ini sejlan dengan peneliitan dari ( Endang et al ,2017) dikhawatirkan adanya normalisasi dalam penggunan perilakuelektrik sebagai bentuk penerimaan social . C. Keterbatasan Penelitian Peneliti belum menemukan kuesioner baku secara mendalam belum ada terkait kuesioner pengetahuan rokok elektrik terhadap kesehatan sehingga memerlukan analisa lebih lanjut untuk peneliti selanjutnya dan secara teoritis masih banyak masalah dalam penggunaan rokok elektrik yang perlu diteliti lebih lanjut terkait bagaimana penggunaan control pengguna rokok elektrik dalam menggunakan cairan yang ada di dalam liquid , sumber informasi yang didapatkan oleh pengguna rokok elektrik terkait rokok elektrik, dan juga edukasi terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan . Dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga dan dana maka peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu Gambaran Pengetahuan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan. 58 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai gambaran pengetahuan bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan di komunitas vaporizer Cireundeu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden usia di Komunitas Vaporizer Cireundeu yaitu mayoritas berusia 22 tahun dengan jumlah 39 responden (38,6%). 2. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin di Komunitas Vaporizer Cireunndeu yaitu mayoritas jenis klamin laki –laki dengan jumlah 90 responden (89,1%) sedangkan perempuan sebanyak 11 responden (10,9%). 3. Hasil penelitian pendidikan akhir karakteristik responden berdasarkan yaitu mayoritas pendidikan akhir di Komunitas Vaporizer Cireundeu adalah perguruan tinggi dengan jumlah 63 responden (62,4%) sedangkan SMA sebanyak 38 responden (37,6%) 4. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik status penggunaan rokok elektrik pada Komunitas Vaporizer Cireundeu mayoritas karena beralih dari rokok tembakau sebanyak 60 orang (59,4%) , langsung merokok tembakau 26 responden (25,7%) dan 15 responden menjadi perokok ganda (14,9%) 5. Hasil penelitian berdasarkan gambaran bahaya pengetahuan rokok elektrik terhadap kesehatan yaitu mayoritas pengguna rokok elektrik memiliki pengetahuan baik sebanyak 22 responden (21,8%), pengetahuan cukup sebanyak 66 responden (65,3%) dan pengetahuan rendah sebanyak 13 responden (12,9%). 6. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan paling banyak tidak diketahui yaitu mengenai bahaya kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan “ berdasarkan jawaban yang mayoritas di jawab salah oleh 101 responden menjawab “salah” pada terkait kandungan rokok elektrik sebanyak 57 responden (57%), risiko paparan uap pada rokok elektrik mayoritas menjawab dengan salah sebanyak 53 responden (52,5%), dampak nikotin mayoritas menjawab benar sebanyak 72 responden (71,3%), dampak rokok elektrik yang menyebabkan kanker mayoritas pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%), dampak terhadap 59 perokok pasif mayoritas responden pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 59 responden (58,4%) . Pada point nomor 13 dan 14 bahaya rokok elektrik terhadap sistem pernapasan responden menjawab salah pada nomor 13 sebanyak 63 rsponden (62,3%) dan nomor 14 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 64 orang (64%.) Pada bahaya kesehatan gigi dan mulut terdapat pada tiga nomor (11,16,17) mayoritas responden menjawab salah, P011 mayoritas jawaban responden yang salah sebanyak 65 orang atau (64,6%), P016 responden menjawab salah sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden yang menjawab salah sebanyak 56 responden (55,4%). B. Saran 1. Bagi Institusi Keperawatan Penelitian ini diharapkan menjadi sumber landasan dan acuan dalam mengembangkan ilmu pembelajaran dan dapat menjadi sumber informasi bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan. 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini diharapkan sebagai edukasi pelayanan kesehatan untuk masyarakat baik pengguna rokok elektrik maupun bukan pengguna rokok elektrik dengan tujuan agar dapat menambah wawasan masyarakat dan juga mengubah pola pikir masyarakat terkait rokok elektrik agar tidak keliru dalam memahami informasi yang berdasarkan teori ilmiah terkait bahaya kesehatan yang ditimbulkan pada penggunaan rokok elektrik 3. Bagi Pengguna Rokok Elektrik Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu Dengan adanya penelitian ini di harapkan menjadi informasi untuk menambah wawasan pada anggota komunitas vaporizer Cireundeu agar tidak lagi keliru dalam memahami kandungan rokok elektrik dan bahaya kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya membahas lebih detail lagi terkait bahaya rokok elektrik yang sekiranya dapat dilakukan dengan metode wawancara agar menemukan informasi yang lebih detail, selanjutnya agar meneliti kepada masyarakat yang juga tidak menggunakan rokok elektrik agar dapat mengetahui juga pengetahuan mereka terkait rokok elektrik . 60 DAFTAR PUSTAKA Aziizah, K.N., Setiawan, I. , Dan Lelyana, S. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dampak Rokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Tingkat Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. SONDE ( Sound Of Dentistry), 3 (1), 16-21. Achadah, A., & Fadil, M. (2020). Filsafat Ilmu: Pertautan Aktivitas Ilmiah, Metode Ilmiah dan Pengetahuan Sistematis. Jurnal Pendidikan Islam, 4(1 Juni), 131–141. http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/jpi/article/view/2123 Alfiyyah, F. H., & Alfiyyah, F. H. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Bahaya Rokok Elektrik di MAN 1 Kota Bogor. Program Studi Keperawatan Bogor, 1–6. Ariyani, O. T. (2018). Perilaku Mahasiswa Pengguna Vapor dan Dampaknya Pada Kesehatan (Studi Kualitatif Pada Mahasiswa Universitas Jember). Repository.Unej.Ac.Id, 1–87. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/90037/Ovi Tri Ariyani - 142110101036_1.pdf?sequence=1&isAllowed=y Azzahra, F., Oktarlina, R. Z., & Hutasoit, H. B. K. (2020). Perbandingan Nilai Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Perokok Konvensional dengan Perokok Elektrik. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 8(1), 96–103. https://doi.org/10.53366/jimki.v8i1.44 B, H. (2021). Determinan Penggunaan Rokok Elektrik Pada Remaja Di Kelurahan Mogolaing Kotamobagu. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 8(1), 1. https://doi.org/10.29406/jkmk.v8i1.2466 Callahan-Lyon, P. (2014). Electronic cigarettes: Human health effects. Tobacco Control, 23(SUPPL. 2). https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2013-051470 Damayanti, A. (2017). Electronic Cigarette using in Surabaya’s Personal Vaporizer Community. Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(2), 250. https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.250-261 Endang, R., Hutabarat, M., Damayanti, L., Ginting, W. B., Iswandi, Astuti, E. D., Budiarto, I., Dewi, R. R., Rafiqua, N., Lukito, P. K., & Hidayati, N. (2017). Kajian Rokok Elektronik 61 di Indonesia. http://www.fda.gov/downloads/drugs/scienceresarch/ucm173250.pdf Faizal, O., Moeis, R., Hartono, R. K., Indonesia, D. I., Elektronik, R., & User, D. (2019). Kesehatan pada Pengguna Rokok Elektronik dan Konvensional ( Dual User ) di Indonesia. 1–6. Fithar Ziby, I. K., Boham, A., & J, senduk johnny. (2020). Persepsi remaja pada rokok elektrik vape ( Studi Pada Anak Usia Remaja Di Desa Sea Kecamatan Pineleng). Hua, M., & Talbot, P. (2016). Potential health effects of electronic cigarettes: A systematic review of case reports. Preventive Medicine Reports, 4, 169–178. https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2016.06.002 I Gusti N, D. (2018). Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Denpasar ( Knowledge , Kota Denpasar I Gusti Ngurah Edi Putra , I Made Rumadi Putra , Dewa Gede Aditya Rama. May 2017, 1–12. Irianty, H., & Hayati, R. (2019). Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ( Fkm ) Di Kampus Xxx. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 2(2), 306–321. Kusumastuti, N. A., & Haeriyah, S. (2021). Penyuluhan Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok Elektrik Dengan Metode Ceramah Di Desa Uwung Girang, Kecamatan Cibodas, Tangerang. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(3), 618. https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i3.4651 Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. Jurnal Kajian, Penelitian & Pengambilan Pendidikan Sejarah, 6(1), 33–39. http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis/article/download/4075/pdf Lorensia, A., Yudiarso, A., & Herwansyah, F. R. (2017). Persepsi, Efektifitas Dan Keamanan Penggunaan Rokok Elektrik (E-Cigarette) Oleh Perokok Aktif Sebagai Terapi Dalam Smoking Cessation: Mixed Methods Dengan Pendekatan Studi Kuantitatif Dan Kualitatif. Journal Of Tropical Pharmacy And Chemistry, 4(2), 66–78. https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.142 Maharani, A., Wahyuni, S., Hanum, A., Kesehatan, J., Poltekkes, G., & Palembang, K. (2021). 62 Gambaran Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Gigi Dan Mulut (JKGM), 3(1), 44–47. Nuri Ayuningtyas, & Siti, H. (2021). Penyuluhan Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok Elektrik Dengan. 4, 618–623. Oroh, J. N. W., Suling, P. L., & Zuliari, K. (2018). Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Komunitas Manado Vapers. E-GIGI, 6(2). https://doi.org/10.35790/eg.6.2.2018.20456 Oroh, J., Suling, P., & Zuliari, K. (2018). Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Komunitas Manado Vapers. E-GIGI, 6. https://doi.org/10.35790/eg.6.2.2018.20456 Pramonodjati, F., Prabandari, A. S., Angelo, F., & Sudjono, E. (2019). Pengaruh Perokok Terhadap Adanya C – Reactive Protein (CRP). Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 9(2), 1–6. Prasetyo, G. L., Fitriani, S. E., Sihotang, D. P., & Zulkania, A. (2018). Potensi Kandungan Aseton Dari Limbah Puntung Rokok. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 10(2), 1–6. https://doi.org/10.20885/khazanah.vol10.iss2.art4 Putri, Erika Kartika dan Oktavia, A. R. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan; Usia; Sosial Ekonomi Dan; Lingkungan Dengan Tingkat Pengetahuan Bahaya Rokok; Elektrik Pada Komunitas Vape Jakarta Selatan Di Ma; Pandemi Covid-19. 7(3). Said, M., Ramlan, H., & Muluki, H. M. (2022). Characteristics Of Electric Cigarette Users ( Vapors ) In Parepare Area. 5(1). Sekeronej, D. P., Saija, A. F., & Kailola, N. E. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Perilaku Merokok Pada Remaja Di Smk Negeri 3 Ambon Tahun 2019. PAMERI: Pattimura Medical Review, 2(1), 59–70. https://doi.org/10.30598/pamerivol2issue1page59-70 Sihaloho, E. D., Hardiawan, D., Akbar, M. T., Rumi. A., & Siregar, A. Y. (2020). Determinan Pengeluaran Rokok Elektrik di Kota Bandung. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 63 5(1), 1–10. https://doi.org/10.7454/eki.v5i1.3733 Sihaloho, E. D., & Rum, I. A. (2017). Dampak Ekonomi dan Kesehatan pada Konsumen Rokok Elektronik di Kota Bandung. ISEI Economic Review, 1(2), 29 –33. Silalahi , Y. U.,, T. H., Soeharto, & Prabowo 1, Y. B. (2021). Perbedaan Derajat Keasaman ( Ph ) Saliva Pada Perokok Elektrik Difference Between Salivary Ph Of Electric Cigarette Smokers And Non-Smokers 5(2), 461–469. Sudradjat, S. E. (2019). Kajian Efek Rokok Elektrik terhadap Kesehatan. Jurnal Kedokteran Meditek, 25(3), 115–117. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v25i3.1775 Sumbayak, E. M., & Majawati, E. S. (2021). Tinjauan Pustaka : Gambaran Mikroskopik Paru Hewan Coba yang Terpapar Asap Rokok Elektrik ( Vape ) Microscopic Description of Rat Lung Line Exposed by Electric Cigarette ( Vape ) Smoke : A Literature Review. Ejournal.Ukrida, 27(1), 64–73. Susanto, A. D. (2020). Rokok elektronik dan masalah kesehatan paru. Jurnal Kedokteran FKUI, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, 100. Tanzil K, A., & Fahamsyah, E. (2018). Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran, Penggunaan, Dan Penggunaan E-Liquid Di Dalam Rokok Elektrik. Jurnal Hukum Adigama, 1(1), 143. https://doi.org/10.24912/adigama.v1i1.2140 Tedjasukmono, W., & Susanto, E. H. (2020). Fenomenologi Pengguna Vape pada Perempuan di Komunitas Dragon Cloudz.id. Koneksi, 3(2), 442. https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.6451 Vera, S., & Hambali, R. Y. A. (2021). Aliran Rasionalisme dan Empirisme dalam Kerangka Ilmu Pengetahuan. Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, 1(2), 59–73. https://doi.org/10.15575/jpiu.12207 Wahyuni, F., Choiruna, H. P., & Diani, N. (2021). Pengetahuan dan Persepsi Remaja Tentang Rokok Elektrik. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 9(3), 355. https://doi.org/10.20527/dk.v9i3.8908 64 Zahratul, Z. A., Sukaesih, S., & Maharani, R. M. (2021). Analisis Perilaku Siswa Terhadap Penggunaan Rokok Elektrik (Vape) Di SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2020. Media Kesmas(PublicHealthMedia),1(3),599–612.https://doi.org/10.25311/kesmas.vol1.iss3.16 65 Lampiran 1. Informed Consent Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian ( INFORMED CONSENT) Perkenalkan saya Wildani Khairatun Hisan mahasiswi semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsi mengenai Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi bahaya rokok elektrik bagi kesehatan pada komunitas vaporizer jakarta selatan dengan harapan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada institusi berupa informasi guna meningkatkan pelayanan akademik. memberikan manfaat kepada komunitas vaporizer sebagai informasi terkait kesehatan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Dengan kriteria responden : 1. Anggota komunitas vaporizer cireundeu 2. Laki-laki dan wanita 3. Usia 18-40 tahun 4. Bersedia menjadi responden Oleh karena itu saya memohon kesediaan teman-teman komunitas vaporizer Jakarta selatan untuk meluangkan waktunya sekitar 30 menit Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela.. Identitas teman-teman komunitas akan dijaga kerahasiaannya karena akan diolah secara general . Informasi dari hasil pengisian kuesioner ini akan dipergunakan semata-semata untuk penelitian. Sebagai rasa terimakasih saya , maka terdapat reward untuk 5 responden yang terpilih secara acak berupa saldo uang elektronik (OVO,Shopeepay/Dana). Terima Kasih atas bantuan dan kesediaan waktunya ,saya ucapkan terimakasih. Apabila ada pertanyaan terkait kuesioner dapat menghubungi saya melalui email wildanikhairatunh@gmail.com atau melalui Whatsapp 085372749180 .Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . Hormat saya, Wildani Khairatun Hisan 66 Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan KUESIONER PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN Petunjuk pengisian : 1. Buatlah pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti 2. Setiap pertanyaan dimohon untuk dapat memberikan jawaban yang jujur 3. Harap mengisi pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini pastikan tidak ada yang lewat 4. Beri tanda ceklis pada kotak jawaban yang telah disediakan 5. Apabila mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner silahkan bertanya langsung pada peneliti A. Data Demografi/Identitas 1. Nama Responden : ___________________ 2. Jenis Kelamin : laki-laki ( ) 3. Usia : 4. Tingkat Pendidikan : SD/SMP ( ) SMA/SMK ( ) 5. Status Penggunaan : 1. Beralih dari rokok tembakau wanita ( ) PT ( ) 2. Langsung menggunakan rokok elektrik 3. Perokok ganda (Rokok elektrik dan rokok tembakau) B. Kuesioner Pengetahuan No Pernyataan 1. Rokok elektrik adalah jenis rokok yang dapat mengubah larutan nikotin menjadi uap yang dihisap oleh penggunanya 2. Rokok elektrik adalah salah satu jenis rokok yang pengoperasianya dapat dirakit sendiri oleh pengguna nya 3. Rokok elektrik diciptakan sebagai salah satu alternatif untuk berhenti merokok bagi pengguna rokok konvensional 4. Rokok elektrik mengandung bahan baku tembakau 5. Rokok elektrik hanya mengandung nikotin saja 6. Rokok elektrik menggunakan baterai yang dapat beresiko meledak setiap saat 7. Rokok elektrik dapat menyebabkan risiko menjadi perokok ganda 67 Benar Salah 8. Paparan Uap rokok elektrik tidak berbahaya bagi perokok pasif 9. Kandungan nikotin pada rokok elektrik dapat menimbulkan kecanduan bagi penggunanya 10. Kandungan liquid dalam rokok elektrik tidak mengandung tar dan tembakau 11. Kandungan Propylene Glycol dalam rokok elektrik bisa menyebabkan dehidrasi,tenggorokan kering 12. Bahan-bahan kandungan pada rokok elektrik tidak berbahaya untuk kesehatan 13. Menggunakan rokok elektrik dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak sistem pernapasan 14. Kandungan Uap pada rokok elektrik tidak berbahaya bagi paru-paru 15. Rokok elektrik mengandung senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan risiko terkena penyakit kanker jika digunakan dalam jangka waktu yang lama 16. Rokok elektrik tidak dapat menimbulkan masalah kesehatan terhadap gigi dan mulut 17. Kandungan yang terdapat pada rokok elektrik dapat menyebabkan sariawan pada mulut 68 Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Correlations P P01 P01 Pearson P02 P03 1 .224 .583** P04 P05 P06 P07 P08 P09 010 .37 .400 5* Correlatio .37 * 5* .04 .028 .04 P01 P01 P01 1 2 3 P014 .66 .400 .58 .218 .167 .075 .764 7** 3** * P01 5 P016 P017 Total .315 .315 .036 .400* .715** .090 .090 .849 .028 .000 30 30 30 30 .176 .176 .293 .293 .572** .352 .352 .116 .116 .001 30 30 30 .315 .118 -.145 .036 .485** .090 .534 .849 .007 ** n Sig. (2-tailed) .235 .001 1 N P02 Pearson Correlation 30 30 30 .224 1 .224 .00 .028 1 0 30 30 30 .89 .098 .89 4** 4** 30 .00 .247 .379 .692 .000 1 30 - .293 30 30 30 30 30 .00 .488 .089 .337 .098 .14 0 30 ** 9 Sig. (2-tailed) .235 .235 .00 .608 0 N P03 Pearson Correlation 30 30 30 .583* .224 1 * Sig. (2-tailed) .001 .235 .00 .43 .116 0 2 30 30 30 .37 .400 .37 .11 .036 30 5* * 5* .04 .028 .04 1 1 1.0 .006 .638 .069 .608 00 30 30 30 30 30 .16 .218 .333 .075 .400 1 .55 .849 30 7 9 69 30 * .37 .247 .072 .692 .028 9 30 .443 N P04 Pearson Correlation 30 30 30 .375* .894 .375* 30 30 30 1 .218 1.0 ** 00** 30 30 - .400 .16 30 30 30 30 30 .16 .582 .167 .264 .218 * 7 30 30 30 30 30 .118 .118 .218 .400* .673** .534 .534 .247 .028 .000 ** 7 Sig. (2-tailed) N P05 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N P06 Pearson Correlation .041 .000 30 30 .041 30 .247 .00 .37 .028 0 9 9 30 30 30 30 .400* .098 .400* .21 1 .21 .26 .206 8 8 .24 .24 7 7 4 30 30 30 .375* .894 .375* 1.0 .218 1 .028 .608 30 30 .028 30 ** 30 00** .37 .001 .379 .159 .247 30 30 30 .21 .048 .073 7 8 .15 .274 30 30 30 30 30 30 30 - .206 .327 - .048 .206 .407* .803 .274 .026 30 30 30 30 .118 .118 .218 .400* .673** .534 .534 .247 .028 .000 30 30 30 30 .342 .342 .267 .267 .421* .066 .017 .24 .803 .702 .730 .274 .078 .928 7 30 - .400 .16 30 30 30 30 30 30 .16 .582 .167 .264 .218 * 7 30 ** 7 Sig. (2-tailed) .041 .000 .041 .00 .247 .37 .028 0 N P07 Pearson Correlation 30 30 30 .667* - .111 * .149 30 .37 .001 .379 .159 .247 9 30 30 - .267 - .16 .16 7 7 30 9 30 1 .267 30 30 30 30 30 .38 .024 .111 .050 .509 9* 70 ** 30 Sig. (2-tailed) .000 .432 .559 .37 .154 9 N P08 Pearson Correlation 30 30 30 .400* .293 .036 30 .028 .116 .849 P09 Pearson Correlation 30 30 30 30 30 30 .40 .206 .40 .26 1 0* 7 .02 .15 8 4 30 30 30 .16 .218 .16 .38 .218 .02 .274 .583* .000 .167 * Sig. (2-tailed) 7 .001 1.00 .379 0 N P010 Pearson Correlation 30 30 30 .218 .488 .218 .247 .006 7 .37 .247 9 ** Sig. (2-tailed) 30 .247 P011 Pearson Correlation 30 30 30 .167 .089 .333 .37 30 8 30 30 .020 30 30 30 30 30 .155 .155 .365* 1.000* .626** * 30 30 * * .414 .414 .047 .000 .000 30 30 30 30 1 .400 .167 .264 .400 .118 - .218 .218 .485** 30 30 30 .247 .247 .007 30 30 30 .327 .155 .683** .365* .717** .000 .047 .000 30 30 30 30 .16 .364 1 .151 .218 -.079 .394 .218 .073 .410* * * * .03 .247 30 30 30 .58 .048 .58 .02 .365 .40 2** 2** * 0* .00 .803 .00 .89 .047 .02 1 9 30 30 30 .16 .073 .16 .11 .073 7 .154 30 30 7 .154 30 30 30 .065 .065 7 9* 4 30 .24 .047 .702 .604 .047 4 30 30 .21 .365 .073 .099 .365 9 1 N .03 .899 .559 .792 .004 4 30 8 N .154 9 0* Sig. (2-tailed) .37 * .079 .028 .379 .159 .028 .534 .679 30 30 30 30 1 .364 .757 .048 * 30 30 ** .048 .000 .803 .078 .414 8 30 30 1 7 71 30 30 30 30 30 Sig. (2-tailed) .379 .638 .072 .37 .702 9 N P012 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 30 P013 Pearson Correlation P014 Pearson Correlation 30 30 .075 .337 .075 .26 - .26 .05 .099 4 .066 4 .15 .730 .15 .692 .069 .692 P015 Pearson Correlation .79 .604 30 30 .764* .098 .400* .21 .206 .21 .50 .365 30 30 8 .000 .608 .028 8 .24 .274 30 30 30 .315 .176 .315 .090 .352 .090 30 .24 9** 30 .00 .047 30 30 30 .11 .327 .11 .34 .155 .53 .078 .53 30 .26 .757 .151 1 30 30 ** 30 .024 30 30 30 - .558** .380 .757** .099 .541** .000 .604 .002 30 30 30 .155 .155 -.111 .365* .517** .559 .047 .003 30 30 30 1 .255 .499** .155 .512** 30 30 30 .066 * .730 .001 .038 30 30 .40 .048 .218 - 1 0* 30 30 .066 .02 .803 .247 .730 30 30 .11 .327 8 .414 .414 30 30 30 - .558 .155 .079 30 30 ** .53 .078 .679 .001 .414 .174 .005 .414 .004 4 30 30 30 30 30 30 .315 .176 .118 .11 - .11 .34 .155 8 .017 8 2 .702 8 .06 .414 5 .247 30 2 4 30 .15 .000 .426 * 4 8 .679 .031 9 7 30 .426 .247 30 4 30 30 30 0 2 4 N 30 9 30 .37 .048 9 30 8 Sig. (2-tailed) 9 30 7 N 9 30 * Sig. (2-tailed) .55 .702 30 9 N .37 30 30 30 30 30 30 30 30 - .155 .394 .380 .155 .255 1 .327 .155 .433* .07 9 72 30 30 * 30 * Sig. (2-tailed) .090 .352 .534 .53 .928 4 N P016 Pearson Correlation 30 30 30 .036 .293 -.145 .849 .116 .443 5 30 30 30 .21 .048 .21 .26 .365 30 8 .24 .803 7 N P017 Pearson Correlation 30 30 30 .400* .293 .036 .028 .116 .849 Total Pearson Correlation 30 30 .715* .572 .485** * Sig. (2-tailed) 30 ** .000 .001 .007 30 30 30 .15 .047 30 30 .40 .206 .40 .26 1.00 0* .02 .274 .02 7 30 4 30 30 30 .67 .407 .67 .42 .626 3** * 3** .00 .026 .00 30 30 0 30 30 .078 .414 .017 30 30 30 30 30 30 - .499** .327 1 .365* .571** 8 ** ** .047 .001 30 30 30 .155 .155 .365* 1 .626** 30 30 .111 .24 .000 .247 .000 .559 .005 .078 30 30 30 30 30 .21 .365 .073 .099 .365 8 * 30 30 * .24 .047 .702 .604 .047 .414 .414 .047 .000 7 30 ** .02 .000 0 30 .21 .683 .218 .757 0** .15 .000 1* .174 7 8 30 30 * 30 30 0 N 30 4 8 N .24 7 .67 .414 .031 .038 .414 9 7 0* Sig. (2-tailed) .06 .414 4 8 Sig. (2-tailed) .53 30 30 30 .48 .717 .410 .541 .517 .512** .433 .571** .626** 1 5** 30 ** 30 * 30 ** 30 30 30 ** * .00 .000 .024 .002 .003 .004 .017 30 .001 .000 30 30 7 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 73 30 30 30 30 30 30 30 Case Processing Summary N Cases Valid Excluded Total % 30 100.0 0 .0 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .856 N of Items 17 74 Lampiran 4. Hasil Analisa Data SPSS Statistics JK N Valid Missing PD SP USIA TP P01 P02 101 101 101 101 101 101 0 0 0 0 0 0 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P010 P011 P012 P013 P014 P015 P016 P017 101 101 101 101 0 0 0 101 101 0 0 101 101 0 0 0 101 101 101 101 101 101 101 101 0 0 0 0 0 0 0 0 PENDIDIKAN JENISKELAMIN Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent LAKI-LAKI 90 89.1 89.1 89.1 PEREMPUAN 11 10.9 10.9 100.0 101 100.0 100.0 Total Frequency Percent Valid Percent Valid Cumulative Percent Percent SMA/SMK 38 37.6 37.6 37.6 PERGURUAN 63 62.4 62.4 100.0 101 100.0 100.0 TINGGI Total 75 STATUSPENGGUNAAN USIARESPONDEN Cumulative Frequency Valid BERALIH ROKOK 60 Percent Valid Percent 59.4 59.4 Cumulative Percent Valid TEMBAKAU LANGSUNG MEROKOK 26 25.7 25.7 85.1 TEMBAKAU PEROKOK GANDA Total Frequency 59.4 15 14.9 14.9 101 100.0 100.0 100.0 Statistics USIARESPONDEN N Valid Missing 101 Mean 22.99 Median 23.00 Mode 22 Minimum 18 Maximum 28 76 Valid Percent Percent 18 3 3.0 3.0 3.0 20 2 2.0 2.0 5.0 21 5 5.0 5.0 9.9 22 39 38.6 38.6 48.5 23 11 10.9 10.9 59.4 24 20 19.8 19.8 79.2 25 16 15.8 15.8 95.0 26 4 4.0 4.0 99.0 28 1 1.0 1.0 100.0 101 100.0 100.0 Total 0 Percent TINGKATPENGETAHUAN P01 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Frequency Baik 21 20.8 20.8 20.8 Cukup 67 66.3 66.3 87.1 Rendah 13 12.9 12.9 100.0 101 100.0 100.0 Total Cumulative Percent Valid Percent Valid Percent Salah 25 24.8 24.8 24.8 Benar 76 75.2 75.2 100.0 Total 101 100.0 100.0 P02 P03 Cumulative Frequency Valid Percent Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Salah 38 37.6 37.6 37.6 Benar 63 62.4 62.4 100.0 Total 101 100.0 100.0 Valid 77 Percent Valid Percent Percent Salah 28 27.7 27.7 27.7 Benar 73 72.3 72.3 100.0 Total 101 100.0 100.0 P04 P05 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Salah 65 64.4 64.4 64.4 Benar 36 35.6 35.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 Valid Percent Valid Percent Benar 31 30.7 30.7 30.7 Salah 70 69.3 69.3 100.0 Total 101 100.0 100.0 P07 P06 Cumulative Cumulative Frequency Valid Percent Percent Valid Percent Frequency Percent Salah 57 56.4 56.4 56.4 Benar 44 43.6 43.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 Valid 78 Percent Valid Percent Percent Salah 22 21.8 21.8 21.8 Benar 79 78.2 78.2 100.0 Total 101 100.0 100.0 P09 Cumulative P08 Frequency Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Valid Percent Percent Valid Percent Salah 29 28.7 28.7 28.7 100.0 Benar 48 47.5 47.5 47.5 Benar 72 71.3 71.3 Salah 53 52.5 52.5 100.0 Total 101 100.0 100.0 Total 101 100.0 100.0 P010 P011 Cumulative Frequency Valid Percent Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Benar 64 63.4 63.4 63.4 Salah 37 36.6 36.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 Valid 79 Percent Valid Percent Percent Salah 59 58.4 58.4 58.4 Benar 42 41.6 41.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 P012 P013 Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Frequency Benar 59 58.4 58.4 58.4 Salah 42 41.6 41.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 Valid 80 Percent Valid Percent Percent Salah 63 62.4 62.4 62.4 Benar 38 37.6 37.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 P015 Cumulative P014 Frequency Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Valid Percent Benar 64 63.4 63.4 63.4 Salah 37 36.6 36.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 Percent Valid Percent Percent Salah 71 70.3 70.3 70.3 Benar 30 29.7 29.7 100.0 Total 101 100.0 100.0 P017 P016 Cumulative Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Frequency Percent Valid Benar 73 72.3 72.3 72.3 Salah 28 27.7 27.7 100.0 Total 101 100.0 100.0 81 Percent Valid Percent Percent Salah 56 55.4 55.4 55.4 Benar 45 44.6 44.6 100.0 Total 101 100.0 100.0 82 83 84 85