Uploaded by tamarajingga22

SKRIPSI TERDAHULU WILDANI KHAIRATUN HISAN -FIKES (1)

advertisement
GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP
KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
Wildani Khairatun Hisan
Nim: 11181040000081
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Wildani Khairatun Hisan
NIM : 11181040000081
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok
Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu adalah benar merupakan karya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun sumber kutipan
yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya mencantumkan sumber kutipannya dalam
skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku apabila skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
Jakarta, Agustus 2022
WILDANI KHAIRATUN HISAN
NIM. 11181040000081
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan Judul
GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP
KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU
Telah Disetujui dan Diperiksa oleh Pembimbing Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh:
Wildani Khairatun Hisan
11181040000081
Pembimbing
Karyadi M.Kep., Ph.D
NIP : 197109032005011007
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1443 H / 2022 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP
KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
Wildani Khairatun Hisan
11181040000081
Pembimbing 1
Karyadi M.Kep., Ph.D
NIP : 197109032005011007
Penguji 1
Penguji II
Dr. Jamaludin ,SKp.,M.Kep
Ns. Adelina Vidya Ardiyati M.Kep
NIP : 196805222008011007
NIP : 199411162020122023
Penguji III
Karyadi M.Kep., Ph.D
NIP : 197109032005011007
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP
KESEHATAN PADA KOMUNITAS VAPORIZER CIREUNDEU
Disusun oleh:
Wildani Khairatun Hisan
11181040000081
Mengetahui ,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Yenita Agus ,M.Kep.,Sp.Mat.,PhD
NIP : 107206082006042001
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr.Apt.Zilhadia., M.Si.
NIP : 197308222008012007
iv
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta
Skripsi, Agustus 2022
Wildani Khairatun Hisan
Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Pada Komunitas
Vaporizer Cireundeu
xiv + 63 halaman+6 tabel+2 bagan+7 lampiran
Abstrak
Rokok elektrik merupakan salah satu jenis rokok elektrik yang pengoperasiannya
menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap . Rokok
elektrik diciptakan dengan tujuan sebagai alternatif untuk berhenti dari elektrik rokok
konvensional. Rokok elektrik memiliki kandungan yang berbeda dengan rokok konvensional
sehingga banyak yang mengetahui rokok elektrik memiliki kandungan yang aman padahal
kedua hal tersebut sampai kini masih belum ditemukan kebenarannya. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu
terkait dampak kandungan rokok elektrik sebanyak 101 responden teknik pengambilan
snowball. Pembagian kuesioner secara online melalui google form . Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang
(12,9%) , pengguna rokok elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 21
responden ( 20,8%) dan pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 67
responden (66,3%) . Analisis univariat menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan
yang cukup terhadap pengetahuan dampak rokok elektrik. Saran dari penelitian ini adalah
diperlukan adanya penelitian selanjutnya dan edukasi penyuluhan kesehatan terhadap
pengguna rokok elektrik .
Kata kunci : rokok elektrik, kandungan rokok elektrik, dampak rokok elektrik
Referensi : 2018-2022
v
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta
Thesis, August 2022
Wildani Khairatun Hisan
An Overview of Knowledge of the Dangers of E-Cigarettes on Health in the Cireundeu
Vaporizer Community
xiv + 63 pages+6 tables+2 charts+7 appendices
Abstract
E-cigarettes are a type of nicotine regulation therapy whose operation uses electricity from
battery power to deliver nicotine in the form of vapor. E-cigarettes were created with the aim
of being an alternative to quitting conventional e-cigarettes. E-cigarettes have a different
content from conventional cigarettes, so many know that e-cigarettes have safe ingredients,
even though the truth has not been found until now. The purpose of this study was to determine
the knowledge of e-cigarette users in the Cireundeu vaporizer community regarding the impact
of the content of e-cigarettes as many as 101 respondents with snowball . Distribution of online
questionnaires via google form. The results of this study indicate that the majority of
respondents have low knowledge of 13 people (12.9%), e-cigarette users who have good
knowledge are 21 respondents (20.8%) and sufficient knowledge of e-cigarette users are 67
respondents (66, 3%) . Univariate analysis showed that respondents had sufficient knowledge
of the impact of e-cigarettes. Suggestions from this research is that there is a need for further
research, there is a need for health education education for e-cigarette users.
Keywords: e-cigarettes, content of e-cigarettes, impact of e-cigarettes
Reference : 2018-2022
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wildani Khairatun Hisan
Tempat , tanggal lahir : Aceh, 19 April 2000
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. SD inpres, No.69, RT:002 , RW ; (Sebelah Darussunnah). Banten. Kota Tangerang
Selatan. Ciputat timur. Kode pos 15419
No telepon : 085372749180
Email : wildanikhairatunh@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Nurul Khadijah ( Tahun 20005-20006)
2. MIN Paya Bujok Kota Langsa ( Tahun 20006-2012)
3. MTsN Kota Langsa (Tahun 2012-2015)
4. MUQ Langsa (Tahun 2015-2018)
5. SI Keperawatan UIN Jakarta (Tahun 2018-2022)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmah , hidayah , dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul Gambaran Persepsi Bahaya
Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu yang diajukan sebagai
salah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.kep ) Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang telah membimbing
umat dari zaman jahiliah menuju zaman modern seperti saat ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan terhadap bahaya
kesehatan pada pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cirendeu. Berdasarkan tujuan
penelitian tersebut peneliti mengharapkan hal ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi
institusi kesehatan agar dapat menjadikan penelitian sebagai promosi kesehatan terhadap
masyarakat terutama pengguna rokok elektrik guna untuk mencegah agar dapat mengurangi
prevalensi pengguna rokok elektrik. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu
peneliti menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang dapat membuat skripsi ini
lebih baik lagi .
Tersusunnya proposal skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan yang dialami
penulis. Namun berkat dukungan dan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah hambatan
dan kesulitan tersebut dapat diatasi oleh penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
rasa hormat dan terima kasih yang terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Zilhadia, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Yenita Agus , M.Kep., Sp.Mat., Ph.D sebagai Ketua Program Dosen Pembimbing
yang telah membimbing untuk memberikan arahan dengan sabar serta membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi
4. Bapak Karyadi M.Kep., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
untuk memberikan arahan dengan sabar serta membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian skripsi.
5. Kepada teman teman saya WIdya Permatasari, Ayu Mahmuda yang telah
membantu dan mendukung saya dalam pengerjaan skripsi ini
viii
6. Ibu Mardiyanti S.Kep.., M.Kep., M.D.S selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing, memberikan nasihat dan dukungan semangat selama penulis
menjalani perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Kesehatan, khususnya
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama
penulis menjalani perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Orang tua saya tercinta yang telah memberikan dukungan lahir dan batin baik secara
materil maupun moril dan selalu mendoakan kelancaran anaknya untuk mencapai
kesuksesan
Atas bantuan dan segala dukungan yang telah diberikan semoga Allah SWT
membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan peneliti agar skripsi
penelitian ini dapat berguna bagi peneliti dan juga yang membaca penelitian ini.
Semoga semua senantiasa diberikan kemudahan dalam segala urusan ,keberkahan,
hidayah serta inayah oleh Allah SWT.
Jakarta, Agustus 2022
Wildani Khairatun Hisan
NIM: 1118104000081
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ xiv
DAFTAR TABLE .................................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xvi
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8
C.
Tujuan Penelitian......................................................................................................... 8
D.
Manfaat Penelitian....................................................................................................... 8
BAB II ..................................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI ............................................................................................................. 10
A.
Pengetahuan .............................................................................................................. 10
1.
Teori Lawrence Green ............................................................................................... 10
2.
Definisi Pengetahuan................................................................................................. 10
3.
Tujuan Pengetahuan .................................................................................................. 11
4.
Sumber Pengetahuan ................................................................................................. 11
5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .................................................... 12
6.
Pengukuran Pengetahuan .......................................................................................... 13
x
7.
Pengukuran Variabel Pengetahuan............................................................................ 14
B. Rokok Konvensional ...................................................................................................... 15
2.
Kandungan Rokok Konvensional.............................................................................. 15
C. Bahaya Asap Rokok Konvensional Terhadap Kesehatan ......................................... 16
D.
Rokok Elektrik ............................................................................................................ 17
1.
Sejarah rokok elektrik ............................................................................................... 17
2.
Definisi Rokok Elektrik ............................................................................................ 18
3.
Bagian-bagian Rokok Elektrik .................................................................................. 19
4.
Jenis-jenis Rokok Elektrik ........................................................................................ 19
5.
Kandungan Rokok Elektrik ....................................................................................... 20
6.
Dampak Kandungan Nikotin Terhadap Kesehatan ................................................... 21
7.
Dampak Kandungan Propylene Glycol dan Glycerol Terhadap Kesehatan ............. 22
8.
Dampak Kandungan Flavoring Terhadap Kesehatan................................................ 24
9.
Jenis-Jenis Penambahan Kandungan Pada Rokok Elektrik ...................................... 25
E.
Kebijakan World Health Organization terkait Rokok Elektrik ................................. 25
F.
Potensi Manfaat dan Kerugian Rokok Elektrik......................................................... 27
G.
Dampak Penggunaan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ..................................... 28
H.
Penelitian Yang Terkait ............................................................................................. 32
I.
Kerangka Teori .......................................................................................................... 34
BAB III.................................................................................................................................... 35
Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional ...................................................................... 35
A.
Kerangka Konsep ...................................................................................................... 35
B.
Definisi Operasional .................................................................................................. 36
BAB IV .................................................................................................................................... 38
METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 38
A.
Desain Penelitian ....................................................................................................... 38
B.
Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................................. 38
xi
C.
Populasi Dan Sampel ................................................................................................ 38
D.
Instrumen Penelitian .................................................................................................. 39
E.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 41
F.
Tahap penelitian ........................................................................................................ 42
G.
Pengolahan Data ........................................................................................................ 44
H.
Analisa Data .............................................................................................................. 46
I.
Etika Penelitian ......................................................................................................... 46
BAB V ..................................................................................................................................... 48
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 48
A.
Gambaran Karakteristik Demografi Responden ....................................................... 48
B.
Gambaran Pengetahuan Responden .......................................................................... 49
BAB VI .................................................................................................................................... 53
A.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Usia Pendidikan Terakhir,
Status Penggunaan................................................................................................................ 53
B.
Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ........................ 54
C.
Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 58
BAB VII .................................................................................................................................. 59
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 59
A.
Kesimpulan .................................................................................................................. 59
B. Saran ................................................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 61
xii
DAFTAR SINGKATAN
PTM : Penyakit Tidak Menular
WHO : World Health Organization
FCTC : Frame Work Convention On Tobacco
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Teori ...................................................................................................... 34
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep................................................................................................... 35
xiv
DAFTAR TABLE
Tabel 3. 2 Definisi Operasional ............................................................................................... 36
Table 4. 1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................................................ 40
Table 4.2 Uji Validitas ............................................................................................................. 41
Table 4 3 Koding ..................................................................................................................... 45
Table 5. 1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Definisi Rokok
Elektrik ..................................................................................................................................... 50
Table 5. 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kandungan rokok elektrik ..... 50
Table 5. 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Bahaya Rokok
Elektrik Terhadap Kesehatan ................................................................................................... 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent ............................................................................................... 66
Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan ...................................................................................... 67
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 69
Lampiran 4. Hasil Analisa Data SPSS .................................................................................... 75
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok adalah suatu kegiatan menghisap gulungan tembakau yang berbalut
daun nipah atau kertas yang dibakar dan asapnya dimasukkan kedalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat
menemukan orang-orang yang merokok di tempat-tempat umum bahkan di sekitar
lingkungan rumah sendiri. Merokok dapat membuat dampak yang tidak baik bagi
kesehatan bukan hanya untuk perokok itu sendiri namun bagi orang sekitar yang
menghirup asap rokok (Sekeronej et al., 2020).
The Global Tobacco Epidemic menyebutkan bahwa rokok tembakau
diperkirakan turut menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang setiap tahun di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah
sampai sedang. Jika hal ini dibiarkan maka pada tahun 2030 rokok dikhawatirkan akan
membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun di seluruh dunia dan 80% terjadi pada
negara yang memiliki pendapatan rendah dan sedang. Rokok yang dibakar selain
membahayakan pengguna rokok juga membahayakan orang-orang di sekitarnya
sebagai perokok pasif (Said et al., 2022).
World Health Organization mempresentasikan bahwa rokok tembakau
membunuh lebih dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta
orang sampai tahun 2020. WHO memproyeksikan jumlah itu berasal dari negara
berkembang yang mayoritas penggunanya adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar
700 juta terutama di Asia. WHO memperkirakan 1,1 milyar perokok dunia berumur 15
tahun keatas yaitu sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat
ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah negara China, Amerika Serikat, Jepang
dan Rusia (Irianty & Hayati, 2019).
Pemerintah di seluruh dunia melakukan berbagai upaya untuk mengurangi
epidemic yang disebabkan oleh rokok, salah satunya yaitu dengan menggunakan terapi
Nicotine Replacement Therapy (NRT). Terdapat beberapa jenis NRT namun jenis yang
sedang menjadi tren adalah “Rokok Elektrik”. Rokok elektrik merupakan salah satu
jenis NRT yang pengoperaiannya menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk
memberikan nikotin dalam bentuk uap . (J. Oroh et al., 2018)
Rokok elektrik Rokok elektrik dibuat sejak tahun 1930 oleh Joseph Robinson.
Rokok elektrik kemudian diperkenalkan pada tahun 2004 di cina sebagai salah satu
1
metode NRT (Nicotine Replacement Therapy). Pada tahun 20212 rokok elektrik
pertama kali masuk ke indonesia namun saat itu peminatnya belum banyak. Seiring
berjalan waktu banyak masyarakat Indonesia yang membawa rokok elektrik dari luar
negeri dengan berbagai varian menjadikan masyarakat banyak indonesia ingin
mencoba rokok elektrik diklaim lebih aman dibandingkan rokok konvensional
(Gunardi, dkk, 2021).
Menurut Electronic Cigarette Association rokok elektrik terdiri tiga bagian
yaitu tabung yang berisi cairan, “battery” bagian yang berisi baterai, “atomizer” yaitu
bagian yang memanaskan dan menguapkan larutan nikotin. Tampilan fisik dari rokok
tembakau berbeda dengan tampilan fisik dari rokok elektronik yang dapat di dekorasi
sesuai selera penggunanya. Tidak hanya menggunakan warna-warna yang biasa dan
monoton namun bagian luar atau body vape bisa diberi atau ditempel sticker box dan
berbagai warna dan gambar sesuai keinginan pemilik. Selain itu kandungan dalam
rokok elektronik memiliki kandungan cairan khusus yaitu cairan Liquid. Liquid
tersebut memiliki varian rasa yang memberi sensasi lebih dibandingkan rokok biasa ,
sehingga hal ini pula yang membuat orang-orang mulai banyak beralih menggunakan
rokok elektrik dibanding dengan rokok konvensional (Hutapea dan Fasya, 2021).
Kedatangan rokok elektrik pada awalnya dikatakan aman bagi kesehatan karena
larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektrik hanya terdiri dari campuran air ,
propilen glikol, zat penambah rasa aroma tembakau, serta zat yang lain tidak
mengandung tar, tembakau yang umum terdapat pada rokok tembakau. Suatu waktu
ada penelitian analitik yang diberi dana oleh produsen rokok elektrik yaitu Laugesen et
al mengatakan bahwa rokok elektrik lebih aman daripada rokok tembakau karena kadar
nikotin yang lebih rendah dan tanpa pembakaran tembakau. Berdasarkan data-data
tersebut rokok elektrik dengan gencar dipasarkan ke seluruh dunia sebagai alternative
rokok tembakau yang dianggap lebih aman bagi kesehatan dan tidak melanggar
peraturan bebas rokok (Oroh et al , 2018).
Beredarnya berita tersebut membuat gencar dan menarik perhatian masyarakat
untuk mencoba. Seiring berjalannya waktu setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang rokok elektrik yang oleh FDA di Amerika tahun 2009 dilaporkan bahwa rokok
elektrik mengandung TSNA atau tobacco specific nitrosamines yang bersifat toksik dan
ethylene glycol yang dikenal sebagai karsinogen. Sampai kini penelitian mengenai
rokok elektrik masih terus dilakukan dan belum ada kesepakatan pendapat mengenai
2
dampak rokok elektrik bagi kesehatan dikarenakan tidak tersedianya data obyektif yang
cukup untuk dijadikan sebagai alasan yang kuat (J. N. W. Oroh et al., 2018).
Penggunaan rokok elektrik di Indonesia meningkat secara signifikan. Pada
tahun 2017 survei sosial ekonomi nasional menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang
menggunakan rokok elektrik di Indonesia adalah sebanyak 4.419.622 orang sebanyak
10 daerah.
Peringkat pertama diawali oleh jawa barat sebanyak 934,680 orang,
peringkat keempat DKI sebanyak 350,840 dan peringkat terakhir daerah papua
sebanyak 88,720 orang yang menggunakan rokok elektrik (Badan Pusat Statistik 2017).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi pengguna rokok
elektrik tertinggi di Indonesia berada pada karakteristik kelompok sekolah atau
mahasiswa dengan persentase sebesar 12,1 % (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Menurut
penelitian Susanto (2020) mengatakan prevalensi di Indonesia terkait rokok elektrik
semakin meningkat. Tahun 2011 0,3%, kemudian 2016 1,2% dan 2018 10,9%.
(Susanto, 2020)
Menurut Damayanti (2017) mengatakan rokok elektrik dipromosikan sebagai
alat bantu untuk berhenti merokok dan banyak orang yang menggunakan rokok
elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok, mereka percaya jika rokok
elektrik dapat membantu mereka untuk berhenti merokok. Namun, masih banyak
pertanyaan yang masih belum terjawab mengenai tingkat keamanan, efek terhadap
pengurangan bahaya dan pemberhentian merokok dengan merokok konvensional serta
dampak terhadap kesehatan masyarakat (Damayanti, 2017).
Sihaloho dan Rum (2020) mengatakan dalam penelitiannya bahwasanya ada
dua alasan yang paling sering dikatakan oleh pengguna rokok elektrik adalah agar
mereka berhenti menggunakan rokok konvensional karena mereka menganggap bahwa
rokok elektrik lebih sehat. Survey tersebut dilakukan oleh Amerika Serikat
menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 65% menggunakan rokok elektrik agar
berhenti menggunakan rokok konvensional. Menurut William, Trtchounia dan Talbot
(2010) dalam jurnal Sihaloho dan Rum (2020) mengatakan rokok elektrik dianggap
lebih sehat karena larutan yang digunakan untuk rokok elektrik hanya terdiri dari
campuran air, zat penambah rasa, aroma tembakau dan senyawa lain yang tidak
mengandung zat-zat yang umumnya terkandung pada rokok konvensional (Sihaloho et
al., 2020).
Penelitian dari Lorensia 2017 dalam penelitian jurnal nya menyimpulkan bahwa
dari hasil temuan wawancara persepsi responden untuk menggunakan rokok elektrik
3
diketahui bahwa terkait kesehatan dan smoking cessation. Bahwa alasan utama
responden adalah demi menjaga kesehatan dan memperkenalkan rokok elektrik kepada
lingkungan terdekatnya. Berdasarkan hasil mengisi kuesioner diketahui bahwa
sebagian alasan mencoba menggunakan rokok elektrik dikarenakan untuk berhenti
mengurangi merokok, mencari kesenangan, menghindari mengganggu orang lain
akibat asap rokok tembakau, dan adanya variasi. Responden juga setuju bahwa rokok
elektrik dianggap lebih tidak beracun daripada rokok tembakau, lebih murah dan dapat
merokok dimana saja karena tidak ada asap rokok, adanya rasa penasaran, dan agar
tetap mendapatkan nikotin yang dibutuhkan (Lorensia et al., 2017).
Penelitian dari Erika 2020 mengatakan alasan paling banyak pengguna rokok
elektrik menggunakan rokok elektrik adalah untuk berhenti merokok atau mengurangi
penggunaan rokok tembakau dan untuk alasan lainnya disebabkan oleh rokok elektrik
mendorong banyak orang untuk mencoba menggunakannya, selain itu rokok elektrik
sangat mudah diakses di berbagai lokasi.(Putri, Erika Kartika dan Oktavia, 2021)
Sarah et all (2019) dalam Sihaloho and Tambak 2020 menemukan bahwa masih
terdapat adanya penggunaan ganda rokok elektrik dan rokok konvensional dikonsumsi
secara bersamaan . Dari 200 orang yang diwawancara ternyata hasilnya responden yang
masih menggunakan rokok elektrik secara bersamaan masih lebih banyak. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswa di kota bandung yang menggunakan
rokok elektrik cenderung tidak bisa lepas dari penggunaan rokok konvensional dan
akhirnya menjadi pengguna rokok ganda (Sihaloho and Tambak, 2020).
Beberapa isu dan fakta yang beredar terkait rokok elektrik. Isu pertama terkait
rokok elektrik dapat membantu berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar
nikotin rokok elektrik secara bertahap, padahal dalam perkembangannya rokok elektrik
tidak direkomendasikan sebagai terapi pengganti nikotin yang justru akan
menimbulkan masalah adiksi nikotin dan juga terdapat beberapa hasil studi yang
menunjukkan bahwa rokok elektrik tidak konsisten dalam meningkatkan keberhasilan
merokok. (BPOM 2017)
Isu kedua mengatakan bahwa rokok elektrik dianggap lebih aman dibandingkan
rokok konvensional. Namun pada faktanya telah
dilakukan kajian BPOM 2015
menyatakan bahwa kandungan larutan (aerosol) dalam rokok elektrik mengandung zat
adiktif dan bahan tambahan lainnya yang bersifat karsinogenik, dan bahkan Badan
Narkotika Nasional menemukan adanya penyalahgunaan narkoba pada cairan rokok
elektrik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
4
Salah satunya dampak dari bahaya rokok elektrik adalah gangguan fungsi
ventilasi pada paru, gangguan ventilasi ini akan menyebabkan gangguan pada
pengembangan paru dan adanya fungsi paru. Kandungan rokok terdiri dari gabungan
bahan kimia berbahaya berupa karbon monoksida, asam hidrosianat, formaldehid,
indol,amoniak, nikotin, karbazol, nitrogen oksida dan kresol. Komponen ini dapat
mengganggu fungsi paru perokok itu sendiri (Azzahra et al., 2020).
Pada tahun 2018 National Academies of Science, Engineering and Medicine
menerbitkan konsistensi laporan riset yang mereview lebih dari 800 riset berbeda-beda
dan kesimpulan dari laporan tersebut secara jelas mengatakan beberapa macam yaitu
penggunaan rokok elektrik menyebabkan risiko dampak kesehatan terhadap manusia.
Rokok elektrik mengandung dan memiliki sejumlah bahan berpotensi berbahaya dan
toksik. Rokok elektrik juga mengandung akrolein yang menyebabkan acute lung injury
dan PPOK, asma serta kanker paru (Tedjasukmono & Susanto, 2020).
Pada tingkat paparan yang cukup tinggi rokok elektrik mampu menyebabkan
zat karsinogenik dan bahan toksik yang dapat mengakibatkan inflamasi dan iritatif.
Rokok elektrik juga dapat menyebabkan peningkatan frekuensi batuk, dan mengi dada
serta asma. Asap rokok elektrik juga bisa mengakibatkan permasalah pernafasan yang
lebih kompleks dibandingkan dengan asap dari rokok tembakau. Gejala tersebut akan
timbul secara bertahap mulai dari sesak nafas , nyeri dada dan gangguan pernafasan
lainnya . (Kusumastuti & Haeriyah, 2021)
Berdasarkan penelitian Bekki et al (2014) dalam Napitupulu et al (2019)
mengatakan bahwa rokok elektrik tidak aman, dikarenakan pembakaran dari zat-zat
yang terkandung dari rokok elektrik dapat mengakibatkan peningkatan zat karsinogen
yang jumlahnya sama dengan rokok konvensional. Metode pemanasan uap yang
dilakukan pada rokok elektrik dapat mengakibatkan gliserol teroksidasi dan akan
terpecah menjadi metilglioksal,formaldehid dan asetaldehid. Bahan – bahan karsinogen
seperti formaldehid, dan asetaldehid akrolein juga dapat mengiritasi rongga nasal dan
merusak jaringan paru. Sehingga dapat juga terjadi penurunan fungsi paru. Bekki et al
menolak bawah rokok elektrik menjadi pengganti rokok konvensional. (Azzahra et al.,
2020)
Menurut tinjauan sistematis mengenai efek rokok elektrik oleh Prue Talbot,et
al pada tahun 2016 mengatakan dampak paling besar pada rokok elektrik adalah efek
dari kandungan nikotin dan efek sistemik yang akan berdampak pada fisik pengguna
5
rokok elektrik dan dampak yang didapatkan sama dengan rokok konvensional.(Hua &
Talbot, 2016)
Penelitian pada tahun 2014 oleh Callahan-Lyon menyatakan bahwa efek
kesehatan pada rokok elektrik sebagian besar 87% berasal dari nikotin bukan dari
komponen lain. Dampak kesehatan yang sering terjadi seperti kecanduan, sistem
pernapasan. (Callahan-Lyon, 2014)
Tidak hanya berdampak pada pernafasan, rokok elektrik juga berdampak buruk
bagi kesehatan gigi dan mulut. Holiday R dan Sherry et al dalam penelitian (J. Oroh et
al., 2018) mengatakan bahwa dampak uap rokok elektrik tidak meninggalkan stain atau
plak pada permukaan gigi dan efek samping dari uap rokok elektrik dalam rongga mulut
yaitu mulut kering , ulkus pada bagian palatal, mukosa bukal dan gingiva serta inflamasi
pada gingiva, maka bisa dikatakan bawah uap rokok elektrik lebih berdampak negatif
pada jaringan lunak dan jaringan periodontal rongga mulut di bandingkan dampak asap
rokok elektrik terhadap jaringan keras gigi. (J. Oroh et al., 2018) .
Pada penyakit mulut pengguna rokok elektrik memiliki probabilitas untuk
memiliki gigi rusak,penyakit gusi, dan sariawan lebih tinggi dibandingkan perokok
konvensional.(FaiZal et al., 2019). Menurut (Ariyani, 2018) dalam mengatakan dalam
penelitiannya yang dilakukan secara kualitatif responden merasakan efek samping
pusing, dehidrasi semenjak pakai rokok elektrik dan responden mengatasinya dengan
banyak minum air.
Rokok elektrik juga dapat menurunkan sekresi saliva. yang dibuktikan oleh
penelitian dari (Silalahi et al., 2021) di dalam jurnalnya berjudul “Perbedaan Derajat
Keasaman ( pH ) Saliva Pada Perokok Elektrik dan Non-Elektrik”menyimpulkan ratarata pH pada kelompok rokok elektrik adalah pH 6,98 dengan rerata Ph simpangan
bakunya adalah 0,24 dan pada kelompok kontrol 7,37 dengan nilai rerata pH salivanya
adalah 0,27 . jadi disimpulkan nilai rata-rata pH saliva sampe perokok elektrik lebih
rendah daripada rata-rata pH saliva pada non-perokok. Perubahan pH saliva ini
dikaitkan dengan perubahan elektrolit dan ion saat berinteraksi dengan buffer saliva
yang membuat pH saliva menurun. (Silalahi et al., 2021)
Menurut (Endang et al 2017) dalam jurnalnya mengutip dari empat studi
longitudinal dan sebuah studi potong lintang tentang hubungan antara penggunaan
rokok elektrik dengan berhenti merokok konvensional , menyimpulkan bahwasanya
konsumsi rokok elektrik cenderung menyebabkan pengguna untuk tidak berhenti
merokok konvensional. Penelitian tersebut sejalan dengan pernyataan institusi World
6
Health Organization yang menyatakan sampai saat ini rokok elektrik belum memiliki
bukti ilmiah yang cukup sehingga belum dikatakan efektif untuk dapat membantu
seseorang untuk berhenti merokok.(Endang et al., 2017)
Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada didalam
tabung dan nanti cairan tersebut akan menghasilkan uap seperti asap yang umumnya,
uap ini mengandung propilen dan gliserin , nikotin, dan penambah rasa. Jenisnya pun
bermacam ada yang berupa pen, portable, dan jenis desktop. (Fithar Ziby et al., 2020)
berbeda dengan rokok konvensional yang cara bekerja dengan membakar ujung rokok
yang dibantu dengan korek api sehingga nanti akan menghasilkan asap dari puntung
rokok yang dibakar tersebut.
Produk rokok elektrik kita ketahui kehadirannya masih tergolong baru
dibandingkan rokok konvensional, sehingga hasil studi rokok elektrik masih sangat
terbatas jumlahnya. Menurut World Health Organization sampai ini belum ada bukti
ilmiah yang cukup untuk menunjukan manfaat rokok elektrik. Rokok dibentuk dalam
kategori jenis apapun tetap dikategorikan sebagai zat adiktif yang efeknya dapat
merugikan kesehatan. Sehingga baik rokok tembakau maupun rokok konvensional
keduanya memiliki kandungan yang berbahaya dan akan berakibat fatal bagi kesehatan
jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama ( BPOM,2017)
Menurut The Health Resources dan Service Administrations Guidelines
Amerika Serikat rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan kemudian terbagi menjadi
tiga bagian yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan
remaja akhir (18-21). (WHO.2017). Sesuai dengan rancangan undang-undang
parlemen di eropa yang menyebutkan bahwa regulasi rokok elektrik di buat salah satu
kebijakannya yaitu rokok elektrik tidak boleh dijual kepada mereka yang usianya
dibawah 18 tahun.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang di komunitas
vaporizer Cireundeu ditemukan bahwa 3 orang mengatakan tidak mengetahui jika
merokok berbahaya bagi pernapasan. 2 orang mengatakan kandungan rokok elektrik
tidak berbahaya. 2 orang mengatakan uap rokok elektrik tidak berbahaya. 3 orang
mengatakan bahwasanya mereka tidak mengetahui jika rokok elektrik bisa
menyebabkan kanker. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dapat diketahui bahwa
bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan saat ini masih sangat kurang sehingga
dikhawatirkan penggunaan rokok elektrik dapat menjadi trend gaya hidup yang salah
7
maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan bahaya rokok
elektrik bagi kesehatan pada komunitas vaporizer Cireundeu.
B. Rumusan Masalah
“Gambaran Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada
Komunitas Vaporizer Cireundeu” untuk mengetahui bagaimana fenomena terkait
pengetahuan pengguna rokok elektrik terhadap bahaya kesehatan yang terjadi pada
komunitas vaporizer Cireundeu .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan
pengguna komunitas vaporizer Cireundeu terhadap rokok elektrik.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari :
a. Untuk mengetahui gambaran responden pada komunitas vaporizer
Cireundeu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status penggunaan
b. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas
vaporizer Cireundeu terkait kandungan rokok elektrik
c. Untuk mengetahui pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas
vaporizer cireundeu terhadap bahaya kandungan rokok elektrik terhadap
kesehatan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan promosi kesehatan
untuk memberikan informasi terpercaya kepada masyarakat secara dan promotif
yaitu dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat upaya dalam
mencegah fenomena meningkatnya penggunaan rokok elektrik serta dapat
mencegah terjangkitnya penyakit dari efek sampingnya pengguna rokok
elektrik.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dengan adanya penelitian ini bermanfaat menjadi sumber informasi
bagi pelayanan kesehatan terkait pengetahuan masyarakat terhadap bahaya
rokok elektrik bagi kesehatan baik dari segi penggunaannya maupun dari
8
kandungan rokok elektrik sehingga bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan
promosi kesehatan terutama kepada masyarakat pengguna rokok tembakau.
3. Bagi Pengguna Rokok Elektrik
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi terhadap
pengguna rokok elektrik mengenai bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan
serta dapat menjadikan peningkatan wawasan bagi pengguna rokok elektrik
agar tidak terjadi fenomena pemikiran yang salah terhadap penggunaan rokok
elektrik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
penelitian selanjutnya terkait fenomena pengetahuan bahaya rokok elektrik
terhadap kesehatan dikalangan masyarakat .
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengetahuan
1. Teori Lawrence Green
Teori ini disebut juga model perubahan perilaku Precede-Proceed dari
Lawrence Green dan M. Kreuter (2005), bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh
faktor-faktor individu maupun lingkungan. Menurut Green Lawrence dalam teori ini
bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor
diluar perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
1. Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang . Faktor-faktor ini terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan ,nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosiodemografi. Faktor
predisposisi yaitu faktor yang mempermudah ,mendasari atau memotivasi
untuk melakukan suatu tindakan , nilai dan kebutuhan yang dirasakan dengan
kata lain faktor ini berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok
untuk bertindak atau perilaku tertentu
2. Faktor pendukung yaitu faktor yang memfasilitasi suatu perilaku. Yang
termasuk kedalam faktor pendukung adalah sarana dan prasarana kesehatan
3. Faktor pendorong yakni faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
suatu perilaku . faktor faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi perilaku
masyarakat. (Martina , dkk.2021)
2. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah sebuah objek yang dikatakan bersifat empiris. Mengapa
dikatakan demikian. Karena itu merupakan suatu kejadian yang menitik beratkan pada
ruangan panca indra. Sebagaimana diketahui fakta empiris yaitu kenyataan yang telah
dilakukan secara langsung oleh seorang individu dalam perkembangannya di
lingkungan sosial dengan panca indera yang dimiliki. Pengetahuan juga diartikan
sebagai 3 bentuk yaitu proses yang membentuk aktivitas, sebagai prosedur yang kita
ketahui melahirkan metode ilmiah, sebagai produk yang darinya memunculkan
pengetahuan sistematis. (Achadah & Fadil, 2020)
Suriasumantri dalam sebuah buku “ Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar” pada tahun
2009 dikutip dari Praja 2020 mengemukakan bahwasanya pengetahuan dikatakan
35
semua pikiran dan pemahaman tentang alam yang diperoleh tidak melalui siklus
berpikir metode ilmiah (logico-hypothetico-verifikatif).(Vera & Hambali, 2021).
Pengetahuan yang sifatnya dogmatis dapat dilihat dari beberapa ciri khususnya
yaitu metode transfer pengetahuan. Pengetahuan yang ditransfer berupa sesuatu yang
dipercaya dari leluhur atau mitos yang berkembang dikalangan masyarakat.
Pengetahuan seperti ini biasanya tidak bersifat dialektis dan cukup menjadi wawasan
setiap individu.(Wijaya T.S..2017)
3. Tujuan Pengetahuan
Tujuan pengetahuan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya sesuatu dengan
pembatasan terhadap sesuatu yang prinsip. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
batasan kejadian itu adalah segala sesuatu yang dapat diteliti dan diterima oleh akal
dan rasio. Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan
rasio apalagi tidak dapat dibuktikan dengan panca indera bukan merupakan ilmu
tetapi pengetahuan. (Achadah & Fadil, 2020)
4. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan yang kian hari kian bertambah ini, pada dasarnya bersumber kepada
tiga macam sumber :
1. Pengetahuan yang langsung diperoleh
Pengetahuan langsung diperoleh dua sumber yaitu sumber luar dan
sumber dalam. Contoh yang pertama yaitu umpamanya kita mengetahui
adanya api di depan kita melalui alat indera penglihatan kita , adanya bau
harum melalui indra pencium kita. Contoh lainnya yaitu pengetahuan yang
bersumber dari dalam umpamanya kita dapat mengetahui keadaan diri kita
sekarang , keadaan sedih , gembira atau marah . (Praja, 2020)
2. Hasil dari suatu konklusi
Pengetahuan konklusi ialah pengetahuan yang diperoleh melalui
penarikan kesimpulan dari data empiris atau indrawi seperti apabila kita tahu
bahwa di atas sebuah gunung ada kepulan asap. Kita tahu bahwa setiap ada
asap pasti ada api yang sedang
menyala. Dengan demikian kita dapat
mengambil konklusi bahwa di atas gunung itu ada api yang menyala.
11
3. Pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian dan otoritas
Maksudnya ialah pengetahuan yang diperoleh melalui kesaksian dari
orang lain atau berita orang yang bisa dipercaya . Contohnya , kita mengetahui
adanya tuhan melalui para Rasul dan kitab-kitab Allah SWT. Misalnya ada
seorang pasien pergi berobat kepada seorang dokter yang ia percaya. Dokter
memberikan resep untuk dibeli di apotek. Pasien tersebut tidak mengetahui
secara ilmiah apakah obat itu memang menyembuhkan penyakit atau tidak.
Tetapi pasien tidak ragu membeli obat dan meminumnya walaupun
pasien tidak pernah meneliti dan mengetahui secara pasti kemujaraban obat
tersebut . Kebenaran resep dokter itu kita terima saja sebagai kebenaran dengan
keyakinan bahwa obat itu akan menyembuhkan penyakitnya.Kebenaran seperti
ini didasarkan atas kebenaran otoritatif dari seorang dokter yang terpercaya
dan memiliki otoritas untuk mengobati orang sakit . ( Praja,2020)
4. Pengetahuan yang diperoleh melalui indera disebut dengan pengetahuan
indrawi.
Setelah diadakan penyelidikan dan eksperimen, maka ilmu tersebut
sekarang menjadi ilmu pengetahuan. Apabila sesuatu hal sudah dapat diketahui
oleh indra, eksperimen dan diteliti maka disana orang mulai berfilsafat. Filsafat
ini satu tahap lebih tinggi dari pengetahuan biasa. Karena para filsuf sudah
mulai memikirkan hakikat sesuatu, seperti hakikat dari tuhan , alam dan
manusia. (Praja ,2020)
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan menurut YB Mantra yang dikutip
Notoatmodjo (2003) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk
juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam,2003) pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima
informasi
12
b. Umur
Menurut Elisabeth B.H yang dikutip Nursalam (2003) usia adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)
lingkungan merupakan suatu keadaan yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi
6. Pengukuran Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo ,2012) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden . Disini penulis melakukan pengukuran
pengetahuan menggunakan kuesioner dengan “Skala Guttman”. Skala pengukuran tipe
ini akan mendapatkan jawaban yang tegas, seperti ya atau tidak, benar atau salah,
pernah atau tidak, positif atau negative, dan lain-lain. Bila pertanyaan dalam bentuk
positif maka jawaban benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0, sedangkan bila
pertanyaan dalam bentuk negative maka jawaban benar diberi nilai 0 dan salah diberi
nilai 1.
Menurut (Iskani, 2013) hasil pengukuran skor dikonversikan dalam presentasi
maka dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1=1x100% = 100% , dan salah diberi
skor 0 = 0 x 100% = 0%, dalam pengukuran digunakan rentang skala persentase antara
0% sampai 50% , 50% , dan 50% sampai 100%, dikatakan baik jika skor pada rentang
50% sampai 100%, cukup jika skor 50%, dan kurang jika skor pada rentang 0% sampai
50%. ( Purba,2021)
13
7. Pengukuran Variabel Pengetahuan
Dalam penelitian pengukuran variabel menjadi sangat penting dikarenakan
variabel penelitian syaratnya adalah harus dapat diukur. Ada beberapa jenis kuesioner
yang biasa digunakan diantaranya kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah
atau benar , salah dan tidak tahu,kuesioner pengetahuan dengan pilihan ganda yang
kemungkinan responden untuk memilih salah satu pilihan jawaban yang dianggap
paling tepat. Variabel pengetahuan dapat berupa variabel dengan skala numeric
maupun kategori. Berikut ini adalah beberapa contoh pengukuran skala variabel
1. Pengetahuan dengan skala numeric
Pengetahuan dengan skala numeric mengartikan hasil pengukuran variabel
pengetahuan tersebut berupa angka. Misalnya total skor pengetahuan berupa
angka absolut maupun berupa persentase (1-100%)
2. Pengetahuan dengan skala kategorial
Pengetahuan dengan skala kategorial adalah hasil pengukuran pengetahuan
yang berupa skor total tersebut dikelompokkan atau dilelehkan menjadi berapa
contoh berikut ini :
a. Pengetahuan dengan skala ordinal
Pengetahuan dengan skala ordinal dapat dilakukan dengan mengonversi
dari total skor atau persen menjadi bentuk ordinal menggunakan Bloom's cut
off point
b.
1.
Pengetahuan baik/tinggi/good/high knowledge : skor 80-100%
2.
Pengetahuan sedang/cukup/fair/ moderate knowledge : skor 60-79%
3.
Pengetahuan kurang /rendah/poor knowledge : skor <60%
Pengetahuan dengan skala nominal
Variabel pengetahuan dapat juga dinominalkan dengan cara me-recode
atau membuat kategori ulang. Misalnya , dengan membagi menjadi dua
kategori menggunakan
mean jika data berdistribusi
menggunakan media jika data tidak berdistribusi normal
1. Pengetahuan tinggi/baik
2. Pengetahuan rendah/kurang/buruk
Dengan cara lainnya dengan melakukan convert :
a. Pengetahuan tinggi
b. Pengetahuan rendah (Swarjana,2022)
14
normal
dan
B. Rokok Konvensional
1. Definisi Rokok Konvensional
Rokok konvensional adalah jenis rokok yang sering digunakan oleh
masyarakat sebelum adanya rokok elektrik. Rokok konvensional dikatakan juga
sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies
lainnya . sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar atau tanpa bahan
tambahan. Asap rokok konvensional diketahui mengandung lebih dari 4000
jenis bahan kimia berbahaya antara lain karbonmonoksida, nitrogen oksida,
nitrosamine, nitrosopyrrolidine, formaldehid, arse, fenol dan tar. (A.I. Putra et
al .,2019)
2. Kandungan Rokok Konvensional
Rokok mengandung 4.000 bahan kimia dimana 400 jenis diantaranya
merupakan zat beracun dan 60 jenis tergolong penyebab kanker. Salah satu
kandungannya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan berbahaya. Senyawa
yang terdapat di dalam produk ini seperti misalnya nikotin yang merupakan zat
adiktif, tar bersifat karsinogenik, eugenol yang merupakan zat yang mempunyai
efek psikotropik amonia, sianida, DDT (pestisida) dan karbon monoksida ( asap
knalpot mobil) menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Selain dari itu
merokok juga dapat membahayakan orang lain.
Seorang perokok aktif menghisap asap rokok yang sebagian besar terdiri
dari bagian gas (85%) dan 15% berupa partikel. Lebih dari 4000 jenis bahan
kimia terkandung dalam rokok termasuk bahan kimia yang bersifat
karsinogenik. Komposisi rokok konvensional adalah tembakau dimana Bunga
cengkeh yang belum mekar dan saus rahasia yang terbuat dari rempah dicampur
ekstrak buah untuk menimbulkan aroma dan cita rasa tertentu . namun
kandungan racun utama rokok adalah :
a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat
dalam nicotiana tabacum , nicotiana rustica dan spesies lainnya atau
sintesisnya
yang
bersifat
adiktif
dan
dapat
mengakibatkan
ketergantungan. Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu
15
dihasilkan saat rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air yang
bersifat karsinogenik. (Kurniawan,2020)
Nikotin hanya ada dalam tembakau dan merupakan komponen
terbanyak dalam tembakau. Zat ini dapat berubah warna menjadi coklat
dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Dalam dosis
mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat, menyempitkan pembuluh
perifer, memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif sehingga
menimbulkan efek ketagihan dan ketergantungan.
b. Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik. Pada saat rokok dihisap ,tar masuk ke dalam rongga mulut
sebagai uap padat asap rokok dan setelah dingin akan menjadi pada dan
membentuk warna coklat. Endapan ini bersifat lengket pada permukaan gigi
, saluran nafas dan paru paru
c. Karbonmonoksida
Gas karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran rokok. Gas CO
menghancurkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke jaringan
tubuh
d. Zat lain seperti timbal ,amonia, hidrogen sianida ( HCN), Nitrous Oxide
(NO) dan fenol. (Pramonodjati et al., 2019)
C. Bahaya Asap Rokok Konvensional Terhadap Kesehatan
Rokok konvensional memiliki lebih dari 300 senyawa kimia yang
ditemukan dan kelompok terbesar adalah senyawa nitrogen sebanyak 24% serta
hidrokarbon sebanyak 15%. Komponen utamanya adalah karbon monoksida , yaitu
terdiri dari asam nitrat, asetaldehid, asam format, metil klorida, asam sianida, serta
50 macam senyawa karsinogen lainnya. Asap rokok selain dapat membahayakan
kesehatan perokok sendiri juga dapat membahayakan lingkungannya, yaitu orang
orang yang berada disekitarnya.
Asap rokok mengandung senyawa racun organoklorin dimana kandungan
kimia dalam asap rokok mencapai 4.800 macam. Diantaranya terdapat kandungan
aseton di dalam asap rokok. Aseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki
gugus fungsi keton (-CO). Aseton dapat dibuat dari alkohol sekunder dengan cara
16
oksidasi. Aseton juga merupakan senyawa yang memiliki bau khas, pelarut penting
yang baik bagi zat-zat organic. Salah satu ciri dari cairan aseton ini adalah gampang
sekali menguap. Ciri –ciri lainnya gampang terbakar, dna biasanya dihasilkan tanpa
ada warna. (Prasetyo et al., 2018)
D. Rokok Elektrik
1. Sejarah rokok elektrik
Rokok elektrik merupakan salah satu NRT yang menggunakan listrik dari
tenaga baterai untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dan oleh WHO
disebut sebagai electronic nicotine delivery system (ENDS) . Rokok elektrik
diciptakan oleh salah satu perusahaan di Cina pada tahun 2003 dan dengan cepat
menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai nama dagang seperti joy , ep puffer ,
blu cig, green smoke, smoking everywhere dan lain-lain. (Damayanti, 2017)
Konon sejak 1963 rokok elektrik sudah ada ditemukan pertama kali oleh
Herbert A.Gilbert yang membuat pasten “a smokeless non-tobacco cigarette”.
Pada masa selanjutnya seorang keturunan kebangsaan bernama Hon Lik berasal
dari Tiongkok menyebarkan rokok elektrik secara modern pada tahun 2003
sehingga Hon Lik di kenal dengan sosok yang mengawali kehadiran rokok
elektrik. Pada tahun 2002 rokok elektrik menyebar keseluruh dunia dengan
berbagai merk. Perusahaan Hon Lik bekerja sebagai produsen pertama rokok
elektrik dan rokok elektrik pun masuk ke pasar Amerika dan Eropa pada tahun
2006 dan 2007 dari berbagai merek terbaru . (Endang et al., 2017)
Dalam mengatasi maraknya pengguna rokok tembakau , maka World
Health Organization membentuk WHO-FCTC sebagai upaya dalam mengatasi
masalah epidemi tembakau dengan metode Nicotine Delivery System (ENDS)
atau yang lebih dikenal dengan vape atau vapor . Pada awal pemasaran rokok
elektrik terbukti mampu menurunkan jumlah penggunaan rokok tembakau secara
global. Naming muncul permasalahan baru, berdasarkan hasil temuan
kementerian kesehatan jepang terdapat karsinogen atau zat yang dapat
menimbulkan kanker dalam asap yang dihembuskan setelah menghisap rokok
elektrik. (B Hamzah, 2021)
17
2. Definisi Rokok Elektrik
Pemerintah di seluruh dunia melakukan berbagai upaya untuk menekan
epidemic yang diakibatkan oleh rokok, salah satunya yaitu dengan menggunakan
Nicotine Replacement Therapy atau terapi pengganti nikotin (NRT) dikenal juga
dengan istilah Electronic Nicotine Delivery System (ENDS). Terapi ini bertujuan
untuk menggantikan asupan nikotin yang sebelumnya diperoleh dari rokok
tembakau . Metode ini biasanya menggunakan suatu media untuk memberikan
nikotin yang dibutuhkan perokok tanpa melalui pembakaran tembakau. Rokok
elektrik adalah salah satu NRT yang menggunakan listrik dari tenaga baterai untuk
memberikan nikotin dalam bentuk uap dengan tetap memberikan sensasi merokok
kepada penggunanya. (J. N. W. Oroh et al., 2018)
Pada awalnya rokok elektrik dirancang sebagai salah satu upaya untuk
membantu rokok tembakau agar dapat berhenti merokok secara perlahan, karena
kandungan pada rokok elektrik terdiri dari campuran air, propilen glikol,zat
penambah rasa, aroma tembakau dan senyawa-senyawa lain yang tidak
mengandung tar, tembakau atau zat-zat toksik lain yang tidak terdapat dalam rokok
tembakau . (Kusumastuti & Siti, 2021)
Menurut Dwi Susanto Agus (2014) mengatakan dalam jurnal Endang et al
(2017) bahwasanya rokok elektrik pada awalnya diciptakan sebagai salah satu cara
untuk membantu berheni merokok pada perokok konvensional dengan cara
mengurangi kadar nikotin pada rokok elektrik secara bertahap, di bawah
pemantauan
dokter.
Dalam
berjalannya
waktu
rokok
elektrik
tidak
direkomendasikan oleh World Health Organization untuk terapi pengganti rokok
elektrik karena faktanya menimbulkan masalah adiksi nikotin. Hal ini sejalan
dengan beberapa hasil studi yang mengungkapkan rokok elektrik tidak menetap
dalam meningkatkan keberhasilan berhenti merokok.
World Health Organization menyimpulkan hasil dari studi Grana (2014)
tentang hubungan antara penggunaan rokok elektrik dengan status berhenti
merokok , ternyata secara bermakna menyimpulkan penggunaan rokok elektrik
merupakan faktor protektif terhadap penghentian merokok konvensional atau
dengan kata lain penggunaan rokok elektrik cenderung menyebabkan pengguna
untuk tidak berhenti merokok (Endang et al., 2017)
Menurut BPOM (2015) seperangkat rokok elektrik ini merupakan alat
bertenaga listrik yang mempunyai fungsi untuk mengubah zat-zat kimia menjadi
18
bentuk uap dan mengalirkannya ke paru-paru. Rokok elektrik di istilahkan
menjadi Electronic Nicotine Delivery System (ENDS) oleh WHO karena
menghasilkan nikotin dalam bentuk uap yang kemudian dihirup oleh penggunaan
rokok elektrik ini . Konsumen yang memakai rokok elektrik disebut “vapers”
dapat memilih beberapa kekuatan nikotin, termasuk cairan non-nikotin, dan daftar
rasa yang tak terhitung jumlahnya. Menurut CDC , Rokok elektrik termasuk
beragam perangkat yang memungkinkan pengguna menghirup aerosol dimana
kandungannya adalah nikotin, perasa, dan adiktif lainnya. Rokok elektrik berbeda
dengan cara yang sama dan terdiri dari komponen serupa. (CDC,2017)
3. Bagian-bagian Rokok Elektrik
Rokok elektrik memiliki struktur terdiri dari tiga bagian yaitu baterai,
pemanas logam dan katrid yang berisi zat cairan kimia. Struktur ini terus
mengalami modifikasi dan modernisasi mengikuti perkembangan teknologi
sampai saat ini beroperasi yang ketiga , yang menggunakan sistem tangki dan
seiring berjalannya waktu bentuk rokok elektrik semakian user friendly bahkan
model perangkatnya tidak terlihat seperti rokok dan mampu dengan perangkat
handphone.
4. Jenis-jenis Rokok Elektrik
Dawkins (2013) mengkategorisasi perkembangan variasi jenis rokok elektrik
menjadi tiga kelompok :
1. Jenis pertama (cigalike)
Rokok elektrik jenis pertama ini bentukya seperti rokok konvensional,,
penggunaanya mudah digunakan , penggunaan katrid pada rokok elektrik ini
19
bisa diganti apabila cairan habis namun ia hanya bisa digunakan dalam sekali
pakai) dan jumlah hisapan antara 200 sd 500 puffs.
2. Jenis kedua
Rokok elektrik benntuk seperti pena, memiliki banyak jenis warna dan
model katrid, ukuran kapasitas baterainnya lebih besar, bentuk katrid dan
atomizer terpisah sehingga pengguna dapat dengan lebis bebas mengisi atau
mencampur isian katrid sesuai kebutuhan .
3. Jenis ketiga
Pengembangan dari generasi kedua, menggunakan sistem tangki,
kapasitas baterai yang lebih besar, USB sticks, seluruh komponen bersifat
terpisah (customisable) sehingga sangat memudahkan pengguna dalam
mengisi atau memodifikasi cairan produk secara leluasa, beberapa
diantaranya telah menggunakan bluetooth yang kompatibel dengan androids,
perangkat iOS atau
tablet sehingga memungkinkan pengguna untuk
menggunakan panggilan dan juga sambil mendengarkan music (Endang et
al., 2017)
5. Kandungan Rokok Elektrik
Rokok elektrik terdiri dari tiga bagian yaitu plastic cartridge berfungsi sebagai
alat penghisap dan cartridge yang berisi cairan , atomizer yang berfungsi untuk
menguapkan cairan dan batre. Cairan yang digunakan untuk menghasilkan uap pada
rokok elektrik mengandung propilen glikol ,gliserin, bahan aromatic dan nikotin cair
dalam berbagai konsentrasi.
1. Golongan glikol antara lain propilen glikol dan gliserin
2. Nikotin dengan berbagai kadar
3. Partikel partikel halus yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer yang
akan meningkatkan resiko penyakit jantung, paru-paru dan asma
4. Logam-logam antara lain kadmium, air raksa , timbal dan arsen
5. Karbonil seperti formaldehid, asetaldehid, aseton , propionaldehid dan
butiraldehid yang bersifat toksik dan karsinogenik
6. Senyawa organic yang mudah menguap dan bersifat karsinogenik seperti
benzena, stirena , etil benzena dan toluene
7. Tobacco-specific nitrosamines (TSNAs) yang bersifat karsinogenik
20
8. Senyawa hidrokarbon aromatic polisklik yang bersifat karsinogenik seperti
benzopirena
9. Golongan fenol yang bersifat iritasi terhadap kulit, mata dan membrane
mukosa setelah terpapar oleh inhalasi dermal atau oral. (Sudradjat, 2019)
6. Dampak Kandungan Nikotin Terhadap Kesehatan
Nikotin (C101H14N2) yaitu senyawa yang bersifat toksis dan sifat toksik pada
nikotin sangat kuat dan kompleks seperti rasa mual dan muntah adalah gejala yang
paling umum dari keracunan nikotin akut. Dosis yang berlebihan akan menyebabkan
tremor dan juga kejang. Paralysis Dan kolaps pembuluh darah adalah hal yang
menonjol dari keracunan nikotin akut . Nikotin telah terbukti memiliki efek buruk pada
proses reproduksi , berat badan janin dan perkembangan janin.
Studi di Perancis mengevaluasi kandungan nikotin dari label E-Liquid pada
rokok elektrik, dan telah dilakukan uji terhadap 20 sampel katrid, ditemukan adanya
bahwa umumnya kandungan nikotin yang sebenarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tercantum di label, bahkan ditemukan beberapa kasus kandungan nikotin
dua sampai lima kali lebih besar. Nikotin yang masuk ke dalam tubuh jika dikonsumsi
dalam jangka waktu yang panjang maka kandungan rokok elektrik bercampur kedalam
tubuh dan mengakibatkan gangguan pembuluh darah yang mmeiliki efek samping
seperti penyempitan pembuluh darah .
Nikotin merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamine,
sehingga menyebabkan peningkatan dopamin di pusat brain reward system. Kadar
puncak nikotin , aktivasi brain reward system yang sementara membuat turunnya kadar
nikotin secara bertahap sampai dimana pada satu titik withdrawal yang hanya dapat
dihilangkan dengan menghisap rokok. Nikotin menyebabkan perasaan menyenangkan
yang membuat perokok ketagihan untuk terus merokok. Ketika para merokok berusaha
mengurangi atau mencoba berhenti merokok, maka dapat memunculkan gejala
kecemasan dan gelisah. Maka semakin lama kandungan kandungan nikotin berada
dalam waktu jangka panjang yang berada dalam tubuh perokok elektrik maka akan
membuat perokok ketagihan untuk terus merokok. (Endang, et al 2017)
Ketika para merokok berusaha mengurangi atau mencoba berhenti merokok
makan dapat memunculkan gejala kecemasan dan gelisah. Semakin lama kandungan
nikotin berada dalam tubuh maka semakin kuat perilaku merokoknya,sehingga
perokok semakin sulit untuk meninggalkan rokoknya. Penelitian oleh Lorensia et al
21
(2016) juga menunjukkan bahwa berhenti merokok adalah hal yang kompleks tidak
mudah. ( Lorensia et al., 2017)
Nikotin yang digunakan dalam jangka waktu yang lama dan gradual akan
terakumulasi dalam tubuh dan mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah ,seperti
penyempitan atau pengentalan darah. Sehingga walaupun jumlahnya sedikit apabila
terakumulasi nikotin pada rokok juga sama bahayanya dengan rokok konvensional.
Bahaya yang lain paparan nikotin selama kehamilan berpotensi menyebabkan efek
pada janin diantaranya kerusakan sel otak janin, efek defisit neurologis seperti
gangguan kinerja belajar dan memori. Umumnya pada rokok elektrik beberapa jenis
jumlah nikotin seperti 0mg/ml, 3mg/ml, 6 mg/ml,12 mg/ml, 15 mg/ml,18 mg/ml.’
Rokok elektrik diklami dapat menjadi awal mula masuknya pintu obat
terlanrang dengan makna lain bisa dikatkan pengguna rokok elektrik akan menjadi
pengguna seterusnya dengan risiko mengalami masalah kecanduan nikotin .
Dikarenakan rokok elektrik mempunyai dampak fisiologis yang sama pada otak
sebagaimana rokok konvensional sehingga dapat menimbulkan risiko adiksi terhadap
obat lain.
Patofisiologis yang terjadi ialah saat seseorang merokok makan kandungan
nikotin akan masuk ke dalam darah selanjutnta diteruskan ke otak dalam waktu 4-10
detik saja. Pada saat di sudah sampai di otak maka kandunggan nikotin akan bekerja
sama dengan reseptor di dadalam otak dan dopamin di lepaskan yang efeknya akan
memberikan rasa ketenangan. Dalam beberapa waktu kadar nikotin akan menurun
sehingga kapasitas dopamine juga ikut mrenurun, maka akibat yang akan terjadi
pengguna mengalami gejala putus nikotin. Sehingga timbul pada pengguna rokok
elektrik keinginan mengulangi rasa nyaman untuk merokok. Proses ini akan terus
terjadi upregulasi reseptor.
7. Dampak Kandungan Propylene Glycol dan Glycerol Terhadap Kesehatan
Propylen Glycol dan Vegetable Glycerin (biasanya disingkat PG/G). Propylene
Glycol (C3H802) adalah bahan kimia yang dapat ditemukan dalam kepulan asap
buatan yang biasanya dibuat dengan “fog machine” di acara panggung teatrikal, pada
umumnya kandungan Propylene Glycol banyak digunakan oleh industry makanan ,
alat kosmetik, dan kebutuhan obat-obatan. Salah satu fungsi dari kandungan tersebut
adalah menyerap kelembaban untuk memberi peningkatan pada kelancaran
pelumasan. Propylen Glicol dan Glycerol menyerap apapun yang ada di dalam produk
22
kosmetik. Adapun di dalam rokok elektrik ia berfungsi sebagai alat untuk nikotin dan
perisa yang berfungsi membuat uap semisal asap rokok. (Endang, et al 2017)
Studi tentang efek yang ditimbulkan dari asap buatan hasil pemesanan
mengandung propylene glycol yang dikatakan paparan asap buatan ini dapat
berkontribusi terhadap masalah kesehatan secara akut dan kronis seperti asma , mengi,
sesak dada, penurunan fungsi paru, iritasi pernafasan, dan obstruksi jalan nafas.
Penelitian lain juga mengatakan bahwa propylene glycol dapat menyebabkan nyeri
otot, sakit tenggorokan. Semua efek ini dapat diperoleh dari penggunaan E-Liquid pada
rokok elektrik menggunakan propylene glycol. (Endang et al 2017)
Asap yang dihasilkan rokok elektrik dihirup sebagaimana layaknya merokok
konvensional dan sejumlah asap dilepaskan tetapi berupa asap rokok. Uap yang
dihasilkan dari rokok elektrik didapatkan dari cairan yang dipanaskan. Cairan tersebut
mengandung berbagai komposisi seperti nikotin, air, aditif dan perasa. Pelarut yang
digunakan yang paling populer adalah gliserin, propilen glikol atau kombinasi gliserin
dan propilen glikol dengan perbandingan dengan perbandingan tertentu. Namun
walaupun jumlah kimia berbahaya yang ditemukan di rokok elektrik lebih sedikit
dibandingkan rokok konvensional namun kromium dan nikel ditemukan empat kali
lipat dalam beberapa jenis yang tidak ada di rokok tembakau. ( Lorensia et al., 2017)
World Health Organization mengungkapkan hasil sidang konferensi yang
dilakukan ke enam kali terkait rokok elektrik, hasilnya memberikan pernyataan
mengenai bahaya aerosol terhadap kesehatan dan bahaya rokok elektrik terhadap
perokok pasif berdasarkan bukti ilmiah. Diantaranya sebagai berikut :
1. Dampak jangka singkat dari penggunaan rokok elektrik yaitu terjadi iritasi mata
dan iritasi pernapasan yang disebabkan oleh propilen glikol. Kesehatan jangka
pendek ini, dapat menjadi serius tetapi fenomenanya sangat jarang
2. Rokok elektrik dalam hitungan pemasaran produk dikatakan tergolong masi
baru, maka bukti ilmiah mengenai hubungan antara rokok elektrik dengan
penyakit kronis seperti kanker salah satunya, tidak tersedia dalam waktu yang
singkat dan membutuhkan waktu bertahun-tahun .
3. Aerosol rokok elektrik mengandung senyawa karsinogenik dan senyawa toksik
lai yang ditemukan dalam asap rokok pada tingkat rata-rata 1-2 kali lipat lebih
rendah daripada asap rokok konvensional tetapi lebih tinggi daripada inhaler
nikotin. Untuk beberapa merek ditemukan senyawa yang merupakan agen
penyebab kanker seperti formaldehida an toksik lain
23
4. Bentuk ukuran partikel pada perokok elektrik hampir sama dengan rokok
konvensional yang sebagian besar partikel dalam ukuran ultrafine
5. Aerosol dihembuskan oleh pengguna rokok elektrik akan menaikkan level
udara sekitar dengan beberapa toksikan , kandungan nikotin serta partikel halus
ultrafine di udara.
Walaupun
perokok pasif mendapatkan tingkat nikotin yang lebih
rendah daripada perokok aktif, akan tetapi hasil aerosol rokok elektrik yang
dihembuskan tersebut dalam sistem penyerapan adalah sama , hal ini dapat
ditunjukkan dengan kandungan tingkat serum yang sama. Beberapa data ilmiah
menunjukan bahwa aerosol rokok elektrik tidak hanya mengeluarkkan uap air
,seperti yang di informasikan dalam pemasaran rokok elektrik. Meskipun
singkat racun lebih rendah daripada rokok konvensional akan tetapi penggunaan
rokok elektrik tetap memberikan bahaya kesehatan terutama bagi remaja dan
ibu hamil . (Endang et al., 2017)
8. Dampak Kandungan Flavoring Terhadap Kesehatan
Salah satu daya tarik dari rokok elektrik adalah variasi beberapa pilihan rasa dan
aroma yang tersedia, mulai dari rasa buah-buahan , mint, menthol , bahkan mother’s
milk juga ada tersedia. WHO menemukan senyawa yang aman dikonsumsi secara
langsung tidaklah otomatis juga aman ketika di inhalasi contohnya Diacetyl walaupun
dinyatakan aman untuk dikonsumsi langsung sebagai flavoring alam mentega namun
ketika di inhalasi dapat berpotensi menyebabkan bronchiolitis obliterans, penyakit lain
yang serius. (Tanzil K & Fahamsyah, 2018)
Kandungan perisa di dalam rokok elektrik dikatakan kandungan yang alami dna
tergolong aman sama seperti kandungan flavoring di dalam produk makanan. Padahal
informasi sumber bahaya dari bahan tersebut tidak dilaporkan secara jelas oleh
produsen. The Flavor and Extract Manufacturer Association (FEMA) 2014 mengatakan
keamanan pengguna kandungan flavoring pada rokok elektrik belum teruji secara
ilmiah. Dikarenakan flavoring ini tidak dapat dikonsumsi langsung dan ditelan tetapi
dengan proses dipanaskan lalu diuapkan, kemudian di inhalasi ke paru-paru. Senyawa
yang aman dikonsumsi secara langsung tidak bisa dikatakan otomatis juga aman ketika
digunakan secara di inhalasi, contohnya Diacetyl walaupun dinyatakan aman untuk
dikonsumsi langsung sebagai flavoring dalam mentega namun ketika di inhalasi dapat
24
berpotensi menyebabkan bronchiolitis obliterans , penyakit hati yang serius. (Endang,
et al 2017)
9. Jenis-Jenis Penambahan Kandungan Pada Rokok Elektrik
1. Logam : kadar timbal dan kromium dalam uap rokok elektrik sama dengan kadar
pada rokok konvensional sedangkan kadar nikelnya 100 kali lebih tinggi
dibandingkan rokok konvensional
2. Karbonil : Karsinogen potensial yaitu formaldehida , asetaldehida dan akrolein
terdeteksi dalam uap hampir semua rokok elektrik. Senyawa organic volatile
seperti toluene dan xylene teridentifikasi di hampir semua uap rokok elektrik
3. Tobacco specific nitrosamines (TSNAs) ditemukan kadar maksimum tinggi dari
total TENAga pada sebagian besar atau hampi semua uap rokok elektrik juga eliquid . penelitian lain menemukan karsinogenik TSNAs terdapat dalam uap
rokok elektrik dengan tingkat lebih rendah atau setara dengan yang terdapat
dalam asap tembakau
4. Diethylene Glycol ( DEG) ditemukan dalam studi FDA sebagai komponen minor
dalam rokok elektrik , DEG dikenal dengan karsinogen dan kontaminan serius
dalam produk farmasi . percampuran DEG dapat menyebabkan masalah serius
E. Kebijakan World Health Organization terkait Rokok Elektrik
Rokok elektrik peredarannya semakin bertambah, hal ini disebabkan karena
rokok elektrik dipromosikan sebagai alat bantu untuk berhenti merokok ataupun
dipromosikan sebagai alternatif sehat dalam mengkonsumsi tembakau. Hal tersebut
disikapi oleh World Health Organization sebagai lembaga kesehatan yang diakui
secara internasional dengan menyusun aturan bersifat global demi kepentingan
menjaga kesehatan masyarakat secara umum.
Word Health Organization telah mengadakan sidang konferensi koneksi
kerangka kerja pengendalian tembakau sesi keenam yang berlangsung di moskow ,
republik rusia, tanggal 13-18 oktober 2014. Salah satu perencanaan dalam konferensi
tersebut terkait kebijakan rokok elektrik tertuang dalam sebuah laporan yaitu Dokumen
FCTC/COP/6/10 Rev.1 tanggal 1 september 2014. Beberapa kesimpulan dalam
laporan tersebut sebagai berikut :
25
1. Rokok elektrik merupakan suatu produk perkembangan teknologi baru yang
penuh janji sekaligus ancaman untuk pengendalian tembakau. sehingga peraturan
diperlukan untuk :
-
Mencegah promosi kepada bukan perokok seperti wanita hamil dan anakanak remaja
-
Meminimalkan risiko kesehatan potensial bagi pengguna rokok elektrik dan
kelompok bukan pengguna
-
Melarang segala jenis klaim kesehatan yang tidak terbukti tentang rokok
elektrik
-
Memberi perlindungan cara mengendalikan tembakau. Saat ini sudah
berlangsung kepentingan dari komersialisasi termasuk kepentingan dari
industri tembakau
2. Risiko kesehatan bagi pengguna dan kelompok bukan pengguna
a. Sebagian besar produk rokok elektrik belum teruji klinis oleh peneliti
independen,
tetapi
pengujian
terbatas
telah
dilakukan
untuk
mengungkapkan bebas sifat racun dari konten dan emisi
b. Resiko bahaya kesehatan dari menghirup nikotin dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
● Pemberian kadar nikotin rokok elektrik kepada pengguna sangat
bervariasi mulai dari rendah sampai kepada tingkat yang setara dengan
kandungan nikotin pada rokok konvensional, tergantung pada
karakteristik produk, perilaku menghisap pengguna dan konsentrasi
larutan nikotin
● Nikotin adalah komponen adiktif tembakau. Nikotin dapat memberikan
efek yang tidak diinginkan dalam kehamilan dan bisa menyebabkan
penyakit kardiovaskular. Meskipun nikotin tidak bersifat karsinogen
namun diduga sebagai pemicu terjadinya tumor.
● Risiko kesehatan utama dari paparan nikotin melalui rokok elektrik
adalah konsumsi nikotin yang berlebihan
3. Diperlukannya kajian dan penelitian tambahan terkait masalah kesehatan yang
akan timbul sebagai dampak dari penggunaan rokok elektrik terutama untuk
bidang iklan , penggunaan di dalam ruang
4. Sejak tahun 2005 industri rokok elektrik telah berkembang dari semula 1
produsen cina kini menjadi sebuah bisnis global yang diperkirakan asetnya
26
sekitar 3 milyar US dollar dengan 466 merek, dimana industri tembakau
mengambil pasar saham lebih besar. WHO secara khusus menyoroti
kekhawatiran peran industri tembakau yang sangat dominan dalam pasar ini
5. Peraturan dalam laporan ini termasuk pelarangan rokok elektrik dengan rasa
buah, rasa permen, rasa minuman alkohol, pelarangan ini hingga dapat
dibuktikan bahwa produk-produk tersebut tidak menarik dan sengaja
diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja. Rokok elektrik telah dipasarkan
hampir 8000 rasa yang berbeda maka muncul rasa khawatir produk ini berfungsi
sebagai pintu gerbang kecanduan nikotin
6. Saat ini tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk menyimpulkan bahwa rokok
elektrik merupakan alat bantu perokok untuk berhenti merokok.(Endang et al.,
2017)
F. Potensi Manfaat dan Kerugian Rokok Elektrik
Rokok elektrik belum ada bukti secara ilmiah sebagai alternatif untuk
membantu berhenti merokok dan saat ini di dunia kesehatan pro dan kontra seputar
rokok konvensional terus berlanjut. Beberapa perokok mengaku bahwa kondisi mereka
terus membaik setelah beralih ke rokok elektrik. Tetapu tetao diperlukan justifikasi
lebih lanjut untuk evaluasi efek rokok elektrik. Secara khusus perhimpunan Dokter
Paru Indonesia merekomendasikan bahwa rokok elektrik mengandung nikotin dan
bahan –bahan yang bersifat karsinogen sehingga berpotensi menyebabkan kanker.
Menurut Drummond, M Bradley (2014) dan (Lorensia ,et al 2017) terdapat beberapa
manfaat dan kerugian dalam penggunaan rokok elektrik. Manfaatnya diantaranya
yaitu:
1. Dapat berguna sebagai salah satu terapi peganti tembakau dengan
menggunakan terapi nikotin tetapi digunakan dengan mengurangi kadar
nikotin secara bertahap di bawah pemantauan dokter
2. Mengurangi beban sosial dan menambah kepercayaan diri bila menggunakan
rokok elektrik
3. Mengurangi efek samping pembakaran rokok tembakau
Kerugiannya dalam penggunaan rokok elektrik adalah:
1. Asap yang kadang mengganggu lingkungan sekitar,perih pada mata
2. Membuat iritasi tenggorokan
3. Lebih mahal daripada rokok konvensional
27
4. Dapat menimbulkan masalah adiksi karena kandungan nikotin pada cairan
rokok elektrik dapat menimbulkan rasa ketagihan
5. Risiko bertambahnya perokok ganda
6. Dapat disalahgunakan dengan memasukkan berbagai macam bahan bahaya
illegal
Dampak negative yang sudah terjadi antara lain :
a. Kandungan cairan e-liquid dalam rokok elektrik dan aerosol jika dihirup dapat
memberikan bahaya untuk kesehatan
b. Risio terjadinya kecenderungan anak-anak dan remaja untuk mencoba rokok
elektrik. Dikarenakan kemudahan membeli dan adanya kandungan rasa
(flavoring)yang beragam
c. Di Indonesia terdapat kasus penyalahgunaan dengan memasukan obat ilegal
dan narkotika semakin berkebang dan sulit dikontrol
d. Risiko bertambahnya perokok pemula akibat kecanduan dari nikotin
e. Risiko bertambahnya perokok ganda
f. Terjadinya anggapan perilaku yang normal pada pengguna rokok atau
normalisasi terhadap pengguna rokok elektrik yaitu rokok elektrik dapat
meningkatkan penerimaan sosial dari perilaku merokok (Endang et al., 2017)
G. Dampak Penggunaan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan
Pada tingkat paparan yang cukup tinggi , rokok elektrik dapat menyebabkan zat
karsinogenik dan bahan toksik lainnya yang dapat menyebabkan inflamasi dan iritatif,
rokok elektrik juga mengakibatkan peningkatan eksaserbasi asma. Bahkan asap rokok
elektrik cenderung mengakibatkan permasalahan pernafasan yang lebih kompleks
dibandingkan dengan asap dari rokok tembakau. Gejala tersebut akan timbul secara
bertahap mulai dari sesak nafas, nyeri dada dan gangguan pernapasan lainnya.
(Kusumastuti & Haeriyah, 2021)
Menurut Benowitz (2010) dalam jurnal Radhiah Putri 2020 mengungkapkan
kandungan nikotin menyebabkan dependensi, propilen glikol bila dihirup jangka
pendek (309 mg/m dalam satu menit) dapat menyebabkan iritasi mata, tenggorokan
dan jalan nafas , kemudian gliserin dapat menyebabkan pneumonia lipoid. Selain itu,
banyak pengguna rokok elektrik terutama remaja mengalami penyakit pada paru yang
berkaitan dengan vaping dan sejumlah orang dilaporkan meninggal dunia dikarenakan
komplikasi dari penyakit paru yang berkaitan dengan vaping.
28
Rokok elektrik umumnya mengandung larutan yang memiliki empat komposisi
yaitu nikotin , propilen glikol ,gliserin, air dan perisa. Rokok elektrik beroperasi
dengan memanaskan larutan dan membentuk uap super jenuh , yang berkondensasi
disebelah tetesan halus setelah pencampuran dengan udara luar. Pada penelitian yang
sudah dilakukan , rokok elektrik terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada epitel
paru, serta paparan berkelanjutan dapat menimbulkan inflamasi pada jalan nafas yang
berakibat terjadi adanya kerusakan epitel.
Paru-paru manusia adalah organ yang berpasangan dan terdapat di rongga
dada dan dipisahkan oleh jantung dan struktur lainnya di mediastinum. Paru – paru
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida . Sel tubuh
menggunakan oksigen untuk tetap hidup dengan melepaskan energi melalui proses
metabolism. Pada saat yang bersamaan proses metabolisme menghasilkan
karbondioksida. Jika karbondioksida terdapat berlebihan maka dapat menimbulkan
dampak yang tidak baik, sehingga kelebihan karbon dioksida harus dibuang.
Pertukaran gas ini memiliki fungsi selain menyediakan oksigen bagi tubuh untuk
metabolisme, juga dapat menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Pada bagian paru-paru terdapat bronkus yang merupakan percabangan dari
trakea. Bronkus terus bercabang menjadi bronkus sekunder selanjutnya bercabang
menjadi
bronkus tersier. Bronkus tersier akan bercabang sampai bronkiolus
terminalis yang merupakan cabang paling distal dari bronkiolus. Bronkus terminalis
berakhir dengan terbagi menjadi bronkiolus respiratorius dan akhirnya sampai
alveolus. Pertukaran gas mulai terjadi di bronkiolus respiratorius sampai alveolus.
(Sumbayak & Majawati, 2021)
a. Pengaruh Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Sistem Respirasi
1) Nikotin
Pengaruh nikotin terhadap sistem respirasi bisa dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan paparan langsung melalui rokok atau nikotin yang dihirup
dan yang kedua melalui mekanisme sistem saraf pusat. Nikotin berperan dalam
pembentukan emfisema pada perokok dengan mengurangi elastin pada
parenkim paru dan meningkatkan volume alveolus. Nikotin menstimulasi
reflek vagal dan ganglia parasimpatis sehingga menyebabkan peningkatan
bronkokonstriksi dan apnea meningkatkan ketegangan trakea sehingga
menyebabkan beberapa gangguan pernafasan .
29
2)
Propilen Glikol dan Gliserin
Propilen glikol alkohol alifatik yang digunakan sebagai pelarut dalam
banyak obat dan perasa dan dalam alat penguap untuk pengiriman obat
melalui penghirupan. Propilen glikol juga diakui sebagai aditif makanan
yang aman. Gliserin dalam cairan rokok elektrik merupakan bahan makanan
yang aman. Namun mesikpun penggunaan PG/YG bisa digunakan untuk
obat seperti PG dalam inhaler asma tetapi dosis penggunaanya harus sesuai
dengan kadar yang dibutuhkan.
Kini pemasaran rokok elektrik semakin maju sehingga calon pembeli
dapat membeli sceara online ataupun langsung membeli sendiri bahan baku
dan kandungan campuran e-liquid. Sehingga dirisaukan pengguna rokok
elektrik tidak mengontrol dosis yang sesuai maka dikhawatirkan
memberikan paparan Propylen Glycol lebih tinggi yang dapat menimbulkan
efek samping yang membahayakan. ( Endang et al 2017)
3) Zat Perasa
Zat perasa yang terdapat pada cairan rokok elektrik disetujui sebagai
perisa makanan digunakan secara luas tanpa bukti efek samping. Sebagian
besar zat perasa tidak ada bukti membahayakan tetapi terdapat pengecualian
pada zat asetil dan sinamaldehid. Diasetil adalah senyawa organic dengan
rumus kimia CH3CO2. Ini adalah cairan kuning atau hijau dengan rasa
mentega yang kuat.
Zat ini terdapat pada minuman beralkohol dan ditambahkan juga pada
beberapa makanan lain untuk memberikan rasa mentega. Diasetil diketahui
menyebabkan penyakit paru-paru bronchiolitis obliterans pada orang orang yang terpapar. Sinamadehis adalah senyawa organic dengan rumus
C6H5CH= CHCHO. Zat ini sudah terbukti memberikan efek toksis pada
beberapa jenis sel yang dikultur termasuk sel epitel paru . (Sumbayak &
Majawati, 2021)
b. Pengaruh Bahaya Asap Rokok Elektrik Terhadap Mikroskop Paru
Secara umum dapat diketahui asap rokok elektrik dihasilkan tanpa
melalui proses pembakaran tembakau, rokok elektrik jika dilihat kandungan nya
juga tidak menghasilkan banyak zat racun seperti yang terdapat pada rokok
konvensional, seperti karbon monoksida. Namun dampak terhadap paru-paru
masih menjadi perhatian yang serius.
30
Selain nikotin zat – zat lain dalam rokok elektrik juga dapat berbahaya
seperti kandungan gliserol dan propilen glikol yang dikatakan aman
dikonsumsi secara oral belum dievaluasi dari segi inhalasi , zat-zat tersebut
dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan. Paparan zat tersebut juga
dapat menyebabkan meningkatnya aktivasi neutrofil dan produksi mukus dan
mengurangi pembersihan mukosiliar. (Sumbayak dan Majawati,2021)
Paparan asap rokok elektrik terhadap paru-paru dapat menyebabkan
kerusakan yang dapat dilihat dari mikroskopis paru-paru. Kerusakan dapat
berupa degenerasi dan nekrosis pada mukosa bronkiolus serta pada pembuluh
darah dapat ditemukan kongesti, serta endoteliosis , kerusakan ini dapat
ditemukan pada percobaan oleh Monica et al (2018).
Menurut Larcomber et al (2017) dalam jurnal Sumbayak dan Majawati
(2021) mengatakan pada rokok elektrik dapat menurunkan fungsi paru , rokok
elektrik terdapat zat propilen glikol dan gliserol sebagai bahan liquidnya.
Gliserol menyebabkan kerusakan paru yang lebih parah dibandingkan propilen
glikol. Paparan asap rokok elektrik dengan nikotin dalam jangka panjang juga
dapat menyebabkan kanker seperti pada rokok tembakau. (Sumbayak &
Majawati, 2021)
c.
Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Rongga mulut yang terpapar oleh rokok elektrik secara terus-menerus
sangat mempengaruhi saliva. Saliva yaitu suatu cairan tubuh yang berfungsi
menjaga mukosa mulut, proses remineralisasi gigi , pencernaan , sensasi dalam
rasa, perbaikan jaringan dan sebagai buffer. Rokok elektrik memiliki
kandungan nikotin yang proses pengolahan nikotin adalah zat yang diserap
melalui mukosa kemudian diedarkan melalui aliran darah dna distribusikan ke
otak dan jaringan di seluruh organ tubuh. Nikotin yang mengalir pada sirkulasi
darah berpengaruh pada vaskularisasi darah ke kelenjar saliva, sehingga terjadi
penurunan fungsi morfologi pada kelenjar saliva tersebut.
Nikotin yang menyerap ke otak akan mengaktivasi reseptor koligernik
yang akan mempengaruhi aktivitas saraf pusat yang memicu terjadinya
perubahan sekresi saliva. Terjadinya perubahan pada saliva dapat memberikan
akibat buruk pada rongga mulut. Apabila terjadinya dry mouth atau kekeringan
pada mulut membuat terjadinya perubahan komposisi saliva seperti bikarbonat
yang mengakibatkan penurunan kapasitas buffer saliva dan penurunan pH
31
saliva. Hal tersebut membuat risiko terjadinya demineralisasi dan karies
meningkat. (Silalahi et al., 2021)
H. Penelitian Yang Terkait
1. Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik Dengan Status Kebersihan Gigi dan
Mulut Pada Komunitas Manado Vapers
Penelitian dari ( Junior N.W.Oroh dkk 2018 ) tentang hubungan penggunaan
rokok elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut pada komunitas manado
vapers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi penggunaan
rokok elektrik dengan melihat kebersihan gigi dan mulut pada komunitas manado
vapers di kota manado. Sampel penelitian ini yaitu 32 responden yang merupakan
anggota manado vapor pengguna rokok elektrik diambil potong lintang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna rokok
elektrik yang diteliti merupakan bekas pengguna rokok konvensional yaitu
sebanyak 22 responden, pengguna rokok elektrik yang tidak pernah menggunakan
rokok konvensional berjumlah 10 responden.
Jika dilihat dari hasil penelitian tabel silang antara frekuensi penggunaan rokok
elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut responden didapatkan pula status
kebersihan gigi dan mulut kategori sedang yaitu sebanyak 9 responden , sedangkan
persentase terendah yaitu responden dengan frekuensi penggunaan sedang dan
status kebersihan gigi dan mulut buruk yaitu 1 responden. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara
penggunaan rokok elektrik dengan status kebersihan gigi dan mulut di komunitas
manado vapers. (Oroh, dkk 2018)
2. Penggunaan Rokok Elektronik Di Komunitas Personal Vaporizer Surabaya
Apsari Damayanti (2016) melakukan penelitian yang berjudul penggunaan
rokok elektrik di komunitas personal vaporizer Surabaya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menggambarkan penggunaan rokok elektrik di komunitas vaporizer
Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik
sebagian besar berusia 26-35 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan
SMA, perguruan tunggu.
Dominan memiliki riwayat merokok dengan alasan menggunakan rokok
elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok. berdasarkan perhitungan
faktor penggunaan keluarga dan penggunaan rokok elektrik menunjukkan bahwa
32
tidak ada dukungan keluarga merupakan faktor protektif untuk tidak
menggunakannya. Sebagian besar responden merupakan pengguna rokok elektrik
tingkat berat dan dari semua variabel yang
diteliti hanya faktor biaya yang
merupakan faktor risiko menjadi pengguna rokok elektrik. (Damayanti,2016)
3. Hubungan Tingkat Pendidikan, Usia, Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Dengan
Tingkat Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Pada Komunitas Vape Jakarta Selatan
Di Masa Pandemi Covid-19
Erika Kartika Putri dan Alfonsa Reni Oktavia (2021) melakukan penelitian
ini dimasa pandemi dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan bahaya rokok elektrik pada masa pandem
Covid-19 Di Komunitas vape Jakarta Selatan. Peneliti mengambil sampel dalam
penelitian sebanyak 60 orang perokok di komunitas vape Jakarta selatan. Dengan
kriteria inklusi nya yaitu perokok elektrik, berdomisili di Jakarta selatan dan kriteria
inklusinya perokok tembakau. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan :
1. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemi Covid 19 di komunitas
vape Jakarta selatan.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan tingkat pengetahuan
tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemic Covid-19 di komunitas
vape Jakarta selatan
3. Ada pengaruh yang signifikan antara sosial ekonomi dengan tingkat
pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik di masa pandemi Covid-19 di
komunitas vape Jakarta selatan
4. Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan dengan tingkat
pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik pada masa pandemi Covid-19 di
komunitas vape Jakarta selatan
33
I. Kerangka Teori
Bagan 2. 1 Kerangka Teori
(Endang et al,2017) (Martina , dkk.2021) (Achadah & Fadil, 2020)
34
BAB III
Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan pada latar belakang dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
gambaran pengetahuan perokok elektrik terhadap bahaya kesehatan pada pengguna rokok
elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu, maka kerangka konsep yang digunakan
peneliti adalah sebagai berikut
1. Bahaya Rokok Elektrik
Terhadap Kesehatan
2. Definisi rokok elektrik
3. Bahayakandungan rokok elektrik
4. Bahaya rokok elektrik terhadap
kesehatan
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep
35
B. Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi
Operasional
Cara Ukur
1.
Jenis kelamin adalah
kondisi
dimana
manusia
yang
menjadi
pembeda
antara laki laki dan
perempuan
Responden
Lembar
mengisi data Kuesioner
lembar angket Demografi
pada lembar
kuesioner
yang
telah
disediakan
Jenis
Kelamin
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Penguk
uran
Lelaki
Nominal
Perempuan
2.
Usia
Usia adalah hitungan
waktu
seorang
individu dari awal
lahir hingga saat ini
dalam satu tahun
Responden
Lembar
mengisi data Kuesioner
lembar angket Demografi
pada lembar
kuesioner
yang
telah
disediakan
3.
Pendidikan
Terakhir
Tingkat pendidikan
formal terakhir yang
pernah diikuti oleh
responden
sampai
lulus
Responden
Lembar
mengisi data Kuesioner
lembar angket
pada lembar
kuesioner
yang
telah
disediakan
SD,SMP,SMA,Perguruan Ordinal
Tinggi
6.
Pengetahuan
tentang
bahaya
merokok
terhadap
kesehatan
Suatu informasi yang
diketahui
oleh
seseorang
yang
diperoleh
melalui
pengalaman
atau
pembelajaran
Skala
Guttman
Untuk menentukan hasil Ordinal
ukur , skor dikategorikan
menjadi
Baik : ≥76%
Cukup : 36-71%
Kurang :≤35%
Pengetahuan
tentang
definisi
rokok
elektrik
Suatu informasi yang
dimiliki responden
terhadap
definisi
rokok elektrik dan
maknanya
apabila
pengetahuannya
sesuai
maka
responden tersebut
menjawab
dengan
benar
Skala
Guttman
7.
Lembar
Kuesioner
Benar :1
Salah :0
Lembar
Kuesioner
Benar :1
Salah :0
36
Usia responden rentang
18-40 tahun
Rasio
Untuk menentukan hasil
ukur , skor dikategorikan Ordinal
menjadi
Baik : ≥76%
Cukup : 36-71%
Kurang :≤35%
8.
9.
Pengetahuan
tentang
kandungan
rokok
elektrik
Suatu informasi yang
diterima
oleh
responden mengenai
zat apa saja yang
berada
didalam
rokok elektrik
Skala
Guttman
Pengetahuan
tentang
dampak
kandungan
rokok
elektrik
terhadap
kesehatan
Suatu informasi yang
diterima
oleh
responden mengenai
rokok
elektrik
berbahaya atau tidak
setelah
mereka
menggunakan rokok
elektrik
Skala
Guttman
Lembar
Kuesioner
Benar :1
Salah :0
Lembar
Kuesioner
Benar :1
Salah :0
37
Untuk menentukan hasil
ukur , skor dikategorikan Ordinal
menjadi
Baik : ≥76%
Cukup : 36-71%
Kurang :≤35%
Untuk menentukan hasil
ukur , skor dikategorikan Ordinal
menjadi
Baik : ≥76%
Cukup : 36-71%
Kurang :≤35%
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis data
dan numerical yang diolah dengan metode statistika (Rodhi,2022). Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran pengetahuan perokok elektrik terhadap efek kesehatan
kandungan rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan angket kuesioner penelitian.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada para pengguna rokok elektrik di komunitas
vaporizer Cireundeu dan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2022
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah semua nilai , baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik
kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek
yang lengkap dan jelas ( Roflin , dkk .2021) . Populasi penelitian ini adalah pada para
pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu yang berjumlah 120 orang.
Sampel merupakan bagian dari populasi dimana semua unit populasi harus
memiliki peluang untuk terambil sebagai unit sampel dan sampel dipandang sebagai
penduga populasinya atau sebagai populasi dalam bentuk kecil (Roflin,dkk. 2021)
.Teknik snowball sampling adalah merupakan metode non probability sampling
(Sampel dengan probabilitas yang tidak sama). Dimana tata cara pengambilan sampel
semacam ini spesial digunakan buat data-data yang bertabiat komunitas dari subyektif
maupun dengan kata lain objek sampel yang kita mau sangat jarang serta bertabiat
mengelompok pada suatu himpunan.(Lena Ini, 2021) Sampel pada penelitian ini
adalah para pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer Cireundeu. Pengambilan
sampel mengacu pada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditentukan oleh
peneliti.
Kriteria inklusi :
1. 18-40 tahun yang menggunakan rokok elektrik
2. Pria dan wanita yang menggunakan rokok elektrik
3. Bersedia menjadi responden
38
4. Anggota komunitas vaporizer Cireundeu
Kriteria eksklusi :
1.
Responden yang tidak merokok elektrik
2.
Responden yang menolak dijadikan responden
3.
Responden bukan anggota komunitas vaporizer Cireundeu
Pada penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus
slovin, rumus slovin adalah
𝑛=
𝑁
1 + 𝑁 (𝑑)2
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
D = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 5%
𝑛=
120
1 + 120 (0,05)2
𝑛=
120
1 + 0,25
𝑛=
120
1,25
𝑛 = 92
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus slovin , maka didapatkan jumlah
sampel sebanyak 92 responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out
dan sebagai cadangan penelitian menambahkan 10% dari jumlah minimal 10% x 92
= 9 Jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 101 responden
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai
gambaran pengetahuan tentang rokok elektrik pada para pengguna rokok elektrik di
39
komunitas vaporizer Cireundeu. Instrumen penelitian terbagi menjadi dua kategori
yaitu kuesioner demografi dan kuesioner pengetahuan.
1. Kuesioner karakteristik demografi
Kuesioner karakteristik demografi bertujuan untuk mengetahui
karakteristik responden, karakteristik demografi ini terdiri dari pertanyaan
jenis kelamin , usia, pendidikan terakhir , status penggunaan
2.
Kuesioner pengetahuan
Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori data ilmiah
berisi tentang pengetahuan rokok elektrik dalam bentuk pernyataan, kuesioner
tersebut berjumlah 17 pernyataan. Kuesioner menggunakan skala Guttman
dengan pilihan jawaban benar atau salah . Jawaban benar untuk pengetahuan
diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Jumlah maksimal dalam
pernyataan kuesioner ini ada 17. Menurut Arikunto (2013) hasil ukur
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu :
a. Baik 76%-100%
b. Cukup 56%-75%
c. Kurang ≤55%
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini yaitu :
2. Tingkat pengetahuan baik : ≥75%
3. Tingkat pengetahuan cukup : 36-71%
4. Tingkat pengetahuan kurang : ≤35%
Table 4. 1 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel
Forable
Unfavorable
Jumlah
Definisi
1,2,3
-
3
Kandungan
4,8,12,5,10
17,,15
7
Dampak
14,16
9,11,13,6,7
7
40
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai sejauh mana ketepatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas instrumen
mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari
variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur secara tepat masalah yang
ingin diukur.
Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung, masalah validitas tidak sederhana. Didalamnya juga menyangkut
penjabaran konsep dan tingkat teoritis sampai tingkat empiris (Ovan dan
Saputra,2020). Uji validitas yang akan dilakukan pada penelitian ini
menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment. Dalam pengujian uji
validitas dilakukan dengan beberapa kriteria :
b. Jika rhitung> rtable dengan taraf signifikan α= 0,05 , maka H0 ditolak atau
instrumen dinyatakan valid
c. Jika rhitung < rtable dengan taraf signifikan α=0,05 , maka Ho diterima atau
instrumen dinyatakan tidak valid ( Hulu dan Sinaga , 2019)
Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner di komunitas vaporizer cireundeu dari 30 responden. Dari hasil uji
validitas kuesioner pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik terhadap
kesehatan dikatakan 17 valid.
Table 4.2 Uji Validitas
Item
Nilai r tabel
Nilai r hitung
Keterangan
P01
0,361
0,715
Valid
P02
0,361
0,572
Valid
P03
0,361
0,485
Valid
P04
0,361
0,673
Valid
P05
0,361
0,407
Valid
P06
0,361
0,663
Valid
P07
0,361
0,421
Valid
41
P08
0,361
0,626
Valid
P09
0,361
0,485
Valid
P 010
0,361
0,717
Valid
P011
0,361
0,410
Valid
P012
0,361
0,541
Valid
P013
0,361
0,517
Valid
P014
0,361
0,512
Valid
P015
0,361
0,433
Valid
P016
0,361
0,571
Valid
P017
0,361
0,626
Valid
2.Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Suatu instrumen pengukuran dikatakan
reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara berulang akan
menunjukkan hasil pengukuran yang sama. Reliabilitas menunjukkan konsistensi
kuesioner terhadap jawaban responden dalam beberapa kali pengujian pada
kondisi yang berbeda dengan menggunakan kuesioner yang sama . (Ovan dan
Saputra,2020) . Dalam uji reliabilitas adalah suatu yang digunakan sebagai tolak
ukur untuk menguji konsistensi antar item dalam kuesioner adalah Cronbach
alpha. Pada penelitian ini hasil uji reliabilitas kuesionernya adalah 0,856 dan
termasuk dalam tingkat reliabilitas dengan kriteria tinggi.
F. Tahap penelitian
1. Sumber data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer. Data primer yang
didapatkan peneliti adalah langsung dari responden dengan proses melalui
kuesioner . Kuesioner yang diberikan oleh peneliti melalui google form.
Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh
peneliti dan tidak boleh diwakili. Kuesioner yang telah di isi oleh responden
menjadi sumber data diri responden yang akan di olah oleh peneliti .
42
2. Proses pengambilan data
Prosedur dalam pengambilan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap
yaitu :
a. Tahap persiapan
1. Peneliti membuat surat izin penelitian tempat dan surat izin studi
pendahuluan dari program studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu
kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dan studi pendahuluan
peneliti mengajukan kepada pemilik tempat vaporizer Cireundeu yaitu
Vaperasoy .
3. Peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang dan memberikan
beberapa pertanyaan terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan
4. Setelah mengetahui permasalahan
di dalam komunitas tersebut.
Selanjutnya peneliti membuat kuesioner untuk diberikan kepada
responden
5. Setelah instrument siap, peneliti mengajukan surat izin melakukan uji
validitas reliabilitas di komunitas vaporizer amatir dengan jumlah 30
responden untuk uji validitas dan reliabilitas
6. Setelah instrument terkumpul sebanyak 30 responden. Peneliti
melakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan perhitungan
SPSS
25 dan Microsoft excel. Setelah dilakukan perhitungan
instrumen dinyatakan semuanya valid. Maka kuesioner dibagian ke
respond komunitas vaporizer cireundeu
b. Tahap pengambilan data
1. Peneliti mengajukan izin etik penelitian ke komisi etik Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta secara daring
2. Peneliti meminta permohonan surat izin pengambilan data ke
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta secara daring
3. Menghubungi pihak pemilik tempat vaporizer cireundeu untuk
selanjutnya ke tahap pengambilan data
4. Peneliti dibantu oleh pemilik tempat vaporizer untuk melakukan
pengambilan data di komunitas vaporizer
43
5. Peneliti menjelaskan tujuan dan memberikan informed consent serta
kuesioner melalui google form kepada responden. Dan ada juga
sebagian yang mengisi melalui selebaran kertas namun hanya
beberapa saja yang hadir saat meet up vaporizer.
6. Setelah kuesioner sudah terjawab semua , maka peneliti mulai
melakukan analisa data dengan menggunakan excel dan mengolah
data dengan SPSS
7. Setelah data terkumpul peneliti melakukan skoring terhadap hasil
kuesioner yang telah diisi responden
8. Menghitung, menganalisa data dengan menggunakan metode
statistic.
G. Pengolahan Data
Analisa data adalah kegiatan yang dilakukan setelah melalui tahapan
pengumpulan dan pengolahan data selesai dilaksanakan. Adapun tahap pengolahan
data kuantitatif yaitu:
a. Editing
Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang
diperolEh atau dikumpulkan menyesuaikan data dengan rencana semula
seperti apa yang diinginkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul. Dalam penelitian ini , peneliti melakukan
pemeriksaan kembali jumlah responden setiap kelasnya yang mengisi
kuesioner. Apabila jumlah responden belum memenuhi dari target yang telah
direncanakan peneliti maka peneliti menghubungi ketua komunitas untuk
membantu mengingatkan kembali teman komunitasnya
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode pada data dengan merubah
kata yang terdiri dari beberapa kategori menjadi angka (misalnya baik=1 ,
sedang-2 , kurang=3). Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data
dan analisis data menggunakan computer . Biasanya dalam pemberian kode
dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Dalam
penelitian ini Coding menggunakan simbol angka.
44
Item
Kategori Variabel
Kode
Jenis Kelamin
Laki-laki
Wanita
1
2
Pendidikan Akhir
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
1
2
Status Penggunaan
Beralih
dari
rokok 1
tembakau
2
Langsung rokok elektrik
3
Perokok ganda
Pernyataan
Benar
Salah
1
0
Salah
Benar
1
0
1,2
,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,1
5,27
Pernyataan
5,8,12,14,16
Table 4. 3 Nomor Koding
c. Sorting
Sorting adalah dengan memilah atau mengelompokkan data menurut
jenis yang dikehendaki , misalnya menurut daerah sampel, waktu dan
sebagainya
d. Data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau data base computer . Peneliti memasukkan data ke
dalam perangkat komputer lainnya dengan menggunakan Microsoft excel,
selanjutnya peneliti melakukan pengelolaan data
dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 25.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pembersihan data dengan melihat tiap
variable apakah data sudah benar atau belum dengan cara pengeluaran tabel
distribusi frekuensi setiap variabel penelitian. Pengeluaran informasi dengan
melakukan teknik analisis . (Setiana dan Nuraeni , 2018).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan kembali terhadap
semua data yang sudah selesai dimasukkan dalam aplikasi SPSS , dengan cara
melihat kembali data-data yang kemungkinan ada terjadinya kesalahan saat
45
menginput data, sehingga peneliti bisa melakukan perbaikan pada data yang
salah
H. Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Analisis Univariat adalah analisis
yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap variabel penelitian.
Analisis univariat hanya mendeskripsikan atau menjelaskan masing-masing variabel
penelitian (Hulu & Sinaga, 2019). Dalam penelitian ini analisis univariat
menggunakan analisis distribusi frekuensi. Analisis penelitian ini diolah melalui SPSS
25 . Analisis yang digambarkan yaitu mengenai pengetahuan bahaya rokok elektrik
terhadap kesehatan di komunitas vaporizer cireundeu
I. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat
prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca antara lain :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia ( respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki
kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan penelitian. Salah satu tindakan yang terkait dengan prinsip
menghormati harkat dan martabat manusia adalah peneliti mempersiapkan
formulir persetujuan subjek ( informed consent )
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat
terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Dalam
aplikasinya peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik
nama maupun alamat asal subjek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk
menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subjek. Penelitian dapat
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden
3. Keadilan dan Inklusivitas
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan , peneliti dilakukan secara juju , hati-hati ,
professional dan prikemanusiaan dan memerhatikan faktor-faktor ketepatan,
46
keseksamaan, kecermatan, intimitas , psikologi serta perasaan religius subjek
penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip
keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacammacam teori namun yang terpenting adalah bagaimana keuntungan dan beban
harus didistribusikan.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek
penelitian dan dapat
digeneralisasikan di
tingkat
populasi. Peneliti
meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Apabila intervensi
penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stress tambahan maka subjek
dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera ,
kesakitan, stress, maupun kematian subjek penelitian.
Penelitian yang membutuhkan Ethical Clearance pada dasarnya
merupakan seluruh penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek
penelitian harus mendapatkan ethical clearance baik penelitian yang melakukan
spesimen ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen. (Sumantri,
Arif. 2021).
47
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan data hasil penelitian meliputi karakteristik
responden dan gambaran tingkat pengetahuan pengguna rokok elektrik di komunitas vaporizer
Cireundeu pada bulan Agustus 2022 membagikan kuesioner melalui google form
A. Gambaran Karakteristik Demografi Responden
1. Karakteristik Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin
Table 5. 1 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi (N)
Presentase %
Laki-laki
90
89.1%
Perempuan
11
10.9%
Total
101
100.0%
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 responden dalam penelitian ini
sebagian besar adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 90 responden (89,1%) dan
perempuan sebanyak 11 responden (10,9%).
2. Karakteristik Demografi Berdasarkan Usia
Table 5. 2 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Usia
Mean
22.99
Median
23.00
Modus
22
Minimal
18
Maximum
28
Berdasarkan hasil analisis tabel 5.2 didapatkan bahwa usia responden ratarata adalah 22,99 tahun dan usia paling banyak adalah 22 tahun. Dengan responden
paling minimum adalah usia 18 tahun dan paling maksimum adalah 28 tahun.
48
3. Karakteristik Demografi Berdasarkan Pendidikan Akhir
Table 5. 3 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
akhir
Frekuensi (N)
Presentase
SMA/SMK
38
37,6%
Perguruan tinggi
63
62,4%
Total
101
100,0%
Berdasarkan hasil analisis data table 5.3 didapatkan hasil Pendidikan Akhir pada
responden paling banyak perguruan tinggi sebanyak 63 responden (62,4%) dan SMA
sebanyak 38 responden (37,6%).
4. Karakteristik Demografi Berdasarkan Status Penggunaan
Table 5. 4 Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Status
Penggunaan
Status Penggunaan
Frekuensi (N)
Presentase
Beralih dari tembakau
63
62,4%
Langsung merokok elektrik
38
37,6%
Perokok ganda
15
14,9%
Total
101
100,0%
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 5.4 maka didapatkan hasil responden
mayoritas status penggunaan dilakukan memilih beralih tembakau 63 responden
(62,4%) , langsung merokok tembakau 38 responden (37,6%).dan sisanya adalah
perokok ganda 15 responden (14,9%).
B. Gambaran Pengetahuan Responden
Table 5. 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bahaya
Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan
Pengetahuan
Frekuensi (N)
Presentase (%)
Baik
21
20,8 %
Cukup
67
66,3%
Rendah
13
12,9%
Total
101
100,0%
49
Berdasarkan hasil analisis distribusi pengetahuan pengguna rokok elektrik
terhadap kesehatan dari 101 responden didapatkan hasil pengguna rokok elektrik yang
memiliki pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (12,9%) , pengguna rokok
elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 responden ( 21,8%) dan
pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 66 responden (65,3%)
Table 5. 1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Definisi
Rokok Elektrik
No Pernyataan Definisi Rokok
elektrik
Benar
1
Rokok elektrik adalah jenis 76
rokok yang dapat mengubah (75,2%)
larutan nikotin menjadi uap yang
dihisap oleh penggunanya
Jawaban
Salah
25
(24,8%)
2
Rokok elektrik adalah salah satu 63
jenis
rokok
yang (62,4%
pengoperasianya dapat dirakit
sendiri oleh pengguna nya
38
(37.6%)
3
Rokok
elektrik
diciptakan 73
sebagai salah satu alternatif (72,3%)
untuk berhenti merokok bagi
pengguna rokok konvensional
28
(27,7%)
Table 5. 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Kandungan rokok elektrik
No Pernyataan
Rokok elektrik
Kandungan Benar
Salah
4
Rokok elektrik mengandung 36
bahan baku tembakau
(35,6%)
65
(64,4%)
5
Rokok
elektrik
hanya 70
mengandung nikotin saja
(69.3%)
31
(30,7%)
9
Kandungan nikotin pada rokok 72
elektrik dapat menimbulkan (71,3%)
kecanduan bagi penggunanya
29
(28,7%)
10
Kandungan liquid dalam rokok 64
elektrik tidak mengandung tar (63,4%)
dan tembakau
37
(36,6%)
50
Table 5. 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Bahaya Rokok
Elektrik Terhadap Kesehatan
No Pernyataan Bahaya Rokok Benar
elektrik terhadap Kesehatan
Salah
6
Rokok elektrik menggunakan 44
baterai yang dapat beresiko (43,6%)
meledak setiap saat
57
(56,4%)
7
Rokok
elektrik
menyebabkan risiko
perokok ganda
dapat 79
menjadi (78,2%)
22
(21,8%)
8
Paparan Uap rokok elektrik tidak 48
berbahaya bagi perokok pasif
(47,5%)
53
(52,5%)
11
Kandungan Propylene Glycol 36
dalam rokok elektrik bisa (36,6%)
menyebabkan
dehidrasi,tenggorokan kering
65
(64,6%)
12
Bahan-bahan kandungan pada 42
rokok elektrik tidak berbahaya (41,6%)
untuk kesehatan
59
(58,4%)
13
Menggunakan rokok elektrik 38
dalam jangka waktu yang (37,6%)
panjang dapat merusak sistem
pernapasan
63
(62.4%)
14
Kandungan Uap pada rokok 37
elektrik tidak berbahaya bagi (36,6%)
paru-paru
64
(63,4%)
15
Rokok elektrik mengandung 30
senyawa karsinogen yang dapat (29,7%)
menyebabkan risiko terkena
penyakit kanker jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama
71
(70,3%)
16
Rokok elektrik tidak dapat 28
menimbulkan masalah kesehatan (27,7%)
terhadap gigi dan mulut
73
(72,3%)
17
Kandungan yang terdapat pada 45
rokok
elektrik
dapat (44,6%)
menyebabkan sariawan pada
mulut
56
(55,4%)
51
Berdasarkan hasil analisi ketiga table di atas distribusi jawaban pengetahuan
tentang bahaya rokok elektrik terhadap kesehtan dengan indicator definisi rokok
elektrik, kandungan rokok elektrik, dan dampak rokok elektrik terhadap kesehatan.
Dilihat dari frekuensi jawaban, maka jawaban yang paling banyak menjawab salah
dapat dilihat pada nomor 6,8,12,11,13,15,6,17 yaitu mengenai dampak bahaya
penggunan rokok elektrik dari segi kandungan rokok elektrik. Untuk pertanyaan
kategori definisi dan kandungan komunitas vaporizer memiliki pengetahuan yang baik
karena mayoritas menjawab benar.
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 6,,8, terkait
“ Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ” . Pada P06 “
Risiko meledak pada rokok elektrik “ mayoritas responden menjawab salah sebanyak
57 responden (56,4%). P08 terkait “ risiko paparan uap pada rokok elektrik” mayoritas
menjawab dengan salah sebanyak 53 responden (52,5%) dalam artinya responden
membenarkan bahwa paparan uap rokok elektrik tidak berbahaya padahl uap rokok
elektrik berbahay bagi kesehatan.
Pada P012 terkait “ dampak terhadap perokok pasif” mayoritas responden pada
penelitian ini menjawab salah sebanyak 59 responden (58,4%) membenarkan
pernyataan bahwasanya kandungan rokok elektrik tidak berbahaya. Hasil distribusi
jawaban pada nomor 13 dan 14 mengenai dampak kandungan kesehatan terhadap
penggunanya dan sistem pernapasan” responden mayoritas jawabannya salah. Pada
nomor 13 responden menjawab salah sebanyak 63 responden (62.4%) dalam arti
responden tidak mengetahui akibat dari kandungan propylene glycol terhadap
penggunanya .
Pada P014 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 64 orang (64%) . Pada
nomor 11,16 dan 17 mayoritas menjawab salah “terkait kesehatan mulut dan gigi” .
Pada P011 mayoritas jawaban responden yang salah sebanyak 65 orang atau 64.6 %,
P016 responden menjawab salah sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden
yang menjawab salah sebanyak 56 responden (55,4%). Pengetahuan responden terkait
P015 “dampak rokok elektrik yang menyebabkan kanker” mayoritas pada penelitian ini
menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%) dalam arti mereka tidak mengetahui
akan risiko penyakit kanker atau tidak mengetahui adanya karsinogen dalam rokok
elektrik.
52
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil
akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan
pustaka. Pada keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama
penelitian
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Usia Pendidikan Terakhir,
Status Penggunaan
a. Jenis kelamin
Mayoritas jenis kelamin pada penelitian ini yaitu sebanyak (89,1%)responden
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak (10,9%)responden. Pada
penelitian ini didapatkan jumlah laki –laki lebih tinggi dibandingkan dengan
perempuan. Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan
Puspitawati (2020) menyatakan bahwa dari 149 responden pada penelitiannya
mayoritasnya adalah jenis kelamin laki –laki sebanyak 113 orang dan perempuan 83
orang .
b. Usia
Usia paling banyak pada penelitian ini adalah 22 – 25 tahun. Usia 22 (38,6%)
, usia 24 (19,8%) , usia 25 (15,8%) dan usia 23 (10,9%) . Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Puspitawati (202) dalam jurnalnya “Gambaran
Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Gigi Dan
Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang “ menyatakan bahwa dari 149
responden pada penelitiannya usia paling banyak adalah 22-25 tahun sebanyak 113
responden dan 18-21 sebanyak 88 responden.
c. Pendidikan Terakhir
Pada penelitian ini responden yang memiliki pendidikan terakhir Perguruan
tinggi yaitu dengan jumlah 62,4% Sedangkan responden yang memiliki pendidikan
terakhir SMA yaitu 37,6 % sedangkan untuk pendidikan terakhir SD dan SMP tidak
ada. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa mayoritas responden
memiliki pendidikan terakhir SMA dan Perguruan Tinggi..
Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Puspitawati
(2020) dalam jurnalnya “Gambaran Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik
Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang
53
“ menyatakan bahwa dari 149 responden pada penelitiannya memiliki pendidikan
terakhir “Perguruan Tinggi” sebanyak 102 responden dan pendidikan terakhir SMA
sebanyak 99 responden”.
d. Status Penggunaan
Hasil penelitian status penggunaan, sebagian besar responden adalah beralih
dari rokok tembakau lalu menggunakan rokok elektrik yaitu sebesar 59,4%
sedangkan untuk hanya pengguna rokok elektrik memiliki 25,7% dan untuk perokok
ganda mendapatkan presentasi lebih kecil 14,9%.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitawati, Putu
Frida ( 2020) menyatakan hasil dari pengguna perokok ganda atau sering disebut
dual smoker 5.97% yaitu lebih kecil daripada sejumlah responden yang beralih dari
rokok tembakau. Penelitian Damayanti (2016) mengatakan mengatakan (80,6%)
dari komunitas vapor surabaya tersebut memilih rokok elektrik sebagai alternatif
berhenti merokok , 12,9% coba coba dan lifestyle 6,5%. Penelitian Ninda Pratiwi
(2018) juga mengungkapkan bahwa alasan mayoritas responden pada penelitiannya
sebanyak 71,9% yaitu sebagai alternatif untuk berhenti merokok dan sisanya 28,1%
dikarenakan faktor dari lingkungan .
B. Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan pengguna rokok elektrik
di komunitas vaporizer cireundeu terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan.
Pengetahuan responden diukur dari 17 soal pertanyaan yang mencakup informasi
mengenai konsep pengetahuan rokok elektrik berupa definisi rokok elektrik, kandungan
rokok elektrik, dan dampak dari kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis distribusi pengetahuan pengguna rokok elektrik
terhadap kesehatan dari 101 responden didapatkan hasil pengguna rokok elektrik yang
memiliki pengetahuan yang rendah sebanyak 13 orang (12,9%) , pengguna rokok
elektrik yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 22 responden ( 21,8%) dan
pengetahuan pengguna rokok elektrik yang cukup sebanyak 66 responden (65,3%) .
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Alfiyyah & Alfiyyah, 2018)
dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Bahaya Rokok
Elektrik di MAN 1 Kota Bogor menyimpulkan bahwasanya dari 73 responden yang
dilakukan di MAN 1 kota bogor, hasil penelitian menunjukkan pengetahuan baik
54
sebanyak 28 responden (38%), pengetahuan cukup sebanyak 35 responden ( 48%), dan
sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang yaitu 10 responden (14%). Tetapi
penelitian ini tidak sejalan dengan (Wahyuni et al., 2021) dalam penelitian jurnalnya
yang berjudul “ Pengetahuan remaja tentang rokok elektrik “ dengan 120 responden
maka hasil penelitian mengatakan sebanyak 61 orang (50,7%) responden memiliki
pengetahuan kurang dan 59 responden (49,3%) Kategori cukup.
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 1 ,2 ,3
“definisi rokok elektrik” dengan jumlah menjawab benar pada P01 sebanyak 76
responden (75,2%) , P02 sebanyak 63 responden (62,4%). Pada P03 sebanyak 73
responden (72,3%) artinya masyarakat mengetahui informasi mengenai penyebab
rokok elektrik ini diterbitkan. Namun meskipun awal mula rokok elektrik ini diterbitkan
untuk alternatif berhenti merokok hal ini tidak sejalan dengan fenomena yang
berlangsung saat ini. Faktanya ternyata penggunaan rokok elektrik tidak bisa
menjadikan alternatif untuk berhenti merokok , karena banyak pengguna beralih dari
rokok tembakau tetapi tidak berhenti merokok sepenuhnya.
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 4, 5,10
“Kandungan rokok elektrik”dengan 3 point nomor, dua point menjawab benar pada P05
sebanyak 70 responden (69,3%) dan P 010 sebanyak 64 responden (63,4%). Namun
pada P04 mayoritas responden menjawab salah sebanyak 65 responden (65%) . Hasil
jawaban P04 sebanyak 65% jawabannya salah terkait “bahan baku rokok elektrik ”
sejalan dengan penelitian (Wahyuni et al., 2021)mengungkapkan sebanyak 95,8 %
responden tidak mengetahui bahwa tembakau merupakan bahan baku liquid dari rokok
elektrik. Hal ini didukung oleh BPOM yang menyebutkan salah satu bahan yang
terkandung dalam liquid rokok elektrik adalan tobacco specifi nitrosamine (TSNAs),
yaitu zat yang ada pada tembakau atau yang terdapat pada rokok konvensional.
(Wahyuni et al., 2021). Pada P05 dan P010 terkait “Kandungan Liquid ” mayoritas
menjawab dengan benar. Hal ini sejalan dengan penelitian ( I gusti N, dkk 2018)
menyatakan dalam penelitiannya bahwasanya pemahaman responden mengenai
kandungan dan bahaya rokok elektrik memiliki pemahaman yang cukup (69,0%)
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden pada pernyataan nomor 6,7,8,
terkait “ Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan ”
mayoritas responden menjawab salah yaitu pada nomor 6,8 dan no 7 mayoritas
55
menjawab benar.. Pada P06 “ Risiko meledak pada rokok elektrik
“ mayoritas
responden menjawab salah sebanyak 57 responden (57%). Hal ini sejalan dengan
penelitian (I Gusti N, 2018) mengatakan bahwasanya hasil dari penelitian
menyimpulkan bahwa dari 200 orang hanya kurang dari sebagian responden yang
mengetahui bawah rokok elektrik berisiko meledak (40,0%). Pada P07 “resiko menjadi
perokok ganda “ mayoritas responden menjawab dengan benar sebanyak 79 responden
(78,2%). Hal ini terbukti dengan penelitian dari (Sihaloho & Rum, 2017) mengatakan
dalam jurnalnya bahwa dari 200 responden terbukti 117 orang menjadi perokok ganda
setelah menggunakan rokok elektrik. P08 terkait “ risiko paparan uap pada rokok
elektrik” mayoritas menjawab dengan salah sebanyak 53 responden (52,5%) dalam
artinya responden membenarkan bahwa paparan uap rokok elektrik tidak berbahaya.
Penelitian ini sejalan dengan (Zahratul et al., 2021)mengatakan bahwa dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada 4 responden utama mereka menyampaikan kalau
mereka percaya rokok vape ini asapnya tidak berbahaya seperti rokok tembakau.
informan juga mengatakan kalau vape ini keluar bukan asap tapi hanya uap saja jadi
tidak apa apa jika terhirup orang sekitar dan juga responden tidak tahu dampak dari uap
rokok elektrik jika terhirup orang sekitar. Hal ini sejalan dengan penelitian pada (I Gusti
N, 2018) mengungkapkan pada penelitian bahwasanya dari 200 responden, hanya 110
responden yang menjawab benar terkait bahaya rokok elektrik terhadap perokok pasif
Pada pernyataan nomor 9,11, 12, 13,14,15,16,17 mayoritas jawaban responden
menjawab pernyataan dengan “salah” terkait . Hasil distribusi frekuensi jawaban P09
terkait dampak nikotin mayoritas menjawab benar sebanyak 72 responden (71,3%)
sejalan dengan penelitian (I Gusti N, 2018)dari 200 orang menjawab benar sebanyak
166 responden 83% menjawab setuju jika nikotin menimbulkan kecanduan. hal ini
karena mayoritas pengguna rokok elektrik adalah responden yang beralih dari perokok
tembakau dimana pengalaman serta informasi yang mereka dapatkan terkait nikotin
sudah banyak mereka temui baik dari lingkungan maupun media informasi.
Pengetahuan responden terkait P015 “dampak rokok elektrik yang menyebabkan
kanker” mayoritas pada penelitian ini menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%)
dalam arti mereka tidak mengetahui akan risiko penyakit kanker atau tidak mengetahui
adanya karsinogen dalam rokok elektrik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dari (I
Gusti N, 2018) menyimpulkan bahwa mayoritas dari 200 responden mengetahui adanya
56
risiko penyakit kanker sebanyak 166 responden (83,0%). Berikutnya pada P012 terkait
“ dampak terhadap perokok pasif” mayoritas responden pada penelitian ini menjawab
salah sebanyak 59 responden (58,4%wah) membenarkan pernyataan bahwasanya
kandungan rokok elektrik tidak berbahaya. Hal ini sejalan dengan penelitian (Wahyuni,
et al 2021) mengatakan sebanyak 36,7% responden masih belum mengetahui bahwa
dalam rokok elektrik mengandung bahan-bahan yang berbahaya.
Selanjutnya mengenai hasil distribusi jawaban pada nomor 13 dan 14 mengenai
dampak kandungan kesehatan terhadap penggunanya dan sistem pernapasan”
responden mayoritas jawabannya salah. Pada nomor 13 responden menjawab salah
sebanyak 63 responden (62.4%)dalam arti responden tidak mengetahui akibat dari
kandungan propylene glycol terhadap penggunanya . Pada P014 mayoritas responden
menjawab salah sebanyak 64 orang (64%) artinya membenarkan pernyataan kalau
rokok elektrik tidak berbahaya bagi paru-paru penggunanya. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Wahyuni et,al 2021) mengatakan sebanyak 27,5% responden masih belum
mengetahui bahwasanya rokok elektrik dapat menyebabkan bahaya bagi penggunanya.
Hasil distribusi frekuensi jawaban pada nomor 11,16 dan 17 mayoritas
menjawab salah “terkait kesehatan mulut dan gigi” . Pada P011 mayoritas jawaban
responden yang salah sebanyak 65 orang atau 64.6 %, P016 responden menjawab salah
sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden yang menjawab salah sebanyak
56 responden (55,4%). . Hal ini sejalan dengan penelitian (Maharani et al., 2021)
mengungkapkan penelitian jurnalnya mengenai kesehatan gigi dan mulut terhadap
perokok elektrik sebanyak 64% responden kategori kurang, 10 responden
berpengetahuan sedang dan 26% responden berpengetahuan baik . (Maharani et al.,
2021).
Dari hasil distribusi di atas maka hal ini sejalan dengan Wadrswotg ,et all (2016)
yang menyimpulkan bahwa pengguna rokok elektrik menganggap rokok elektrik
kurang berbahaya dibandingkan dengan rokok tembakau maka dari itu mereka
menggunakan rokok elektrik. Hal ini sejalan dengan jurnal (Lorensia et al., 2017)
mengatakan bahwa dari hasil jurnalnya terkait pengetahuan responden terhadap rokok
elektrik mayoritas responden setuju bahwa rokok elektrik lebih tidak beracun daripada
rokok tembakau.( Lorensia et al., 2017).
57
Penelitiannya mengatakan bahwasanya pengetahuan komunitas rokok elektrik
terhadap kandungan zat kimia dan dampak kesehatan dari penggunaan rokok elektrik
masih tergolong kurang. Dari 31 responden , sebanyak 18 responden tergolong kurang.
Mayoritas pada penelitian (Damayanti,2017) mengungkapkan bahwasanya alasan
merokok elektrik adalah sebagai alternatif untuk berhenti merokok. Kurangnya
pengetahuan pada responden juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, dimana
mayoritas penggunaan hanya sekedar mengikuti pergaulan saja sehingga tidak
memperdulikan akibat dari rokok elektrik, hal ini sejlan dengan peneliitan dari ( Endang
et al ,2017) dikhawatirkan adanya normalisasi dalam penggunan perilakuelektrik
sebagai bentuk penerimaan social .
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti belum menemukan kuesioner baku secara mendalam belum ada terkait
kuesioner pengetahuan rokok elektrik terhadap kesehatan sehingga memerlukan analisa
lebih lanjut untuk peneliti selanjutnya dan secara teoritis masih banyak masalah dalam
penggunaan rokok elektrik yang perlu diteliti lebih lanjut terkait bagaimana penggunaan
control pengguna rokok elektrik dalam menggunakan cairan yang ada di dalam liquid ,
sumber informasi yang didapatkan oleh pengguna rokok elektrik terkait rokok elektrik,
dan juga edukasi terkait dampak rokok elektrik terhadap kesehatan . Dikarenakan
keterbatasan waktu dan tenaga dan dana maka peneliti hanya meneliti satu variabel saja
yaitu Gambaran Pengetahuan Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan.
58
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang telah
dilakukan peneliti mengenai gambaran pengetahuan bahaya rokok elektrik terhadap
kesehatan di komunitas vaporizer Cireundeu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden usia di Komunitas
Vaporizer Cireundeu yaitu mayoritas berusia 22 tahun dengan jumlah 39
responden (38,6%).
2. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin di Komunitas
Vaporizer Cireunndeu yaitu mayoritas jenis klamin laki –laki dengan jumlah 90
responden (89,1%) sedangkan perempuan sebanyak 11 responden (10,9%).
3. Hasil penelitian pendidikan akhir karakteristik responden berdasarkan yaitu
mayoritas pendidikan akhir di Komunitas Vaporizer Cireundeu adalah perguruan
tinggi dengan jumlah 63 responden (62,4%) sedangkan SMA sebanyak 38
responden (37,6%)
4. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik status penggunaan rokok elektrik pada
Komunitas Vaporizer Cireundeu mayoritas karena beralih dari rokok tembakau
sebanyak 60 orang (59,4%) , langsung merokok tembakau 26 responden (25,7%)
dan 15 responden menjadi perokok ganda (14,9%)
5. Hasil penelitian berdasarkan gambaran bahaya pengetahuan rokok elektrik
terhadap kesehatan yaitu mayoritas pengguna rokok elektrik memiliki
pengetahuan baik sebanyak 22 responden (21,8%), pengetahuan cukup sebanyak
66 responden (65,3%) dan pengetahuan rendah sebanyak 13 responden (12,9%).
6. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan bahaya rokok elektrik
terhadap kesehatan paling banyak tidak diketahui yaitu mengenai bahaya
kandungan rokok elektrik terhadap kesehatan “ berdasarkan jawaban yang
mayoritas di jawab salah oleh 101 responden menjawab “salah” pada terkait
kandungan rokok elektrik sebanyak 57 responden (57%), risiko paparan uap
pada rokok elektrik mayoritas menjawab dengan salah sebanyak 53 responden
(52,5%), dampak nikotin mayoritas menjawab benar sebanyak 72 responden
(71,3%), dampak rokok elektrik yang menyebabkan kanker mayoritas pada
penelitian ini menjawab salah sebanyak 71 responden (70,3%), dampak terhadap
59
perokok pasif mayoritas responden pada penelitian ini menjawab salah sebanyak
59 responden (58,4%) . Pada point nomor 13 dan 14 bahaya rokok elektrik
terhadap sistem pernapasan responden menjawab salah pada nomor 13 sebanyak
63 rsponden (62,3%) dan nomor 14 mayoritas responden menjawab salah
sebanyak 64 orang (64%.) Pada bahaya kesehatan gigi dan mulut terdapat pada
tiga nomor (11,16,17) mayoritas responden menjawab salah, P011 mayoritas
jawaban responden yang salah sebanyak 65 orang atau (64,6%), P016 responden
menjawab salah sebanyak 73 responden (72,3%) dan P017 responden yang
menjawab salah sebanyak 56 responden (55,4%).
B. Saran
1. Bagi Institusi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber landasan dan acuan dalam
mengembangkan ilmu pembelajaran dan dapat menjadi sumber informasi bahaya
rokok elektrik terhadap kesehatan.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan sebagai edukasi pelayanan kesehatan untuk
masyarakat baik pengguna rokok elektrik maupun bukan pengguna rokok elektrik
dengan tujuan agar dapat menambah wawasan masyarakat dan juga mengubah pola
pikir masyarakat terkait rokok elektrik agar tidak keliru dalam memahami informasi
yang berdasarkan teori ilmiah terkait bahaya kesehatan yang ditimbulkan pada
penggunaan rokok elektrik
3. Bagi Pengguna Rokok Elektrik Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu
Dengan adanya penelitian ini di harapkan menjadi informasi untuk menambah
wawasan pada anggota komunitas vaporizer Cireundeu agar tidak lagi keliru dalam
memahami kandungan rokok elektrik dan bahaya kandungan rokok elektrik terhadap
kesehatan
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya
membahas lebih detail lagi terkait bahaya rokok elektrik yang sekiranya dapat dilakukan
dengan metode wawancara agar menemukan informasi yang lebih detail, selanjutnya
agar meneliti kepada masyarakat yang juga tidak menggunakan rokok elektrik agar
dapat mengetahui juga pengetahuan mereka terkait rokok elektrik .
60
DAFTAR PUSTAKA
Aziizah, K.N., Setiawan, I. , Dan Lelyana, S. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Dampak Rokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Tingkat Motivasi Berhenti
Merokok Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha. SONDE ( Sound Of
Dentistry), 3 (1), 16-21.
Achadah, A., & Fadil, M. (2020). Filsafat Ilmu: Pertautan Aktivitas Ilmiah, Metode Ilmiah dan
Pengetahuan
Sistematis.
Jurnal
Pendidikan
Islam,
4(1
Juni),
131–141.
http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/jpi/article/view/2123
Alfiyyah, F. H., & Alfiyyah, F. H. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap
Bahaya Rokok Elektrik di MAN 1 Kota Bogor. Program Studi Keperawatan Bogor, 1–6.
Ariyani, O. T. (2018). Perilaku Mahasiswa Pengguna Vapor dan Dampaknya Pada Kesehatan
(Studi Kualitatif Pada Mahasiswa Universitas Jember). Repository.Unej.Ac.Id, 1–87.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/90037/Ovi
Tri
Ariyani
-
142110101036_1.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Azzahra, F., Oktarlina, R. Z., & Hutasoit, H. B. K. (2020). Perbandingan Nilai Volume
Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Perokok Konvensional dengan Perokok Elektrik.
JIMKI:
Jurnal
Ilmiah
Mahasiswa
Kedokteran
Indonesia,
8(1),
96–103.
https://doi.org/10.53366/jimki.v8i1.44
B, H. (2021). Determinan Penggunaan Rokok Elektrik Pada Remaja Di Kelurahan Mogolaing
Kotamobagu. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 8(1), 1.
https://doi.org/10.29406/jkmk.v8i1.2466
Callahan-Lyon, P. (2014). Electronic cigarettes: Human health effects. Tobacco Control,
23(SUPPL. 2). https://doi.org/10.1136/tobaccocontrol-2013-051470
Damayanti, A. (2017). Electronic Cigarette using in Surabaya’s Personal Vaporizer
Community.
Jurnal
Berkala
Epidemiologi,
4(2),
250.
https://doi.org/10.20473/jbe.v4i2.2016.250-261
Endang, R., Hutabarat, M., Damayanti, L., Ginting, W. B., Iswandi, Astuti, E. D., Budiarto, I.,
Dewi, R. R., Rafiqua, N., Lukito, P. K., & Hidayati, N. (2017). Kajian Rokok Elektronik
61
di Indonesia. http://www.fda.gov/downloads/drugs/scienceresarch/ucm173250.pdf
Faizal, O., Moeis, R., Hartono, R. K., Indonesia, D. I., Elektronik, R., & User, D. (2019).
Kesehatan pada Pengguna Rokok Elektronik dan Konvensional ( Dual User ) di
Indonesia. 1–6.
Fithar Ziby, I. K., Boham, A., & J, senduk johnny. (2020). Persepsi remaja pada rokok elektrik
vape ( Studi Pada Anak Usia Remaja Di Desa Sea Kecamatan Pineleng).
Hua, M., & Talbot, P. (2016). Potential health effects of electronic cigarettes: A systematic
review
of
case
reports.
Preventive
Medicine
Reports,
4,
169–178.
https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2016.06.002
I Gusti N, D. (2018). Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Di Kota Denpasar ( Knowledge ,
Kota Denpasar I Gusti Ngurah Edi Putra , I Made Rumadi Putra , Dewa Gede Aditya
Rama. May 2017, 1–12.
Irianty, H., & Hayati, R. (2019). Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat ( Fkm ) Di Kampus Xxx. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan,
2(2), 306–321.
Kusumastuti, N. A., & Haeriyah, S. (2021). Penyuluhan Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok
Elektrik Dengan Metode Ceramah Di Desa Uwung Girang, Kecamatan Cibodas,
Tangerang. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(3), 618.
https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i3.4651
Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. Jurnal
Kajian,
Penelitian
&
Pengambilan
Pendidikan
Sejarah,
6(1),
33–39.
http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis/article/download/4075/pdf
Lorensia, A., Yudiarso, A., & Herwansyah, F. R. (2017). Persepsi, Efektifitas Dan Keamanan
Penggunaan Rokok Elektrik (E-Cigarette) Oleh Perokok Aktif Sebagai Terapi Dalam
Smoking Cessation: Mixed Methods Dengan Pendekatan Studi Kuantitatif Dan Kualitatif.
Journal
Of
Tropical
Pharmacy
And
Chemistry,
4(2),
66–78.
https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.142
Maharani, A., Wahyuni, S., Hanum, A., Kesehatan, J., Poltekkes, G., & Palembang, K. (2021).
62
Gambaran Pengetahuan Tentang Pengaruh Rokok Elektrik Terhadap Kesehatan Gigi Dan
Mulut Pada Komunitas Vapor Di Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Gigi Dan Mulut
(JKGM), 3(1), 44–47.
Nuri Ayuningtyas, & Siti, H. (2021). Penyuluhan Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok Elektrik
Dengan. 4, 618–623.
Oroh, J. N. W., Suling, P. L., & Zuliari, K. (2018). Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik
dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Komunitas Manado Vapers. E-GIGI, 6(2).
https://doi.org/10.35790/eg.6.2.2018.20456
Oroh, J., Suling, P., & Zuliari, K. (2018). Hubungan Penggunaan Rokok Elektrik dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut pada Komunitas Manado Vapers. E-GIGI, 6.
https://doi.org/10.35790/eg.6.2.2018.20456
Pramonodjati, F., Prabandari, A. S., Angelo, F., & Sudjono, E. (2019). Pengaruh Perokok
Terhadap Adanya C – Reactive Protein (CRP). Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan
Informatika Kesehatan, 9(2), 1–6.
Prasetyo, G. L., Fitriani, S. E., Sihotang, D. P., & Zulkania, A. (2018). Potensi Kandungan
Aseton Dari Limbah Puntung Rokok. Khazanah: Jurnal Mahasiswa, 10(2), 1–6.
https://doi.org/10.20885/khazanah.vol10.iss2.art4
Putri, Erika Kartika dan Oktavia, A. R. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan; Usia; Sosial
Ekonomi Dan; Lingkungan Dengan Tingkat Pengetahuan Bahaya Rokok; Elektrik Pada
Komunitas Vape Jakarta Selatan Di Ma; Pandemi Covid-19. 7(3).
Said, M., Ramlan, H., & Muluki, H. M. (2022). Characteristics Of Electric Cigarette Users (
Vapors ) In Parepare Area. 5(1).
Sekeronej, D. P., Saija, A. F., & Kailola, N. E. (2020). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Perilaku Merokok Pada Remaja Di Smk Negeri 3 Ambon Tahun 2019. PAMERI:
Pattimura
Medical
Review,
2(1),
59–70.
https://doi.org/10.30598/pamerivol2issue1page59-70
Sihaloho, E. D., Hardiawan, D., Akbar, M. T., Rumi. A., & Siregar, A. Y. (2020). Determinan
Pengeluaran Rokok Elektrik di Kota Bandung. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,
63
5(1), 1–10. https://doi.org/10.7454/eki.v5i1.3733
Sihaloho, E. D., & Rum, I. A. (2017). Dampak Ekonomi dan Kesehatan pada Konsumen Rokok
Elektronik di Kota Bandung. ISEI Economic Review, 1(2), 29 –33.
Silalahi , Y. U.,, T. H., Soeharto, & Prabowo 1, Y. B. (2021). Perbedaan Derajat Keasaman (
Ph ) Saliva Pada Perokok Elektrik Difference Between Salivary Ph Of Electric Cigarette
Smokers And Non-Smokers 5(2), 461–469.
Sudradjat, S. E. (2019). Kajian Efek Rokok Elektrik terhadap Kesehatan. Jurnal Kedokteran
Meditek, 25(3), 115–117. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v25i3.1775
Sumbayak, E. M., & Majawati, E. S. (2021). Tinjauan Pustaka : Gambaran Mikroskopik Paru
Hewan Coba yang Terpapar Asap Rokok Elektrik ( Vape ) Microscopic Description of
Rat Lung Line Exposed by Electric Cigarette ( Vape ) Smoke : A Literature Review.
Ejournal.Ukrida, 27(1), 64–73.
Susanto, A. D. (2020). Rokok elektronik dan masalah kesehatan paru. Jurnal Kedokteran
FKUI, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, 100.
Tanzil K, A., & Fahamsyah, E. (2018). Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran,
Penggunaan, Dan Penggunaan E-Liquid Di Dalam Rokok Elektrik. Jurnal Hukum
Adigama, 1(1), 143. https://doi.org/10.24912/adigama.v1i1.2140
Tedjasukmono, W., & Susanto, E. H. (2020). Fenomenologi Pengguna Vape pada Perempuan
di
Komunitas
Dragon
Cloudz.id.
Koneksi,
3(2),
442.
https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.6451
Vera, S., & Hambali, R. Y. A. (2021). Aliran Rasionalisme dan Empirisme dalam Kerangka
Ilmu
Pengetahuan.
Jurnal
Penelitian
Ilmu
Ushuluddin,
1(2),
59–73.
https://doi.org/10.15575/jpiu.12207
Wahyuni, F., Choiruna, H. P., & Diani, N. (2021). Pengetahuan dan Persepsi Remaja Tentang
Rokok Elektrik. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 9(3), 355.
https://doi.org/10.20527/dk.v9i3.8908
64
Zahratul, Z. A., Sukaesih, S., & Maharani, R. M. (2021). Analisis Perilaku Siswa Terhadap
Penggunaan Rokok Elektrik (Vape) Di SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2020. Media
Kesmas(PublicHealthMedia),1(3),599–612.https://doi.org/10.25311/kesmas.vol1.iss3.16
65
Lampiran 1. Informed Consent
Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian
( INFORMED CONSENT)
Perkenalkan saya Wildani Khairatun Hisan mahasiswi semester VIII Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsi mengenai
Pengetahuan Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Pada Komunitas Vaporizer Cireundeu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi bahaya rokok elektrik
bagi kesehatan pada komunitas vaporizer jakarta selatan dengan harapan penelitian ini dapat
memberikan manfaat kepada institusi berupa informasi guna meningkatkan pelayanan
akademik. memberikan manfaat kepada komunitas vaporizer sebagai informasi terkait
kesehatan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Dengan kriteria responden :
1. Anggota komunitas vaporizer cireundeu
2. Laki-laki dan wanita
3. Usia 18-40 tahun
4. Bersedia menjadi responden
Oleh karena itu saya memohon kesediaan teman-teman komunitas vaporizer Jakarta
selatan untuk meluangkan waktunya sekitar 30 menit Partisipasi dalam penelitian ini bersifat
sukarela.. Identitas teman-teman komunitas akan dijaga kerahasiaannya karena akan diolah
secara general . Informasi dari hasil pengisian kuesioner ini akan dipergunakan semata-semata
untuk penelitian.
Sebagai rasa terimakasih saya , maka terdapat reward untuk 5 responden yang terpilih
secara acak berupa saldo uang elektronik (OVO,Shopeepay/Dana). Terima Kasih atas bantuan
dan kesediaan waktunya ,saya ucapkan terimakasih. Apabila ada pertanyaan terkait kuesioner
dapat menghubungi saya melalui email wildanikhairatunh@gmail.com atau melalui Whatsapp
085372749180 .Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .
Hormat saya,
Wildani Khairatun Hisan
66
Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan
KUESIONER PENGETAHUAN BAHAYA ROKOK ELEKTRIK TERHADAP
KESEHATAN
Petunjuk pengisian :
1. Buatlah pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti
2. Setiap pertanyaan dimohon untuk dapat memberikan jawaban yang jujur
3. Harap mengisi pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini pastikan tidak
ada yang lewat
4. Beri tanda ceklis pada kotak jawaban yang telah disediakan
5. Apabila mengalami kesulitan dalam mengisi kuesioner silahkan bertanya
langsung pada peneliti
A. Data Demografi/Identitas
1. Nama Responden
:
___________________
2. Jenis Kelamin
:
laki-laki
( )
3. Usia
:
4. Tingkat Pendidikan
:
SD/SMP
( ) SMA/SMK ( )
5. Status Penggunaan
: 1. Beralih dari rokok tembakau
wanita ( )
PT
(
)
2. Langsung menggunakan rokok elektrik
3. Perokok ganda (Rokok elektrik dan rokok tembakau)
B. Kuesioner Pengetahuan
No
Pernyataan
1.
Rokok elektrik adalah jenis rokok yang dapat mengubah larutan nikotin menjadi
uap yang dihisap oleh penggunanya
2.
Rokok elektrik adalah salah satu jenis rokok yang pengoperasianya dapat dirakit
sendiri oleh pengguna nya
3.
Rokok elektrik diciptakan sebagai salah satu alternatif untuk berhenti merokok
bagi pengguna rokok konvensional
4.
Rokok elektrik mengandung bahan baku tembakau
5.
Rokok elektrik hanya mengandung nikotin saja
6.
Rokok elektrik menggunakan baterai yang dapat beresiko meledak setiap saat
7.
Rokok elektrik dapat menyebabkan risiko menjadi perokok ganda
67
Benar Salah
8.
Paparan Uap rokok elektrik tidak berbahaya bagi perokok pasif
9.
Kandungan nikotin pada rokok elektrik dapat menimbulkan kecanduan bagi
penggunanya
10. Kandungan liquid dalam rokok elektrik tidak mengandung tar dan tembakau
11. Kandungan Propylene Glycol dalam rokok elektrik bisa menyebabkan
dehidrasi,tenggorokan kering
12. Bahan-bahan kandungan pada rokok elektrik tidak berbahaya untuk kesehatan
13. Menggunakan rokok elektrik dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak
sistem pernapasan
14. Kandungan Uap pada rokok elektrik tidak berbahaya bagi paru-paru
15. Rokok elektrik mengandung senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan
risiko terkena penyakit kanker jika digunakan dalam jangka waktu yang lama
16. Rokok elektrik tidak dapat menimbulkan masalah kesehatan terhadap gigi dan
mulut
17. Kandungan yang terdapat pada rokok elektrik dapat menyebabkan sariawan pada
mulut
68
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
P
P01
P01
Pearson
P02
P03
1 .224 .583**
P04 P05 P06 P07 P08 P09 010
.37 .400
5*
Correlatio
.37
*
5*
.04 .028
.04
P01
P01
P01
1
2
3
P014
.66 .400
.58 .218 .167 .075 .764
7**
3**
*
P01
5
P016
P017
Total
.315 .315
.036
.400*
.715**
.090 .090
.849
.028
.000
30
30
30
30
.176 .176
.293
.293
.572**
.352 .352
.116
.116
.001
30
30
30
.315 .118 -.145
.036
.485**
.090 .534
.849
.007
**
n
Sig. (2-tailed)
.235
.001
1
N
P02
Pearson Correlation
30
30
30
.224
1
.224
.00 .028
1
0
30
30
30
.89 .098
.89
4**
4**
30
.00 .247 .379 .692 .000
1
30
- .293
30
30
30
30
30
.00 .488 .089 .337 .098
.14
0
30
**
9
Sig. (2-tailed)
.235
.235
.00 .608
0
N
P03
Pearson Correlation
30
30
30
.583* .224
1
*
Sig. (2-tailed)
.001 .235
.00
.43 .116
0
2
30
30
30
.37 .400
.37
.11 .036
30
5*
*
5*
.04 .028
.04
1
1
1.0 .006 .638 .069 .608
00
30
30
30
30
30
.16 .218 .333 .075 .400
1
.55 .849
30
7
9
69
30
*
.37 .247 .072 .692 .028
9
30
.443
N
P04
Pearson Correlation
30
30
30
.375* .894 .375*
30
30
30
1 .218
1.0
**
00**
30
30
- .400
.16
30
30
30
30
30
.16 .582 .167 .264 .218
*
7
30
30
30
30
30
.118 .118
.218
.400*
.673**
.534 .534
.247
.028
.000
**
7
Sig. (2-tailed)
N
P05
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P06
Pearson Correlation
.041 .000
30
30
.041
30
.247
.00
.37 .028
0
9
9
30
30
30
30
.400* .098 .400* .21
1
.21
.26 .206
8
8
.24
.24
7
7
4
30
30
30
.375* .894 .375* 1.0 .218
1
.028 .608
30
30
.028
30
**
30
00**
.37 .001 .379 .159 .247
30
30
30
.21 .048 .073
7
8
.15 .274
30
30
30
30
30
30
30
- .206
.327
-
.048
.206
.407*
.803
.274
.026
30
30
30
30
.118 .118
.218
.400*
.673**
.534 .534
.247
.028
.000
30
30
30
30
.342 .342
.267
.267
.421*
.066
.017
.24 .803 .702 .730 .274
.078 .928
7
30
- .400
.16
30
30
30
30
30
30
.16 .582 .167 .264 .218
*
7
30
**
7
Sig. (2-tailed)
.041 .000
.041
.00 .247
.37 .028
0
N
P07
Pearson Correlation
30
30
30
.667*
-
.111
*
.149
30
.37 .001 .379 .159 .247
9
30
30
- .267
-
.16
.16
7
7
30
9
30
1 .267
30
30
30
30
30
.38 .024 .111 .050 .509
9*
70
**
30
Sig. (2-tailed)
.000 .432
.559
.37 .154
9
N
P08
Pearson Correlation
30
30
30
.400* .293
.036
30
.028 .116
.849
P09
Pearson Correlation
30
30
30
30
30
30
.40 .206
.40
.26
1
0*
7
.02
.15
8
4
30
30
30
.16 .218
.16
.38 .218
.02 .274
.583* .000
.167
*
Sig. (2-tailed)
7
.001 1.00
.379
0
N
P010
Pearson Correlation
30
30
30
.218 .488
.218
.247 .006
7
.37 .247
9
**
Sig. (2-tailed)
30
.247
P011
Pearson Correlation
30
30
30
.167 .089
.333
.37
30
8
30
30
.020
30
30
30
30
30
.155 .155 .365* 1.000*
.626**
*
30
30
*
*
.414 .414
.047
.000
.000
30
30
30
30
1 .400 .167 .264 .400
.118
-
.218
.218
.485**
30
30
30
.247
.247
.007
30
30
30
.327 .155 .683**
.365*
.717**
.000
.047
.000
30
30
30
30
.16 .364
1 .151 .218 -.079 .394
.218
.073
.410*
*
*
*
.03 .247
30
30
30
.58 .048
.58
.02 .365
.40
2**
2**
*
0*
.00 .803
.00
.89 .047
.02
1
9
30
30
30
.16 .073
.16
.11 .073
7
.154
30
30
7
.154
30
30
30
.065 .065
7
9*
4
30
.24 .047 .702 .604 .047
4
30
30
.21 .365 .073 .099 .365
9
1
N
.03 .899 .559 .792 .004
4
30
8
N
.154
9
0*
Sig. (2-tailed)
.37
*
.079
.028 .379 .159 .028
.534 .679
30
30
30
30
1 .364 .757 .048
*
30
30
**
.048 .000 .803
.078 .414
8
30
30
1
7
71
30
30
30
30
30
Sig. (2-tailed)
.379 .638
.072
.37 .702
9
N
P012
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
30
P013
Pearson Correlation
P014
Pearson Correlation
30
30
.075 .337
.075
.26
-
.26
.05 .099
4 .066
4
.15 .730
.15
.692 .069
.692
P015
Pearson Correlation
.79 .604
30
30
.764* .098 .400* .21 .206
.21
.50 .365
30
30
8
.000 .608
.028
8
.24 .274
30
30
30
.315 .176
.315
.090 .352
.090
30
.24
9**
30
.00 .047
30
30
30
.11 .327
.11
.34 .155
.53 .078
.53
30
.26 .757 .151
1
30
30
**
30
.024
30
30
30
- .558** .380 .757**
.099
.541**
.000
.604
.002
30
30
30
.155 .155 -.111
.365*
.517**
.559
.047
.003
30
30
30
1 .255 .499**
.155
.512**
30
30
30
.066
*
.730
.001 .038
30
30
.40 .048 .218
-
1
0*
30
30
.066
.02 .803 .247 .730
30
30
.11 .327
8
.414 .414
30
30
30
- .558 .155
.079
30
30
**
.53 .078 .679 .001 .414
.174
.005
.414
.004
4
30
30
30
30
30
30
.315 .176
.118
.11
-
.11
.34 .155
8 .017
8
2
.702
8
.06 .414
5
.247
30
2
4
30
.15 .000 .426
*
4
8
.679 .031
9
7
30
.426 .247
30
4
30
30
30
0
2
4
N
30
9
30
.37 .048
9
30
8
Sig. (2-tailed)
9
30
7
N
9
30
*
Sig. (2-tailed)
.55 .702
30
9
N
.37
30
30
30
30
30
30
30
30
- .155 .394 .380 .155
.255
1
.327
.155
.433*
.07
9
72
30
30
*
30
*
Sig. (2-tailed)
.090 .352
.534
.53 .928
4
N
P016
Pearson Correlation
30
30
30
.036 .293 -.145
.849 .116
.443
5
30
30
30
.21 .048
.21
.26 .365
30
8
.24 .803
7
N
P017
Pearson Correlation
30
30
30
.400* .293
.036
.028 .116
.849
Total
Pearson Correlation
30
30
.715* .572 .485**
*
Sig. (2-tailed)
30
**
.000 .001
.007
30
30
30
.15 .047
30
30
.40 .206
.40
.26 1.00
0*
.02 .274
.02
7
30
4
30
30
30
.67 .407
.67
.42 .626
3**
*
3**
.00 .026
.00
30
30
0
30
30
.078
.414
.017
30
30
30
30
30
30
- .499** .327
1
.365*
.571**
8
**
**
.047
.001
30
30
30
.155 .155 .365*
1
.626**
30
30
.111
.24 .000 .247 .000 .559
.005 .078
30
30
30
30
30
.21 .365 .073 .099 .365
8
*
30
30
*
.24 .047 .702 .604 .047
.414 .414
.047
.000
7
30
**
.02 .000
0
30
.21 .683 .218 .757
0**
.15 .000
1*
.174
7
8
30
30
*
30
30
0
N
30
4
8
N
.24
7
.67 .414 .031 .038 .414
9
7
0*
Sig. (2-tailed)
.06 .414
4
8
Sig. (2-tailed)
.53
30
30
30
.48 .717 .410 .541 .517 .512** .433 .571** .626**
1
5**
30
**
30
*
30
**
30
30
30
**
*
.00 .000 .024 .002 .003
.004 .017
30
.001
.000
30
30
7
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
73
30
30
30
30
30
30
30
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.856
N of Items
17
74
Lampiran 4. Hasil Analisa Data SPSS
Statistics
JK
N Valid
Missing
PD
SP
USIA
TP
P01
P02
101
101
101
101
101
101
0
0
0
0
0
0
P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09 P010 P011 P012 P013 P014 P015 P016 P017
101 101 101 101
0
0
0
101 101
0
0
101 101
0
0
0
101
101
101
101
101
101
101
101
0
0
0
0
0
0
0
0
PENDIDIKAN
JENISKELAMIN
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
LAKI-LAKI
90
89.1
89.1
89.1
PEREMPUAN
11
10.9
10.9
100.0
101
100.0
100.0
Total
Frequency
Percent
Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
SMA/SMK
38
37.6
37.6
37.6
PERGURUAN
63
62.4
62.4
100.0
101
100.0
100.0
TINGGI
Total
75
STATUSPENGGUNAAN
USIARESPONDEN
Cumulative
Frequency
Valid
BERALIH ROKOK
60
Percent
Valid Percent
59.4
59.4
Cumulative
Percent
Valid
TEMBAKAU
LANGSUNG MEROKOK
26
25.7
25.7
85.1
TEMBAKAU
PEROKOK GANDA
Total
Frequency
59.4
15
14.9
14.9
101
100.0
100.0
100.0
Statistics
USIARESPONDEN
N
Valid
Missing
101
Mean
22.99
Median
23.00
Mode
22
Minimum
18
Maximum
28
76
Valid Percent
Percent
18
3
3.0
3.0
3.0
20
2
2.0
2.0
5.0
21
5
5.0
5.0
9.9
22
39
38.6
38.6
48.5
23
11
10.9
10.9
59.4
24
20
19.8
19.8
79.2
25
16
15.8
15.8
95.0
26
4
4.0
4.0
99.0
28
1
1.0
1.0
100.0
101
100.0
100.0
Total
0
Percent
TINGKATPENGETAHUAN
P01
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Frequency
Baik
21
20.8
20.8
20.8
Cukup
67
66.3
66.3
87.1
Rendah
13
12.9
12.9
100.0
101
100.0
100.0
Total
Cumulative
Percent
Valid
Percent
Valid Percent
Salah
25
24.8
24.8
24.8
Benar
76
75.2
75.2
100.0
Total
101
100.0
100.0
P02
P03
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Salah
38
37.6
37.6
37.6
Benar
63
62.4
62.4
100.0
Total
101
100.0
100.0
Valid
77
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
28
27.7
27.7
27.7
Benar
73
72.3
72.3
100.0
Total
101
100.0
100.0
P04
P05
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Salah
65
64.4
64.4
64.4
Benar
36
35.6
35.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Benar
31
30.7
30.7
30.7
Salah
70
69.3
69.3
100.0
Total
101
100.0
100.0
P07
P06
Cumulative
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Percent
Valid Percent
Frequency
Percent
Salah
57
56.4
56.4
56.4
Benar
44
43.6
43.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Valid
78
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
22
21.8
21.8
21.8
Benar
79
78.2
78.2
100.0
Total
101
100.0
100.0
P09
Cumulative
P08
Frequency
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Valid
Percent
Percent
Valid Percent
Salah
29
28.7
28.7
28.7
100.0
Benar
48
47.5
47.5
47.5
Benar
72
71.3
71.3
Salah
53
52.5
52.5
100.0
Total
101
100.0
100.0
Total
101
100.0
100.0
P010
P011
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Benar
64
63.4
63.4
63.4
Salah
37
36.6
36.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Valid
79
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
59
58.4
58.4
58.4
Benar
42
41.6
41.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
P012
P013
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Frequency
Benar
59
58.4
58.4
58.4
Salah
42
41.6
41.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Valid
80
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
63
62.4
62.4
62.4
Benar
38
37.6
37.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
P015
Cumulative
P014
Frequency
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Valid
Percent
Benar
64
63.4
63.4
63.4
Salah
37
36.6
36.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
71
70.3
70.3
70.3
Benar
30
29.7
29.7
100.0
Total
101
100.0
100.0
P017
P016
Cumulative
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Frequency
Percent
Valid
Benar
73
72.3
72.3
72.3
Salah
28
27.7
27.7
100.0
Total
101
100.0
100.0
81
Percent
Valid Percent
Percent
Salah
56
55.4
55.4
55.4
Benar
45
44.6
44.6
100.0
Total
101
100.0
100.0
82
83
84
85
Download