Uploaded by Rafi Zaidan

UTS Kelompok 4 Manajemen Koperasi dan UMKM

advertisement
“Peran Koperasi Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah di Kecamatan Kemiling”
Disusun Oleh:
Yoga Firnando Rahmad (2211011061)
Hafiz Wahyu Syahputra (2211011069)
Muhammad Effan Ananta (2211011074)
Muhammad Rafi Zaidan Ariq (2211011076)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022/2023
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2
ABSTRAK .................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 5
METODE PENELITIAN .............................................................................................................................. 6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................................. 7
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12
LAMPIRAN................................................................................................................................................ 14
2
ABSTRAK
Koperasi merupakan organisasi yang memiliki tujuan untuk memajukan kesejahteraan
anggotanya, peranan koperasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan perekonomian pelaku
UMKM, dimana banyak pelaku UMKM yang tehalang oleh modal. Disinilah peran koperasi
dibutuhkan untuk membantu pelaku UMKM dengan memberikan pinjaman modal serta pelatihan
kepada pelaku UMKM. Terutama program koperasi mengenai ke efektifannya bagi pelaku UMKM
di sekitar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ke efektifan koperasi dalam pemberdayaan UMKM
dan tingkat kepuasan pelaku UMKM terhadap program yang telah di lakukan oleh koperasi di
kecamatan Kemiling, serta peranan apa yang sudah dilakukan koperasi tersebut untuk memajukan
perekonomian di lingkungan sekitar.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Peran dinas koperasi tidak efektif dikarenakan
kurangnya ajakan nyata dari koperasi mengenai penyuluhan kepada pelaku UMKM. 2) Adanya
persyaratan yang diberikan koperasi kepada pelaku UMKM yang mana hal ini cukup memberatkan
pelaku UMKM yaitu mereka harus adanya kepemilikan lisensi usaha yang mana untuk
mendapatkan lisensi memerlukan biaya yang cukup tinggi dan juga proses yang rumit. 3) Pinjaman
modal yang diberikan tidak sampai kepada pengusaha kecil dan hal ini yang membuat para pelaku
UMKM lebih memilih meminjam kepada bank, yang dinilai lebih mudah mendapatkan pinjaman.
4) Para pelaku UMKM banyak yang tidak percaya kepada koperasi di Kemiling terhadap programprogram koperasi tersebut.
Kata Kunci : Peran koperasi dalam pemberdayaan (UMKM)
ABSTRACT
Cooperatives are organizations that have the goal of advancing the welfare of their members, the
role of cooperatives is very influential in improving the economy of MSME actors, where many
MSME actors are hindered by capital. This is where the role of cooperatives is needed to help
MSME actors by providing capital loans and training to MSME actors. Especially the cooperative
program regarding its effectiveness for SMEs around it.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of cooperatives in empowering
MSMEs and the level of satisfaction of MSME actors with the programs carried out by
cooperatives in the Kemiling sub-district, as well as what role these cooperatives have played in
advancing the economy in the surrounding environment.
3
The results of this study show that: 1) The role of the cooperative service is ineffective due to the
lack of real invitation from cooperatives regarding counseling to MSME actors. 2) There are
requirements given by cooperatives to MSME actors, which is quite burdensome for MSME actors,
namely they must own a business license, which requires a fairly high cost and a complicated
process to obtain a license. 3) Capital loans provided do not reach small entrepreneurs and this is
what makes MSME actors prefer to borrow from banks, which are considered easier to get loans.
4) Many MSME actors do not trust cooperatives in Kemiling for these cooperative programs.
Keywords: The role of cooperatives in empowerment (MSMEs)
4
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan sebuah wadah yang berperan dan berkontribusi dalam perekonomian
Indonesia, terutama koperasi UMKM yang sangat mendukung dan memajukan para pelaku usaha
menengah di Indonesia. Para pelaku UMKM sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah
untuk mendukung usaha mereka, kurangnya modal menjadi salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh pelaku UMKM, dan disinilah peran koperasi dalam membantu meminjamkan modal
serta memberikan pelatihan bisnis kepada mereka.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, pada tahun 2020 terdapat lebih dari 6 juta
koperasi dan UMKM di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, Jumlah ini menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan sejak tahun sebelumnya. Di Bandar Lampung, sebagai salah satu
kota besar di Pulau Sumatera, juga terdapat banyak koperasi dan UMKM yang berperan aktif
dalam perekonomian lokal. Potensi koperasi dan UMKM di Indonesia dan di Bandar Lampung
sangat besar. Sebagai contoh, sektor UMKM di Indonesia menyerap sekitar 97% tenaga kerja,
sehingga berperan dalam mengurangi angka pengangguran dan mengurangi disparitas ekonomi
antarwilayah.
Menurut data statistik sektoral kota Bandar Lampung, terdapat 22837 usaha mikro, 856 usaha
kecil, dan 232 usaha menengah di Kecamatan Kemiling. Dari data ini Kecamatan Kemiling
memiliki populasi tingkat UMKM yang tinggi bahkan jika dibandingkan dengan seluruh
kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung, Kecamtan Kemiling menempati urutan nomor 2
dengan tingkat populasi UMKM yang tinggi. Hal ini akan sangat berpengaruh pada perekonomian
di sekitar, ditambah lagi jika diiringi dengan peran koperasi yang aktif.
Terdapat 8 koperasi yang aktif di Kecamatan kemiling Menurut Peraturan Menteri NOMOR
23/Per/M.KUKM/IX/2015, Koperasi Aktif adalah Koperasi yang dalam 3 (tiga) tahun terakhir
secara berturut-turut mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan melakukan kegiatan usaha
untuk melayani anggota dan masyarakat. Dan terdapat 25 koperasi non aktif di Kecamatan
Kemiling, Koperasi Non Aktif adalah koperasi yang tidak melaksanakan Rapat Anggota dalam
tiga tahun berturut- turut dan atau tidak melaksanakan kegiatan usaha.
Tetapi banyak ditemui di lapangan bahwa para pelaku UMKM banyak yang tidak sejahtera karena
kurangnya bukti nyata dan program yang dilakukan koperasi tidak merata, sehingga hal ini
menimbulkan ketimpangan antara pelaku UMKM di lingkungan koperasi dengan pelaku UMKM
di daerah yang jauh dari koperasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa
besar peran koperasi dalam memajukan dan memberdayakan UMKM di daerah Kemiling yang
mana banyak terdapat pelaku UMKM menjalankan bisnisnya. Dan juga untuk melakukan riset
mengenai ke efektifan koperasi di salah satu daerah Bandar Lampung yaitu Kemiling.
5
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang berusaha mengungkap data
aktual yang terjadi dilapangan dan yang dihadapi para pelaku umkm di kecamatan Kemiming
mengenai bagaimana keefektifan koperasi dalam pemberdayaan UMKM, pengungkapan fakta
tersebut dilakukan dengan sesi wawancara dimana diajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
penelitian ini kepada para pelaku UMKM di kecamatan Kemiling, setelah itu dibuatlah kesimpulan
mengenai peran dan kerja nyata koperasi tersebut.
Di kecamatan Kemiling sendiri terdapat kurang lebih 23,925 para pelaku UMKM, dimana kami
melakukan penelitian kepada 15 pelaku UMKM yang kami wawancari dan mendapatkan hasil data
di kecamatan Kemiling.
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif , adalah suatu pendekatan yang bersumber
dari orang dan pelaku yang diteliti. Kami memilih jenis penelitian ini karena kami ingin
memperoleh perspektif oleh pelaku UMKM terhadap peranan koperasi.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2023 di Kecamatan Kemiling Kota Bandarlampung.
Pemilihan tempat penelitian dikarenakan Kecamatan Kemiling memiliki banyak pelaku UMKM
dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diteliti memiliki usaha yang sudah
berjalan beberapa tahun.
c. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada
koperasi Bandar Lampung sebanyak 15 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dan sampel
yang dipakai pada penelitian ini adalah para pelaku yang sudah beberapa tahun menjalankan
usahanya.
d. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan juga data sekunder :
1. Data Primer
Sumber data primer diperoleh dan dikumpulkan langsung dari para pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM).
2. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang sudah tersedia. Beberapa data
sekunder kami dapatkan melalui jejaring internet.
6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran kopersi di Kecamatan Kemiling
Koperasi berperan cukup penting dalam memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) di kecamatan Kemiling, berikut adalah peranan koperasi di Kecamatan Kemiling
1.Sebagai modal usaha
Salah satu cara untuk memperkuat UMKM adalah dengan membekali mereka dengan
permodalan agar mampu bertahan hingga saat ini di saat perekonomian masyarakat melemah.
Perorangan yang ingin meminjamkan dana kepada koperasi harus mengisi data diri sebagai calon
anggota pada saat mengajukan permohonan menjadi anggota koperasi, sehingga bantuan
permodalan bagi perusahaan dengan cara menerima anggota koperasi. Koperasi berperan sebagai
modal usaha bagi UMKM melalui berbagai program pembiayaan yang disediakan oleh koperasi.
Hal ini dapat membantu UMKM untuk memperoleh akses ke modal usaha yang lebih mudah dan
terjangkau, serta mengurangi beban biaya yang harus ditanggung oleh UMKM jika menggunakan
layanan keuangan dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Selain itu, koperasi juga dapat
membantu UMKM dalam hal pengembangan produk dan pemasaran, serta memberikan akses ke
jaringan pasar yang lebih luas. Dengan demikian, peran koperasi sebagai modal usaha bagi
UMKM sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM sebagai salah
satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
koperasi dapat menjadi strategi yang tepat untuk memajukan sektor usaha masyarakat,
terutama bagi UMKM. Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh UMKM adalah kekurangan
modal untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk. Oleh karena itu, peran koperasi dalam
memberikan dukungan keuangan kepada usaha kecil sangat penting untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi di negara. Namun, sumber pendanaan seringkali menjadi masalah bagi
pengusaha mikro dan kecil, karena pendapatan dan penjualan yang kurang memadai. Sebagai
akibatnya, individu atau kelompok yang terlibat dalam usaha ekonomi, terutama dalam
perdagangan, selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan penjualan mereka.
B. Upaya yang dilakukan koperasi di Kecamatan Kemiling
Upaya yang dilakukan koperasi dalam memberdayakan dan mengembangkan UMKM di
kecamatan Kemiling antara lain:
1. Memberikan pelatihan dan pendidikan
7
Melalui pelatihan dan pendidikan, koperasi dapat membantu para anggota UMKM untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola bisnis mereka, sehingga
mereka dapat lebih efektif dalam mengelola bisnis dan menghadapi tantangan yang ada di
pasar.Dalam melaksanakan program pelatihan dan pendidikan, koperasi dapat bekerja sama
dengan lembaga pendidikan, pelatihan, atau konsultan bisnis yang memiliki keahlian dalam
bidang-bidang tertentu yang dibutuhkan oleh anggota UMKM. Dengan demikian, koperasi dapat
memberikan pelatihan dan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anggota
UMKM, sehingga dapat membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
dalam mengelola bisnis mereka.
Melalui pelatihan ini, masyarakat juga diajarkan untuk memilih lokasi yang strategis, yaitu lokasi
yang berpotensi untuk menjadi tempat berjualan karena ada peluang untuk mengembangkan usaha
membuka cabang di daerah yang memiliki potensi penjualan tinggi. Berikut topik yang dibahas
dalam pelatihan tersebut:
a) Pelatihan komunikasi persuasif
Tujuan pelatihan komunikasi persuasif ini adalah untuk membantu UMKM memahami
pentingnya komunikasi persuasif, sehingga UMKM dapat bertransformasi dari sikap
konsumtif menjadi sikap produktif. Hasil Hasil dari pelatihan komunikasi persuasif ini
adalah perubahan sikap yang bersifat kognitif dan efektif. Diharapkan hasil dari kegiatan
edukasi ini dapat mengatasi permasalahan perilaku anggota pengguna.
b) Pelatihan pengelolaan administrasi dan keuangan.
Pelatihan ini bertujuan agar para pelaku UMKM dapat mengelola keuangan secara efektif
dan efisien. Dan agar para pelaku UMKM dapat menghasilkan profit atau keuntungan
yang terus bertambah.Dalam pelatihan ini para pelaku UMKM akan belajar bagaimana
membuat laporan keuangan berupa neraca perdagangan, laporan arus kas, laporan hasil
sisa usaha, laporan perubahan modal.
Peserta pelatihan memahami dan menerapkan standar operasional kawasan SHU koperasi.
Semoga dapat mengatasi permasalahan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan
melalui pelatihan ini Pelatihan administrasi dan pengelolaan keuangan ini sangat bermanfaat
bagi para pelaku di sektor UKM dan juga bagi pengurus koperasi simpan pinjam karena
dengan mengikuti pelatihan tersebut maka berharap. agar para pelaku UMKM maupun
pengurus koperasi akan lebih memahami tentang administrasi dan pengelolaan keuangan.
c) Pelatihan Kewirausahaan.
Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk mempersiapkan diri
menjadi seorang pengusaha. Peserta dapat memulai dengan berbagai latihan untuk
membangun bisnis, dari bisnis sederhana lalu pada akhirnya menjadi lebih berani untuk
memulai bisnis yang lebih besar dan kompleks. Soft skill yang berkaitan dengan sifat
entrepreneur harus dikembangkan bagi para pengusaha. Dan salah satu softskill yang harus
dikembangkan adalah keberanian mengambil risiko.
8
2. Memberikan akses ke modal
Pemberian akses ke modal dilakukan dengan memberikan pinjaman kepada anggota
UMKM, sehingga mereka dapat mengembangkan bisnis mereka.
Dalam hal ini, koperasi dapat memberikan pinjaman dengan persyaratan yang lebih mudah dan
fleksibel dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Koperasi biasanya memiliki skema
pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, serta persyaratan dan jaminan yang lebih mudah
dipenuhi oleh anggota UMKM.
Selain itu, koperasi juga dapat memberikan akses ke modal melalui program simpanan khusus
yang ditujukan untuk anggota UMKM. Dalam program ini, anggota UMKM dapat menabung
secara berkala dan akumulasi dari simpanan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk
mengembangkan bisnis mereka.
Pemberian akses ke modal tidak hanya sebatas pemberian pinjaman, tetapi juga dapat berupa
pengembangan modal ventura. Dalam hal ini, koperasi dapat membantu UMKM dalam
mengembangkan bisnis mereka dengan memberikan modal dan bantuan dalam menjalankan bisnis
mereka.
Pemberian akses ke modal memiliki manfaat yang sangat penting bagi anggota UMKM. Dengan
adanya akses ke modal, UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih mudah dan
cepat, sehingga meningkatkan potensi keuntungan dan pertumbuhan bisnis mereka. Selain itu,
pemberian akses ke modal juga dapat membantu UMKM dalam menghadapi tantangan ekonomi,
seperti fluktuasi harga pasar dan masalah likuiditas keuangan. buatlah hasil penelitian dan
pembahasan dari pernyataan ini
C. Seberapa Berpengaruhnya Koperasi di Kecamatan Kemiling
Dari semua hal yang telah di sebutkan di atas didapatkan pada hasil dan pembahasan mengenai
peran koperasi serta upaya yang telah dilakukan koperasi di Kemiling, seperti memberikan
pelatihan dan pendidikan, meningkatkan perekonomian, dan memberikan akses modal, tetapi
nyatanya hal yang telah dilakukan ini tidak merata dan manyeluruh bahkan banyak pelaku UMKM
tidak mengenal apa itu koperasi dan tidak mendapatkan manfaat dari koperasi tersebut, yang lebih
parahnya beberapa pelaku UMKM tidak percaya pada koperasi di Kemiling terhadap program
kerjanya. Dengan jumlah UMKM 23,925. Terdapat 22837 usaha mikro, 856 usaha keci, dan 232
usaha menengah di kecamatan Kemiling. Dan dengan jumlah koperasi yang aktif yaitu 8 koperasi,
tentunya hal ini sangat timpang karena banyaknya pelaku UMKM hanya di dukung oleh 8 koperasi
yang mana setelah di lakukan penelitian dapat di ambil data bahwa, koperasi di kecamatan
Kemiling kurang efektif dalam melakukan pemberdayaan kepada koperasi di daerah tersebut. Dan
juga pemberdayaan dan peranan koperasi tidak merata, hanya di rasakan oleh pelaku UMKM di
lingkungan sekitar koperasi, sedangkan pelaku UMKM yang jauh dari lingkungan koperasi tidak
mendapatkan manfaat dan tidak merasakan peranan atau kerja nyata koperasi. Dari data juga
menyebutkan banyak koperasi di daerah Kemiling yang tidak aktif sebanyak 25 koperasi, hal ini
dinilai dari ketidakhadiran dalam rapat anggota dalam tiga tahun berturut-turut.
9
Tentu sangat mengejutkan dimana keberadaan koperasi seharusnya memberikan manfaat yang
baik dan memudahkan pelaku UMKM, tetapi karena kurangnya ajakan nyata dan pemberdayaan
koperasi di Kemiling membuat tidak semua pelaku UMKM mendapatkan manfaat dan bantuan
yang mana dapat membantu usaha mereka. Seharusnya koperasi lebih aktif lagi melakukan
pemberdayaan dan lebih merata lagi untuk meningkatkan perekonomian, karena Kemiling
memiliki banyak pelaku UMKM yang akan menjadi potensi yang baik untuk perekonomian
disana. Ketika peran dan upaya yang dilakukan koperasi di Kemiling ini benar-benar terlaksana
dengan baik dan menyeluruh, tentunya akan banyak sekali pelaku UMKM yang terbantu dengan
program kerja mereka, seperti data yang didapatkan program kerja tersebut terlihat sangat bagus
dan menjanjikan untuk pelaku UMKM disana, tetapi kurangnya aksi nyata lah yang membuat
program kerja tersebut hanya sebatas program yang menjanjikan bukan sebuah tindakan.
10
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Peran dinas koperasi di Kemiling
tidak efektif dikarenakan kurangnya ajakan nyata dari koperasi mengenai penyuluhan kepada
pelaku UMKM. 2) Adanya persyaratan yang diberikan koperasi kepada pelaku UMKM yang mana
hal ini cukup memberatkan pelaku UMKM yaitu mereka harus adanya kepemilikan lisensi usaha
yang mana untuk mendapatkan lisensi memerlukan biaya yang cukup tinggi dan juga proses yang
rumit. 3) Pinjaman modal yang diberikan tidak sampai kepada pengusaha kecil dan hal ini yang
membuat para pelaku UMKM lebih memilih meminjam kepada bank, yang dinilai lebih mudah
mendapatkan pinjaman. 4) Para pelaku UMKM banyak yang tidak percaya kepada koperasi di
Kemiling terhadap program-program koperasi tersebut.
Dan juga seharusnya peran koperasi di Kemiling sangat di perlukan dan harus ditingkatkan lagi,
lebih aktif lagi melakukan pemberdayaan dan lebih merata lagi untuk meningkatkan
perekonomian, karena Kemiling memiliki banyak pelaku UMKM yang akan menjadi potensi yang
baik untuk perekonomian disana. Dan ketika adanya ajakan nyata dan pemberdayaan, hal ini akan
meningkatkan perekonomian yang pesat di daerah tersebut, ditambah koperasi harus memulihkan
nama baik dan meningkatkan citra mereka kembali terhadap ketidakpercayaan pelaku UMKM.
11
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
Undang- Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
Peraturan Menteri NOMOR 23/Per/M.KUKM/IX/2015, Tentang Koperasi
Jurnal
Lado, A. (2016). Pengertian Koperasi sebagai Badan Usaha Bersama dalam Bidang
Perekonomian bagi Mereka yang Berekonomi Lemah. Jurnal Ekonomi Koperasi, 42(2),
123-135.
Kasmir. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan. PT RajaGrafindo Persada. Halaman 252.
Nayoan, M. F. (2019). Pandji Anoraga: Komik Mengenai Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi.(2022). Badan Pusat Statistik.
https://www.bps.go.id/indicator/13/760/1/jumlah-koperasi-aktif-menurut-provinsi.html
Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2015. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Soemitro, R. A. A. (2016). Koperasi Sebagai Penggerak Utama UMKM di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 19(2), 147-160.
Ariani, D. (2015). Koperasi Sebagai Solusi Pemberdayaan UMKM: Studi Kasus Koperasi di
Indonesia. CV. Pustaka Setia.
Kuntjojo.2009. Metode Penelitian. Kediri : Fitrimaya
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2016). Koperasi dan UMKM: Sukses
Bersama Bangun Ekonomi Rakyat. Kementerian Koperasi dan UKM.
Skripsi
Subandi. (2007). Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Pengembangan
UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang.(Palembang: Universitas Airlangga).
12
Internet
Jumlah Koperasi dan UMKM di Indonesia.(2021).Kementerian Koperasi dan UMKM.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemenkeu.
go.id/artikel/baca/15199/Wadah-UMKM-KEMENKEU-Aplikasi-Model-Satu-PaketKemudahan-Sistem-Untuk-KesejahteraanBangsa.html%23:~:text%3DBerdasarkan%2520data%2520Kementerian%2520Koperasi
%2520dan,Rp8.573%252C89%2520Triliun.&ved=2ahUKEwj83pXMja3-AhXsDgGHXSYBVAQFnoECAsQBQ&usg=AOvVaw0WqmiyqYNOZWxVYhvKVUKo
13
LAMPIRAN
Berikut adalah dokumentasi wawancara pelaku UMKM di kecamatan Kemiling:
14
Hasil cek Turnitin
15
16
17
Download