“Peran Koperasi Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kecamatan Kemiling” Disusun Oleh: Yoga Firnando Rahmad (2211011061) Hafiz Wahyu Syahputra (2211011069) Muhammad Effan Ananta (2211011074) Muhammad Rafi Zaidan Ariq (2211011076) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2022/2023 1 DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2 ABSTRAK .................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 5 METODE PENELITIAN .............................................................................................................................. 6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................................................................. 7 KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12 LAMPIRAN................................................................................................................................................ 14 2 ABSTRAK Koperasi merupakan organisasi yang memiliki tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggotanya, peranan koperasi sangat berpengaruh dalam meningkatkan perekonomian pelaku UMKM, dimana banyak pelaku UMKM yang tehalang oleh modal. Disinilah peran koperasi dibutuhkan untuk membantu pelaku UMKM dengan memberikan pinjaman modal serta pelatihan kepada pelaku UMKM. Terutama program koperasi mengenai ke efektifannya bagi pelaku UMKM di sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ke efektifan koperasi dalam pemberdayaan UMKM dan tingkat kepuasan pelaku UMKM terhadap program yang telah di lakukan oleh koperasi di kecamatan Kemiling, serta peranan apa yang sudah dilakukan koperasi tersebut untuk memajukan perekonomian di lingkungan sekitar. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Peran dinas koperasi tidak efektif dikarenakan kurangnya ajakan nyata dari koperasi mengenai penyuluhan kepada pelaku UMKM. 2) Adanya persyaratan yang diberikan koperasi kepada pelaku UMKM yang mana hal ini cukup memberatkan pelaku UMKM yaitu mereka harus adanya kepemilikan lisensi usaha yang mana untuk mendapatkan lisensi memerlukan biaya yang cukup tinggi dan juga proses yang rumit. 3) Pinjaman modal yang diberikan tidak sampai kepada pengusaha kecil dan hal ini yang membuat para pelaku UMKM lebih memilih meminjam kepada bank, yang dinilai lebih mudah mendapatkan pinjaman. 4) Para pelaku UMKM banyak yang tidak percaya kepada koperasi di Kemiling terhadap programprogram koperasi tersebut. Kata Kunci : Peran koperasi dalam pemberdayaan (UMKM) ABSTRACT Cooperatives are organizations that have the goal of advancing the welfare of their members, the role of cooperatives is very influential in improving the economy of MSME actors, where many MSME actors are hindered by capital. This is where the role of cooperatives is needed to help MSME actors by providing capital loans and training to MSME actors. Especially the cooperative program regarding its effectiveness for SMEs around it. The purpose of this study was to determine the effectiveness of cooperatives in empowering MSMEs and the level of satisfaction of MSME actors with the programs carried out by cooperatives in the Kemiling sub-district, as well as what role these cooperatives have played in advancing the economy in the surrounding environment. 3 The results of this study show that: 1) The role of the cooperative service is ineffective due to the lack of real invitation from cooperatives regarding counseling to MSME actors. 2) There are requirements given by cooperatives to MSME actors, which is quite burdensome for MSME actors, namely they must own a business license, which requires a fairly high cost and a complicated process to obtain a license. 3) Capital loans provided do not reach small entrepreneurs and this is what makes MSME actors prefer to borrow from banks, which are considered easier to get loans. 4) Many MSME actors do not trust cooperatives in Kemiling for these cooperative programs. Keywords: The role of cooperatives in empowerment (MSMEs) 4 PENDAHULUAN Koperasi merupakan sebuah wadah yang berperan dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia, terutama koperasi UMKM yang sangat mendukung dan memajukan para pelaku usaha menengah di Indonesia. Para pelaku UMKM sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk mendukung usaha mereka, kurangnya modal menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM, dan disinilah peran koperasi dalam membantu meminjamkan modal serta memberikan pelatihan bisnis kepada mereka. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, pada tahun 2020 terdapat lebih dari 6 juta koperasi dan UMKM di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak tahun sebelumnya. Di Bandar Lampung, sebagai salah satu kota besar di Pulau Sumatera, juga terdapat banyak koperasi dan UMKM yang berperan aktif dalam perekonomian lokal. Potensi koperasi dan UMKM di Indonesia dan di Bandar Lampung sangat besar. Sebagai contoh, sektor UMKM di Indonesia menyerap sekitar 97% tenaga kerja, sehingga berperan dalam mengurangi angka pengangguran dan mengurangi disparitas ekonomi antarwilayah. Menurut data statistik sektoral kota Bandar Lampung, terdapat 22837 usaha mikro, 856 usaha kecil, dan 232 usaha menengah di Kecamatan Kemiling. Dari data ini Kecamatan Kemiling memiliki populasi tingkat UMKM yang tinggi bahkan jika dibandingkan dengan seluruh kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung, Kecamtan Kemiling menempati urutan nomor 2 dengan tingkat populasi UMKM yang tinggi. Hal ini akan sangat berpengaruh pada perekonomian di sekitar, ditambah lagi jika diiringi dengan peran koperasi yang aktif. Terdapat 8 koperasi yang aktif di Kecamatan kemiling Menurut Peraturan Menteri NOMOR 23/Per/M.KUKM/IX/2015, Koperasi Aktif adalah Koperasi yang dalam 3 (tiga) tahun terakhir secara berturut-turut mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan melakukan kegiatan usaha untuk melayani anggota dan masyarakat. Dan terdapat 25 koperasi non aktif di Kecamatan Kemiling, Koperasi Non Aktif adalah koperasi yang tidak melaksanakan Rapat Anggota dalam tiga tahun berturut- turut dan atau tidak melaksanakan kegiatan usaha. Tetapi banyak ditemui di lapangan bahwa para pelaku UMKM banyak yang tidak sejahtera karena kurangnya bukti nyata dan program yang dilakukan koperasi tidak merata, sehingga hal ini menimbulkan ketimpangan antara pelaku UMKM di lingkungan koperasi dengan pelaku UMKM di daerah yang jauh dari koperasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peran koperasi dalam memajukan dan memberdayakan UMKM di daerah Kemiling yang mana banyak terdapat pelaku UMKM menjalankan bisnisnya. Dan juga untuk melakukan riset mengenai ke efektifan koperasi di salah satu daerah Bandar Lampung yaitu Kemiling. 5 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang berusaha mengungkap data aktual yang terjadi dilapangan dan yang dihadapi para pelaku umkm di kecamatan Kemiming mengenai bagaimana keefektifan koperasi dalam pemberdayaan UMKM, pengungkapan fakta tersebut dilakukan dengan sesi wawancara dimana diajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini kepada para pelaku UMKM di kecamatan Kemiling, setelah itu dibuatlah kesimpulan mengenai peran dan kerja nyata koperasi tersebut. Di kecamatan Kemiling sendiri terdapat kurang lebih 23,925 para pelaku UMKM, dimana kami melakukan penelitian kepada 15 pelaku UMKM yang kami wawancari dan mendapatkan hasil data di kecamatan Kemiling. a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif , adalah suatu pendekatan yang bersumber dari orang dan pelaku yang diteliti. Kami memilih jenis penelitian ini karena kami ingin memperoleh perspektif oleh pelaku UMKM terhadap peranan koperasi. b. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2023 di Kecamatan Kemiling Kota Bandarlampung. Pemilihan tempat penelitian dikarenakan Kecamatan Kemiling memiliki banyak pelaku UMKM dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diteliti memiliki usaha yang sudah berjalan beberapa tahun. c. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada koperasi Bandar Lampung sebanyak 15 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah para pelaku yang sudah beberapa tahun menjalankan usahanya. d. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan juga data sekunder : 1. Data Primer Sumber data primer diperoleh dan dikumpulkan langsung dari para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). 2. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang sudah tersedia. Beberapa data sekunder kami dapatkan melalui jejaring internet. 6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peran kopersi di Kecamatan Kemiling Koperasi berperan cukup penting dalam memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kecamatan Kemiling, berikut adalah peranan koperasi di Kecamatan Kemiling 1.Sebagai modal usaha Salah satu cara untuk memperkuat UMKM adalah dengan membekali mereka dengan permodalan agar mampu bertahan hingga saat ini di saat perekonomian masyarakat melemah. Perorangan yang ingin meminjamkan dana kepada koperasi harus mengisi data diri sebagai calon anggota pada saat mengajukan permohonan menjadi anggota koperasi, sehingga bantuan permodalan bagi perusahaan dengan cara menerima anggota koperasi. Koperasi berperan sebagai modal usaha bagi UMKM melalui berbagai program pembiayaan yang disediakan oleh koperasi. Hal ini dapat membantu UMKM untuk memperoleh akses ke modal usaha yang lebih mudah dan terjangkau, serta mengurangi beban biaya yang harus ditanggung oleh UMKM jika menggunakan layanan keuangan dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Selain itu, koperasi juga dapat membantu UMKM dalam hal pengembangan produk dan pemasaran, serta memberikan akses ke jaringan pasar yang lebih luas. Dengan demikian, peran koperasi sebagai modal usaha bagi UMKM sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan UMKM sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. 2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi koperasi dapat menjadi strategi yang tepat untuk memajukan sektor usaha masyarakat, terutama bagi UMKM. Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh UMKM adalah kekurangan modal untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk. Oleh karena itu, peran koperasi dalam memberikan dukungan keuangan kepada usaha kecil sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara. Namun, sumber pendanaan seringkali menjadi masalah bagi pengusaha mikro dan kecil, karena pendapatan dan penjualan yang kurang memadai. Sebagai akibatnya, individu atau kelompok yang terlibat dalam usaha ekonomi, terutama dalam perdagangan, selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan penjualan mereka. B. Upaya yang dilakukan koperasi di Kecamatan Kemiling Upaya yang dilakukan koperasi dalam memberdayakan dan mengembangkan UMKM di kecamatan Kemiling antara lain: 1. Memberikan pelatihan dan pendidikan 7 Melalui pelatihan dan pendidikan, koperasi dapat membantu para anggota UMKM untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola bisnis mereka, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam mengelola bisnis dan menghadapi tantangan yang ada di pasar.Dalam melaksanakan program pelatihan dan pendidikan, koperasi dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan, pelatihan, atau konsultan bisnis yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tertentu yang dibutuhkan oleh anggota UMKM. Dengan demikian, koperasi dapat memberikan pelatihan dan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anggota UMKM, sehingga dapat membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengelola bisnis mereka. Melalui pelatihan ini, masyarakat juga diajarkan untuk memilih lokasi yang strategis, yaitu lokasi yang berpotensi untuk menjadi tempat berjualan karena ada peluang untuk mengembangkan usaha membuka cabang di daerah yang memiliki potensi penjualan tinggi. Berikut topik yang dibahas dalam pelatihan tersebut: a) Pelatihan komunikasi persuasif Tujuan pelatihan komunikasi persuasif ini adalah untuk membantu UMKM memahami pentingnya komunikasi persuasif, sehingga UMKM dapat bertransformasi dari sikap konsumtif menjadi sikap produktif. Hasil Hasil dari pelatihan komunikasi persuasif ini adalah perubahan sikap yang bersifat kognitif dan efektif. Diharapkan hasil dari kegiatan edukasi ini dapat mengatasi permasalahan perilaku anggota pengguna. b) Pelatihan pengelolaan administrasi dan keuangan. Pelatihan ini bertujuan agar para pelaku UMKM dapat mengelola keuangan secara efektif dan efisien. Dan agar para pelaku UMKM dapat menghasilkan profit atau keuntungan yang terus bertambah.Dalam pelatihan ini para pelaku UMKM akan belajar bagaimana membuat laporan keuangan berupa neraca perdagangan, laporan arus kas, laporan hasil sisa usaha, laporan perubahan modal. Peserta pelatihan memahami dan menerapkan standar operasional kawasan SHU koperasi. Semoga dapat mengatasi permasalahan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan melalui pelatihan ini Pelatihan administrasi dan pengelolaan keuangan ini sangat bermanfaat bagi para pelaku di sektor UKM dan juga bagi pengurus koperasi simpan pinjam karena dengan mengikuti pelatihan tersebut maka berharap. agar para pelaku UMKM maupun pengurus koperasi akan lebih memahami tentang administrasi dan pengelolaan keuangan. c) Pelatihan Kewirausahaan. Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pengusaha. Peserta dapat memulai dengan berbagai latihan untuk membangun bisnis, dari bisnis sederhana lalu pada akhirnya menjadi lebih berani untuk memulai bisnis yang lebih besar dan kompleks. Soft skill yang berkaitan dengan sifat entrepreneur harus dikembangkan bagi para pengusaha. Dan salah satu softskill yang harus dikembangkan adalah keberanian mengambil risiko. 8 2. Memberikan akses ke modal Pemberian akses ke modal dilakukan dengan memberikan pinjaman kepada anggota UMKM, sehingga mereka dapat mengembangkan bisnis mereka. Dalam hal ini, koperasi dapat memberikan pinjaman dengan persyaratan yang lebih mudah dan fleksibel dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Koperasi biasanya memiliki skema pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, serta persyaratan dan jaminan yang lebih mudah dipenuhi oleh anggota UMKM. Selain itu, koperasi juga dapat memberikan akses ke modal melalui program simpanan khusus yang ditujukan untuk anggota UMKM. Dalam program ini, anggota UMKM dapat menabung secara berkala dan akumulasi dari simpanan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk mengembangkan bisnis mereka. Pemberian akses ke modal tidak hanya sebatas pemberian pinjaman, tetapi juga dapat berupa pengembangan modal ventura. Dalam hal ini, koperasi dapat membantu UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka dengan memberikan modal dan bantuan dalam menjalankan bisnis mereka. Pemberian akses ke modal memiliki manfaat yang sangat penting bagi anggota UMKM. Dengan adanya akses ke modal, UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih mudah dan cepat, sehingga meningkatkan potensi keuntungan dan pertumbuhan bisnis mereka. Selain itu, pemberian akses ke modal juga dapat membantu UMKM dalam menghadapi tantangan ekonomi, seperti fluktuasi harga pasar dan masalah likuiditas keuangan. buatlah hasil penelitian dan pembahasan dari pernyataan ini C. Seberapa Berpengaruhnya Koperasi di Kecamatan Kemiling Dari semua hal yang telah di sebutkan di atas didapatkan pada hasil dan pembahasan mengenai peran koperasi serta upaya yang telah dilakukan koperasi di Kemiling, seperti memberikan pelatihan dan pendidikan, meningkatkan perekonomian, dan memberikan akses modal, tetapi nyatanya hal yang telah dilakukan ini tidak merata dan manyeluruh bahkan banyak pelaku UMKM tidak mengenal apa itu koperasi dan tidak mendapatkan manfaat dari koperasi tersebut, yang lebih parahnya beberapa pelaku UMKM tidak percaya pada koperasi di Kemiling terhadap program kerjanya. Dengan jumlah UMKM 23,925. Terdapat 22837 usaha mikro, 856 usaha keci, dan 232 usaha menengah di kecamatan Kemiling. Dan dengan jumlah koperasi yang aktif yaitu 8 koperasi, tentunya hal ini sangat timpang karena banyaknya pelaku UMKM hanya di dukung oleh 8 koperasi yang mana setelah di lakukan penelitian dapat di ambil data bahwa, koperasi di kecamatan Kemiling kurang efektif dalam melakukan pemberdayaan kepada koperasi di daerah tersebut. Dan juga pemberdayaan dan peranan koperasi tidak merata, hanya di rasakan oleh pelaku UMKM di lingkungan sekitar koperasi, sedangkan pelaku UMKM yang jauh dari lingkungan koperasi tidak mendapatkan manfaat dan tidak merasakan peranan atau kerja nyata koperasi. Dari data juga menyebutkan banyak koperasi di daerah Kemiling yang tidak aktif sebanyak 25 koperasi, hal ini dinilai dari ketidakhadiran dalam rapat anggota dalam tiga tahun berturut-turut. 9 Tentu sangat mengejutkan dimana keberadaan koperasi seharusnya memberikan manfaat yang baik dan memudahkan pelaku UMKM, tetapi karena kurangnya ajakan nyata dan pemberdayaan koperasi di Kemiling membuat tidak semua pelaku UMKM mendapatkan manfaat dan bantuan yang mana dapat membantu usaha mereka. Seharusnya koperasi lebih aktif lagi melakukan pemberdayaan dan lebih merata lagi untuk meningkatkan perekonomian, karena Kemiling memiliki banyak pelaku UMKM yang akan menjadi potensi yang baik untuk perekonomian disana. Ketika peran dan upaya yang dilakukan koperasi di Kemiling ini benar-benar terlaksana dengan baik dan menyeluruh, tentunya akan banyak sekali pelaku UMKM yang terbantu dengan program kerja mereka, seperti data yang didapatkan program kerja tersebut terlihat sangat bagus dan menjanjikan untuk pelaku UMKM disana, tetapi kurangnya aksi nyata lah yang membuat program kerja tersebut hanya sebatas program yang menjanjikan bukan sebuah tindakan. 10 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Peran dinas koperasi di Kemiling tidak efektif dikarenakan kurangnya ajakan nyata dari koperasi mengenai penyuluhan kepada pelaku UMKM. 2) Adanya persyaratan yang diberikan koperasi kepada pelaku UMKM yang mana hal ini cukup memberatkan pelaku UMKM yaitu mereka harus adanya kepemilikan lisensi usaha yang mana untuk mendapatkan lisensi memerlukan biaya yang cukup tinggi dan juga proses yang rumit. 3) Pinjaman modal yang diberikan tidak sampai kepada pengusaha kecil dan hal ini yang membuat para pelaku UMKM lebih memilih meminjam kepada bank, yang dinilai lebih mudah mendapatkan pinjaman. 4) Para pelaku UMKM banyak yang tidak percaya kepada koperasi di Kemiling terhadap program-program koperasi tersebut. Dan juga seharusnya peran koperasi di Kemiling sangat di perlukan dan harus ditingkatkan lagi, lebih aktif lagi melakukan pemberdayaan dan lebih merata lagi untuk meningkatkan perekonomian, karena Kemiling memiliki banyak pelaku UMKM yang akan menjadi potensi yang baik untuk perekonomian disana. Dan ketika adanya ajakan nyata dan pemberdayaan, hal ini akan meningkatkan perekonomian yang pesat di daerah tersebut, ditambah koperasi harus memulihkan nama baik dan meningkatkan citra mereka kembali terhadap ketidakpercayaan pelaku UMKM. 11 DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Undang- Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM Peraturan Menteri NOMOR 23/Per/M.KUKM/IX/2015, Tentang Koperasi Jurnal Lado, A. (2016). Pengertian Koperasi sebagai Badan Usaha Bersama dalam Bidang Perekonomian bagi Mereka yang Berekonomi Lemah. Jurnal Ekonomi Koperasi, 42(2), 123-135. Kasmir. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan. PT RajaGrafindo Persada. Halaman 252. Nayoan, M. F. (2019). Pandji Anoraga: Komik Mengenai Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi.(2022). Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/indicator/13/760/1/jumlah-koperasi-aktif-menurut-provinsi.html Badan Pusat Statistik. (2016). Statistik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Soemitro, R. A. A. (2016). Koperasi Sebagai Penggerak Utama UMKM di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 19(2), 147-160. Ariani, D. (2015). Koperasi Sebagai Solusi Pemberdayaan UMKM: Studi Kasus Koperasi di Indonesia. CV. Pustaka Setia. Kuntjojo.2009. Metode Penelitian. Kediri : Fitrimaya Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2016). Koperasi dan UMKM: Sukses Bersama Bangun Ekonomi Rakyat. Kementerian Koperasi dan UKM. Skripsi Subandi. (2007). Peran Pemerintah Daerah Dan Partisipasi Pelaku Usaha Dalam Pengembangan UMKM Manik-Manik Kaca di Kabupaten Jombang.(Palembang: Universitas Airlangga). 12 Internet Jumlah Koperasi dan UMKM di Indonesia.(2021).Kementerian Koperasi dan UMKM. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.djkn.kemenkeu. go.id/artikel/baca/15199/Wadah-UMKM-KEMENKEU-Aplikasi-Model-Satu-PaketKemudahan-Sistem-Untuk-KesejahteraanBangsa.html%23:~:text%3DBerdasarkan%2520data%2520Kementerian%2520Koperasi %2520dan,Rp8.573%252C89%2520Triliun.&ved=2ahUKEwj83pXMja3-AhXsDgGHXSYBVAQFnoECAsQBQ&usg=AOvVaw0WqmiyqYNOZWxVYhvKVUKo 13 LAMPIRAN Berikut adalah dokumentasi wawancara pelaku UMKM di kecamatan Kemiling: 14 Hasil cek Turnitin 15 16 17