Uploaded by Haikal Sastra Gauthama

BAB 1 & 2

advertisement
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA
SKRIPSI
Disusun untuk melengkapi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Sirojul Falah Bogor
Siti Marpah
NIM. 19010282
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) / TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SIROJUL FALAH BOGOR
1444 H. / 2023 M.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING I
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING II
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
PEDOMAN TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
ABSTRAK………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………......
DAFTAR TABEL………………………………………………………………......
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….....1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah…………………………………4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………......4
E. Kerangka Pemikiran..........................................................................5
F. Metode Penelitian…………………………………………………...7
G. Penelusuran Hasil Penelitian Yang Relevan………………………..8
H. Sistematika Penulisan…………………………………………….....8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Konsep dan Nilai-nilai Pendidikan Islam .............................................10
1. Pengertian Nilai ................................................................................10
2. Pengertian Pendidikan Islam ............................................................10
3. Fungsi Pendidikan Islam ...................................................................13
4. Bentuk-bentuk Nilai Pendidikan Islam .............................................14
5. Proses Terbentuknya Nilai ................................................................19
B. Dampak Film Sebagai Media Film Transformasi Nilai Bagi
Perkembangan Agama Anak ................................................................21
1. Pengertian dan Fungsi Film Dalam Proses Pembelajaran ................21
2. Pemanfaatan Media Film Sebagai Media Pembelajaran ..................22
i
3. Dampak Film Sebagai Media Transformasi Terhadap Perilaku
Anak………………………………………………………….…23
C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Sebagai Media
Transformasi Bagi Anak……………………………….…………..28
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Metode Penelitian ..................................................................
B. Variabel Penelitian ....................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................
D. Jenis Data ..................................................................................................
E. Sumber Data ..............................................................................................
F. Teknik Pengambilan Data .........................................................................
G. Teknik Analisis Data ................................................................................
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Film .....................................................................................................
1. Deskripsi Film ...........................................................................................
2. Sejarah Film Animasi Nussa dan Rara .....................................................
3. Tokoh Pembuat Film Animasi Nussa dan Rara ........................................
4. Crew Produksi Film Animasi Nussa dan Rara..........................................
5. Riwayat Penayangan Film.........................................................................
6. Karakter Dalam Film Animasi Nussa dan Rara ........................................
B. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Film Kartun Animasi Nussa
Dan Rara........................................................................................................
1. Nilai Aqidah ..............................................................................................
2. Nilai Ibadah ...............................................................................................
3. Nilai Akhlak ..............................................................................................
C. Isi Film Kartun Animasi Nussa dan Rara ......................................................
1. Yah Hujan .................................................................................................
2. Shalat Itu Wajib.........................................................................................
3. Jangan Kalah Sama Setan .........................................................................
ii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat cepat di
zaman modern ini, tidak hanya meningkatkan komunikasi massa atau
aktivitas media tua, tetapi juga menampilkan media baru dalam kehidupan
kita sehari-hari. Media yang baru adalah media konten dapat diakses
kapan saja, di mana saja, di perangkat digital apa saja, memiliki
kemampuan untuk melakukannya interaksi antara informan dan penerima
informasi, sebaik mungkin partisipasi kreatif dari berbagai pihak.
YouTube adalah media yang dapat menampilkan peristiwa atau presentasi
audiovisual. YouTube memberi Kemudahan menampilkan karya video
untuk dinikmati semua orang pengguna internet. Berdasarkan survei orang
tua sering menggunakan YouTube sebagai sarana untuk menyampaikan
pendidikan islami pada anak.1
Sangat penting menerapkan pendidikan Islam pada anak untuk
mengembangkan moral dan akhlak mulia kepribadian seorang muslim.
Oleh karena itu, Allah bertakwa kepada anak dan sebagai generasi umat
Islam, mereka harus dibimbing dan diarahkan sesuai dengan ajaran Islam.
Al-Qur'an sesuai perintah Allah yang maha Esa di zaman sekarang ini,
teknologi berkembang begitu pesat dan salah satunya adalah media seperti
handphone (gadget) dan televisi, sehingga tidak heran jika banyak anakanak
yang
menggunakan
gadget
karena
kecanduannya
dalam
menggunakan gawai dan menonton televisi dapat memberikan efek positif
1
Andini Mustika Putri, dkk, Pendidikan Agama Islam Sebagai Bentuk Untuk
Menumbuhkan Kepribadian Muslim Pada Diri Anak, PeTeKa 5 (3), 383-395, 2022
Jurnal.um-tapsel.ac.id
1
bagi anak-anak, seperti tayangan yang mengandung nilai-nilai pendidikan
dan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits.
Orang tua memiliki peran penting dalam mengatur, mengarahkan
dan membimbing anak agar terhindar dari yang tidak baik dan berdampak
buruk bagi perkembangan anak. Film animasi atau kartun sangat populer
di kalangan anak-anak, menonton kartun adalah cara yang bagus untuk
mendidik anak. Namun di sisi lain, film animasi dapat berdampak buruk
bagi anak, seperti kekerasan, kurang empati, bahasa kasar dan lain
sebagainya yang dapat mendorong anak untuk berperilaku nakal.2
Anak-anak sering mengidolakan dan meniru isi didalam film
kartun, kekaguman mereka terhadap kartun bisa salah paham. Orang tua
harus bisa memilih konten animasi yang cocok untuk anak, seperti konten
animasi yang mengandung nilai-nilai pendidikan berdasarkan ajaran Islam
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits, seperti film animasi Nussa dan Rara.
Bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Pada
tanggal 20 November 2018 telah dirilis salah satu animasi produksi
Indonesia yaitu Nussa dan Rara animation, Nussa dan Rara merupakan
kartun edukasi yang memberikan pesan dan kesan moral tentang
terjalinnya nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Animasi ini merilis episode
perdananya di YouTube resmi milik Nussa. Animasi ini merupakan
produk dari empat Stripe Productions yaitu: Aditya Triantoro sebagai
CEO The Little Giantz, Bony Wirasmono sebagai Creative Director, Yuda
Wirafianto sebagai Executive Producer dan Ricky Manoppo “Nussa”
animation sebagai Producer.
Animasi Nussa dan Rara menceritakan keseharian kakak beradik,
karakter Nussa sebagai kakak dan Rara sebagai adik, mereka selalu belajar
untuk bersikap baik, berpikir positif dan mensyukuri banyak hal yang
dialami dan masih banyak lagi nilai-nilai islami lainnya. Film animasi ini
2
Mohamad Fadhilah Zein, Panduan Menggunakan Media Sosial Untuk Generasi Emas
Milenial (Jakarta: Mohamad Fadhilah Zein, 2019)
2
dapat bermanfaat dan membantu mengurangi kecemasan orang tua
terhadap tayangan yang berbahaya bagi anak. Film animasi Nussa dan
Rara yang diproduksi oleh rumah animasi The Little Giantz ini hanya
berdurasi sekitar tiga sampai lima menit saja dan sejauh ini sudah
mencapai jutaan penonton. Oleh karena itu, film serial Nussa dan Rara
termasuk dalam kartun pendidikan yang mengutamakan ayat-ayat AlQur’an, maka perlu dikaji apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung dalam film animasi tersebut. Penerapan dan kebenaran, ayatayat yang digunakan, pesan moral, bahasa dan motivasi dalam kehidupan,
terutama untuk anak-anak. Film animasi ini harus dipelajari agar film ini
menjadi salah satu sarana belajar yang tepat bagi anak-anak.3
Dalam hal ini perlu diteliti, karena terkadang tidak semua film
animasi memiliki ajaran yang baik, namun ada saja ajaran yang tidak
pantas untuk ditonton oleh anak-anak, bahkan terkadang ada yang
menghina Islam, contohnya film animasi Fireman Sam yang merupakan
film kartun. Film animasi yang menampilkan materi yang melanggar Alqur’an ini berkisah tentang seorang pemadam kebakaran bernama Sam,
yang misinya membantu orang menjadi idola sejak 1987. Kemudian, film
animasi The Life Of Muhammad muncul pada tahun 2008, film ini tentang
Nabi Muhammad dan istrinya yang berusia 9 tahun bernama Aisyah dari
segi seksual, film ini juga menampilkan wajah Nabi Muhammad yang
tidak diperbolehkan dalam Islam. Juga penggambaran karakter tokoh
SpongeBob SquarePants kurang bagus yaitu Mr. Karakter Greedy Krabs,
cumi pemarah, SpongeBob SquarePants. Bercirikan nafsu, Plankton
pencemburu, Patrick pemalas, Sandy berpikiran terbuka, sifat dan karakter
mereka adalah sifat yang tidak dianjurkan dalam Islam. Selain film
animasi Tom and Jerry, film animasi ini sangat populer di kalangan anakanak, namun sangat disayangkan film ini tidak cocok untuk ditonton oleh
3
KARYA ADITYA TRIANTORO, Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Film Animasi Nussa dan Rara,
core.ac.uk
3
anak kecil, meskipun terlihat lucu, film ini banyak mengandung adegan
kekerasan, misalnya. mengalahkan, melempar dan menggunakan bahan
peledak, dapat menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk
mengangkat permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian, penulis
mencoba menarik perhatian permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi
“Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Film Animasi Nussa dan
Rara”.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat
dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apa
Saja Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Film Animasi Nussa dan
Rara?.”
2. Pembatasan Masalah
Film animasi kartun Nussa dan Rara telah memasuki 75
episode. Akan tetapi, penulis akan mencoba melakukan penelitian
yang hanya berfokus pada 1-3 episode.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan
agama Islam dari film animasi Nussa dan Rara.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan pendidikan Islam berbasis media
audiovisual.
Dalam
prakteknya,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat sebagai referensi bagi pembaca dan analis bidang
pendidikan khususnya pendidikan Islam yang mengkaji nilai-nilai
4
pendidikan Islam dalam film animasi Nussa dan Rara. Bahan rujukan
keilmuan bagi pendidik dan orang tua untuk memilih film Nussa dan Rara
dalam mengajarkan nilai-nilai pendidikan Islam.
E. Kerangka Pemikiran
Agar tidak terjadi kekacauan dalam memahami istilah-istilah yang
terdapat pada judul karya, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang
terdapat pada judul karya ini, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai Pendidikan Islam
Dapat dipahami bahwa nilai adalah standar tingkah laku,
keindahan, keadilan, kebenaran, efisiensi yang mengikat manusia dan
harus dilaksanakan serta dipertahankan. Pada saat yang sama,
pendidikan Islam adalah upaya sadar untuk mengembangkan
keterampilan seseorang agar seseorang dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam dan menjadikannya pedoman hidup baik
dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Sehingga mereka
menjadi orang yang bahagia didunia dan diakhirat. Kehidupan manusia
tidak lepas dari nilai-nilai, kemudian nilai-nilai tersebut dilembagakan.
Nilai kelembagaan terbaik, misalnya melalui pendidikan. Seperti yang
dikatakan Muhaimin dan Abdul Mujib, pendidikan adalah proses
perubahan dan pengembangan nilai. Dengan demikian, setiap aspek
pendidikan Islam mengandung beberapa unsur kunci yang mengarah
pada pemahaman dan pengalaman ajaran Islam secara utuh.
Hal-hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pendidikan
Islam adalah : proses pembiasaan nilai dan proses pengembalian nilai
serta proses penyesuaian nilai. Selain itu, misi pendidikan Islam adalah
mendorong dan mengembangkan nilai-nilai Islam serta memenuhi
keinginan masyarakat dan kebutuhan sumber daya manusia pada
semua tingkatan dan bidang pembangunan demi terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Nilai pendidikan Islam harus ditanamkan
5
kepada anak-anak sejak dini agar mereka mengenal nilai-nilai agama
dalam kehidupannya. Ada dua kategori nilai dalam Islam, yang
pertama adalah nilai normatif seperti nilai Islam yang berkaitan dengan
baik dan buruk, benar dan salah, berkah dan laknat Allah. Kedua
adalah nilai-nilai fungsional, seperti nilai-nilai Islam, yang merupakan
prinsip-prinsip untuk membakukan perilaku manusia, yaitu wajib,
sunnah, mubbah, makruh dan haram. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah standar atau ukuran
perilaku, keindahan, keadilan, kebenaran dan efisiensi menurut ajaran
Islam, yang harus dilaksanakan dan dipelihara dalam kehidupan
pribadi dan masyarakat.
2. Film Nussa dan Rara
Film ini sendiri memiliki definisi sebagai alat komunikasi
audiovisual yang tidak hanya menghibur tetapi juga menginformasikan
bahkan dapat menyentuh emosi penontonnya. Menurut Hiawan Pratista
(2008), film adalah media audiovisual yang memadukan unsur naratif
dan sinematik. Unsur naratif sendiri berkaitan dengan tema, sedangkan
unsur sinematik adalah alur atau cerita yang berjalan dari awal hingga
akhir.4 Dalam film animasi, aktor sungguhan tidak digunakan dalam
pembuatan film. Sorotan biasanya digambar oleh animator langsung
sebelum dimasukkan ke dalam cerita, dan kemudian ditambahkan
suara para aktor. Memiliki film yang menarik perhatian penonton pada
akhirnya memberinya fungsi. Film biasanya digunakan sebagai media
yang paling mudah dicerna oleh masyarakat.
Film kartun Nussa dan Rara adalah film animasi dengan pasangan
anak sebagai pemeran utamanya, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam
penelitian ini, film Nussa dan Rara mengacu pada film animasi Nussa
dan Rara yang diproduksi oleh perusahaan animasi The Little Giantz
yang diprakarsai oleh Mario Irwansyah bekerja sama dengan 4 Stripe
4
Pratista, H. (2008). Memahami film. Homerian Pustaka.
6
Production. Nilai-nilai ajaran agama Islam dalam film animasi Nussa
dan Rara episode 1-5 merupakan wujud nyata dalam perilaku seharihari.
Q.S An-Nahl : 125
‫سنَ ِة َوجَا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِ ْي ِهي‬
ُ ‫ا ُ ْد‬
َ ‫سبِ ْي ِل َربِكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِع َظ ِة ا ْل َح‬
َ ‫ع ا ِٰلى‬
َ ‫س ُۗنُ اِنَّ َربَّكَ ه َُو ا َ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
‫سبِ ْي ِل ٖه َوه َُو ا َ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهت َ ِديْن‬
َ ‫ض َّل ع َْن‬
َ ْ‫اَح‬
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebat lah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.
F. Metode Penelitian
1.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif terhadap
kartun Nusa dan Rara. Jenis penelitian ini tidak terikat oleh waktu dan
tempat. Periode penelitian ini disusun mulai Januari 2023 hingga Juni
2023.
2. Jenis penelitian
Dilihat dari objek penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian
kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan menganalisis film
“Nussa dan Rara”. Penelitian tinjauan pustaka adalah munculnya
argumentasi penalaran ilmiah yang menyajikan hasil kajian pustaka
atas hasil refleksi peneliti terhadap suatu masalah yang mencakup satu
topik yang memuat sejumlah gagasan yang saling berkaitan yang harus
didukung oleh informasi dari sumber pustaka.
G. Penelusuran Hasil Penelitian Yang Relevan
7
Studi korespondensi menjelaskan perbedaan status (State Of Art)
atau mengkonfirmasi hasil studi tersebut dengan studi yang ada,
membandingkan kesimpulan yang kita sebagai ilmuwan berpikir.
Beberapa penelusuran studi yang ada menemukan beberapa klaim yang
terkait dengan studi ini, antara lain:
1.
Skripsi Mutolingah, 2011 berjudul “Nilai-nilai Islam dalam Upin Ipin oleh
Karya moh. Nizam Abdul Razak dkk. Tesis ini menjelaskan tentang nilainilai Islam dalam Upin Ipin oleh Moh. Abdul Razak dkk. Nilai-nilai yang
dikaji dalam penelitian ini yaitu Ketaatan, Toleransi, Rendah Hati, Ikhlas
dan Amar ma'ruf Nahi munkar Dengan demikian nilai-nilai yang dipelajari
adalah nilai-nilai Islam sedangkan penulis mengkaji nilai-nilai pendidikan
Islam dalam Upin dan Ipin Mohi. Abdul 11 Razak dkk yang meliputi nilai
pendidikan agama, nilai pendidikan akhlak dan nilai pendidikan pujian.
2.
Skripsi Fifi Nur Rokhmah, 2013, berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Dalam Lirik Lagu Wali Band Religius (Kajian Lagu Mengingat
Shalawat)”. Dalam skripsi ini, Fifi memfokuskan kajian terhadap nilainilai pendidikan Islam yang terkandung dalam lirik lagu religi grup Wali
dari album “Ingat Shalawat”, sedangkan penulis mengkaji nilai-nilai
pendidikan Islam dalam karya-karyanya dalam bentuk seni film, yaitu film
animasi Nussa dan Rara.
H. Sistematika Penulisan
Bab kedua adalah landasan teori. Bab ini membahas tentang nilainilai pendidikan Islam dan film “Nussa dan Rara”, yaitu tentang
pengertian nilai-nilai pendidikan Islam, pengertian pendidikan Islam,
fungsi pendidikan Islam dan bentuk-bentuk nilai pendidikan Islam. Bab
ketiga berisi analisis data dan hasil penelitian. Pada bab ini penulis
memberikan informasi tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung dalam film Nussa dan Rara, yang meliputi nilai pendidikan
agama, nilai pendidikan akhlak dan nilai pendidikan agama. Semua
episode Jangan kalah dengan setan, sholat itu wajib dan akan turun hujan.
8
Bab empat merupakan ringkasan, bab ini berisi kesimpulan, saran dan
catatan akhir, daftar pustaka, lembar saran resmi dan lampiran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam
1. Pengertian Nilai
Nilai dalam bahasa inggris disebut value, bahasa latin valere yang
berarti berguna, mampu akan sesuatu, berdaya, berlaku, kuat, dan
kompeten.5 Value berarti qayyim dalam bahasa arab atau sering juga
alqayima.6 Dalam kamus filsafat, nilai adalah sesuatu yang berguna
untuk mencapai suatu tujuan.7 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata “nilai” diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau
berguna bagi umat manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai
adalah hal-hal yang berharga dan penting bagi kehidupan manusia.8
Menurut Islam, hal-hal yang dianggap berharga dan penting
bersumber dari Alquran dan Hadits. Dengan demikian, nilai-nilai
yang disebutkan dalam kajian ini merupakan persoalan penting yang
bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Nilai berkaitan erat dengan
norma yang diterima oleh seluruh masyarakat.9 Sidi Gazalba artinya
nilai adalah sesuatu yang abstrak dan ideal. Nilai bukanlah objek atau
fakta konkret, dan bukan hanya tentang keinginan dan bukan
perbuatan, suka dan tidak suka. Nilai ada dalam hubungan antara
objek yang dihargai dan objeknya. 10
Nilai-nilai pendidikan Islam adalah harapan pendidikan Islam
terhadap sesuatu/sifat/hal (yang bermanfaat dan bermanfaat bagi
5
Bagus Lorens, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 135
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=nilai+dalam+bahasa+arab
7
Afifuddin Harisah, Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar Pengembangan, Deepublish, 2018
8
ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya 1 (1), 57-66, 2020
9
Zulkarnain Abdurrahman, Teori Maqasid Al-Syatibi Dan Kaitannya Dengan Kebutuhan Dasar
Manusia Menurut Abraham Maslow, Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam 22 (1),
2020
10
Nur Kholijah, Nilai-nilai Pendidikan Islam Menurut Perspektif Pemikiran Abdullah Nashih
Ulwan, repository.umsu.ac.id
6
10
manusia dan dijadikan acuan perilaku) yang menjadi landasan bagi
manusia untuk mencapai tujuannya hidup yaitu mengabdi kepada
Allah SWT. Agar mereka bahagia di sini dan di sini. Padahal, nilainilai pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang
ada dalam Islam itu sendiri. Dimana nilai-nilai yang ada coba diubah
menjadi umat Islam melalui pendidikan Islam. Nilai-nilai Islam
diubah melalui pendidikan Islam yang dilembagakan sebagai nilainilai pendidikan agama Islam. 11 Nilai-nilai utama ajaran Islam adalah
iman, Islam dan ihsan, yang merupakan satu kesatuan yang kokoh
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seperti yang Anda
ketahui, prinsip dasar Islam adalah: iman (keyakinan), ibadah
(syariah) dan ikhsan (akhlak).
Upaya mendewasakan manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu pedagogy yang
berarti pengajaran yang diberikan kepada anak. Ungkapan ini
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai education
yang artinya perkembangan atau pengajaran.12 Pendidikan dalam arti
luas berarti proses pengembangan seluruh aspek kepribadian
seseorang, yang meliputi pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan untuk mencapai kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai
tersebut meliputi nilai religi, budaya, iptek, seni dan keterampilan
yang
ditransformasikan
untuk
mempertahankan
mengubah budaya yang dimiliki masyarakat.
atau
bahkan
13
Dalam bahasa Arab, istilah pendidikan biasanya mengacu
pada kata at-tarbiyah, at-ta'dib dan at-ta'lim. Di antara ketiga
ungkapan tersebut, kata attarbiyah sering digunakan dalam praktik
11
Musohihul Hasan Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 1 (1), 180-213, 2015
12
Saifudin Zuhri As-Sibyan 2 (1), 39-55. 2019
Ade Imelda Al-Tadzikyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8 (2), 227-247, 2017
13
11
pendidikan Islam. Pada dasarnya, setiap kata berbeda. Hal ini
disebabkan penggunaan kata yang berbeda.
‫اس‬
ُ ‫ك ُْونـ ُ ْـوا َربَّا ِن ِيـْينَ ُحلَ َما َء فُقَ َها َء‬
َ َّ‫ــر ِبــى الن‬
َ ُ‫لربَّا ِن ُّي الَّذِى ي‬
َّ َ ‫علَ َما َء َويُقَا ُل ا‬
‫ِب ِصغَ ِار اْل ِع ْل ِم قَ ْب َل ِكبَ ِار ِه‬
"Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik
apabila seseorang mendidik manudia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit
yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari)
a. Istilah At-Tarbiyah
Penggunaan kata tarbiyah berasal dari kata rabb, dari kata kerja
rabbayurobbitarbiyatan,
yang
berarti
“mengurus,
mengurus,
dan
mengurus”. Secara filosofis mengisyaratkan bahwa pendidikan Islam
berasal dari pendidikan yang diberikan Allah sebagai guru kepada seluruh
ciptaannya, termasuk manusia Konsep pengasuhan, pengasuhan dan
pendidikan meliputi konsep mempengaruhi jiwa anak didik secara
bertahap menuju tujuan tertentu yaitu menanamkan ketakwaan dan akhlak
mulia sehingga terbentuk manusia yang berkepribadian luhur sesuai ajaran
Islam.
b. Istilah At-Ta”lim
Kata at-ta'lim lebih umum dibandingkan dengan at-tarbiyah dan atta'dib. Rasyid Ridha mendefinisikan at-ta'lim sebagai transmisi berbagai
informasi ke jiwa individu tanpa batasan dan kondisi tertentu.
14
Oleh
karena itu, pengertian at-ta'lim tidak terbatas pada ilmu lahiriah saja, tetapi
mencakup ilmu teoritis, ilmu dan keterampilan yang diperlukan dalam
kehidupan.
c. Istilah At-Ta’dib
At-ta'dib berarti pengenalan yang ditanamkan secara bertahap pada
manusia dan pengenalan akan tempat yang tepat dalam tatanan
14
Muhammad Arya Dana INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, Dan Kebudayaan 6 (1),
88-104, 2020
12
penciptaan.12 Istilah at-ta'dib mengacu pada pengertian ('ilm), ajaran
(ta'lim) dan kebaikan15. mengasuh anak (tarbiyah), sehingga pengertian attarbiyah dan at-ta'lim termasuk dalam kata at-ta'dib.
Dari segi terminologi, para ahli pendidikan Islam merumuskan
konsep pendidikan Islam. Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah
bimbingan yang diberikan seseorang agar ia dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan ajaran Islam.16 Menurut Moh. Fadil Al-Djamaly,
Pendidikan Islam adalah proses yang membimbing manusia menuju
kehidupan yang baik dan mengangkat kemanusiaannya sesuai dengan
kemampuan dasarnya (kodrat) dan kemampuan mengajar (pengaruh
eksternal).17 Dalam Islam, M. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian
bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan
hatinya, mental dan fisiknya, akhlak dan kemampuannya. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia untuk hidup lebih
baik dalam situasi apapun.18 Sedangkan Hasan Langgulung merumuskan
pendidikan Islam sebagai suatu proses yang mempersiapkan generasi
muda untuk berperan dengan menambahkan ilmu dan nilai-nilai Islam
yang disesuaikan dengan aktivitas manusia untuk berbuat baik di dunia
dan mencapai hasil di akhirat.19
Mencermati beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam pada dasarnya adalah membimbing jasmani dan rohani,
memberikan ilmu dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada seseorang
untuk membentuk kepribadian Islami yang seutuhnya sehingga dapat
menerapkan ajaran Islam tersebut. Nilai-nilai dalam dirinya dan
lingkungan, yang akhirnya mencapai kebahagiaan di sini dan di sini.
15
Ibid, hal. 30
Lis Yulianti Syafrida Siregar Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak 1 (2), 16-32, 2017
17
Nanik Susilawati, Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Eksakta 1 (1), 1-7, 2021
16
18
Rudi Ahmad Suryadi, Deepublish 2018
19
Mohammad Arifudin, Islamuna: Jurnal Studi Islam 1 (1), 2014
13
QS. Az-Zumar Ayat 9
ٰ ْ ‫اجدًا َّوقَ ۤا ِٕى ًما يَّحْ ذَ ُر‬
ٖۗ َ‫اْلخِ َرة َ َويَ ْر ُج ْوا َرحْ َمةَ َربِ ٖۗه قُ ْل ه َْل يَ ْسَت َ ِو الَّ ِذيْنَ يَ ََْْ ُم ْونَ َوالَّ ِذيْنَ َْل يَ ََْْ ُم ْون‬
ِ ‫س‬
َ ‫َّم ْن ه َُو قَانِتٌ ٰان َۤا َء الَّ ْي ِل‬
ࣖ‫ب‬
ِ ‫اِنَّ َما يََتَذَ َّك ُر اُولُوا ْاْلَ ْلبَا‬:
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran.”
1. Fungsi Pendidikan
Tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya adalah transmisi
(transmission) dan transformasi (transmission) nilai-nilai Islam dari satu
generasi ke generasi berikutnya dengan unsur-unsur kemanusiaan dan
nilai-nilai Islam20. Tugas pendidikan Islam juga untuk mewariskan dan
menularkan nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam ajaran Islam, agar
nilai-nilai tersebut tercermin dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Secara garis besar, misi pendidikan Islam adalah mengembangkan
manusia seutuhnya yang mampu membangun dunia dalam segala
dimensinya sesuai dengan komitmen keimanannya kepada Allah. Dengan
kata lain, pendidikan Islam berperan sebagai penanaman nilai-nilai positif
yang sesuai dengan fitrah manusia.
2. Bentuk-Bentuk Nilai Pendidikan Islam
a. Nilai Pendidikan Akidah
Kata aqidah dalam kamus Lisaanul ‘araba – Qaamusul Muhiith
dan al Mu’jamul Wasiith diambil dari akar kata “al-aqdu” yang artinya
mata rantai penentuan yang tidak menimbulkan keraguan bagi
20
Muhammad Haris, Ummul Qura 6 (2), 1-19, 2015
14
pengambil keputusan. Padahal arti aqidah dalam agama berarti merujuk
pada keyakinan, bukan perbuatan atau apa yang telah menjadi
keputusan yang jelas baik itu benar maupun salah. 21
Aqidah harus dipahami tidak hanya sebagai keyakinan terhadap
rukun iman, yaitu iman kepada Allah, para malaikat Allah, kitab-kitab
Allah, para nabi, hari akhir, dan qadla-qadar, tetapi Aqidah juga harus
dipahami sebagai fakta. bahwa kita memenuhi semua yang diputuskan.
Allah dan beribadah kepada-Nya serta bagaimana menerapkan nilainilai yang terkandung dalam aqidah yang kita yakini. Karena akidah
selalu memerintahkan kita untuk taat kepada Allah dan meyakini bahwa
aturan-Nya itu benar.
Aqidah memerintahkan kita untuk selalu taat kepada Allah dan
meyakini bahwa aturan-aturan-Nya adalah benar. Jadi konsep
pendidikan harus ada di sini. Tujuan pendidikan adalah untuk
menciptakan manusia yang tidak hanya berkompeten dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi tidak berakhlak, tetapi juga manusia
yang berkompeten dalam imtaq dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan pendidikan anak usia dini berbasis akidah adalah membentuk
kepribadian islami yaitu akidah islami pada anak.
Sebagai landasan berpikir dan bertingkah laku dalam kehidupan
kehidupan. Anak yang berkepribadian muslim adalah anak yang
memiliki banyak kelebihan, sehingga dapat dikatakan anak yang lebih
baik. Anak hebat adalah anak yang bertakwa, cerdas, sehat dan berjiwa
pemimpin. Anak penguasa adalah anak yang berorientasi pada cara
berpikir dan berperilaku berdasarkan akidah Islam, yang memiliki
kecakapan
dan
kemampuan
yang
dapat
digunakannya
dalam
kehidupannya maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
21
Abdullah Abdul Hamid, “Definisi Aqidah”, http://abuamincepu. wordpress. Com /2008/02/19/
pengertian-akidah/, (diakses pada tanggal 10 Desember 2010), hal. 1.
15
Sehingga mereka dipersiapkan menjadi pemimpin di masa depan yang
akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan peradaban bangsa
dimana mereka hidup.
Tugas pendidikan aqidah adalah menanamkan keimanan pada anak
untuk kehidupannya kelak. Keyakinan adalah modal terpenting untuk
mengembangkan apa yang disebut Howard Gardner sebagai kecerdasan
mental, salah satu dari beberapa kecerdasan. Kecerdasan mental tidak
boleh diremehkan dalam kehidupan. Ini berfungsi sebagai semacam
keterampilan hidup untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas.22
Pendidikan berbasis aqidah adalah pendidikan dengan pendekatan
keagamaan, artinya ajaran agama dari suatu agama tertentu dijadikan
sebagai sumber inspirasi bagi pengembangan teori atau konsep
pendidikan yang dapat dijadikan landasan pelaksanaan pendidikan.
Ajaran agama yang mengandung keyakinan dan nilai-nilai kehidupan
dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan pendidikan,
bahan ajar, metode, bahkan untuk jenis pengajaran.23
Tujuan pendidikan bukan hanya untuk mencetak manusia yang
cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, cerdas secara
intelektual, tetapi juga harus mampu mengembangkan sikap dan jiwa
keagamaan yang terbuka (Inklusif), karena keduanya tidak dapat
dipisahkan. Keduanya diharapkan tumbuh dan berkembang bersama
agar kehidupan siswa seimbang.24
22
Khaerudin, Madaniyah 4 (1), 45-57, 2014
Muhammad Binur Huda, Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
6 (1), 84-89, 2018
24
Nur Ainiyah, Al-Ulum 13 (1), 25-38, 2013
23
16
a. Nilai Pendidikan Ibadah
Ibadah secara (etimologi) berarti penghinaan dan ketundukan.
Menurut syara (terminologi) ibadah memiliki banyak definisi tetapi
makna dan tujuannya adalah satu.25
a) Ibadah adalah ketaatan kepada Allah SWT. Melaksanakan
perintah-Nya melalui mulut para utusan-Nya.
b) Ibadah adalah kehinaan kepada Allah SWT. Ini adalah tingkat
penyerahan tertinggi yang disertai dengan perasaan mahabbah
(cinta) tertinggi.
c) Ibadah adalah istilah yang mencakup segala sesuatu yang
dicintai dan disukai oleh Allah SWT. Baik itu dalam bentuk
kata-kata atau tindakan, eksternal dan internal.
Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim untuk beriman
dan mengikuti akidah Islam. Mengutamakan ketaatan dalam ibadah anak
dimulai dari keluarga. Sejak dini, anak-anak harus dikenalkan dengan
nilai-nilai ibadah, misalnya dengan mengajarkan mereka membaca suratsurat pendek Al-Qur'an agar lancar membacanya, karena membaca AlQur'an adalah ibadah. Kemudian anak juga dilatih untuk mendirikan
sholat, tujuannya agar saat anak memasuki masa puber tidak perlu repot
belajar sholat.26 Nilai pendidikan pujian merupakan salah satu aspek
pendidikan Islam yang perlu mendapat perhatian. Tujuan dari semua
ibadah Islam adalah agar manusia selalu mengingat Allah SWT. Dapat
dipahami bahwa ibadah merupakan ajaran Islam yang tidak dapat
dipisahkan dari iman, karena ibadah merupakan ekspresi iman. Dengan
demikian kuat atau lemahnya ibadah seseorang ditentukan oleh kualitas
keimanannya. Semakin tinggi nilai ibadah maka semakin tinggi pula
25
Ahmad Shaufi, STIT DARUL ULUM KOTABARU, 2022
26
Roby Krismoniansyah, AT-TA’DIB: JURNAL ILMIAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, 1-14,
2020
17
keimanannya. Dengan demikian, ibadah merupakan cermin atau bukti
aqidah yang sebenarnya.27
B. Nilai Pendidikan Akhlak
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab “‫ ”اخال ق‬yang
berarti kata “‫ خك‬artinya budi pekerti, menurut beberapa ahli sebagai
berikut :28
a) Menurut Imam Ghozal, akhlak adalah bentuk atau sifat yang tertanam
dalam jiwa yang memudahkan segala perbuatan tanpa perlu
perencanaan dan pertimbangan.
29
b) Prof. dr. Amin mendefinisikan akhlak sebagai kebiasaan kehendak,
yang berarti seluruh kehendak, bila dibiasakan dengan sesuatu,
kebiasaan itu disebut akhlak.
30
c) Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa yang dibiarkan
bertindak tanpa perlu dipikirkan dan direnungkan terlebih dahulu.
31
Penentuan nilai pendidikan moral tentunya tidak terlepas dari
pengertian masing-masing suku kata dari tiga kata yaitu: nilai, pendidikan
dan moralitas yang semuanya telah diuraikan di atas. Dari penjelasan
khusus mengenai pengertian tersebut, penulis mendapatkan gambaran
bahwa nilai pendidikan akhlak merupakan ciri yang berharga dalam proses
menjadikan kepribadian berperilaku santun dalam kehidupannya, yang
dapat membentuk karakter seseorang.32
Orang harus menerima dan memahami nilai pendidikan moral karena
itu mengarah pada kebaikan dalam pikiran atau tindakan untuk
mengembangkan
27
28
karakter
dan
pemikiran.
Mengajarkan
Lia Yuliarti, IAIN Ponorogo, 2021
Dewi Prasari Suryawati, Jurnal Pendidikan Madrasah 1 (2), 309-322, 2016
29
Imam Ghozali, Murabbi 2 (2), 2019
Imam Muslih, Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat 1, 187-195, 2018
31
Ifa Afidah, Falasifa: Jurnal Studi Keislaman 10 (1), 17-26, 2019
32
Eva Agustiantim Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sumatera Utara, 2023
30
18
nilai-nilai
pendidikan akhlak untuk mencapai kesempurnaan tingkah laku adalah
tujuan pendidikan yang sebenarnya. Nilai-nilai pendidikan akhlak harus
meliputi sifat-sifat terpuji seseorang terhadap Allah SWT, dirinya sendiri,
sesama manusia dan alam. Nilai pendidikan moral dalam sebuah karya
sastra dimaksudkan untuk memberikan makna sastra yang dapat dipahami
dan diamalkan dalam perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan akhlak merupakan gabungan dari keduanya yang telah
dijelaskan di atas dalam kaitannya dengan pengertian pendidikan dan
akhlak, sehingga penjelasan ini dapat memberikan pengertian bahwa
pendidikan akhlak adalah usaha sadar untuk melatih kehendak berupa
perbuatan yang mengarahkan manusia. untuk kesempurnaan dalam
perilaku terpuji tanpa rencana. Artinya, realisasi diri sebagai pribadi yang
bermoral diawali dengan keinginan untuk mewujudkan keinginan dalam
hati melalui tindakan, meskipun masih ada perencanaan. Ini berlanjut
sampai dia tidak bisa lagi membuat rencana untuk memikirkan apa yang
akan dia lakukan karena kebiasaan itu sudah terbentuk. Dengan demikian
33
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat
atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam yang dijadikan
landasan bagi manusia untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Proses Terbentuknya Nilai
Proses pembentukan nilai-nilai siswa tersebut dapat dilakukan
dalam beberapa tahap. Pembentukan nilai dalam diri siswa bersifat
berkesinambungan sehingga manfaat pengintegrasian nilai menjadi
signifikan.
34
Menurut Krathwohl (Lubis dan Zubaedi, 2011:19-21),
proses pengembangan nilai-nilai siswa atau anak dapat dikelompokkan
menjadi lima tahap, yaitu sebagai berikut:
33
Departemen Agama, Op. Cit hlm. 9
34
Atikah Mumpuni, Deepublish, 2018
19
a) fase penerimaan (pendengaran). Pada tahap ini, seseorang aktif dan
mampu menerima rangsangan dan mengolah fenomena, siap
menerima secara aktif; dan selektif dalam memilih fenomena.
b) Fase reaksi. Pada tahap ini, orang tersebut mulai siap menerima
rangsangan dan secara aktif menanggapinya dalam bentuk
tanggapan yang nyata.
c) Tahap evaluasi (proses penentuan nilai). Jika pada tahap pertama
dan kedua aktivitas biologis-fisik lebih banyak lagi dalam
menerima dan bereaksi terhadap nilai, maka pada tahap ini
seseorang
sudah
mampu
mempersepsi.
Stimulus
tersebut
didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan mulai
mampu menciptakan persepsi terhadap objek.
d) Tahap organisasi nilai (organization), yaitu tahap yang lebih
kompleks dari tahap ketiga di atas.
e) Tahap penokohan nilai, yang ditandai dengan ketidakpuasan
seseorang terhadap organisasi nilai-nilai yang dia yakini, mapan,
stabil dan konsisten dalam hidupnya sedemikian rupa sehingga
tidak dapat dipisahkan dari kepribadiannya.
Menurut Lickona, pendidikan karakter (Muchlis, 2011: 133)
menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik, yaitu
pengetahuan moral atau moral knowledge, moral feeling atau perasaan
tentang moralitas, dan moral action atau tindakan moral.
a) Pengaruh kehidupan keluarga terhadap penanaman nilai-nilai
moral Keluarga merupakan bagian dari
masyarakat
yang
dipengaruhi oleh tuntutan pembangunan, namun masih banyak
masyarakat yang percaya bahwa nilai-nilai moral hidup dan
dibangun di dalam lingkungan keluarga.
b) Pengaruh teman terhadap pembentukan nilai moral Sebagai
makhluk sosial, anak membutuhkan teman, dan komunikasi
dengan teman meningkatkan pengumpulan informasi, yang pada
akhirnya mempengaruhi berbagai keyakinan mereka. Keluarga
20
sering marah ketika seorang anak menolak untuk memberikan
nasihat alasan bahwa apa yang dibagikan orang tua berbeda atau
bertentangan dengan "aturan" yang diberikan oleh temantemannya.
c) Pengaruh Figur Otoritas terhadap Perkembangan Nilai Moral
Individu Permasalahannya adalah hampir tidak ada yang melihat
pentingnya membantu anak memilah kebingungan yang ada di
pikiran atau kepala mereka. Hampir tidak ada yang melihat
pentingnya membantu anak memilah dan menyelesaikan ide-ide
yang berantakan ini.
d) Pengaruh alat komunikasi terhadap pembentukan nilai moral
Belakangan ini, komunikasi tidak diragukan lagi menitikberatkan
pada pengembangan sikap hidup yang terfokus untuk memberikan
stabilitas
nilai
pada
anak.
Namun
media-media
tersebut
menyajikan pandangan hidup yang sangat berbeda bagi anak-anak.
e) Pengaruh otak atau pemikiran terhadap pembentukan nilai moral
Pengalaman sangat berperan dalam proses pendewasaan, oleh
karena itu guru atau pendidik dapat dan harus membimbing anak
melalui proses yang berkesinambungan melalui pembentukan
situasi problematis yang memperkaya kemungkinan berpikir.35
35
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410160130.pdf
21
B. Dampak Film Sebagai Media Film Transformasi Nilai Bagi
Perkembangan Agama Anak
1. Pengertian dan Fungsi Film Dalam Proses Pembelajaran
Film, atau gambar langsung, adalah gambar dalam bingkai, di
mana bingkai gambar tersebut diproyeksikan secara mekanis melalui
lensa proyektor sehingga gambar tersebut tampak hidup di layar. Film
bergerak cepat dan silih berganti untuk menciptakan tampilan visual
yang berkesinambungan.36
Film adalah rangkaian gambar yang diproyeksikan pada layar
dengan kecepatan tertentu, sehingga rangkaian bidang tersebut tetap
mewakili gerakan yang tampak normal. Film ini adalah penemuan baru
yang fundamental dalam interaksi belajar mengajar, menghubungkan
dua pemikiran yang berbeda sekaligus. Film yang dimaksud di sini
adalah film sebagai alat audio visual untuk memberikan pelajaran,
informasi atau nasihat. Film dapat menjelaskan banyak hal, termasuk
proses dalam tubuh atau industri kita, peristiwa di alam, gaya hidup di
luar negeri, berbagai industri dan pertambangan, keterampilan
mengajar, biografi, orang-orang hebat, dan lain sebagainya.37
2. Pemanfaatan Media Film Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan film dalam pengajaran dan pembelajaran di kelas
sangat membantu atau bermanfaat:
a) mengembangkan pikiran dan pendapat siswa.
b) Tambahkan memori untuk pelajaran.
36
Bekti Marga Ningsih, Empati-Jurnal Bimbingan dan Konseling 1 (1), 2014
37
Evi Nurus Suroiyah, Muhadasah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 2 (2), 241-254, 2020
22
c) Mengembangkan imajinasi siswa.
d) Meningkatkan minat dan motivasi untuk belajar.38
Carpenter dan Greenhill (1956) sampai pada kesimpulan berikut setelah
meninjau penelitian film:
a) Film yang diproduksi dengan baik dapat digunakan baik secara individu
maupun dalam serial sebagai sarana utama untuk mengajarkan
keterampilan pertunjukan tertentu dan menyampaikan jenis informasi
faktual tertentu.
b) Tes setelah menonton akan meningkatkan pembelajaran dengan memberi
tahu siswa apa yang harus ditonton dalam film dan menguji isi film
tersebut.
c) Siswa akan belajar lebih banyak jika diberikan panduan belajar untuk
setiap film yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan pendidikan.
d) Mencatat saat menonton film sebaiknya dihindari karena menarik
perhatian siswa terhadap film itu sendiri.
e) Pemutaran film alternatif dapat meningkatkan pembelajaran.
f) Film pendek dapat dibagi menjadi film serial dan digunakan untuk tujuan
praktis.
g) Siswa dapat menonton film selama satu jam tanpa mengurangi efektivitas
tujuan pertemuan.
h) Efektivitas pembelajaran melalui film harus dievaluasi.
i) Jika isi pokok film diperlihatkan, dijelaskan dan didiskusikan, hal ini akan
mengurangi kesalahpahaman di kalangan siswa.
j) Tindak lanjut harus didorong setelah menonton film untuk memungkinkan
38
Karmapati (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika) 5 (2), 129-
139, 2016
23
pemahaman penuh. 39
Film harus dipilih sesuai dengan pelajaran. Oleh karena itu, guru harus
terbiasa dengan film yang tersedia dan menontonnya terlebih dahulu untuk
menentukan apakah film tersebut berguna di dalam kelas. Setelah pemutaran
film, diperlukan diskusi yang juga harus dipersiapkan sebelumnya. Terkadang
film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk fokus pada aspek tertentu.
Agar anak tidak melihat film hanya sebagai hiburan, mereka diinstruksikan
terlebih dahulu untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Setelah itu, Anda dapat
menguji seberapa banyak yang mereka rekam dalam film.40
3. Dampak Film Sebagai Media Transformasi Terhadap Perilaku
Anak
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
dunia hiburan yang berbeda terwakili dalam kehidupan setiap masyarakat.
Kehadiran teknologi saat ini dan kita sebagai masyarakat harus bersyukur
bahkan tanggap dalam menilai setiap tayangan yang ditayangkan. Karena
perkembangan teknologi tidak hanya memiliki sisi positif, tetapi juga sisi
negatif Kartun identik dengan karakter fiksi. 41
Kartun identik dalam berbagai bentuk dan kreasi, tetapi
kebanyakan ditampilkan untuk hiburan anak-anak, meskipun banyak dari
kartun ini mengandung berbagai ajaran kekerasan yang tidak disadari oleh
orang tua, sehingga banyak anak yang ingin menjadi pahlawan daripada
pahlawan. sosok yang diidolakan di antara teman-temannya. Seperti komik
Naruto, Ninja Hitori, Inuyasha, Dragon Ball, Detective Conan dll. Anak
itu mencoba menjadi seseorang yang diidolakan dalam kartun tersebut.
Berikut adalah contoh kartun yang ditayangkan di Indonesia beserta
dampak positif dan negatifnya terhadap perilaku anak.42
39
Ikip Hirwanto, IKIP PGRI PONTIANAK, 2016
40
41
Umar Manshur, Jurnal Al-Murabbi 5 (1), 1-8, 2019
Muhamad Ngafifi, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi 2 (1), 2014
42
Nabila Kirana Nurfeiza Universitas Komputer Indonesia, 2021
24
TABEL II.1
Film Kartun di RCTI
NO
1.
NAMA FILM
Crayon
Shinchan
DAMPAK
POSITIF
Merangsang anak
DAMPAK NEGATIF
Kurang sopan
untuk tidak takut
bertanya terhadap
hal-hal yang tidak
diketahui
2.
Doraemon
Merangsang
Pesimis, tidak mandiri
imaginasi
3.
Chibi Maruko Memperluas
Banyak berkhayal
pengalaman anak
4.
P-Man
Tolong menolong
Tidak realistis
5.
Powerpuff
Tolong menolong
Ada kekerasan, tokoh
Girls
6.
7.
X-Men
Silver Surver
banyak tidak realistis
Memberantas
Ada kekerasan, tokoh
Kebatilan
banyak tidak realistis
Penolong,
Ada kekerasan
pengetahuan
tentang
alam ciptaan Allah
25
Tabel II.2
Film Kartun di SCTV
NO
1.
NAMA FILM
DAMPAK POSITIF
DAMPAK NEGATIF
Pokemon
Kerja sama dan
Ada kekerasan
kesetiakawanan
2.
Dr. Slump
Menghibur anak
Ada kekerasan
3.
Monster Farm
Kerja sama dan
Sering terjadi
kesetiakawanan
Perkelahian
4.
Men in Black
Kerja sama
Ada kekerasan
5.
Sakura Wars
Kerja sama dan
Ada kekerasan
kesetiakawanan
26
Tabel II.3
Film Kartun di Trans TV
NO
NAMA FILM
1.
Ninku
2.
Jubei The Ninja
DAMPAK POSITIF
DAMPAK NEGATIF
Melakukan kebijakan
Ada kekerasan
-
Girl
Balas dendam,
percintaan, dan
kekerasan
3.
Trigun
Memberantas
kejahatan
27
Ada kekerasan
Tabel II.4
Film Kartun di INDOSIAR
NO
NAMA FILM
1.
Detectif Conan
DAMPAK POSITIF
Merangsang daya
DAMPAK NEGATIF
-
pikir yang kritis,
mencari kebenaran
2. Digimon Adventures
-
3.
Dragon Ball
Kesetia kawanan
4.
Ninja Hatori
Mandiri, penolong,
Ada sedikit kekerasan
Ada kekerasan
-
dan setia kawan.
5.
Inuyasha
-
Ada perkelahian, ada
misi balas dendam
Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar film kartun mengandung
unsur kekerasan, oleh karena itu anak-anak mudah tergugah oleh kehidupan
sehari-hari tanpa pengawasan orang tua atau pendidik.
Film kartun adalah film anak yang mengajak anak berfantasi, sehingga
tokoh utama yang di idolakan nya akan mudah direkomendasikan kepada anak,
namun ada juga kartun pendidikan untuk anak yang bisa dijadikan sebagai
pendidikan moral atau pendidikan akhlak yang bisa ditonton di TV. atau di
komputer, bagaimana dengan orang tua atau pendidik memilih alat yang tepat
untuk anak. Hal ini membuat belajar lebih mudah dan lebih menyenangkan
bagi anak-anak dan orang tua.
28
C. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Sebagai Media
Transformasi Bagi Anak
Selain
media
cetak
atau
elektronik
(audiovisual
dan
audiovisual) lainnya, film memiliki posisi strategis dalam kaitannya
dengan pendidikan agama Islam bagi peserta didik di lembaga
pendidikan formal dan nonformal. Karena kegiatan media cetak
maupun elektronik lainnya tidak mau dikecualikan, maka keberadaan
film sebagai media hiburan yang cukup populer di masyarakat tidak
perlu diragukan lagi. 43
Kartun adalah film paling populer untuk anak-anak. Selain itu,
film tidak bisa dilihat hanya dari segi hiburan saja, namun di sisi lain
penggunaan media film sebagai sarana pembelajaran dinilai dari pesanpesannya, mudah dicerna, efektif, tidak cenderung melelahkan siswa.
cukup serbaguna sebagai metode, dll.
Namun, untuk memposisikan kartun sebagai sarana pendidikan
yang sesuai, diperlukan judul film yang sarat muatan pendidikan yang
baik dan bermanfaat. Karena saat ini tidak banyak film kartun “jelek”
yang tidak mendidik, mengandung banyak kekerasan, dll. Dan sangat
mengesankan betapa banyak anak yang memakannya pada usia dini.
Diharapkan melalui kartun-kartun yang bernada Islami dapat
menginformasikan, mentransformasikan dan memasukkan nilai-nilai
Islami ke dalam kehidupan sehari-hari anak-anak. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mengembangkan
aspek-aspek
43
kehidupan
spiritual
yang baik
dan benar
M Ramli Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 5 (2),
2015
29
guna
mewujudkan pribadi muslim yang paripurna yang memiliki sifat-sifat
seperti iman, taqwa, akhlak mulia, kecerdasan, ketrampilan dan
tanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu disusun strategi
pendidikan yang terencana dan sistematis, yang meliputi penyusunan
materi yang berkaitan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
berpikir anak.
Peran pendidikan Islam meliputi:
1. Menunjang dan mengembangkan kerangka dasar nilai-nilai keislaman pada
peserta didik agar membentuk pribadi yang utuh sehingga menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas bagi pembangunan dan pengelolaan
masyarakat di masa depan.
2. Menunjang hubungan antara manusia dengan khaliq-Nya agar selalu
mendapat ridho-Nya. teknologi Di sisi lain, pendidikan Islam harus
mempertahankan konsep pembentukan rahmatan lil 'alamin.44
44
Hajiannor Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan 5 (2), 60-71, 2016
30
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Aunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta
Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
Anton Mabruri KN, Manajemen Produksi Program Acara TV,
Jakarta: Grasindo, 2013.
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif,
Jawa Barat: Jejak, 2018.
Agus Mustafa, Mengarungi ‘Arasy Allah, Surabaya: PADMA Press, tt.
Ahzami Samiun, Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur’an, Jakarta:
Gema Insani, 2006.
Arif S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), hal. 11
Fachruddin, Ensiklopedia Al-Qur’an, Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta,
1992.
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ VIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989.
Hamid Sakti Wibowo, 7 Buah-Buahan Istimewa dalam Al-qur’an,
t.tp: tp, 2020.
Hisyam Thalbah dkk, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis
Kemukjizatan Alam Semesta , ttp: Sapta Sentosa, 2009.
31
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid IX, Jawa Tengah: Insan Kamil,
2016.
Ibnul Qayyim, Qadha dan Qadar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis,
Jakarta: Qisthi Press, 2016.
Jubilee Enterprise, Dasar-Dasar Animasi Komputer (Mengupas Aneka
Teknik Praktis Membuat Animasi Komputer), Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2020.
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain,
t.tp: Sinar Baru Algensindo, tt.
Ki Amri Yahya, Ensiklopedia Al-Qur’an Dunia Islam Modern Jilid 1,
Yogyakarta: Dhana Bakhti Prima Yaksa, 2003.
Karim El-Shazley dkk, Hidup Bahagia Hingga Akhir Hayat (Cinta,
Komunikasi, Emosi, Spiritual dan Keluarga), Jakarta Timur: Akbar
Media Eka Sarana, 2012.
M. Quraysh Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume V: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2006.
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur, Jilid II,
Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011.
MS. Gumelar, 2D Animation Hybrid Technique, Jakarta: Index, 2011.
Muzakir As, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor: Litera Antar Nussa, 2016.
Nur Faizah, Sejarah Al-Qur’an, Jakarta Barat: Artha Rivera, 2008.
32
Nadiah Tayyarah, Sains dalam Al-Qur’an Terj Mausū’ah al-I’jāz alQur’āni, Jakarta: Zaman, 2014.
Ridwan Abdullah Sani, Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: AMZAH, 2020.
Surbakti, Awas Tayangan Televisi (Tayangan Misteri Mengancam
Anak Anda), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008.
Singgih D. Gunarsa, Dari Anak Sampai Lanjut Usia, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004.
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel-Malang, Dasar-Dasar Kependidikan
Islam (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam), (Surabaya: Karya
Aditama, 1996), hal. 125
Tim Dosen PAI, Penelitian dalam Pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta: Deepublish, 2012.
Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
Tonni Limbong dan Janner Simarmata, Media dan Multimedia
Pembelajaran Teori dan
Praktik, t.tp: Yayasan Kita Menulis, 2020.
Wendi Zarman, Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah itu Mudah
dan Lebih Efektif,
Bandung: Ruang Kata, 2011.
Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah, Jakarta:
Kompas Media Nusantara, 2011.
Wahbah Az-Zuhailli, Tafsir Al-Munir, Jakarta: Gema Insani, 2016 .
33
Yudistira dan Bayu Adjie, Buku Latihan 3D Studio MAX 9.0, Jakarta:
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2007.
Skripsi
Imroatus Sholihah, “Manfaat Air Hujan dalam Al-Qur’an dalam Tafsir
al-Jawāhir fῑ Tafsῑr al-Qur’ān (Skipsi IAIN Surakarta, 2020).
Lutfi Icke Anggraini, “Nilai-Nilai Islam dalam Serial Animasi Nussa”,
(Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Purwokerto
2019).
Ulfiatun Silmi Kaffah, “Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam
Serial Animasi Nussa Volume 1”, (Skripsi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Purwokerto 2020).
Jurnal
Ade Ratna Sari Hutasuhut dan Yaswinda, “Analisis Pengaruh Film Nussa dan
Rara terhadap Empati terhadap Anak Usia Dini di Kota Padang”,
dalam Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 4, No. 2, (2020).
Airani Demilah, “Peran Film Animasi Nussa dan Rara dalam Meningkatkan
Pemahaman Ajaran Islam pada Pelajar SD”, dalam Jurnal Interaksi,
Vol. 3, No. 2, (2019).
Amin Arif Al-Khakim dan Dyah Ayu Aprilia Wahyu Sofiana, “Pemilihan
Film Anak dan Kaitannya dengan Pendidikan Karakter”, dalam Jurnal
Seminar.uad.ac.id, Vol. 1, No. 1, (2019).
Amelia Rahmi, “Pengenalan Literasi Media Pada Anak Usia Sekolah Dasar”,
dalam Jurnal Sawwa, Vol. 8, No. 2, (2013).
34
Cut Nuraini, “Kedidaktisan di dalam Genre Fiksi Anak “Fiksi Realistik”
(Film Pendek Berseri Nussa dan Rara)”, dalam Jurnal Bahasa, Sastra
dan Pembelajaran, Vol. 5, No. 2, (2019).
Diah Novita Fardani dan Yorita Febri Lismanda, “ Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter untuk Anak Usia Dini dalam Film Nussa”, dalam Jurnal Ilmiah
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 2, (2019).
Danika Clarafitri Hermanuddin dan Nugrahardi Ramadhani, “Perancangan
Desain Karakter Untuk Serial Animasi 2D “Puyu to The Rescue”
Dengan Mengapatasi Biota Laut”, dalam Jurnal Sains dan Seni ITS,
Vol. 8, No. 12, (2019).
Debby Hartiani Situmorang, “Peran Komunikasi Interpersonal Orang Tua
dan Anak dalam Pendampingan Menonton Film Animasi”, dalam
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 14, No. 1,(2016).
Fanny Rizka Afrilia, “Analisis Nilai Karakter dalam Film Nussa dan Rara
Karya Aditya Triantoro” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol.
3, No. 2, (2020).
Fathin H dkk, “Web Series Animasi Nussa Sebagai Media Pendidikan Islami
pada Anak”, dalam Jurnal Wimba Nomor1, 2018.
Gita Nurjannah, “Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap
Keterampilan Berbicara Kelompok A TK Nurul Huda Demak Tahun
Pelajaran 2016/2017” dalam Jurnal Penelitian dalam Bidang
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 6, No. 1, (2017).
Hasiah, “Mengintip Prilaku Sombong dalam Al-Qur’an”, dalam
Jurnal El-Qaununy, Vol. 4, No. 2, (2018).
Ima Siti Rahmawati, “ Film Nussa dan Rara untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa pada Anak Usia Dini”, dalam Jurnal
35
Metabahasa, Vol. 1, No. 2, (2018).
Melvi Arista dkk, “Pengaruh Tayangan Film Kartun Terhadap Pola Tingkah
Laku Anak Usia Sekolah Dasar”, dalam Jurnal.fkip.unila.ac.id, Vol. 3,
No. 7, (2014).
Moch. Eko Ikhwantoro dkk, “ Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Film
Animasi Nussa dan Rara Karya Aditya Triantoro”, dalam Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 2, (2019).
Muharrahman, “Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak dalam Chanel Youtube
Nussa Official Episode Kompilasi Volume 1-3”, dalam Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 4, No.1, (2020).
Oktavian Muning Sayekti, “Film Animasi Nussa dan Rara Episode Baik itu
Mudah Sebagai Sarana Penanaman Karakter pada Anak Usia Dini”,
dalam Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 8, No. 2, (2019)
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah,
(Semarang: Pustaka
Imam asy-Syafi‟i, 2004), hlm. 185
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang berusaha
mengungkapkan suatu masalah atau peristiwa sebagaimana adanya. Hasil
penelitian ditekankan secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya pada
objek yang diteliti. Akan tetapi untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas,
perlu disertai interpretasi-interpretasi yang kuat.
Objek penelitiannya ditinjau dari data, penelitian ini termasuk penelitian
pustaka (Library research) yakni penelitian yang dilakukan dengan cara
menganalisa film yang berjudul “Nussa dan Rara”. Penelitian kajian pustaka
yaitu penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil
kajian pustaka dari hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah yang
berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan yang berkaitan yang harus
didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian mengacu pada semua hal dalam bentuk apapun yang
digunakan peneliti dalam mendalami sesuatu guna mengumpulkan data
serta menggambarkan kesimpulannya. Variabel penelitian pada dasarnya
objek dari penelitian itu sendiri. Variabel pada studi ini terbagi atas. :
1. Variabel Independen
Pada susunan Bahasa Indonesia biasanya dikenal varibel bebas. Variabel bebas
mengacu pada suatu variabel yang memberikan pengaruh maupun yang berperan
sebagai sebab terciptanya perbedaan atau munculnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen sering juga disebut sebagai variabel output, standar, dan
konsekuen. Atau lebih dikenal dengan nama variabel terikat pada bahasa
37
Indonesia. Variabel terikat merujuk pada variabel yang dipicu melalui variabel
bebas atau sebagai dampak dari kemunculannya.
Pada penelitian ini, variabel yang dianalisis terbagi atas :
1. Variabel Independen atau Variabel bebas (X) yaitu Nilai-nilai Pendidikan
Islam.
Variabel Dependen atau Variabel terikat (Y) yaitu Film Animasi Nussa
dan Rara.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan objek film
Animasi Nusa dan Rara. Penelitian jenis ini tidak terikat oleh waktu
dan tempat. Waktu penelitian ini disusun bulan Januari 2023 sampai
dengan bulan Juni 2023.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dalam melaksanaan penelitian ini, peneliti memerlukan
rancangan waktu yang tepat sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan yaitu memperoleh hasil yang maksimal. Penelitian
diawali mulai bulan Februari 2023. Dengan jadwal sebagai berikut :
38
Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal
No
Kegiatan
1
Menentukan
Bulan
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
masalah dan
judul
2
Menentukan
tempat dan
sample
3
Perizinan
lokasi
penelitian
4
Membuat
dan validitasi
instrumen
5
Pengumpulan
data dan
observasi
6
Pengelolaan
dan analisis
data
7
Laporan hasil
penelitian
8
Sidang
munaqosah
D. Jenis Data
Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data
kualitatif. Penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa film yang
berjudul “Nussa dan Rara”. Penelitian kajian pustaka yaitu penampilan
argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dari
39
hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah yang berisi satu topik yang
memuat beberapa gagasan yang berkaitan yang harus didukung oleh data
yang diperoleh dari sumber pustaka.
E. Sumber Data
Sumber datanya adalah sumber data primer. Adapun data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai tulisan yang membahas
mengenai isi film Animasi Nussa dan Rara dari buku-buku pustaka, dan datadata yang diperoleh dari media audio visual seperti televisi dan internet yang
relevan dengan penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung,
yang meliputi buku-buku yang relevan, film dokumenter, dan data yang
relevan dengan penelitian. Dalam hal ini, penulis menghimpun data dari
berbagai literatur seperti buku, dan dari media audio visual seperti video,
televisi dan internet untuk mencari data mengenai film Animasi Nussa dan
Rara, serta nilai-nilai pendidikan Islam. Dalam tahapan ini dilakukan
pengamatan terhadap film kartun Nussa Dan Rara yang telah dipilih 3
episode, catatan dan bukti dalam youtube serta buku-buku yang ada kaitannya
dengan penelitian. Secara terinci, langkah-langkah pengumpulan data yang
dimaksud adalah:
a.
Memutar film yang dijadikan obyek penelitian
b.
Mentransfer rekaman dalam bentuk tulisan atau skenario (transkip)
c.
Mentransfer gambar ke dalam tulisan
d.
Menganalisis isi untuk kemudian mengklasifikasikan berdasarkan
pembagian yang telah ditentukan
e.
Mencocokkan dengan buku-buku bacaan yang relevan.
40
G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul, teknik yang akan
digunakan adalah jenis analisis isi atau content analysis, yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap informasi, yang didokumentasikan dalam rekaman, baik
dalam gambar, suara maupun tulisan.
Kemudian dilakukan interpretasi secara deskriptif yaitu dengan memberikan
gambaran dan penafsiran serta uraian tentang data yang telah terkumpul.
Langkah-langkah analisa data adalah sebagai berikut:
a. Memutar film yang dijadikan obyek penelitian
b. Mentransfer rekaman kedalam bentuk tulisan atau skenerio
c. Menganalisa isi film dan mengklasifikasikannya mengenai materi dan
muatan-muatan pendidikan yang terdapat dalam film tersebut
d. Mengkomunikasikannya dengan kerangka teori yang digunakan.
41
42
Website
Syamsu Rijal (Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar), 2018:
https://www.rijal09.com/2018/06/dampak-positif-dan-negatif-film- kartun-bagianak.html?m=1
Asri Ediyati, 2019: https://www.haibunda.com/parenting/20190404153728-6136933/bunda-yuk-simak-cerita-di-balik-pembuatan-animasi-nussa
https://tafsirq.com
1
Download