Hukum Asuransi Sejarah Asuransi Konsep dan perkembangan asuransi dari jaman sebelum masehi sampai abad modern SEBELUM MASEHI Komunitas sosial dalam bentuk tolong menolong Jika suatu rumah terbakar, maka tetangga sekitar wajib membantu membangun kembali rumah yang rusak. Kalau seseorang tidak mau membantu, maka ia tidak akan dibantu tetangganya jika dikemudian hari ia mendapat musibah. Cara logis untuk mengurangi risiko 3000 SM (Cina) = kirim tepung via kapal menyusuri sungai = - 1 kali kirim = satu musibah total loss - Beberapa kali kirim terhindar dari total loss Konsep ASURANSI KARGO 1750 SM (Code of Hammurabi - Babilonia – Irak) = - Pedagang bayar sejumlah uang kepada pemilik modal sebelum melakuan perjalanan. - Jika barang dirampok dalam perjalanan, pedagang tidak perlu mengganti kerugian kepada pemilik modal Konsep ASURANSI KREDIT IDE AWAL ASURANSI Budaya pedagang bangsa Phoenic (Laut Mediteranian) tiap pedagang menyisihkan sebagian dari gandum yang mereka kirim, lalu disimpan disuatu tempat dibawah pengawasan khusus. Gandum cadangan ini akan digunakan sebagai ganti rugi kepada peserta yang kehilangan seluruh muatan gandumnya. IDE AWAL ASURANSI 1. > pedagang yang turut berpartisipasi, < gandum yang perlu disisihkan oleh setiap peserta. 2. > jarak tempuh, > tua usia kapal = > risiko 3. investigator penyebab kerugian harus berpengalaman Konsep diatas = konsep awal asuransi. Konsep perdagangan internasional menjadi dasar terbentuknya asuransi. ASURANSI MODERN Tahun 600 – Romawi, komunitas “benevolent societies” (budak dan masyarakat kelas bawah), benefit = a. Biaya pemakaman jenasah anggotanya, b. Santunan bagi pihak keluarga / ahli waris yang ditinggalkan. “benevolent societies” = ASURANSI JIWA pertama untuk masyarakat umum. ASURANSI MODERN 1347 – Genoa, Italia – kontrak asuransi marine insurance pertama kali dalam bentuk tertulis 1380 – Portugal – pemilik kapal wajib beli asuransi 1583 – Inggris - polis asuransi jiwa pertama atas nama Williams Gybbons 1609 – Jerman - ada usulan membuat asuransi kebakaran 1666 – the Great Fire of London ( 2 – 6 Sept), (www.london-fire.gov.uk) 1667 – Inggris - asuransi kebakaran pertama di dunia didirikan Nicholas Barbon The Fire Office (1680) ASURANSI MODERN 1688 – Inggris - Edward Lloyd buka Lloyd’s Coffee House di Tower Street, cetak info seputar pelayaran (1696) Lloyd’s List (1734) nama Lloyd dipakai oleh para underwriter untuk menghormati Edward Lloyd. 1694 – konsep asuransi kesehatan pertama kali muncul 1759 – Amerika Serikat, Sinode Presbiterian di Philadelphia dan New York mempopulerkan asuransi jiwa 1850 – Inggris dan Amerika Serikat - The Railway Passengers Assurance Company dan The Franklin Health Assurance Company of Massachusetts jual asuransi kecelakaan diri akibat tertabrak kereta api, kapal uap. ASURANSI MODERN 1927 – Brussel, Belgia International Conference of Sickness Insurance Funds and Mutual Benefit Societies disponsori oleh International Labour Organization 1935 – Amerika Serikat, presiden Franklin D. Roosevelt menandatangani Social Security Act (14 Agt) santunan Juga bisa diterima ahli waris 1939 Produk asuransi bermunculan mengikuti perkembangan jaman (era revolusi industri, era mekanisasi pertanian, era informasi): asuransi kendaraan, asuransi pertanian, asuransi pabrik, asuransi perjalanan, asuransi pesawat, asuransi satelit, asuransi handphone/laptop, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, dan sebagainya. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi Pengertian risiko, dan beragam risiko dalam bisnis yang dapat diasuransikan DEFINISI RISIKO Risiko = “uncertainty as to the outcome of an event when two or more possibilities exist” (The Committee on Insurance Terminology - 1966) - Ketidakpastian suatu peristiwa kerugian ekonomis / keadaan yang memburuk - Ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu tertentu gagal mencapai target yang sudah direncanakan Jika risiko menimpa aset (tangible / intangible) maka nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang / hilang. Contoh: mobil bekas tabrakan besi tua KARAKTERISTIK RISIKO Pure Risk ( risiko murni ) Akibat suatu peristiwa hanya 1 = kerugian finansial. Contoh: musibah kebakaran, bencana alam, tabrakan, perampokan, sakit, kematian. Speculative Risk ( risiko spekulatif ) Akibat suatu peristiwa ada 2 = untung - rugi. Contoh: beli saham, judi. Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan. RISIKO DALAM BISNIS Risiko dinamis Manusia (keamanan dan kesehatan lingkungan kerja), Teknologi (gagal membuat produk baru), Manajerial (perubahan selera konsumen), Ekonomi (inflasi), Politik (terorisme). Risiko statis Manusia (sakit, cedera, kerampokan), Teknis (alat rusak), Legal (tanggung jawab produk baru), Lingkungan (gempa bumi, banjir) SUATU RISIKO DAPAT DIASURANSIKAN JIKA… 1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya 2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang dapat dinilai dengan uang 3. Terjadi tiba-tiba 4. Tanpa direncanakan 5. Risiko justru ingin dihindari 6. Dapat dilihat secara fisik 7. Dapat pula tidak terlihat (hilangnya keuntungan yang diharapkan sebagai dampak dari terjadinya risiko) 8. Memenuhi hukum bilangan besar (the law of large number) Pembagian Asuransi Definisi dan penggolongan asuransi serta bagaimana asuransi mengelola premi Definisi Asuransi Insurance is defined as the equitable transfer of the risk of a loss, from one entity to another, in exchange for a premium, and can be thought of a guaranteed small loss to prevent a large, possibly devastating loss. (Sumber = wikipedia–15 Dec 2008). Definisi Asuransi Asuransi = • Sarana / cara untuk memindahkan risiko kerugian, • dari satu pihak (yang seharusnya menanggung risiko tersebut), • kepada pihak lain (yang bersedia menerima pengalihan risiko tersebut), • dengan cara membayar premi asuransi, yaitu mengeluarkan biaya yang relatif kecil namun mampu memberikan kepastian (guaranteed small loss), • untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar atau bahkan luar biasa besar dikemudian hari. DASAR HUKUM PELAKSANAAN ASURANSI DI INDONESIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. UU No. 2 tahun 1992 – Usaha Perasuransian UU Perlindungan Konsumen PP No. 39 tahun 2008 – Penyelenggaraan Usaha Perasuransian PP No. 81 tahun 2008 – Perubahan ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 PP No. 73 tahun 1992 - Penyelenggaraan Usaha Asuransi KMK No. 422 tahun 2003 - Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi KMK No. 426 tahun 2003 - Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi PEMBAGIAN ASURANSI 1. Asuransi Jiwa (Life Insurance) - Unsur proteksi - Unsur investasi + proteksi dikelola swasta / pemerintah 2. Asuransi Umum (General Insurance) - Unsur proteksi Dikelola swasta / pemerintah 3. Asuransi Sosial (Social Insurance) - Unsur proteksi Dikelola pemerintah Diatur dalam UU No. 2 1992 – Usaha Perasuransian PEMBAGIAN ASURANSI 4. Asuransi Kesejahteraan Sosial (Social Security Insurance) - Unsur proteksi dikelola swasta / pemerintah Diatur dalam UU No. 11 Thn 2009 – Kesejahteraan Sosial ASURANSI JIWA (LIFE INSURANCE) Apa saja yang dapat diasuransikan: Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah / memasuki masa pensiun Biaya rawat inap / pengobatan Biaya pendidikan di masa depan Biaya melunasi agunan / kredit bank Masa berlaku kontrak asuransi: Polis (akta kontrak asuransi) 1 tahun (asuransi kesehatan dan kecelakaan), > 1 tahun (asuransi pendidikan) bahkan sampai usia nasabah mencapai 90 tahun (whole life) Risiko yang ditanggung: Meninggal dunia Sakit Cacat Pendapatan tetap setelah pensiun ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE) Aset apa saja yang dapat diasuransikan: Bangunan berikut isi bangunan (perabot, mesin) Kegiatan konstruksi (bangunan, jembatan, PLTU) Kehilangan pendapatan yang semestinya diperoleh jika tidak terjadi musibah Kendaraan / alat transportasi Barang / mesin dalam perjalanan (ekspor / impor) Barang pribadi (laptop, handphone) Uang (uang milik sendiri / milik nasabah, sisa hutang, uang muka perjalanan, uang jaminan proyek) Biaya dokter / biaya rumah sakit / biaya obat / biaya ambulans / sewa pesawat untuk evakuasi Tanaman / hewan / pesawat terbang / satelit ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE) Masa berlaku kontrak asuransi - Beberapa jam (asuransi uang), beberapa hari/minggu (asuransi perjalanan, asuransi kargo), sampai 12 bulan (asuransi kebakaran, asuransi kendaraan) atau lebih Risiko yang ditanggung: Kerugian finansial akibat kebakaran, petir, kejatuhan pesawat, perampokan, tabrakan, banjir, gempa bumi, kerusuhan, pembajakan, tenggelam, kelalaian, dll Akibat dari sakit = biaya rawat inap, sisa tagihan kartu kredit, hilang uang muka perjalanan Akibat dari meninggal = kehilangan penghasilan, sisa tagihan kartu kredit / sisa hutang KPR ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE) Apa saja yang dapat diasuransikan: Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah / memasuki masa pensiun Biaya rawat inap / pengobatan Masa berlaku kontrak asuransi: Mulai dari beberapa menit / jam / hari (selama naik kendaraan umum), sampai puluhan tahun selama menjadi karyawan perusahaan Risiko yang ditanggung: Meninggal dunia Sakit Cacat Pendapatan tetap setelah pensiun ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE) Contoh Asuransi Sosial: - Asuransi Kesehatan (ASKES) - Jasa Raharja - JAMSOSTEK - ASABRI - TASPEN ASURANSI KESEJAHTERAAN SOSIAL (SOCIAL SECURITY INSURANCE) • Jaminan Sosial = 1. Asuransi Kesejahteraan Sosial, 2. Bantuan Langsung Berkelanjutan • Asuransi Kesejahteraan Sosial khusus untuk orang tidak mampu dan tidak terjamin oleh sistem asuransi sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi peserta. • Ditujukan untuk = fakir miskin, lanjut usia terlantar, anak yatim piatu terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental) ASURANSI DI INDONESIA Asuransi juga dimuat dalam UU yang lain, yaitu: UU No. 10 Tahun 2009 – Kepariwisataan UU No. 11 Tahun 2009 – Kesejahteraan Sosial UU No. 22 Tahun 2009 – Lalu Lintas UU No. 1 Tahun 2009 – Pengangkutan Udara UU No. 25 Tahun 2009 – Pelayanan Publik UU No. 17 Tahun 2008 – Pelayaran UU No. 23 Tahun 2007 – Perkeretaapian APA BEDANYA? Asuransi Jiwa/Umum – Asuransi Sosial 1. Manfaat yang diperoleh individu ditentukan oleh berapa besar premi yang dibayar peserta asuransi, sedangkan asuransi sosial lebih menekankan kepada kecukupan manfaat untuk semua peserta. 2. Bersifat sukarela sedangkan asuransi sosial bersifat wajib sehingga dana yang terkumpul akan sangat besar. 3. Manfaat diberikan sesuai kontrak asuransi yang dibuat sebelumnya. Pada asuransi sosial, manfaat / santunan diberikan sesuai undang-undang yang berlaku. Fungsi Asuransi Aneka manfaat asuransi baik untuk kehidupan pribadi, usaha, maupun sosial FUNGSI UTAMA ASURANSI 1. Pemindahan risiko (risk transfer) Contoh : jasa porter Rp 5.000 untuk koper senilai Rp 5.000.000 2. Pengumpulan dana (common pool) Contoh : seluruh premi asuransi rumah tinggal tidak boleh disatukan dengan premi asuransi kargo 3. Premi yang seimbang (equitable premium) Contoh : premi asuransi rumah beton < premi asuransi premi asuransi rumah kayu FUNGSI SEKUNDER ASURANSI 1. Merangsang pertumbuhan usaha Dana cadangan lebih baik untuk investasi Rumah tipe 45 senilai Rp 100 juta. Pilihan 1 = beli rumah cadangan Rp 100 juta Pilihan 2 = bayar premi asuransi Rp 100.000 / tahun atau Rp 274 / hari dan sisa uang Rp 99.900.000 untuk investasi 2. Keamanan, sehingga tertanggung dapat berkonsentrasi pada usahanya. 3. Pencegahan kerugian (loss prevention) identifikasi risikorisiko potensial. Contoh: pasang tanda dilarang merokok dalam gudang kertas. 4. Pengendalian kerugian (loss control) untuk meminimalkan kerugian. Contoh: latihan evakuasi, menyusun barang dengan rapi dan tidak memblokir jalan keluar FUNGSI SEKUNDER ASURANSI 5. Manfaat sosial mempercepat pemulihan perekono-mian dan mencegah kemiskinan. 6. Tabungan (investasi) khusus untuk asuransi jiwa = unit link, dana pensiun, tabungan berasuransi yang ditawarkan melalui perbankan. FUNGSI TAMBAHAN ASURANSI 1. Sumber dana masyarakat perusahaan asuransi menginvestasikan premi yang terkumpul melalui instrumen keuangan. Contoh: obligasi, deposito, saham, mata uang asing, reksadana, penyertaan modal, properti, mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, service management, dll. 2. Invisible earnings: pendapatan bagi perusahaan asuransi dari komisi reasuransi. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Jiwa - Asuransi Umum - Asuransi Sosial Rumusan dasar yang dipakai oleh seluruh jenis asuransi yang ada di dunia INSURABLE INTEREST (PASAL 250 KUHD) KEPENTINGAN YANG DIPERTANGGUNGKAN Memberi hak kepada seseorang untuk mengasuransikan karena adanya hubungan keuangan yang diakui hukum antara orang tersebut dengan obyek yang diasuransikan. Contoh: CV MODUIT mengasuransikan tokonya. David Beckham mengasuransikan kaki-nya. === CV MODUIT tidak dapat mengasuransikan kaki David Beckham. David Beckman tidak dapat mengasuransikan CV MODUIT UTMOST GOOD FAITH (PASAL 251 KUHD) ITIKAD PALING BAIK Ubberima fides (most abundant faith) = Utmost Good Faith Pihak Nasabah (Tertanggung) dan pihak Perusahaan Asuransi (Penanggung) wajib saling memberitahukan sejelas-jelasnya semua fakta penting mengenai obyek yang akan diasuransikan (material facts) maupun persyaratan asuransi. Informasi Nasabah digunakan oleh underwriter asuransi untuk menentukan: 1. 2. 3. Apakah harta benda atau Tertanggung layak diasuransikan. Premi asuransi yang sesuai / seimbang. Persyaratan polis lainnya (risiko sendiri, klausula dll). INDEMNITY GANTI RUGI Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan nasabah (tertanggung) setelah mengalami suatu kerugian, seperti yang tertanggung miliki sesaat sebelum terjadi kerugian. Contoh: Sebuah rumah diasuransikan terhadap risiko kebakaran senilai Rp 100 juta. Jika rumah terbakar, dan mengalami kerugian Rp 20 juta, maka tertanggung berhak mendapat ganti rugi Rp 20 juta saja, bukan Rp 100 juta. ! ASURANSI (UMUM) bukan INVESTASI. ! INVESTASI = uang Rp 100 juta jika diinvestasikan akan menjadi Rp 110 juta dalam waktu satu tahun. Produk-produk asuransi yang berkaitan dengan “nilai tebus” (asuransi pendidikan, asuransi jiwa) dan beberapa produk asuransi kesehatan membayarkan manfaat kepada peserta asuransi tanpa melihat berapa besar kerugian keuangan yang sebenarnya diderita peserta. Contoh: 1. dana pendidikan, 2. dana pensiun, 3. santunan yang dibayar dengan sistem “lump sum” seperti santunan rawat inap, santunan kecelakaan, santunan meninggal / uang duka. SUBROGATION (PASAL 251 KUHD) SUBROGASI Dasar Hukum = Pasal 251 KUHD Bila penanggung telah membayar ganti rugi kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang menimbulkan kerugian pada tertanggung. Mobil Joko diasuransikan ke Asuransi X dengan jaminan komprehensif. Saat ditempat parkir, mobil Joko ditabrak mobil Budi. Alur proses ganti rugi sesuai prinsip Subrogasi, yaitu = 1. Asuransi X memproses kerusakan mobil Joko, hingga mobil Joko diperbaiki. 2. Joko tidak boleh lagi menuntut ke Budi karena kerusakan mobilnya sudah diganti asuransi X. 3. Joko diminta oleh asuransi X agar hak menuntut Budi dialihkan kepada asuransi X. 4. Asuransi X akan menuntut Budi untuk mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan Asuransi X untuk memperbaiki atau mengganti mobil Joko. Pelanggan Asuransi Siapa saja yang memerlukan asuransi dan aneka tips untuk memilih perusahaan asuransi yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan PENGGUNA ASURANSI PERORANGAN (PERSONAL) a. Pribadinya sendiri dan keluarga - Rumah dan isinya (terutama KPR) - Kendaraan (kredit dari bank, leasing) - Luka / cacat anggota tubuh - Kesehatan (rawat inap) b. Usaha pribadi - Aset fisik (bangunan, peralatan, mesin, bahan baku, termasuk tenaga kerja, kendaraan) - Aset SDM (karyawan) PENGGUNA ASURANSI PERUSAHAAN (KORPORASI) a. Asuransi wajib dimiliki perusahaan (kredit bank/leasing) - bangunan, mesin, mobil, sepeda motor (tidak termasuk tanah karena tidak perlu diasuransikan) - kecelakaan kerja (Jamsostek) b. Asuransi diminta sendiri oleh Perusahaan untuk proteksi aset: bangunan, kendaraan, mesin, peralatan, bahan baku, barang jadi, barang dalam perjalanan, pegawai (kesehatan, kecelakaan diri, perjalanan dinas), dll. PENGGUNA ASURANSI PUBLIK a. Pengguna angkutan umum : angkutan darat, laut dan udara - Jasa Raharja b. Kesehatan masyarakat - Jamsostek, asuransi kesejahteraan sosial TIPS MEMILIH PERUSAHAAN ASURANSI YANG TEPAT 1. Pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. 2. Pilihlah perusahaan yang telah lama beroperasi. 3. Pilihlah perusahaan yang keuangannya sehat (Risk Base Capital min.120%) 4. Analisa secara mendalam produk yang ditawarkan dan jangan membeli produk hanya karena nama besar perusahaan. 5. Pelajari pengalaman beberapa orang yang pernah secara langsung mendapat layanan klaim. 6. Pilihlah perusahaan yang karyawannya: - dapat dihubungi tiap saat (e-mail, website, telepon), - memberi penjelasan produk dengan benar, - mencetak dan mengirim kontrak asuransi dengan cepat, - memproses klaim secara profesional (responsif, tidak mengada-ada, membimbing peserta melengkapi dokumen-dokumen klaim, cepat membayar uang klaim) 7. Hindari perusahaan yang hanya menawarkan premi yang murah tanpa didukung oleh fasilitas dan manfaat yang memberi perlindungan sekaligus kenyamanan bagi nasabah. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DI INDONESIA Perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti Pasal 246 KUHD Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita Tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian SYARAT SAHNYA PERJANJIAN ASURANSI PERJANJIAN ASURANSI Perjanjian asuransi dilihat dari bentuknya : perjanjian konsensual. Sifat konsensual terlihat dari Pasal 257 KUHD : “Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup; hak-hak dan kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari penanggung dan tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani.” Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan terhadap Pasal 255 KUHD yang mensyaratkan bahwa perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu akta yang dinamakan polis. POLIS Perjanjian asuransi harus dilakukan dengan membuat suatu akta, yang disebut polis Polis bukan merupakan suatu syarat untuk adanya (bestaanvoorwaarde) perjanjian asuransi. Polis berfungsi sebagai alat bukti yang menerangkan telah terjadinya perjanjian asuransi. Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian “Polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut lampiran yang merupakan kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban Penanggung dan kewajiban Tertanggung, atau mempersulit Tertanggung mengurus haknya.” Pasal 8 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi : Polis Asuransi harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan mengenai : a. saat berlakunya pertanggungan, b. uraian manfaat yang diperjanjikan, c. cara pembayaran premi, d. tenggang waktu (grace period) pembayaran premi, e. kurs yang digunakan untuk Polis Asuransi dengan mata uang asing apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan mata uang rupiah, f. waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi, g. kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati; h. periode dimana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang keabsahan kontrak asuransi (incontestable period); i. tabel nilai tunai, bagi Polis Asuransi jiwa yang mengandung nilai tunai; j. perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi Polis Asuransi jiwa yang menjanjikan dividen polis atau yang sejenis; k. penghentian pertanggungan, baik dari pihak penanggung maupun dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya; l. syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan dalam mengajukan klaim; m. pemilihan tempat penyelesaian perselisihan; n. bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau beda pendapat, untuk Polis Asuransi yang dicetak dalam 2 (dua) bahasa atau lebih. Polis Asuransi harus dicetak dengan jelas sehingga dapat dibaca dengan mudah dan dimengerti baik langsung maupun tidak langsung oleh pemegang polis dan atau tertanggung Pasal 9 (1)Setiap Polis Asuransi yang diterbitkan dan dipasarkan di wilayah hukum Indonesia harus dibuat dalam Bahasa Indonesia. (2)Dalam hal diperlukan, Polis Asuransi dapat dibuat dalam bahasa asing berdampingan dengan Bahasa Indonesia. Pasal 10 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 422/KMK.06/2003 PERMASALAHAN PELAKSANAAN ASURANSI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN KLAIM Jangka waktu pembayaran klaim asuransi : Pasal 27 Keputusan Menteri Keuangan No. 422/KMK.06/2003 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi : “Perusahaan Asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar.” Sanksi keterlambatan pembayaran klaim : Pasal 37 PP 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian : “Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan peraturan pelaksanaannya tentang perizinan usaha, kesehatan keuangan, penyelenggaraan usaha, penyampaian laporan, pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi, atau tentang pemeriksaan langsung, dikenakan, sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha, dan sanksi pencabutan izin usaha.” Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata : “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.” Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata : “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”