KERANGKA ACUAN KEGIATAN P2PM dan PTM UPTD PUSKESMSA TEJO AGUNG KOTA METRO TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih perlu bebenak yang berkonsenterasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal. Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah. Puskesmas juga merupakan ujung tombak pelayanan UKP maupun UKM di srata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota atau yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan Kota. Untuk menciptakan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia berfungsi untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan di Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan menularnya penyakit menular atau infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta Dalam melaksanakan program lansia selalu membudidayakan tata nilai PASTI yaitu: Profesional; memiliki kemampuan ketrampilan kompetensi dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang ditetapkan berdasarkan standar profesi dan jabatan Akuntable; memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman, prosedur,standar pelayanan tarif yang ditetapkan, dapt diukur dan dipertanggung jawabkan Santun; sopan dan ramah tamah Transparan;ada kemudhan mengakses penyelenggaraan pelayanan baik UKM maupun UKP 1 Inisiatif; kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu tanpa hams diberi tahu, mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap sesuatuyangada di sekitar Selain itu pelayanan program P2PM dan PTM harus sesuai dengan visi dan misi puskesmas ( Visi Kota Mero ), yaitu; VISI "Metro Kota pendidikan dan wisata keluarga,berbasis ekonomi kerakyatan berlandaskan pembangunan partisipatif' MISI 1. Meingkatkan mutu pelayanan kesehatan. 2. Menurunkan kasus penyakit menular . 3. Menekan kasus kematian ibu dan kematian bayi. 4. Meningkatkan status gizi balita. 5. Meningkatkan kemandirian asyarakat 6. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor. 7. Meningkatkan sistem informasi kesehatan (SIK) B. Tujuan Tujuan Umum Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pengendalian pemberantasan penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Tujuan Khusus Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular, priorotas penyakit menular yang ditanggulangi adalah malaria, DBD, Polio, Filarial, TB paru, HIV/AIDS, Pneunomia dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurunkan kasus kesakitan, kematian dan komplikasi penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung 2 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya dan ikut serta aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB. Banyak upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memberantas penyakit menular setelah Puskesmas bekerja, kinerja P2P dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. C. Sasaran 1. P2M 2. PTM D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman meliputi: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pendidikan dan Pelatihan petugas 4. Pemantauan dan Evaluasi E. Batasan Operasional Adapun batasan operasional sebagai berikut: Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) merupakan suatu program yang menangani penyakit menular dan tidak menular. 1. Penyakit Menular Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dan orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup. Penyakit menular seksual Penyakit-penyakit menular dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu: 3 a. Penyakit menular potensial mewabah Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit menular berikut: 1 . Diare 2 . Demam berdarah dengue 3 . Malaria (di daerah endemik tinggi) 4 . Filaria (di daerah endemik tinggi) b. Penyakit menular endemik tinggi Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut: 1. Tuberkulosis pare 2. Lepra (Morbus Hansen) 3. Patek (Framboesia) 4. Anjing gila (Rabies) 5. Antraks c. Penyakit menular penting lain Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut: 1. Sifilis (Raja Singa) 2. Gonorhoe (kencing nanah) 3. HIV/ AIDS d. Penyakit menular lain 1. Hepatitis-B 2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu: a) Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun kontak tidak langsung (benda-benda bekas dipakai pasien). b) Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar. c) Penularan melalui vector. d) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, dan tato. 4 2. Penyakit Tidak Menular Penyakit tidak menular ialah penyakit yang bersifat kronik, menahun, berlangsung lama atau bisa juga mendadak, disebabkan oleh beberapa faktor dan dapat dicegah apabila faktor resikonya dikendalikan sehingga perawatan pasien penyakit tidak menular mencerminkan kegagalan dari pengelolaan program penanggulangan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit non infeksi karena penyebabnya bukan mikroorganisme namun tidak berarti tidak ada peran mikroorganisme dalam terjadinya penyakit tidak menular. Penanggulangan penyakit tidak menular merupakan kombinasi upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat dan individu yang bersangkutan. Penyakit-penyakit tidak menular meliputi : a. Hipertensi (Penyakit Darah Tinggi) b. Penyakit Jantung Koroner c. Diabetes Melitus (Penyakit Kencing Manis d. Kanker e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) f. Osteoporosis g. Penyakit Asam Urat h. Asma i. Stroke j. Obesitas (Kegemukan) k. Batu Ginjal 5 BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi terhadap upaya P2M dan PTM yang ada di Puskesmas Tejo Agung Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi Upaya P2M Pendidikan minimal D III 1 koordinator Upaya PTM Pendidikan minimal D III 1 koordinator B. Distribusi Ketenagaan Penanggung jawab program upaya P2 dan latar belakang profesinya adalah sebagai berikut: Kegiatan Petugas Upaya P2 1 koordinator P2M di puskesmas 1 koordinator PTM Upaya P2 1 petugas yang bertanggung jawab atas di Poskeskel Tejo Agung pengiriman data W2 dan melaksanakan PE bila terjadi kasus penyakit menular. 1 petugas yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan hasil kegiatan. 1 petugas melaksanakan bertanggung shining melaporkan hasil kegiatan. 6 GIFU jawab dan 15. Pelaksanaan gerakan 1R1 J 16. BJB di SD dan SMP 17. Penemuan kasus penyakit yang dapat di cegah dalam imunisasi ( PD31) 18. Penyelidikan epidemiologi kasus malaria, campak, dan kusta. 19. Penyelidikan epidemiologi kasus KLB 20. Prencanaan program imunisasi 21. Pemberian imunisasi rutin pada bayi dan baduta 22. Pelaksanaan sweeping imunisasi rutin 23. Pemberian imunisasi TD paadaibu hamil dan WUS ( wanita usia subur) 24. Sosialisasi pelaksanaan BIAS 25. Pemberian imunisasi anak sekolah ( BIAS) DT dan Td 26. Sweeping BIAS DT dan TD 27. Pemberian imunisasi anak sekolah (BIAS) campak dan MR 28. Seeping BIAS campal / MR 29. Survailens KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) 30. Pemeliharaan rantai dingin vaksin 31. Pertemuan money program imunisasi 32. Validasi data hasil cakupan 33. Spanduk media KIE imunisasi Pelayanan PTM 1. Pengukuran dan pemeriksaan vaktor resiko PTM 2. Deteksi dini CA serviks dan sadari melalui pemeriksaan IVA pada usia produktif 3. Pengadaan reagen pemeriksaan guladarah 4. Refresing kader PTM 5. Skrining PGPK 7 BAB III STANDAR VASILITAS Denah ruang denah untuk ruang P2 terintegratif dengan ruang layanan lain dalam denah puskesmas Standar fasilitas - fasilitas di ruang meliputi alkes dan non alkes ( terlampir) Kegiatan pelayanan P2 Sarana- prasarana Pengambilan dan pengiriman Spuit sempel campak dan PD31 Tabung No adektif Kapas alkohol Plester Centrifus Pipet klinik Tabung serum Format CI ATK Sweeping dan skrining bumil Form skrining hepatitis, HIV, malaria, protein. Stik RDT Handscoon Spuit Kapas alkohol plester ATK Mobile VCT HIV dan TB Form skrining kekomunitas beresiko Spuit Kapas alkohol / alkohol swab Plester Stik RDThandscoon Masker ATK Investigasi kontak pasien BTA + Pot dahak dan TB anak, kusta, HIV ATK Masker Handscoon 8 Kegiatan pelayanan P2 Sarana- prasarana Pelacakan TB mangkir / kusta ATK Masker Register rawat jalan: obat TB Slide Pengiriman kroscek pasien TB ke Kotak slide labkesda Form TB 12 Pembentukan jejaring eksternal Meja Kursi LCD Laptop penemuan kasus TB Pengeras suara Lembar MOU ATK Rujukan kasus baru HIV Surat rujukan Hasil laboratorium Masker Deteksi Dini HIV luar gedung Form skrining Stik RDT Handscoon Masker Spuit Kapas alkohol Plester ATK Penyelidikan epidimiologi penyakit Form penyelidikan KLB rabies Form tular vektor dan zoonotik penyelidikan DBD Senter Abate Belanko laporan hasil kegiatan Buku kegiatan ATK Sweeping POPM kecacingan di ATK sekolah dan di posyandu Obat cacing Blanko laporan hasil kegiatan Buku kegiatan 9 Kegiatan pelayanan P2 Sarana- prasarana Intervensi PE DBD dan malaria APD Mesin foging BBM Insektisida Form foging ATK PJB ( PEMERIKSAAN JENTIK Form PJB Abate BERKALA) Rutin Leaflet Senter ATK Pekan PJB serentak dan Abatesasi Form PJB Abate Leaflet Senter ATK Pelaksanaan gerakan 1R1J Form 1 R1 J ATK Buku kegiatan PJB di SD dan SMP Form PJB Abate Leaflet Senter ATK Penemuan kasus penyakit yang ATK dapat dicegah denga imunisasi Ketas lebel (PD3I) Pot untuk sempel Kantung plastik kecil Kantung plastik besar Format pelacakan (FP 1) Handscoon Masker Alat untuk pengukur TTV Format C 1 Buku kegiatan Blankko laporan hasil kegiatan 10 Kegiatan pelayanan P2 Sarana- prasarana Penyelidikan epidemiologi kasus ATK malaria, campak, dan kusta Masker Handscoon Alat untuk pengukur TTV Format Cl Buku kegiatan Blanko hasil kegiatan Penyelidikan epidemiologgi kasus ATK KLB Masker Handscoon: Alat untuk pengukur TTV Format Cl Buku kegiatan Blanko PE Pengukuran dan pemeriksaan ATK faktor resiko PTN Buku register postbindu set Benecet Stik glukosa, asam urat dan kalesterol KMS, Posbindu, PTN Deteksi dini CA servik dan sadari Ispekulo melalui pemeriksaan iva pada usia Lidi kapas Asam asetat Aquabides Kom produktif steril Hanscoon Masker Bak instrumen Beklin Sabun Senter ATK Pengadaan reagen pemeriksaan Surat peemintaan reagent gukla darah Refresing kader PTM Meja Kursi Lcd Laptop 11 Kegiatan pelayanan P2 Sarana- prasarana Pengeras suara Leaflet ATK Shining PGPK Kursi Meja Senter sneletn card/E-Card Register indra dan ATK 12 BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan 0. Layanan P2 dalam gedung a. Pengambilan dan pengiriman sempel campak dan PD31 b. Swiping dan skrining bumil hepatitis, HIV, Malaria, Protein. c. Pembentukan jejaring eksternal penemuan kasus TB d. Rujukan kasus baru HIV e. Penemuan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD31 f. Pengukuran dan pemeriksaan faktor resiko PTM g. Deteksi dini CA Servik dan sadari melaluui pemeriksaan IVA pada usia produktif h. Perencanaan program imunisasi i. Pemberian imunisasi pada bayi dan baduta j. Pemberian imunisasi Ti' pada ibu hamil pada WUS atau Wanita usia subur k. Pemeliharaan pantai dingin vaksin l. Pertemuan money program imunisasi m. Validasi data hasil cangkupan n. Spanduk media KIE imunisasi o. Pengadan reagent pemeriksaan guladarah p. Refresing kader PTM 1. Pelayanan T2 Luar gedung a. Mobile VCT HIV dan TB kekomunitas beresiko b. Kunjungan rumah ( kunjungan ibu hamil, nifas, neonatal,resti) c. Investigasi kontak pasien BTA+ dan TB anak, puska, HIV d. Pelacakan TB mangkir/kusta e. Pengiriman roscek pasien TB ke lab kesda 13 12 f. Deteksi dini HIV luar gedung g. Penyelidikan epidemiologi Penyakit tular vektor dan zeoonotik h. Swiping POPM kecacingan disekolah dan diposyandu i. Intervensi PE DBD dan malaria j. PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) rutin k. Pekan PJB serentak dan Abate sasi l. Palaksaan 1R 1J m. PJB di SD dan SMP n. Penyelidikan epidemiologi kasusu malaria,campak dan kusta o. Penyelidikan epidemiolohi kasus KLB p. Pelaksanaan Sweeping imunisasi rutin q. Sosialisasi pelaksanaan BIAS r. Pemberian imunisasi anak sekolah (BIAS) dan DT dan TT s. Seeping BIAS DT dan TT t. Pemberian imunisasi anak sekolah ( BIAS) campak/MR u. Seeping BIAS campak /MR v. Surveilans KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) w. Skrining PGPK (penanggulangan gangguan Penglihatan dan Kebutaan) B. Metode Dalam upaya mencapai tujuan di bidang P2 diperlukan peran pertugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada masyarakat. Metode yangdigunakan adalah : 1. Pendataan sasaran 2. Wawancara /anamnesa 3. Pemeriksaan 4. Penatalaksanaan kasus 5. Pencatatan dan pelaporan 14 C. Langkah Kegiatan 1. Kegiatan dalam gedung a. Wawancara/anamnesa b. Pemeriksaan c. Penatalaksanaan kasus d. Pencatatan dan pelaporan 2. a. Kegiatan luar gedung Perencanaan (P1) Tim perencaan merencanakan kegiatan P2 pada RUK b. Penggerakan pelaksaan (P2) Pada kegiatan P2 petugas melakukan : 1. Membuat jadwal kegiatan 2. Mengkoordinasikan antar petugas terkait tempat,waktu dan proses 3. Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan dilaksanakan c. Melaksanakan kegiatan 1. Petugas mencatat basil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan 2. Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan d. Pengawasan pengendalian P3 1. Koordinator program PJUKM melakukan monotoring evaluasi 2. Evaluasi terkait capaian terhadap indikator 3. Dilakukan setiap bulan dan tertulis setiap 3 bulan 15 Metode-metode dalam melakukan pelayanan P2 dilakukan melalui proses diunit pendaftaran untuk kemudian dilakukan pemeriksaan diruang pemeriksaan umum, KIA, UGD, jika terdapat kasus P2M yang bersiko cepat menularkan orang lain, yaitu penyakit TB,Campak, Varicela, dan Konjungtivitis maka akan dilakukan dengan cara TEMPO ( Temukan pisahkan obati ) Langkah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan meliputi langkah-langkah berupa rangkaian tahapan-tahapan yang ada di SOP (Standar Operasional Standara) 16 BAB V LOGISTIK Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksaannya dilakukan oleh semua petugas, penanggung jawab program kemudian diajukan kepada kepala puskesmas melalui TIM perencanaan Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksaan kegiatan program P2direncakan dalam rapat TIM perencanaan dan pertemuaan lokal karya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemeberdayaan yang akan dilaksanakan. Kegiatan didalam gedung Puskesmas dibutuhkan sarana dan prasarana anatara lain: 1. Meja , kursi 2. Meja pemeriksaan 3. Tensimeter 4. Stetoskop 5. Timbangan 6. Meteran 7. Alat tulis 8. Buku catatan kegiatan 9. Leaflet 10. Buku panduan 11. Komputer Kegiatan diluar gedung Puskesmas membutuhkan saran dan prasarana yang meliputi : 1. Tensimeter 2. Stetoskop 3. Timbangan 4. Leaflet 5. Snelent cart /e chart 17 6. Senter 7. Buku catatan kegiatan Logistik pada unit P2 ada yang masih dissediakan oleh Dinas Kesehatan Kota Proses mendapatkan logistik melalui tahapan perencanaan dan pengajuan usulan ke Dinas Kesehatan Kota Tidak semua usulan bisa terpenuhi oleh Dinas kesehatan Kota 18 BAB VI SASARAN KEGIATAN PROGRAM Setiap kegiatan di unit P2 harus memilki aspek keselamatan terhadap pasien Adapun sasaran kegiatan/program meliputi seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Dalam hal in juga dilakukan pencatatan, pelaporan serta evaluasi terhadap program melalui laporan kunjungan berdasarkan diagnosa pada register kunjungan pasien. 19 BAB VII KESELAMATAN PASIEN Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagi sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapn-tahapandalam mengelola keselanatan sasaran antara lain: 1. Identifikasi Resiko Penanggung jawab program sebelum melaksakan kegiatan harus menidentifikasi resjko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhdap sasaran hams dilakukan tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi. 3. Rencana pencegahan resiko dan meminimalisasi resiko 4. Monitoring evaluasi Aspek keselamatan kerja meliputi keselamatan kepada pasien, masyarakat dan petugas kesehatan. Aspek keselanatan kerja yang dituangkan dalam matrik rencana kerja K3 puskesmas 20 BAB VIII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut salty saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin kebutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Darts egi keilmuwwan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerepaannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatann kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yg bebas dart resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dart pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamat kerja disini lebih terkait pada perlindunga fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja dijelaskan bahwa kselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang selanjutnya disebut K3 di Fasyankes adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan pasien, pendamping pasien, pengunjung maupun masyarakat disekitar lingungan Fasilitas Kesehatan agar sehat selamat dan bebas dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan lingkungan dan aktivitas kerja. Seiring dengan kemampuan ilmu dan teknologi khususnya sarana dan prasarana kesehatan maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merpakan orang pertama terpajang terhadap masalah kesehatan untuk itu semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan epidemiolgoi dan desinfekeis sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan disinfectant yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksisus dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang 21 benar. Pada masa pandemi covid-19 seluruh pteugas dalam pelaksanaan pelayanan dalam gedung dan luar gedung wajib menggunakan APD level 2 serta melaksanakan disiplin protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan sesering mungking menjaga jarak. 22 BAB IX PENGADALIAN MUTU Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktivitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yg telah ditetapkan Kinerja pelaksanaan di monitor dan evaluasi dengan mengguanakan indikator sebagai berikut : 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metode yang digunakan 4. Tercapainya indikator Hasil pelaksaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertmuan lokakarya mini tiap bulan. 23 BAB X PENUTUP Pedoman pelaksaan program P2 ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksaan kegiatan program P2 dipuskesmas Tejo agung. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi nil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada basil yang optimal Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan program P2 di puskesmas agar tidak terjadi penyimoangan atau pengurangan dari kebiajakan yang telah ditentukan Demikian pedoman tentang P2 sebagai acuan untuk dilaksakanan KEPALA UPTD PUSKESMAS TEJO AGUNG LUSIANA BREN,SKM NIP 197306302006042012 24