Uploaded by Min Dnb

P2 dan PTM 2021

advertisement
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
P2PM dan PTM
UPTD PUSKESMSA TEJO AGUNG
KOTA METRO
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih perlu bebenak yang berkonsenterasi guna mewujudkan
pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat
kesehatan masyarakat yang optimal. Puskesmas merupakan sebuah institusi
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat yang ikut berperan sebagai
perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah. Puskesmas juga
merupakan ujung tombak pelayanan UKP maupun UKM di srata pertama
pelayanan kesehatan dan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kota atau
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagai
tugas
pembangunan kesehatan Kota. Untuk menciptakan bangsa yang memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerjasama
masyarakat dalam menciptakan pembangunan kesehatan. Pembangunan
kesehatan di Indonesia berfungsi untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap orang dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan di
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
menularnya penyakit menular atau infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta
Dalam melaksanakan program lansia selalu membudidayakan tata nilai
PASTI yaitu:

Profesional; memiliki kemampuan ketrampilan kompetensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai prosedur yang ditetapkan
berdasarkan standar profesi dan jabatan

Akuntable;
memberikan
pelayanan
kesehatan
sesuai
pedoman,
prosedur,standar pelayanan tarif yang ditetapkan, dapt diukur dan
dipertanggung jawabkan

Santun; sopan dan ramah tamah

Transparan;ada kemudhan mengakses penyelenggaraan pelayanan baik
UKM maupun UKP
1

Inisiatif; kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu tanpa
hams diberi tahu, mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan
terhadap sesuatuyangada di sekitar Selain itu pelayanan program P2PM
dan PTM harus sesuai dengan visi dan misi puskesmas ( Visi Kota Mero
), yaitu;
VISI
"Metro Kota pendidikan dan wisata keluarga,berbasis ekonomi
kerakyatan berlandaskan pembangunan partisipatif'
MISI
1.
Meingkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2.
Menurunkan kasus penyakit menular .
3.
Menekan kasus kematian ibu dan kematian bayi.
4.
Meningkatkan status gizi balita.
5.
Meningkatkan kemandirian asyarakat
6.
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
7.
Meningkatkan sistem informasi kesehatan (SIK)
B. Tujuan

Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
pengendalian
pemberantasan
penyakit
serta
meningkatkan
derajat
kesehatan masyarakat

Tujuan Khusus

Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular, priorotas penyakit menular yang ditanggulangi adalah
malaria, DBD, Polio, Filarial, TB paru, HIV/AIDS, Pneunomia dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Menurunkan kasus kesakitan, kematian dan komplikasi penyakit tidak
menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung
2

Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya dan
ikut serta aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan
kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB.
Banyak upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memberantas
penyakit menular setelah Puskesmas bekerja, kinerja P2P dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
C. Sasaran
1.
P2M
2.
PTM
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman meliputi:
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Pendidikan dan Pelatihan petugas
4.
Pemantauan dan Evaluasi
E. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional sebagai berikut:
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) merupakan
suatu program yang menangani penyakit menular dan tidak menular.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit
yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan
perpindahan atau penularan penyakit dan orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau
lingkungan hidup. Penyakit menular seksual Penyakit-penyakit menular
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
3
a. Penyakit menular potensial mewabah
Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit menular
berikut:
1 . Diare
2 . Demam berdarah dengue
3 . Malaria (di daerah endemik tinggi)
4 . Filaria (di daerah endemik tinggi)
b. Penyakit menular endemik tinggi
Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut:
1. Tuberkulosis pare
2. Lepra (Morbus Hansen)
3. Patek (Framboesia)
4. Anjing gila (Rabies)
5. Antraks
c. Penyakit menular penting lain
Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut:
1. Sifilis (Raja Singa)
2. Gonorhoe (kencing nanah)
3. HIV/ AIDS
d. Penyakit menular lain
1.
Hepatitis-B
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:
a)
Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun kontak tidak
langsung (benda-benda bekas dipakai pasien).
b) Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
c) Penularan melalui vector.
d) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, dan tato.
4
2. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular ialah penyakit yang bersifat kronik, menahun,
berlangsung lama atau bisa juga mendadak, disebabkan oleh beberapa
faktor dan dapat dicegah apabila faktor resikonya dikendalikan sehingga
perawatan pasien penyakit tidak menular mencerminkan kegagalan dari
pengelolaan program penanggulangan penyakit tidak menular. Penyakit
tidak menular merupakan penyakit non infeksi karena penyebabnya bukan
mikroorganisme namun tidak berarti tidak ada peran mikroorganisme
dalam terjadinya penyakit tidak menular. Penanggulangan penyakit tidak
menular merupakan kombinasi upaya inisiatif pemeliharaan mandiri oleh
petugas, masyarakat dan individu yang bersangkutan.
Penyakit-penyakit tidak menular meliputi :
a. Hipertensi (Penyakit Darah Tinggi)
b. Penyakit Jantung Koroner
c. Diabetes Melitus (Penyakit Kencing Manis
d. Kanker
e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f. Osteoporosis
g. Penyakit Asam Urat
h. Asma
i.
Stroke
j.
Obesitas (Kegemukan)
k. Batu Ginjal
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi terhadap upaya P2M dan PTM yang
ada di Puskesmas Tejo Agung
Kegiatan
Kualifikasi SDM
Realisasi
Upaya P2M
Pendidikan minimal D III
1 koordinator
Upaya PTM
Pendidikan minimal D III
1 koordinator
B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program upaya P2 dan latar belakang profesinya adalah
sebagai berikut:
Kegiatan
Petugas
Upaya P2
1 koordinator P2M
di puskesmas
1 koordinator PTM
Upaya P2
1 petugas yang bertanggung jawab atas
di Poskeskel Tejo Agung
pengiriman data W2 dan melaksanakan
PE bila terjadi kasus penyakit menular.
1
petugas yang
bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
dan melaporkan hasil kegiatan.
1
petugas
melaksanakan
bertanggung
shining
melaporkan hasil kegiatan.
6
GIFU
jawab
dan
15. Pelaksanaan gerakan 1R1 J
16. BJB di SD dan SMP
17. Penemuan kasus penyakit yang dapat di cegah dalam
imunisasi ( PD31)
18. Penyelidikan epidemiologi kasus malaria, campak, dan
kusta.
19. Penyelidikan epidemiologi kasus KLB
20. Prencanaan program imunisasi
21. Pemberian imunisasi rutin pada bayi dan baduta
22. Pelaksanaan sweeping imunisasi rutin
23. Pemberian imunisasi TD paadaibu hamil dan WUS
( wanita usia subur)
24. Sosialisasi pelaksanaan BIAS
25. Pemberian imunisasi anak sekolah ( BIAS) DT dan Td
26. Sweeping BIAS DT dan TD
27. Pemberian imunisasi anak sekolah (BIAS) campak dan
MR
28. Seeping BIAS campal / MR
29. Survailens KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
30. Pemeliharaan rantai dingin vaksin
31. Pertemuan money program imunisasi
32. Validasi data hasil cakupan
33. Spanduk media KIE imunisasi
Pelayanan PTM
1. Pengukuran dan pemeriksaan vaktor resiko PTM
2. Deteksi dini CA serviks dan sadari melalui pemeriksaan
IVA pada usia produktif
3. Pengadaan reagen pemeriksaan guladarah
4. Refresing kader PTM
5. Skrining PGPK
7
BAB III
STANDAR VASILITAS
 Denah ruang denah untuk ruang P2 terintegratif dengan ruang layanan lain
dalam denah puskesmas
 Standar fasilitas - fasilitas di ruang meliputi alkes dan non alkes ( terlampir)
Kegiatan pelayanan P2
Sarana- prasarana
Pengambilan dan pengiriman
Spuit
sempel campak dan PD31
Tabung No adektif
Kapas alkohol Plester
Centrifus
Pipet klinik
Tabung serum Format CI
ATK
Sweeping dan skrining bumil
Form skrining
hepatitis, HIV, malaria, protein.
Stik RDT
Handscoon
Spuit
Kapas alkohol plester
ATK
Mobile VCT HIV dan TB
Form skrining
kekomunitas beresiko
Spuit
Kapas alkohol / alkohol swab Plester
Stik RDThandscoon
Masker ATK
Investigasi kontak pasien BTA +
Pot dahak
dan TB anak, kusta, HIV
ATK
Masker
Handscoon
8
Kegiatan pelayanan P2
Sarana- prasarana
Pelacakan TB mangkir / kusta
ATK
Masker
Register rawat jalan: obat TB
Slide
Pengiriman kroscek pasien TB ke
Kotak slide
labkesda
Form TB 12
Pembentukan jejaring eksternal
Meja Kursi LCD Laptop
penemuan kasus TB
Pengeras suara
Lembar MOU
ATK
Rujukan kasus baru HIV
Surat rujukan
Hasil laboratorium Masker
Deteksi Dini HIV luar gedung
Form skrining Stik RDT
Handscoon
Masker
Spuit
Kapas alkohol Plester
ATK
Penyelidikan epidimiologi penyakit Form penyelidikan KLB rabies Form
tular vektor dan zoonotik
penyelidikan DBD
Senter
Abate
Belanko laporan hasil kegiatan Buku
kegiatan
ATK
Sweeping POPM kecacingan di
ATK
sekolah dan di posyandu
Obat cacing
Blanko laporan hasil kegiatan Buku
kegiatan
9
Kegiatan pelayanan P2
Sarana- prasarana
Intervensi PE DBD dan malaria
APD
Mesin foging BBM
Insektisida
Form foging ATK
PJB ( PEMERIKSAAN JENTIK
Form PJB Abate
BERKALA) Rutin
Leaflet
Senter
ATK
Pekan PJB serentak dan Abatesasi
Form PJB Abate
Leaflet
Senter
ATK
Pelaksanaan gerakan 1R1J
Form 1 R1 J
ATK
Buku kegiatan
PJB di SD dan SMP
Form PJB Abate
Leaflet
Senter
ATK
Penemuan kasus penyakit yang ATK
dapat dicegah denga imunisasi Ketas lebel
(PD3I)
Pot untuk sempel
Kantung plastik kecil
Kantung plastik besar
Format pelacakan (FP 1) Handscoon
Masker
Alat untuk pengukur TTV Format C 1
Buku kegiatan
Blankko laporan hasil kegiatan
10
Kegiatan pelayanan P2
Sarana- prasarana
Penyelidikan epidemiologi kasus
ATK
malaria, campak, dan kusta
Masker
Handscoon
Alat untuk pengukur TTV Format Cl
Buku kegiatan
Blanko hasil kegiatan
Penyelidikan epidemiologgi kasus
ATK
KLB
Masker
Handscoon:
Alat untuk pengukur TTV Format Cl
Buku kegiatan
Blanko PE
Pengukuran dan pemeriksaan
ATK
faktor resiko PTN
Buku register postbindu set
Benecet
Stik glukosa, asam urat dan kalesterol
KMS, Posbindu, PTN
Deteksi dini CA servik dan sadari Ispekulo
melalui pemeriksaan iva pada usia Lidi kapas Asam asetat Aquabides Kom
produktif
steril Hanscoon Masker
Bak instrumen
Beklin
Sabun
Senter
ATK
Pengadaan reagen pemeriksaan
Surat peemintaan reagent
gukla darah
Refresing kader PTM
Meja Kursi Lcd
Laptop
11
Kegiatan pelayanan P2
Sarana- prasarana
Pengeras suara
Leaflet
ATK
Shining PGPK
Kursi Meja Senter sneletn card/E-Card
Register indra dan ATK
12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
0. Layanan P2 dalam gedung
a.
Pengambilan dan pengiriman sempel campak dan PD31
b.
Swiping dan skrining bumil hepatitis, HIV, Malaria, Protein.
c.
Pembentukan jejaring eksternal penemuan kasus TB
d.
Rujukan kasus baru HIV
e.
Penemuan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
PD31
f.
Pengukuran dan pemeriksaan faktor resiko PTM
g.
Deteksi dini CA Servik dan sadari melaluui pemeriksaan IVA pada
usia produktif
h.
Perencanaan program imunisasi
i.
Pemberian imunisasi pada bayi dan baduta
j.
Pemberian imunisasi Ti' pada ibu hamil pada WUS atau Wanita usia
subur
k.
Pemeliharaan pantai dingin vaksin
l.
Pertemuan money program imunisasi
m.
Validasi data hasil cangkupan
n.
Spanduk media KIE imunisasi
o.
Pengadan reagent pemeriksaan guladarah
p.
Refresing kader PTM
1. Pelayanan T2 Luar gedung
a.
Mobile VCT HIV dan TB kekomunitas beresiko
b.
Kunjungan rumah ( kunjungan ibu hamil, nifas, neonatal,resti)
c.
Investigasi kontak pasien BTA+ dan TB anak, puska, HIV
d.
Pelacakan TB mangkir/kusta
e.
Pengiriman roscek pasien TB ke lab kesda
13
12
f.
Deteksi dini HIV luar gedung
g.
Penyelidikan epidemiologi Penyakit tular vektor dan zeoonotik
h.
Swiping POPM kecacingan disekolah dan diposyandu
i.
Intervensi PE DBD dan malaria
j.
PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) rutin
k.
Pekan PJB serentak dan Abate sasi
l.
Palaksaan 1R 1J
m. PJB di SD dan SMP
n.
Penyelidikan epidemiologi kasusu malaria,campak dan kusta
o.
Penyelidikan epidemiolohi kasus KLB
p.
Pelaksanaan Sweeping imunisasi rutin
q.
Sosialisasi pelaksanaan BIAS
r.
Pemberian imunisasi anak sekolah (BIAS) dan DT dan TT
s.
Seeping BIAS DT dan TT
t.
Pemberian imunisasi anak sekolah ( BIAS) campak/MR
u.
Seeping BIAS campak /MR
v.
Surveilans KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi)
w. Skrining PGPK (penanggulangan gangguan Penglihatan dan
Kebutaan)
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang P2 diperlukan peran pertugas
kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan pelayanan
dan fasilitator bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan inovasi
dibidang kesehatan kepada masyarakat.
Metode yangdigunakan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Wawancara /anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan
14
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a.
Wawancara/anamnesa
b. Pemeriksaan
c.
Penatalaksanaan kasus
d. Pencatatan dan pelaporan
2.
a.
Kegiatan luar gedung
Perencanaan (P1)
Tim perencaan merencanakan kegiatan P2 pada RUK
b. Penggerakan pelaksaan (P2) Pada kegiatan P2 petugas melakukan :
1.
Membuat jadwal kegiatan
2.
Mengkoordinasikan antar petugas terkait tempat,waktu dan proses
3.
Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
c.
Melaksanakan kegiatan
1.
Petugas mencatat basil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2.
Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
d. Pengawasan pengendalian P3
1.
Koordinator program PJUKM melakukan monotoring evaluasi
2.
Evaluasi terkait capaian terhadap indikator
3.
Dilakukan setiap bulan dan tertulis setiap 3 bulan
15
 Metode-metode dalam melakukan pelayanan P2 dilakukan melalui proses
diunit pendaftaran untuk kemudian dilakukan pemeriksaan diruang
pemeriksaan umum, KIA, UGD, jika terdapat kasus P2M yang bersiko
cepat menularkan orang lain, yaitu penyakit TB,Campak, Varicela, dan
Konjungtivitis maka akan dilakukan dengan cara TEMPO ( Temukan
pisahkan obati )
 Langkah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan meliputi
langkah-langkah berupa rangkaian tahapan-tahapan yang ada di SOP
(Standar Operasional Standara)
16
BAB V
LOGISTIK
 Perencanaan
logistik
adalah merencanakan
kebutuhan
logistik
yang
pelaksaannya dilakukan oleh semua petugas, penanggung jawab program
kemudian diajukan kepada kepala puskesmas melalui TIM perencanaan
 Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksaan kegiatan program P2direncakan
dalam rapat TIM perencanaan dan pertemuaan lokal karya mini lintas program
dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemeberdayaan
yang akan dilaksanakan.
 Kegiatan didalam gedung Puskesmas dibutuhkan sarana dan prasarana anatara
lain:
1.
Meja , kursi
2.
Meja pemeriksaan
3.
Tensimeter
4.
Stetoskop
5.
Timbangan
6.
Meteran
7.
Alat tulis
8.
Buku catatan kegiatan
9.
Leaflet
10. Buku panduan
11. Komputer
 Kegiatan diluar gedung Puskesmas membutuhkan saran dan prasarana yang
meliputi :
1.
Tensimeter
2.
Stetoskop
3.
Timbangan
4.
Leaflet
5.
Snelent cart /e chart
17
6.
Senter
7.
Buku catatan kegiatan

Logistik pada unit P2 ada yang masih dissediakan oleh Dinas Kesehatan Kota

Proses mendapatkan logistik melalui tahapan perencanaan dan pengajuan
usulan ke Dinas Kesehatan Kota
 Tidak semua usulan bisa terpenuhi oleh Dinas kesehatan Kota
18
BAB VI
SASARAN KEGIATAN PROGRAM
 Setiap kegiatan di unit P2 harus memilki aspek keselamatan terhadap pasien
 Adapun sasaran kegiatan/program meliputi seluruh masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas
 Dalam hal in juga dilakukan pencatatan, pelaporan serta evaluasi terhadap
program melalui laporan kunjungan berdasarkan diagnosa pada register
kunjungan pasien.
19
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
 Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagi sasaran kegiatan maupun
resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan
 Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya
menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya.
 Tahapn-tahapandalam mengelola keselanatan sasaran antara lain:
1.
Identifikasi Resiko
Penanggung jawab program sebelum melaksakan kegiatan harus
menidentifikasi resjko
terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak
dari pelaksaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhdap sasaran hams
dilakukan tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko
atau dampak dari pelaksanaan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3.
Rencana pencegahan resiko dan meminimalisasi resiko
4.
Monitoring evaluasi
 Aspek keselamatan kerja meliputi keselamatan kepada pasien, masyarakat dan
petugas kesehatan. Aspek keselanatan kerja yang dituangkan dalam matrik
rencana kerja K3 puskesmas
20
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering
disebut salty saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin kebutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
petugas dan hasil kegiatannya. Darts egi keilmuwwan diartikan sebagai suatu
pengetahuan dan penerepaannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatann kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yg bebas dart resiko kecelakaan dan
kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dart pekerjaan yang
dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamat kerja disini
lebih terkait pada perlindunga fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 52 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja dijelaskan bahwa kselamatan dan
kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang selanjutnya disebut K3 di
Fasyankes adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi sumber daya
manusia fasilitas pelayanan kesehatan pasien, pendamping pasien, pengunjung
maupun masyarakat disekitar lingungan Fasilitas Kesehatan agar sehat selamat
dan bebas dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari
pekerjaan lingkungan dan aktivitas kerja.
Seiring dengan kemampuan ilmu dan teknologi khususnya sarana dan
prasarana kesehatan maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merpakan orang pertama terpajang terhadap
masalah kesehatan untuk itu semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan
tentang kebersihan epidemiolgoi dan desinfekeis sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan
kesehatan
untuk
memastikan
kondisi
tubuh
yang
sehat.
Menggunakan disinfectant yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola
limbah infeksisus dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
21
benar.
Pada masa pandemi covid-19 seluruh pteugas dalam pelaksanaan pelayanan
dalam gedung dan luar gedung wajib menggunakan APD level 2 serta
melaksanakan disiplin protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan
sesering mungking menjaga jarak.
22
BAB IX
PENGADALIAN MUTU
 Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan.
 Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktivitas pengawasan mutu,
sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yg telah ditetapkan
 Kinerja pelaksanaan di monitor dan evaluasi dengan mengguanakan indikator
sebagai berikut :
1.
Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2.
Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3.
Ketepatan metode yang digunakan
4.
Tercapainya indikator
 Hasil pelaksaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan
yang ditemukan dibahas pada tiap pertmuan lokakarya mini tiap bulan.
23
BAB X
PENUTUP
Pedoman pelaksaan program P2 ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksaan kegiatan program P2 dipuskesmas Tejo agung. Penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi nil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara
nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada basil yang optimal
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
kegiatan program P2 di puskesmas agar tidak terjadi penyimoangan atau
pengurangan dari kebiajakan yang telah ditentukan
Demikian pedoman tentang P2 sebagai acuan untuk dilaksakanan
KEPALA UPTD
PUSKESMAS TEJO AGUNG
LUSIANA BREN,SKM
NIP 197306302006042012
24
Download