Uploaded by Andi Aswan

[2019 Nasional] Analisis Faktor 5C yang menyebabkan kredit bermasalah pada Debitur Umur dibawah 45 Tahun

advertisement
Hasanuddin Journal of Business Strategy (HJBS)
Analisis Faktor 5C Yang Menyebabkan Kredit Bermasalah
Pada Debitur Umur Dibawah 45 Tahun
di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang
Analysis of 5C Factors Impacting Non-Performing
Performing Loan
for the Debtors Under Age of 45 Years Old
of PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk at Sengkang Bank Branch
Surdani1**, Abdul Rahman Kadir2 and Andi Aswan2,
1
2
Mahasiswa Master Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 1;surdani77l@gmail.com
surdani77l@gmail.com
Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 2; rahmankadir90@yahoo.com
3
Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 2; andiaswanp@yahoo.com
* Correspondence autho
author: surdani77@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh factor 5C terhadap kredit bermasalah pada debitur umur
dibawah 45 tahun di PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Cabang Sengkang
Sengkang. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif menggunakan regresi analisis berganda dengan bantuan aplikasi SPSS. Data
dikumpulkan melalui distribusi kuesioner pada 45 orang dibitur. Uji validitas dan realibitas terhadap
kuesioner dilakukan sebelum mendistribusikan pada responden yang dituju. Berdasarkan hhasil penelitian,
variabel character berpengaruh negatif terhadap kredit bermasalah, variabel capacity berpengaruh negatif
terhadap kredit bermasalah, variabel condition of Economy berpengaruh negatif terhadap kreadit bermasalah,
variabel collateral berpengaruh negatif terhadap kreadit bermasalah, variabel capital berpengaruh negatif
terhadap kreadit bermasalah untuk debitur dibawah 45 tahun pada PT
PT.. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Sengkang.
ermasalah; debitur
Kata Kunci : faktor 5C; kredit bermasalah
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
26
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
Abstract
This study aims to determine the effect of the 5C factor on non
non-performing
performing loans in debtors under the age of 45 years at
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Sengkang Branch. The research is a quantitative study using multiple
regression analysis with the assistant of SPSS application software. Data was collected through
through questionnaires
distributed to 45 respondent of debtors. Validity and reliability of the questionnaire are evaluated beforehand. Based on
the results of the study, the variable character negatively affects non-performing
non performing loans, the capacity negatively
negativel affects
non-performing
performing loans, the condition of economy negatively affect non-performing
non performing loans, the collateral negatively
affects non-performing
performing loans, the capital negatively affects non-performing
non performing loans for debtors under 45 years at PT.
Bank Negara Indonesia
esia (Persero) Tbk Sengkang Branch.
Keywords :
Five C factor; non-performing
performing loans;
l
debtors
PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan terhadap
masyarakat, dalam kegiatan operasional bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Undang
Undang-Undang
Undang Republik Indonesia No. 10 tahun
1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan menjelaskan bahwa “penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan pi
pinjam
njam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga”.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang melakukan pengelolaan dana
yang diperoleh darii simpanan para nasabah berupa tabungan dan deposito yang disalurkan dalam
bentuk kredit kepada pengusaha. Kekurangan modal ini membatasi ruang gerak aktivitas usaha
yang dilakukan masyarakat yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan. Pemilikan dana yan
yang
terbatas dan sumber dana dari luar yang sulit diperoleh membuat masyarakat mengalami kesulitan
dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang Memprioritaskan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dan Kredit BNII Wirausaha (BWU) untuk golongan pengusaha kecil dengan tujuan
untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik,
karena pengusaha kecil adalah salah satu bagian dari struktur perekonomian yang mendukung
peningkatan
katan pertumbuhan ekonomi, sebelum fasilitas KUR diberikan maka pihak PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang harus merasa yakin bahwa KUR yang diberikan benar
benarbenar akan kembali . Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum
se
KUR
disalurkan.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang memberikan kredit kepada
peminjam, jika bank merasa yakin bahwa kredit yang diberikan kepada calon nasabah yang akan
diterimanya sesuai jangka waktu dan syarat yang telah disetu
disetujui
jui oleh kedua belah pihak. Bila ada
satu atau beberapa debitur yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak
dikemudian hari, yaitu KUR atau BWU yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan atau pembayarannya akan menunggak.
men
Dalam praktek perbankan, kredit bermasalah merupakan semua kredit yang memiliki risiko
tinggi karena debitur telah gagal/menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah
ditentukan. Kredit bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang
lancar, diragukan dan macet.
Permasalahan Kredit yang biasanya timbul dapat terjadi pada saat pertama kali diberikannya
kucuran dana oleh bank kepada pihak debitur, seperti pemberian kredit yang dilakukan tanpa akad
perjanjian kredit yang tentunya hal ini merupakan kejadian yang sangat tidak masuk akal dan jelas
akan sangat merugikan pihak debitur, atau bisa juga kredit itu bermasalah di tengah masa
perkreditan. Kredit yang bermasalah di tengah masa perkreditan misalnya seperti seorang
seoran debitur
yang mengalami kesulitan keuangannya sehingga pembayaran kewajiban atas kredit tidak dapat
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Kemudian bisa juga
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
27
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
diakibatkan oleh kondisi diluar bisnis debitur, seperti kondisi
kondisi keamanan yang tidak mendukung
untuk berjalannya proses bisnis debitur tersebut atau juga kondisi alam yang tidak bersahabat
seperti terjadinya bencana alam, cuaca yang buruk dan lain
lain-lain
lain yang tentunya semua kondisi
tersebut akan sangat menghambat berj
berjalannya
alannya proses bisnis debitur dan tentunya akan berdampak
secara tidak langsung kepada bank sebagai kreditur dengan tidak dapat dipenuhinya kewajiban
debitur.
KUR di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang meningkat dari tahun
2015. Peningkatan
katan tersebut seiring dengan peningkatan jumlah debitur yang menggunakan kredit
KUR. Dengan demikian peningkatan debitur dari tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Dari keseluruhan jumlah debitur tersebut, beberapa nasabah mengalami masalah
masa
dalam
pengembalian kredit. Dan berdasarkan survei dan data yang diperoleh ternyata diantara mereka
yang mendodominasi adalah debitur umur di bawah 45 tahun. Dapat dilihat bahwa Kredit
Bermasalah (NPL) mengalami peningkatan namun pada persentase NPL mengalami
mengalami penurunan , hal
ini membuktikan bahwa jumlah kredit bermasalah (NPL) meningkat namun kenyataannya
persentase NPL tdk mengikuti atau mengalami penurunan.
Kredit bermasalah pada KUR atau BWU di sebabkan oleh kurang lancarnya pembayaran
angsuran oleh debitur ke kreditur atau Bank. Hal ini di karenakan oleh berbagai macam faktor.
Dalam penyaluran kredit, salah satu analisis yang digunakan oleh Bank atau kreditur adalah
analisis prinsip 5C, yaitu kreditur menilai dan menganalisis kelayakan penyaluran kkredit kepada
calon debitur berdasarkan caracter, capacity, condition of economy, capability, dan ccollateral si
calon debitur. Olehnya itu prinsip 5C ini pula yang akan menyebabkan kredit debitur bermasalah, di
karenakan kreditur kurang tepat dalam penganal
penganalisaan
isaan prinsip 5C ini, terkhusus kepada debitur
dengan umur 45 tahun kebawah.
TELAAH LITERATUR
Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi di mana persetujuan pengembalian kredit
mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami kerugian yang potensial.
Perlu diketahui bahwa menganggap kredit bermasalah selalu dikarenakan kesalahan
kesalah nasabah
merupakan hal yang salah. Kredit berkembang menjadi bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai
hal yang berasal dari nasabah, dari kondisi internal dan pemberi kredit.
Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah menurut Veithzal
Rifai (2006:478) adalah berikut :
1. Karena Kesalahan Bank, yang
ang meliputi :
 Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah
 Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan
sumber pembayaran kembali.
 Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah
 Kurang lengkap mencantumkan syarat
syarat-syarat
 Pemberian kelonggarabn yang terlalu banyak
 Tidak punya kebijakan perkreditan yang sehat
2. Karena Kesalahan Nasabah, yang
ang meliputi :
 Nasabah tidak kompeten
 Nasabah kurang pengalaman
 Nasabah tidak jujur
 Nasabah serakah
3. Faktor Eksternal, yang
ang meliputi :
 Kondisi perekonomian
 Bencana alam
 Perubahan peraturan.
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
28
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
 Gejala Dini Timbulnya Kredit bermasalah
Jika bank tidak mau rugi karena kredit yang diberikan menjadi bermasalah, bank harus dapat
mengidentifikasi gejala-gejala
gejala dininya sehingga dapat segera mengambil langkah penanganan
sebelum masalahnya menjadi semakin parah.
Menurut Veithzal Rifai (2006 : 480) menyebutkan bahwa gejala dini kredit bermasalah
adalah sebagai berikut :
 Ada tunggakan
 Mengajukan perpanjangan
 Kondisi keuangan menurun
 Laporan keuangan terlambat atau yang tadinya selalu diaudit akuntan menjadi tidak.
 Hubungan semakinrenggang, menghindar
m
setiap kali dihubungi.
 Penurunan nilai/hilangnya jaminan
Penggunaan kredit tidak sesuai rencana
Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Lokasi penelitian di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bone, Soppeng, dan Wajo. Penelitian
ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh penilaian
faktor 5c terhadap kredit bermasalah dengan responden debitur atau nasabah kredit yang
bermasalah. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Data yang dikumpulkan kemudian diuji dengan metode Analisis Regresi Berganda
Berganda,
dengan formula sebagai berikut
Ŷ = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Dimana Ŷ adalah variabel terikat dan a adalah konstanta. b1, b2, b3, b4, dan b5 adalah
koefisien regresi dari variabel X1, X2, X3, X4, X5 dan X1, X2, X3, X4, X5 adalah variabel independen.
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
29
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
Populasi dan Sample
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampel jenuh, yang
merupakan teknik pengumpulan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
Populasi sekaligus sampel yang menjadi objek penelitian merupakan seluruh konsumen
kredit di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sengkang. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dalam penelitian ini adalah
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pejabat
yang berwenang yang ada kaitannya dengan objek penelitian.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk
memperoleh jawaban tertulis
ertulis tentang permasalahan permasalahan yang dihadapi.
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data mengenai jumlah
kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 45 eksemplar, maka deskripsi tanggapan responden dapat
diuraikan sebagai berikut.
Tabel. 1 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Character (X1)
Rata-Rata
Item Pertanyaan
Debitur selalu membayar angsuran kredit dengan tepat waktu
Debitur bertanggungjawab dengan baik atas angsuran yang harus dibayar setiap bulannya
Debitur menggunakan pinjaman sesuai dengan peruntukan peminjamannya.
Debitur seringkali mengaku khawatir jika tidak mampu membayar angsuran kredit bulanan
Debitur berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengajukan pinjaman Bank
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
2,93
2,53
2,87
2,80
2,73
Berdasarkan tabel di atas 1, pernyataan
ernyataan dengan nilai yang tertinggi untuk variabel character
terdapat pada pernyataan pertama engan nilai rata-data 2,93. Hal ini mengindikasikan bahwa
konsumen pemimpajam pada umumnya sering telat dalam membayar angsuran kredit. Kondisi ini
semakin diperkuat dengan hasil jawaban yang disampaikan oleh responden terhadap pertanyaan
kedua dengan skor 2,53.
Tabel 2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Capacity(X
Capacity 2)
Item Pertanyaan
Pekerjaan debitur mengalami perkembangan dari sebelumnya
Pendapatan dari pekerjaan / usaha yang debitur geluti meningkat dari tahun sebelumnya
Debitur memiliki kemampuan dan keterampilan dalam pengelolaan/manajemen usaha yang
digeluti
Debitur mampu mengelola keuangan dari hasil pekerjaan/usaha yang digeluti
Debitur terampil dalam menemukan dan menggunakan peluang yang ada
Rata-Rata
3,51
2,96
3,38
2,84
3,27
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Terkait dengan variabel Capacity (X2), pernyataan
ernyataan dengan nilai yang tertinggi untuk
variabel capacity
pacity terdapat pada poin pertanyaan yang berada di baris ke dua dengan nilai rata-rata
rata
3,51. Para debitur yang diberi kuisioner, kebanyakan tidak mengalami perkembangan yang
signifikan setelah menerima fasilitas kredit namun diatara responden juga terdapat responden
sebanyak 12 orang yang mengalami perkembangan usaha setelah menerima kredit.
Tabel 3. Distribusi Jawaban
an Responden terhadap Variabel Condition of Economy (X3)
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
30
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
Item Pertanyaan
Saat ini debitur sedang menjalin kerjasama dengan pihak lain
Debitur mampu menyisihkan penghasilan untuk membayar angsuran kredit bulanan
Debitur memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar angsuran.
Debitur memiliki pinjaman pada lembaga keuangan lain
Debitur memiliki penghasilan yang relative cukup untuk melakukan pembayaran angsuran
pinjaman.
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Rata-Rata
4,02
3,20
4,05
3,09
3,73
Untuk Condition of Economy (X3), pernyataan dengan nilai yang tertinggi
ggi terdapat pada
pernyataan ke tiga dengan nilai rata-data
rata data 4.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
bahw mayoritas
responden ragu akan kecukupan penghasilan mereka untuk dapat membayar angsuran
angsuran. Namun
terdapat 12 debitur memberi tanggapan yang menunjukkan bahwa mereka memiliki penghasilan
yang cukup untuk melakukan pembayaran kredit.
Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Collateral (X4)
Item Pertanyaan
Jaminan yang diserahkan ke Bank berupa SHM ( Sertifikat tanah )
Jaminan yang diserahkan ke Bank bersifat marketable
Jaminan yang diserahkan ke Bank merupakan kepemilikan pribadi (bukan atas nama keluarga)
Jaminan yang diserahkan ke Bank adalah milik keluarga
Jaminan yang diserahkan ke Bank saat ini dalam kondisi baik dan terawat dan memiliki nilai jual
melebihi plafon kredit
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Rata-Rata
3,49
2,96
3,33
3,19
3,27
Berkaitan dengan variabel Co
Collateral (X4), tanggapan yang disampaikan oleh responden
yang memiliki skor tertinggi adalah pernyataan pertama dengan nilai rata-data
data 3.49 yang
menyatakan bahwa kebanyakan responden menyerahkan jaminan sertifikat tanah ke bank untuk
dapat memperoleh kredit.
Tabel. 5. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Capital (X5)
Item Pertanyaan
Debitur memiliki lebih dari 1 jenis usaha/ memiliki sumber pendapatan lebih dari 1
Berdasarkan pendapatan yang dimiliki, debitur mampu untuk membayar angsuran kredit setiap
bulannya
Debitur sangat memperhitungkan dan sangat memanage biaya yang dikeluarkan (efisien dan
efektif)
Debitur memiliki kemampuan dalam membayar angsuran kredit dalam jangka panjang
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Rata-Rata
4,44
3,33
4,64
3,76
Variabel Capital (X5) menunjukkan pernyataan dengan nilai yang tertinggi untuk versi
dibitur variabel capital terdapat pada pernyataan baris ke tiga dengan nilai rata-data
data 4,64. Debitur
sangat memperhitungkan dan sangat memanage biaya yang dikeluarkan.
Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kredit Bermasalah (Y)
Item Pertanyaan
Debitur menunggak hingga 90 hari atau lebih
Debitur mendapatkan surat peringatan dari pihak Bank
Debitur melanggar kontrak perjanjian dengan pihak Bank selama lebih dari 90 hari
Debitur melakukan perpanjangan kredit untuk menutupi kesulitan keuangan
Debitur menggunakan pinjaman baru untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Rata-Rata
2,93
2,53
2,87
2,89
2,73
Untuk variabel kredit bermasalah (Y), berdasarkan
erdasarkan tabel di atas, pernyataan dengan nilai
yang tertinggi untuk versi dibitur variabel kredit bermasalah terdapat pada pernyataan baris tiga
dengan nilai rata-data 2,93 dimana para responden dari kelompok debitur cenderung tidak setuju
akan tunggakan mereka hingga 90 hari atau lebih.
PEMBAHASAN
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
31
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
Selanjutnya dilakukan analisis regresi guna mengetahui pengaruh variabel independen;
Character (X1), Capacity (X2), Condition of Economy (X3), Collateral (X4), Capital (X5) terhadap
variabel dependen kredit bermasalah (Y), diperoleh hasil berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Berganda
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
1
(Constant)
6.050
.385
CHARACTER
-.144
.144
.057
CAPACITY
-.598
.598
.117
CONDISI
-.238
.238
.097
COLATERAL
-.710
.710
.120
CAPITAL
-.327
.327
.108
a. Dependent Variable: KREDIT
Sumber: Output SPSS 22, 2019
Standardized Coefficients
Beta
-.039
-.546
-.163
-.571
-.311
t
6.634
-.573
-3.592
-1.674
-3.891
-1.872
-
Sig.
.067
.444
.000
.005
.000
.004
Persamaan Regresi
Y = a+b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4+b5X5+e
Y = 6.050- 0.144X1 - 0.598X2 - 0.238X3 - 0.710X4 - 0.327X5 + e
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 6,050 menunjukkan besarnya variabel kredit macet pada saat variabel
Character, Capacity, Condition of Economy, Collateral, Capital tidak mempengaruhiadanya
resiko kredit bermasalah, dalam hal ini kredit bermasalah tetap terjadi yang disebabkan oleh
faktor lain.
Y = 6.050- 0.144X1 - 0.598X2 - 0.238X3 - 0.710X4 - 0.327X5 + e
2. b1 = -0,144,
0,144, merupakan koefisien regresi dari variabel Character. Artinya
rtinya apabila dalam
pengajuan kredit nasabah mempunyai character yang baik maka akan men
mengurangi resiko
kredit macet yang terjadi, begitu juga sebaliknya, apabila dalam pengajuan kredit nasabah
mempunyai character yang buruk maka akan menambah kredit macet yang terjadi, dengan
asumsi variabel yang lain konstan
3. b2 = -0,598,
0,598, merupakan koefisien regresi dari variable capacity.. Artinya apabila nasabah
mempunyai capacity yang baik maka resiko kredit macet yang terjadi akan berkurang, begitu
juga sebaliknya , apabila capacity kurang baik maka resiko kredit macet yang terjadi akan
bertambah, dengan asumsi
sumsi variabel lain yang lain konstan.
4. b3 = -0.238,
0.238, merupakan koefisien regresi dari variabel Condition of Economy.. Artinya apabila
Condition of Economy semakin baik akan mengurangi terjadinya resiko kredit macet, begitu
juga sebaliknya apabila apabila Condition of Economy kurang baik maka akan meningkatkan
kredit macet, dengan asumsi variabel lain yang konstan.
5. b4 = -0.710,
0.710, merupakan koefisien regresi dari variabel collateral.. Artinya apabila mempunyai
collateral yang layak akan mengurangi terjadinya resik
resiko
o kredit macet, begitu juga sebaliknya
apabila collateral nya tidak layak maka akan meningkatkan kredit macet, dengan asumsi
variabel lain yang konstan.
6. b5 = -0,327
0,327 merupakan koefisien regresi dari variabel Capital. Artinya apabila Capital nya
layak maka akan mengurangi resiko kredit macet, begitu juga sebaliknya, apabila capital
debitur tidak layak maka akan menambah tingkat resiko kredit macet.
Pengujian selanjutnya yakni Uji t yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
dari setiap variabel independen
nden secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji t
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1. Variabel Character (X1)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Jaminan (X1) terhadap kredit bermasalah
(Y) diperoleh nilai thitung = -.573
dengan dengan menggunakan level significance (taraf
signifikasi) sebesar 5% diperoleh t table sebesar 2,016 , karena nilai t table < t hitung yaitu feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
32
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
0.573< 2,016 dan nilai signifikasi
nifikasi (sig) pada tabel sebesar 0.444, karena sig lebih besar dari
0,05 menunjukan hipotesis H1 dapat ditolak. Hal ini berarti variabel Character (X1)
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Kredit bermasalah (Y).
2. Variabel Capacity (X2)
Hasi l pengujian dengan SPSS untuk variabel Capacity (X2) terhadapKredit bermasalah
(Y) diperoleh nilai thitung = -3,529
3,529 dengan dengan menggunakan level significance (taraf
signifikasi) sebesar 5% diperoleh t table sebesar 2,016, karena nilai t tab
table
le > t hitung yaitu 3,529 > 2,016 dan nilai sig pada tabel sebesar 0,000, karena sig lebih kecil atau kurang dari
0,05 menunjukan hipotesis H3 dapat diterima. Hal ini berarti variabel Capacity (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kredit berma
bermasalah (Y).
3. Variabel Condition of Economy (X3)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Condition of Economy (X3) terhadap Kredit
bermasalah (Y) diperoleh nilai thitung = -1,674
1,674 dengan dengan menggunakan level significance
(taraf signifikasi) sebesar 5% diperoleh t table sebesar 2,016 , karena nilai t table > t hitung
yaitu -1,674
1,674 >0,016 dan nilai sig pada tabel sebesar 0,005, karena sig lebih kecil atau kurang
dari 0,05 menunjukan hipotesis H5 dapat diterima. Hal ini berarti variabel Condition of
Economy (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kredit bermasalah (Y).
4. Variabel Kondisi Usaha (X4)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Collateral (X4) terhadap kredit
k
bermasalah
(Y) diperoleh nilai thitung = -3,981
3,981 dengan menggunakan level significance (taraf signifikasi)
sebesar 5% diperoleh t table sebesar 2,016 , karena nilai t table > t hitung yaitu -3,981 > 0,016
dan nilai sig pada tabel sebesar 0,0
0,000,
00, karena sig lebih kecil atau kurang dari 0,05 menunjukan
hipotesis H7 dapat diterima. Hal ini berarti variabel Collateral (X4) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Kredit bermasalah (Y).
5. Variabel Kemampuan Manajerial Debitur (X5)
Hasil pengujian dengan SPSS untuk variabel Capital (X5) terhadap Kredit bermasalah (Y)
diperoleh nilai thitung = -1.872 dengan menggunakan level significance (taraf signifikasi) sebesar
5% diperoleh t table sebesar 2,016 , karena nilai t table > t hitung yaitu -1.872
72 > 0,016 dan nilai
sig pada tabel sebesar 0,004, karena sig lebih kecil atau kurang dari 0,05 menunjukan hipotesis
H9 dapat diterima. Hal ini berarti variabel Collateral (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kredit bermasalah (Y).
Hasil pengolahan
ahan data yang terangkum pada tabel-tabel
tabel tabel diatas selanjutnya dapat dibahas
untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel kredit bermasalah,
1) Pengaruh Character terhadap kredit bermasalah
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untu
untuk uji t untuk variabel Character,, disimpulkan bahwa
Character secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kredit bermasalah
pada debitur umur di bawah 45 tahun. hasil penelitian sesuai dengan teori yag di kemukakan
oleh Rohmatan (2015) yaitu apabila dalam pengajuan kredit nasabah mempunyai character
yang baik maka akan mengurangi resiko kredit macet yang terjadi, begitu juga sebaliknya.
Menurut reponden dari kelompok debitur menunjukkan bahwa nilai tanggapan tertinggi pada
variabel ini terdapat pada pernyataan tentang sering telatnya dalam membayar angsuran kredit.
Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian norman Muhamad
Syawal (2014) dengan judul analisis faktor
faktor-faktor
faktor yang mempengaruhi kredit macet pada bank
BRI Unit Mandala dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa Character berpengaruh
signifikan terhadap kredit bermasalah pada debitur.
2) Pengaruh Capacity terhadap kredit bermasalah
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untuk uji t untuk variabel Capacity disimpulkan bahwa
Capacity secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan
signifikan terhadap kredit bermasalah pada
debitur umur di bawah 45 tahun. Menurut reponden dari kelompok debitur menunjukkan
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
33
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
bahwa nilai tanggapan tertinggi pada variabel ini terdapat pada pernyataan tentang kebanyakan
tidak mengalami perkembangan yang signifika
signifikan
n setelah menerima fasilitas kredit namun
diatara responden juga terdapat responden sebanyak 12 orang yang mengalami perkembangan
usaha setelah menerima kredit.
Hal ini sesuai dengan teori Sutan Remy Sjahdeini (2010) yang mengatakan capacity adalah
penilaian
ian kepada debitur tentang kemampuan debitur untuk menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan sehinnga debitur dapat melunasi kewajiban–kewajibannya
kewajiban
yang meliputi pokok pinjaman plus bunga untuk penilaian kemampuan manajemen
manajeme dengan
debitur sehingga bank akan merasa yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dengan kredit
tersebut dikelola dengan orang –orang yang tepat.
Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini sejalan dengan penelitian ernawati (2014) dengan
judul analisa pengaruh peniliain prinsip 5 C ( character, capacity, capital, collateral and
condition terhadap non performing loan pada bank BRI KCP Unit Barangsiang.
Barangsian Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis
menunjukan bahwa capacity berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah pada debitur.
3) Pengaruh Condition of Economy terhadap kredit bermasalah
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untuk uji t untuk Condition of Economy
Economy, disimpulkan
bahwa Condition of Economy secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit
bermasalah pada debitur umur di bawah 45 tahun. Menurut reponden dari kelompok
kel
debitur
menunjukkan bahwa nilai tanggapan tertinggi pada variabel ini terdapat pada pernyataan
tentang mayoritas responden ragu akan kecukupan penghasilan mereka untuk membayar
angsuran namun terdapat 12 debitur memberi tanggapan yang menunjukkan bahwa
bah
mereka
memiliki penghasilan yang cukup untuk melakukan pembayaran kredit. Berdasarkan hasil
tersebut, penelitian ini sesuai dengan teori Trisadini P. Usanti (2013) yang mengatakan
Condition of Economysituasi
situasi politik, social, ekonomi, budaya yang dapat mempengaruhi
keadaan perekonomian pada waktu dan jangka waktu tertentu, dimana kredit diberikan bank
kepada pemohon, termasuk prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Dan juga sejalan dengan
penelitian norman Indri Wasti Molanda dkk(2013), dengan judul ppengaruh
engaruh analisis 5C terhadap
kredit macet Bank BTN Cabang Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa Condition of Economy
berpengaruh signifikan terhadap kredit bermas
bermasalah pada debitur.
4) Pengaruh collateral terhadap kredit bermasalah.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untuk uji t untuk collateral,, disimpulkan bahwa
collateral secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit bermasalah pada
debitur umur
ur di bawah 45 tahun. Menurut reponden dari kelompok debitur menunjukkan
bahwa nilai tanggapan tertinggi pada variabel ini terdapat pada pernyataan tentang keberadaan
jaminan sebagaimana para responden kebanyakan menunjukkan tanggapan setuju untuk
jaminan kredit ke Bank berupa SHM (Sertifikat tanah).
tanah) Berdasarkan hasil tersebut, penelitian
ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh teori Trisadini P. Usanti (2013) yang
mengatakan kakayaan yang dapat diikat sebagai jaminan, guna kepastian pelunasan di belakang
be
hari, kalau penerima kredit tidak melunasi hutangnya. Dan juga sejalan dengan penelitian
norman Siska Maristiana (2014) dengan pengaruh analisis 5C (character, capacity, capital,
collateral and condition terhadap kredit macet di bank BRI unit Indrap
Indraprasta.
rasta. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel collateral berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah pada
debitur.
5) Pengaruh capital terhadap kredit bermasalah.
bermas
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untuk uji t untuk capital, disimpulkan bahwa capital
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit bermasalah pada debitur umur
di bawah 45 tahun.
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
34
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
Menurut reponden dari kelompok debitur menun
menunjukkan
jukkan bahwa nilai tanggapan tertinggi pada
variabel ini terdapat pada pernyataan tentang debitur sangat memperhitungkan dan mampu
mengatur biaya yang dikeluarkan
dikeluarkan.
Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Trisadini
Trisa
P. Usanti (2013) mengatakan modal dari pemohonkredit, untuk mengembangkanusahanya
haruslah layak karena akan mengurangi resiko kredit macet pada usaha perbankan. Dan hal ini
juga sejalan dengan hasil penelitian norman Diah Ayu Wulandari(2012) yang menyebutkan
m
bahwa capital berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah pada debitur.
6) Pengaruh character, capacity, capital, condition economy dan capital secara bersama
bersamasamaterhadap kredit bermasalah.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda untuk uji f disimpulkan bahwa character, capacity,
capital, condition economy dan capital secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kredit bermasalah pada debitur umur di bawah 45 tahun. Variabel
ariabel yang paling
berpengaruh terhadap kredit macet yakni capital..
Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini sejalan dengan penelitian Norman ardiansyah sutjipto
(2014) dengan pengaruh analisis 5C ((character,
character, capacity, capital, collateral and condition
condition)
terhadap kredit macet di bank BRI unit indraprasta. Alat aanalisis
nalisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel character, capacity, capital, collateral and condition secara bersama
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah pad
padaa bank BRI unit Indraprasta
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil
dia
kesimpulan sebagai berikut:
1)
Variable character berpengaruh negatif.
negatif Artinya
rtinya apabila dalam pengajuan kredit nasabah
mempunyai character yang baik maka akan mengurangi resiko kredit macet yang terjadi,
begitu juga sebaliknya, apabila dalam pengajuan kredit nasabah mempunyai character yang
buruk maka akan menambah kredit macet yang terjadi, dengan asumsi variabel yang lain
konstan.
2)
Variable capacity berpengaruh negatif. Artinya apabila debitur mempunyai capacity yang
baik maka resiko kredit macet yang terjadi akan berkurang, begitu juga sebaliknya , apabila
capacity kurang
g baik maka resiko kredit macet yang terjadi akan bertambah, dengan asumsi
variabel lain yang lain konstan.
3)
Variable Condition of Economy berpengaruh negatif. Artinya apabila Condition of Economy
semakin baik akan mengurangi terjadinya resiko kredit macet, begitu juga sebaliknya apabila
apabila Condition of Economy kurang baik maka akan meningkatkan kredit macet, dengan
asumsi variabel lain yang konstan.
4)
Variable collateral berpengaruh negatif. Artinya apabila mempunyai collateral yang layak
akan mengurangi terjadinya resiko kredit macet, begitu juga sebaliknya apabila collateral nya
tidak layak maka akan meningkatkan kredit macet, dengan asumsi variabel lain yang konstan.
5)
Variable Capital berpengaruh negatif. Artinya apabila Capital nya layak maka akan
mengurangi
urangi resiko kredit macet, begitu juga sebaliknya, apabila capital debitur tidak layak
maka akan menambah tingkat resiko kredit macet.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut.
1)
Bagi pihak bank lebih dalam menilai kelayakan calon debitur lebih memperhatikan lagi
kelayakan character nya agar mengurangi tingkat kredit bermasalah
2)
Bagi pihak bank lebih dalam menilai kelayakan calon debitur lebih memperhatikan lagi
kelayakan capacity nya agar mengurangi tingkat kredit bermasalah
3)
Bagi pihak bank lebih dalam menilai kelayakan calon debitur lebih memperhatikan lagi
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
35
HJBS Volume 1 No 3 Juli 2019
4)
5)
kelayakan Condition of Economy nyaagar mengurangi tingkat kredit bermasalah
Bagi pihak bank lebih dalam menilai kelayakan calon debitur lebih memperhatikan lagi
kelayakan collateral nya agar mengurangi tingkat kredit bermasalah
Bagi pihak bank lebih dalam menilai kelayakan calon debitur lebih memperhatikan lagi
kelayakan Capital nya agar mengurangi tingkat kredit bermasalah
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah Sutjipto. (2014)., Analisis Faktor-Faktor
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Bank
Bni Cabang Semarang. Jurnal Manajemen Vol. 16, No. 2, Pp. 153–162,
162, 2014.
Ernawati. (2015)., Analisa Pengaruh Peniliain Prinsip 5 C ( Character, Capacity, Capital,
Collateral And Condition Terhadap Non Performing Loan Pada Bank Bri Kcp
Barangsiang. [Tesis]. Bogor:
or:Institut Pertanian Bogor.
Maristiana,Siska. (2014)., Pengaruh Analisis 5 C ( Character, Capacity, Capital, Collateral And
Condition Terhadap Kredit Macet Di Bank Bri Unit Indraprasta.
Indraprasta [Teesis]. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Meirina , (2011)., Metode Penelitian.
Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia,
Rohmatan. (2012)., .Asset Liability Management. Menyiasati Risiko Pasar Dan Risiko
Ris Operasional
Dalam Perbankan. Jakarta:
rta: PT Gramedia.
Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap Spss Versi 20.
20. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.
Sjahdeini, Sutan Remy.(2005)., Manaje
anajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indoesia.
Syahwal, Muhamad.(2014)., Analisis Faktor-Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Bank
Bri Unit Mandala. [Tesis]
s]. Semarang: Program Studi Megister Menegem
ment, Unversitas
Dipenegoro.
Usanti, P. Trisadini, (2013)., Assett Liability Management. Menyiasati Risiko Pasar
Pa
Dan Risiko
Operasional Dalam Perban
rbankan. Jakarta: PT Gramedia.
Veithzal Rivai. (2006)., Credit Manaj
Manajemen Handbook. 2006. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada
Wasti Molanda, Norman Indri Dkk.(2016).,
Dkk
Pengaruh Analisis 5C Terhadap Kredit Macet Bank
Btn Cabang Malang. [Jurnaal]. Jabm. Doi: 10.17358/Jabm.2.2.105.
Wulandari, Diah Ayu .(2012)., Analisis Faktor-Faktor
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada
Bank Bni Cabang Semarang.
Semarang Jurnal Manajemen Vol1 No 2 Septemberr 2012
20 Issn 22525491.
feb.unhas.ac.id/jurnal/index.php/HJBS/index
36
Download