1. KASUS COLEMAN: BIAYA MODAL Coleman Technologies sedang mempertimbangkan untuk melakukan program pengembangan besar-besaran yang diusulkan oleh divisi teknologi informasi perusahaan. Sebelum melanjutkan dengan melakukan pengembangan, perusahaan harus mengestimasikan biaya modalnya terlebih dahulu. Asumsikan Anda adalah asisten dari Jerry Lehman, wakil presiden keuangan. Tugas pertama Anda adalah mengestimasikan biaya modal Coleman. Lehman memberikan Anda data-data berikut ini, yang diyakininya mungkin relevan dengan tugas yang Anda kerjakan. 1) Tarif pajak perusahaan adalah 40 persen. 2) Harga obligasi Coleman dengan kupon 12 persen, pembayaran setengah tahunan, dan tidak dapat dibeli kembali dengan 15 tahun waktu tersisa sampai jatuh tempo sebesar $1.153,72. Coleman tidak menggunakan utang jangka pendek dengan bunga dalam basis permanen. Obligasi baru akan ditetapkan secara tertutup tanpa biaya emisi. 3) Harga saham preferen perpetual perusahaan, 10 persen, nilai pari $100, dividen kuartalan, adalah $111,10. 4) Saham biasa Coleman saat ini dijual dengan harga $50 per saham. Dividen terakhirnya (D0) adalah $4,19, dan dividen diperkirakan akan tumbuh pada tingkat konstan sebesar 5 persen dalam waktu kedepannya. Beta Coleman adalah 1,2, imbal hasil obligasi pemerintah adalah 7 persen, dan premi risiko pasar diestimasikan sebesar 6 persen. Untuk pendekatan imbal hasil obligasi ditambah premi risiko, perusahaan menggunakan premi risiko sebesar 4 persen. 5) Sasaran struktur modal Coleman adalah 30 persen utang, 10 persen saham preferen, dan 60 persen ekuitas biasa. Untuk menyusun tugas ini, Lehman telah meminta Anda menjawab pertanyaan pertanyaan berikut ini. a. (1) Sumber-sumber modal apakah yang sebaiknya dihitung ketika Anda mengestimasikan WACC Coleman? Jawab: Sumber-sumber modal yang sebaiknya dihitung ketika mengestimasikan WACC adalah biaya hutang, biaya laba ditahan, biaya saham biasa baru, dan biaya saham preferen. (2) Apakah sebaiknya biaya komponen dihitung dengan dasar sebelum atau setelah pajak? Jawab: Biaya komponen sebaiknya dihitung setelah pajak karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi. (3) Apakah sebaiknya biaya merupakan biaya historis atau biaya baru (marginal) ? Jawab: Dalam perhitungan biaya modal, biaya baru (marginal) adalah biaya modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya dimasa mendatang (yang akan diperoleh). b. Berapakah tingkat bunga pasar atas utang Coleman dan biaya utang kompetennya? Diketahui : N = 15 M = $100 Kupon = 12% VB = $1.153,72 Ditanya : r ? Jawaban : Tingkat bunga pasar atas utang Coleman adalah 10 % Biaya utang kompeten : T = 40%, rd = 10 % Kd = rd (1 - T) = 0,1 (1 – 0,4) = 0,1 ( 0,6) = 0.06 Kd = 6% c. (1) Berapakah biaya saham preferen? Jawab: (2) Bagi investor, saham preferen Coleman lebih berisiko dibandingkan utangnya, namun demikian, imbal hasil saham preferen kepada investor lebih rendah dibandingkan dengan imbal hasil jatuh tempo. Apakah ini artinya Anda telah melakukan kesalahan? (Petunjuk: Pertimbangkan tentang pajak). Jawab: Saham preferen memiliki imbal hasil sebelum pajak lebih rendah daripada imbal hasil utang sebelum pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sama. Bagaimanapun bahwa imbal hasil setelah pajak untuk investor dan biaya setelah pajak untuk penerbit lebih tinggi pada saham preferen daripada utang. d. (1) Mengapa terdapat biaya yang dikaitkan dengan laba ditahan? Jawab: Hal tersebut terjadi karena adanya prinsip biaya kesempatan (opportunity cost principle). Laba perusahaan setelah pajak adalah milik pemegang saham perusahaan tersebut. Pemegang obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan pemegang saham preferen menerima kompensasi berupa dividen preferen. Kemudian. seluruh laba yang tersisa setelah bunga dan saham preferen adalah milik pemegang saham biasa, dan laba ini merupakan kompensasi pemegang saham atas penggunaan modal mereka. Manajemen perusahaan dapat membayarkan laba dalam bentuk dividen atau menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan yang terlibat, di mana pemegang saham seharusnya bisa menerima dividen dan menginvestasikan kembali uang tersebut ke perusahaan dalam bentuk saham lain, obligasi, atau investasi-investasi yang lain. Jadi, perusahaan harus mendapatkan pengembalian atas laba ditahan paling sedikit sebesar pengembalian yang dapat diterima oleh pemegang saham atas investasi alternatif dengan risiko yang setara. (2) Berapakah estimasi biaya ekuitas biasa Coleman menggunakan pendekatan CAPM? Diketahui: Saham biasa Coleman saat ini dijual dengan harga $50 per lembar. Dividen terakhir (D0) adalah $4,19, dan dividen diperkirakan akan tumbuh pada tingkat konstan sebesar 5% dalam waktu kedepannya. Beta Coleman adalah 1,2, imbal hasil obligasi pemerintah adalah 7% dan premi risiko pasar diestimasikan sebesar 6%. Untuk pendekatan imbal hasil obligasi ditambah premi risiko, perusahaan menggunakan premi risiko sebesar 4%. Ditanya: Estimasi biaya ekuitas biasa Coleman menggunakan pendekatan CAPM Jawab: Jadi, estimasi biaya ekuitas biasa Coleman adalah 14,2%. e. Berapakah estimasi biaya ekuitas biasa menggunakan pendekatan DCF? Diketahui: Harga saham biasa Coleman $50, akhir dividen (D ) $4,19 dan 0 tingkat pertumbuhan 5%. Ditanya: Jawab: Angka 13,80% ini menunjukkan estimasi biaya ekuitas yang diharapkan akan diterima oleh manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke dalam usaha dan bukan membayarkannya kepada pemegang saham sebagai dividen. Dengan kata lain, karena investor memiliki kesempatan untuk mendapatkan 13,80% jika laba diberikan kepada mereka sebagai dividen, maka biaya kesempatan ekuitas dari laba ditahan adalah 13,80%. f. Berapakah estimasi imbal hasil obligasi ditambah premi risiko untuk biaya ekuitas biasa Coleman? Jawab: Estimasi Biaya Imbal Hasil = imbal hasil obligasi + premi risiko = 10% + 4% = 14% Jadi Estimasi imbal hasil obligasi ditambah premi risiko untuk biaya ekuitas biasa Coleman adalah 14%. g. Berapakah estimasi final Anda untuk rs? Jawab: Berdasarkan perhitungan dari beberapa metode, estimasi rs adalah sebagai berikut: dikarenakan kualitas dari inputnya, maka hal ini mungkin akan sedikit dibebankan atau bahkan dikesampingkan. Sebagai contoh ketiga metode menghasilkan hasil yang relatif hampir sama. Jadi, kita yang memutuskan untuk menggunakan rata- dipertimbangkan sangat dibutuhkan, jika rata, 14%, sebagai estimasi biaya dari sebuah saham biasa milik Coleman. Pada hal ini, metode penilaian dianggap rendah h. Jelaskan dengan kata-kata mengapa saham biasa baru memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan laba ditahan. Jawab: Perusahaan sedang mengumpulkan uang untuk membuat sebuah investasi. Uang memiliki sebuah biaya dan biaya ini berdasarkan pada tingkat pengembalian pokok investor, mempertimbangkan risiko, dan peluang alternatif investasi. Jadi, investasi yang baru harus memberikan pengembalian paling tidak sama dengan biaya peluang dari investor. Jika perusahaan menaikkan modal dengan menjual saham, perusahaan tidak akan mendapatkan semua uang yang investor berikan. Sebagai contoh, jika investor memberikan $100.000 dan jika mereka mengharuskan 15% return dari $100.000 di mana $15.000 dari keuntungan harus diberikan. Tetapi jika aliran biayanya/flotasi 20% ($20.000) maka perusahaan hanya akan mendapatkan $80.000 dari $100.000 yang diberikan investor, kemudian harus menghasilkan keuntungan $15.000, atau tingkat pengembalian $15 / $80 = 18,75% versus imbal hasil ekuitas 15% yang dibangkitkan sebagai laba ditahan. i. (1) Apakah dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menyesuaikan biaya emisi? Jawab: ● Pendekatan pertama untuk menangani biaya emisi, yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya-biaya emisi untuk utang, saham preferen, dan saham biasa yang digunakan untuk mendanai proyek, kemudian ditambahkan dengan biaya investasi awal. Karena biaya investasi yang sekarang lebih tinggi, tingkat pengembalian yang diharapkan akan turun. Sebagai contoh, kita asumsikan proyek satu tahun dengan biaya di muka (tidak termasuk biaya emisi) sebesar $100 juta. Setelah satu tahun, proyek tersebut diperkirakan akan menghasilkan arus kas masuk sebesar $115 juta. Jadi, pengembalian yang diharapkan adalah $115/$100-1= 0.15= 15%. Namun, jika proyek mengharuskan perusahaan menghimpun modal baru sebesar $100 juta dengan estimasi biaya emisi sebesar $2 juta, total biaya di muka akan naik menjadi $102 juta, dan tingkat pengembalian yang diharapkan akan turun menjadi $115/$102-1= 0,1275= 12,75%. ● Pendekatan kedua berhubungan dengan penyesuaian biaya modal dan bukan meningkatkan biaya investasi proyek. Jika perusahaan berencana untuk terus menggunakan modal di masa depan, seperti yang biasanya berlaku untuk ekuitas, maka secara teori pendekatan kedua ini lebih baik. Proses penyesuaian tersebut didasarkan atas dasar pemikiran yaitu Jika terdapat biaya emisi, perusahaan emiten hanya menerima sebagian modal yang diberikan oleh investor, sisanya akan diterima oleh penjamin. Untuk memberikan tingkat pengembalian yang diminta investor, mengingat jumlah uang yang tersedia bagi perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah yang diberikan oleh investor, maka setiap dolar yang diterima harus "bekerja lebih keras," yang artinya, perusahaan harus mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari yang diminta oleh investor atas dana yang mereka berikan. (2) Coleman mengestimasikan bahwa jika perusahaan menerbitkan saham biasa baru, besarnya biaya emisi adalah 15 persen. Coleman memasukkan biaya emisi ke dalam pendekatan DCF. Berapakah estimasi biaya saham biasa yang baru diterbitkan, dengan mempertimbangkan biaya emisi di atas? Jawab: j. Berapakah biaya keseluruhan atau rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) Coleman? Abaikan biaya emisi. Jawab: k. Faktor- faktor apakah yang mempengaruhi WACC gabungan Coleman? Jawab: Beberapa faktor yang perusahaan tidak bisa mengontrol dan yang bisa mereka control yang mempengaruhi WACC: Faktor yang tidak bisa dikontrol (Kondisi Pasar): ● Level dari tingkat bunga Jika tingkat bunga dalam perekonomian meningkat, maka biaya utang akan naik karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi lebih tinggi ketika melakukan pinjaman. Menggunakan pendekatan CPAM bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya ekuitas biasa dan preferen. ● Tingkat pajak Tarif pajak digunakan dalam perhitungan komponen biaya utang dan memiliki pengaruh penting pada biaya modal. Secara tidak langsung pajak mempengaruhi biaya modal. Misalnya, Penurunan tarif pajak atas dividen dan keuntungan modal terhadap penghasilan bunga membuat saham relatif lebih menarik dan hal ini menurunkan biaya ekuitas relatif dan WACC Faktor yang bisa dikontrol: ● Struktur peraturan modal Dengan mengubah struktur modalnya maka pembobotan yang digunakan untuk menghitung WACC akan berubah. Biaya utang setelah pajak menjadi lebih rendah dibandingkan biaya ekuitas, maka kenaikan rasio utang sasaran cenderung akan menurunkan WACC. kenaikan penggunaan utang akan meningkatkan tingkat risiko dari utang maupun ekuitas dan kenaikan dalam komponen biaya ini dapat menutupi pengaruh perubahan pembobotan dan menyebabkan WACC tidak berubah ● Peraturan dividen Semakin tinggi pembayaran dividen, maka semakin kecil tambahan atas laba ditahan dan biaya ekuitas akan makin tinggi demikian pula dengan WACC nya. Penurunan dalam rasio pembayaran mungkin mengarah pada kenaikan tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas. ● Peraturan investasi Ketika mengestimasi biaya modal, kita menggunakan tingkat pengembalian yang diminta atas saham dan obligasi perusahaan yang beredar sebagai titik awal. Tingkat biaya mencerminkan tingkat risiko aset yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi, secara tidak langsung kita telah berasumsi bahwa modal baru akan diinvestasikan pada jenis aset yang sama dan dengan tingkat risiko yang sama seperti aset yang ada sekarang l. Apakah perusahaan sebaiknya menggunakan WACC gabungan sebagai tingkat rintangan setiap proyeknya? Jelaskan Jawab: Tidak, gabungan WACC mencerminkan risiko dari sebuah proyek rata-rata yang dilakukan oleh perusahaan. Karena itu WACC hanya mewakili “biaya modal” untuk sebuah tipikal proyek dengan risiko rata-rata. Proyek yang berbeda memiliki risiko yang berbeda. Proyek WACC harus disesuaikan untuk mencerminkan risiko proyek. Kesimpulan: Proyek yang berlainan seringkali memiliki risiko yang berbeda-beda, bahkan untuk satu perusahaan yang sama. Jadi, tingkat rintangan setiap proyek seharusnya mencerminkan resiko dari proyek itu sendiri, dan bukan risiko yang terkait dengan proyek rata-rata perusahaan tersebut seperti yang tercermin dalam WACC gabungannya. 2. KASUS ALLIED: PENGANGGARAN MODAL Anda baru saja bekerja untuk Allied Components Company, suatu perusahaan pemasok suku cadang perbaikan kendaraan bermotor yang digunakan secara aftermarket dengan produk-produk dari Daimler AG, Ford, Toyota, dan pembuat kendaraan bermotor lainnya. Anan Anda. chief financial officer (CFO) perusahaan, baru saja memberikan Anda estimasi arus kas untuk dua proyek yang diusulkan. Proyek L melibatkan penambahan satu item baru ke lini sistem pengapian perusahaan akan dibutuhkan beberapa waktu untuk mengembangkan pasar untuk produk ini sehingga arus kas masuk lama-kelamaan akan naik. Proyek S melibatkan penambahan ke lini yang sudah ada, dan arus kasnya lama- kelamaan akan turun. Kedua proyek sama-sauna memiliki waktu 3 tahun karena Allied berencana untuk memperkenalkan model yang sama sekali baru setelah 3 tahun. Berikut arus kas setelah pajak proyek tersebut (dalam ribuan dolar). Penyusutan, nilai sisa, persyaratan modal kerja operasi neto, dan dampak pajak semuanya telah diperhitungkan di dalam arus kas di atas. CFO juga melakukan penilaian risiko secara subjektif untuk masing-masing proyek, dan ia menyimpulkan bahwa kedua proyek memiliki karakteristik risiko yang sama dengan rata-rata proyek perusahaan. WACC Allied besarnya 10 persen, Anda kini harus menentukan proyek mana yang sebaiknya diterima. Pembahasan a. Penganggaran modal adalah proses menganalisis penambahan aktiva tetap. penganggaran modal penting karena, lebih dari apapun, keputusan investasi aktiva tetap grafik kursus perusahaan untuk masa depan. Secara konseptual, proses penganggaran modal identik dengan proses pengambilan keputusan yang digunakan oleh individu membuat keputusan investasi. Langkah-langkah ini terlibat: a) Perkirakan arus kas-bunga dan nilai jatuh tempo atau dividen dalam kasus obligasi dan saham, arus kas operasi dalam kasus proyek-proyek modal. b) Menilai risiko dari arus kas. c) Menentukan tingkat diskonto yang tepat, berdasarkan risiko dari arus kas dan tingkat bunga umum. Hal ini disebut biaya proyek modal dalam penganggaran modal. d) Cari dari arus kas yang diharapkan dan / atau . PV tingkat aset pengembalian e) Jika PV dari arus masuk dari PV dari arus keluar ( , atau lebih besar NPV positif) jika tingkat dihitung pengembalian (IRR) lebih tinggi dari biaya proyek modal, maka proyek tersebut diterima. Jadi, terdapat persamaan antara keputusan penganggaran modal dengan keputusan investasi seseorang yaitu sama sama dan berorientasi kepada masa depan memperhatikan faktor faktor yang hampir sama dalam pemilihan proyek atau berinvestasi perseorangan. b. Proyek independen adalah jika arus kas pada proyek tersebut tidak terpengaruh kepada arus kas proyek yang lain. Proyek Mutually Exclusive adalah jika arus kas suatu proyek dapat terpengaruh dengan penerimaan arus kas proyek yang lain. c. Perbedaan antara proyek normal dan tidak normal yaitu pada proyek dengan arus kas normal memiliki arus keluar pada tahun pertama (atau tahun 0) diikuti oleh serangkaian arus kas positif. Sedangkan proyek dengan arus kas tidak normal memiliki satu atau lebih aliran arus keluar pada akhir periode. d. (1) Berikan definisi untuk istilah NPV. Berapakah NPV masing-masing proyek Jawab: Net Present Value (NPV) adalah selisih uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan dengan memperhatikan time value of money. (2) Apa dasar pemikiran di balik metode NPV? Menurut NPV, manakah proyek atau proyek-proyek yang sebaiknya diterima jika keduanya independent Jika mutually exclusive? Jawab: NPV merupakan metode analisis biaya keuntungan secara langsung, NPV hanya mengukur manfaat melalui penjumlahan nilai-nilai yang saat ini dari arus kas masuk dikurangi arus kas keluar (biaya). Jika , proyek harus dan jika , maka proyek NPV positif disetujui NPV negatif ditolak. Berdasarkan perhitungan NPV Proyek L dan proyek S, jika kedua proyek bersifat independen, maka kedua proyek bisa diterima dan bisa dibiayai karena keduanya hasilnya positif sehingga dapat menambah kekayaan pemegang saham, juga terhadap harga saham. Jika kedua proyek bersifat mutually exclusive, maka proyek S yang diterima karena mampu memberikan nilai NPV positif yang lebih besar dari proyek L sehingga menambahkan lebih ke nilai perusahaan. (3) Apakah NPV akan berubah jika WACC berubah? Jelaskan Jawab: NPV proyek tergantung pada WACC digunakan, jika WACC berubah, NPV dari setiap proyek akan berubah. Dalam perhitungan NPV kasus ini, WACC digunakan sebagai biaya modal dan membagi CFnya. Jadi, jika NPV menurun maka WACC meningkat, dan NPV naik maka WACC turun. e. (1) Berikan definisi dari istilah IRR. Berapakah IRR masing-masing proyek? Jawab: IRR (Internal Rate of Return) merupakan suatu tingkat diskonto (discount rate) yang menyamakan present value cash inflows dengan present value cash outflows atau tingkat diskonto yang memaksa NPV = 0. IRR masing-masing proyek : Menghitung IRR ada beberapa cara antara lain yaitu menggunakan kalkulator keuangan, dan dalam kasus ini perhitungan IRR menggunakan kalkulator keuangan dengan cara masukan CF tahun tersebut lalu tekan tombol IRR pada kalkulator maka akan menghasilkan IRR proyek L = 18,12% dan IRR proyek S = 23,56%.8 (2) Apa hubungan antara IRR suatu proyek dengan YTM suatu obligasi? Jawab: IRR dan YTM (yield to maturity) suatu obligasi adalah suatu hal yang sama.Ibaratkan obligasi sebagai sebuah proyek, jika pada obligasi ada YTM, maka pada proyek ada IRR. (3) Apa dasar pemikiran di balik metode IRR? Menurut IRR, manakah proyek yang sebaiknya diterima jika keduanya independen? Bagaimana jika mutually exclusive? Jawab: IRR merupakan suatu persentase tingkat pengembalian proyek berdasarkan pada arus kas yang diperkirakan. Jika IRR melebihi tingkat pengembalian yang diinginkan, maka proyek bisa diterima, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan IRR pada proyek L dan proyek S maka keputusan yang dapat diambil, Jika kedua proyek bersifat independen, maka kedua proyek tersebut dapat dibiayai/dipilih karena keduanya memiliki IRR yang lebih besar dari biaya modalnya atau lebih dari 10%. Jika proyek tersebut bersifat mutually exclusive, maka dipilih proyek yang memiliki IRR paling besar dibanding cost of capitalnya, maka yang dipilih adalah proyek S. (4) Apakah IRR proyek akan berubah jika WACC berubah? Jawab: IRR adalah independen dari WACC. Oleh karena itu, IRRS atau IRRL tidak akan berubah jika WACC berubah. Namun, penerimaan dari proyek bisa mengubah L akan ditolak jika WACC yang lebih besar dari 18,1%, dan S akan ditolak jika WACC yang lebih besar dari 23,6%. f. (1) Gambarkan profil NPV untuk Proyek L dan S. Pada tingkat diskonto berapakah kedua profil bersilangan? Jawab: Profil NPV diplot pada gambar di bawah. Perhatikan hal-hal berikut: - Y-intercept adalah NPV proyek ketika WACC = 0%. Ini adalah $ 50 untuk L dan $ 40 untuk S. - X-intercept adalah IRR proyek. Ini adalah 18,1% untuk L dan 23,6% untuk S. - Profil NPV adalah kurva bukan garis lurus. Untuk melihat ini, diketahui bahwa profil ini mendekati biaya = - $ 100 sebagai WACC mendekati tak terhingga. - Dari gambar di bawah ini, tampak bahwa tingkat crossover antara 8% dan 9%. (2) Lihatlah grafik profil NPV Anda tanpa mengacu pada nilai NPV dan IRR aktual. Manakah proyek atau proyek-proyek yang sebaiknya diterima jika keduanya independen? Jika mutually exclusive? .Jelaskan Apakah jawaban Anda benar untuk setiap WACC yang nilainya lebih kecil dari 23,6 persen? Jwb: Profil NPV menunjukkan bahwa kriteria IRR dan NPV menyebabkan sama menerima/menolak keputusan untuk setiap proyek independen. Pertimbangkan Proyek L. Ini memotong sumbu X di IRRnya, 18,1%. Menurut aturan IRR, L diterima jika WACC kurang dari 18,1%. Juga, setiap WACC kurang dari 18,1%, profil NPV L's akan berada di atas sumbu X, sehingga NPV-nya akan lebih besar dari $ 0. Dengan demikian, untuk setiap proyek independen, NPV dan memimpin IRR untuk sama menerima / keputusan menolak. g. (1) Apakah penyebab yang mendasari terjadinya pertentangan antara NPV dengan IRR ? Jwb: Ada 2 kondisi dasar yang menyebabkan NPV bertentangan dengan IRR : (1)Terdapat perbedaan waktu dimana sebagian besar arus kas dari satu proyek yang diterima lebih awal sementara sebagian arus kas dari proyek yang lain diterima belakangan. (2) Terdapat perbedaan ukuran atau skala proyek dimana jumlah yang diinvestasikan ke dalam satu proyek lebih besar dibandingkan yang lainnya. (2) Apakah “asumsi tingkat reinvestasi” itu, dan apa pengaruhnya pada konflik NPV dengan IRRS? Jawab: Asumsi tingkat reinvestasi beranggapan bahwa arus kas dari suatu proyek dapat diinvestasikan kembali (1) pada biaya modal, jika menggunakan metode NPV atau (2) pada tingkat pengembalian internal, jika menggunakan metode IRR. (3) Manakah metode yang terbaik? Mengapa? Jawab: Yang lebih baik yaitu dengan asumsi NPV karena dapat memberikan ukuran langsung keuntungan uang yang diberikan proyek kepada pemegang saham, sehingga menjadikan NPV ukuran terbaik dari profitabilitas. h. (1) Berikan definisi untuk istilah MIRR. Hitunglah MIRR untuk Proyek L dan S. Jwab: MIRR adalah Tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dari biaya proyek sama dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value), di mana nilai akhir proyek adalah jumlah nilai masa mendatang dari kas masuk yang “dimajemukkan” (compounded) terhadap biaya modal perusahaan. (2) Apakah keunggulan dan kelemahan MIRR dibandingkan dengan NPV? • Keunggulan: MIRR membandingkan tingkat pengembalian sehingga lebih dibutuhkan oleh manajer. • Kelemahan: MIRR tidak selalu mengarah pada keputusan yang sama seperti NPV. Ketika proyek seringkali memiliki MIRR yang lebih tinggi mutually exclusive tetapi NPV lebih rendah,dengan demikian MIRR tidak sempurna. i. (1) Apakah periode pelunasan itu? Hitunglah pelunasan untuk Proyek L dan S. Jwb: Periode pelunasan adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk memulihkan biaya proyek, atau berapa lama yang dibutuhkan untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk proyek kembali. Proyek L's $ 100 investasi belum pulih pada akhir tahun 2, tapi sudah lebih dari pulih pada akhir Tahun 3. Dengan demikian, periode pemulihan adalah antara 2 dan 3 tahun. Jika kita berasumsi bahwa arus kas terjadi secara merata sepanjang tahun, maka investasi tersebut pulih $ 30 / $ 80 = 0,375 ≈ 0,4 ke Tahun 3. Oleh karena itu, Payback L = 2,4 tahun. Demikian pula, paybacks = 1,6 tahun. (2) Apakah dasar pemikiran di balik metode pelunasan? Menurut kriteria pelunasan, manakah proyek atau proyek-proyek yang sebaiknya diterima jika pelunasan maksimal yang dapat diterima perusahaan adalah 2 tahun, dan jika Proyek L dan S independent? Bagaimana jika keduanya mutually exclusive? Jwb: Dasar pemikirannya yaitu, Semakin pendek waktu pengembalian biaya modal dalam suatu proyek maka proyek tersebut memiliki resiko yang lebih kecil dan likuiditas yang lebih baik. Jadi dari perhitungan tersebut periode pelunasan yang dipilih adalah proyek S karena memiliki periode pelunasan yang lebih pendek dibanding proyek L. Jika kedua proyek bersifat independen dan maksimum payback yang diterima perusahaan adalah 2 tahun, maka proyek yang diterima adalah proyek S. Jika kedua proyek bersifat mutually exclusive, pada perhitungan payback period, keputusan proyek yang diterima tetap S karena persyaratan yang diminta perusahaan dimana waktu pengembalian modal maksimum adalah 2 tahun. (3) Apa perbedaan antara metode pelunasan standar dan terdiskonto? Jwb: Pelunasan diskonto (discounted payback) merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas suatu investasi, didiskontokan, menggunakan biaya modal investasi untuk menutupi biayanya. Sedangkan pelunasan standar (payback period) adalah lamanya waktu yang dibutuhkan bagi penghasilan bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya. Pelunasan diskonto (discounted payback) merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas suatu investasi, didiskontokan, menggunakan biaya modal investasi untuk menutupi biayanya. Sedangkan pelunasan standar (payback period) adalah lamanya waktu yang dibutuhkan bagi penghasilan bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya. (4)Apakah dua kelemahan utama metode pelunasan terdiskonto? Apakah metode pelunasan memiliki manfaat nyata dalam kepuasan penganggaran modal? Jelaskan. Jwb: Kelemahan metode pelunasan diskonto: 1. Tidak seperti NPV, yang memberitahu kita seberapa banyak proyek harus meningkatkan kekayaan pemegang saham, dan IRR, yang memberitahu kita berapa banyak proyek hasil atas biaya modal, pengembalian hanya memberitahu kita ketika kita keluar investasi kembali. 2. Diskon payback tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang, tapi masih gagal untuk mempertimbangkan arus kas setelah periode payback dan memberikan kita ada aturan keputusan tertentu untuk penerimaan. Terlepas dari kekurangan, banyak perusahaan saat ini masih menghitung diskonto pembayaran dan memberikan beberapa berat untuk itu ketika membuat keputusan penganggaran modal. Namun, payback umumnya tidak digunakan sebagai alat keputusan utama. Sebaliknya, itu digunakan sebagai ukuran kasar likuiditas dan keberisikoan proyek. j. (1) Berapa NPV proyek P? Berapakah IRR-nya? MIRR-nya? Jawab: Namun, menghitung IRR menyajikan masalah. Dengan arus kas dalam register, tekan tombol IRR. Kalkulator keuangan akan memberikan pesan "error-soln." Ini berarti bahwa Project P memiliki beberapa IRRs. akan meminta menebak. Jika Anda menebak 10%, kalkulator akan menampilkan IRR = 25%. Jika Anda menebak angka yang tinggi, seperti 200%, ia akan menampilkan IRR kedua, 400%. The MIRR Proyek P = 5,6%, dan ditemukan dengan menghitung tingkat diskonto yang menyamakan nilai terminal ($ 5.500.000) dengan nilai sekarang dari biaya ($ 4.930.000). (2) Pada saat WACC sebesar 0% maka NPV sebesar (800.000) kemudian terus naik sampai P ketika WACC sebesar 25% NPV nya sebesar $0, kemudian lama kelamaan akan turun dan ketika WACC 400% maka NPV kembali $0. Proyek P memiliki arus kas tidak normal, karena memiliki lebih dari satu perubahan dari tandatanda di arus kas atau dalam kata lain arus kas pada proyek P berakhir dengan tanda negatif. NPV proyek P hasilnya negatif, maka dari itu proyek P ditolak Rekomendasi: Untuk proyek yang diusulkan oleh chief financial officer kami merekomendasikan untuk memilih proyek S, karena: a) NPV S lebih besar ($19,9) dibanding NPV L ($18,7). b) IRR S lebih besar (23,56%) dibanding IRR L (18,12%) c) MIRR S lebih besar (16,9%) dibanding MIRR L (16,5%) d) Periode pelunasan proyek S lebih pendek (1 tahun 7,2 bulan) dibanding periode pelunasan proyek L (2 tahun 4,5 bulan). Dari perhitungan perhitungan diatas semuanya dapat mempengaruhi keputusan investasi. Payback Period memberikan indikasi baik risiko maupun likuiditas dari suatu proyek. PP yang lama berarti (1) uang yang diinvestasikan akan terikat beberapa waktu lama berarti proyek tidak likuid (2) arus kas proyek harus diramalkan hingga jauh ke masa depan sehingga mengakibatkan proyek cukup berisiko. NPV memberikan ukuran langsung keuntungan uang yang diberikan proyek kepada pemegang saham, sehingga menjadikan NPV ukuran tunggal terbaik dari Profitabilitas. IRR juga mengukur profitabilitas tetapi dinyatakan persentase tingkat pengembalian yang lebih disukai oleh para pengambil keputusan. Lebih jauh IRR mengandung informasi yg berkaitan dg “margin keamanan” sebuah proyek. Dari berbagai metode penilaian proyek untuk pengambilan keputusan maka bobot terbesar sebaiknya diberikan kepada metode NPV. 3. KASUS STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE: CAMPUS DELI INC Seandainya Anda baru saja direkrut sebagai seorang manajer usaha Campus Deli (CD), yang lokasinya berdekatan dengan kampus. Penjualan tahun lalu besarnya $1.100.000; biaya variabel 60 persen dari penjualan; dan biaya tetap sebesar $40.000. Jadi, Total EBIT adalah $400.000. Biaya masuk perguruan tinggi sudah ditentukan batasnya, maka EBIT diperkirakan akan konstan sepanjang waktu. Tidak ada kebutuhan modal untuk melakukan pengembangan, sehingga CD membayarkan seluruh labanya sebagai dividen. Nilai asetnya $2 juta, dan ada 80.000 lembar saham yang beredar. Kelompok manajemen memiliki sekitar 50 persen saham, yang diperdagangkan di luar pasar bursa CD saat ini tidak memiliki utangperusahaan seluruhnya didanai menggunakan ekuitas-dan 80.000 lembar saham beredar dijual pada harga $25 per saham, yang juga merupakan nilai buku. Tarif pajak federal ditambah negara bagian adalah 40 persen. Atas dasar pembahasan yang ada dalam buku teks Anda, Anda yakin bahwa para pemegang saham CD akan lebih untung jika perusahaan menggunakan sebagian pendanaan utang. Ketika Anda mengusulkan hal ini kepada atasan Anda, ia mendorong Anda untuk mencoba melaksanakan ide tersebut, tetapi juga memberikan dukungan. Di pasar saat ini, tingkat bebas risiko, rRP adalah 6 persen dan premi risiko pasar, RPM adalah 6 persen. Beta unlevered, bU, CD adalah 1. CD saat ini tidak memiliki utang, sehingga biaya ekuitasnya (dan WACC) adalah 12 persen. Jika perusahaan direkapitalisasi, perusahaan akan menerbitkan utang, dan dana yang dipinjam akan digunakan untuk membeli kembali saham. Selanjutnya, pemegang saham akan menggunakan dana yang diperoleh dari pembelian kembali untuk membeli ekuitas di perusahaan makanan cepat saji lainnya yang serupa dengan CD. Anda berencana untuk melengkapi laporan Anda dengan menanyakan dan kemudian menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini. a. (1) Apa itu risiko bisnis? Fakta apa yang mempengaruhi risiko bisnis Risiko bisnis adalah risiko yang melekat dalam operasi perusahaan jika tidak menggunakan utang. Risiko bisnis perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ini: (1) variabilitas dalam permintaan untuk outputnya, (2) variabilitas dalam harga di mana outputnya dapat dijual, (3) variabilitas dalam harga inputnya, (4) kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga output saat harga input berubah, (5) jumlah leverage operatyang digunakan oleh perusahaan, dan (6) faktor risiko khusus (seperti potensi kewajiban produk untuk perusahaan obat atau biaya potensial kecelakaan nuklir untuk utilitas dengan pembangkit nuklir). (2) Apa itu Leverage operasi, dan bagaimana pengaruhnya Leverage operasi adalah sejauh mana biaya tetap digunakan dalam operasi perusahaan. Jika persentase yang tinggi dari total biaya perusahaan tetap, dan karenanya tidak menurun ketika permintaan turun, maka perusahaan dikatakan memiliki leverage operasi yang tinggi. Hal-hal lain yang konstan, semakin besar leverage operasi perusahaan, semakin besar risiko bisnisnya. b. (1) Apa yang dimaksud dengan istilah "financial leverage" dan "financial risk"? Leverage keuangan mengacu pada keputusan perusahaan untuk membiayai dengan sekuritas pendapatan tetap, seperti utang dan saham preferen. Risiko keuangan adalah risiko tambahan, di atas dan di atas risiko bisnis yang melekat pada perusahaan, ditanggung oleh pemegang saham sebagai akibat dari keputusan perusahaan untuk membiayai dengan utang. (2) Bagaimana risiko keuangan berbeda dari risiko bisnis? Seperti yang telah kita bahas di atas, risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor seperti variabilitas penjualan dan biaya, dan leverage operasi. Risiko keuangan, di sisi lain, hanya bergantung pada satu faktor jumlah modal pendapatan tetap yang diguna — kan perusahaan. c. Sekarang, untuk membuat satu contoh yang dapat dipresentasikan kepada manajemen CD sebagai suatu ilustrasi, kita lihat dua perusahaan secara hipotesis. Perusahaan U, dengan pendanaan utang no, dan Perusahaan L, dengan utang $10.000 dan tingkat bunga 12%. Kedua perusahaan memiliki total aset sebesar 40%, dan keduanya memiliki distribusi probabilitas EBIT untuk tahun depan sebagai berikut: Probabilitas EBIT ($) 0,25 2.000 0,50 3.000 0,25 4.000 (1) Memecahkan laporan laba rugi parsial dan rasio perusahaan dalam Meja Jawab : Berikut adalah pernyataan lengkap: (2) Bersiaplah untuk mendiskusikan seluruh isi tabel dan menjelaskan bagaimana contoh tersebut akan mengilustrasikan dampak leverage keuangan pada ekspektasi tingkat pengembalian dan risiko. Jawab: Kesimpulan dari analisis: a) Kekuatan penghasilan dasar perusahaan, BEP = EBIT/Total aset, tidak terpengaruh oleh leverage keuangan. b) Perusahaan L memiliki yang diharapkan lebih tinggi: ROE E(ROEU) = 0,25(6,0%) + 0,50(9,0%) + 0,25(12,0%) = 9,0% E(ROEL) = 0,25(4,8%) + 0,50(10,8%) + 0,25(16,8%) = 10,8% Oleh karena itu, penggunaan leverage keuangan telah meningkatkan profitabilitas yang diharapkan kepada pemegang saham. Penghematan pajak menyebabkan ROE L yang diharapkan lebih tinggi. (Jika perusahaan menggunakan utang, saham lebih berisiko, yang kemudian menyebabkan rd dan rs meningkat. Dengan rd lebih tinggi, bunga meningkat, sehingga penghematan pajak bunga meningkat.) c) Perusahaan L memiliki jangkauan yang lebih luas, dan OBE standar deviasi ROE yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa pengembalian yang diharapkan lebih tinggi disertai dengan risiko yang lebih tinggi. Tepatnya: ROE (Unlevered) = 2,12%, dan CV = 0,24. ROE (Levered) = 4,24%, dan CV = 0,39. Dengan demikian, dalam arti risiko yang berdiri sendiri, Perusahaan L dua kali lebih berisiko daripada Perusahaan U - risiko bisnisnya adalah 2,12%, tetapi risikonya yang berdiri sendiri adalah 4,24%, sehingga risiko keuangannya adalah 4,24% - 2,12% = 2,12%. d) Ketika EBIT = $ 2.000, ROE U > ROE L, dan leverage memiliki dampak negatif pada profitabilitas. Namun, pada tingkat EBIT yang diharapkan ROE L > ROE U e) Leverage akan selalu meningkatkan ROE yang diharapkan jika ROA yang diharapkan melebihi biaya utang setelah pajak Di sini E (ROA) = E (Unlevered ROE) = 9,0% > rd(1 T) = 12%(0,6) = 7,2%, sehingga penggunaan utang meningkatkan ROE yang diharapkan. f) Akhirnya, perhatikan bahwa rasio TIE sangat besar (tidak terdefinisi) jika tidak ada utang yang digunakan, tetapi relatif rendah jika utang 50% digunakan. TIE yang diharapkan akan lebih besar dari 2,5 jika sedikit utang digunakan, tapi lebih kecil jika leverage meningkat. d. Setelah berbicara dengan seorang bankir investasi setempat, Anda mendapatkan estimasi biaya utang berikut ini pada berbagai tingkat utang (dalam ribuan dolar): Sekarang hitunglah struktur modal yang optimal untuk CD. (1) Untuk mengawali, definisikan istilah “struktur modal optimal” dan “sasaran struktur modal”. Jawab: Struktur modal yang optimal adalah struktur modal di mana manfaat leverage terkait pajak persis diimbangi oleh biaya terkait risiko utang. Pada struktur modal yang optimal, (1) nilai total perusahaan dimaksimalkan, (2) WACC diminimalkan, dan harga per saham dimaksimalkan. Struktur capital target adalah campuran utang, saham preferen, dan ekuitas umum yang dengannya perusahaan berencana untuk meningkatkan modal. (2) Mengapa peringkat obligasi CD dan biaya utangnya bergantung pada jumlah uang yang dipinjam? Jawab: Risiko keuangan adalah risiko tambahan yang ditempatkan pada pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan untuk membiayai dengan utang. Secara konseptual, pemegang saham menghadapi sejumlah risiko yang melekat dalam operasi perusahaan. Jika sebuah perusahaan menggunakan utang (leverage keuangan), ini berkonsentrasi pada risiko bisnis pada pemegang saham biasa. Pembiayaan dengan utang meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk investasi, tetapi leverage juga meningkatkan kemungkinan kerugian besar, sehingga demikian, meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Karena jumlah uang yang dipinjam meningkat, perusahaan meningkatkan risikonya sehingga peringkat obligasi perusahaan menurun dan biaya utangnya meningkat. (3) Asumsikan bahwa saham dapat dibeli kembali dengan harga lulus saat ini sebesar Rp 1.500.000 bagi saham. Hitung EPS dan IKAT Cd yang diharapkan pada tingkat utang $ 0, $ 250.000, $ 500.000, $ 750.000, dan $ 1.000.000. Berapa banyak saham yang masih tersisa setelah rekapitalisasi untuk masing-masing skenario? Jawab: Analisis untuk tingkat utang yang sedang dipertimbangkan (dalam ribuan dolar dan saham) ditunjukkan di bawah ini: Pada D=$0 Pada D=$250.000: Saham yang dibeli kembali= $250.000/$25=$10.000 Sisa saham yang beredar = $80.000- $10.000= $70.000 (catatan: Perhitungan EPS dan TIE dalam ribuan dolar) Pada D= $500.000: Saham yang dibeli kembali= $500.000/$25= $20.000 Sisa saham yang beredar= $80.000-$20.000= $60.000 (catatan: Perhitungan EPS dan TIE dalam ribuan dolar) Pada D= $750.000 Saham yang dibeli kembali= $750.000/$25= $30.000 Sisa saham yang beredar= $80.000-$30.000= $50.000 (catatan: Perhitungan EPS dan TIE dalam ribuan dolar) Pada D= $1.000.000 Saham yang dibeli kembali= $1000.000/$25= $40.000 Sisa saham yang beredar= $80.000-$40.000= $40.000 (catatan: Perhitungan EPS dan TIE dalam ribuan dolar) (4) Dengan menggunakan persamaan Hamada, berapakah biaya ekuitas jika CD merekapitalisasi dengan utang sebesar $250.0002 $500.000? $750.000? $1.000.000? Jawab: Catatan: Data yang diberikan dalam masalah, - Dihitung sebagai jumlah yang dipinjam dibagi dengan total aset. - Dihitung sebagai jumlah yang dipinjam dibagi dengan ekuitas (total aset dikurangi jumlah yang dipinjam). - Dihitung menggunakan persamaan Hamada, bi- bu[1 + (1-T)(D/E)] - Dihitung menggunakan CAPM, Isra+ (m-rRF)b, mengingat tingkat bebas risiko, premi risiko pasar, dan menggunakan beta tuas seperti yang dihitung dengan persamaan Hamada. (5) Dengan hanya mempertimbangkan tingkat utang yang didiskusikan, berapakah struktur modal yang akan meminimalkan WACC CD? Jawab: Catatan: a) Data yang diberikan dalam masalah. b) Dihitung sebagai jumlah yang dipinjam dibagi dengan total aset. c) Dihitung sebagai 1 D/A. d) Dihitung sebagai jumlah yang dipinjam dibagi dengan ekuitas (total aset dikurangi jumlah yang dipinjam). e) Dihitung menggunakan persamaan Hamada, bL = bU[1 + (1-T)(D/E)]. f) Dihitung menggunakan CAPM, rs = rRF + (rM r – RF)b, mengingat tingkat bebas risiko, premi risiko pasar, dan menggunakan beta tuas seperti yang dihitung dengan persamaan Hamada. g) Dihitung menggunakan WACC, WACC = w persamaan drd(1 T) + w – crs. WACC CD diminimalkan pada struktur modal yang terdiri dari 25% utang dan 75% ekuitas, atau WACC sebesar 11,25%. (6) Berapakah harga saham yang baru jika CD merekapitalisasi dengan utang $250.000? $500.000? $750.000? $1.000.000? Ingat bahwa rasio pembayaran besarnya 100%, sehingga g=0. Jawab: Kita dapat menghitung harga saham pertumbuhan konstan sebagai DPS dibagi dengan rs minus g, di mana g adalah tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan: P0=D1/(rs-g). Karena dalam hal ini semua pendapatan dibayarkan kepada pemegang saham, DPS = EPS. Selanjutnya, karena tidak ada pendapatan yang dibajak kembali, EBIT perusahaan diperkirakan tidak akan tumbuh, jadi g = 0. Berikut hasilnya: (7) Apakah EPS mencapai nilai maksimal pada tingkat utang yang memaksimalkan harga saham? Mengapa? Jawab: Kami telah melihat bahwa EPS terus meningkat di luar tingkat utang optimal $500.000. Oleh karena itu, berfokus pada EPS ketika membuat keputusan struktur modal tidak benar - sementara EPS tidak memperhitungkan biaya diferensial utang, itu tidak menghitung peningkatan risiko yang harus ditanggung oleh pemegang ekuitas. (8) Dengan hanya mempertimbangkan tingkat utang yang dibahas, berapakah struktur modal CD yang optimal? Jawab: Struktur modal dengan utang $ 500.000 menghasilkan harga saham tertinggi, $ 26,89; oleh karena itu, itu adalah yang terbaik dari yang dipertimbangkan. (9) Berapakah WACC pada struktur modal optimal? Jawab: Catatan: Jika kita memiliki (1) menggunakan harga ekuilibrium untuk membeli kembali saham dan (2) menggunakan bobot nilai pasar untuk menghitung WACC, maka kita dapat yakin bahwa WACC pada struktur modal yang memaksimalkan harga akan menjadi minimum. Dengan menggunakan harga pembelian $25 yang konstan, dan bobot nilai buku, ketidakkonsistenan dapat merayap masuk. e. Seandainya Anda menemukan bahwa CD memiliki risiko usaha yang lebih tinggi dibandingkan yang Anda estimasikan sebelumnya. Uraikan apa dampaknya pada analisis Anda. Bagaimana jika perusahaan memiliki risiko usaha yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diestimasikan sebelumnya? Jawab: Jika perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih tinggi, maka, pada tingkat utang apapun, kemungkinan kesulitan keuangannya akan lebih tinggi. Investor akan mengenali ini, dan rd dan rs akan lebih tinggi dari perkiraan semula. Ini tidak ditunjukkan dalam analisis ini, tetapi hasil akhirnya adalah struktur modal yang optimal dengan utang yang lebih sedikit. Sebaliknya, risiko bisnis yang lebih rendah akan mengarah pada struktur modal optimal yang mencakup lebih banyak utang. f. Faktor apa sajakah yang sebaiknya dipertimbangkan oleh seorang manajer ketika menentukan sasaran struktur modal perusahaannya? Jawab: Karena sulit untuk mengukur keputusan struktur modal, manajer mempertimbangkan faktorfaktor penilaian berikut ketika membuat keputusan struktur modal: 1. Rasio utang rata-rata untuk perusahaan di industri mereka. 2. Rasio proforma TIE pada struktur modal yang berbeda dalam skenario yang berbeda. 3. Sikap pemberi pinjaman / lembaga pemeringkat . 4. Cadangan kapasitas pinjaman . 5. Efek pembiayaan terhadap kontrol. 6. Struktur aset CD 7. Tarif pajak yang diharapkan. 8. Sikap manajemen CD 9. Kondisi pasar. 10. Kondisi internal CD 11. Leverage operasi CD 12. Tingkat pertumbuhan CD 13. Profitabilitas CD. g. Berikan label pada gambar KT 14.1 kemudian diskusikan grafik tersebut seperti jika anda menggunakannya untuk menjelaskan kepada atasan anda mengapa CD sebaiknya menggunakan utang Jawab: Penggunaan utang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan penghematan pajak dari deduksi bunga. Jadi penggunaan beberapa utang itu baik; namun, kemungkinan bankruptcy meningkatkan biaya penggunaan utang. Pada tingkat utang yang lebih tinggi dan lebih tinggi, risiko kebangkrutan meningkat, membawa serta biaya yang terkait dengan potensi kesulitan keuangan. Pelanggan mengurangi pembelian, karyawan kunci pergi, dan sebagainya. Ada beberapa poin, umumnya jauh di bawah rasio utang 100%, di mana masalah yang terkait dengan potensi kebangkrutan lebih dari mengimbangi penghematan pajak dari utang. Secara teoritis, struktur modal optimal ditemukan pada titik di mana penghematan pajak marjinal sama dengan biaya terkait kebangkrutan marjinal. Namun, analis tidak dapat mengidentifikasi hal ini dengan presisi untuk perusahaan tertentu, atau untuk perusahaan pada umumnya. Analysts dapat membantu manajer menentukan kisaran optimal untuk rasio utang perusahaan mereka, tetapi keputusan struktur modal masih lebih menghakimi daripada berdasarkan perhitungan yang tepat. h. Apa dampak adanya informasi asimetris dan sinyal ada struktur modal Jawab: Konsep informasi asimetris didasarkan pada premis bahwa pilihan pembiayaan manajemen memberikan sinyal kepada investor. Perusahaan dengan peluang investasi yang baik tidak akan mau berbagi manfaat dengan pemegang saham baru, sehingga mereka akan cenderung membiayai dengan utang. Perusahaan dengan prospek buruk, di sisi lain, akan ingin membiayai dengan saham. Investor tahu ini, jadi ketika perusahaan besar dan matang mengumumkan penawaran saham, investor menganggap ini sebagai sinyal berita buruk, dan harga saham menurun. Perusahaan tahu ini, jadi mereka mencoba menghindari keharusan menjual saham biasa baru. Ini berarti mempertahankan cadangan kapasitas pinjaman sehingga ketika investasi yang baik datang, mereka dapat dibiayai dengan utang.