A Brief History of Rothschild Dynasty Siapa yang tidak mengenal Rothschild? Keluarga terpandang, dan salah satu keluarga terkaya didunia yang pernah ada. Namun benarkah demikian adanya? Dan bagaimana akhir tragis yang dialaminya? Cerita seputar Dinasti Rothschild, dan kekayaannya, seakan tidak pernah putus dari masa ke masa. Versi cerita yang berkembang dimasyarakat, tidak pernah adanya yang sama, meskipun inti cerita dari seluruh versi tersebut akan bermuara pada kesimpulan yang sama : DINASTI TERKAYA DIDUNIA PADA JAMANNYA. Beragamnya versi cerita tentang dinasti Rothschild membuat khalayak pembaca menjadi sulit membedakan, mana bagian yang merupakan fakta dan mana bagian yang fiksi. Banyak Penggalan cerita ( side story ) yang sengaja dibuat melenceng guna mengalihkan dan menutupi jejak sejarah dari dinasti terpandang ini, mulai dari yang berbau mistis, hingga yang berbau konspirasi kejam. Dalam tulisan singkat ini, saya akan coba memilah berbagi penggalan cerita dari berbagai sumber, memilah penggalan cerita yang memiliki nilai validitas baik, serta menyusunnya menjadi rangkaian puzzle cerita. Saya tidak akan mengklaim, bahwa tulisan saya ini memiliki nilai keakuratan tinggi, namun paling tidak tulisan ini tidak menjadi corong dari bergulirnya penggalan cerita fiksi dari kisah keluarga mahsyur ini. Namun sekali lagi saya akan mengingatkan, apabila membaca cerita tentang dinasti Rothschild, kita tidak akan pernah bisa lepas dari sebuah konspirasi. Termasuk juga tulisan ini. Asal Muasal Nama Rothschild Rothschild adalah nama keluarga ( surname ) itu tidak bisa dipungkiri. Masalahnya adalah, apakah nama itu benar-benar nama dari akar keluarga? atau nama tambahan yang digunakan oleh seseorang ( sekleompok orang ) untuk memperkenalkan akar keluarga dirinya secara spesifik? Tidak banyak penulis – atau dalam Bahasan khusus Rothschild ini, kita menyebutnya cerita – yang menerangkan asal muasal nama Rothschild, meski sebenarnya mereka sudah mengerti arti dari nama tersebut. Cerita dimulai dari abad pertengahan. Pada abad 10, sebagian besar wilayah Eropa didominasi oleh penguasa Kristen – sebagai agama dan kekuatan politik. Pada saat itu umat non-Kristen dianggap bukan golongan terpilih, dan dari semua non-Kristen itu, bagian yang terbesar jumlahnya adalah umat Yahudi. Umat Yahudi yang saat itu tidak memiliki wilayah tetap dan jauh dari tanah kelahiran, tersebar diseluruh hampir wilayah Eropa, dan banyak dari mereka tinggal diwilayah kekuasaan kekaisaran Romawi Suci ( The Holy Roman Empire ). Keberadaan umat Yahudi di wilayah eropa terus berkembang dari abad ke abad. Sampai abad ke-15, umat Yahudi sudah tersebar hingga wilayah kekuasaan Jerman modern. Mereka hidup berkoloni diwilayah kumuh, yang dikenal dengan Ghetto. Ghetto-ghetto tersebar dihampir semua kota besar diwilayah Jerman, Austria dan Polandia, tidak terkecuali kota Frankfrut di Jerman. Yahudi yang bermukim diwilayah kekaisaran Romawi Suci mayoritas Yahudi Ashkenazi, dan sedikit Yahudi Sephardis. Dari tahun 1462 dan seterusnya, semua orang Yahudi di kota Frankfurt, hanya boleh tinggal di satu jalan sempit di luar dinding batas kota. Jalan sempit tersebut kemudian dikenal dengan nama Judengasse ( Jewish Alley ). Judengasse menjadi wilayah padat penduduk Yahudi Ashkenazi. Pada waktu itu, bangunan rumah dan Gedung tidak dikenali memlaui sistem pe-nomer-an, melainkan dengan menggunakan ciri khas tanda. Sebagai contoh, satu bangunan dikenali karena memiliki hiasan kapal laut didepan rumahnya, maka mereka mengenal keluarga ( kelompok orang ) yang menempati bangunan tersebut sebagai keluarga “ship”, yang dalam nama Jerman kuno adalah “Schiff”. Sedang rumah lain ditandai dengan adanya hiasan batu berwarna emas, maka akan mereka dikenali sebagai keluarga “golden stone” , yang dalam nama Jerman kuno adalah “Goldstein”. Pada wilayah Judengass tersebut, ada sebuah rumah yang memiliki hiasan Perisai berwarna merah didepan rumahnya. Perisai Merah, dalam Bahasa Inggris berarti “Red Shield”, dan dalam Bahasa Jerman kuno adalah “ Rothen Schild” dan untuk mempermudah pengucapan, maka dipersingkat menjadii “Rothschild”. Red = Rothen = Roth Shield = Schild Red Shield = Rothschild Keluarga yang tinggal dirumah berhiasan Perisai Merah tersebut, telah menggunakan nama Rothschild sebagai surname, paling tidak sejak tahun 1528. Orang yang pertama kali menggunakan Rothschild sebagai surname dalam identitas resmi, diketahui bernama Izaak Elchanan Rothschild yang lahir pada tahun 1577. Penggunaan nama wilayah, sebagai nama tambahan pada abad pertengahan bukanlah hal aneh. Di dataran Inggris kita mengenal Robin of Nothingham, yang berarti Robin yang berasal dari wilayah Nothingham, Di Jazirah arab juga kita mengenal penamaan yang seperti ini, bahkan hingga sekarang. Muhammad Saleh Al Yamani, yang berarti Muhammad Saleh dari Yaman. Syeikh Yusuf Al Qardhawi, yang berarti Syeikh Yusuf dari Qordoba, dan lain sebaginya. Hal yang membedakan dari penggunanaan wilayah pada penyebutan nama di Jerman pada abad ( jaman kekaisaran Romawi Suci ) tersebut adalah penggunaan nama wilayah ( tempat asal ) sering dijadikan sebagai surname keluarga. Kehidupan Awal Keluarga Rothschild Meski telah dikenal publik pembaca sebagai keluarga terkaya yang pernah tercatat, dan merupakan bagian dari kaum elit dunia, sesungguhnya keluarga Rothschild tidak menyandang keberuntungan tersebut diawal kehidupan mereka. Amschel Moses Rothschild sebagai pucuk dari dinasti Rothschild hanya seorang pedagang komoditas dan perdagangan koin uang. Salah satu anak Amschel yang bernama Mayer sangat meminati bisnis perdagangan kkoin uang yang dijalankan ayahnya, dibanding dengan bisnis perdagangan komoditasnya. Inilah awal pertama kali Mayer bersentuhan dengan bisnis keuangan – dalam lingkup sederhana. Seperti kebanyakan keluarga Yahudi saat itu, keluarga Rothschild telah berkecimpung dalam keuangan ( Rothschild diyakini berasal dari keturunan Yahudi Ashkenazi. Berbeda dengan keturunan Ashkenazi kebanyakan yang tidak memperdulikan pendidikan, keluarga Rothschild justru sangat peduli dengan Pendidikan ). Kemampuan umat Yahudi dalam bidang keuangan, tidak terlepas dari background yang mereka alami sejak era penguasaan Kristen pada abad pertengahan. Penguasa Kristen saat itu melarang siapapun meminjamkan uang dengan bunga ssebagai imbal jasa. Hal inilah yang mematik ide awal bisnis riba yang menguntungkan bagi umat Yahudi eropa saat itu, tidak terkecuali keluarga Rothschild. Setelah bertahun-tahun berkecimpung dalam bisnis hutang piutang dengan bunga, keahlian keluarga Rothschild dalam bidang keuangan semakin berkembang. Mereka tidak hanya berkutat seputar hutang-piutang dengan bunga, namun telah mengembangkannya pada sekup lebih luas, yaitu pada bisnis pertukaran mata uang ( currency ), dan perdagangan koin koleksi berharga. Diantara anggota keluarga Rothschild yang paling ahli dalam bidang ini adalah Mayer Rothschild. Mayer mengambil alih peranan dalam bisnis keluarga ini pada tahun 1763, dan membawa bisnis keluarga ini pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih berkembang. Bisnis perdagangan koin uang koleksi berharga oleh Mayer ini menarik perhatian kaum aristokrat kaya di Kekaisaran Romawi Suci, diantara mereka adalah Putera Mahkota Pangeran Wilhelm of Hesse. Pangeran bertemu dengan Mayer pada tahun 1769, untuk kemudian mempercayakan Mayer pada urusan keuangan, tidak sebatas pada bisnis perdagangan koin berharga, namun juga hal-hal lain menyangkut finansial kerajaan. Ketika putera mahkota diangkat menjadi raja, sebagai Wilhelm IX of Hesse tahun 1785, dia mempekerjakan Mayer untuk mengurusi keuangan istananya. ( Perlu diingat : Adalah hal biasa yang terjadi di eropa Tengah [ saat it ], bangsawan akan mengalihdayakan keuangan mereka kepada Yahudi, sebagai ganti perlindungan. ). Menjadi Keluarga Terpandang Dalam kedudukannya, Mayer Rothschild diberi tugas mengawasi pemungutan pajak yang dikenakan kepada penduduk yang menempati tanah milik Wilhelm. Mayer Rothschild pun menjaga uang hasil pemungutan pajak tersebut agar tetap aman. Namun tugas yang diemban Mayer tersebut menjadi sangat berat di tahun 1806, tahun ketika Napoleon menginvasi Hesse, dan mengasingkan Wilhelm ke wilayah pengasingan. Dalam pengasingannya Wilhelm sangat mengkhawatirkan kekayaaannya yang terancam karena pendudukan Nazi. Berbeda dengan Wilhelm, Mayer Rothschild yang pintar justru telah siap dengan kabar invasi yang akan dilakukan Napoleon. Sebelum Napoleon menginvasi, Mayer Rothschild mengirimkan Nathan Rothschild, satu dari lima anaknya ke London pada tahun 1798 untuk memulai bisnis pedagangan mata uang, melanjutkan usahanya. Dengan pondasi bisnis yang sudah lebih dulu dipersiapkan, menjadi hal mudah bagi Mayer untuk memindahkan kekayaan Wilhelm ke London. Di London, kekayaan milik Wilhelm yang ia kelola, kemudian ia pinjamkan ke pihak kerajaan Inggris, yang saat itu sedang membutuhkan biaya untuk mendanai perang melawan Napoleon. Singkatnya, Wilhelm lah yang seseungguhnya mendanai kerajaan Inggris dalam perang Inggris – Prancis pada periode koalisi keempat, hingga koalisi ketujuh, 1806 – 1815, melalui campur tangan Mayer dan anaknya, Nathan Rothschild. Mayer Rothschild meninggal pada tahun 1812, dengan meninggalkan kekayaan Wilhelm dan warisan keluarga Rothschild ketangan Nathan. Nathan Rothschild menetap di London, kakak tertuanya mengambil alih bisnis keluarga Rothschild yang berbasis di Frankfurt. Sementara ketiga saudara Nathan yang lain, yaitu Salomon, Carl dan James Rothschild menetap di tiga kota berbeda. Salomon Rothschild mentap di Viena, Carl Rothschild menetap di Naples, sedangkan James Rothschild menetap di Paris. Di London, Nathan mengelola harta milik Wilhelm de Hesse yang berhasil dipindahkan Mayer pada beberapa investasi, diantaranya ; Mendirikan pabrik tekstil yang saat itu memiliki working capital sebesar 20.000 poundsterling ( setara 1,9 juta poundsterling saat ini ), mendirikan perusahan trading yang melantai di London Stock exchange, dan tentu saja mendirikan bank. Meski kelima Rothschild bersaudara tinggal berjauhan, bukan berarti keluarga Rothschild putus hubungan, sebaliknya mereka berlima menerapkan strategi terpadu, yaitu sebagai kreditor bagi para aristokrat dan pemerintahan lokal. Karena sudah sangat mahsyur sebagai “kreditor-nya” para aristokat, dan pemerintah lokal, dua dari lima bersaudara Rothschild menikmati keuntungan social, James Rothschild yang menetap di perancis, dipercaya menjadi bankir dari Leopold I of Belgium, Salomon Rothschild menjadi kreditor tetap generasi terakhir Kekaisaran Romawi Suci, Fancis II. Pada tahun 1818, Francis II meng-anugerahi gelar kebangsawanan Baron kepada kelima Rothschild bersaudara. Gelar ini sekaligus meningkatkan derajat keluarga Rothschild sebagai bangsawan. Sepanjang beberapa dekade kedepannya, manakala pemerintahan Eropa mengalami kolaps dan terjadi pergantian pemerintahan, nama yang pertama kali dihubungi untuk dimintakan bantuan keuangan adalah Rothschild. Gambaran seperti itulah yang sesungguhnya terjadi pasca Revolusi Perancis 1830, dan runtuhnya kekaisaran Romawi Suci. Bersinarnya Bisnis Keluarga Rothschild Bisnis keuangan keluarga Rothschild mengalami kesuksesan yang luar biasa. Sebagai gambaran, bisnis keuangan keluarga Rothschild di perancis tumbuh dari ekuivalen 2018 USD 5 juta pada tahun 1820, menjadi USD 500 juta pada tahun 1850. Demikian pula dengan keempat anggota keluarga lainnya, mengalami pertumbuhan bisnis yang hampir serupa. Kesimpulannya, kelima Rothschild bersaudara saat itu memberikan pelayanan yang serupa dengan IMF ( International Monetary Fund ) di era modern, yaitu : men-stabilkan nilai mata uang utama, dan memberikan pinjaman kepada pemerintahan. Dengan hanya menjalankan dua hal ini saja mereka mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Sepanjang abad ke-19, kelima Rothschild bersaudara juga melakukan banyak private investment, diluar bisnis pinjaman ke pemerintah. Tahun 1868 mereka membeli perkebunan anggur paling berharga di Perancis, yang menghasilkan wine terbaik didunia. Tahun 1875, mereka turut serta dalam kepemilikan minoritas terusan suez ( the Suez Canal ). Tahun 1883 mereka membiayai pengeboran sumur minyak di Baku, Azerbaijan guna menyaingin monopoli minyak oleh Rockefeller di Amerika Serikat. Mereka kemudian juga menjadi pemegang saham terbesar pada perusahaan monopoli berlian De Beers dan perusahaan tambang Rio Tinto, satu dari perusahaan tambang terbesar didunia. Runtuhnya Kejayaan Dinasti Rothschild Seperti adagium yang berlaku umum yang berbunyi ; Generasi pertama membangun, generasi kedua membesarkan, generasi ketiga menghancurkan, dinasti Rothschild pun mengalaminya. Selama abad ke-20, Generasi ketiga dari lima bersaudara Rothschild hanya bisa mencapai kesuksesan-kesuksesan kecil, disamping kegagalan-kegalan besar yang dialami. Pada tahun 1900 trah Rothschid di Naples terancam punah, ketika ahli waris laki-laki terakhir garis keturunan mereka, meninggal tanpa anak, sehingga memaksa mereka melimpahkan semua kekayaannya ke trah Rothschild di Paris. Dan terdengar agak aneh dan kebetulan, nasib yang sama juga menimpa dua trah Rothschild di Jerman. Pewaris dari dua trah Rothschild tersebut memiliki 11 anak perempuan, tanpa anak laki-laki. Yang berarti keberadaan generasi penerus dari dua trah ini, hanya akan memecahkan kekayaan mereka, serta menghancurkan kekuasaan mereka secara perlahan. Hal yang lumayan lebih baik adalah yang dialami trah Rothschild di Viena, Austria. Namun hal tersebut pun tidak berlangsung lama, karena saat yang bersamaan Hitler mencapai masa keemasannya. Ketika Nazi menganeksasi Austria pada tahun 1938, trah Rothschild Viena dipaksa untuk menjual operasional perbankan yang mereka miliki dengan nilai jual yang sangat kecil dari yang seharusnya. Atas pendudukan Nazi tersebut, banyak dari trah Rothschild Viena melarikan diri dengan hanya membawa aset liquid yang mereka miliki. Dari sekian banyak aset yang dilarikan, paling tidak satu berhasil ditahan oleh pihak Nazi, dan aset tersebut bisa diperoleh kembali oleh trah Rothschild Austria setelah membayar tebusan terbesar didunia pada saat itu, yaitu senilai USD 21 juta ( Ekuivalen USD 370 juta, tahun 2018 ). Tebusan tersebut kontan membuat bankrut keluarga Rothschild Austria. Sementara itu, Nazi tidak hanya merebut bisnis mereka, namun juga harta kekayaan mereka yang berupa mansion, harta simpanan dan koleksi barang seni milik mereka. Beberapa tahun kemudian, hal yang sama juga terjadi pada trah Rothschild Paris, Perancis. Fakta menyebutkan, koleksi barang-barang seni dan kuno yang indah dan mahal yang mereka miliki, dirampas oleh Hitler dan Hermann Goering yang sebelumnya telah mengobservasi terlebih dahulu. Setidaknya ada 5003 buah koleksi barang antik dan seni mahal milik trah Rothschild Perancis, yang dirampas Hitler, dan Goering. Hampir semua dari jumlah yang dirampas tersebut tidak pernah kembali. Trah Rothschild Perancis memiliki sedikit keberuntungan mendapatkan kesempatan me-restorasi kembali jaringan bisnis mereka pasca perang dunia kedua berakhir, namun – sekali lagi – sialnya, pemerintahan sosialis Perancis dibawah perdana Menteri Francois Mitterrand me-nasionalisasi bank milik mereka pada tahun 1981. Tercatat, hanya trah Rothschild di Inggris saja yang selamat dan mampu bertahan di abad 20, dengan jumlah kekayaan yang utuh. Trah Rothschild selama paruh kedua abad ke-20 adalah Sir Evelyn Rothschild yang hingga hari ini merupakan penasihat keuangan Ratu elizabeth II. Pada tahun 2003, Sir Evelyn Rothschild pensiun dari kepemimpinan trah Rothschild dan menyerahkannya kepada David Rene’ Rothschild. Dibawah kepemimpinan David, dua trah Rothschild Perancis dan Inggris digabung menjadi satu entitas tunggal, Rothschild. Dia menjamin kerahasiaan kekayaan keluarga Rothschild dengan membangun jaringan perusahaan cangkang ( shell company ) yang kompleks, dengan harapan harta kekayaan keluarga Rothschild tidak terpantau, Swiss menjadi lokasi awal didirikannya perusahaan cangkang tersebut. Pada akhirnya, keluarga perbankan yang pernah menjadi keluarga terkayaan dimuka bumi pada jamannya, hanyalah bayangan dari masa kejayaan. Fakta diatas sangat nyata, jika dikaitkan dengan angka statistik yang ada. Statistis menyebutkan, 90% dari keluarga kaya, akan kehilangan kekayaannya oleh generasi ketiga. Jumlah Kekayaan Dinasti Rothschild Banyak yang merilis kabar, bahwa harta kekayaan yang dimiliki dinasti Rothschild mencapai USD 500 trilliun ( jika telah di ekuivalent nilai USD saat ini ) dan menguasai setengah dari peredaran uang didunia saat itu. Sah-sah saja orang membuat analisis seperti itu,namun angka tidak pernah berbohong, dan statistic tidak pernah berdusta. Mengutip dari daftar milyarder yang dirilis Forbes, nama Rothschild pertama yang masuk dalam daftar milyarder dunia adalah Jeff Rothschild, yang menempati peringkat 822. Jeff sama sekali tidak memiliki hubungan dengan trah Amschel Rothschild. Hanya kebetulan saja, ia terlahir dengan surname Rothschild. Trah Amschel Rothschild sesunggunya berada pada peringkat 1284, bernama Benjamin de Rothschild, dengan kekayaan berjumlah USD 1,9 milyar, dengan latar belakang bisnisnya perusahaan Asset & wealth management. Lalu berapa sebenarnya jumlah kekayaan keluarga Rothschild pada masa keemasannya? Investopedia merilis daftar 10 keluarga terkaya didunia – daftar keluarga terkaya, berbeda dengan individu terkaya – , Dinasti Rothschild menempati peringkat pertama dengan estimasi jumlah kekayaan ( ekuivalen nilai sampai 2016 ) adalah USD 350 Milyar – USD 2 Triliun. Sejak tahun 1820 sampai dengan akhir tahun 1935, dinasti Rothschild diperkirakan memiliki kekayaan USD +/- 100 miliar. ( Sebagai perbandingan, kekayaan Rockefeller pribadi ( tidak termasuk asset perusahaan yang dimilikinya ) telah mencapai USD 1,2 miliar pada tahun 1910, Uang yang beredar didunia hingga tahun 1930 adalah USD 1,8 Triliun ), lalu dikonversi berdasarkan purchasing power 1935 hingga tahun 2018 sebesar 1.740 %, maka dapat dihitung kekayaan keluarga Rothschild dimasa kejayaanya adalah USD 1,74 Triliun. Sedikit diatas kekayaan keluarga As Saud, Kerajaan Saudi Arabia, yang ditaksir memiliki kekayaan USD 1,4 Triliun. Adalah sangat tidak masuk akal, jika orang mengatakan bahwa Dinasti Rothschild memiliki kekayaan USD 500 Triliun. Kita bisa menghitung dengan menggunakan hitungan rata-rata inflasi dan buying power saat itu hingga 2018. USD 500 triliun : 1.740% = USD 29,4 triliun. Jika memang kekayaan dinasti Rothschild senilai itu pada jamannya, maka mereka tidak hanya menguasai setengah peredaran uang didunia yang hanya berkisar USD 1,8 Triliun. Hubungan Keluarga Rothschild Dengan Beberapa Organisasi Rahasia Banyak tulisan berlatarbelakang konspirasi yang menyebutkan eratnya hubungan antara keluarga Rothschild dengan berbagai organisasi rahasia, seperti Freemason, Illuminati, maupun Bilderberg. Analisis tersebut didasari karena dekatnya hubungan Rothschild dengan golongan Aristrokrat dan pemerintahan. Dalam beberapa kasus penting seperti pendirian Bank Of England dan The Fed ( Bank Central Amerika Serikat ) nama Rothschild memang tercatat sebagai orang dibelakang layar peristiwa tersebut. Namun jika diamati lebih lanjut, dengan begitu besarnya pengaruh Rothschild dipercaturan bisnis dunia, organisasi rahasia setingkat Freemason, masih lah terlalu kecil. Nama Rothschild berada diatas organisasi rahasia tersebut. Freemason, Illuminati, Bilderberg, bukan organisasi rahasia dalam kasta tertinggi dalam percaturan elit global. Masih ada beberapa organisasi rahasia yang berada diatas mereka. Yang artinya Ketiga kelompok tersebut, masih menerima perintah ( order ) dari organisasi yang berada diatas mereka. Dalam buku Committee 300, Dr. John Coleman memasukkan nama dinasti Rothschild dalam jajaran kelompok elite dunia. Committee 300 adalah organisasi yang beranggotakan keluarga terpandang yang memiliki kuasa dari seluruh belahan bumi. Organisasi inilah yang mengendalikan semua tingkatan pemerintahan dunia, tidak terkecuali PBB. Ini artinya, keluarga Rothschild termasuk dalam kelompok yang mengendalikan semua tingkatan pemerintahan didunia. Dalam buku yang lain bahkan disebutkan bahwa dinasti Rothschild masuk dalan jajaran Crown Council of 13, kelompok keluarga maha kaya dan berkuasa didunia. Rothschild, bergabung bersama Bruce ( Bundy ), Cavendish ( Kennedy ), De Medici ( Du Pont ) , Hanover ( Freeman ), Hapsburg ( Collins ), Krupps ( Li ), Plantagenet ( Onassis ), Rockefeller, Romanov ( Astor ), Sinclair ( Russel ), Walburg/Del Banco ( Van Duyn ), Winsdor/Saxe-Coburg-Gothe ( Merovingian ). Diatas Crown Council of 13, masih ada World of Monarch. - ADITYAWARMAN Dari berbagai sumber