Mengenal Proses Kreatif Raja Burung Walet, Boedi Mranata Eksperimen Walet Usaha sarang burung walet kemudian mulai digeluti Boedi Mranata. Namun, tak semudah sekarang di mana semua bisa dijawab lewat mesin pencari di internet. Berbagai eksperimen harus dilakukannya demi mendapat formula yang tepat dalam pembudidayaan burung walet. Tidak berhenti sampai situ. Perlu setidaknya 3-4 tahun berbagai percobaan Boedi lakukan pada awal merintis usahanya. Maklum saja, burung yang satu ini memang unik. Lain dari proses budi daya hewan umumnya yang ditangkarkan, burung walet baiknya dibudi daya dengan cara dilepas bebas, bahkan cenderung liar. Jika tak pandai membuat sarang, burung pun tak segan pergi dan tak lagi kembali. Maka sudah begitu jelas keberlangsungan usaha menjadi taruhannya. Ilmunya sebagai doktor biologi sedikit banyak mendukung Boedi dalam proses belajar ini. Perilaku hewan ini menjadi panduannya melakukan percobaan supaya burung itu kian nyaman singgah di rumah buatannya. Yang paling dasar adalah menentukan tempat yang cocok dijadikan rumah walet. Dari pengamatannya setidaknya tiga kriteria harus dipenuhi dalam memilih lokasi rumah walet, yaitu sungai, kuburan, dan masjid. Untuk menarik perhatian burung walet, penggunaan teknologi audio digunakan. Hanya saja, pemasangan audio juga tidak bisa sembarangan. Masalahnya burung walet cukup sensitif terhadap perubahan biotanya. Maka, Boedi harus pintar mengatur siasat dalam pemanfaatan teknologi ini. Tujuannya tentu agar burung betah tinggal di rumah walet buatannya. Soal kenyamanan jelas menjadi faktor utama yang diperhatikan. Rumah walet dinyatakannya perlu dijaga intensitas pencahayaan dan kadar airnya. Kondisi yang kering dan panas tentu membuat burung tak betah tinggal, apalagi mau kembali. Gangguan eksternal lain juga bisa memengaruhi, seperti misalnya ada gangguan tikus, burung hantu, atau gangguan suara yang terlalu ramai. Faktor-faktor ini pun hanya secuil dari ratusan ilmu walet yang didapatkan dari hasil percobaannya. Setelah satu per satu ilmu terkumpul dan terbukti berhasil, duplikasi terus dilakukan hingga kini rumah waletnya tidak hanya ada di Jawa, tapi juga tersebar di Sumatra, Kalimantan, sampai Sulawesi. “Prinsipnya kalau sesuatu repeatable, itu benar. Kalau tidak bisa diulang, berarti itu masih salah. Terus saya coba-coba terus sampai betul, ya lamalama sudah, seperti buat McDonalds saja. Tambah lama tambah banyak (rumah burung.red),” paparnya. Raja Burung Walet Ke depannya ia berharap produk sarang burung walet Indonesia bisa jadi produk andalan ekspor yang berkontribusi baik bagi devisa negara. Menurutnya sarang burung walet ini merupakan anugrah Tuhan untuk Indonesia. Sebab hanya satu jenis burung ini saja di seluruh dunia yang dengan sarangnya yang terbuat dari liur memiliki khasiat dan manfaat yang luar biasa sehingga bisa dijadikan produk makanan dan diekspor. “Anugerah ini harus benar diapresiasi dan dijadikan andalan untuk kemakmuran bersama. Sebab yang namanya petani itu di rumah-rumah yang kecil ada saja (sarang burung walet). Jadi, semua bisa nikmati,” tutur Boedi. Sumber : https://apakabaronline.com/mengenal-proses-kreatif-raja-burungwalet-boedi-mranata/