Uploaded by Cindy Agatha

CJR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

advertisement
CRITICAL JURNAL REVIEW
PERENCANAAN PEMBELAJARAN & RANCANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas wajib
Dosen Pengampu :
Sitti Rahmah, S.Pd. , M.Si
Disusun Oleh :
Cindy Agatha Pasaribu
(2213141020)
PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat karunia-nya sehingga penulis
dapat menyusun CJR (Critical Jurnal Review) yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN
INTERAKTIF KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN SENI TARI & PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU PADA SISWA SEKOLAH DASAR”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan CJR ini baik dari teman-teman dan terutama
kepada Dosen Pembimbing saya maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan CJR ini.
Akhir kata semoga CJR ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca. Selain
itu, penulis mendari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh kerenanya kritik dan saran dari pembaca diharapkan
untuk penyempurnaan CJR selanjutnya.
Medan, 09 September 2022
Cindy Agatha
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya Critical Jurnal Review.......................................................... 4
B. Tujuan Critical Jurnal Review ...................................................................................... 4
C. Manfaat Critical Jurnal Review .................................................................................... 4
D. Identitas Jurnal ............................................................................................................. 5
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL
A. Ringkasan Jurnal Utama ......................................................................................... 6
B. Ringkasan Jurnal Pembanding ................................................................................ 12
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama .............................................................. 17
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding ..................................................... 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Keterampilan membuat CJR (Critical Jurnal Review) pada Mahasiswa S1 jurusan
Pendidikan Tari dapat menguji kemampuan serta keterampilan individu atau Mahasiswa dalam
meringkas dan menganalisis isi sebuah jurnal penelitian serta mengkritik sebuah karya tulis
yang berupa jurnal yang telah dipublikasikan.
Selain dari pada itu, tujuan dibuatnya sebuah ulasan atau review-an sebuah Jurnal adalah
agar mempermudah para pembaca dalam memahami dan mengerti akan isi dari Jurnal
penelitian yang di kritik dan dianalisis baik dari segi kelemahan maupun kelebihan dari isi
Jurnla tersebut.
B. Tujuan

Untuk memenuhi salah satu tugas wajib semester III dari dosen pengampu mata kuliah
PERENCANAAN PEMBELAJARAN & RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Untuk mengetahui bagaimana isi dari Jurnal berdasarkan penelitian yang berkenan
dengan Pengembangan kurikulum.

Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan dari jurnal.
C. Manfaat

Agar terpenuhinya salah satu tugas wajib semester III dari dosen pengampu mata kuliah
PERENCANAAN PEMBELAJARAN & RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Agar pembaca megetahui dan menambah wawasan tentang bagaimana isi jurnal
berdasarkan penelitian yang mengenai pengembangan kependidikan .

Agar mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan dari jurnal.
4
D. Identitas Artikel dan Jurnal yang di Review

JURNAL UTAMA
Judul Artikel
: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI
TERPADU PADA
SISWA SEKOLAH DASAR
Nama Jurnal
: Mimbar Sekolah Dasar
Edisi terbit (Vol dan No) : Volume 1 Nomor 1 April 2014
Pengarang artikel
: Eny Kusumastuti
Penerbit
: Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang
Kota terbit
: Semarang
Nomor ISSN (online) : Alamat Situs

: file:///C:/Users/Dekstop/Downloads/858-1614-1-SM.pdf
JURNAL PEMBANDING
Judul Artikel
: MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF KELOMPOK
PADA MATA
PELAJARAN SENI TARI
Nama Jurnal
: JURNAL SENI TARI
Edisi terbit (Vol dan No) : JST 1 (1) (2012)
Pengarang artikel
: Pratiwi Esti Susanty & Eny Kusumastuti
Penerbit
: CONSERVATION UNIVERSITY
Kota terbit
: SEMARANG
Nomor ISSN (online) : 2252- 6625
Alamat Situs
:
file:///C:/Users/Dekstop/Downloads/1807-Article%20Text-
3617-1-10-20130819.pdf
5
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. RINGKASAN JURNAL UTAMA

PENDAHULUAN
Seni tari dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Sekolah Dasar, mempunyai
dampak yang positif, bukan saja bagi upaya pelestarian seni tari, akan tetapi juga untuk
kepentingan pendidikan itu sendiri. Pendidikan seni bertujuan: (1) memperoleh
pengalaman seni berupa pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, (2)
memperoleh pengetahuan seni, misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lainlain (Rusyana 2000: 7). Pendidikan seni tari juga menanamkan pengaruh yang
bermanfaat dari kegiatan menari kreatif terhadap pembentukan kepribadian siswa,
bukan untuk menciptakan tarian-tarian untuk pertunjukan (Depdikbud, 1999: 180).
Sementara itu, Kraus (1969: 271-274) mengatakan bahwa ada enam pokok tujuan tari
dalam pendidikan yang bisa dikenali, yaitu: 1) sebagai pendidikan gerak, 2)
meningkatkan kreativitas individu, 3) sebagai pengalaman estetis, 4) sebagai media
penggabungan antar seni dan budaya serta pengalaman, 5) sebagai media sosialisasi,
dan 6) media penanaman nilainilai budaya. Tujuan yang paling utama dari pendidikan
tari adalah membantu siswa melalui tari untuk menemukan hubungan antara tubuhnya
dengan seluruh eksistensinya sebagai manusia. Dengan demikian pendidikan seni tari
berfungsi sebagai alternatif pengembangan jiwa siswa menuju kedewasaannya. Melalui
penekanan kreativitas, siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya di dalam proses
pengungkapan gerak tarinya, sehingga hasil akhir bukanlah merupakan tujuan utama.
Yang penting melalui kegiatan kreatif dan ekspresif, mereka mendapat latihan atau
pengalaman untuk mengembangkan cara merasa, cara berfikir dan cara memahami
serta keterampilan dalam melihat dan menyelesaikan persoalan tentang diri atau
lingkungannya. Manfaat praktis penelitian ini adalah (1) bagi siswa, dapat
mengembangkan kepekaan estetis, apresiatif, kreatif dan ekspresifnya melalui proses
pembelajaran seni tari, (2) bagi guru, mendapatkan model pembelajaran seni tari
melalui pendekatan terpadu guna meningkatkan proses kreativitas siswa, (3) bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk proses
perbaikan dan pengembangan pendidikan seni khususnya seni tari. Manfaat teoretis
penelitian ini adalah penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan guna penelitian lebih
lanjut.
6
Pembelajaran Seni Tari sebagai Bentuk Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan bentuk aktualisasi kurikulum resmi (official curriculum),
sehingga isi pengalaman belajarnya dapat sampai kepada peserta didik sebagai
sasarannya. Artinya, dalam pembelajaran harus ada perkembangan peserta didik.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Rohidi (1993: 3) mengemukakan bahwa
pendidikan kesenian, seyogyanya menjadi wahana bagi masyarakat seni yang netral
dan obyektif, yang secara sadar dari waktu ke waktu berupaya mencari alternatif baru.
Oleh karenanya, pendidikan kesenian hendaknya lebih ditekankan pada unsur-unsur
kesenian yang berkonsep kreativitas, menampung pemikiran dan gagasan baru, serta
lebih memandang ke masa depan, sehingga memungkinkan melakukan antisipasi untuk
masa yang akan datang. Pendidikan seni sebagai salah satu bentuk pendidikan pada
hakikatnya juga: (a) mewariskan kebudayaan; (b) mengupayakan pembaharuan
kebudayaan; dan (c) memenuhi kebutuhan peserta didik.
Bentuk dan Pendekatan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
Bentuk pembelajaran seni tari, harus disesuaikan dengan pengorganisasian materinya,
yakni didasarkan pada aktivitas siswa. Selain itu juga diselaraskan dengan tujuan utama
pendidikan seni, untuk peningkatan sensitivitas dan kreativitas siswa serta untuk
pembaharuan masyarakat. Bentuk pembelajaran seni di Sekolah Dasar berdasarkan
pada sifat pendidikan seni itu sendiri, yaitu: multilingual, multidimensional, dan
multikultural. Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan
mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak
dan paduannya. Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi
kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan
kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika, dan multikultural berarti seni
bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap
keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran,
demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk
(Depdiknas, 2001: 7). Pembelajaran seni tari, dalam pelaksanaannya dapat
menggunakan pendekatan: (1) ekspresi bebas yaitu pembelajaran seni tari dengan
menggunakan ekspresi bebas, merancang kegiatan pembelajarannya dengan
menggunakan model emerging curriculum yaitu kegiatan pembelajaran yang tidak
dirancang sebelumnya, tetapi berkembang sesuai dengan keinginan siswa, (2) disiplin
7
ilmu bertujuan menawarkan program pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan
dalam empat bidang yang digeluti orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan,
penikmatan, pemahaman dan penilaian, dan (3) multikultural merupakan pendekatan
pendidikan yang mempromosikan keragaman budaya melalui kegiatan penciptaan,
penikmatan dan pembahasan keindahan rupa (visual) (Salam: 2005).
Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu di Sekolah Dasar
Model pembelajaran yang diperlukan adalah model yang memberikan peranan pada
guru untuk mengelola lingkungan alam dan fisik, sosial, budaya, dan individual, serta
sekaligus hidup atau bertindak di dalamnya dengan sikapsikap yang memberi peluang
berkembangnya potensi pribadi ke arah kreatif dan apresiatif terhadap seni tari. Sebagai
sebuah sistem, model tersebut terdiri dari unsur-unsur yang satu dengan yang lain
terkait erat dalam satu kesatuan yang saling tergantung satu dengan yang lain dalam
satuan sistem yang bulat dan utuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini
unsur-unsur yang terlibat dalam model pembelajaran sebagai suatu sistem adalah (1)
Guru; (2) Siswa dan potensi pribadinya; (3) Lingkungan alam dan fisik, budaya, sosial,
dan individual; (4) Kreatif dan apresiatif.

METODE
Penelitian ini difokuskan pada proses atau kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.
Aspek yang menjadi perhatian adalah: materi pembelajaran, kemampuan guru, perilaku
siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, dan kondisi sumber daya lingkungan. Lokasi
Penelitian di Sekolah Dasar Sekaran 1 Gunungpati. Sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer, yaitu sumber data yang berupa
proses pembelajaran di SD (mencakup materi, kemampuan guru, perilaku siswa dan
media pembelajaran), dokumen berkaitan, dan keyinformant yang dipandang relevan
dengan masalah penelitian. Sumber sekunder, yaitu sumber data lainnya yang
menunjang data primer, di antaranya adalah: literatur atau dokumen yang berkaitan,
nara sumber yang diharapkan mampu memberikan informasi tentang masalah yang
diteliti. Proses analisis data mencakup tiga alur kegiatan sebagai suatu sistem, yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga komponen analisis tersebut
aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai suatu proses siklus (Milles & Huberman 1992). Validitas data dalam penelitian
8
ini diupayakan dengan cara yang disebut triangulasi, sebagai cara yang paling umum
digunakan dalam penelitian kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu
Model pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran seni tari ini,
adalah metode yang sudah biasa digunakan oleh para guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar seni tari dengan ceramah, tanya jawab, imam, dan dll. Model
pembelajaran yang memadukan pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu dan
multikultural diprogramkan melalui rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditarik dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Standar kompetensi di bidang seni tari ada dua yaitu apresiasi dan
ekspresi. Materi pembelajaran berkait dengan pengertian tari, dikemukakan bahwa tari
adalah suatu bentuk nyata ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis
yang indah. Unsur pokok tari adalah gerak dan unsur keindahan tari adalah wiraga,
wirama dan wirasa. Wiraga merupakan gerak anggota tubuh. Wirasa merupakan
perasaan yang diekspresikan melalui wajah dan gerak. Wirama merupakan keselarasan
gerak dengan irama. Selain gerak, busana, rias dan properti merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam tari. Gerak, busana, rias dan properti dalam tari masingmasing
mempunyai simbol. Simbol-simbol tersebut mempunyai makna. Semua materi
pembelajaran tersebut diberikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab saja. Hasilnya siswa lebih sering menanggapi dengan cara menyepelekan.
Terlebih lagi bila sudah sampai pada materi praktek, guru lebih sering menggunakan
metode meniru atau sering disebut imam. Setelah siswa memahami konsep-konsep tari
dan unsur-unsurnya, guru mengajak siswa untuk melakukan proses apresiasi dengan
cara melihat karya seni tari Nusantara. Pada tahap pengenalan, siswa terlebih dahulu
diperkenalkan kontekstual tari yang disajikan kepada siswa meliputi jenis tarian, asal
tarian, sejarah tarian,fungsi, simbol dan maknanya. Setelah apresiasi awal selesai
dijelaskan dari sisi kontekstualnya, langkah selanjutnya adalah mempertontonkan
kepada siswa wujud tariannya. Proses pengenalan tersebut diatas, diikuti dengan proses
pemahaman. Siswa melakukan proses pemahaman tentang gerak, dan unsurunsur
dalam tari tersebut. Semua sisi teks dan konteks juga dijelaskan dalam sesi ini. Metode
9
yang digunakan untuk menjelaskan teks dan konteks menggunakan metode ceramah
dan Tanya jawab. Proses pembelajaran berikutnya adalah menyiapkan sajian tarian
pendek bertema dengan menggunakan pendekatan ekspresi bebas. Kreasi atau ekspresi
ini berangkat dari proses apresiasi. Dari proses apresiasi, siswa diharapkan mampu
memiliki atau menumbuhkan ide dan konsep untuk mengekspresikan kembali atau
mengkreasikan kembali materi tarian baru. Setiap siswa diharapkan mampu
mempunyai ide dan konsep yang berbeda-beda.
Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu
Model pembelajaran seni tari terpadu untuk Sekolah Dasar telah diterapkan dilapangan
yaitu di Sekolah Dasar Negeri Sekaran 1 Gunungpati Semarang. Penerapan model ini
melibatkan guru seni budaya bidang seni tari dan siswa kelas 3. Langkah awal yang
peneliti lakukan yaitu mengadakan pertemuan dengan guru seni budaya untuk
menjelaskan tentang model pembelajaran seni tari terpadu untuk Sekolah Dasar sesuai
dengan isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Proses penerapan model
pembelajaran seni tari terpadu di Sekolah Dasar dapat dijabarkan dalam tiga siklus
sebagai berikut:
Siklus Pertama Pada tahap pertama ini, peneliti mengarahkan guru untuk dapat
menyampaikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran seni tari kepada siswanya.
Pada pertemuan ini, guru tidak menyuruh siswanya untuk langsung menari, tetapi guru
lebih memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar memahami ruang lingkup tari
dan unsur-unsurnya. Proses ini menggunakan pendekatan disiplin ilmu. Dengan
pemberian motivasi dari guru, terlihat para siswa baik putra dan putri merasa senang,
menghargai dan juga memberikan respon positif dalam mengikuti pembelajaran seni
tari.
Siklus Kedua Pada siklus kedua, peneliti memberikan media audio visual untuk proses
pembelajaran apresiasi tari kepada guru. Media audio visual ini digunakan untuk
memperjelas materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswanya. Pada tahap
kedua ini, pendekatan yang digunakan adalah multikultural yaitu mengenalkan ragam
seni tari Nusantara melalui proses apresiasi yaitu melihat salah satu contoh tari bentuk
Nusantara melalui media audio visual. Guru mencoba menerapkan model ini kepada
siswa dengan menayangkan contoh tari bentuk Nusantara dari media audio visual.
10
Sebelumnya, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran seni tari kepada siswanya,
selanjutnya guru menjelaskan materi tari bentuk yang ditayangkan tersebut. Guru
menjelaskan segala sesuatu yang berkait dengan materi yang ditampilkan dalam video
audio visual tersebut, mulai dari gerak, busana, rias, properti, iringan, simbol-simbol
dan maknanya. Tanggapan siswa dalam tahapan proses pembelajaran ini, sangat
antusias. Siswa bisa melihat langsung apa saja yang diterangkan guru secara jelas, tidak
hanya sekedar membayangkan saja. Bahkan pada saat guru menyuruh siswa untuk
bersama-sama menirukan ragam gerak tari bentuk yang ditayangkan tersebut, siswa
mau memeragakannya.
Siklus Ketiga Pada siklus ketiga ini, peneliti meminta guru untuk menerapkan
pendekatan pembelajaran seni tari ekspresi bebas pada anak. Berdasarkan materi tari
bentuk yang sudah disampaikan melalui media audio visual pada siklus kedua, guru
mengajak siswa untuk mengekspresikan kembali apa yang sudah dilihatnya ke dalam
ragam bentuk gerak tari menurut ide dan konsep masing-masing siswa. Selain media
audio visual yang sudah dilihat oleh siswa, guru juga memberikan gambaran lain dalam
bentuk cerita kepada siswa, misalnya dengan menggambarkan gerak tumbuhan yang
sedang tertiup angin, manusia dengan beragam profesinya, gerak binatang dan masih
banyak yang lainnya.
SIMPULAN
Model pembelajaran seni tari terpadu ini dilakukan dengan berurutan secara terpadu
dengan menggunakan pendekatan ekspresi bebas, disiplin ilmu dan multikultural.
Setiap pokok bahasan bisa dijelaskan dengan menggunakan ketiga pendekatan secara
berurutan atau bersamaan. Pertama dimulai dari pendekatan disiplin ilmu meliputi
menerangkan teks dan kontekstual materi seni tari berdasarkan KTSP, kedua,
pendekatan multikultural meliputi pengenalan keragaman seni tari Nusantara melalui
proses apresiasi meliputi pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penilaian, ketiga,
pendekatan ekspresi bebas meliputi pembuatan materi tari pendek bertema dengan cara
memberi kebebasan kepada siswa dalam proses ekspresi melalui tahapan mencari ide
dan konsep, penuangan ide dan konsep, menghubungkan ide dan konsep, dan membuat
jalinan ide dan konsep. Pelaksanaan model pembelajaran seni tari terpadu melalui
beberapa tahapan dengan menggunakan istilah siklus, siklus pertama, guru
11
menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan pendekatan disiplin ilmu, siklus
kedua, guru memberikan proses apresiasi dengan cara menayangkan video kepada
siswa, dengan menggunakan pendekatan multikultural, siklus ketiga menggunakan
pendekatan ekspresi bebas, siswa diminta mengekspresikan kembali video yang sudah
dilihat siswa berdasarkan ide dan konsep masing-masing siswa.
B. RINGKASAN JURNAL PEMBANDING
PENDAHULUAN
Model Pembelajaran Interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan
disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang
mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang
menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat
mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi
tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat,
kemudian guru meluruskan masalah yang menjadi perdebatan (Rahman 2011: 2).
Pembelajaran interaktif menurut Damyati dan Mudjiono (1999: 27) adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran Interaktif Kelompok
dapat mengklasifikasi dan menafsirkan ide-ide, menguji berdasarkan persepsi orang
lain dan pemahaman menurut tradisi, dan mengaplikasikannya pada situasi aktual.
Kelompok mencari jawaban terhadap permasalahan yang timbul, melakukan penelitian
maupun laporan, mendiskusikan permasalahan, dan mengevaluasi hasil-hasil yang
telah dicapai maupun proses yang dijalankan (Sumiyatiningsih 2006: 82-83). Kelebihan
dari model pembelajara interaktif yang dinyatakan Nurhasanah, (2004: 17) diantaranya:
Siswa lebih banyak kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya pada objek yang
akan dipelajari, Melatih siswa mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaanpertanyaan yang diajukan siswa mupun guru, Memberikan sarana bermain bagi siswa
12
melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi, Guru sebagai fasilitator, motivator, dan
perancang aktivitas belajar, Hasil belajar akan lebih bermakna.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sasaran utama penelitian
ini adalah pembelajaran seni tari yang menggunakan model pembelajaran interaktif
kelompok di SMP N 5 Magelang. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini, cara yang dilakukan adalah melakukan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada analisis
Rohidi (1992:15) terdiri dari tiga tahap, antara lain reduksi data, penyajian data, dan
menarik kesimpulan / verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Model Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Seni Tari di
SMP N 5 Magelang
Pembelajaran seni tari di SMP N 5 Magelang dilaksanakan pada masing-masing kelas
satu kali dalam satu minggu. Pelaksanaan pembelajaran seni tari setiap kelas dibuat
menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 6 sampai 7 siswa. Hari Senin adalah
pembelajaran seni tari untuk kelas VII E dan VII A , hari Selasa kelas VII D, hari Rabu
kelas VII C, hari Kamis kelas VII F dan VII B.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII E Tanggal 6 Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari pada kelas VII E terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan,
kegitan inti dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi kepada
siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu siswa mengeksplorasi gerak tari secara
berkelompok.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII A Tanggal 6 Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari pada kelas VII A terdiri dari tiga ttahapan yaitu pendahuluan,
inti dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa
berkelompok kemudian berdiskusi mengeksplorasi gerak tari Gundul Pacul.
13
Pelajaran Seni Tari Kelas VII D tanggal 7 Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari di kelas VII C terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan pree test tentang
tari Jaranan dan siswa berama Ali yang bisa menjawab pertanyaan dari Ibu Wahyu. Ibu
Wahyu juga menjelaskan tentang tari Jaranan dan materi pembelajaran yang akan
dipelajari.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII C tanggal 8 Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari kela VII C terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa
mengeksplorasi gerak tari Gundul Pacul secara berkelompok yyag kelompoknya terdiri
dari 6 sampai 7 siswa.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII F tanggal 9 Febuari 2012
Tanggal 9 Febuari yaitu pembelajaran Seni Tari kelas VII F. Pembelajaran Seni Tari
terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu
memberikan apersepsi tentang tari Lir Ilir, yaitu tari Lir ilir merupakan tarian yang
berasal dari daerah Jawa Tengah, Arti tari Lir Ilir yaitu kehidupan yang dituangkan
dalam bentuk syair yang indah.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII B tanggal 9 Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari di kelas VII B terdiri dari 3 tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi kepada siswa,
pembelajaran kali ini mengeksplorasi gerak tari Padang Bulan secara kelompok.
Kelomponya 1 kelas dibagi menjadi 4 kelompok.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII E tanggal 5 Maret 2012
Pembelajaran Seni Tari kelas VII E terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu
pembelajaran kali ini akan mengevaluasi gerak tari dari hasil diskusi.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII A Tanggal 5 Maret 2012
Pembelajran Seni Tari kelas VII A terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa
14
berlatih dengan kelompoknya masing-masing selama 15 menit, karena diadakan
penilaian.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII D tanggal 6 Marert 2012
Pembelajaran Seni Tari kelas VII D, terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa diberikan waktu 15
menit untuk berlatih dengan kelompoknya masing-masing, karena akan diadakan
evaluasi secara kelompok.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII C tanggal 7 Maret 2012
Pembeajaran Seni Tari kelas VIII C terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan,
kegiatan inti dan peenutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu
siswa diberikan waktu 15 menit untuk berlatih dengan kelompoknya masingmasing,
karena akan diadakan evaluasi.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII F tanggal 8 Maret 2012
Pembelajaran Seni Tari kelas VII F terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa
diberikan waktu 15 menit untuk berlatih dengan kelompoknya masingmasing. Penilaian
dilakukan yatu dengan 2 kelompok menari dan 2 kelompok bermain musik.
Pelajaran Seni Tari Kelas VII B tanggal 8 Maret 2012
Pembelaajarn Seni Tri kelaas VII B terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi yaitu siswa
diberikan waktu 15 menit untuk berlatih dengan kelompoknya msing-masing. Evaluasi
dilakukan 2 kelompok menari dan 2 kelompok bermain musik.
Faktor penghambat dalam pembelajaran Seni Tari dengan menggunakan model
pembelajaran Interaktif Kelompok di SMP N 5 Magelang
Konsentrasi siswa dan sikap siswa terhadap guru saat proses belajar mengajar seni tari
sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses belajar mengajar, Sikap siswa terhadap
guru saat proses pembelajaran kurang menghargai guru dapat mengganggu kelancaran
belajar mengajar siswa karena siswa yang tidak menghargai guru akan membuat
kegaduhan di dalam, sehingga mengganggu kelancaran belajar mengajar, dan Motivasi
15
siswa terhadap pembelajaran Seni Tari kurang, terutama pada siswa putra, karena ada
yang beranggapan menari hanya untuk anak putri, sehingga banyak anak putra yang
kurang begitu tertarik terhadap pembelajaran Seni Tari.
Faktor pendukung dalam pembelajaran Seni Tari dengan meggunakan model
pembelajaran Interaktif Kelompok di SMP N 5 Magelaang
Pengalaman mengajar guru seni tari yang sudah cukup lama, sehingga Ibu Wahyu dapat
dengan mudah mengajarkan siswa pembelajaran Seni Tari, dan Sarana dan prasarana
di SMP N 5 Magelang sudah memadai untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Model Pembelajaran Interaktif Kelompok Pada
Mata Pelajaran Seni Tari Kelas VII SMP N 5 Magelang”, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran Seni Tari di SMP N 5 Magelang
kelas A sampai F dengan menggunakan model pembelajaran Interaktif Kelompok
terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Tahapan
pendahuluan yaitu Ibu Wahyu
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keunggulan Jurnal

Keunggulan Jurnal Utama
Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)
tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital,
tanpa diawali dengan kata "oleh", urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis
kedua, ketiga dan seterusnya.Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis
dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI TERPADU PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

Keunggulan Jurnal Pembanding
Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) tidak
melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama penulis
ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital, tanpa
diawali dengan kata "oleh", urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua,
ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis
di bawah nama penulis. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat
memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Hubungan Antara
Persepsi Siswa Terhadap Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa. Referensi
yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam membuat item pada
instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh kutipan pustaka sudah
sesuai dengan daftar pustaka.
17
B. Kelemahan Jurnal

Kelemahan Jurnal Utama
Didalam jurnal ini kurang lengkap karena didalam tidak terdapat no isbn jurnal tersebut.
Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga dengan
studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi dokumentasi yang is
lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti.

Kelemahan Jurnal Pembanding
Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga
dengan studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi dokumentasi
yang is lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti. Kuisioner yang dibuat
peneliti sebagai instrumen penelitian berjumlah 103 item, dalam jurnal peneliti tidak
menyebutkan apakah instrumen tersebut telah valid atau belum. Karena validitas instrumen
sangat mempengaruhi hasil penelitian. Jumlah item yang digunakan peneliti pada alat
instrumen penelitian terlalu banyak, yaitu 103 item.
18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil kritikan diatas dapat kita simpulkan bahwa Jurnal ini sudah masuk dalam
kategori Jurnal yang baik meskipun hanya orang orang tertentu yang dapat
memahaminya karena memang jurnal ini ditujukan kepada orang orang yang mengerti
tentang bidang yang diteliti. Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang
penyampaian-nya baik, namun setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan sama halnya
seperti Jurnal ini, dalam setiap pekerjaan pasti ada satu atau dua kesalahan yang perlu
di telaah lebih dalam lagi sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
B. SARAN
Besar harapan saya akan menjadi lengkapnya Jurnal ini dikemudian hari maka dari itu
penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saran saya
adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini menjadi lebih baik
sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya
dapat diminimalisir Sehingga jurnal ini menjadi lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Dekstop/Downloads/858-1614-1-SM.pdf
file:///C:/Users/Dekstop/Downloads/1807-Article%20Text-3617-1-1020130819.pdf
20
Download