LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR TOPIK 6 : Jaringan Penyusun Organ Tumbuhan Disusun oleh: Nama : Ruri Margaretha NIM : 225090301111015 Kelas : B Kelompok : 3 Asisten PJ : Noor Lylia Iezzana DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2022 SURAT PERNYATAAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori 1.1.1 Jaringan Tumbuhan sama dengan hewan yang terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang saling terintegrasi menjalankan fungsinya. Jaringan adalah kumpulan satu atau lebih jenis sel yang menjalankan fungsi khusus (Campbell, 2021). Dimana sel sel penyusun jaringan dihasilkan oleh meristem, sehingga sel dapat tumbuh dan berdiferensiasi selama perkembangan dan pada akhirnya bisa mencapai karakteristik spesifik dari sel-sel fungsional (Charles, 2010). 1.1.2 Jaringan Penyusun Tumbuhan Sistem jaringan pada tumbuhan terdiri dari dua jenis umum: jaringan meristem dan jaringan permanen (non-meristematik). Sel-sel dari jaringan meristem dapat ditemukan di meristem, yang dimana meristem sendiri merupakan daerah tempat terjadinya pembelahan dan pertumbuhan sel yang terus berkelanjutan. Sel-sel jaringan meristematic tidak berdiferensiasi atau bediferensiasi tidak sempurna, dan sel-sel ini akan terus membelah dan berkontribusi pada proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan jaringan permanen terdiri dari sel-sel yang tidak lagi aktif membelah (Clark, et al., 2020). Jaringan meristem terdiri dari tiga jenis berdasarkan letaknya pada tumbuhan; meristem apikal, yang terletak di ujung batang dan akar, yang memungkin tumbuhan dapat memanjang. Meristem lateral, jaringan meristem yang menyebabkan ketebalan pada tumbuhan dewasa. Meristem interkalar, umumnya hanya terdapat pada tumbuhan monokotil, di pangkal bilah daun dan di buku daun. Jaringan ini memungkinkan helaian daun monokotil dapat memanjang dari pangkal daun. Jaringan meristem dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan kemampuan berdiferensiasinya: jaringan kulit, jaringan vaskuler, dan jaringan dasar (Clark, et al., 2020). Jaringan kulit terdiri dari epidermis, satu lapisan sel yang melindungi jaringan dibawahnya. Tanaman berkayu biasanya memiliki lapisan luar sel gabus yang kuat dan tahan air yang sering dikenal sebagai kulit kayu, yang berfungsi untuk melindungi kayu dari kerusakan. Epidermis pada daun memiliki stomata, dimana tempat terjadinya pertukaran gas. Dua sel yang dikenal sebagai sel-sel penjaga, mengelilingi setiap stomata daun untuk mengontrol pembukaan dan penutupan stomata dengan demikian sel-sel penjaga juga berperan dalam mengatur penyerapan CO2 dan pelepasan O2 dan uap air. Trikoma adalah rambut-rambut halus pada Gambar 1 permukaan epidermis yang membantu mengurangi transpirasi, meningkatkan reflektansi matahari, dan menyimpan senyawa yang melindungi tanaman dari predator (Clark, et al., 2020). Jaringan vascular tersusun dari xylem dan floem. Dimana jaringan xylem sendiri memiliki tiga jenis sel: parenkim xylem, trakeid, dan elemen pembuluh. Trakeid adalah sel xylem yang dindingnya sel sekundernya tebal yang mengalami lignifikasi. Elemen pembuluh adalah sel xylem yang memiliki dinding sel yang lebih tipis dan lebih penek dari trakeid. Jaringan floem tersusun dari sel-sel tabung, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem. Serangkaian sel tabung disusun dari ujung ke ujung untuk membentuk tabung yang Panjang, yang dapat megangkut zat organic seperti asam amino dan gula. Jaringan dasar Sebagian besar terdiri dari sek parenkim, tetapi juga terdapat sel kolenkim dan sklerenkim yang membantu menopang tumbuhan. Jaringan dasar menuju bagian dalam jaringan vascular di batang ataupun di akar dikenal sebagai empulur. Sedangkan lapisan jaringan antara jaringan vascular dengan epidermis disebut korteks (Clark, et al., 2020). Gambar 2 1.1.3 Perbedaan Jaringan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil Perbedaan yang paling sering kita jumpai antara jaringan tumbuhan monokotil dengan dikotil terletak di jaringan vaskularnya. Jika dilihat dari penampang melintang batang, berkas pembuluh tumbuhan dikotil tersusun membentuk cincin, sedangkan pada tumbuhan monokotil, ikatan pembuluhnya tersebar secara acak di seluruh jaringan dasar(Clark, et al., 2020). Gambar 3 1.2 Tujuan raktikum Tujuan dari dilakukannya praktikum topik ke 6 adalah dapat diamatinya jaringan penyusun organ tumbuhan dikotil dan monokotil terpilih. BAB II METODE 2.1 Alat dan Bahan alat yang digunakan dalam praktikum kali ini ada mikroskop, silet tajam, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalm praktikum adalah empulur singkong atau gabus singkong, orga tumbuhan dikotil terpilih, kali ini digunakan tanaman tomat (Solanum licopersicum) dan organ tumbuhan monokotil terpilih yaitu tanaman jagung (Zea mays) 2.2 Langkah Kerja akar, batang, dan daun dari tumbuhan dikotil dan monokotil yang sudah terpilih diiris melintang. Kemudian diletakkan diatas gelas obyek yang sudah ditetesi air. Selanjutnya ditutup dengan slide glass dan diamati di mikroskop. Hasil dari pengamatan tadi ditulis dilembar kerja beserta gambarnya. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Tumbuhan Dikotil 3.1.1 Akar Tumbuhan Dikotil Dari literatur bisa dilihat jika anatomy akar dari tumbuhan dikotil jaringannya membentuk bentuk lingkaran di tengah atau sering disebut sebagai cincin. Jaringan pengangkutnya yaitu xylem dan floem pada tumbuhan dikotil teratur dalam endodermis sehingga menyebabkan berbentuk cincin. Dari hasil pengamatan juga didapatkan gambar anatomy akar dikotil yang berbentuk cincin. Dengan begaian bagian seperti: epidermis, korteks, endodermis, stele, xylem, dan floem. Dimana fungsi epidermis pada akar sendiri sebagai pelindung bagi jaringan dibawahnya dikarenakan jaringan epidermis sendiri berada paling luar dari struktur akar. Korteks yang berada dibawah jaringan epidermis dan terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan makanan. Fungsi endodermis sendiri pada struktur anatomi akar adalah sebagai barrier yang mengatur perjalanan zat dari tanah ke dalam silinder vascular. Stele adalah silinder pusat pada akar yang berfungsi untuk membentuk akar cabang, dan pertumbuhan sekunder pada akar. Xylem dan floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi untuk mengangkut air dari tanah dan floem sendiri berfungsi untuk mngedarkan hasil fotosintesis. (a)(Champbel, 2021) (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Epidermis Korteks Endodermis Stele Xylem Floem 3.1.2 Batang Tumbuhan Dikotil Pada batang tumbuhan dikotil, dilihat dari literatur perbedaan utama antara batang tumbuhan dikotil dan monokotil terletak pada struktur jaringan pembuluhnya. Pada batang dikotil ikatan pembuluh tersusun rapi dalam sebuah lingkaran yang sering disebut cincin. Floem pada batang dikotil terletak di luar xylem, sedangkan xylemnya masuk ke dalam endodermis (Hasanah, dkk., 2021). Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan, batang tumbuhan dikotil tersusun dari epidermis, korteks, endodermis, empulur, xylem, floem, dan kambium. Yang membedakan struktur batang dan akar ada pada kambium. Pada batang, kambium bisa berdiferensiasi menjadi jaringan pengangkut dan membentuk lapisan periderm yang berfungsi untuk mengendalikan air yang masuk dan mencegah serangan hama. Cambium sendiri juga berfungsi sebagai pertumbuhan sekunder. Empulur pada batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. (a) (Champbel, 2021) (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Epidermis Korteks Endodermis Empulur Xylem Floem Kambium 3.1.3 Daun Tumbuhan Dikotil Dilihat dari gambar yang ada pada literatur struktur pada daun tumbuhan dikotil adalah struktur daun lengkap. Dimana strukturnya terdiri dari kutikula atas bawah, epidermis atas dan bawah, palisade, parenkim atas dan bawah, selubung parenkim, jaringan pengangkut, dan juga jaringan spons. Dimana tiap strukturnya ini memiliki fungsi masing, mulai dari kutikula atas dan bawah pada daun fungsinya sama yaitu melindungi dari serangan hama dan mengurangi terjadinya respirasi. Jaringan mesofil yaitu palisade dan juga spons memiliki fungsi yang berbeda. Palisade pada daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis berlangsung. Sedangkan jaringan spons yang terletak di bagian daun dan terdiri dari banyak rongga berfungsi sebagai tepat kantong udara untuk menyimpan gas dan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut memiliki fungsi yang sama dengan jaringan pengangkut yang ada pada akar dan batang yaitu sebagai transportasi air, mineral, dan hasil fotosintesis pada tumbuhan. (a)(Charles, 2010). (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. Kutikula 2. Epidermis atas 3. Palisade 4. Parenkim atas 5. Sel selubung parenkim 6. xylem 7. Floem 8. Parenkim bawah 9. jaringan spons 10. epidermis bawah 11. kutikula 3.2. Tumbuhan Monokotil 3.2.1 Akar Tumbuhan Monokotil Melihat dari gambar literatur, bisa dilihat jikalau struktur akar pada tumbuhan monokotil tidak teratur. Tidak seperti akar tumbuhan dikotil yang tersusun rapi membentuk cincin, susunan jaringan pengangkut pada tumbuhan monokotil tidak beraturan dan tersebar. Akar tumbuhan monokotil tersusun atas rambut akar, epidermis, endodermis, floem, xylem, stele, dan korteks. Fungsi dari masing masing jaringan sama seperti jaringan pada tumbuhan dikotil. Pada tumbuhan monokotil, akarnya tidak mengalami penebalan sekunder dikarenakan jenis akarnya adalah akar serabut. Rambut akar pada akar tumbuhan monokotil berfungsi untuk mencari air dan unsur hara, epidermis akar berfungsi sebagai pelindung untuk jaringan dibawahnya, endodermis akar adalah sebagai pembantas antara bagian dalam akar dengan korteks. Floem sendiri berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis, sedangkan xylem berfungsi sebagai pengangkut air dan unsur hara dari serabut akar. (a)(Evert, 2006) (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. rambut akar epidermis endodermis floem xylem stele korteks 3.2.2 Batang Tumbuhan Monokotil Pada batang tumbuhan dikotil menurut dari literatur, tidak dapat tumbuh setinggi batang tumbuhan dikotil karena tidak memiliki kambium. Salah satu pembeda batang tumbuhan monokotil dengan dikotil adalah ada atau tidaknya kambium. Struktur dari batang tumbuhan dikotil hanya terdiri dari epidermis, parenkim, dan jaringan pengangkut. Epidermis pada batang berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada dibawahnya dan melindungi batang dari hama. Jaringan pengangkut sendiri memiliki fungsi yang sama dengan jaringan pengangkut yang ada pada akar dan daun. Susunan jaringan pengangkut pada tumbuhan monokotil tidak tersusun secara rapi, melainkan menyebar. Karena batang tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium itu artinya, batang tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder. (a) (Champbel, 2021) (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. 2. 3. 4. epidermis parenkim xylem floem 3.2.3 Daun Tumbuhan Monokotil menurut literatur, daun pada tumbuhan monokotil tepatnya pada strukturnya tidak memiliki jaringan bunag karang atau jaringan spons. Itu merupakan salah satu aspek pembeda struktur daun tumbuhan dikotil dan monokotil. Struktur daun pada daun monokotil terdiri atas kutikula atas dan bawah, epidermis atas dan bawah, sklerenkim, sel selubung parenkim, dan jaringan pengangkut. Dimana fungsi dari setiap jaringannya masih sama dengan jaringan pada daun dikotil. (a)(Charles, 2010). (b) (c) Gambar 4: (a) Literatur, (b) Gambar hasil pengamatan, (c) Foto hasil pengamatan Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. kutikula epidermis atas sklerenkim sel selubung parenkim xylem floem epidermis bawah kutikula BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum yang didapatkan, praktikan dapat dapat menentukan jaringan penyusun dari organ tumbuhan dikotil dan monokotil yang sudah ditentukan. Praktikan juga dapat mengidentifikasi perbedaan struktur dalam jaringan penyusun organ tumbuhan dikotil dan monokotil. Dimana struktur yang paling terlihat perbedaannya adalah letak jaringan pengangkut pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan dikotil jaringan pengangkutnya tersusun rapi membentuk cincin, sedangkan pada tumbuhan monokotil jaringan pengangkutnya menyebar. Selain itu kita juga bisa membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil melalui batangnya, dimana batang dikotil berkambium sedangkan batang tumbuhan monokotil tidak berkambium. 4.2 Saran Untuk praktikum selanjutnya praktikan diharapkan lebih fokus dalam menjalankan praktikum. Tujuannya supaya praktikum bisa berjalan dengan kondusif dan waktunya juga cepat selesai. Untuk penggambaran hasil pengamatannya mungkin bisa lebih diperjelas lagi dan lebih spesifik supaya saat pembuatan laporan tidak terlalu bingung mengidentifikasinya. Daftar Pustaka Charles, B, Beck. (2010). An Introduction of Plant Structure and Development Second Edition. New York : Cambridge University Press. Clark, M. A., Choi, J., & Douglas, M. (2020). Biology 2e. texas: OpenSTax. Evert, Ray, F. (2006). Esau’s Plant Anatomy: Meristems, Cells, and Tissues of the Plant Body Third edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Hasanah, Ummul., Azis, P. A., Jayanti, R. D., 7 dkk. (2021). Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Media Sains Indonesia Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., & dkk. (2021). Campbell Biology Twelve Edition. LAMPIRAN (Clark, et al., 2020). (Clark, et al., 2020). (Charles, 2010). (Clark, et al., 2020). (Clark, et al., 2020). (Campbell, 2021). (Campbell, 2021). (Hasanah, dkk., 2021). (Evert, 2006)