Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 Diskursus Tentang Nikah Beda Agama (Kajian Al Maqasid As Syari’ah) Discourse About Interfaith Marriage (Study of al Maqasid as Syari’ah) Mega Rani Tiara S. Calon Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Jl. Garuda No. 105 Sumbawa Besar Email: mega.panitera@gmail.com Abstract The main issue in this research is to see the extent to which the setting of interfaith marriage both in terms of positive law and law of Islam by using an approach Al-Maqasid As Syarai'ah. The method used is normative research which will be proceed and analyzed in qualitative descriptive. The study concluded that interfaith marriage is not valid with the current circumstances, referring to the Qur'an Surah Al Baqarah verse 221, Al Mumtahanah verse 10 and Al Maidah verse 5. Keywords: Marriage, interfaith and law Abstrak Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaturan nikah beda agama baik dilihat dari sisi hukum positif maupun dari sisi hukum Islam dengan menggunakan pendekatan Al-Maqasid As Syarai’ah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian normatif dengan pengolahan dan analisa data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan adalah nikah beda agama adalah tidak sah dengan melihat kondisi saat ini, mengacu pada Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 221, Al Mumtahanah ayat 10 dan Al Maidah ayat 5. Kata Kunci : Nikah, beda agama, hukum. PENDAHULUAN Tidak ada definisi konkrit agama) dilakukan selain perkawinan dimana yang masing-masing mengenai perkawinan campur1 (beda mempelai memiliki keyakinan agama 1 Definisi perkawinan campur dalam Undang-Undang Pokok Perkawinan Pasal 57 adalah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Halaman 85 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanitawanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu". yang berbeda, karena pada dasarnya perkawinan beda agama atau kawin campur dilarang baik oleh hukum positif maupun oleh hukum masingmasing agama di Indonesia. Mengenai beda agama masalah Islam nikah membedakan Firman hukumnya menjadi tiga yaitu: 2 1. Perkawinan antara seorang pria muslim dengan wanita 2. Perkawinan antara seorang pria muslim dengan wanita 3. Perkawinan antara seorang wanita muslimah dengan pria Dari masalah-masalah nikah beda agama tersebut muncul respon yang para tidak menikahkan laki-laki Keharamannya wanita Islam bukan Islam. bersifat mutlak, artinya wanita Islam mutlak haram baik laki-laki musyrik atau Ahlul kitab. Dengan begitu dapat yang mengharamkan nikah beda agama, baik sejak zaman sahabat hingga abad modern ini sepakat Islam perkawinan seorang wanita Islam ialah pasangannya harus pria Islam. Namun pemikir islam. Menurut pandangan ulama wanita atas ditegaskan bahwa satu syarat sahnya non muslim. bahwa di kawin dengan laki-laki selain Islam Ahlul Kitab dari Allah menegaskan kepada para wali untuk dengan musyrik berbeda-beda ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 haram hukumnya kawin dengan pria bukan Islam. Dasar keharamannya terdapat di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 221 yaitu : berbeda dengan perkawinan antar laki-laki muslim dengan wanita non muslim terdapat perbedaan di kalangan ulama sendiri. Mazhab Syafi’i sebagaimana ditulis oleh Dr. berpendapat antara Wahbah Az-Zuhaili bahwa pernikahan laki-laki muslim dengan wanita kafir selain ahli kitab seperti watsani, majusi, penyembah matahari atau bulan, murtad adalah tidak sah (batal) berdasarkan firman 2 Masjfuk Zuhudi, Masail Fiqhiyah, Ctk. Ketujuh, PT Gunung Agung, Jakarta, 1994, hlm. 4 Allah surat Al-Baqarah Ayat 221. As-Syirazi dalam Al-14 Muhazzab Halaman 86 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 menegaskan bahwa laki-laki muslim tentang haram kemaslahatan. menikah dengan orang universalisme Islam demi merupakan perempuan yang bukan ahli kitab agama yang sangat menganjurkan yaitu seperti nilai-nilai universal seperti keadilan, orang persatuan, persaudaraan, perdamaian murtad berdasarkan firman Allah dan nilai-nilai universal lainnya. dalam surat Al-Baqarah ayat 221. Menurut kalangan Islam liberal ayat- Sedangkan Al-Malibari menyebutkan ayat universal dan partikular, dan bahwa syarat wanita yang dapat nilai-nilai dinikah adalah wanita muslimah atau terkandung di dalam ayat-ayat AI- kitabiyyah Khalishah.3 Quran yang bersifat universal. Nilai- orang-orang penyembah kafir berhala Untuk dan perkawinan antara universalitas Islam nilai ini harus ditegakkan oleh setiap wanita muslim dengan laki-laki non Muslim, muslim semua ulama berpandangan perbedaan sama dengan ayat partikular maka yang yaitu karena mengharamkannya melihat lebih banyak sehingga yang dan menegakkan antara laki-laki ayat ada universal harus dimenangkan adalah ayat-ayat mudhratnya daripada manfaatnya, perkawinan antara apabila universal. Hal tujuan ini untuk Islam yang muslim dengan wanita non muslim sebenarnya, yaitu untuk menjaga sendiri di kalangan para pemikir kemaslahatan manusia.4 Disamping islam terdapat perbedaan mengenai pandangan-pandangan historis dan wanita non muslim yang termasuk pluralisme. ahli kitab dan yang tidak (musyrik). Berbeda dengan dengan Dari yang fenomena-fenomena berkembang mengenai pemikir-pemikir Islam liberal yang pernikahan beda agama, adalah hal menganggap bahwa perkawinan beda yang menarik apabila pernikahan agama adalah sah (tidak haram). beda agama ini ditelaah menjadi Karena dalam pandangan mereka ada sebuah tulisan bebrapa hal yang dijadikan landasan segi normatif dengan memasukkan yaitu salah satunya yang ditinjau dari pandangan 4 3 www.google.com. Kawin-bedaagama-persfektif-islam.pdf. diakses pada tanggal 27 Februari 2009 Imam Hurmain, Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Jaringan Islam Liberal. http:// www.google.com.pernikahanlintasagama.pd f Halaman 87 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 konsep kajian Al Maqosid As Syariah. ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 Syariah. Al-Maqasid jamak dari almaqsid yang berarti tujuan, ulama usul fikih mendefinisikan Al PEMBAHASAN Maqasid As-Syariah yaitu makna dan Konsep Al Maqasid As Syaria’ah tujuan yang yang dikehendaki syarat Ekistensi hukum Islam di dunia adalah kehidupan pribadi untuk manusia, maupun mengatur baik selaku dalam mensyariatkan suatu hukum bagi kemaslahatan umat manusia. Al- selaku Maqasid As-Syariah di kalangan anggota ulama usul fikih disebut juga dengan masyarakat agar dapat bertingkah asrar laku sesuai dengan kehendak sang rahasia yang terdapat di balik hukum khalik.5 umumnya yang ditetapkan oleh syarak berupa ditujukan untuk mengatur kehidupan kemaslahatan bagi umat manusia manusia selaku anggota masyarakat baik di dunia maupun di akhirat.6 Yang pada (ordening van het social eleven). asy-syariah Sejarah yaitu Al rahasia- Maqasid As Karenanya eksisitensi hukum islam Syariah ini telah ada atau telah (terutama syariah) adalah terkait menjadi dengan eksistensi manusia sebagai landasan untuk menetapkan hukum hamba Allah yang harus tunduk dan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, patuh pada perintah-Nya. Dan untuk seperti dikisahkan suatu waktu Nabi itulah hukum pertimbangan sebagai islam melarang Muhammad SAW melarang kaum pada prinsipnya muslimin menyimpan daging kurban merusak kehidupan manusia kecuali dalam batas tertentu, sekedar meskipun perbuatan tidak bekal untuk tiga hari. Akan tetapi, melanggar hak orang lain maupun beberapa tahun kemudian peraturan merugikan orang lain. yang perbuatan yang itu Apa yang menjadi tujuan ditetapkan Nabi Muhammad itu dilanggar oleh para disyariahkan hukum sering dikenal sahabat. dengan istilah disampaikan Al-Maqasid As- oleh Permasalahan kepada itu Nabi Muhammad. Beliau membenarkan 5 Abddul Ghofur Anshori dan Yulkarnain Harahab, Hukum Islam Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia, Ctk. Pertama, Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2008, hlm. 31 tindakan para sahabat itu sambil 6 Ensiklopedi Hukum Islam, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hlm. 1109. Halaman 88 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 larangan ialah melalui ijtihad8.Tujuan hukum menyimpan daging kurban adalah islam dapat dilihat dari dua segi yaitu didasarkan Al pertama segi pembuat hukum islam Daffah (tamu yang terdiri dari orang- yaitu Allah dan Rasul-Nya dan yang orang miskin yang datang dari kedua segi manusia yang menjadi perkampungan sekitar Madinah). pelaku dan pelaksana hukum islam. Setelah Nabi Muhammad Dari segi pertama tujuan hukum menerangkan bahwa atas itu, bersabda, kepentingan "Sekarang simpanlah islam adalah untuk daging-daging kurban itu, karena keperluan tidak bersifat primer, sekunder dan tersiar ada lagi tamu yang membutuhkannya". yang Dari kasus tersebut terlihat, hidup memenuhi dalam daruriyyat9, manusia islami yang stilahnya hajjiyat10 dan adanya larangan menyimpan daging kurban diharapkan tujuan syariat 8 dapat dicapai, yakni melapangkan kaum miskin yang datang dari dusun-dusun di pinggiran Madinah. Setelah alasan pelarangan tersebut tidak ada lagi, maka larangan itu pun dihapuskan oleh Nabi SAW. Dan upaya seperti itu, seterusnya dilakukan pula oleh para sahabat. Upaya demikian terlihat jelas dalam beberapa ketetapan hukum yang dilakukan oleh Umar Ibn al Khattab.7 Al Maqasid As Syariah sebagai salah satu tujuan hukum Islam yang untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan bebrapa cara yang salah satunya 7 www.google.com. \Maqasid Al Syariah.htm diakses pada tanggal 07 Maret 2009 Perkataan ijtihad (dalam bahasa arab) berasal dari kata jahada artinya bersungguh-sungguh atau mencurahkan segala daya dalam berusaha.(lihat juga Othman Ishak, Ijtihad Dalam Perundangan Islam, Kuala Lumpur :1982). Dalam hubungan dengan hukum, ijtihad adalah usaha atau ikhtiar yangsungguh-sungguh dengan mempergunakan segenap kemampuan yangada dilakukan oleh orang (ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk merumuskan garis hukum yang belum jelas atau tidak ada ketentuan di dalam Al Qur’an dan Sunnah. Dan ijtihad merupakan dasar dan sarana pengembangan hukum islam. Lihat juga Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis (studi perbandingan system hokum islam), Ctk. Kedua, PT Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 2007, hlm. 97. Ijtihad (interpretasi) secara literal berarti berusaha untuk menemukan hukum dari sumbernya. 9 Daruriyyat (kebutuhan primer) adalah kebutuhan utama yang harus dilindungi dan dipelihara sebaik-baiknya oleh hukum islam agar kemaslahatan hidup manusia benar-benar terwujud. 10 Hajjiyat (kebutuhan sekunder) adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan primer seperti contoh kemerdekaan, persamaan danlainsebaginya yangbersifat menunjang eksistensi kebutuhan primer. Halaman 89 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 tahsiniyyat11. Kemudian tujuan hukum islam selanjutnya untuk ditaati dan dilaksanakan oleh ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 1. Al Maqasid Al-Ammah (tujuan-tujuan umum) yaitu sesuatu yang dipelihara manusia dalam kehidupan sehari- syarak serat diusahakan untuk harinya dan yang terakhir masih dari dicapai dalam tujuan bidang syariat hukum islam dari segi berbagai seperti pertama ialah agar ditaati oleh menegakkan manusia mempertahankan agama dari maka manusia meningkatkan wajib kemampuannya memahami hukum islam dengan dan anacaman pihak musuh. 2. Al Maqasid Al-Khassah mempelajari usul al fiqh yaitu dasar (tujuan-tujuan khusus) yaitu pembentukan pemahaman tujuan yang hendak dicapai hukum islam sebagai metodeloginya. dalam topik tertentu seperti Dan dari segi yang kedua tujuan tujuan yang hendak dicapai hukum islam yaitu manusia sendiri syarak dalam hukum yang untuk mencapai kehidupan yang terkait berbahgia dan sejahtera dengan cara perkawinan mengambil manfaat dan mencegah atau atau menolak yang mudarat.12 dicapai dan Muhammad Thahi bin Asyur (ahli usul fikih kontemporer dari dengan masalah dan tujaun keluarga yang syarak hendak dalam ekonomi dan lainya 3. Al Maqasid Al-Juz’iyyah Tunisia) membagi Al Maqasid As- yaitu tujuan yang hendak Syariah dilihat dari segi objeknya diacapai menjadi tiga bagian yaitu :13 menetapakan hukum syarak 11 Tahsiniyyat (kebutuhan tersier) adalah kebutuhan hidup manusia selain darisifat primer dan sekunder itu yang perlu diadakan dan dipelihara untuk kebaikan hidup manusia dalam masyarajkat seperti contoh sandang, pangan dan papan dan lainnya. 12 Moh. Daud Ali, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Ctk. Keenam, PT. Raja Grafindo Utama, Jakarta, 1998, hlm. 61-62 13 Ibid. syarak dalam dalam menetapkan hukum wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah terhadap sesuatu atau menetapkan sesuatu menjadi sebab, syarat dan penghalang. Dibolehkan untuk tolong menjalin menolong hubungan sesama Halaman 90 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 manusia. Sebagai contoh salat menurut diwajibkan untuk memelihara agamanya.15 agama, perzinaan diharamkan keyakinan 2. Jiwa, memelihara jiwa dan untuk memelihara keturunan menjamin adalah dan kehormatan dan lain memlihara hak untuk hidup sebagainya. secara Menurut Imam Asy-Syatibi menjamin terhormat tidak dan terjadinya (ahli usul fikih Mazhab Maliki) penganiayaan untuk pembunuhan. Mengharamkan dapat mewujudkan dan kemaslahatan dunia dan akhirat ada menghilangkan lima pokok yang harus diwujudkan sendiri maupun orang lain dan tanpa alasan dipelihara. Kelima pokok tersebut ialah :14 Dalam 1. Agama, pemeliharaan agama adalah hal esensial yang dari paling diturunkanya jiwa diri yang benar. hukum islam melarang pembunuhan seperti yang diatur dalam Surat Al ayat Israa’ 33 yaitu “ syariah. Karena agama dalam Jangalah kamu membunuh hal ini keseluruhan akidah, seseorang syariah dan akhlak adalah Allah, kecuali demi tegaknya merupakan haq.Barangsiapa kebutuhan yang dilarang yang pertama dan utama manusia. dibunuh secara zalim, kami Tegaknya beri agama secara kuasa kepada sempurna adalah kewajiban warisnya yang harus dipenuhi oleh Namun setiap berlebihan dalam menuntut orang yang telah untuk ahli menuntut. jangan kamu mengaku bersyahadat. Untuk balas itu maka hukum islam wajib sungguh melindungi pertolongan.”16 Dalam islam agama yang pembunuhan, berhak ia mendapat dianutnya oleh seseorang dan menjamin kemerdekaan setiap orang untuk beribadah 14 Ibid. 15 Moh. Daud Ali, op. cit. hlm. 63. Terjemahan Al Quran Surat Al Israa’ ayat 33 Quran Karim dan Terjemahan Artinya, ctk ketiga, UII Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 502. 16 Halaman 91 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 salah satu aturan tersebut barang-barang keji perbuatan adalah hukum qisas17. setan. 3. Akal, rusaknya akal merupakan rusaknya manusia secara keseluruhan karena Maka hindarilah barang-barang itu agar kamu bahagia”.18 4. Keturunan (kehormatan), dengan adanya akal sebagai pemeliharaan sarana untuk membedakan keturunan baik dan buruk dan itu tidak memiliki porsi perhatian yang dijumpai serius. pada selain manusia. pemeliharaanya terhadap dalam Rusaknya manusia akan mengakibatkan islam rusaknya manusia seutuhnya. Oleh berkarya, mensyariahkan berpendapat. perbuatan generasi Dalam menjamin kebebasan untuk berfikir islam dan Dan segala yang dapat sebab pernikahan satunya itu islam lembaga sebagai sarana satu- yang sah mengarah pada rusaknya akal untuk oleh islam dilarang secara keturunan dan kehormatan tegas. manusia. Sebagai pengharaman memabukkan dikenal contoh minuman atau dengan terpeliharanya Sebagai contoh larangan berbuat zina yang yang diatur dalam Surat Al Israa’ istilah ayat 32 “ Jangan kamu dekati khamar yang dalam Al Quran zina, diatur dalam Surat Al Maidah perbuatan keji dan jalan yang ayat 90 “ Hai orang-orang paling buruk”19 dan larangan- beriman, sungguh arak, judi larangan dan sajian untuk berhala serta disebutkan rinci dalam Al undian Quran Surat An Nisaa’ ayat tak lain adalah 23 zina “ itu saungguh perkawinan Kamu yang dilarang 17 Qisas (hukum bunuh), dalam seseorang yang melakukan pembunuhan terhadap orang lain yang berti dy wajib untuk dibunuh kembali. Karena dalam membunuh tergantung tiga macam hak yaitu hak Allah, hak ahli waris dan hak yang dibunuh.(dalam Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, ctk. 33, PT Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2000, hlm. 429) mengawini ibu-ibumu, anakanak perempuan, saudara- 18 Terjemahan Al Quran Surat Al Maidah ayat 90, op. cit., hlm.214-215. 19 Terjemahan Al Quran Surat Al Israa’ ayat 32, loc. cit. Halaman 92 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 saudaramu perempuan, Al Maqosid As Syariah sebagai saudara-saudara perempuan tujuan dari hukum islam. Dimana ayah mu,..... Sungguh allah untuk Maha Pengampun dan Maha tersebut terdapat beberapa cara salah Penyayang”.20 satunya ialah metode ijtihad. Apabila 5. Harta, hukum islam mengatur dan menilai harta perolehannya pembelanjaanya mencapai tujuan-tujuan diterapkan dalam kasus nikah beda sejak agama adalah akan bertentangan hingga dengan konsep pemeliharaan agama. selain itu Pemeliharaan agama sebagai salah juga sangat melindungi harta satu yang ada pada diri seseorang. pemeliharaan agama adalah tujuan Dalam menjamin harta islam utama mengharamkan pencurian, demikian karena agama merupakan menghukum hadd terhadap pedoman hidup manusia. Apabila pencuri, seseorang tidak dapat memelihara mengharamkan penipuan, merusak yang terpenting, hukum islam. karena Dikatakan harta agamanya sendiri maka tidak ada orang lain, mengharamkan lagi yang dapat dijadikan pedoman riba dan lain sebagainya. dalam hidupnya. Tidak ada yang Konsep Al Maqosid As Syariah dapat digunakan menjadi batasan dalam melakukan untuk perbuatan baik dan buruk. Ini berati menyelesaikan wacana seputar nikah dia (manusia) akan semakin jauh beda agama, dimana konsep Al dengan Maqosid seharusrnya. As Syariah ini juga digunakan oleh ulama-ulama dalam menyelesaikan tujuan Yang yang kedua adalah dengan konsep berbagai masalah sesuai dengan pemeliharaan jiwa, hampir sejalan yang ada. dengan konsep pemeliharaan agama. Setiap persoalan agama yang timbul Manusia dilahirkan dengan jiwa yang ditengah bersih tanpa terkontaminasi oleh yang timbul perkembanagn zaman muslim, komunitas jawaban masyarakat hukum yang diharapkan adalah solusi hakiki. 20 Terjemahan Al Quran Surat An Nisaa’ ayat 23, op. cit., hlm.144 bertentangan hidup sesuatu apapun juga. Perkawinan pada prinsipnya adalah menyatukan dua jiwa yang berbeda dan melebur Halaman 93 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 menjadi satu untuk mencapai tujuan nafsu (cinta), maka tidak akan dapat yang sama.21 Yang terjadi apabila menggunakan akalnya dengan baik nikah beda agama ini adalah jiwa (tidak dapat berfikir jernih). Akan yang ada tidak dapat melebur karena mudah terbujuk rayu ke dalam pada kesesatan prinsipnya berbeda. mereka adalah Prinsip-prinsip yang berbeda akan melahirkan (murtad) karena tidak menggunakan akal dan fikirannya dengan baik. Maka yang yang pertentangan di dalamnya. Yang ada demikan tidak ada lagi manfaat yang tujuan dari perkawinan tersebut tidak diperoleh selain mudarat yang lebih akan besar. terjuwud selain itu dapat membuat jiwa menjadi lemah dan Bertentangan dengan konsep apabila ini terjadi hubungan dengan pemeliharaan keturunan, tujuan lain Allah menjadi lemah maka akan dari dengan mudah ditarik dari agama melahirkan (murtad). yang keturunan-keturunan tersebut sebagai lebih penerus Jadi mudarat ditimbulkan akan menjadi banyakdari manfaat yang di dapatnya. perkawinan adalah keturunan. dari sebelumnya. Dimana umat Dari manusia keturunan tersebutlah yang nantinya diharapkan Yang ketiga yaitu bertentangan menjadi lebih baik. dengan konsep pemeliharaan akal, akal suatu adalah yang Baik itu laki-laki muslim membedakan dengan ahlu kitab maupun yang manusia dengan makhluk lainnya. bukan. Pada zaman Nabi Muhammad Allah meanugerahkan akal kepada SAW ketika perkawinan dilakukan manusia untuk digunakan sebaik- denagn baiknya. mengharuskan Akal yang telah terkontamiinasi oleh doktrin-doktrin 21 Dalam Kompilasi Hukum Islam perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Tidak berbeda jauh dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Perkawinan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tujuan perkawinanadalah membentuk keluarga(rumah tangga) yang bahgia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. berbeda agama untuk Nabi keduanya memilki keyakinan agama yang sama karena hal yang demikian ini akan berdampak bagi kehidupan mereka selanjutnya dimana perkawinan adalah menyatukan dua jiwa yang berbeda untuk selanjutnya menjadi Halaman 94 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 satu di jalan Allah dan menegakkan syariah. Nikah Beda Agama Dalam Hak Yang terakhir ialah bertentangan dengan konsep Pemikiran tentang Hak Asasi pemeliharaan terhadap harta, Manusia atau HAM ditengarai telah seseorang yang menikah berbeda muncul sejak beberapa abad yang agama maka diantara mereka tidak lalu, sebagaimana termuat di dalam dapat Dengan Magna Charta (1215), Petition of demikaian tidak terjadi pemeliharaan Rights (1628) dan Bill of Rights terhadap harta. Bila ini terjadi maka (1689). Terminologi human rights berdampak pula dengan antara lain muncul sebagai pengganti keturunannya karena terhadap dari istilah Rights of Man, Rights of saling mewarisi. keturunannya pun tidak dapat saling Asasi Manusia Woman atau Natural Rights.23 mewarisi. Karena perbedaan agama Sebagai salah satu prestasi mengugurkan hak saling mewarisi. kemanusiaan terbesar setelah Perang Dengan begitu keadilan akan tidak Dunia ke II adalah konseptualisasi tercapai manakala anak yang satu dan penyebaran Deklarasi Universal mendapatkan Hak warisan Asasi Manusia Desember kedua orang tua mereka memilki bersamaan dengan dua Kovenan agama yang berbeda.22 Bukannya Internasional yang demikan terdapat Covenant on Civil and Political yang lebih besar. Deklarasi 10 sedangkanyang lainya tidak karena mudarat 1948. pada yaitu itu, International Rights dan International Covenant Terhadap kawin beda agama on Economic, Social, Cultural Right tidak ada satupun manfaat yang akan tahun 1966 secara umum kemudian diperoleh karena mudarat yang di dikenal sebagai International Bill of dapat lebih banyak. Untuk itulah Human islam melarang nikah beda agama Deklarasi dan dua Kovenan itu karena tujuan yang akan diperoleh merupakan usaha bersama untuk Right. Secara umum tidak ada. 23 22 M. Karsayuda, Perkawinan Beda Agama Menakar Nilai-Nilai Keadilan Kompilasi Hukum Islam, Ctk. Pertama, Total Media, Yogyakarta, 2006, hlm. 90. Mudiarti Trinaningsih, Relevansi Kepastian Hukum dalam Mengatur perkawinan Beda Agama di Indonesia, Ctk. Pertama, CV Utomo, Bandung, 2007, hlm. 64. Halaman 95 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 mewujudkan dunia yang lebih baik, Human Right in Islam (CDHRI- berkeadilan 1990) dan internasional kerjasama yang berguna bagi semua. 24 yang dikeluarkan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) tahun 1990.25 Selain pada Ada 25 poin penting yang bertentangan diatur dalam Cairo Declaration of dengan Hak Asasi Manusia, bahkan Human Right in Islam (CDHRI- sangat 1990) yaitu : 26 hakekatnya itu Islam tidak menghormati hak dan kebebasan manusia. Jika prinsip- 1. Manusia adalah satu keuarga prinsip dalam Al-Qur’an disarikan tidak maka terdapat banyak poin yang diskriminasi. sangat mendukung prinsip universal boleh 2. Hak ada bentuk kehidupan dan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip itu keselamatan kemudian tertuang dalam berbagai terjamin serta tanggungjawab pertemuan pihak umat Islam. Yang pertama adalah Universal Islamic Declaration of Right, diadakan oleh sekelompok berkuasa menentukannya. 3. Dilarangan membunuh pihak dan yang tak terlibat, orang tua, sebuah wanita dan anak-anak saat Konferensi di London tahun 1981 berperang. Orang tua harus yang diikrarkan secara resmi oleh diberi perawatan. Selain itu UNISCO di Paris. Deklarasi itu juga berisi 23 pasal mengenai hak-hak tanaman asasi pohon. pemimpin cendekiawan seseorang Islam manusia dalam menurut Islam. dilarang atau merusak menebang Deklarasi London kemudian diikuti 4. Hak mendapatkan nama baik. oleh Deklarasi Universal HAM Islam 5. Hak yang bernama Cairo Declaration of Hamid Fahmy Zarkasyi, “Hak Dan Kebebasan Beragama (Dalam Perspektif Islam, DUHAM dan keindonesiaan)”, Makalah disampaikan dalam Lokakarya Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 10 tahun Reformasi, Quo Vadis Pemajuan dan Penegakan HAM di Indonesia, Hotel Borobudur, Jakarta 8-11 Juli 2008, hlm. 1. untuk menikah dan mendirikan keluarga. 6. Hak wanita adalah sama 24 dengan pria dan menikmati hak-hak untuk dinikmati serta 25 Ibid. www.google.com/articledetail.php.htm. diakses pada tanggal 26 Halaman 96 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 tanggungjawab. Suami ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 14. Hak setiap manusia untuk bertanggungjawab mendapat keuntungan tanpa menanggung monopoli atau penipuan dan keluarganya serta kebajikan. penindasan serta melarang 7. Sejak dilahirkan anak-anak riba. memiliki hak. Bayi dalam 15. Hak kepemilikan asal kandungan serta ibunya harus diperoleh secara sah menurut dilindungi dan diberi layanan perundangan. khas. 16. Hak mendapatkan jaminan 8. Setiap manusia menikmati berhak perlindungan perundangan. atas setiap usaha yang hasil atau mendatangkan pemilikan secara sah adalah 9. Hak memperoleh ilmu adalah dilindungi. suatu tanggungjawab dan 17. Setiap manusia berhak untuk tugas masyarakat dan hidup di dalam lingkungan untuk yang bersih serta aman dan pemerintah menyelenggarakan negara pendidikan. menyediakannya. 10. Melarang untuk 18. Setiap manusia berhak untuk mempengaruhi Muslim untuk hidup dalam suasana yang pindah agama. aman bagi dirinya, agamanya, 11. Melarang siapapun wajib penjajahan penindasan dan terhadap siapapun. tanggungannya dan sebagainya. 19. Setiap individu adalah sama 12. Hak kebebasan bergerak. di depan perundangan dan 13. Hak mendapatkan perkerjaan berhak yang serta keadilan. keselamatan diri di tempat 20. Melarang kerja. dipilih Tak boleh ada mendapatkan penahanan pembatasan diskriminasi di antara wanita seseorang dan pria dalam urusan kerja, perundangan. atau pergerakan tanpa kuasa upah atau lainnya. Halaman 97 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 21. Melarang pengambilan tebusan bagi apa tujuan pun. 22. Setiap manusia berhak untuk ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 hak mengganti agama. Selain itu pasal DUHAM27 16 tentang perkawinan beda agama juga tidak bersuara asalkan ia tidak dapat bertentangan dengan prinsip muslim. Syariah. diterima oleh kalangan Soal perkawinan beda agama 23. Melarang penyalahgunaan yang oleh kaum muslim tidak dapat kuasa dan menegaskan bahwa diterima dapat dilihat dalam konsep setiap manusia berhak terlibat HAM dalam pengurusan negaranya. individualisme, konsep kolektivisme 24. Setiap hak dan kebebasan dan konsep personalisme.28 Konsep itu sendiri yaitu seperti yang termaktub dalam individualisme deklarasi itu tunduk pada makna Syariah Islam. mempunyai kebebasan yang seluas- 25. Memperingatkan bahwa yang konsep setiap mengadung pribadi manusia luasnya dan tidak seorangpun dapat hanya Syari'ah Islam boleh menggangunya. dijadikan pemerintahpun tidak boleh mencampurinya kecuali untuk untuk sumber rujukan mendapatkan Bahkan penjelasan mengenai perkara- melindungi kebebasan individu yang perkara di dalam CDHRI. lainnya. Berbeda dengan konsep kolektivisme Lahirnya Cairo Declaration of makna yang bahwa mengandung masyarakatadalah Human Right in Islam ini awalanya suatu kolektivitas yangberkembang dikarenakan umat Islam dan negara- dan negara Islam secara umum dapat kekuatan yang mekanis di luar menerima Universal Declaration of kehendak Human Deklarasi Rights (UDHC) Universal atau HAM (DUHAM) diterima. Namun ada poin yang menjadi masalah bagi umat Islam adalah pasal 18 yakni pasal mengenai hak beragama dan digerakkan oleh individu. kekuatan- Konsep 27 Berbunyi (1) setiap laki-laki dan perempuan, tanpa diskriminasi ras, kebangsaan atau agama, mempunyai hak untuk kawin dan mendirikan rumah tangga. Mereka mempunyai hak yang sama ketika dan sesudah melangsungkan perkawinan. (2) Perkawinan harus dilaksanakan dengan bebas dan dengan persetujuan kedua belah pihak 28 Mudiarti Trinaningsih., op. cit., hlm 82 Halaman 98 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 personalisme yang mencoba eksistensi manusia itu sendiri yang konsep relatif atau nisbi dihadapan Tuhan, konsep karena pribadi eksistensi manusia lainnya. Upaya mempertemukan individualisme kolektivisme manusia dan melihat tidak dapat ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 dipandang alam untuk sekitarnya, melampaui keterbatasan sebagai individu yang berdaulat dan manusiawi juga tidak dapat dipandang sebagi berbahaya. Berbahaya bukan pada kolektivisme. Yang Maha Tak Terbatas, yaitu Yaitu yang memandang pribadi manusia sebagai adalah karena yang Tuhan tapi pada manusia sendiri.30 personal sosial. Perbedaan Dilihat dalam konsep ilusi mendasar yang islam diatur dalam Dekalarasi Universal kaitannya dengan kebebasan yang Hak Asasi Manusia dengan yang merupakan bagian terpenting dari diatur dalam Cairo Declaration of hak asasi manusia, Islam dengan Human Right in Islam yaitu tentang jelas telah memposisikan manusia hak untuk menikah dan mendirikan pada tempat yang mulia. Manusia keluarga. adalah diberi Declaration of Human Rights setiap makhluk- orang (laki-laki dan perempuan) makhluk yang lain. Ia diciptakan memilki hak untuk menikah tanpa dengan sebaik-baik ciptaan.29 memandang suku, kebangsaan dan makhluk keutamaan yang dibanding Namun di dalam masalah Didalam agama sedangakan Universal dalam Cairo kebebasan hanya Tuhanlah pemiliki Declaration of Human Right in Islam kebebasan dan kehendak mutlak. hak Manusia, meski diciptakan sebagai memandang ras dan kebangsaan. makhluk Dan perbedaan agama dapat menjadi yang makhluk-makhluk utama yang diantara lain, untuk ia penghalang diberi kebebasan terbatas, sebatas perkawinan. menikah untuk tanpa ikatan suatu kapasitasnya sebagai makhluk yang Komunitas Islam liberal melihat hidup dimuka bumi yang memiliki nikah beda agama adalah sesuatau banyak keterbatasan. Keterbatasan yang wajar dan sah-sah saja karena manusia karena 29 pertama-tama Kami ciptakan manusia sebaik-baik ciptaan… (QS 95:4) 30 Hossein Nasr, Seyyed, Islamic Life and Thought, George Allen & Unwin, London, Boston, Sydney, 17-18. Halaman 99 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 mereka mengacu dan menjadikan muslim maka hukum dari nikah Universal Declaration of Human tersebut adalah tidak sah (haram), Rights ukurnya. apabila laki-laki muslim menikah Dengan kata lain bahwa menikah dengan wanita non muslim (musyrik) adalah setiap orang tanpa adanya maka diskriminasi tersebut adalah nikah tidak sah sebagai tolak suku, kebangsaan apalagi agama. hukum dari pernikahan (haram). Terakhir antara PENUTUP Masalah nikah beda agama laki-laki yaitu pernikahan muslim dengan wanita muslim (ahli kitab) awalnya agaknya akan tetap menjadi masalah dapat selama setiap orang tidak memilki pengecualian pandangan yang sama. Bukan berarti memiliki iman yang cukup kuat setiap orang dimana dengan adanya pernikahan memilki diharuskan untuk pandangan dengan laki-laki muslim sama. tersebut dimungkinkan untuk dapat Setidaknya pandangan dari kaum menarik wanita non muslim tadi ulama yang memilki keilmuan lebih mengikuti agama laki-laki muslim. agaknya harus terus berfikir dan Jadi tidak sembarangan laki-laki menggali agar di dapatkannya suatu muslim keadilan yang hakiki dan itu tidak wanita muslim. Akan tetapi karena bertentangan dengan hukum syari’ah. perkawinan antara laki-laki muslim Kesimpulan yang dibolehkan menikah dengan nikah dengan wanita non muslim (ahli beda agama adalah tidak sah dengan kitab) sering dijadikan alat oleh melihat kondisi saat ini, mengacu orang-orang yang bukan islam untuk pada Al Qur’an Surat Al Baqarah melakukan ayat 221, Al Mumtahanah ayat 10 pernikahan beda agama harus dijauhi dan Al Maidah ayat 5. Dalam dan ditetapkan haram. berbagai penulis dapat penafsiran ketiga membahas seputar nikah beda agama menikah apabila dengan wanita muslim laki-laki maka 31 Dengan ayat tersebut yang sering digunakan untuk adalah permutadan non 31 Jaih Mubarok, Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, Ctk. Pertama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2005, hlm. 101 sebagaimana dikutip dalam Yusuf Basri, Fatwa Ulam aOrmas Islam tentang Pernikahan Beda Agama (MUI, Muhammadiyah, Persis, dan NU), IAIN SGD, Bandung, 2004, hlm. 188-189. Halaman 100 Al’ Adl, Volume VIII Nomor 1, Januari-April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2477-0124 demikan konsep dari Al Maqasid As Syariah sebagai pegangan untuk dapat diterapkan dan terus dijaga. DAFTAR PUSTAKA Buku Abddul Ghofur Anshori dan Yulkarnain Harahab. 2008. Hukum Islam Dinamika dan Perkembangannya di Indonesia, Ctk. Pertama, Kreasi Total Media, Yogyakarta. Ensiklopedi Hukum Islam, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. Jaih Mubarok. 2005. Modernisasi Hukum Perkawinan di Indonesia, Ctk. Pertama, Pustaka Bani Quraisy, Bandung. Masjfuk Zuhudi. 1994. Masail Fiqhiyah, Ctk. Ketujuh, PT Gunung Agung, Jakarta. Moh. Daud Ali. 1998. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Ctk. Keenam, PT. Raja Grafindo Utama, Jakarta. Makalah Hamid Fahmy Zarkasyi, “Hak Dan Kebebasan Beragama (Dalam Perspektif Islam, DUHAM dan keindonesiaan)”, Makalah disampaikan dalam Lokakarya Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, 10 tahun Reformasi, Quo Vadis Pemajuan dan Penegakan HAM di Indonesia, Hotel Borobudur, Jakarta 8-11 Juli 2008. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Undang-Undang Pokok Perkawinan Kompilasi Hukum Islam Cairo Declaration of Human Right in Islam (CDHRI-1990) Data Elektronik Imam Hurmain, Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Jaringan Islam Liberal. http:// www.google.com.pernikahanlintasag ama.pdf M. Karsayuda. 2006. Perkawinan Beda Agama Menakar NilaiNilai Keadilan Kompilasi Hukum Islam, Ctk. Pertama, Total Media, Yogyakarta. Mudiarti Trinaningsih. 2007. Relevansi Kepastian Hukum dalam Mengatur perkawinan Beda Agama di Indonesia, Ctk. Pertama, CV Utomo, Bandung. Qur’an Karim Dan Terjemahan Artinya. 2004. ctk ketiga, UII Press, Yogyakarta. Halaman 101