Sejarah kebudayaan Islam Islam dan kearifan lokal suku-suku di Indonesia Kelompok 2 - IX A - Disusun oleh: • • • • • • • Jenny Claudya Lisnayati Hanivatu Rosidha Nurfadillah Chalisa Fikratuha Maulida Fasya Indah Widyawati Muhammad Willy Prayoga Refangga Indra Juliansyah Islam dan kearifan lokal suku-suku di Indonesia Pengertian judul Nilai islam Kearifan lokal akulturasi kearifan lokal dan Akulturasi Islam di Indonesia Jawa Melayu Minangkabau dan Bugis Madura dan Sunda Pengertian judul • Nilai-nilai Islam adalah Aturan-aturan / Ajaran Yang Bersumber Dari Islam (Al-qur'an & Hadits) Yang Diterapkan Kepada Kehidupan Sehari Hari • Kearifan lokal adalah ciri khas / adat istiadat dari suatu budaya yang hanya berlaku di daerah itu • Pada hal ini, terjadi Akulturasi atau campur antara kearifan lokal dan juga nilai-nilai Islam tanpa menghilangkan nilai lokal yang sudah ada. 1.Tradisi Islam Jawa Tahlilan (Islam) Istilah tahlilan berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata hallala-yuhallilu- tahlilan, yang mengandung makna sebuah pernyataan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tahlilan (bacaan yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits sampai doa yang dibaca sendiri maupun dipimpin oleh seorang imam dan diikuti oleh beberapa orang, baik untuk hajat sendiri maupun orang lain) Suranan/malam satu suro (lokal) Pada bulan tersebut, masyarakat biasa berziarah ke makam para wali. Selain itu, mereka membagikan makanan khas berupa bubur suro yang melambangkan tanda syukur kepada Allah Swt. 2.Tradisi Islam Melayu Berpantun (lokal) Dalam adat dan budaya melayu, pantun sangat melekat. Pantun sebagai salah satu cara berkomunikasi menyampaikan maksud dan tujuan dengan lebih sopan dan halus. Tepung tawar (campuran) tradisi tepung tawar biasa dilakukan di berbagai upacara adat atau upacara penting. dengan diiringi shalawat nabi dan Rabbana Marhaban saat tepung tawar berlangsung. Para tetua (leluhur) terdahulu memaknai tradisi tepung tawar sebagai perpaduan nilai religius dan nilai budaya yang diyakini sebagai “sesuatu yang suci” (memiliki makna khusus kebahagiaan, keselamatan, kebaikan, kekuatan) dan “adi-kodrati” 3.Tradisi Islam Minangkabau Balimau (lokal) Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. Basandi Syarak (Islam) Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi KItabullah, merupakan filosofi hidup yang di pegang dalam masyarakat Minangkabau, yang menjadikan ajaran Islam sebagai satu satunya landasan dan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan. 4.Tradisi Islam Bugis Pindah rumah (lokal) Bagi suku bugis,pindah rumah berarti pindah yang sebenar benarnya. Mereka memindahkan rumah,berupa bangunan rumah,dan barang barang. Tradisi memindahkan rumah ini di sebut Mappalette bola. Surommaca (Islam) Tradisi surommaca atau ma'baca tradisi tersebut dilakukan sebagai ungkapan do'a keselamatan pada lelehur masing masing keluarga. Surommaca/ma'baca dilakukan dengan kegiatan do'a bersama yang dipimpin seorang anrong guru yang diamanahkan oleh pemilik hajatan 5.Tradisi Islam Madura Rokat tase (campuran) Kearifan lokal ini dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh sang maha pencipta, yaitu allah swt sekaligus agar diberikan keselamatan dalam bekerja dan kelancaran rezeki kegiatan tersebut biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighasah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur kepada tuhan yang maha esa. Muludhen (Islam) Tradisi muludhen yang digelar oleh warga madura dirayakan dengan cara berbondong-bondong mengunjungi mesjid, membacakan riwayat hidup nabi (barzanji), dan selingan ceramah keagamaan. Kemudian, para perempuan membagikan tumpukan makanan yang didoakan dan dimakan bersama. 6.Tradisi Islam Sunda Tembuni (lokal) Tembuni sendiri berarti plasenta bayi atau biasa juga disebut dengan ari-ari. Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, tembuni merupakan saudara bayi sehingga tak boleh dibuang secara sembarangan dan harus dilakukan melalui ritual khusus saat mengubur atau Ketika menghanyutkannya. Khitan/sunat (Islam) Dalam Islam, hukum khitan bagi anak laki-laki adalah wajib. Tujuannya bukan hanya sekadar mematuhi perintah agama, tapi juga untuk menjaga agar tidak terkumpul kotoran di penis, memudahkan untuk kencing, dan agar tidak mengurangi kenikmatan saat bersenggama Kesimpulan Dari pembahasan tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kearifan lokal yang diwariskan leluhur pada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia sebagai wujud mengapresiasi nilai-nilai ajaran islam yang harus kita lestarikan dan dihormati. Serta salah satu wujud nyata bangsa Indonesia dalam mengapresiasi nilai-nilai kearifan lokal dan keberagaman sebagai kekayaan sekaligus sebuah keniscayaan. Perbedaan, keberagaman bukan sebagai alasan untuk bercerai berai namun justru sebaliknya sebagai sarana untuk bersatu padu menuju indonesia maju dengan semboyan " Bhinneka Tunggal Ika " Terima kasih Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh