PANDUAN PERAKITAN ROBOT LINE TRACER ANALOG 4 SENSOR PHOTODIODA Disusun oleh : Meta Yantidewi Dzulkiflih Frida Ulfah Ermawati Abu Zainuddin Aminudin Zakaria Wahyu Bagus Syahputro i DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................................. ii BAB 1 PENGENALAN KOMPONEN UTAMA ................................. 1 1.1 Resistor ......................................................................................... 1 1.2 Resistor dengan Kode Warna ....................................................... 1 1.3 Kode Warna Resistor .................................................................... 4 1.4 Variable Resistor ........................................................................... 8 1.5 Light Emitting Diode (LED) ......................................................... 9 1.6 Photodiode .................................................................................. 10 1.7 Transistor .................................................................................... 11 1.8 Operational Amplifier (Op-Amp) ............................................... 14 1.9 Relay ........................................................................................... 14 BAB 2 PENGGUNAAN ALAT DAN K3 .......................................... 17 2.1 Solder .......................................................................................... 17 2.2 Timah .......................................................................................... 20 2.3 Flux / Pasta Solder ...................................................................... 21 2.4 Prosedur Menyolder .................................................................... 23 2.5 Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan (K3) Elektronika .......... 25 2.6 Multimeter .................................................................................. 28 BAB 3 RANGKAIAN LINE FOLLOWER ........................................ 31 3.1 Diagram Blok .............................................................................. 31 3.2 Sensor.......................................................................................... 31 3.3 Komparator ................................................................................. 32 ii 3.4 Motor Driver ............................................................................... 35 3.5 Motor DC .................................................................................... 40 BAB 4 DESAIN MEKANIK .............................................................. 43 4.1 Desain Chasis .............................................................................. 43 4.2 Rangkaian Hardware Utama dan Sensor .................................... 44 BAB 5 TEKNIK PERAKITAN .......................................................... 45 5.1 Pemasangan Komponen .............................................................. 45 5.2 Daftar Nama Komponen dan Perlengkapan ............................... 46 5.3 Komponen Hardware Sensor ...................................................... 47 5.4 Perlengkapan Mekanik ............................................................... 47 5.5 Mekanik Robot ........................................................................... 49 5.6 Cara Pemasangan Mekanik Robot .............................................. 50 5.7 Kalibrasi Sensor .......................................................................... 55 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 57 iii BAB 1 PENGENALAN KOMPONEN UTAMA 1.1 Resistor Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewound, smd, dan resistor dengan teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan metal film. Resistor ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai resistansi resistor tersebut. Simbol Resistor 1.2 Resistor dengan Kode Warna Resistor yang menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu: Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi. 1 Resistor dengan 6 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna untuk reliabilitas Sedangkan ukuran resistor bermacam macam sesuai dengan ukuran daya resistor itu. Dipasaran terdapat beberapa ukuran daya seperti ditunjukkan pada Gambar 1, untuk komposisi karbon dan Gambar 2 untuk metal film. Gambar 1. Resistor komposisi karbon dengan ukuran daya 1/8, 1/4 dan 1/2 watt, 1 watt, 2 watt. 2 Gambar 2. Resistor dengan nilai dan toleransi (dari atas ke bawah) 330Ω (toleransi±5%), 330Ω (toleransi±1%), 22KΩ (toleransi±5%), 1KΩ (toleransi±1%), 4.7KΩ (toleransi + 5%). 3 1.3 Kode Warna Resistor Kode warna resistor dapat disederhanakan seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Tabel sederhana kode warna resistor. 4 Cara menggunakan tabel pada Gambar 3 adalah sebagai berikut: Kolom colour menunjukkan warna pita pita pada resistor. Supaya mudah d ihafal maka dapat diringkas menjadi hi-co-me-ji-ku-hi-biu-a-p-em-per-no, yaitu kempanjangan dari hitam-coklat-merahjingga(oranye)-kuning-hijau-biru-ungu- abu abu-putih-emas-perakno warna. Kolom band a, band b, band c, adalah pita resistor yang menunjukkan angka resistansi. Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai resistansi namun dikalikan dengan nilai pada band a, band b, band c. Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai toleransi. Kolom band e adalah pita resistor yang menunjukkan nilai reliabilitas. Untuk membedakan resistor dengan 5 pita dengan pita terakhir adalah toleransi dan 5 pita dengan pita terakhir adalah reliabilitas adalah dengan melihat jarak pita terakhir. Jika jaraknya lebar maka pita kelima adalah reliabilitas dan jika jaraknya sama dengan pita pita yang lain maka pita kelima adalah toleransi. Pita pertama suatu resistor adalah yang paling dekat dengan ujung resistor. 5 Contoh pembacaan kode warna resistor yang digunakan pada modul ini : Resistor 1𝑘Ω ± 1% coklat 1 hitam 0 merah X 102 emas 10% orange 3 hitam 0 merah X102 orange 3 orange X 103 ungu 7 hitam 0 Resistor 33𝑘Ω ± 5% Orange 3 emas 1% Resistor 33𝑘Ω ± 1% Orange 3 coklat X1 Resistor 1𝑘Ω ± 10% Coklat 1 hitam 0 emas 5% Resistor 47𝑘Ω ± 1% Kuning 4 merah X102 6 Resistor 47𝑘Ω ± 5% Kuning 4 hitam 0 hitam 0 hitam X1 coklat 1% hitam 0 coklat X101 emas 5% Resistor 330Ω ± 1% orange 3 emas 5% Resistor 100Ω ± 5% coklat 1 Orange X103 Resistor 100Ω ± 1% coklat 1 ungu 7 orange 3 hitam 0 hitam X1 coklat 1% Resistor 330𝑘Ω ± 5% Orange 3 orange 3 coklat X 10 emas 5% 7 Resistor 560Ω ± 1% Hijau 5 Hitam 0 Hitam X1 Coklat 1% Resistor 560Ω ± 5% Hijau 5 1.4 Biru 6 biru 6 coklat X10 emas 5% Variable Resistor Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah- ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkanjenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB). Variable resistor yang digunakan pada modul ini adalah trimpot 8 Gambar 4. Simbol dan fisik trimpot Nilai dari trimpot dituliskan di badan dengan jumlah 3 angka seperti yang terlihat pada gambar atas. Perhitungan untuk nilai resistansi sama dengan perhitungan dengan memakai gelang. Hanya saja faktor 10n terletak pada karakter tiga . Contoh misalnya tertulis nilai 473, Karena bilangan ketiganya tertulis 3 maka faktor 10n =103 = 1000. jadi nilai resistansinya adalah 47.000 . = 47 K . 1.5 Light Emitting Diode (LED) Light Emiting Diode (LED) dapat mengeluarkan cahaya bila diberikan forward bias. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai indikator dan display. Misalnya dapat digunakan untuk seven segmen (display angka). 9 Gambar 5. Simbol dan fisik LED LED yang digunakan untuk penerima sensor adalah dari jenis superbright 5mm. Kelebihannya adalah memiliki intensitas dan focus yang lebih baik daripada LED biasa. Sedangkan untuk keperluan indicator digunakan LED kecil biasa 3mm. 1.6 Photodiode Untuk photodiode, dapat disebut sebagai salah satu dari komponen sensor, yang dimaksud dengan sensor yaitu suatu komponen yang digunakan untuk mengubahsuatu besaran fisika kedalam bentuk sinyal listrik, di mana sensor itu merupakan bagian dari tranducers, tranducers itu terbagi atas sensor dan actuator, actuator yaitu suatu komponen untuk mengubah besaran fisika dari sinyal listrik menjadi besaran fisika yang lainnya misalnya motor listrik, dan lain-lain sebagainya. jadi cara kerjadari photodiode itu dia menerima cahaya, kalau dari simbolnya, pada LED, anakpanah menunjuk ke luar, sementara pada photodiode, anak panah menunjuk ke dalam, itu artinya photodiode menerima cahaya, dan resistansinya 10 berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima olehnya, karena sebenarnya suatu photon dapat mendorong elektron bebas untuk menyebrangi persambungan pn junction, dan menyebabkan arus untuk mengalir Gambar 6. Simbol dan fisik photodiode 1.7 Transistor Pada modul ini penggunaan transistor ditekankan sebagai switch. Dimana akan berlaku kondisi on dan off. Dari berbagai bentuk transistor yang ada di pasaran, pada umumnya pada transistor terdapat tanda-tanda khusus baik berupa titik atau tojolan yang menunjukkan posisi emitor. Sedangkan transistor yang berbentuk topi, kolektor terdapat pada badan transistor. Jenis transistor adalah NPN dan PNP. Transistor dapat dianalogikan sebagai dua buah diode 11 Gambar 7. Simbol dan Fisika Transistor Gambar 7 adalah lambang trasistor NPN dan PNP beserta analoginya dengan menggunakan rangkaian dioda berdasarkan susunan semikonduktornya untuk menentukan kaki-kaki transistor secara analog. Cara kerja transistor : seperti yang ditunjukan oleh gambar di atas, tentang arah arusnya. Untuk NPN, jika ada arus yang mengalir dari basis menuju emitor maka akan ada arus yang mengalir dari kolektor menuju emitor. Untuk PNP, jika ada arus yang mengalir dari emitor menuju basis maka akan ada arus yang mengalir dari emitor menuju kolektor. 12 𝐵 = 𝐼𝐶 /𝐼𝐵 Dimana : 𝐵 = 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐼𝐶 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐼𝐵 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 Catatan : Transistor tidak dapat digantikan oleh rangkaian dioda. Untuk rangkaian transistor tipe NPN bias basis diberikan bias positif sedangkan tipe PNP sebaliknya yaitu bias negatif. Contoh : Misal 𝑉𝐶𝐶 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡, 𝑅𝐵 = 2𝑘Ω Maka : 𝐼𝐵 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐵𝐸 /𝑅𝐵 = 3 𝑉 − 0.6/2000 = 1,2 𝑚𝐴 13 1.8 Operational Amplifier (Op-Amp) OpAmp (Operasional Amplifiers) pada hakekatnya merupakan sejenis IC. Di dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas beberapa transistor, resistor dan atau dioda. Jikalau kepada IC jenis ini ditambahkan suatu jenis rangkaian, masukkan dan suatu jenis rangkaian umpan balik, maka IC ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi matematika, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, mengintegrasi, dsb. Oleh karena itu IC jenis ini dinamakan penguat operasi atau operasional amplifier, disingkat OpAmp. Gambar 8. Gerbang logika OpAmps. 1.9 Relay Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar 14 (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup. Gambar 9. Simbol dan Fisik Kontak Relay Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yangbersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar 15 dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC. 16 BAB 2 PENGGUNAAN ALAT DAN K3 2.1 Solder Solder merupakan suatu alat yang digunakan untuk melelehkan timah, dan timah tersebut digunakan sebagai perekat komponen elektronika. Untuk menempelkan komponen elektronika tersebut ke papan PCB maka digunakan timah yang dilelehkan terlebih dahulu menggunakan Solder Listrik. Jadi Solder berfungsi untuk melelehkan timah yang digunakan untuk merekatkan komponen elektronika pada papan PCB. Gambar 2.1 Menyolder komponen pada PCB 17 Solder ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Solder Biasa Solder jenis ini paling populer dan banyak digunakan dikarenakan harganya yang relatif murah. Jadi solder ini hanya terdapat fitur ON dan OFF dan suhu yang mampu dikeluarkan sudah ditetapkan pada spesifikasi. Gambar 2.2 Solder Biasa Solder dengan pengonrol Suhu Sesuai dengan namanya, Solder jenis ini dapat diatur suhu yang dikeluarkan. Pengontrol Suhu pada solder ini berguna untuk mengatur suhu sesuai dengan kenyamanan pengguna dalam melakukan soldering. Suhu yang terlalu tinggi membuat timah menjadi mudah leleh dan dapat merusak komponen elektronika apabila ditempel 18 terlalu lama pada kaki komponen yang akan disolder. Akan tetapi suhu yang terlalu rendah juga menyulitkan pengguna dimana timah akan lama meleleh dan menjadi lebih lengket Gambar 2.2 Solder dengan pengontrol suhu Solder UAP / Hot Air / Blower Solder jenis ini memanfaatkan tekanan udara panas untuk melelehkan timah. Solder jenis ini sangat jarang digunakan dikarenakan harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan solder biasa. Gambar 2.3 Solder Uap/Hot Air 19 2.2 Timah Timah solder merupakan sejenis timah yang terbuat dari pencampuran bahan perak dan timah, timah solder untuk keperluan mematri komponen elektronika sering juga dikenal dengan istilah Alloy. Perbandingan pencampuran bahan perak dan timah tersebut antara lain 60/40%, 63/37% serta 50/50%. Bentuk timah patri/timah solder yang sering digunakan untuk mematri biasanya berbentuk seperti kawat panjang, dengan ukuran diameter yang beragam antara 0,3mm-1,5mm, namun yang banyak digunakan adalah ukuran 0,8 dan 1mm. Untuk pematrian komponen-komponen elektronika gunakan timah patri/timah solder yang berbahan dasar 60/40%, dia dapat meleleh disuhu 190c. Gambar 2.3 Timah Solder Timah solder dengan perbandingan campuran 50/50% jarang digunakan dalam pematrian komponen-komponen elektronika, timah jenis ini biasanya untuk mematri dibagian ground. 20 Macam-macam timah solder Dalam dunia elektronika ada dua jenis timah solder yang lazim digunakan yakni: Timah gulung/timah yang berbentuk kawat yang digulung, seperti pada gambar diatas. Timah Pasta/timah paste/solder paste, jenis ini berbentuk cair. Timah jenis ini sering digunakan untuk menyetak kaki-kaki komponen BGA Gambar 2.3 Timah Pasta atau Timah Cair 2.3 Flux / Pasta Solder Fungsi pasta solder ini adalah untuk memudahkan agar timah menempel pada benda yang sedang disolder, misalnya pada kawat atau terminal solder. Pasta solder ini juga berfungsi untuk mencegah oksidasi saat benda yang disolder dipanaskan. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari pasta solder : 21 Mencegah Oksidasi Pasta solder atau sering disebut sebagai solder paste adalah jenis senyawa yang memiliki fungsi untuk meminimalkan terjadinya lapisan oksidasi selama kegiatan penyolderan. Oksidasi ini perlu karena lapisan oksidasi dapat menyebabkan korosi pada timah sehingga sambungan timah pada komponen yang disolder menjadi tidak tahan lama dan mengakibatkan kontak yang buruk antara komponen dengan papan sirkuit PCB (Printed Circuit Board). Gambar 2.4 Flux Solder Dengan menggunakan pasta solder, timah solder dapat menempel dengan baik tanpa adanya oksidasi. Jika hasil penyolderan terjadi oksidasi, maka sambungan menjadi tidak sempurna dan aliran arus listrik pada rangkaian menjadi terhambat. Penting juga untuk mengetahui cara menyimpan pasta 22 solder, yaitu harus disimpan dalam kondisi yang tepat, pastikan untuk menyimpan pasta solder dalam wadah tertutup kedap udara untuk mencegah oksidasi. Memudahkan Timah Untuk Menempel Selain berfungsi untuk menghilangkan oksidasi saat menyolder seperti yang sudah dijelaskan di atas, fungsi pasta solder berikutnya yaitu dapat memudahkan timah menempel pada permukaan saat dipanaskan dengan solder sehingga timah benarbenar menempel pada permukaan komponen yang disolder. Fungsi Lainnya Fungsi lain dari pasta solder adalah agar hasil penyolderan tidak retak saat terjadi panas pada rangkaian PCB, sambungan tetap tersambung dengan baik, dan tidak menghambat arus listrik pada rangkaian. Penggunaan pasta solder secara rutin juga secara tidak langsung dapat membuat mata solder lebih awet karena tercegahnya korosi pada besi solder. 2.4 Prosedur Menyolder Ada beberapa poin yang harus diperhatikan sebelum memulai untuk menyolder Dianjurkan menggunakan tangan kanan untuk memegang solder. Dilarang bergetar dalam memegang solder 23 Memegang solder seperti memegang pensil Kemiringan ± 45° Pegang dengan tangan kiri. Timah harus dipegang sekitar 2cm dari ujung Posisi solder iron harus 45° mengenai kaki komponen dan pet pada PCB yang akan disolder. Sentuhkan timah ke ujung solder iron. Fungsi posisi 45° adalah untuk menyeimbangkan panas, mempermudah pencairan timah. Apabia setiap poin diatas sudah dipenuhi maka proses menyolder sudah dapat dilaksanakan dengan mengikuti tahapan berikut : 1. Bersihkan permukaan PCB yang akan disolder. 2. Masukkan/letakkan komponen ke PCB yang akan disolder. 3. Letakkan soldering iron tip diantara kaki PCB dan kaki komponen 24 agar mendapatkan panas yang cukup. 4. Berikan timah dengan jumlah yang secukupnya dilokasi yang akan disolder. 5. Jika timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah timah (solder wire) terlebih dahulu agar tidak masih menempel di daerah yang disolder pada PCB. Usahakan maksimal lama penyolderan ± 5 detik. 6. 2.5 Angkatlah soldering iron Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan (K3) Elektronika Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Sebelum memulai suatu kegiatan dalam bidang elektronika, diwajibkan untuk memahami dengan seksama poin berikut : Jangan bekerja bila anda telah mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan anda mengantuk. Jangan bekerja pada ruang yang cahaya-nya kurang. Jangan bekerja dalam ruangan yang lembab. Gunakanlah peralatan, perlengkapan, dan peralatan perlindungan diri yang telah disahkan. 25 Jangan bekerja bila badan anda atau pakaian anda basah. Lepaskan semua cincin, gelang, dan perhiasan lain yang terbuat dari logam. Jangan sekali-kali menganggap bahwa rangkaian sudah mati. Periksalah rangkaian tersebut dengan peralatann atau perlengkapan yang ada, pastikan bahwa peralatan atau perlengkapan yang anda gunakan untuk menguji rangkaian tersebut masih beroperasi dengan baik. Jangan merusak peralatan pengaman. Jangan sekali-kali merusak sakelar yang bersambungan (interclock). Pastikan untuk mengecek bahwa semua sakelar yang bersambungan (interclock) tersebut beroperasi dengan baik. Perkirakanlah peralatan dan perlengkapan anda dalam kondisi yang baik. Gunakan peralatan yang benar untuk menyelesaikan pekerjaaan. Pastikan bahwa kapasitor telah dikosongkan. Beberapa kapasitor dapat menyimpan muatan yang mematikan dalam waktu yang lama. Jangan membuka perlengkapan keamanan diri. Pastikan bahwa semua perlengkapan keamanan diri ada masih utuh. Jangan gunakan adaptor yang dapat melumpuhkan hubungan pertahanan. 26 Gunakanlah hanya pemadam yang sah. Air dapat menghantarkan arus listrik dan dapat menambah bahaya dan kerusakan pemadam api karbondioksida dan yang berhalogen tertentu merupakan pilihan yang tepat untuk penyebab kebakaran akibat listrik. Dalam berbagai kasus dapat juga digunakan jenis yang berbusa. Ikuti aturan dalam menggunakan pelarut dan bahan kimia lain. Bahan tersebut dapat meledak, terbakar, dan merusak rangkaian listrik. Komponen elektronika tertentu dapat mempengaruhi keamanan pekerjaan terhadap perlengkapan. Gunakan selalu suhu cahaya pengganti yang benar. Gunakanlah pakaian pelindung dan kacamata keselamatan untuk menangani peralatan hampa-tinggi seperti tabung gambar televisi. Jangan mencoba bekerja pada rangkaian atau perlengkapan yang rumit sebelum anda mempersiapkan diri. Rangkaian atau perlengkapan tersebut dapat membahayakan. Beberapa informasi keselamatan yang paling baik untuk perlatan elektronik dan elektris ada pada literatur yang terdapat pada kotak perlengkapan. 27 2.6 Multimeter Multimeter yang tersedia pada saat ini terdiri dari dua macam, yaitu multimeter analog dan multimeter digital (Gambar 2.1). Perbedaan dari kedua jenis multimeter tersebut adalah pada multimeter analog menggunakan jarum penunjuk yang digerakan oleh kumparan putar untuk menunjukan nilai – nilai ukurnya. Sedangkan multimeter digital menampilkan nilai yang terukur langsung dalam bentuk angka. Multimeter analog ada yang menggunakan kumparan putar satu arah (titik nol berada di ujung paling kiri) dan ada yang dua arah yaitu titik nol ditengah skala. Gambar 2.6 Multimeter Digital Secara definisi multimeter merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besaran – besaran fisis kelistrikan. 28 Besaran yang dapat di ukur menggunakan multimeter antara lain : Resistansi atau hambatan (sebagai Ohmmeter) Beda potensial AC/DC (sebagai Voltmeter) Kuat arus AC/DC (sebagai Amperemeter) Pengukuran resistansi suatu resistor bisa diukur secara langsung pada pembacaan multimeter. Perlu di perhatikan untuk setiap pengukuran resistensi pada resistom dengan menggunakan multimeter analog maupun multimeter digital posisi saklar berada pada posisi Ohm. Dalam menggunakan multimeter baik analog maupun digital, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan offset nol. Untuk multimeter analog selalu tersedia tombol untuk offset nol. Yang dimaksud offset nol adalah tombol untuk mengatur jarum penunjuk agar terletak pada titik nol saat tidak digunakan. Probe pencolok pada multimeter ada dua macam. Yaitu probe positif yang biasa nya berwarna merah dan probe negatif yang biasanya berwarna hitam. Untuk mengukur kuat arus yang besar, tersedia lubang colokan positif tersendiri. Ketika menggunakan multimeter, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya : Besaran yang hendak diukur, apakah ohm, volt, atau ampere. Kemudian arus yang jenis arus listrik yang mengalir, DC/AC. 29 Jika harga besaran ukur belum diketahui, maka pilihlah batas ukur yang paling besar. Selanjutnya dapat memilih ke range ukur yang lebih kecil untuk mendapatkan hasil ukur yang lebih akurat. Setelah selesai menggunakan, atur pada posisi off atau pilih posisi ukur pada voltmeter-AC pada batas ukur terbesar. 30 BAB 3 RANGKAIAN LINE FOLLOWER 3.1 Diagram Blok Secara umum line tracer dapat dirancang dengan mengacu pada blok diagram seperti berikut : Gambar 10. Blok Diagram Line Tracer Komponen uama penyusun line tracer adalah sensor, comparator, motor diver dan motor sebagai penggerak. Secara terperinci mengenai blok-blok diagram dalam bab berikut ini. 3.2 Sensor Sensor yang dapat digunakan untuk pembuatan line tracer adalah photodiode. Rangkaian sensor secara lengkap adalah sebagai berikut : 31 Supaya dapat digunakan sebagai sensor, maka photodiode dibias reverse. Cara kerja dari photodiode, resistansinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima olehnya, karena sebenarnya suatu photon dapat mendorong elektron bebas untuk menyebrangi persambungan pn junction, dan menyebabkan arus untuk mengalir. 3.3 Komparator Komparator adalah salah satu aplikasi dari Op-Amp (Operational Amplifier), dimana meliki fungsi membandingkan dua potensial tegangan yang diberikan. 32 Gambar 11. Simbol Komparator Cara kerja dari piranti komparator adalah membandingkan beda potensial yang diberikan pada input terminal A (+) dan B (-). Jika tegangan A > B maka out akan saturasi, jika tegangan A < B atau A = B maka out = 0. Bentuk fisik IC (Integrated Circuit) dari komparator LM339 adalah sebagai berikut : 33 Gambar 12. LM339 Pin-Out IC komparator yang digunakan adalah LM339 dengan konfigurasi pinout tampak seperti pada gambar diatas. Di dalam kemasan IC LM339 terdapat 4 modul komparator sekaligus. Dengan demikian memudahkan kita dalam merancang suatu rangkaian komparator yang sederhana. 34 Gambar 13. Skema 2 buah Sensor dan Komparator 3.4 Motor Driver Driver motor berfungsi sebagai piranti yang bertugas untuk menjalankan motor baik mengatur arah putaran motor maupun kecepatan putar motor. Macam driver motor diantaranya adalah : 35 Driver Kontrol Tegangan Dengan driver motor kontrol tegangan menggunakan level tegangan secara langsung untuk mengatur kecepatan dari putaran motor. Driver Motor Kontrol Tegangan Driver PWM Dengan kontrol PWM kita dapat mengatur kecepatan motor dengan memberikan pulsa dengan frekwensi yang tetap ke motor, sedangkan yang digunakan untuk mengatur kecepatan adalah duty cycle dari pulsa yang diberikan. 36 Rangkaian Driver PWM Driver H Bridge Driver type H Bridge digunakan untuk mengontrol putaran motoryang dapat diatur arah putarannya CW maupun CCW. Driver ini padadasarnya menggunakan 4 buah transistor untuk switching dari putaran motor dan secara bergantian untuk membalik polaritas dari motor. 37 Rangkaian Driver H-Bridge Skema diatas menggunakan masing-masing dua buah transistor PNP dan NPN. Jika ingin memperkuat penguatan pada transistor maka rangkaian dapat ditambahan transistor dengan konfigurasi Darlington. Transistor Darlington akan memperkuat sinyal yang masuk sehingga motor akan lebih responsif. Pada saat INPUT 1 dan INPUT 2 diberikan nilai logika yang berbeda (HIGH dan LOW) maka dua dari empat transistor akan aktif secara berlainan dan membentuk putaran motor. Ketika INPUT1=HIGH dan INPUT2=LOW maka Q1 dan Q4 akan aktif sehingga arus listrik akan mengalir ke motor melalui Q1 dan Q4 sehingga motor berputar. Ketika sebaliknya INPUT1 = LOW dan INPUT2 = 38 HIGH maka Q2 dan Q3 akan aktif sehingga arus listrik akan mengalir ke motor melalui Q2 dan Q3 sehingga motor berputar kearah sebaliknya. Ketika logika paa kedua input sama HIGH atau LOW maka Motor akan diam tidak berputar. Putaran motor searah Jarum jam disebut Clock Wise (CW) sedangkan putaran yang berlawanan arah jarum jam disebut CCW (Counter Clock Wise). Driver Relay Prinsip Kerja dari driver ini hampir sama dengan driver H Bridge hanya saja komponen ini mengandalkan mekanik switch didalamnya sebagai control motor. Gambar 14. Skema 1Pasang Driver Motor Menggunakan Relay 39 3.5 Motor DC Motor DC merupakan sebuah elekrik motor yang menggunakan tegangan DC yang mengkonversikan besaran listrik menjadi besaran mekanik. Motor DC yang pada umumnya digunakan pada pekerjaan yang kecil dan lebih cocok untuk digunakan pada aplikasi - aplikasi elektronika misalnya robot mobil. Motor DC ini mempunyai dua terminal elektrik. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut maka motor akan dapat berputar pada satu arah dan apabila polaritas dari tegangan tersebut dibalik, maka arah putaran motor akan terbalik pula. Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan beda tegangan yang diberikan menentukan kecepatan motor tersebut. Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang). 40 Gambar 15. Diagram Motor DC Pada prinsipnya motor DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magneta atau kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet, maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti. Tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolah menolak, sehingga kumparan bergerak memutar. 41 Gambar 16. Motor DC Gearbox Selain motor DC secara umum, ada jenis lain motor DC yaitu motor DC Gearbox. Motor DC jenis ini sudah terintegrasi dengan sistem roda gigi di dalamnya. Sistem roda gigi ini bertujuan untuk meningkatkan torsi atau rpm motor. Motor DC Gearbox juga memilki dua buah kutub yaitu postif dan negatif. 42 BAB 4 DESAIN MEKANIK 4.1 Desain Chasis Chasis dari robot yang dibuat menggunakan bahan dari acrylic untuk mempermudah desain dan penempatan dari komponen yang dipasang. Yang perlu diperhatikan disini adalah ukuran ketebalan dari bahan acrylic yang digunakan sehubungan dengan beban dari komponen yang akan diletakkan pada chasis. Mekanik yang digunakan disini menggunakan dua buah motor sebagai penggerak robot dan sebuah roda bebas di depan. Gambar 16. Robot Line Follower Analog V2 43 4.2 Rangkaian Hardware Utama dan Sensor Gambar 17. Rangkaian Hardware Utama dan Sensor yang sudah jadi 44 BAB 5 TEKNIK PERAKITAN 5.1 Pemasangan Komponen Pemasangan komponen pada rangakaian harus sesuai tata letaknya karena jika tidak rangkaian tidak akan dapat berfungsi dengan baik. Penampang rangkaian pada line tracer dengan menggunakan Relay adalah sebagai berikut : Gambar 18. Hardware Utama 45 5.2 Daftar Nama Komponen dan Perlengkapan N o Nama Komponen Jumlah(Cadang an) 1 PCB Hardware Utama 1 2 Timah 1 3 Peluru Konektor 8(2) 4 Dioda 4148 6(1) 5 Socket IC 14 Pin 1 6 IC LM339 1 7 VR / Trimpot 20K 4 8 Transistor 9012 9 Relay 2(1) 2 10 Push On-Off 6 11 LED Merah 3mm 4 12 Resistor 330Ω Gambar 6(1) 13 Konektor White House 2 pin 3 14 Konektor White House 6 pin 1 46 5.3 Komponen Hardware Sensor N o Nama Komponen Jumlah(Cadang an) 1 PCB Hardware Sensor 1 2 Kabel Pita 6 Pin 1 3 4 5 Super Bright 5mm Photo Diode Resistor 330Ω 4(1) 4(1) 2(1) 6 Resistor 22K Ω 4(1) 5.4 Gamba r Perlengkapan Mekanik N o Nama Komponen Jumlah(Cadang an) 1 Body Robot 2 Kotak Baterai 1 3 Motor DC Gear Box 2 4 Roda Spacer Baut 1cm Baut 3cm Mur Roda bebas 5 Gambar 1 Pasang 1 Pasang 3 9 4 13 1 47 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan komponen : Pemasangan Dioda arahnya harus sesuai, bagian yang memiliki garis hitam letaknya harus tepat Pemasangan Transistor harus tepat, perhatikan arah bagian yang ada lengkungannya jika dilihat dari atas . Arahnya harus sesuai dengan rangkaian. Pemasangan Relay tergantung letak kakinya, dalam rangkaian ini kedua relay menghadap ke kiri Untuk pemasangan IC LM 393 dalam rangkaian ini menghadap keatas persis seperti gambar di PCB 48 5.5 Mekanik Robot Body Atas Robot Body Bawah Robot Rangkaian Utama Robot Motor DC Gearbox 49 Kotak Baterai Baut Mur dan Spacer 5.6 Cara Pemasangan Mekanik Robot Pasang rangkaian pada kotak batterai dengan baut 1 cm Posisi mur ada di atas biar tidak mengganggu baterai yang di dalam tempat baterai. 50 Pasang rangkaian pada kotak batterai dengan baut 1 cm dan mur 3mm tampak samping. Belakang Mur Depan Pasang Gearbox pada Body bawah dengan baut 1cm 51 Hasilnya Pasang Rangkaian sensor pada body bawah dengan baut 1cm 52 Gabungkan body atas dengan body bawah dengan baut 3,5 cm dan spacer. Tampak Samping 53 Pasang kotak baterai yang sudah dipasangi hardware pada body mekanik robot. Tampak Atas 54 5.7 Kalibrasi Sensor Pastikan saklar motor dalam keadaan mati agar kedua motor mati/tidak berputar. Letakkan Line Follower anda pada lintasan dengan posisi sensor sebelah kiri di area luar garis dan sebelah kanan didalam garis atau sebaliknya Atur (putar) VR secara pelan pelan sehingga lampu led menyala jika sensor berada pada area putih, atau mati pada saat sensor berada di area hitam Nyalakan saklar motor agar kedua motor bias berputar Pastikan kedua buah roda berputar kedepan. Line Follower anda siap dijalankan 55 Jika mengambil jalur kiri Atur sehingga lampu led sebelah kiri mati dan sebelah kanan menyala. Lalu Pastikan kedua roda berputar kedepan jika tidak, ba ik - (hitam) dan + (merah) pada kabel konektor motor 1800 sehinggah motor berubah berputar kedepan. Jika mengambil jalur kanan Atur sehingga lampu led sebelah kiri nyala dan sebelah kanan mati Lalu Pastikan kedua roda berputar kedepan jika tidak, balik – (hitam) dan + (merah) pada kabel konektor motor 1800 sehinggah motor berubah berputar kedepan. 56 DAFTAR PUSTAKA Basri, I.Y. and Irfan, D., 2018. Komponen Elektronika. Cahyono, Y.A., 2022. KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN CARA sensor circuit KERJANYA. Jurnal Portal Data, 2(4). Orozco, L., 2014. Optimizing precision photodiode design. Application note MS-2624, pp.1-5. 57