BAB I PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN BISNIS A. Pengertian Komunikasi Untuk mengetahui apa itu komunikasi, maka disini dikemukakan beberapa pendapat para ahli komunikasi. Onong U Effendy mengatakan mengatakan bahwa komunikasi adalah adalah proses penyampaian suatu suatu pesan kepada kepada orang oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media ( Onong U Effendi, 2002:5) . Courtland L Bovee/John V.Thill menyatakan : “ Komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima pesan (Courtland L Bovee/John V.Thill ,2003:4). Carl I Hovlan mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan) (Onong U Effendy, Effendy, 1978:10). Dari pengertian pengertian komunikasi ini dapat diketahui bahwa dalam komunikasi itu ada pembicara, ada pesan yang dibicarakan dan ada orang yang menerima pesan, serta ada akibat yang terjadi dari pembicaraan tersebut. Ada juga pakar komunikasi yang mengemukakan tentang pengertian komunikasi dengan mengungkapkannya dalam bentuk kalimat pertanyaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell sebagai berikut : Who says what in which channel to whom with what effect ? (Onong U Effendi, 1981:85) Dari pertanyaan ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Who (siapa pembicaranya) ? Says what (pesan apa yang dibicarakan) ? In which channel (media apa yang digunakan) ? To whom (siapa pendengarnya) ? With what effect (efek apa yang diharapkan) ? Dari pertanyaan yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi itu adalah proses penyampaian pesan dari 1 seseorang pembicara kepada pendengarnya dengan menggunakan media dengan maksud untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu merubah pendapat, sikap dan dan tingkah lak laku u dari pendengar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sipembicara. B. Pengertian Bisnis Untuk mengetahui apa sebenarnya bisnis itu, disini dikutip beberapa pendapat para sarjana. Chusman A.Henric mengidentikkan bisnis dengan dunia usaha. Ada juga yang mengartikan bahwa bisnis berhubungan dengan pekerjaan kantor dan juga pelaksanaan fungsi manajemen. Menurut Lomax landasan pendidikan bisnis adalah pengetahuan tentang ekonomi dan dalam hal ini Shields mengatakan tanpa pengetahuan ekonomi, pendidikan bisnis yang diperoleh kurang lengkap dan kurang sempurna. Redi Panuju mengatakan bisnis adalah kegiatan system ekonomi yang diarahkan pada manajemen dan distribusi hasil industry dan jasa professional yang mendatangkan keuntungan (Redi Panuju, 1995:4). Esensi dari kegiatan bisnis adalah kesibukan, dimana kesibukan yang dimaksudkan disini adalah yang mempunyai tujuan-tujuan yang konstruktif bagi kehidupan manusia. 2 BAB II KOMPONEN DAN BENTUK KOMUNIKASI A. Komponen Komunikasi Dalam komunikasi terdapat ada beberapa komponen dan komponenkomponen tersebut dapat dilihat dari rumusan komunikasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell sebagai berikut : 1. Pembicara (Komunikator) 2. Pesan (Message) 3. Media (Saluran/channel) 4. Pendengar (Komunikan) 5. Efek (Akibat dari pesan) Kelima komponen ini ada dalam proses komunikasi dalam segala bentuk komunikasi. Untuk dapat mengetahui mengetahui lebih lebih jelas dari setiap setiap komponen komponen komunikasi, berikut ini diberikan pembahasan setiap komponen tersebut. Pembicara (Komunikator) Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan (Onong U Effendy, 2002: 6). Dalam kegiatan kegiatan perusahaan perusahaan pembicara pembicara (komunikator) (komunikator) tersebut merupakan pembicara terlembaga atau komunikator terlembaga, maksudnya bahwa sipembicara merupakan merupakan bagian dari organisasi organisasi perusahaan. Apa yang disampaikannya dalam pelaksanaan merupakan pesan perusahaan. lambangpembicara tugasnya diperusahaan Hal ini akan berbeda dengan (komunikator) atas nama pribadi dan adalah oleh tidak mengatasnamakan perusahaan. Pesan (message) Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang (Onong U Effendy, 2002: 6). Pernyataan yang dimaksud adalah dapat terwujud dalam bentuk bahasa lisan/tulisan (verbal), bahasa isyarat (non verbal), maupun dalam bentuk gambar dan segala lambing dialam fikiran manusia asal saja lambanglambang itu sama-sama dapat dipahami oleh yang berkomunikasi. Media (saluran/channel) 3 Media adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya (Onong U Effendy, 2002: 6). Menurut Wison, bahwa yang disebut dengan media/saluran adalah jalan dimana suatu pesan dilewatkan. Dalam komunikasi antar pribadi kita menggunakan perasaan, penglihatan, suara dan peradaban untuk mengkomunikasikan pesan. Inilah saluran yang digunakan (Alo Liliweri, 1991:15). Dalam komunikasi massa media yang digunakan dalam bentuk perangkat teknologi, seperti radio, televisi atau surat kabar. Pendengar (Komunikan) Pendengar (komunikan) adalah orang yang menerima pasan (Onong U Effendy, 2002: 6). Pendengar merupakan unsur yang sangat penting, karena tanpa pendengar komunikasi tidak berlangsung. Pendengar sebagai peneima pesa tidak bertindal sebagai penterjemah pesan yang yang disampaik disampaikan an pembicara. Sebagai pendengar ia menerima pesan, menterjemahkan dan mengerti pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang dimilikinya. Efek (akibat dari pesan) Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan (Onong (Onong U Effendy, 2002: 6). Dalam kegiatan komunikasi efek yang terjadi dapat berupa efek yang positif, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan si pembicara dan efek yan negative, yaitu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan si pembicara. B. Bentuk- Bentuk Komunikasi Dalam kegiatan komunikasi terdapat ada tiga bentuk komunikasi,yaitu : 1. Komunikasi antar pribadi 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi massa Ketiga bentuk komunikasi ini masing-masing mempunyai bentuk kelebihannya dan kelemahannya kelemahannya dalam membentuk membentuk efek komunikasi. komunikasi. Untuk mengetahui masing-masing bentuk diberikan penjelasannya secara umum. 4 komunikasi tersebut,maka disini Komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang individu atau lebih. Komunikasi ini dapat berlangsung berlangsung secara tatap muka (face to face communication), tetapi bisa juga menggunakan alat bantu (medium) seperti telepon, surat, telegram dan lain-lain (Anwar Arifin, 1984:19). Hubungan komunikasi antar pribadi terjadi dalam hungan yang langsung, dimanaantara pembicara dan pendengar saling tatap muka, maka komunikasi antar pribadi ini mempunyai suatu kelebihan dibandingkan dengan komunikasi lainnya. Yang menjadi kelebihan dari komunikasi antar pribadi adalah umpan balik (feed back) yang ditimbulkan, diterima oleh pembicara secara segera saat komunikasi berlangsung. Komunikasi antar pribadi cendrung bersifat dua arah dan biasanya mempunyai umpan balik yang tinggi dan lebih mudah digunakan untuk pembentukan, perubahan sikap dan tingkahlaku. Komunikasi antar pribadi menggunakan saluran interpersonal, dimana saluran ini melibatkan pertemuan tatap muka, kemudian pembicara dan pendengar antara dua orang atau lebih. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang lebih dari dua orang secara tatap muka (Onong Uchjana Effendy,1982:27). Komunikasi kelompok merupakan komunikasi antara seorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersamasama dalam bentuk kelompok. kelompok. Komunikasi kelompok kelompok terjadi dalam bentuk yang berstruktur, dimana para peserta lebih cendrung melihat dirinya sebagai kelompok serta mempunyai kesadaran tinggi tentang sasaran bersama. Komunikasi kelompok lebih cendrung dilakukan secara sengaja dan umumnya para pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing. masing-masing. Meskipun komunikasi komunikasi kelompok kelompok dapat dan memang terjadi dalam suatu kelompok yang terdiri daridua, tiga, empat individu ia dapat juga terjadi dalam kelompok tatap muka yang lebih besar dan kelompokkelompok tersebut lebih bersifat permanen dari pada kelompok-kelompok yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi. Komunikasi kelompok selalu dalam bentuk misalnya ceramah, diskusi, rapat, seminar dan lain sebagainya. Melihat dari jumlah orang yang terlibat dalam proses kelompok tersebut, maka komunikasi kelompok dapat dibagi dalam dua bagian , yaitu : 5 1. Komunikasi kelompok kecil yang jugakadang-kadang disebut micro group yaitu kelompok komunikan yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara lisan maupun tulisan (verbal), dengan lain perkataan dalam komunikasi kelompok komunikator , dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah seorang anggota kelompok. 2. Komunikasi kelompok bersifat lebih formal, lebih terorganisir dan lebih terlembaga dari pada komuniksasi antar pribadi (Onong (Onong U Effendi,1981 : 5). Komunikasi Massa Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern ((Onong Uchjana Effendy,2002:50). Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) (Dedy Nur Hidayat, 2007:4) Komunikasi massa adalah penyampaian pesan dengan menggunakan media massa kepada sejumlah besar orang. Komunikasi massa bisa didefenisikan dalam 3 (tiga) ciri : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relative besar, heterogen dan anonym. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cendrung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Werner J.Severin, 2005:4) Kegiatan komunikasi massa ini lebih sukar dilakukan dari pada komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi kelompok, sebab didalam komunikasi massa diperlukan perencanaanyang lebih matang didalam penyediaan materi yang akan disampaikan. disampaikan. Komunikasi massamengh massamenghendaki endaki organisasi resm resmii dan rumit untuk melakukan operasinya. Pada komunikasi massa umpan balik ( feed back) terjadi secara tertunda, tidak terjadi secara seketika, karena terlebih dahulu harus mengalami proses. Misalnya saja surat pembaca yang dikirimkan keredaksi surat kabar, memakan waktu yang tertentu dari proses pengiriman sampai kepada proses penseleksian tanggapan dari redaksi. Dalam kegiatan bisnis media massa biasa biasanya nya digunakan lebih banyak untuk penyiaran iklan. 6 BAB III KOMUNIKATOR A. Jenis Komunikator Dalam pelaksanaan komunikasi jika dilihat dari pesan yang disampaikannya dan status komunikatornya, maka ada dua jenis komunikator, yaitu komunikator pribadi dan komunikator terlembaga. 1. Komunikator pribadi Yang dimaksud dengan komunikator pribadi adalah seseorang yang berbicara dengan status mengatasnamakan dirinya sendiri tanpa melibatkan statusnyasnya dari suatu lembaga/organisasi/perusahaan. 2. Komunikator terlembaga Yang dimaksud dengan komunikator terlembaga adalah seseorang yang berbicara dengan mengatasnamakan status dirinya dari suatu lembaga/organisasi/perusahaan dan menyampaikan pesan yang berkenaan dengan lembaga/organisasi/perusahaan lembaga/organisasi/perusahaan tersebut. Contohnya: Sales dari perusahaan PT.Unilever menawarkan produk Unilever berupa sabun mandi. B. Persyaratan Komunikator Efektifnya suatu hasil komunikasi tidak terlepas juga dari komunikatornya (pembicara). Oleh sebab itu itu untuk menjadi komunikator yang baik dituntut dituntut adanya beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut : 1. Cara berpakaian Cara berpakaian yang baik, bersih, rapi, akan menambah serta menunjukkan: a. Rasa percaya diri sendiri, b. Rasa harga diri, c. Kepribadian seseorang (Ig Wursanto, 1990:124). Dalam tatacara berpakaian ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu : a. Pakaian harus serasi, baik warna maupun bentuknya harus seuai dengan kulit dan bentuk tubuh. b. Pakaian cukup sederhana, tidak perlu mewah atau mahal. c. Kelengkapan pakaian: kancing baju, ikat pinggang perlu diperhatikan. 7 d. Periksalah kesempurnaan berpakaian, kancing baju, kerah baju yang kadang-kadang terlipat kedalam. e. Sepatu hendaknya diusahakan sesuai dengan pakaian yang sedang dipakai (Ig Wursanto, 1990:124-125). Pakaian dapat mempengaruhi pembicaraan yang bersifat bisnis, dimana lawan bicara akan lebih mudah tertarik dan yakin dengan pesan yang disampaikan oleh pembicara yang berpakaian rapi dan bersih dan menimbulkan rasa simpati dan tertarik dari komunikan. Dengan adanya rasa pada tertarik dan simpati tersebut, maka komunikan ada kesediaannya untuk berkomunikasi dan menyimak pesan dari komunikator. 2. Gerakan anggota tubuh Gerakan anggota tubuh dapat memberikan daya tarik untuk lebih meyakinkan pesan yang disampaikan. Sebagai pembicara harus menampilkan gerakan tubuh yang mendukung pesan yang disampaikan atau memfokoskan perhatian komunikan kepada pembicarebagai pembicara harus menghindari gerakan tubuh yang dapat menimbulkan kesan negative. 3. Sikap badan Sikap badan dapat dibedakan menjadi sikap duduk dan sikap berdiri. Duduklah dengan sopan dalam berkomunikasi. Sikap badan yang harus dilakukan jika berbicara berdiri yaitu sebagai berikut : a. Pembicara berdiri dengan tegap, tanpa melakukan suatu gerakan apapun yang dipandang tidak perlu. Kuasailah diri kita sebelum menguasai orang banyak. b. Aturlah terlebih dahulu segala sesuatunya agar situasi menjadi tenang. c. Sikap selanjunya ialah dada kedepan, bahu ditarik kebelakang, angkat kepala tinggi-tinggi. d. Letak tangan waktu berbicara, ialah digantungkan disisi bawah ((Ig Wursanto, 1990:126). Seorang pembicara harus bersikap sopan dan tidak bersikap b ersikap sombong. Sikap yang sopan menciptakan rasa simpati komunikan dan tertarik untuk mendengarkan pesan yang disampaikan pembicara. 4. Suara Suara manusia mempunyai 4(empat) variable yaitu sebagai berikut : 1. Pace (kecepatan) Kecepatan penyampaian. Bagian yang cepat harus diikuti dengan bagian yang lambat. 2. Pitch (pola nada) Mulailah dengan suara dalam. Modulasi diantara tinggi dan rendah 3. Power (kekuatan) 8 Ubah-ubahlah kekuatan suara. Untuk bagian yang penting, turunkanlah kekuatan suara- ini ternyata lebih berpengaruh dari pada meningkatkannya. Empat detik, yang tampaknya singkat bagi pembicara, bagi hadirin merupakan bantuan yang menyegarkan (Bill Scott, 1990:4243). 4. Pause (berhenti sejenak) Manfaatkanlah ini. Berikanlah hadirin kesempatan untuk mengumpulkan dan mencerna apa yang telah disampaikan. Berhenti sejenak, misalny Agar suara dapat memberikan kesan yang positif hendaknya : a. Jelas, ucapan-ucapan jelas, tidak kabur sehingga tidak menimbulkan salah pengertian. b. Tidak monoton, monoton artinya satu nada, landai tidak ada naik turunnya lagu atau nada suara. c. Bersemangat, untuk menarik menarik perhatian perhatian para membangkitkan semangat para pendengar, serta serta untuk untuk pendengar dan menghangatkan suasana. d. Dapat didengar, jangan terlalu lemah e. Ekspresi, artinya suara harus diimbangi dengan suatu ekspresi. Yang dimaksud ekspresi ekspresi ialah cara pengucapan. pengucapan. Berilah tekana tekanan n pada katakatakata yang dianggap penting (Ig Wursanto, 1990:126-127). Pembicara harus menggunakan suara yang jelas, karena ini membuat pesan jelas tertangkap dan menambah kepercayaan dan ketertarikan komunikan terhadap pembicara. 5. Pandangan mata Pandangan mata waktu berbicara perlu mendapat perhatian, karena selain menunjukkan kepribadian, tata karma, juga menunjukkan kewibawaan seorang pembicara (Ig Wursanto, 1990:125). Komunikator dalam menyampaikan pesan, pandangan matanya harus tertuju kepada komunikan, sehingga komunikan merasa diperhatikan dan dihargai. Apa bila pembicara pandangan matanya tidak tertuju pada komunikan dan memandang objek lain, maka perhatian komunikan tidak akan tertuju pada komunikator dan pesannya kurang diperhatikan/ didengarkan. 6. Ekspresi wajah Ekspresi wajah dapat terwujud dalam bentuk senyuman, kerutan dahi, mimic wajah yang lucu, gerakan alis mata yang menunjukkan rasa keraguan dn sebagainya dapat menekankan atau mengungkapkan maksud sipembicara dalam bentuk bahasa bahasa isyarat. Sebagai pembicara pembicara yang baik harus senantiasa dengan ekspresi wajah yang baik disesuaikan dengan pesan yang disampaikan 9 7. Pengetahuan dan pandangan yang luas Pengetahuan yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan pesan yang disampaikan oleh pembicara dan harus berpandangan luas dalam menanggapi masalah yang disampaikan. disampaikan. Apa bila sipembicara sipembicara tidak menguasai apa yang disampaikannya, maka dapat menimbulkan keraguanatau ketidak percayaan komunikan terhadap pesan yang disampaikan pembicara atau terhadap diri si pembicara. 10 BAB IV KOMUNIKAN A. Type-Type Komunikan Komunikan merupakan sasaran dari penyampaian pesan. Dalam pelaksanaan komunikasi banyak dijumpai berbagai macam tipe komunikan. Terjadinya berbagai macam tipe komunikan bisa disebabkan karena kondisi pisik yang melemah, atau pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Komunikan mau mendengarkan pesan atau tidak tidak tergantung tergantung kepada situasi ia melihat dirinya terhadap tujuannya dan melihat pihak komunikator (pembicara). Ada beberapa kemungkinan diterima atau tidaknya pesan oleh komunikan, yaitu : 1. Apa bila ia menganggap dari komunikasi itu akan dirugikan, maka sebaliknya juga ia akan berusaha agar menfaat baginya akan lebih besar, sehingga manfaat bagi pembicara akan lebih kecil. 2. Apa bila dirasanya bahwa komunikasi hanya dapat menghasilkan kerja sama dan bukan pertentangan, maka ia akan berusaha melanjutkan komunikasi. Dalam kegiatan bisnis ada dijumpai penolakan pesan dan penerimaan pesan. Jika komunikan merasa tidak membutuhkan maka ia kan akan menolak dan jika ia merasa butuh, maka ia akan menerima pesan. Pada pelaksanaan komunikasi banyak dijumpai tipe-tipe komunikan (pendengar)sebagai berikut : 1. Pendengar bukan pendengar. Untuk pendengar yang tipe ini hanya berpura-pura mendengarkan, sibuk dengan apa yang hendak dikatakannya dan suka memotong pembicaraan. 2. Pendengar dangkal Pendengar yang seperti ini ia mendengarkan tidak sungguh-sungguh, menghindari pembicaraan yang serius, mendengarkan hal-hal yang sepele saja, dapat menangkap pembicaraan tetapi tidak terungkap isi pembicaraannya. 3. Pendengar evaluative Tipe pendengar seperti ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 11 a. Berusaha mendengarkan apa yang dikatakan pembicara, tetapi tidak berusaha untuk mengerti sepenuhnya maksud isi pembicaraan. b. Cendrung tetap terlibat secara emosional dalam pembicaraan. c. Dapat merumuskan kembali isi pembicaraan yang baru didengar, tetapi sama sekali tidak mengetahui sisi lain yang diungkapkan pembicara, lewat nada suara, ungkapan wajahdan gerak gerik. d. Hanya terpusat pada satu segi pembicaran, akibatnya pembicara merasa kurang diterima 4. Pendengar aktif Pendengar aktif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : a. Mendengarkan penuh perhatian dan berusaha untuk mengerti maksud dan perasaan yang terkandung didalam pembicaraan. b. Berusaha untuk mencari pesan isyarat yang merupakan ungkapan untuk menyatakan hal yang ingin dinyatakan pembicara. c. Tidak memotong pembicaraan dan mendengarkan penuh pengertian. d. Cakap/pandai dalam mengajukan pertanyaan untuk memperjelas, mengembangkan dan meluaskan pembicaraan agar keseluruhan isi pesan dapat terungkap. e. Dapat menangkap, memperhatikan pesan dan menjawab dengan baik. B. Latarbelakang Komunikan Untuk dapat mempengaruhi komunikan (pendengar), maka komunikator harus dapat melihat melihat dan mempelajari mempelajari latar belakang belakang dari komunikannya. komunikannya. Latar belakang komunikan dapat meliputi sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat kemampuan ekonomi 3. Status social 4. Agama 5. Suku 6. Ruang lingkup pandangan dan pengalamannya dalam menanggapi sesuatu. 7. Jenis kelamin 8. Usia. Pentingnya mengetahui latar belakang komunikan agar pesan yang disampaikan dapat disesuaikan dengan komunikannya dan pesannya dapat diterima komunikan, sehingga komunikasinya dapat berjalan dengan efektif. 12 BAB V KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI A. Bentuk-Bentuk Komunikasi Organisasi Dalam organisasi ada 2 bentuk kegiatan komunikasi : 1. Komunikasi Internal adalah komunikasi antara manager dengan komunikan yang berada di dalam organisasi, yakni para pegawai secara timbal balik (Onong Uchjana Effendy,1982:17). Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan gagasan di dalam organisasi (Courtland L.Bovee/John V.Thill,2003:7) Menurut Lawrence D Brennan komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam satu perusahaaan secara horizontal dan vertical yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). 2. Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara manager atau pejabat lain yang mewakilinya dengan khalayak atau public diluar organisasi (Onong Uchjana Effendy,1982:22). Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pihak manajemen perusahaan dengan khalayak diluar perusahaan. Komunikasi Internal Dalam komunikasi internal terdapat 3 bentuk komunikasi sebagai berikut : 1. Komunikasi Vertikal, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (Onong Uchjana Effendy,1982:18). Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (R.Wayne Pace, 2005:184). Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih tinggi (penyelia) (R.Wayne Pace, 2005:189). 2. Komunikasi Horizontal, adalah komunikasi secara mendatar , misalnya antara anggota staf dengan anggota staf , pegawai tingkat menengah dengan tingkat nenengah atau pegawai rendahan rendahan dengan yang berpangkat rendah rendah pula (Onong Uchjana Effendy,1982:20). 13 3. Komunikasi Diagonal (Cross Cummunication), adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian(Onong Uchjana Effendy,1982:21). Komunikasi internal atau komunikasi didalam lingkungan perusahan/organisasi harus benar-benar dapat dibina dengan baik, dan apa bila tidak dibina dengan baik, maka maka akan muncul dikalangan pekerja adanya desas desus atau gossip yang dapat mengganggu suasana suasana kerja. kerja. Dalam hal ini komunikasi komunikasi internal internal berfungsi untuk mengusahakan agar para pekerja mengetahui apa yang sedang dipikirkan pihak manajemen dan mengusahakan agar pihak manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh para pekerja. Biasanya dalam pelaksanaan komuniksasi internal pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan selalu disalah tafsirkan oleh pihak pekerja atau dengan kata lain terjadi salah pengertian. Apa lagi jika sudah tersebar adanya adanya desas desus atau gossip didalam perusahaan. Terjadinya salah pengertian dari pihak pekerja tersebut , karena disebabkan disebabkan adanya adanya perbedaan latar belakang pengalaman maupun maupun sikap dari masing-masing pekerja atau dengan pihak manajemen perusahaan. Komunikasi Eksternal Dalam komunikasi Eksternal terdapat 2 jalur komunikasi secara timbalbalik sebagai berikut : 1. Komunikasi dari perusahaan kepada khalayak. 2. Komunikasi dari khalayak kepada perusahaan. Komunikasi dari perusahaan kepada masyarakat, pesan-pesan yang disampaiakan menyangkut kepentingan perusahaan. Sedangkan pada komunikasi dari masyarakat kepada perusahaan menyangkut terhadap kepentingan masyarakat terhadap perusahaan. Yang menjadi sasaran dari komunikasi eksternal adalah masyarakat disekitar perusahaan, para pelanggan, calon pelanggan, pemerintah, mitra bisnis dan masyarakat masyarakat luar negeri. Pada pelaksanaannya komunikasi eksternal eksternal biasanya banyak mengeluarkan biaya, apa lagi menggunakan media massa seperti surat kabar, televise, radio dan majalah. majalah. Media lainnya yang yang dapat dapat digunakan adalah pameran, brosur, spanduk dan yang lainnya. B. \Tahapan Kegiatan Komunikasi Bisnis Untuk dapat terselenggaran\ya komunikasi dengan baik, apakah itu komunikasi internal ataupun komunikasi eksternal, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah tersebut tersebut adalah sebagai berikut: berikut: 1. Fact Finding(pencarian fakta) 2. Planning(perencanaan) 14 3. Communicating (pelaksanaan komunikasi) 4. Evaluating (peninjauan kembali). Pencarian fakta (Fact Finding) Dalam pelaksanaan komunikasi bisnis/purel diperlukan adanya tindakan dan penyampaian pesan yang didasarkan kepada fakta. Oleh karena itu sebelum melakukan komunikasi, maka langkah awal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mencari fakta atau data yangdiperlukan yang berkaitan dengan kegiatan komunikasi tersebut. tersebut. Tanpa adanya fakta atau atau data yang mendukung, maka maka pelaksanaan komunikasi tidak dapat dilakukan secara baik dan akan mengalami kegagalan. Untuk dapat memperoleh fakta atau data yang diperlukan dalam kegiatan komunikasi bisnis, dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagaiberikut : 1. Penelitian kepustakaan (Library research). Pencarian data melalui penelitian kepustakaan dilakukan dilakukan dengan cara membaca buku-buku, majalah, surat kabar atau kliping media massa cetak yang ada hubungannya dengan hal yang akan dikomunikasikan, atau pesan yang akan dirancang atau kegiatan yang akan dilakukan. 2. Penelitian lapangan (Field research). Pencarian data melalui penelitian lapangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknik pengumpulan data berupa : a. Wawancara b. Penyebaran angket c. Observasi (pengamatan) Data lapangan ini sangat diperlukan dalam penyelenggaraan komunikasi bisnis, hal ini disebabkan komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan. dilapangan. Dengan demikian hasilnya akan akan efektif, tetapi apa bila terjadi sebaliknya, maka akan diperoleh hasil yang y ang tidak diharapkan. 3. Arsip perusahaan Perusahaan biasanya memiliki arsip dari setiap kegiatan yang dilakukan. Arsiparsip ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan data yang diperlukan untuk kegiatan berikutnya. Dalam melakukan pencarian fakta atau data, maka harus dapat mengumpulkan data secara lengkap sesuai dengan kebutuhan operasionalnya. Apa bila dalam melakukan langkah selanjutnya akan mengalami kesulitan. 15 Perencanaan (Planning) Kegiatan perencanaan dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam melakukan perencanaan komunikasi harus melihat atau menghubungkan dengan masalah-masalah social, politik, ekonomi dan keamanan, jika hal ini memang diperlukan. Setiap rencana terdapat adanya 2(dua) elemen yang tujuan dan alat yang diperlukan untuk untuk mencapai mencapai tujuan itu. Oleh karena karena itu pada perencanaan perencanaan komunikasi harus dirumuskan terlebih dahulu apa tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut. Pada elemen alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam perencanaan komunikasi ini berkaitan dengan isi pesan yang akan disampaikan pembicara (komunikator) dan media yang digunakan. Suatu perencanaan yang efektif akan meningkat menjadi programming. Programming ini merupakan penjabaran dari perencanaan, biasanya berisi penjadwalan, prosedur dan didukung oleh anggaran belanja (budget) dan dimaksudkan untuk menetapkan suatu rangkaian tindakan/ kegiatan yang akan datang. PELAKSANAAN KOMUNIKASI (COMMUNICATING) Berdasarkan apa yang telah direncanakan, maka kegiatan komunikasi dilaksanakan. Pada pelaksanaannya komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok atau komunikasi massa. Dalam operasionalnya komunikasi dilakukan dengan melalui lima tahapan yaitu : 1. To Introduce yaitu menyadarkan komunikan akan pentingnya sesuatau yang tercakup didalam pesan. 2. To Demonstrate yaitu memberikan penjelasan kepada komunikan tentang bagaimana tujuan dapat dicapai. 3. To Explain yaitu tahapan penjelasan dimana pada tahapan ini kepada komunikan diberikan fakta yang secukupnya, agar supaya apa yang dikatakan dihubungkan dengan fakta sebagai bukti bagi komunikan yang mengerjakan sebagaimana yang disarankan, akan memperoleh keuntungan dari padanya. 4. To Applay yaitu kepada komunikan diberikan kemungkinan dan kesempatan untuk mencoba serta menguji menguji apa yang dianjurkan. Apa bila yang dianjurkan dianjurkan adalah suatu ide pemasaran, maka pada tahapan ini disebutkan orang-orang yang berhasil karena menerima dan menjalankan apa yang dianjurkan 5. To Summarize yaitu pada tahapan ini pembicara mencakupi atau menyimpulkan apa yang telah dikatakan sebelumnya, sehingga keuntungan dari penerimaan ide sebagaimana yang dianjurkan ternyata adalah menguntungkan. 16 PENINJAUAN KEMBALI (EVALUATING) (EVALUATING) Setelah kegiatan komunikasi dilaksanakan, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan evaluasi dari seluruh rangkaian tindakan yang telah dilaksanakan, serta meneliti efek yang terjadi akibat pelaksanaan komunikasi tersebut. Untuk dapat mengetahui pengaruh dari komunikasi yang telah dilaksanakan perlu diadakan diadakan penelitian, dimana menurut Cutlip dan Center penelitian tersebut meliputi : 1. Apakah maksud dari keseluruhan pesan dipahami oleh komunikan ? 2. Berapa pokok masalah dari keseluruhan pesan yang tertangkap olehnya ? 3. Apakah gambaran dan pengertian yang diperoleh komunikan sesuai dengan yang dimaksudkan pembicara? 4. Apakah naskah yang lebih panjang atau yang lebih pendek yang lebih berhasil mempengaruhi ? 5. Apakah semboyan-semboyan ternyata lebih diingat dan lebih berhasil. Tindakan selanjutnya yang perlu diteliti adalah : 1. Apakah setelah pesan disebar terjadi suatu perubahan pendapat dan sikap komunikan ? 2. Bagaimana respon komunikan sebagai reaksi terhadap pesan ? 3. Apakah respon tersebut sesuai dengan keinginan dan harapan pembicara (komunikator) 4. Apakah implementasi dari komunikan sesuai dengan yang dianjurkan pembicara (komunikator)? 17 BAB VI PESAN Untuk dapat mencapai hasil komunikasi yang baik perlu diketahui hal-hal yang berkaitan dengan bentuk isi pesan, metode penyampaian pesan dan teknik pembuatan kata-kata. Untuk lebih jelasnya ketiga hal tersebut ini dibahas secara rinci. A. Bentuk Isi Pesan Dalam penyampaian pesan tujuan akhir yang diharapkan adalah pesan tersebut efektif, yaitu mendapatkan hasil yang positif. Didalam menyampaikan pesan ada beberapa hal atau kemungkinan yang dilakukan yaitu : 1. Pesan mendesak pelaksanaan sesuatu. 2. Pesan hanya menganjurkan. 3. Pesan hanya sepintaslalu disampaikan (Astrid, 1977:14). Pada pelaksanaan komunikasi bisnis ketiga hal tersebut diatas ada dilakukan. Misalnya saja seorang pimpinan mendesak bawahannya untuk melaksanakan suatu pekerjaan, memberikan anjuran tentang sesuatu hal atau pihak perusahaan menyampaikan tentang barang hasil produksinya kepada konsumen yang sifatnya disampaikan hanya sepintas lalu saja seperti iklan. Pesan apabila ditinjau dari bentuk isinya,maka dapat dibagi dalam 4 (empat) jenis, yaitu: 1. Informatif 2. Persuasif 3. Educatif 4. Kursif INFORMATIF Informatif adalah suatu bentuk isi pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan dengan jalan memberikan penerangan. 18 Ada juga beberapa pengertian lain tentang informasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Gordon B.Davis menyatakan : “ Informasi adalah data yang telah diproses kedalam bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau untuk keputusan mendatang”. mendatan g”. Selanjutnya Rudy Bretz menyatakan bahwa “ Informasi adalah apa yang dipahami “. Contohnya: Kalau kita melihat asap atau mencium bau asap, kita langsung menerima informasi informasi bahwa ada sesuatu sesuatu yang terbakar. Jadi informasi itu langsung dipahami dan tidak bertele-tele. Samuel Eilon menyatakan bahwa informasi itu pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (objek, konsep) untuk lebih mudah memahaminya. Penggunaan pesan informasi ini lebih ditujukan pada penggunaan akal fikiran dari komunikan dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa keterangan, penerangan, berita dan yang lainnya. Informasi dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Berdasarkan persyaratan 2. Berdasarkan dimensi waktu 3. Berdasarkan sasaran Untuk lebih jelasnya ketiga bentuk informasi ini dibahas lebih rinci sebagai berikut: BERDASARKAN PERSYARATAN Berdasarkan tuntutanpersyaratan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Informasi yang tepat waktu Informasi ini pada hakekatnya harus segera tiba ditangan komunikan atau oknum pengambil keputusan. 2. Informasiyang relevan Dikatakan relevan bila informasi tersebut ada kaotannya dengan kepentingan penerima. 3. Informasi yang bernilai Informasi yang menentukan sekali dalam pengambilan keputusan. Informasi itu tidak sekedar pelengkap data, melainkan pokok penentu permasalahan. 4. Informasi yang dapat dipercaya dan kebenarannya. 19 yang tidak perlu diragukan BERDASARKAN DIMENSI WAKTU\ Informasi jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Informasi masa lalu Informasi ini menggambarkan peristiwa masa lampau, sekalipun jarang dipergunakan. Data dalam inf informasi ormasi ini disusun disusun secara teratur teratur supaya dapat dipergunakan pada waktu-waktu tertentu. 2. Informasi masa kini Informasi ini mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang dan yang dapat langsung diperhatikan dan dipergunakan. BERDASARKAN SASARAN Informasi jenis ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu : 1. Informasi Individual Informasi ini ditujukan kepada seseorang yang berfungsi sebagai pengambil kebijaksanaan dan pengambil keputusan atau kepada seseorang yang diharapkan tanggapannya atau informasi informasi yang diperolehnya. Jenis informasi ini disampaikan disampaikan dengan tatap muka, melalui telepon, surat atau dengan bentuk lainnya tergantung informasiyang disampaikadan waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanggapan. 2. Informasi Komunitas Informasi ini ditujukan kepada seseorang diluar organisasi atau kepada suatu kelompok dalam masyarakat. Informasi ini dapat disampaikan disampaikan dengan media massa. PERSUASIF Istilah persuasi atau dalam bahasa Inggris persuasion berasal dari kata Latin persuasion, yang secaraharfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau meyakinkan (Onong Uchjana Effendy,1986:103). Persuasif berarti mempengauhi mempengauhi dengan ja jalan lan membujuk. Metode persuasive ini merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan dengan tidak terlalu banyak berfikir kritis. Tujuan fundamental dari persuasive adalah untuk mempengaruhi fikiran-fikiran, perasaan atau tingkah laku seseorang atau kelompok orang untuk kemudian berbuat sebagaimana yang dikehendaki. Persuasif sebenarnya bukan usaha 20 membujuk, merayu semata, tetapi merupakan tehnik mempengaruhi dengan menggunakan dan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari orang yang ingin dipengaruhi (Ton Kertapati,1981:30). Dalam menggunakan cara persuasive sipembicara (Komunikator) harus memiliki kemampuan untuk mengetahui komunikannya/khalayak, yaitu yang berkaitan dengan luas lingkup lingkup pengalaman maup maupun un ruang lingkup lingkup pandangannya. Hal ini sangatlah penting agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh komunikannya/khalayak.. komunikannya/khalayak Dengan mengertinya komunikan terhadap pesan yangdisampaikan, maka komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Dalam penyampaian pesan persuasive ada beberapa prinsip-prisip persuasive sebagai berikut : 1. Membujuk demi konsistensi 2. Membujuk demi perubahan-perubahan kecil 3. Membujuk demi keuntungan 4. Membujuk demi pemenuhan kebutuhan 5. Membujuk berdasarkan pendekatan-pendekatan bertahap (Dedy Djamaluddin Malik, 1994:151). Pada penyampaian pesan persuasive perlu dijadikan d ijadikan suatu pertimbangan, bahwa setiap komunikan menerima atau menolak suatu pesan adalah mempertimbangkan untung dan rugi bagi dirinya bila menerima atau menolak pesan tersebut. Untuk pelaksanaan persuasive, agar memperoleh hasil yang baik, maka dapat diperalat apa yang ada pada diri setiap manusia, yaitu : 1. Rasa kekhawatiran 2. Harapan akan keuntungan Kedua hal tersebut diatas dapat dilakukan dengan cara mendramatisir rasa kekhawatiran melalui apa yang disebut dengan threat appeals, untuk kemudian diberi saran-saran untuk menerima sesuatu berbuat atau tidak berbuat sesuatu sebagai jalan keluarnya keluarnya dari malapetaka malapetaka yang dapat menimpa. Apa-apa yang disarankan tersebut berisikan pemenuhan harapan akan keuntungan. Persuasif ini ada yang ditujukan kepada akal fikiran atau perasaan dari komunikan. Untuk persuasive persuasive yang dilakukan langsung langsung ditujukan ditujukan kepada akal fikiran (ratio) yaitu melalui pendekatan motivasi. Untuk keberhasilan suatu persuasive ada 4 (empat) macam muslihat (device) untuk mempengaruhi orang lain, yaitu: 1. Acceptance device (muslihat penerimaan) 21 2. Rejection device (muslihat penolakan) 3. Testimonial device (muslihat menggunakan pendapat ahli atau pendapat orang penting) 4. Bandwagon device (muslihat menggunakan supporters) (Ton Kertapati,1981:33). Untuk lebih jelasnya tentang keempat muslihat tersebut diatas berikut ini diberikan penjelasannya. Acceptance Device (muslihat penerimaan) Persuasif melalui muslihat ini, yaitu penyampain pesan dalam kata-kata atau symbol komunikasi lainnya yang memberikan asosiasi kepada hal yang menyenangkan bagi fikiran dan perasaan, sehingga yang memperoleh penerimaan atau resonansi yang baik (To (Ton n Kertapati,1981:34). Misalnya saja penggunaan kata kenyamanan, kebahagiaan, keberhasilan, kesejahteraan, keindahan, keuntungan keuntungan dan lain sebagainya. Misalnya : Dengan menggunakan penerbangan Garuda perjalanan anda terasa nyaman. Rejection Device (muslihat penolakan) Rejection Device, yakni penyampaian pesan-pesan/ajakan melalui kata-kata atau symbol-symbol komunikasi lainnya yang dapat memberikan asosiasi dan menstimulir reaksi otomatis untuk menolaknya (to reject) (Ton Kertapati,1981:34). Muslihat ini digunakan untuk membangkitkan rasa takut atau rasa khawatir dari komunikan dan harus harus digunakan secara wajar(Ton wajar(Ton Kertapati,1981:35).. Kepada komunikan disampaikan pesan yang sifatnya memberikan rasa ketakutan atau kekhawatiran yang ada hubungannya dengan tujuan komunikator (pembicara) dan selanjutnya berikan pesan tentang jalan keluarnya yang dapat dilakukan untuk menghindari apa yang ditakuti dan dikhawatirkan itu. Contoh : Setiap manusia sampai usia lanjut membutuhkan banyak kalsium pada tubuh dan apa bila terjadi kekurangan kalsium akan mengakibatkan kerapuhan pada tulang atau tulang tulang keropos (osteoporosis). (osteoporosis). Hal ini akan akan mengancam kesehatan kesehatan dan kehidupan kehidupan dari manusia tersebut. Keadaan ini harus kita hindari. Bagaimana cara menghindarinya ? Minumlah setiap hari susu Calsimex, susu yang mengandung kalsium yang tinggi,dan dengan demikian anda terhindar dari ancaman kerapuhan tulang atau tulang keropos (osteoporosis). 22 Testimonial Device (muslihat menggunakan pendapat ahli atau orang penting) Testimonial device ialah pesan-pesan / ajakan-ajakan yang disampaikan dalam komunikasi kita, dengan jalan menstir, kata-kata pendapat orang-orang terkenal dan penting dalam masyarakat atau bidang tertentu (Ton Kertapati,1981:35). Ke rtapati,1981:35). Muslihat ini berupa pesan yang disampaikan dengan jalan menggunakan katakata pendapat ahli atau pendapat orang penting dalam masyarakat atau bidang tertentu yang dijadikan sebagai bukti pendukung kebenaran dari pendapat atau ajakan si pembicara. Contohnya: Banyak alat kebugaran yang diproduksi oleh beberapa perusahaan untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi alat kebugaran GRAND mempunyai banyak keistimewaan. Mari kita dengarkan dengarkan pendapat Mr.Brown Mr.Brown seorang ahli kebugaran kebugaran tentang alat kebugaran GRAND ini. ”Saya sudah banyak bany ak menggunakan alat kebugaran dari berbagai merek, tetapi alat kebugaran GRAND ini sesuatu yang paling istimewa bagi saya. GRAND dapat membentuk tubuh tubuh dengan sempurna sesuai dengan apa yang kita inginkan dalam waktu yang relative singkat, dan dilengkapi banyak fasilitas yang tidak ada pada alat kebugaran kebugaran lainnya. lainnya. Oleh karena itu gunakanlah alat kebugaran GRAND untuk kesempurnaan olahraga anda.” Bandwagon Device (menggunakan supporters) Muslihat ini digunakan untuk mempengaruhi suatu massa aksi, dalam tingkatan yang sederhana ialah adanya supporters atau tukang tepuk tangan yang telah disediakan sebelumnya (Ton Kertapati,1981:35). Misalnya tukang tepuk tangan yang sudah disediakan terlebih dahulu atau orang-orang yang membeli sebagai pancingan. EDUKATIF Metode edukatif sebagai salah satu usaha untuk mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat, fakta dan pengalaman-pengalam pengalaman-pengalaman. an. Mendidik berarti memberikan suatu suatu ide kepada kepada khalayak apa sesungguhnya, diatas fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan sengaja, teratur dan berencana,dengan tujuan mengubah tingkah laku laku manusia kearah kearah yang diinginkan. Oleh sebab itu pesan pesan 23 yang edukatif akan memberikan pengaruh yang mendalam kepada khalayak, walaupun akan memakan waktu yang sedikit lebih lama disbanding dengan memakai pesan persuasif (Anwar Arifin, 1984:77) KURSIF Kursif berarti mempengaruhi khalayak khalayak dengan jalan memaksa. memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berfikir lebih banyak untuk menerima gagasangagasan atau idea yang dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman (Anwar Arifin, 1984:77) Pesan-pesan yang bersifat kursif biasanya selalu berisikan ancaman-ancaman, atau dalam bentukperaturan-peraturan, bentukperaturan-peraturan, perintah-perintah perintah-perintah dan intimidasi. Dalam melakukan kegiatan bisnis pesan yang bersifat kursif ini sedapatmungkin harus dihindari. Untuk pesan yang bersifat kursif biasanya lebih efektif jika ada kekuatan yang mendukungnya. Memang adakalanya dengan menggunakan pesan persuasive komunikan tidak dapat dipengaruhisesuai dengan apa yang diinginkan Komunikator (pembicara), jadi terpaksa harus menggunakan pesan yang kursif. B. METODE PENYAMPAIAN PESAN Untuk dapat menyajikan atau menyampaikan pesan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: 1. Tehnik penyajian pesan 2. Tehnik pembukaan pesan 3. Pola penyajian pesan 4. Cara pelaksanaan penyampaian pesan Empat hal tersebut diatas berikut ini diberikan d iberikan penjelasannya lebih rinci. Tehnik Penyajian Pesan Dalam menyajikan pesan ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1. Bersifat One Side Issue Dalam hal ini pesan-pesannya mengemukakan hal-hal yang sifatnya hanya sepihak saja, atau dengan kata lain hanya mengemukakan hal-hal yang positif saja atau yang negatif saja. Contohnya: 24 Jika anda mengalami gangguan pada perut anda, terasa mulas dan kembung dan mulut terasa asam, ini ini disebabkan peningkatan peningkatan asam lambung anda. anda. Makanlah promag, karena promag akan mengatasi keluhan yang anda alami. 2. Bersifat Both Sides Issue Pada cara ini pesan disajikan dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat positif dan negative atau baik dan buruk dari hal yang disampaikan. Contohnya: Jika anda mengalami infeksi dapat diatasi dengan memakan AMOXILIN obat anti biotic. Akan tetapi pemakaian anti biotic dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan pada pencernaan, terjadinya alergi, gangguan pada fungsi jantung, mengganggu system kekebalan tubuh, gangguan pada ginjal dan saraf. Pemakaian kedua tehnik diatas harus diperhitungkan siapa yang menjadi sasarannya, dengan mempertimbangkan mempertimbangkan tingkat pendidikan dan pengalaman dari komunikan. C. TEHNIK PEMBUKAAN PESAN Tehnik pembukaan pesan ini berkaitan dengan cara memulai suatu pembicaraan, yang disesuaikan disesuaikan dengan hal yang dibicarakan, situasi dan dan kondisinya. Ada beberapa macam tehnik pembukaan pesan yang dapat digunakan untuk memulai suatu pembicaraan, yaitu sebagai berikut : 1. Memulai dengan mengemukakan data statistik. 2. Menyajikan anekdot (cerita lucu) 3. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan. 4. Mengemukakan kejadian-kejadian aneh. 5. Mengemukakan keistimewaan tempat. 6. Mengemukakan keistimewaan kejadian. Pola Penyajian Penggunaan pola penyajian harus disesuaikan dengan tema dari pesan yang disampaikan. Ada beberapa macam pola penyajian, yait yaitu u sebagai berikut : 1. Pola waktu (Time order) 2. Pola tempat (Space order) 3. Pola sebab musabab (reasoning order) 4. Pola pemecahan masalah (Problem solving order) 5. Pola pokok bahasan (Topical order) 25 6. Pola aspek (Aspect order) 7. Pola kombinasi Pola Waktu Yang dimaksud dengan penyampaian pesan dengan pola waktu adalah suatu pembicaraan yang urutannya menggunakan urutan waktu Contohnya: Menerangkan tentang keberadaan perusahaan dari mulai berdirinya perusahaan sampai dengan saat pembicaraan berlangsung dan keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan usahanya dan produk-produk terbarunya. Pola Tempat Yang dimaksud dengan penyampaianpesan dengan pola tempat adalah penyajian yang urutannya menggunakan aturan tempat. Contohnya: Menjelaskan tentang keberhasilan perusahaan dalam pemasaran hasil produknya diberbagai tempat misalnya ditempat asalnya di Indonesia, selanjutnya di luar negeri Amerika, Eropahdan Timur Tengah. Pola Sebab Musabab Pola sebab musabab yaitu pola penyajian yang urutannya menitik beratkan kepada penelusuran sebab musabab sehingga terjadinya akibat. Contohnya: Perusahaan yang memproduksi susu yang berkalsium tinggi menjelaskan kepada masyarakat kenapa kita kita perlu perlu mengkonsumsi mengkonsumsi kalsium. Mulanya dijelaskan tentang kondisi tubuh manusia dan hal-hal yang dibutuhkan tubuh sampai kepada kebutuhan tulang terhadap kalsium. Jadi terlihat jelas sebab musabab kenapa harus mengkonsumsi susu yang berkalsium tinggi yang dihasilkan oleh perusahaan ini. Pola Pemecahan Masalah Pola ini digunakan bila pesan yang disampaikan merupakan masalah yang pemecahannya diharapkan dapat diterima oleh para audiens/komunikan. Dalam penyampaian pesannya penguraiannya dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 26 1. Pertama-tama utarakan masalah yang dihadapi. 2. Menyusun suatu criteria. 3. Mengemukakan sejumlah data. 4. Mengemukakan alternative-alternatif atau kemungkinan-kemungkinan pemecahannya. 5. Memilih pemecahannya yang terbaik. Pola Pokok Bahasan Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah yang merupakan suatu topic (pokok bahasan). Urutan penyajiannya penyajiannya dengan m mengemukakan engemukakan terlebih terlebih dahulu keseluruhan dan selanjutnya membahas bagian-bagiannya. Contoh: Dalam membahas tentang program perusahaan secara keseluruhan secara garis besar, lalu dibahas bagian-bagian dari program yang akan dilaksanakan secara rinci. Pola Aspek Pola ini digunakan untuk menguraikan suatu masalah dilihat dari aspek tertentu. Contoh: Pentingnya berolahraga ditinjau dari aspek kesehatan, aspek keindahan dan aspek pergaulan. Hal ini dikemukakan dikemukakan karena ada kaitannya dengan produk alat kebugaran yang dihasilkan perusahaan. Pola Kombinasi Apa bila pembahasan cukup luas, biasanya selalu digunakan penggabungan beberapa pola. Penggunaan macam-maca macam-macam m pola ini disebut disebut menggunakan pola pola kombinasi. Contoh: Pembahasan tentang perusahaan dengan mengemukakan sejarahnya, letak lokasinya, sebab-sebab perusahaan didirikan dan selanjutnya operasionalnya. 27 D.Cara Pelaksanaan Penyampaian Pesan Pada pelaksanaannya pesan dapat disampaikan dengan 2(dua) cara, yaitu: 1. Redudancy / repetition 2. Channalizing. Untuk lebih jelasnya cara tersebut dibahas secara rinci berikut ini. Redudancy/Repetition Metode redundancy atau repetition adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ngulang pesan kepada khalayak khalayak (Anwar Arifin, 1984:73) Pada pelaksanaan cara ini untuk kalimat-kalimat yang penting dalam pesan harus sering diulang diulang pengucapannya atau penyampainnya. Manfaat yang dapat dihasilkan menggunakan teknik ini adalah: 1. Komunikan akan lebih memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras dengan pesan yang diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian. 2. Komunikan(pendengar) tidak akan mudah melupakan hal yang penting yang disampaikan berulang-ulang itu. 3. Pembicara dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang tidak disengaja dalam penyampaian sebelumnya. Dalam melakukan pengulangan harus diperhitungkan persentase pengulangannya, untuk menghindari adanya kebosanan dari komunikan (komunikan). Pengulangan yang terlalu sering hal ini bias membosankan pendengar dan merusak konsentrasinya dalam mendengarkan pesan tersebut. Cannalizing Untuk mempengaruhi khalayak terlebih dahulu mengerti tentang kerangka referensi dan lapangan pengalaman dari khalayak tersebut dan kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan itu (Anwar Arifin, 1984:74). Dalam pembuatan pesannya pembicara harus menyesuaikan pesannya dengan kepribadian pendengar. Hal ini dilakukan untuk memberikan penghargaan dan rasa senang senang kepada pendengar. pendengar. Apa bila apa yang ada pada seseorang dihargai, maka orang tersebut akan senang terhadap yang menghargainya, menghormatinya menghormatinya dan memperhatikannya. memperhatikannya. Jika kondisi ini ini telah dimunculkan, maka barulah peluang kounikasi dapat dimulai dengan merubah 28 sedikit demi sedikit apa yang ada pada pendengar kearah yang diinginkan pembicara. Metode ini digunakan apa bila pada awalnya sudah ada pertentangan pendapat antara pembicara dan pendengar. Dengan adanya pertentangan pendapat inilah, maka pembicara harus menghargai, menghormati dan memperhatikan pendengarnya dan inilah yang membuat komunikasi dapat terbuka dan dengan demikian peluang pembicara untuk memasukkan pesannya mempengaruhi pendengar sangat besar E. Teknik Pembuatan Pesan (Kata-kata) Untuk mendapatkan efek atau hasil komunikasi yang baik, sesuai dengan apa yang diinginkan komunikator (pembicara), maka harus diketahui bagaimana cara pembuatan pesan atau penyusunan kata-kata yang tepat sesuai dengan sasarannya. Dalam pembuatan pesan (kata-kata) tersebut ada beberapa metode yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Primary Appeals 2. Selective Appeals 3. Emotional Appeals 4. Rational Appeals 5. Positive Appeals 6. Negative Appeals (Britt Lucas, 1950). Primary Appeals Primary Appeals, adalah metode yang menekankan pada type produksi yang dipasarkan. Metode ini umumnya dipergunakan untuk memperkenalkan suatu type baru dari suatu produk, yang menonjolkan spesifikasi dari produk tersebut Contoh: Honda Scoopy mesin V-Matic dengn PGM-FI, mesin SOHC 110 cc berpendingin kipas dengan teknologi injeksi PGM-FI dengan pembakaran bahan bakar sempurna sehingga lebih bertenaga dan irit bahan bakar serta ramah lingkungan dengan standar emisi EURO 3. Selective Appeals Selective Appeals , adalah metode yang menekankan pada merek dan produknya serta memperkenalkan kelebihan-kelebihan dari produk tersebut. Contoh: 29 Honda sepeda motor yang tau gaya dan selera, irit bahan bakar, mudah onderdilnya dan yang sudah sudah dipakai tinggi harga jualnya. Bagaimanapun Honda tetap lebih unggul. Gunakan sepeda moto motorr Honda untuk alat alat transportasi transportasi anda Emotional Appeals Emotional Appeals, adalah cerita yang lebih diarahkan kepada emosi (perasaan) komunikan (pendengar) dibandingkan ratio dan intelektualnya. Contoh: Kau kelihatan begitu anggun dan mempesona. Apa sih rahasianya ? Aku selalu menggunakan VIVA COSMETIK untuk kecantikanku. Dengan VIVA COSMETIC penampilanku selalu beda. Rational Appeals Rational Appeals, adalah cerita yang diarahkan kepada pemikiran/ratio dari komunikan (pendengar) dan membebaskannyauntuk menentukan pilihan. Contoh: Anda terserang panas dalam, minumlah ENKASARI, mengandung ekstrak daun sirih, daun saga dan akar kayu manis yang dapat menyembuhkan panas dalam. Minumlah 3 kali sehari, panas dalam jadi jadi hilang. Positive Appeals Positive Appeals, adalah metode yang menunjukkan pada kegunaan dan manfaat suatu produk bagi calon konsumen/ konsumen. Contoh: Untuk membersihkan debu dilantai, dikarpet atau tempat lainnya dengan menggunakan sapu biasa biasa memang kelihatan kelihatan bersih. Coba anda uji kebersihannya ! Sapukan jari anda kelantai, kelantai, anda bisa rasakan rasakan dan lihat debu masih ada. Sekarang dengan teknologi modern alat penyapu penyapu elektrik ELECTROLUX dengan daya sapu yang dahsayat membersihkan member sihkan debu sampai tuntas. Dengan ELECTOLUX ELECTOLUX anda dapat dapat banyak manfaatnya, membersihkan paling bersih, hemat tenaga dan biaya. Negative Appeals Negative Appeals adalah penggunaan kata-kata yang ditujukan untuk menimbulkan kesan atau perasaan yang tidak menyenangkan pada komunikan (pendengar) apa bila tidak menerima atau menggunakan idea yang disampaikan (komunikator) pembicara. Titik tolaknya adalah menghilangkan kesusahan, kengerian dan yang tidak menyenagkan lainnya. 30 Contoh: Debu dan kutu-kutu yang sangat halus banyak bertebaran dirumah, dilantai, ditempat tidur, dikursi, dikarpet dikarpet dan tempat lainnya. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika dibersihkan dibersihkan dengan sapu biasa, abu, kutu-kutu akan akan beterbangan. Akibatnya terhirup oleh kita dan pernafasan kita pun pun terganggu. Anda bisa bisa bayangkan bayangkan bagaimana bagaimana debu dan kutu-kutu masuk dalam pernafasan kita. Saluran pernafasan dan paru-paru dapat terserang penyakit seperti Bronsitis Bronsitis atau TBC. Jika anda tidak inginkan inginkan hal ini terjadi, gunakan alat pengisap debu dari ELECTROLUX. ELECTROLUX. Membersihkan rumah anda anda dengan aman, debu dan kutu-kutu hilang total. Wujudkan kebersihan dan kesehatan dirumah anda dengan ELECTROLUX. BAB VII MEDIA KOMUNIKASI 31 Dalam kegiatan komunikasi bisnis media merupakan sarana dalam penyampaian pesan dari produsen (komunikator) kepada calon konsumen / konsumen (komunikan). Media komunikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan komunikasi bisnis dapat berupa media massa cetak, media massa elektronik, media elektronik non massa massa , media cetak non massa, media kelompok, media antar pribadi, pribadi, maupun media media radisional. Untuk meng mengetahui etahui dari masing-masing media media tersebut,maka berikut berikut ini diberikan penjelasannya. penjelasannya. 1. Media Massa Cetak Media massa cetak merupakan media yang diterbitkan oleh perusahaan surat kabar atau perusahaan majalah dalam bentuk suratkabar atau majalah. Untuk penyampaian pesan bisnis dalam bentuk iklan dari produsen kepada khalayak, produsen menyewa ruang pada media massa cetak tersebut. 2. Media Massa Elektronik Media massa elektronik dapat berupa radio siaran, televisi, internet dan film. Penyampaian pesan bisnis dalam bentuk iklan dari produsen kepada khalayak, produsen menyewa waktu waktu pada media massa tersebut 3. Media Elektronik Non Massa Media elektronik non massa dapat berupa telepon, hand phone, computer. 4. Media Cetak Non Massa Media cetak non massa dapat berupa bulletin, brosur, buku, pamphlet, selebaran dll. 5. Media Kelompok Media kelompok dapat berupa kegiatan diskusi, kegiatan rapat, seminar, ceramah dll. Dalam kegiatan komunikasi diperusahaan media rapat paling sering digunakan untuk membahas tentang hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan perusahaan. Sehubungan dengan sering sering digunakan media rapat rapat ini, maka disini dibahas hal-hal yang berkenaan dengan media ini secara rinci. Macam-macam rapat a. Rapat penjelasan 32 Rapat penjelasan adalah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para peserta rapat. Pada rapat ini pimpinan rapat memberikan penjelasan kepada para peserta rapat dan selanjutnya mendiskusikan apa yang telah dijelaskan untuk kesempurnaannya. b. Rapat pemecahan masalah Rapat ini bertujuan untuk mencari pemecahan tentang masalah yang dihadapi. Dalam rapat ini pimpinan rapat harus benar-benar menguasai masalahnya. Pimpinan dan anggota rapat harus menyediakan data yang berkenaan dengan masalah yang dibahas. Pada rapat ini para anggota diminta untuk memberikan masukan, kritik dan saran sesuai dengan masalah yang diba dibahas. has. Data yang sudah ada pada ketua dan anggota dibahas dan didiskusikan yang selanjutnya diambil keputusan pemecahan masalahnya. c. Rapat perundingan Rapat perundingan adalah rapat yang diadakan guna merundingkan suatu permasalahan yang mungkin tidak dapat dpecahkan individu (Tarsis Tarmudji, 1988:30) Diadakannya rapat perundingan, biasanya karena adanya perselisihan atau perbedaan pendapat antara orang diluar perusahaan dengan pihak perusahaan atau pihak perusahaan dengan pihak buruh. Persyaratan rapat yang baik Untuk menciptakan suasana rapat yang baik, dan mendapatkan hasil keputusan rapat yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Suasana terbuka. Suasana terbuka yang dimaksudkan adalah pimpinan rapat dan anggota rapat siap menerima dan memberikan informasi. Dengan demikian setiap informasi yang disampaikan benar-benar diperhatikan dan dianalisa. 2. Berpartisipasi penuh. Pimpinan rapat dan anggota rapat berperan aktif ambil bagian dalam proses rapat tersebut. 3. Terkontrol dan terbimbing. Pimpinan rapat harus senantiasa membimbing dan mengontrol jalannya rapat, sehingga sehingga rapat berjalan berjalan dengan tertib dan dan lancer. 4. Perdebatan dengan adu argumentasi. 33 Untuk mencari kebenaran didalam rapat harus ada adu argumentasi dari peserta rapat, sehingga dapat diketahui mana yang terbaik dan mana yang benar untuk dapat diambil sebagai masukan dalam pengambilan keputusan rapat. Oleh karena itu dalam rapat harus dihindari perdebatan yang bersifat emosi. 5. Pernyataan singkat padat dan jelas. Setiap peserta rapat dalam mengajukan pernyataan harus pada pokok persoalan atau tepat pada sasarannya dan tidak bertele-tele. Keterbatasan waktu pada rapat dan banyak peserta rapat yang mengajukan pertanyaan dan pernyataan, maka pertanyaan dan pernyataan harus disampaikan secara singkat, padat dan tepat sasaran. 6. Bersifat demokratis dan hindari monopoli. Setiap peserta rapat harus mempunyai kesempatan yang sama dalam menyampaikan tanggapan dan pertanyaan. Oleh sebab itu harus dihindari adanya monopoli dari seseorang atau beberapa orang dalam menyampaikan pertanyaan dan tanggapan. 7. Ada kesimpulan dan keputusan rapat. Dalam pelaksanaan rapat harus ada kesimpulan dan keputusan rapat yang diambil dan disetujui bersama. Fungsi pimpinan rapat Sebagai pimpinan rapat harus mengetahui apa fungsinya pada penyelenggaraan rapat tersebut. Adapun fungsi pimpinan rapat adalah adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pengarah. Pimpinan rapat harus mampu mengarahkan rapat pada tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu pimpinan rapat harus banyak memiliki data dan mempunyai konsep pemecahan masalahnya. 2. Sebagai layar pemantul. Sebagai pimpinan rapat harus cakap dan mampu meneruskan pembicaraan dari satu anggota rapat ke anggota rapat yang lain. Oleh sebab itu pimpinan rapat harus dapat mengambil intisari pembicaraan. 3. Sebagai penengah. Apa bila terjadi adanya ketegangan yang biasanya karena perbedaan pendapat, maka sebagai pimpinan rapat harus mampu bertindak 34 mengatasi ketegangan secara adil, dalam arti pendapat yang terbaik yang dipakai. 4. Sebagai pencari jalan Apa bila dalam penyelenggaraan rapat didapati jalan buntu dalam pemecahan masalanya atau pembicaraan keluar dari tujuan pokok, maka pimpinan rapat harus mampu mengambil inisiatif jalan keluarnya sehingga dapat teratasi. 5. Sebagai pemberi semangat Pimpinan rapat harus mampu memotivasi anggotanya agar bersemangat dalam penyelenggaraan rapat. 6. Sebagai penyimpul dan penentu putusan. Pimpinan rapat harus mampu untuk menyimpulkan hasil pembicaraan didalam rapat dan sekaligus menetapkan keputusan rapat. Fungsi peserta rapat Peserta rapat yang merupakan sumber masukan berupa data, saran maupun kritikan adalah menentukan behasil tidakny penyelenggaraan dan hasil keputusan rapat. Oleh karena itu para peserta rapat harus benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi peserta rapat adalah sebagaiberikut : 1. Sebagai penyumbang pendapat. Sebagai peserta harus berinisiatif untuk mengemukakan pendapatpendapatnya yang sesuai dengan masalah yang dibicakan dalam rapat. Oleh karena itu sebagai peserta rapat harus mengamati dengan cermat setiap pembicaraan agar pendapat yang disampaikan lebih baik dan terarah pada masalah yang dibicarakan. 2. Sebagai penyumbang data. Sebelum rapat dilaksanakan harus membawa data yang diperlukan untuk pembicaraan dalam rapat. Sewaktu berlangsungnya rapat, maka data tersebut tersebut disampaikan. Data tersebut sangat penting untuk pemecahan masalah yang dibahas dalam rapat. 3. Sebagai pembantu penyimpul dan perumusan kesimpulan. Peserta rapat dapat membantu pimpinan rapat untuk membuat kesimpulan apa yang telah dibicarakan dalam rapat. 4. Sebagai pembantu pimpinan rapat. Peserta rapat dapat membantu pimpinan rapat, misalnya membantu mengarahkan pembicaran, member semangat atau hal-hal yang lainnya. 5. Sebagai penerima hasil keputusan. 35 Peserta rapat harus dapat menerima hasil keputusan rapat yang telah dibicarakan secara konsekwen dan siap menjalankan keputusan tersebut. Cara pengendalian rapat Dalam pelaksanaan rapat ada tiga cara pengendalian jalannya rapat yang dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut : 1. Pengendalian bebas terbatas 2. Pengendalian ketat 3. Pengendalian kombinasi (Tarsis Tarmudji, 1988 :36). Pengendalian bebas terbatas Pada pengendalian cara ini yaitu mengendalikan rapat dengan cara membiarkan para peserta melakukan perdebatan dan adu argumentasi, dimana dimana tanpa harus melalui pimpinan rapat. rapat. Pimpinan rapat hanya memperhatikan dan mengambil intisari pembicaraan. Setelah dirasa sudah cukup, perdebatan dihentikan, diambil kesimpulan dan hasil keputusan rapat. Pengendalian cara ini kesannya santai dan demokratis, sehingga banyak masukan-masukan berupa pendapat dan saran-saran dari peserta rapat. Cara pengendalian ini ada sisi kelemahannya, dimana sering terjadi ada peserta yang mendominasi pembicaraan, serta dapat terjerumus kepada kekacauan. kekacauan. Oleh karena karena itu pimpinan rapat rapat harus harus selalu selalu mewaspadai kondisi ini. Pengendalian ketat Cara mengendalikan rapat secara ketat yaitu mengendalikan rapat dengan cara membatasi masing-masing pembicara. Para peserta peserta boleh berbicara, bertanya, memberikan saran, jawaban atau kritikan atas ijin pimpinan rapat dan dibatasi waktu bicaranya. Cara ini biasanya lebih efektif dalam memberikan kesempatan berbicara kepada semua peserta dan waktunya benar-benar digunakan dengan tepat. Kelemahan cara pengendalian ini terkesan terasa kaku dan peserta tidak dapat mengemukakan argumentasi atau pendapatnya secara leluasa, karena dibatasi waktu bicaranya. 36 Pengendalian kombinasi antara bebas terbatas dan pengendalian ketat. Apa bila suasana rapat dapat berjalan dengan tertib dan pimpinan rapat menginginkan banyaknya tanggapan atau ide yang masuk, maka pengendalian dapat dapat denga dengan n cara bebas terbatas. terbatas. Akan tetapi bila suasana rapat mulai terasa kacau, maka pimpinan rapat harus menggunakan pengendalian ketat. Bila suasana normal kembali, kembali, maka dapat dilakukan kembali kembali pengendalian bebas terbatas. Dalam menggunakan pengendalian kombinasi ini pimpinan rapat harus cepat tanggap terhadap suasana jalannya rapat. 6. Media Antar Pribadi Media antar pribadi berupa kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang bersifat tatap muka atau menggunakan alat. 7. Media Tradisional Media tradisional merupakan media komunikasi dalam bentuk kesenian rakyat yang dapat menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, seperti kesenian wayang kulit, ludruk, berbalas pantun, kesenian ketoprak dan yang lainnya. 8. Pameran Pameran adalah media umum yang merupakan sarana paling efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena sifatnya informative dan persuasif. Efektifnya penyelenggaraan pameran, pameran, karena para pengunjung pengunjung dapat melihat, mendengar, memegang, membuktikan dan mencoba barang yang dipamerkan. Oleh karena karena itu banyak perusahaan yang memanfaatkan pameran untuk memperkenalkan hasil produksi barang/ jasa yang dihasilkannya. dihasilkannya. Pameran dalam penyelenggaraannya, dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi sebagai berikut : a. Berdasarkan jenisnya 1. Pameran barang Pada pameran ini diperkenalkan barang-barang hasil perusahaan kepada public. public. Tujuan dari pameran barang ini adalah untuk untuk memperkenalkan dan memotifasi public agar membeli barang yang dipamerkan. Misalnya pameran mobil, pameran buku, pameran lukisan, pameran barang-barang elektronik. 2. Pameran kegiatan 37 Pada pameran kegiatan yang dipamerkan adalah proses suatu kegiatan, walaupun pada pameran ini ada barang-barang yang dipajangkan, tetapi itu hanya sebagai penunjang proses kegiatan yang dipamerkan. dipamerkan. Misalnya pameran pers, pameran pameran lalulintas. lalulintas. Adakalanya perusahaan memanfaatkan memamerkan barang hasil produksinya sebagai sarana penunjang terjadinya proses kegiatan itu. b. Berdasarkan sifatnya 1. Pameran khusus Pameran yang sifatnya khusus adalah pameran yang diselenggarakan secara mandiri oleh suatu organisasi tertentu, lembaga, perusahaan perusahaan ataupu ataupun n instansi. instansi. Misalnya pameran yang diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Buku, pameran otomotif yang diselenggarakan oleh produsen mobil Toyota. 2. Pameran bersama Pameran bersama diselenggarakan dengan maksud untuk menghemat biaya penyelenggaraan, karena pameran ini dikelola oleh beberapa organisasi dalam bidang yang sama atau dengan tujuan yang sama. Misalnya saja pameran pameran pembangunan pembangunan yang pesertanya terdiri dari instansi-instansi pemerintahan dan jawatan-jawatan. 3. Pameran umum Pameran yang sifatnya umum yaitu pameran yang diikuti atau dengan peserta siapa saja dan memamerkan barang dan jasa apa saja atau beraneka ragam. Misalnya Medan Fair, Fair, Jakarta Fair. c. Berdasarkan frekwensinya 1. Pameran berkala Pameran ini diselenggarakan secara berkala, misalnya setiap tahun atau pada priode-priode tertentu. 2. Pameran insidental Pameran ini diselenggarakan secara incidental, apa bila dianggap perlu atau ada kesempatan. kesempatan. Misalnya dalam rangka hari hari ulang tahun perusahaan, maka dibuat acara pameran dihalaman perusahaan, atau lokasi perhotelan. d. Berdasakan lingkup geografis 1. Pameran lokal Pameran ini diselenggarakan disuatu daerah atau kota untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan organisasi atau hasil produksi dari perusahaan-perusahaan lokal. Pada pameran ini terkadang ada perusahaan yang bertaraf 38 nasional maupun internasional ikut serta, dimana perusahaan itu perlu menginformasikan kepada masyarakat sekitarnya tentang produksi dan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitarnya. 2. Pameran nasional Pameran ini diselenggarakan dengan peserta dari berbagai wilayah yang berada dalam satu negara. Pada pameran ini terkadang ada juga hasil produksi dari negara lain yang ikut dipamerkan. Misalnya pameran di Jakarta Fair. Fair. 3. Pameran internasional Pameran ini sering disebut dengan Exposition atau disingkat EXPO. Peserta pameran ini terdiri dari Negara-negara dari sel seluruh uruh dunia yang memamerkan hasil produksinya maupun kegiatannya yang bertaraf internasional. Perencanaan Penyelenggaraan Pameran Untuk penyelenggaraan kegiatan pameran, maka perlu adanya perencanaan pameran yang baik agar pameran tersebut dapat terselenggara sesuai dengan apa yang diinginkan. diinginkan. Dalam membuat perencanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu : 1. Menentukan tema pameran Setiap pameran harus ada temanya, hal ini sangat penting keran barkaitan dengan perlengkapan perlengkapan yang harus harus diadakan. diadakan. Tema ters tersebut ebut bias bias yang menyangkut promosi, pendidikan, kesehatan dan yang lainnya. 2. Mengadakan penelaahan Penelaahan yang dimaksud adalah mencari data atau tentang tempat penyelenggaraan pameran, fasilitasnya, situasinya dan lain sebagainya yang berkaitan dengan dengan pameran yang akan diselenggarakan. Pencarian da data ta ini sangat penting untuk membahas persiapan-persiapan yang akan dilakukan. 3. Menetapkan rancangan (design) Untuk menarik perhatian para pengunjung, maka stand atau ruangan pameran perlu ditata ditata dengan baik. Untuk penataan penataan ini diperlukan diperlukan seorang perancang (designer) yang professional. professional. Selain penataan ruangan, juga penataan letak barang-barang yang dipamerkan serta fantasi-fantasinya. 4. Menentukan kontraktor Untuk pembuatan stand pameran perlu menggunakan pemborong (kontraktor) atau kalau standnya sudah tersedia, maka diperlukan pemborong yang mengerjakan penataan ruangan. Pelaksanaan kerjanya disesuaikan dengan rancangan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 39 Dalam menentukan pemborong, maka perusahaan perlu menggunakan para kontraktor/pemborong untuk mengajukan penawaran yang nantinya akan dipilih mana yang dipakai. 5. Menentukan jenis barang yang dipamerkan Barang/jasa yang dipamerkan harus sesuai dengan tema pamerannya dan juga disesuaikandengan besarnya ruangan yang menyangkut jumlah barangnya. 6. Menentukan personel Pada penyelenggaraan pameran diperlukan para petugas yang berada di stand pameran maupun diluar stand pameran, misalnya supir dan petugas lainnya. Untuk petugas yang yang berada di stand pameran harus harus mampu mampu berkomunikasi dengan baik dan menguasai informasi-informasi tentang barang/jasa yang dipamerkan, dipamerkan, serta bersikap ramah. Selain itu petugas pameran harus berpenampilan menarik. menarik. Persyaratan ini diperlukan, karena karena petugas stand pameran sebagai juru penerang atau juru promosi. 7. Mempersiapkan bahan tulisan Bahan-bahan tulisan dalam pameran dapat berupa brosur, poster atau yang lainnya. Kata-kata yang digunakan digunakan pada bahan bahan tulisan tulisan tersebut harus sedarhana, mudah dipahami, menggunakan gambar yang menarik yang disesuaikan dengan barang/jasa yang dipamerkan. 8. Menetapkan anggaran pameran. 40 BAB VIII EFEK KOMUNIKASI Efek komunikasi yang merupakan akibat dari kegiatan komunikasi dapat terwujud dalam bentuk efek ps psikologis ikologis dan umpan balik (feed back). back). Untuk mengetahui lebih jelas tentang efek psikologis dan umpaun balik (feedback) berikut ini diberikan penjelasannya. A. Efek Psikologis Efek psikologis merupakan tahapan perubahan-perubahan yang terjadi pada komunikan akibat penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator (pembicara). Perubahan sikap tersebut dapat terjadi dalam beberapa tingkatan sebagai berikut : 1. Menaruh perhatian (Attention) Yaitu menimbulkan perhatian komunikan terhadap pembicara dan pesannya. 2. Menaruh minat (Interest) Yaitu menimbulkan minat komunikan terhadap pesan yang disampaikan. 3. Timbulnya keinginan (Desire) Yaitu munculnya keinginan komunikan untuk memiliki atau mengikuti ide yang disampaikan komunikator (pembicara). 4. Pertimbangan dan kepercayaan (Believe and confiction) Yaitu penilaian dan pertimbangan dari komunikan terhadap ide yang disampaikan oleh komunikator. 5. Tindakan (Action) Yaitu tindakan dari komunikan menerima, menggunakan atau tidak idea yang ditawarkan komunikator (pembicara) 6. Kepuasan (Satisfaction) Yaitu adanya kepuasan komunikan dalam menggunakan atau mengikuti idea yang ditawarkan komunikator (pembicara) Suatu pesan dikatakan efektif atau pengaruhnya positif, apa bila keseluruhan tahapan tahapan psikologis psikologis tersebut tersebut dapat dilalui. Tahapan awal awal untuk untuk menaryang paling pentingik perhatian perhatian komunikan komunikan merupakan merupakan hal . Hal ini dikarenakan tahapan ini merupakan kunci untuk membuka jalur komunikasi, dimana adanya perhatian komunikan terhadap pesan yang disampaikan dan dengan demikian demikian komunikan komunikan masuk dalam suasana komunikasi. Apa bila 41 tahapan pertama ini dapat dicapai, maka tahapan kedua dapat dimasuki yaitu timbulnya minat komunikan untuk mengikuti terus pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pada tahapan kedua pesan-pesannya harus dapat mengunadang minat dari komunikan terhadap idea pesan yang disampaikan komunikator. Dengan munculnya minat komunikan terhadap idea pesan yang disampaikan, maka akan muncul keinginan komunikan untuk memiliki, mengikuti idea pesan tersebut. Pesan-pesan yang dapat memunculkan keinginan biasanya dapat ditujukan pada pikiran atau perasaan dari komunikan.Adanya keinginan komunikan terhadap idea-iea yang ditawarkan, maka maka akan muncul muncul rasa pertimbangan. Dalam hal ini komunikan tersebut akan mempertimbangkan apakah idea tersebut diterima, ditunda atau ditolak. Pada posisi ini ini komunikator harus mampu m menanamkan enanamkan keyakinan yang kuat pada komunikannya. Tahapan berikutnya jika pertimbangan sudah diambil, maka komunikan akan mengambil keputusan dan selanjutnya melakukan tindakan. Apa bila keputusannya menerima idea yang ditawarkan, maka tindakannya adalah menggunakan idea tersebut. Dalam menggunakan menggunakan idea itu, jika memang sesuai dengan keinginan dari komunikan, maka akan muncul rasa kepuasannya dalam menggunakan idea tersebut. Akan tetapi apa bila tidak tidak sesuai sesuai dengan keinginannya, maka komunkan akan mencari atau akan mencoba idea lain yang ditawarkan komunikator komunikator lain. Begitulah proses perkembangan efek psikologis yang terjadi akibat dari komunikasi. Agarkeseluruhan tahapan tersebut dsapat dicapai, maka perencanaan pesannya harus benar-benar baik dan juga komunikator harus mempunyai kemampuan berbicara yang baik. B. Umpan Balik (Feedback)Setiap ada komunikasi, maka umpan balik akan terjadi. Umpan balik adalah suatau proses dengan mana mana suatu sitem sitem memperbaiki atau mengoreksi tingkah laku atau perbuatan sendiri (James G. Robbins, 1986:870. Umpan balik adalah merupakan reaksi terhadap pesan yang disampaikan komunikator, bahwa komunikan (pendengar) sudah menangkap/menerima pesan dari komunikator. Dalam komunikasi umpan balik ini dapat terjadi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. External feedback, yaitu umpan balik berupa pesan dari komunikan (pendengar) yang diterima langsung oleh komunikator (pembicara) 2. Internal feedback, yaitu umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan, tetapi tetapi datang dari pesan komunikator komunikator sendiri. Misalnya 42 komunikator mengontrol adanya kesalahan kata-kata yang diucapkannya dan kemudian diperbaiki sendiri. 3. Direct feedback atau immediate feedback, yaitu umpan balik langsung dari komunikan (pendengar). Misalnya komunikan menganggukkan kepalanya sebagai pertanda mengerti tentang pesan yang disampaikan. 4. Zero feedback, yaitu umpan balik yang disampaikan komunikan, akan tetapi pesan dari komunikan tersebut tidak dipahami oleh komunikator (pembicara). 5. Neutral feedback, adalah umpan balik yang merupakan pesan dari komunikan, dimana pesannya tidak ada kaitannya dengan pesan yang disampaikan komunikator (pembicara). 6. Positif feedback, yaitu pesan yang disampaikan komunikan dalam bentuk tanggapan positif atau persetujuan terhadap pesan yang disampaikan komunikator. 7. Negative feedback, yaitu pesan yang disampaikan komunikan berupa penolakan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. 8. Indirect feedback atau delayed feedback, yaitu merupakan umpan balik yang tertunda tertunda (Alo Liliweri, 1991:161-162). Misalnya pengiriman pengiriman sura suratt tanggapan kepada redaksi surat kabar atau kepada perusahaan. Terbentuknya umpan balik ini disebabkan reaksi dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. komunikator. komunikan melakukan tindakan. Akibat reaksi pesan pesan tersebut, tersebut, maka 43 BAB IX HAMBATAN KOMUNIKASI Dalam pelaksanaan komunikasi tidak selamanya dapat berlangsung dengan baik atau mendapatkan hasil yang efektif. disebabkan oleh oleh banyak factor. Terjadinya hal seperti ini dapat dapat Ada beberapa beberapa faktor faktor yang dapat menjadi penghambat jalannya komunikasi yang merugikan aktivitas komunikasi tersebut sebagai berikut: 1. Noise factor, yaitu gangguan komunikasi yang disebabkan oleh suara. Suara tersebut dapat terjadi karena adanya suara dari komunikan (pendengar), dimana komunikan berbicara dengan temannyasewaktu komunikator sedang berbicara, atau suara kebisingan dari luar seperti suara mobil, suara pesawat terbang atau suara lainnya yang terjadi saat komunikasi berlangsung. Suara-suara tersebut mengganggu jalannya komunikasi dan pesan yang disampaikan komunikator komunikator menjadi teganggu/ terhambat sampai ke komunikan, karena kurang jelas diterima yang disebabkan gangguan suara tersebut. 2. Faktor semantic, yaitu hambatan yang disebabkan oleh factor kata-kata. Kata-kata yang ucapannya sama atau bunyinya sama, tetapi dapat memberikan arti yang berbeda bisa memberikan salah pengertian yang ditangkap pesannya oleh komunikan. Contohnya, kata gedang dalam bahasa Sunda artinya papaya dan dalam bahasa Jawa artinya pisang. Kalau si orang Sunda menyuruh si orang Jawa membeli gedang, maka akan terjadi salah penafsiran kata, maksud siorang Sunda membeli papaya tetapi yang dibeli pisang. 3. Faktor motivasi Motiv merupakan daya penggerak seseorang untuk berbuat sesuatu kepentingan seseorang akan mendorong orang itu untuk berbuat dan bersikap sesuai sesuai dengan kebutuhannya. Komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasi seseorang atau golongan, maka akan terjadi hambatanhambatan atau kesulitan-kesulitan dalam berkomunikasi. 4. Faktor Prejudice (prasangka) Bila seseorang sudah dihinggapi adanya prasangka buruk terhadap sesuatu, misalnya golongan, suku dan sebagainya, maka orang tersebut dalam penilaiannya tidak berdasarkan ratio hanya berdasarkan emosi, sentiment semata-mata dan pandangannya diarahkan pada segi-segi negative saja. Jika hal ini terjadi, maka maka akan terjadi terjadi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. 44 Dalam penyelenggaraan komunikasi harus dipertimbangkan factor-faktor yang akan terjadi terjadi hambatan-hambatan hambatan-hambatan komunikasi. Misalnya saja untuk memilih tempat diadakannya pertemuan harus terhindar dari suara kebisingan. Pesan-pesan yang disampaikan disampaikan harus dapat membangkitkan membangkitkan kebutuhannya, sehingga komunikan mau menerima pesan tersebut dan mau bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. 45 BAB X PERIKLANAN Periklanan (advertising) adalah suatu kegiatan dimana memakai atau menyewa ruang dan waktu untuk tujuan memperkenalkan suatu barang atau jasa, dimana ruang yang disewa adalah tempat atau kolom pada sebuah media massa, surat kabar, majalah, menye,wa waktu seperti menggunakan waktu siaran baik itu televise maupun maupun radio. (Tams Djayakusumah, Djayakusumah, 1982:7). Bagi dunia usaha priklanan adalah suatu kekuatan ekonomi dan social yang amat penting. Para konsumen kini semakin menganggap periklanan sebagai sumber informasi tentang produk barang atau jasa yang tersedia. Pilihan dan tindakan konsumen dapat dipengaruhi oleh periklanan yang disebarkan oleh media massa. Dunia usaha semakin bergantung pada periklanan untuk memperkenalkan produkproduk barang atau jasa-jasa baru, mempengaruhi pendapat umum untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Tams Djayakusumah, 1982:4) A. Jenis Periklanan Didasarkan pada tahapannya iklan dapat digolongkan pada tiga jenis yaitu: Pioneering (perintisan), Competitive (persaingan) dan Reminder (pengingat) (Kustadi Suhandang, 2004;93). Iklan berbentuk perintisan biasanya digunakan untuk memperkenalkan produk baru dengan menceritakan tentang apa produknya, dari apa itu bisa dibuat, dan dimana produk itu bisa diperoleh. Kunci utama dari iklan perintisan adalah memberitahukan target pasar secara informative, iklan informative demikian ditemukan untuk menarik perhatian, meyakinkan, dimana efektifitasnya tergantung kepada keputusan konsumen. Iklan competitive pada hakekatnya mempromosikan ciri-ciri khusus dan keuntungan-keuntungan penggunaan dari barang atau jasa yang ditawarkan. Sasaran pesannya adalah mengajak atau membujuk konsumen untuk memilih jenis barang atau jasa suatu perusahaan tertentu ketimbang barang atau jasa perusahaan saingannya. Iklan pengingat digunakan untuk memperkuat pengetahuan sebelumnya akan suatu produk. Iklan demikian tepat untuk menyodorkan produk atau jasa yang telah mencapai posisi terkenal dan berada dalam tahap pemantapan keberadaannya (Kustadi Suhandang, 2004;94). 2 004;94). Periklanan dalam menarik perhatiannya dapat digolongkan beberapa jenis sebagai berikut: 46 1. Price advertising, dimana konsumen dicoba ditarik dan dipengaruhi dengan mencantumkan harga yang lebih rendah dari pada harga saingannya. 2. Quality advertising, dimana ditonjolkan mutu barang produksinya. 3. Brand advertising, dengan cara menonjolkan merek pabrik atau perusahaannya, sehingga bisa diasosiasikan bahwa setiap barang atau jasa yang dihasilkannya pasti akan memuaskan sipemakainya dalam segala-galanya. 4. Prestige advertising, pariwara yang menggunakan penonjolan penggunaan barang tersebut oleh orang-orang penting atau pengusaha, instansi dan lembaga-lembaga internasional yang terkenal dan umumnya punya prestise yang lebih tinggi (Kustadi Suhandang, 2004;94). B. Perencanaan Iklan Perencanaan pembuatan iklan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Pengenalan terhadap khalayak sasaran. 2. Penetapan tujuan pemasangan iklan. 3. Penulisan naskah iklan. 4. Penyusunan anggaran biaya 5. Penentuan jadwal pemasangan atau pengkampanyean iklan 6. Pemilihan media yang akan digunakan (Kustadi Suhandang, 2004;98 C. Pelaksanaan Program Periklanan 1. Ujicoba (Pretesting) Iklan. Untuk melakukan ujicoba iklan yang yang akan dipilih dapat dilakukan dengan uji sebagai berikut : a. Uji wacana (porfolio tests), pengujian tertuju pada wacana naskah serta kelengkapan iklannya, dengan cara meminta para konsumen membacanya. Kemudian kepada mereka ditanyakan kesan-kesannya terhadap subyek-subyek yang ada pada iklan itu dan diminta memberikan penilaian melalui skala, seperti dari sangat informative sampai pada sama sekali tidak informative. b. Uji juri (jury tests), pengujian ini merupakan penilaian dengan cara memperlihatkan naskah iklan dimaksud kepada forum panel yang dihadiri para konsumen, untuk mengetahui apakah mereka menggemarinya, berapa besar perhatiannya, serta apa saja pemikiran-pemikiran mereka yang muncul. c. Uji teater (theater tests), pengujian ini dengan cara mengundang para konsumen untuk menyaksikan tayangan televisi atau pertunjukan bioskop, 47 dimana uji komersilnya juga dilakukan. Para pemerhati diminta memberikan pendapatnya tentang iklan dimaksud, baik melalui alat perekam yang digunakan selama mereka mengamatinya maupun pada kuisioner yang diterimanya setelah memperhatikan pertunjukannya (Kustadi Suhandang, 2004 : 99-100). 99- 100). 2. Penyelenggara Program Periklanan Tanggungjawab dalam hal penyelenggaraan program periklanan dapat ditangani oleh suatu lembaga atau badan manajemen tertentu yang lazim disebut agen periklanan atau biro iklan. Ada tiga tipe keagenan dengan dengan pelayanan jasa sebagai berikut : a. Pelayanan Total (Full service agency), jasa yang disediakan melakukan penelitian, pemilihan media, penyusunan naskah, dan penanganan p enanganan artistic. b. Pelayanan terbatas (Limited service agency), jasa yang disediakan spesialisasi pada salah satu aspek dari proses program periklanan. Biasanya hanya mengerjakan satu produk tertentu saja. c. Unit Pelayanan Mandiri (In house agency) , jasa yang disediakan melakukan seluruh pelayanan bagi perusahaan dimana unit (agen) dimaksud berada (Kustadi Suhandang, 2004 : 100-101).` 3. Me-lay-out Iklan Setelah iklan diuji coba, maka langkah selanjutnya me-lay-out iklan yaitu merupakan tata letak semua komponen yang harus ada dalam bentuk atau konstruksi iklan yang yang dikehendaki. Iklan dibentuk dalam konstruksi yang terdiri atas tiga bagian sebagai berikut : a. Headline merupakan judul utama utama dari seluruh seluruh naskah iklan. Biasanya ditunjukkan dengan merek dagang atau logo dari d ari produk yang diiklankan. b. Lead dikenal sebagai sari dari makna iklan dimaksud. Biasanya lead dibuat dalam bentuk tema yang terdiri dari kata-kata pesan yang mengesankan dengan tekanan tertentu dalam bentuk pemberitaan, pertanyaan atau pernyataan. c. Body merupakan kelengkapan lainnya yang menunjang tujuan dan gaya penampilan iklan dimaksud. Biasanya disajikan dalam bentuk wacana informative atau gambar atau kedua-duanya (gambar beserta informasinya). 48 Dalam membuat lay-out, ada empat jenis lay-out yang bisa dibuat yaitu : a. Balance make-up, merupakan format yang bersifat seimbang dan simetris. Lay-out iklan dibuat secara seimbang dan simetris dalam muatan seluruh konstruksinya. b.Unbalance make-up, merupakan penataan yang seimbang namun tidak simetris. Lay-out dimaksud hanya bobot komponen-komponennya saja disusun sedemikian rupa muatan seluruh konstruksi iklan itu tampak seimbang (sama berat), sedangkan bentuk gambar ataupun hurufnya sama sekali tidak serupa seperti halnya pada format balance make-up c. Cross make-up, menampilkan penataan dimana komponen-komponennya seolah-olah berada (menelusuri) jalur diagonal halaman iklannya. Seluruh konstruksi iklan tersebut seperti terbelah oleh garis diagonal bidang permukaan iklannya d. Circus make-up, menampilkan format format yang tidak teratur dan tidak tidak menentu, masing-masing komponen ingin ditonjolkan lain dari yang lain dan harus diperhitungkan factor keindahan. D. Herarkhi efek dari iklan Akibat dari pemasangan iklan akan terjadi efek sebagai berikut : 1. Awareness (mengetahui/menyadari), tahapan dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang atau mereknya. 2. Interest (perhatian/minat), tahap dimana terjadi keinginan konsumen untuk mempelajari beberapa keistimewaan barang atau mereknya itu. 3. Evaluation (penilaian), tahap dimana konsumen menilai barang atau merek dimaksud sesuai dengan perasaan harapannya. 4. Trial (percobaan), tahap dimana timbul kesungguhan konsumen untuk mengawali pembeliannya dengan mencoba memakai barang atau merek tersebut. 5. Adoption (penerimaan), tahap dimana setelah memperoleh pengalaman yang menyenangkan pada awal pembelian (percobaan) tadi, konsumen akan membeli lagi dan memakai barang atau merek itu seterusnya (Kustadi Suhandang, 2004;99). 49 DAFTAR PUSTAKA Arifin Anwar, Strategi Komunikasi, Armico, Bandung, 1984 Britt, Lucas, Advertising Psychologi And Research, Mc Graw Hill Book Company, New York, 1950 Bovee L Courtland, Komunikasi Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2003 Citrobroto Suhartin R.I, Prinsip Dan Tehnik Berkomunikasi, Bratara, Jakarta, 1989 Djayakusumah Tams, Periklanan, Armico, Bandung 19 Effendy Uchjana Onong, Human Relations Dan Public Relations Management, Alumni, Bandung, 1982. Dalam -----------------------------, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Karya CV, Bandung, 1984. __________________ _________ _________,, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis , Remadja Karya CV, Bandung, 1986 __________________ _________ __________, _, Dinamika Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Hunsaker L Phillip, Alessandra J Anthony, Seni Komunikasi Bagi Para Pemimpin, Kanisius, Yogyakarta, 1988. Hooke James & Phillip Jeremy, Siasat Menyampaikan Pesan Dengan Tepat, Kentindo Publisher, Jakarta, 2000 Kertapati Ton, Bunga Rampai Azas-Azas Penerangan Dan Komunikasi, Bina Aksara, Jakarta, 1981 ------------------------, Manajemen Penerangan, Bina Aksara, Jakarta, 1984. Lunardi AG, Komunikasi Mengena, Kansius, Yagyakarta, 1989. Liliweri Alo, Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung 1991 Malik Djamaluddin Dedy, Yosal Iriantara, Komunikasi Persuasif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994. Panuju Redi, Komunikasi Bisnis, Gramedia, Jakarta, 1995 Pace Wayne R, Faules F Don, Komunikasi Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 50 Robbins G James, Jones S Barbara, Komunikasi Yang Efektif Untuk Pemimpin, Pejabatdan Usahawan, Pedoman Ilmu Jaya, 1986. Susanto S Astrid, Komunikas Komunikasii Dalam Teori Praktek, Bina Cipta, Bandung, 1977. Siahaan SM, Komunikasi Pemahaman Dan Penerapan, PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1990 Scott Bill, Keterampilan Berkomunikasi, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1990. Suhandang Kustadi, Public Relations Perusahaan, Nuansa, Bandung, 2004 Severin J Werner-JamesW.Tankard,Jr, Werner-JamesW.Tankard,Jr, Teori Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2005. Tarmudji Tarsis, Komunikasi dunia usaha, Liberty, Yogyakarta, 1988 Tonny Greener, Kiat Sukses Public Relations Dan Pembentukan Citranya, Bumi Aksara Jakarta, 1993. Widjaya ASW, Komunikasi Dan Hubngan Masyarakat , Bina Aksara, Jakarta, 1986