Uploaded by yudi78124

Jurnal I1011151052

advertisement
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA
PUTRI DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK
NASKAH PUBLIKASI
NABILA FIRYAL ANANDA
I1011151052
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET PADA
REMAJAPUTRI DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK
Nabila Firyal Ananda1, Wilson2, Muhammad In’am Ilmiawan3
Intisari
Latar Belakang:Remaja umumnya mengalami pergolakan hidup yang
diakibatkan oleh berbagai macam perubahan, baik fisik, psikis maupun sosial.
pada saat memasuki masa remaja, seorang perempuan akan mengalami
peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk
tubuh yang ideal.Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa
pubertas adalah remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan
membangun citranya sendiri (body image) mengenai bagaimana tubuh
mereka.Hal ini mendorong remaja untuk melakukan diet. Diet adalah .kegiatan
membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk
mengurangi dan mempertahankan berat badan. Tujuan:Mengetahui apakah ada
hubungan antara body image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMA
Negeri 7 Pontianak. Metodologi:Penelitian ini bersifat korelasional dengan
menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Alat ukur
yang digunakan adalah Skala Body Image dan Skala Perilaku Diet yang dibuat
berdasarkan skala Likertdengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah purposive sampling.Hasil:Usia terbanyak 16 tahun (97,1%), IMT normal
(55,1%), waktu terakhir kali diet > 1 tahun yang lalu (46,4%),alasan diet
terbanyak yaitu agar memiliki penampilan yang menarik dan cantik (37,7%), body
image positif (55,1%), Perilaku diet sesuai (59,4%). Uji statistik menunjukkan
terdapat hubungan yang bermakna antara body image dengan perilaku diet pada
remaja putri p value = 0,048 (p < 0,05). Kesimpulan:Terdapat hubungan yang
bermakna antara body image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMA
Negeri 7 Pontianak.
Kata Kunci: Remaja Putri, Body image, perilaku diet, IMT.
1) Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
Pontianak, Kalimantan Barat.
2) Departemen Psikiatri, Rumah Sakit Jiwa Kota Singkawang, Kalimantan Barat
3) Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas
TanjungpuraPontianak, Kalimantan Barat.
2
BODY IMAGE PERCEPTION CORRELATED WITH FEMALE
ADOLESCENT DIETARY BEHAVIOUR IN SMA NEGERI 7
PONTIANAK
Nabila Firyal Ananda1, Wilson2, Muhammad In’am Ilmiawan3
Abstrack
Background: Teenagers generally experience a turmoil life caused by a variety of
changes, both physical, psychological and social. When entering adolescence, a
girl will experience an increase in body fat which makes her body more distant
from the ideal body shape. One of the psychological aspects of physical changes
during puberty is that teenagers are become very concerned about their bodies
and build their image (body image) about how their bodies are supposed to be.
This encourages them to go on a diet with the aim of reducing food intake and
maintaining weight.Objective: To find out whether there is a relationship between
body image with dietary behaviour in adolescent girls in SMA Negeri 7
Pontianak. Method: This is correlational research by using quantitative methods
with a cross-sectional design. The measuring instruments used are the Body
Image Scale, and Diet Behavior Scale, which is made based on a Likert scale.
Purposive sampling is the sampling technique used in this study. Results: Most
respondents were 16 years old (97.1%), the recorded average BMI (55.1%), the
last time they went on a diet> one year ago (46.4%), the most reason for doing
the diet is to have an attractive and beautiful appearance (37.7%), positive body
image (55.1%) and appropriate dietary behaviour (59.4%). Statistical tests
showed that there was a significant relationship between body image with dietary
behaviour with p-value = 0.048 (p <0.05). Conclusion: There is a significant
relationship between body image with dietary behaviour in young women in SMA
Negeri 7 Pontianak.
Keywords: Teenage Girl, Body Image, Dietary Behaviour, IMT
1) Medical Study Program, Faculty of Medicine, Tanjungpura University
Pontianak, West Borneo
2) Department of Psychiatric, Singkawang Psychiatric Hospital, West Borneo.
3) Anatomy Pathology Department, Faculty of Medicine, Pontianak
Tanjungpura University, West Borneo
3
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan individu yang
merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang
meliputi perubahan biologis, kognitif, dan psikososial.1 Menurut WHO, remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun.2
Remaja umumnya mengalami pergolakan hidup yang diakibatkan oleh
berbagai macam perubahan, baik fisik, psikis maupun sosial. pada saat memasuki
masa remaja, seorang perempuan akan mengalami peningkatan lemak tubuh yang
membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal sedangkan remaja
laki-laki menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat. Hal inilah yang
menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh remaja, khususnya remaja
putri, yaitu adalah berat badan dan penampilan diri.3 Salah satu aspek psikologis
dari perubahan fisik di masa pubertas adalah remaja menjadi sangat
memperhatikan tubuh mereka dan membangun citranya sendiri (body image)
mengenai bagaimana tubuh mereka dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitarnya.4
Body image merupakan gambaran psikis terhadap keadaan fisik seseorang,
yang menyangkut tingkah laku dan persepsi terhadap penampilan fisiknya,
kondisi kesehatan, kemampuan, serta seksualitas. Citra tubuh seseorang
mempengaruhi fungsi fisik dan psikologisnya.5Body image dibagi menjadi body
image positif dan body image negatif. Seseorang yang memiliki body image
positif akan puas terhadap dirinya sendiri, merasa nyaman, dan percaya diri
sehingga tidak sibuk memikirkan bagaimana membatasi makanan untuk menjaga
berat badannya agar tetap ideal. Seseorang yang memiliki body image negatif
menganggap tubuhnya tidak menarik, malu, dan tidak percaya diri terhadap
bentuk tubuhnya sendiri.6
Peran media dan lingkungan pergaulan serta pandangan yang ada di
masyarakat membawa pengaruh yang besar dalam mendorong seseorang untuk
sangat peduli pada penampilan dan citra tubuhnya.7 Suatu survey yang dilakukan
di Australia terhadap 14.461 orang muda berusia 15-19 tahun menemukan bahwa
4
42,1% wanita remaja khawatir tentang body image dan body image adalah
masalah utama ketiga yang menjadi perhatian pribadi.8
Hal ini mendorong remaja untuk melakukan diet. Diet merupakan hal yang
tidak asing lagi bagi remaja di era modern seperti saat ini. Diet adalah .kegiatan
membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk
mengurangi dan mempertahankan berat badan.9Ada beberapa cara yang dilakukan
seseorang dengan melakukan diet, diantaranya adalah diet sehat dan diet tidak
sehat.
Diet sehat dilakukan dengan selalu melakukan olahraga secara teratur yang
efektif untuk membakar kalori sehingga berat badan akan berkurang sedikit-demi
sedikit, dan mengurangi makanan yang berlemak atau kolesterol karena
menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.10 Diet tidak sehat merupakan
suatu usaha pengurangan kalori demi mengurangi berat badan, namun cara yang
digunakan merupakan cara-cara yang memberikan efek samping negatif kepada
tubuh. Diet ini dilakukan dengan perilaku yang membahayakan kesehatan
misalnya dengan berpuasa (di luar niat ibadah) atau melewatkan waktu makan
dengan sengaja, penggunaan obat penurun berat badan, penahan nafsu makan dan
muntah dengan disengaja. Cara-cara ini biasanya dilakukan oleh orang-orang
yang berdiet semata-mata bertujuan untuk memperbaiki penampilan.11
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yonaniko terhadap 80 orang
remaja putri kelas X dan XI di SMKN Padang, didapatkan bahwa sebanyak 39
orang (40,0%) memiliki body image positif sedangkan 41 orang (51,2%) memiliki
body image negatif serta responden yang menjalani perilaku diet yang sehat
sebanyak 36 orang (45%) dan perilaku diet yang tidak sehat sebanyak 44 (55%).
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa remaja putri
yang memiliki body image negatif cenderung melakukan perilaku diet yang tidak
sehat.12
Pandangan positif terhadap tubuh adalah kunci utama yang dapat membangun
kesehatan psikologis dan perkembangan fisik pada wanita. Remaja yang memiliki
body image negatif akan membuat mereka mengalami banyak masalah dengan
5
tubuhnya, contohnya merasa tidak puas dengan tubuh yang dimiliki, gangguan
makan, melakukan diet yang terlalu ketat, depresi, dan lain-lain.10
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
hubungan antara body image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMA
Negeri 7 Pontianak. Hal itu di karenakan belum adanya penelitian yang meneliti
hubungan body image dengan perilaku diet di wilayah Pontianak serta posisi
SMA Negeri 7 berada di daerah perkotaan yang mana masih banyak remaja putri
yang sadar akan penampilannya dan berusaha untuk mengikuti segala
perkembangan gaya hidup di era modern ini.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan metode kuantitatif
dengan rancangan Cross Sectional. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Body
Image dan Skala Perilaku Diet yang dibuat berdasarkan skala Likert dengan
teknik
pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
adalah
purposive
sampling.Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 7 Pontianak pada tanggal 22
November 2019. Sampel penelitian ini adalah remaja putri kelas XI di SMA
Negeri 7 Pontianak yang berjumlah 69 orang.Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah body imagesedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku
diet.Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang kemudian
dilakukan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan metode
Chi – SquareTest.
HASIL
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat ini dilakukan untuk melihat gambaran karakteristik
remaja putri di SMA Negeri 7 Pontianak. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, didapatkan hasil karakteristik remaja putri meliputi usia, IMT,
riwayat melakukan diet, alasan melakukan diet, body image serta perilaku diet.
6
Tabel 1.Karakteristik Remaja Putri di SMA Negeri 7 Pontianak
Karakteristik
Usia
16 tahun
17 tahun
IMT
Kurus berat (<17.0)
Kurus ringan (17.0 – 18.4)
Normal (18.5 – 25.0)
Gemuk ringan (25.1 – 27.0)
Gemuk berat (>27.0)
Diet saat penelitian dilakukan
Ya
Tidak
Waktu terakhir kali diet
> 1 tahun yang lalu
1-12 bulan yang lalu
< 1 bulan yang lalu
Alasan diet
Agar lebih sehat
Agar memiliki penampilan yg
menarik dan cantik
Mencegah kenaikan berat badan
Nasihat orang tua, teman, dokter, dll
Lainnya
Body Image
Positif
Negatif
Perilaku Diet
Sesuai
Tidak Sesuai
Frekuensi
Persen (%)
67
2
97,1
2,9
2
5
38
11
13
2,9
7,2
55,1
15,9
18,8
18
51
26,1
73,9
32
22
15
46,4
31,9
21,7
17
26
24,6
37,7
22
2
2
31,9
2.9
2,9
38
31
55,1
44,9
41
28
59,4
40,6
Berdasarkan tabel 1, didapatkan bahwa usia terbanyak yaitu 16 tahun
(97,1%), yang memiliki status IMT normal berjumlah 38 orang (55,1%), waktu
terakhir responden menjalankan diet > 1 tahun yang lalu berjumlah 32 orang
(46,4%), alasan terbanyak yang dipilih responden agar memiliki penampilan
yang menarik dan cantik berjumlah 26 orang (37,7%), yang memiliki body
7
image positif berjumlah 38 orang (55,1%) serta memiliki perilaku diet yang
sesuai berjumlah 41 orang (59,4%).
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Body Image dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri di SMA
Negeri 7 Pontianak.
Analisis bivariat ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Body
Image terhadap Perilaku Diet Remaja putri di SMA Negeri 7
Pontianak.Analisis
bivariat
pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan uji Chi-square.
Tabel 2.Hubungan Body Image dengan Perilaku Diet pada Remaja
Putri di SMA Negeri 7 Pontianak
Perilaku Diet
Body Image
Total
Tidak sesuai
Sesuai
Negatif
17
14
31
Positif
11
27
38
Total
28
41
Chisquare
p = 0.048
Berdasarkan tabel 2 Didapatkan hasil p value = 0.048 (p< 0.05). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara body image dengan perilaku diet atau H1 diterima.
b. Hubungan antara Body Image dengan IMT
Analisis bivariat ini dilakukan untuk mencari hubungan antara Body
Image terhadap IMT dengan menggunakan uji Mann-Whitney U.
Tabel 3.Hubungan antara Body Image dengan IMT
Body
Image
IMT
Normal
Kurus
ringan
Negatif
0
1
11
7
12
31
Positif
2
4
27
4
1
38
Total
2
5
38
11
13
8
Gemuk Gemuk
ringan
berat
Total
Kurus
berat
MannWhitney
U
p = 0.00
Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil p value = 0.000, lebih kecil dari taraf
signifikasi (0.000 < 0.5) maka H0 di tolak atau H1 di terima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara body image dengan IMT.
PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
Hasil penelitian mengenai gambaran karakteristik remaja putri di SMA
Negeri 7 Pontianakmeliputi usia, IMT, riwayat melakukan diet, alasan
melakukan diet, body image serta perilaku diet, didapatkan bahwa usia
responden berkisar antara 16-17 tahun, dimana responden terbanyak berada
pada usia 16 tahun (56,5%). Menurut Hurlock, usia 15-18 tahun termasuk
dalam kategori fase remaja tengah.11 Di usia ini, remaja menjadi sosokyang
sangat memperhatikan penampilannya, khususnya pada remaja putri.
Hasil perhitungan terhadap status gizi dengan membandingan berat badan
terhadap tinggi badan dalam satuan (kg/m2)12, diperoleh hasil sebanyak 38
orang (55,1%) memiliki IMT normal yang berkisar antara 18.5 – 25. Selain itu
terdapat 2 orang yang memiliki status IMT gemuk ringan (2,9%), 5 orang yang
memiliki status IMT gemuk berat (7,2%), 11 orang (15,9%) yang memiliki
status IMT gemuk ringan dan 13 orang (18,8%) yang memiliki status IMT
gemuk berat. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Irawan dan Safitri yang
menyatakan bahwa dari 90 mahasiswi, dapat diketahui terdapat 9 mahasiswi
yang memiliki IMT kurus (10%), 61 mahasiswi yang memiliki IMT normal
(68%), 9 mahasiswi yang memiliki IMT kegemukan tingkat 1 (10%), dan 11
mahasiswi memiliki IMT kegemukan tingkat 2 (12%).13
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, kebanyakan responden
memiliki status IMT yang normal disebabkan karena menerapkan pola makan
teratur yaitu 3 kali sehari dan mengkonsumsi makanan lengkap dan seimbang.
Sedangkan responden yang memiliki status IMT yang gemuk ringan dan
gemuk berat cenderung lebih memilih mengkonsumsi fast food atau cemilan
daripada makanan lengkap dan seimbang.
Karakteristik responden berdasarkan riwayat melakukan diet, didapatkan
hasil dari 69 orang responden terdapat 18 orang (26,1%) sedang melakukan
9
diet saat penelitian di lakukan dan 51 orang (73,9%) tidak sedang melakukan
diet saat penelitian di lakukan. Kemudian dari hasil waktu terakhir responden
melakukan diet, didapatkan hasil bahwa mayoritas responden sebanyak 32
orang (46,4%) menjalani diet pada saat > 1 tahun yang lalu.
Dapat disimpulkan dari total responden sebanyak 69 orang melakukan
diet walaupun rata-rata dari mereka memiliki IMT normal (68%). Ini mungkin
disebabkan karena ada rasa tidak puas dalam diri mereka terhadap
penampilannya dan ingin merubah ke bentuk tubuh yang mereka inginkan.
Menurut Safarina dan Rahayu, hasil survey terhadap 114 orang di Bandung
yang menjadi anggota dari suatu produk diet ternama didapatkan bahwa
sebanyak 78 orang (68,4%) remaja putri yang merasa bahwa dirinya gemuk
dan merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya. Namun berdasarkan hasil
perhitungan IMT didapatkan bahwa (2,56%) dari 78 orang tersebut yang
merasa gemuk memang benar-benar gemuk. Sedangkan sebanyak (11,5%)
sebenarnya kekurangan berat badan dan (85,5%) lainnya berada pada status
IMT yang normal.14
Alasan terbesar Remaja putri di SMA Negeri 7 Pontianak untuk
melakukan diet adalah agar mereka dapat memiliki penampilan yang menarik
dan cantik, jumlah responden yang memilih alasan ini sebanyak 26 orang
(37,7%). Alasan kedua terbanyak yang dipilih responden adalah mencegah
kenaikan berat badan yang berjumlah 22 orang (31,9%). Kemudian alasan
ketiga terbanyak yang dipilih responden adalah agar lebih sehat sebanyak 17
orang (24,6 %) dan alasan kelima terbanyak adalah nasihat orangtua, teman,
dokter, dll sebanyak 2 orang (2,9%). Sedangkan alasan terakhir yaitu sebanyak
2 orang lainnya (2,9%) memilih alasan karena mengikuti ekstrakurikuler dance
sehingga harus memiliki badan ideal.
Dari uraian data di atas dapat diketahui bahwa remaja putri sangat peduli
terhadap penampilan fisiknya. Setiap perempuan memiliki standar-standar
tertentu tentang sosok ideal yang didambakan. Misalnya standar cantik yaitu
perempuan yang memiliki postur tubuh tinggi, langsing, dan berkulit putih.
Pentingnya citra tubuh yang ideal tersebut tidak terlepas dari salah satu faktor
10
yang mempengaruhi yaitu adanya provokasi media, baik itu media cetak
ataupun media elektronik.15
Remaja yang memasuki masa pubertas akan mengalami perubahan
hormonal dengan menunjukkan tanda-tanda yang berupa perubahan fisik,
kematangan seksual dan emosi. Hal yang paling menonjol yang dapat dilihat
oleh diri remaja itu sendiri dan orang lain disekitarnya adalah perubahan
fisik.16 Remaja putri akan mengalami peningkatan lemak tubuh yang membuat
tubuhnya semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal, sedangkan remaja putra
menjadi lebih puas karena massa otot yang meningkat.17Perubahan fisik itu
membuat remaja putri peduli terhadap penampilannya dan menimbulkan
gambaran mengenai bentuk tubuhnya.
Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan, didapatkan bahwa sebanyak 38
orang (55,1%) memiliki body image positif sedangkan sebanyak 31 orang
(44,9%) memiliki body image negatif. Ini berarti sebagian besar responden
memiliki body image yang positif. Hasil analisa di atas sejalan dengan
penelitian dari Anastia, et al., yang melakukan penelitian di SMA Negeri 9
Manado terhadap 50 orang remaja putri, menyatakan bahwa 17 orang
responden (34%) mempunyai body image negatif sedangkan 33 lainnya (66%)
mempunyai Body Image positif.18
Remaja yang memiliki body image positif cenderung untuk mampu
menghargai dirinya sendiri dan lebih mudah untuk membangun hubungan
interpersonal dengan remaja lainnya.Hal ini sejalan dengan penelitan oleh
Fristy, yang menyatakan bahwa body image yang positif menunjukkan bahwa
remaja putri memandang dirinya sudah merasa puas akan bentuk tubuh yang
dimilikinya dan tidak pernah mengeluh tentang berat badannya, remaja putri
yang melakukan diet namun memiliki citra tubuh yang positif semata-mata
untuk menjaga berat badannya agar tetap berisi, bukan untuk kurus.19
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
sebanyak 41 orang responden (59,4%) memiliki perilaku diet yang sesuai,
namun sebanyak 28 orang responden lainnya (40,6%) masih memiliki perilaku
diet yang tidak sesuai. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
11
dilakukan oleh Yosephin, dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 54 orang responden (54%) menjalani perilaku diet yang sesuai
sedangkan 46 orang responden (46%) menjalani perilaku diet yang tidak
sesuai.20
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
sudah menerapkan perilaku diet yang sesuai untuk menurunkan berat badan
mereka. Namun beberapa responden lainnya masih memiliki perilaku diet yang
tidak sesuai. Secara medis, perilaku diet adalah perilaku pengaturan asupan
(intake) makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan tujuan yang beraneka
ragam, salah satunya adalah untuk menurunkan berat badan.21
Banyak faktor yang mempengarui perilaku diet antara lain adalah konsep
diri, lingkungan sosial, sosial ekonomi, dan pengetahuan.22. Perilaku diet yang
tidak sesuai bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai diet yang
aman dan benar serta kurangnya pengetahuan mengenai gizi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap remaja putri di SMA
Negeri 7 Pontianak didapatkan remaja yang pernah mengkonsumsi berbagai pil
diet atau jamu pelangsing berjumlah 20 orang (28,9%), remaja yang pernah
memuntahkan kembali makanannya berjumlah 11 orang (15,8%), remaja yang
sengaja melewatkan waktu makan siangnya berjumlah 32 orang (46,3%),
remaja yang lebih memilih lapar daripada menyesal setelah makan berjumlah
25 orang (36,2%) serta remaja yang pernah makan 1 jenis makanan saja dalam
sehari berjumlah 20 orang (28,9%).
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan
oleh Wal di Saint Louis University, USA kepada 2409 remaja perempuan
didapatkan data bahwa pola perilaku mengontrol berat badan yang tidak sehat
yang banyak dilakukan adalah (46,6%) remaja perempuan sengaja melewatkan
makan (sarapan, makan siang, ataupun makan malam), (16%) remaja
perempuan berpuasa untuk menguruskan badan, (12,9%) remaja perempuan
membatasi atau menolak satu jenis makanan atau lebih untuk diet yang ketat,
(8,9%) remaja perempuan menggunakan pil-pil diet atau pil-pil pengurus
12
badan, (6,6%) remaja perempuan merokok untuk menurunkan berat badan, dan
(6,6%) remaja perempuan memuntahkan makanan dengan paksa.23
Perilaku diet yang tidak sesuai ini dilakukan semata-mata dengan alasan
agar mereka memiliki bentuk tubuh ideal seperti konsep yang dibentuk oleh
lingkungan disekitarnya.24Kecenderungan remajaputri untuk melakukan diet
yang tidak sesuai disebabkan karena adanya pengaruhdari lingkungan, antara
lain teman sebaya dan tekanan dari media massa.25
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Body Image dengan Perilaku Diet Remaja Putri di SMA
Negeri 7 Pontianak.
Berdasarkan Tabel 4.2 hasil analisis data dengan menggunakan uji
Chi-square didapatkan p value = 0.048 yang artinya p < α (0.05), ini
menunjukkan bahwa data dinyatakan signifikan. Artinya terdapat hubungan
antara Body Image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMA Negeri 7
Pontianak.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prima &
Sari (2013), menggunakan subjek sebanyak 96 remaja putri yang duduk di
bangku SMP dengan rentang usia antara 12 – 15 tahun,menunjukkan adanya
hubungan positif antara ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dengan
kecenderungan perilaku diet pada remaja putri (r = 0,456 dan p < 0,01).26
Body imageadalah perilaku atau tindakan yang mengarah pada
evaluasi penilaian individu tersebut terhadap penampilan fisiknya, serta
pengalaman individu yang berupa persepsi atau pemikiran terhadap bentuk
dan berat tubuh yang dimilikinya.27Adanya konsep tubuh ideal yang
terbentuk pada remaja putri, membuatremaja mulai menyibukkan dirinya
untuk lebih memperhatikan bentuktubuh dan mengembangkan citra
individual mengenaigambaran tubuhnya. Perhatian yang cukup kuat
terhadap citra tubuh terjadi saat remaja merasatidak puas terhadap bentuk
tubuhnya, karena dapat menjadi penyebabpenurunan kepercayaan diri,
sehingga remaja akan menerapkan perilakutidak tepat dalam mencapai
bentuk tubuh ideal.28Menurut pendapat Papilia,kepedulian terhadap body
13
image yang ideal ini dapat mengarah kepada usaha obsesif seseorang untuk
mengontrol berat badannya dengan cara diet.39
Remaja putri yang menerapakan diet untuk menurunkan berat
badannya dilakukan dengan berbagai cara yang menurut mereka lebih
efektif, namun terkadang diet yang mereka lakukan bisa membahayakan
kesehatan mereka.30Para remaja biasanya cenderung salah mengartikan diet
untuk menurunkan berat badan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan
ahli gizi maupun dokter sehingga mereka tidak dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah, yang dapat membahayakan kesehatan
tubuh mereka. Hal ini mengakibatkan remaja putri melakukan diet
penurunan berat badan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan gizi
remaja.31
Remaja yang ingin melakukan diet harus memperhatikan beberapa
cara yang aman untuk menurunkan berat badannya yaitu dengan cara
mengkonsumsi sayur dan buah, mengurangi makanan yang berlemak,
meningkatkan olahraga atau aktivitas fisik,mengurangi cemilan, dan banyak
mengkonsumsi air putih. Ini dilakukan agar perilaku diet yang dijalaninya
termasuk dalam perilaku diet sehat.
Dengan demikian dapat disimpulkan, jika seseorang mempunyai body
image yang positif maka ia akan merasa puas, percaya diri dan juga
menghargai dirinya sendiri sehingga ia tidak sibuk untuk memikirkan
bagaimana caranya membatasi makanan dan merubah penampilan fisiknya.
Namun, jika seseorang mempunyai body image yang negatif, maka ia
merasa tidak puas dan ingin merubah penampilannya dengan salah satu cara
yaitu melakukan diet.6
b. Hubungan body image dengan IMT
Hasil analisis data yang telah didapat di uji dengan menggunakan uji
korelasi Mann-whitney U didapatkan pvalue = 0.000 yang artinya p < α
(0.05), oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
body image dengan IMT.
Hasil diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Serly, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
14
bermakna antara penilaian body image dengan status gizi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2014.32
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa pada responden yang memiliki body
image positif, kebanyakan mereka memiliki status IMT yang normal
sebanyak 27 orang, sedangkan responden yang memiliki body image negatif
kebanyakan mereka memiliki IMT dengan status gemuk berat sebanyak 12
orang. Body imageyang positif yaitu apabila persepsi diri responden sesuai
dengan hasil perhitungan IMT-nya dan body image yang negatif apabila
persepsi diri subjek tidak sesuai dengan hasil perhitungan IMT-nya.
Mѐriaux, et al.,menunjukkan bahwa citra tubuh yang buruk dan
turunnya tingkat kepercayaan diri dapat mempengaruhi pilihan gaya hidup
seseorang secara negatif sehingga akan meningkatkan risiko obesitas dan
overweight, serta akan lebih sulit dalam mengubah perilaku mereka.33
Sebagian besar remaja putri yangmenginginkan tubuh idealakan mencoba
berbagai cara, biasanya banyak remaja putri yang melakukan diet ketat dan
menyebabkan remaja kurang mendapatkan makanan seimbang dan bergizi.
Upaya tersebut dapat berakibat pada penurunan status gizi bila tidak
dilakukan dengan benar. Dimana asupan energi dan zat gizi kurang dari
angka kecukupan gizi (AKG) yang sudah dianjurkan.34
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan sebelumnya,
peneliti mengambil kesimpulan yaitu gambaran body image pada remaja putri di
SMA Negeri 7 Pontianak, yang memiliki body image positif sebanyak 38 orang
(55,1%) dan yang memiliki body image negatif sebanyak 31 orang (44,9%), F
Gambaran perilaku diet pada remaja putri di SMA Negeri 7 Pontianak, yang
memiliki perilaku diet sesuai sebanyak 41 orang (59,4%) dan yang memiliki
perilaku diet tidak sesuai sebanyak 28 orang (40,6%), Terdapat hubungan antara
body image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMA Negeri 7 Pontianak
serta Terdapat hubungan antara body image dengan IMT pada remaja putri di
SMA Negeri 7 Pontianak.
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
Santrock, J. W. Life-span development 14th ed. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc; 2013.
2.
World Health Organization (WHO). 2015. [cited 2019 Jan 23], ‘Adolescent
Development:
Topics
at
Glance’,
diunduh
dari
https://www.who.int/maternal_child_adolescent/en/
3.
Putri, R. P. Perilaku diet pada remaja putri ditunjau dari harga diri. Skripsi.
Fakultas psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang; 2008.
4.
Arisman. Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2004.
5.
Larsen, P.D., Lubkin, IM. Chronic illness: impact and intervention. Jones and
Bartlett Publishers. Massachusetts. 2009.
6.
Prihaningtyas, R.A. Diet Tanpa Pantangan. Cakrawala Jl. Cempaka Putih No.
8. Yogyakarta. Profil SMA Negeri 9 Manado. 2013.
7.
Cash,T.F., Pruzinsky,T. Body Image : A Handbook of Theory, Research and
Clinical. New York: Guilford Publications. 2002
8.
Mission Australia: Youth Survey. Sydney: Author; 2013. p. 1–159.
9.
Hawks, S. R. Classroom Approach for Managing Dietary Restraint, Negative
Eating Styles, and Body Image Concerns Among College Women. Journal Of
American College Health. Vol. 56, No. 4. 2008
10. Kim, M., Lennon, S. J. Content Analysis of Diet Advertisements: A CrossNational Comparison of Korean and U.S. Women’s Magazines. Clothing and
Textiles Research Journal, 2006. 24(4), 345–362
11. Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
12. Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: CV
Sagung Seto; 2004.
13. Irawan, S.D., & Safitri. Hubungan antara body image dan perilaku diet
mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi. 2014. 12(1), 18
16
14. Safarina, Risfani dan Sri Rahayu, Makmuroh. Hubungan antara Body
Dissatisfaction dengan Perilaku Diet Tidak Sehat Remaja Putri yang menjadi
Member Herbalife di Bandung. 2015.
15. Sari, T. Y. Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada
Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Sumatera Utara. 2009
16. Santrock JW. Adolescence (15th Edition). New York: McGraw-Hill
Education. 2014
17. Santrock, J.W. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Alih
bahasa oleh: Shinto B.A. dan S. Saragih. 2003
18. Anastasia, L, Yudi, I, & Franly, O. Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku
Diet pada Remaja Putri Di SMA Negeri 9 Manado, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2015
19. Fristy, F. “Citra Diri pada Remaja Putri yang Mengalami Kecenderungan
Gangguan Body Dysmorphic”. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. 2012
20. Yosephin. Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Mahasiswi Di
Salah Satu Fakultas Dan Program Vokasi Rumpun Sosial Humaniora
Universitas Indonesia. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas
Indonesia. Depok. 2012
21. Sutriandewi. Hubungan Citra Raga dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri.
Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam
Indonesia. 2003.
22. Fadlullah Abdurrahman, “Faktor-Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat
Pada Wanita Usia Dewasa Awal Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas
Mulawarman”, eJournal Psikologi, Vol. 2 No. 2. 2014. 167
23. Vander Wal, S. J. Unhealthy Weight Control Behaviors Among Adolescents.
Journal of Health Psychology. 2011
24. Jaworowska & Bazylak G. Dietary intake and body composition of female
students in relation with their dieting practices and residential status.
Advances in Medical Sciences. Vol 52. 2007
17
25. Gaskill, Deanne & Fran Sanders. The Encultured Body : Policy Implications
for Healthy Body Image and Disordered Eating Behaviours. 2000
26. Prima, Ellen., & Sari, Endah Puspita. Hubungan antara body dissatisfaction
dengan perilaku diet pada remaja. Jurnal Psikologi Integratif. 1, (1). 2013. 17
27. Cash, T.F. Cognitive-Behavioral Perspectives on Body Image. Encyclopedia
of Body Image and Human Appearance , Vol. 1. 2012
28. Rahayu, Santi Dwi, dan Fillah Fithra Dieny. Citra Tubuh, Pendidikan Ibu,
Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Gizi, Perilaku Makan dan Asupan Zat
Besi pada Siswi SMA. Media Medika Indonesiana. Vol 46, No. 3. 2012
29. Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, & R. D. Human Development
(terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Prenada Media Group. 2008
30. Alhadar, A., Indiasari, R., & Yustini. Hubungan antara body image dan
perilaku diet dengan overweight pada remaja di sma katolik makassar.
Journal Psikologi. 2014. 3 (1), 7-8.
31. Proverawati, A. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika,
Yogyakarta. 2010
32. Serly VS, Amru; Ernalia Y. Hubungan Body Image , Asupan Energi Dan
Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Riau Angkatan 2014. J FK. 2014
33. Mѐriaux B,Berg M, Hellström AL. Everyday experiences of life, body and
well-being in children with overweight. Scand J CaringSci. 2010. 24:14–23
34. Sayogo, Savitri. Gizi Remaja Putri. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2011
18
Download