Romansa di dunia modern: Kelebihan dan Kekurangan dari Online Dating Online dating atau kencan daring adalah metode mencari pasangan melalui media daring, seperti situs/aplikasi kencan (Tinder, Bumble, dll.) atau sosial media. Kencan daring sendiri merupakan metode untuk mencari pasangan yang relatif baru dalam sejarah manusia, hanya mulai muncul di awal tahun 2000-an dengan situs-situs seperti Match.com, PlentyOfFish, dan OkCupid. Meskipun demikian, popularitas dari kencan daring telah meroket di beberapa tahun terakhir. Sebuah survey dari Stanford University menunjukkan bahwa jumlah pasangan yang bertemu secara daring terus meningkat dari tahun 2000-an (Stanford University, 2017). Survey ini juga menunjukkan bahwa bertemu secara daring merupakan metode pertemuan pasangan yang paling umum dan jumlahnya paling tinggi. Hasil dari penelitian ini didukung dengan meningkatnya jumlah pengguna aplikasi kencan di seluruh dunia. Data dari Bussiness of Apps (2022) menunjukkan bahwa jumlah pengguna aplikasi kencan di seluruh dunia mencapai angka 323 juta. Peningkatan jumlah pengguna aplikasi kencan dapat diatribusikan kepada mudahnya akses terhadap smartphone dan jaringan internet di dunia. Selain itu, pandemi Covid-19 pada tiga tahun terakhir juga memicu peningkatan pengguna aplikasi kencan (Joshi, 2021). Menurut Joshi (2021), kesepian yang dirasakan oleh orang-orang di seluruh dunia akibat lockdown memicu mereka untuk mencari metode baru untuk berinteraksi dengan orang lain, oleh karena itulah penggunaan aplikasi kencan menjadi tambah tinggi. Dengan meningkatnya prevalensi kencan daring di dunia, kami harus melihat kelebihan dan kekurangan dari kencan daring agar kami dapat menyikapinya dengan baik. Paragraf-paragraf berikut akan mengulas dua hal tersebut. Finkel dkk. (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga “layanan” utama dari aplikasi kencan yang membedakannya dengan kencan tradisional, yaitu access, communication, dan matching. Finkel mendefinisikan access sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang pengguna aplikasi kencan untuk bertemu dengan banyak individu-individu lain sedangkan ia mendefinisikan communication sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai macam metode dalam sebuah aplikasi, seperti mengirim pesan instan atau menelpon. “Layanan” terakhir, matching, merupakan kemampuan aplikasi kencan untuk mencocokcocokkan pengguna dengan individu lain yang memiliki minat, sikap, dan kepribadian yang mirip melalui algoritma. Blue menganggap ketiga “layanan” ini sebagai keuntungan dalam bukunya (2020), terutama “layanan” access. Blue melihat kemampuan untuk memilih banyak opsi dan meningkatkan oportunitas mendapatkan pasangan sebagai keuntungan yang sangat jelas dari aplikasi kencan. Berhubungan dengan “access”, kencan daring juga membawa kemudahan bagi individu-individu yang memiliki opsi-opsi pasangan lebih sempit, seperti janda/duda berusia paruh baya, individu berusia 30 tahun ke atas, dan individu dengan orientasi seksual nonnormaif (Blue, 2020; Hamilton, 2016). Individu-individu tersebut pada umumnya memiliki kesulitan mencari pasangan secara tradisional karena mereka merupakan minoritas, tetapi dengan adanya kencan daring, mereka dapat menjangkau lebih banyak opsi dan menemukan pasangan yang tepat untuk mereka. Selain kelebihan-kelebihan ini, kencan daring juga dapat memberi rasa kontrol dan keamanan bagi para pengguna-penggunanya, terutama pada wanita (Vandeewerd dkk., 2016). Vandeerwerd menyatakan bahwa kencan daring memberikan penggunanya kemampuan untuk menginisiasi hubungan dengan orang yang menarik dan memberhentikannya ketika ia merasa tidak nyaman tanpa adanya tekanan sosial seperti pada kencan tradisional. Selain itu, kencan daring juga memberikan kesempatan bagi individu-individu untuk mencari informasi mengenai latar belakang opsi pasangan mereka melalui Google dan sosial media sebelum benar-benar menjalin hubungan. Hal ini dapat digunakan seseorang untuk menentukan apabila pasangannya merupakan individu yang bermasalah atau tidak dan jika memang bermasalah, ia menyelesaikan hubungan sebelum menjadi sebuah risiko (Vandeerwerd dkk., 2016). Meskipun demikian, kencan daring juga memiliki beberapa kekurangan yang berhubungan dengan keamanan. Salah satu permasalahan yang sering muncul dari kencan daring adalah penipuan. Salah satu bentuk penipuan adalah catfishing, bentuk penipuan yang dilakukan seseorang dengan membuat sebuah profil dengan identitas palsu atau persona yang tidak mencerminkan diri aslinya (Mosley dkk., 2020; Chandler & Munday, 2016). Tindakan catfishing biasanya dilakukan agar pelaku dapat menjalin hubungan dengan korban kemudian memanfaatkan korban untuk seks, pemerasan, atau kepentingan finansial seperti pinjol. Salah satu kasus catfishing yang terkenal adalah kasus Tinder Swindler, yaitu kasus di mana Simon Leviev, seorang pria dari Israel, berpura-pura menjadi anak dari seorang pembisnis berlian dan menipu banyak wanita yang ia temui melalui Tinder untuk mengirimkan dia uang. Kasus ini kemudian diangkat menjadi dokumenter berjudul The Tinder Swindler oleh Netflix. Selain penipuan, kencan daring juga bisa menjadi sebuah katalis bagi pelecehan seksual (Filice dkk., 2022; Buchanan dkk., 2022), seperti pengiriman foto alat kelamin yang tidak diinginkan (Amundsen dkk., 2021 dalam Filice dkk., 2022), ancaman dan paksaan untuk melakukan seksual (Farvid & Aisher, 2016; Kaakinen dkk., 2021 dalam Filice dkk., 2022), penguntitan (Dietzel dkk., 2021 dalam Filice dkk., 2022), dan bahkan kekerasan seksual fisik setelah bertemu dengan pasangan secara luring (Almond dkk., 2020 dalam Filice dkk., 2022). Seperti yang kita bisa lihat berdasarkan penelitian-penelitian di atas, kencan daring dapat membawa kelebihan dan kekurangan kepada pengalaman kencan seseorang. Kencan daring membuat proses bertemu dengan kencan secara lebih mudah, dapat dilakukan di mana saja, memberi kita kemamampuan untuk menyeleksi dan menyaring opsi kencan yang sesuai dengan kita, memberi kesempatan bagi individu dengan opsi kencan yang lebih sempit seperti duda/janda, serta memberi rasa keamanan dan kontrol karena kita tidak harus bertemu secara langsung. Namun, kencan daring juga Referensi Amundsen, R. (2021). ‘A male dominance kind of vibe’: Approaching unsolicited dick pics as sexism. New Media & Society, 23(6), 1465–1480. https://doi.org/10.1177/2F1461444820907025 Blue, S. (2020). The psychology of modern dating: Websites, apps, and relationships. Lexington Books/Rowman & Littlefield. https://psycnet.apa.org/record/2020-02526-000 Buchanan, N. and Mahoney, A. (2022), Development of a scale measuring online sexual harassment: Examining gender differences and the emotional impact of sexual harassment victimization online. Legal and Criminological Psychology, 27: 6381. https://doi.org/10.1111/lcrp.12197 Chandler, D. & Munday, R. (2016). A dictionary of social media (First ed.). Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-180309-3. OCLC 952388585. Curry, D. (2022). Dating app revenue and use statistics (2022). https://www.businessofapps.com/data/dating-app-market/ Farvid, P., & Aisher, K. (2016). “It’s just a lot more casual”: Young heterosexual women’s experiences of using Tinder in New Zealand. Ada: A Journal of Gender, New Media, and Technology, 10. https://adanewmedia.org/2016/10/issue10-farvid-aisher/. Filice, E., Abeywickrama, K., Parry, D., & Johnson, C. (2022). Sexual violence and abuse in online dating: A scoping review. Aggression and Violent Behavior. 67. doi:101781. 10.1016/j.avb.2022.101781. Finkel, E. J., Eastwick, P. W., Karney, B. R., Reis, H. T., & Sprecher, S. (2012). Online dating. Psychological Science in the Public Interest, 13(1), 3–66. doi:10.1177/1529100612436522 Hamilton, N. F. (2016). Romantic relationships and online dating. Applied Cyberpsychology, 144–160. doi:10.1057/9781137517036_9 Joshi, G. (2021). Online dating- A motivated behaviour during pandemic. Indian Journal of Health, Sexuality, and Culture, 6(2), 22-32. doi:10.5281/zenodo.4295667. Kaakinen, M., Koivula, A., Savolainen, I., Sirola, A., Mikkola, M., Zych, I., Paek, H., & Oksanen, A. (2021). Online dating applications and risk of youth victimization: A lifestyle exposure perspective. Aggressive Behavior, 47(5), 530–543. https://doi.org/ 10.1002/ab.21968 Mosley, M., Strickland, M., Parker, M. & Campbell, K. (2020). Adult attachment and online dating deception: A theory modernized. Sexual and Relationship Therapy. 35. doi:10.1080/14681994.2020.1714577. Standford University. (2017). How couples meet and stay together 2017 (HCMST2017). SSDS Social Science Data Collection. https://data.stanford.edu/hcmst2017 Vandeweerd, C., Myers, J., Coulter, M., Yalcin, A., & Corvin, J. (2016). Positives and negatives of online dating according to women 50+. Journal of Women & Aging, 28(3), 259-270.