MAKALAH KELOMPOK 6 E-COMMERCE MARKETING AND ADVERTISING CONCEPTS ( Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen E-commerce) Dosen pengampu : Meta Bara Berutu, S.E., M.M Disusun oleh : AJENG HARTANTI PUTRI ( 1705621105 ) BUNGA SILVANA MISELY ( 1705621069 ) KHAIRUNNISA SALSABILA ( 1705621029 ) MUHAMAD RAFLI PUTRA SANTOSA ( 1705621007 ) MICHELLE NATALIE SUSANTO ( 1705621031 ) NAMIRA PUTRI RINJANI ( 1705621009 ) FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN ANGKATAN 2021 DAFTAR ISI DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….ii BAB I ……………………………………………………………………………………1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………1 A. Latar Belakang ………………………………………………………………….1 BAB II …………………………………………………………………………………...2 PERMASALAHAN …………………………………………………………………….2 A. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...2 B. Tujuan Makalah ………………………………………………………………...2 BAB III ………………………………………………………………………………….3 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..3 A. Consumer Online : The Internet Audience and Consumer Behavior …………3 B. Digital Commerce Marketing and Advertising Strategies and Tools ….……...7 C. Internet Marketing Technologies …………………………….………………...7 D. Understanding the Cost and Benefits of Online Marketing Communications ....7 E. Studi Kasus …………………………………………………………………......7 BAB IV ………………………………………………………………………………...14 PENUTUP ……………………………………………………………………………..14 A. KESIMPULAN ……………………………………………………………….14 B. SARAN ………………………………………………………………………. 14 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………15 i KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan Makalah dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, Penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang akan memberi Syafa’atnya di akhir kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, Sehingga makalah “ Ecommerce Marketing and Advertising Concepts “ dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Ecommerce. Penulis berharap dengan makalah ini dapat menjadi refrensi bagi masyarakat Indonesia untuk memperluas bidang – bidang Teknologi pada Pemasaran dan Manajemen Ecomerce. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan – kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan meminta kritik serta saran dari pembaca maupun dosen pengajar untuk dapat menyempurnakan makalah ini. Jakarta, 2 Maret 2023 Tim Penulis Kelompok 6 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang E-commerce Marketing and Advertising Concepts berasal dari perkembangan pesat teknologi dan internet di era digital. E-commerce atau perdagangan elektronik menjadi fenomena yang semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat sebagai alternatif untuk berbelanja. Namun, dengan semakin banyaknya toko online yang bermunculan, persaingan dalam dunia ecommerce pun semakin ketat. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku bisnis e-commerce untuk memahami konsep-konsep pemasaran dan periklanan yang efektif untuk menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan. Konsep-konsep pemasaran dan periklanan dalam e-commerce meliputi berbagai strategi seperti optimasi mesin pencari (SEO), iklan berbayar (pay-per-click advertising), email marketing, media sosial, dan konten pemasaran. Setiap strategi ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target pasar dari setiap bisnis e-commerce. Dalam menjalankan strategi pemasaran dan periklanan e-commerce yang efektif, perlu juga dipahami bagaimana mengukur kinerja kampanye pemasaran dan periklanan. Beberapa metrik yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye pemasaran dan periklanan di antaranya adalah konversi, lalu lintas situs web, retensi pelanggan, dan ROI (return on investment).Dengan memahami konsepkonsep pemasaran dan periklanan e-commerce serta metrik yang digunakan untuk mengukur efektivitasnya, pelaku bisnis e-commerce dapat merancang kampanye pemasaran dan periklanan yang efektif dan berkontribusi pada peningkatan penjualan dan pertumbuhan bisnis mereka. 1 BAB II PERMASALAHAN A. Rumusan Masalah Apakah yang B. Tujuan Makalah Untuk 2 BAB III PEMBAHASAN A. CONSUMER ONLINE : THE INTERNET AUDIENCE AND CONSUMER BEHAVIOR 1. Lalu lintas Internet : Pola, Profil Konsumen Online 1) Demografi dan Akses Presentase keberagaman antara wanita dan laki-laki yang memiliki kesenjangan sosial dalam penggunaan internet menyebabkan kekhawatiran yang akan berdampak terjadinya kesenjangan digital dimasa depan. Bukan hal yang dapat dihindari bahwa adanya kesenjangan sosial dipercaya menimbulkan kesenjangan digital yang merupakan kesenjangan yang akan terjadi apabila adanya kesenjangan kelompok kaya akan teknologi dengan kelompok yang miskin teknologi. Walapun untuk saat ini, kesenjangan digital sudah banyak diperbaharui, namun hal tersebut diyakini akan terus ada dan akan terus bersangkutan dengan pendapatan, pendidikan, usia dan etnis. jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, usia, dan etnis dan yang akan memengaruhi perilaku online. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna mengatasi kesenjangan sosial di masyarakat diantaranya : a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia b. Memberi akses yang sama kepada seluruh masyarakat c. Mengoptimalkan pengolahan dan pemanfaatan sumber daya d. Pemerataan pembangunan e. Menciptakan peluang pekerjaan 3 2) Jenis Koneksi Internet : Dampak Broadband dan Seluler Dalam hal mengurangi adanya kesenjangan dalam penggunan internet, maka beberapa langkah banyak dilakukan. Adanya broadband belum cukup untuk membuat kesenjangan berkurang. Dilihat dari penelitian oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua, orang dengan tingkat pendidikan rendah, dan orang dengan pendapatan rumah tangga rendah. Penduduk pedesaan, cenderung tidak memiliki koneksi broadband. Broadband Internet adalah koneksi internet yang biasa digunakan di rumah, dengan kecepatan yang tersebar secara merata tergantung dari jumlah pengguna atau frekuensi penggunaan internet. Keuntungan dari internet broadband adalah biaya koneksi biasanya lebih murah, tetapi ketika jumlah pengguna atau penggunaan internet tinggi, kecepatan yang diterima setiap pengguna berkurang. Akan tetapi, pada kenyataannya orang yang tidak menggunakan broadband belum tentu tidak menggunakan internet. Sekitar 50% pengadopsi non-broadband menggunakan Internet, baik dari lokasi lain atau melalui smartphone. Kelompok tertentu sangat bergantung pada smartphone untuk akses online yaitu kelompok orang dewasa muda dalam kelompok usia 18-29 tahun. 3) Efek Komunitas : Penularan Sosial di jejaring Sosial Jejaring sosial merupakan salah satu pengaruh yang besar bagi pembelian secara online. Hal ini disebabkan, karena mudahnayaa informaasi yang menyebar dan juga jangkauan yang luas terhadap sesaama pengguna jaringan sosial. Jaringan sosial membentuk hubungan antar individu dengan kelompok dalam berbagai macam bentuk. 50% orang terkoneksi menengah sering berbagi kebiasaan berbelanja mereka dengan teman-teman mereka. dan diperkirakan juga untuk 40% pengguna media sosial telah membeli suatu produk setelah membagikan atau menyukainya dan akan membelinya nanti. Media sosial secara tidak langsung dipercaya dapat meningkatkan riset online, 4 dan diikuti dengan belanja offline, serta mengarahkan lalu lintas belanja ke toko fisik tempat produk yang diman aproduk dapat dilihat, dicoba, dan kemudian dibeli. 2. Model Perilaku Konsumen Ketika memahami bisnis online maka hal yang perlu fokus untuk diperhatikan adalah bagaimana konsumen berperilaku online. Ilmu yang mempelajari perilaku konsumen adalah disiplin ilmu sosial dimana ilmu ini menerapkan dan memahami bagaiman perilaku manusia ketika berada di pasar. Adapun contoh dari ilmu sosial yang terlibat adalah sosiologi, psikologi, dan Bisnis. Model perilaku konsumen memperkirakan tentang bagaimana konsumen berbelanja seperti dimana, kapan dan juga mengapa mereka tertarik untuk berbelanja. Alasan tersebut dilakukan untuk menentukan pengambilan keputusan konsumen dapat dipahami, perusahaan akan memiliki gagasan yang jauh lebih baik tentang bagaimana memasarkan dan menjual produk mereka. Model Perilaku Konsumen diantaranya : 1) Cultural Faktor ini menunjukkan bahwa minat pelanggan dibentuk oleh beberapa hal, seperti: a. Nilai-nilai dan ideologi komunitas mereka b. Kepercayaan komunitas c. Kebutuhan keluarga dan komunitas d. Kelas sosial 2) Social Model perilaku konsumen selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah social. Model ini mengacu pada teori di mana pembelian dipengaruhi oleh tempat individu berdiam dalam kelompok masyarakat, termasuk keluarga, teman, dan kelompok lain seperti orang-orang yang menyukai hal-hal serupa. Pada hakikatnya. Teori ini menjelaskan bahwa eseorang pada dasarnya akan membeli barang berdasarkan hal yang diperlukan oleh kelompok tempat mereka berada. 5 3) Psychological Model satu ini diambil dari teori Sigmund Freud mengenai psikoanalisis, di mana konsumen memiliki motif mengakar, baik sadar maupun tidak sadar, yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Motif tersebut bisa berupa ketakutan yang tersembunyi, keinginan yang ditahan, atau sekadar keperluan pribadi. Dengan demikian, pelanggan akan melakukan pembelian bila diberikan rangsangan yang tepat oleh badan usaha, seperti meluncurkan iklan di Instagram atau YouTube. 3. Profil Konsumen Online Perilaku konsumen menentukan keputusan pembelian. Oleh karena itu, pemasar harus memahami keragaman dan kesamaan perilaku konsumen. Tujuannya agar mereka bisa memasarkan produknya dengan benar sehingga konsumen bisa membelinya. Perilaku konsumen disebut sebagai studi untuk mengetahui bagaimana individu/kelompok dalam memilih, hingga menggunakan barang/jasa. Memahami perilaku konsumen, termasuk elemen penting dari sebuah strategi pemasaran. Berikut ini adalah beberapa cara untuk memahami profil konsumen online : a. Mengetahui Sasaran Konsumen b. Mengenali Keinginan Konsumen c. Mencari Informasi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Produk d. Pahami Jenis Konten Yang Disukai Oleh Konsumen e. Membuat Analisa Proses Pembelian Konsumen Terhadap Produk 4. Keputusan Pembelian Online Keputusan pembelian konsumen dibuat atas dasar keinginan dan kebutuhan dengan banyak faktor di belakangnya. Harga, kualitas produk dan citra produk dapat ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan oleh konsumen. Keputusan pembelian merupakan 6 suatu keputusan final yang dimiliki seorang konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tertentu. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menggambarkan seberapa jauh pemasar dalam usaha memasarkan suatu produk ke konsumen. Selain itu, terdapat beberapa alasan mengapa pada akhinrya konsumen memutuskan untuk membeli barang secara online yaitu utamanya adalah harga dan ketersediaan voucher pengiriman gratis. Selain itu, Belanja bebas pajak dan ketersediaan voucher cashback online juga merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan seorang konsumen membeli barang secara online. 5. Pembeli : Browser dan Pembeli Kehadiran E-Commerce merupakan sebuah peluang bagi penjual dan juga pembeli. Salah satu fungsi browser yang sangat terlihat adalah bagaimana pembeli dapat diizinkan untuk mengakses dan membiarkam penggunanya untuk melakukan pemesanan produk secara online. Dari jumlah yang besar di atas dapat dibayangkan begitu besarnya potensi perdagang online ini dalam ekonomi dunia. Di era yang sudah modern ini, pelanggan menggunakan alat komunikasi yang berbeda, terkadang beberapa alat komunikasi pada saat yang bersamaan. Pengecer online harus membuat konten informatif di situs web mereka untuk menarik browser pencari informasi, membuat konten untuk mendapat peringkat tinggi di mesin telusur, kurang memperhatikan penjualan mandiri, dan mempromosikan layanan dan produk di lingkungan media offline hal tersebut bertujuan untuk mendukung toko online mereka. 6. Apa yang Konsumen Belanja dan Beli di Online Pada saat ini, penjualan online telah menyediakan semua keperluan dan juga kebutuhan yang ditawarkan kepada konsumen. Dimana seperti yang diketahui, penjualan online dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu item besar dan juga item kecil. Item besar memuat semua kebutuhan dan 7 juga keperluan konsumen yang memiliki nilai lebih tinggi, seperti komputer, handphone, ac, laptop, dan lain – lain. Sedangkan item kecil merupakan hal yang lebih sering terjual karena selain nilai barang yang lebih rendah, item kecil banyak diperlukan dan dibutuhkan oleh kosumen seperti, Pakaian, buku, perlengkapan kesehatan dan kecantikan, perlengkapan kantor, peralatan rumah tangga, dan mainan. 7. Tindakan yang disengaja : Bagaimana Pembeli Menemukan Vendor Online Adanya iklan bergambar yang dibuat oleh penjual bertujuan untuk menemukan konsumen. Dalam hal ii tentu, pembeli online sangat sadar. Biasanya, iklan bergambar mereka berpusat pada web, mencari produk, perusahaan, dan layanan tertentu. Jadi ketika konsumen sedang online, mayoritas konsumen akan menggunakan mesin pencari sebagai metode penelitian utama mereka membeli produk. Contohnya seperti, ketika kita ingin membeli hijab secara online, maka kita menggunakan “search” di google dan dengan begitu, terdapat banyak rekomendasi toko online yang berada di aplikasi seperti shopee/tokopedia. Dengan ini, Pedagang dapat mengubah pembeli menjadi "Target" periklanan mereka, hal ini memudahkan pembeli saat mencari informasi sehingga informasi produk dapat dengan mudah disediakan dan mudah digunakan serta bermanfaat untuk pertimbangan pelanggan. 8. Mengapa beberapa orang tidak belanja online Telah disebutkan bahwa setidaknya 9% dari pengguna internet tidak berbelanja online. Hal tersebut didasari oleh Faktor utama yang disebutkan oleh mereka yang tidak membeli atau tidak membeli secara online dibagi menjadi beberapa faktor yaitu, “faktor kepercayaan", konsumen masih belum percaya dengan proses transaksi jual beli online karena konsumen tidak bisa melihat produk yang akan dibeli secara langsung. Selain itu, konsumen juga mempertimbangkan data pribadi yang diberikan untuk 8 berbelanja secara online. Ketika data pribadi telah diberikan maka pengguna akan menerima email dan pop-up yang tidak diinginkan. Selain faktor kepercayaan, faktor mitigasi juga menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam berbelanja online seperti pengiriman yang cenderung lama atau kerusakan pada saat pengantaran, pengembalian barang yang cukup susah dan memakan waktu yang banyak, serta kelengkapan produknya. 9. Kepercayaan, Utilitas, dan Peluang di Pasar Online Kunci utama dari keberhasilan sebuah bisnis adalah kepercayaan yang timbul dari konsumen terhadap produk ataupun jasa yang dijual. Konsumen harus memiliki kepercayaan bahwa produk atau jasa yang dipilihnya mampu memberikan manfaat yang terbaik baginya. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan belanja online adalah utilitas dan kepercayaan. Sebelum membeli suatu barang biasanya konsumen akan menilai mulai dari penawaran yang bagus, kenyamanan bertanya, melihat testimoni, dan juga sistem pengiriman. Dalam hal ini, dapat disimpulkan jika sebelum membeli suatu barang secara online, konsumen akan mencari utilitas. Utilitas merupakan nilai kepuasan atau manfaat yang diterima seorang konsumen dari suatu barang atau jasa yang ia konsumsi. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan perilaku oportunistik dimana umumnya penjual akan lebih pengetahuan yang lebih mengenai kualitas barang dan juga syarat penjualan dibandingkan dengan pembeli. Oleh karena itu, untuk meningkatkan rasa kepercayaan antara konsumen dengan penjual, penjual harus membangun sikap yang jujur dan adil serta menyampaikan produk yang mereka jual dengan sebenarbenarnya. Hal ini tentu membuka peluang yang besar bagi penjual. Dengan kepercayaan konsumen yang tinggi, penjual dengan mudah dapat menjual produk yang mereka jual dengan harga yang tinggi. Ketika konsumen telah memiliki kepercayaan kepada penjual, tentu harga tidak lagi menjadi masalah untuk membeli produk yang ditawarkan. 9 Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menambah kepercayaan konsumen : 1) Komunikasi Komunikasi yang baik dapat meningkatkan hubungan baik antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu, komunikasi menjadi salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh penjual. 2) Mintalah Kritik dan Saran Kritik dan saran yang diberikan oleh pembeli dapat menjadi bahan evaluasi untuk penjual. Dengan begitu, kesalahan dapat dikurangi dengan kritik serta saran dari pembeli. 3) Tunjukkan Apresiasi Apresiasi yang dapat dilakukan oleh penjual antara lain berupa potongan harga ataupun poin yang dikumpulkan oleh pembeli untuk mendapat hadiah jika sudah mencapai jumlah yang diinginkan. B. MATERI B C. INTERNET MARKETING TECHNOLOGIES Teknologi pemasaran internet adalah alat dan teknik yang digunakan untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek di internet. Teknologi pemasaran internet hadir karena adanya pasar tradisional, dimana teknologi mempengaruhi pasar tradisional menjadi ecomerce. 1. Revolusi Teknologi Pemasaran Internet Dampak Fitur Unik dari E-commerce Teknologi Pemasaran 1) Ubiquity Ubiquity mengacu pada kemampuan teknologi untuk hadir dan dapat diakses di mana saja, kapan saja, dan di perangkat apa saja. Artinya, orang dapat menggunakan teknologi untuk mengakses informasi, terhubung dengan orang lain, dan melakukan tugas dari mana saja di dunia. 2) Global Reach 10 Jangkauan global mengacu pada kemampuan teknologi untuk menghubungkan orang-orang di berbagai lokasi geografis dan budaya. Artinya, teknologi dapat digunakan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi informasi dengan individu dan organisasi di seluruh dunia. 3) Universal Standards Universal Standards mengacu pada protokol, format, dan antarmuka umum yang memungkinkan teknologi bekerja dengan mulus di berbagai platform dan perangkat. Artinya, teknologi dapat digunakan oleh orang-orang dengan perangkat keras, perangkat lunak, dan konfigurasi jaringan yang berbeda. 4) Richness Kekayaan mengacu pada kemampuan teknologi untuk menyediakan berbagai fitur, fungsi, dan layanan yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Artinya, teknologi dapat menyediakan konten multimedia, lingkungan imersif, dan interaksi yang dipersonalisasi. 5) Interactivity Interaktivitas mengacu pada kemampuan teknologi untuk memfasilitasi komunikasi dua arah dan keterlibatan antara pengguna dan sistem. Artinya, teknologi dapat memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten, layanan, dan pengguna lain secara real-time. 6) Information Density Kepadatan informasi mengacu pada kemampuan teknologi untuk menyimpan, memproses, dan menyajikan sejumlah besar data dan informasi. Artinya, teknologi dapat memungkinkan pengguna untuk mengakses dan menganalisis kumpulan data yang kompleks, melakukan pencarian yang canggih, dan menghasilkan wawasan. 7) Personalization / Customization 11 Personalisasi/kustomisasi mengacu pada kemampuan teknologi untuk beradaptasi dengan kebutuhan individu, preferensi, dan perilaku pengguna. Artinya, teknologi dapat memberikan rekomendasi yang disesuaikan, antarmuka yang dipersonalisasi, dan konten yang disesuaikan. 8) Social Technology Teknologi sosial mengacu pada platform dan alat yang mendukung teknologi yang memfasilitasi interaksi sosial, kolaborasi, dan pembangunan komunitas. Artinya, teknologi dapat memungkinkan orang untuk terhubung, berbagi, dan belajar satu sama lain dalam komunitas online dan jejaring sosial. 2. Web Transaction Logs Log transaksi web adalah catatan semua transaksi yang terjadi di server web. Log ini menangkap informasi seperti alamat IP klien, URL yang diminta, tanggal dan waktu permintaan, kode respons, jumlah data yang ditransfer, dan kesalahan apa pun yang terjadi selama transaksi. Log transaksi web penting karena berbagai alasan. Mereka dapat digunakan untuk menganalisis lalu lintas web dan perilaku pengguna, memecahkan masalah kesalahan dan masalah kinerja, memantau ancaman keamanan, dan mengumpulkan data untuk pemasaran dan analisis bisnis. Log transaksi web dapat dianalisis menggunakan berbagai alat dan teknik, seperti parser file log, alat visualisasi data, dan algoritme pembelajaran mesin. Dengan menganalisis log transaksi web, organisasi dapat memperoleh wawasan tentang keefektifan situs web mereka dan mengidentifikasi area untuk perbaikan. Mereka juga dapat menggunakan informasi ini untuk mengoptimalkan kinerja server web, meningkatkan kondisi keamanan, dan mengembangkan strategi pemasaran bertarget. 3. Supplementing The Logs : Cookies and Other Tracking Files 12 Selain log transaksi web, cookie dan file pelacakan lainnya dapat digunakan untuk melengkapi data yang dikumpulkan tentang perilaku pengguna di situs web. Cookie adalah file teks kecil yang disimpan di komputer atau perangkat pengguna oleh situs web. Mereka dapat digunakan untuk melacak aktivitas pengguna di situs web, mengingat preferensi pengguna, dan mempersonalisasi konten. Cookie juga dapat digunakan untuk tujuan periklanan, seperti menampilkan iklan bertarget berdasarkan riwayat penjelajahan pengguna. Jenis file pelacakan lainnya termasuk suar web dan tag piksel, yang merupakan file gambar kecil yang dapat melacak aktivitas pengguna dan mengumpulkan data tentang penggunaan situs web. File-file ini dapat disematkan di halaman web atau pesan email, dan dapat digunakan untuk memantau perilaku pengguna, melacak rasio klik-tayang, dan mengukur keefektifan kampanye pemasaran. Meskipun cookie dan file pelacakan lainnya dapat berguna untuk mengumpulkan data tentang perilaku pengguna di situs web, cookie juga dapat meningkatkan masalah privasi. Pengguna mungkin khawatir tentang pengumpulan data pribadi, terutama jika data tersebut digunakan untuk iklan atau tujuan komersial lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, banyak situs web sekarang memberi pengguna opsi untuk tidak mengikuti pelacakan dan menghapus cookie. Selain itu, peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa dan Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA) mewajibkan situs web untuk mendapatkan izin pengguna untuk pengumpulan data dan memberikan transparansi dan kontrol kepada pengguna atas data mereka. 4. Database, Data Warehoouse, Data Mining, And Big Data Database adalah kumpulan data terstruktur yang diatur dan disimpan dengan cara yang memungkinkan pengambilan dan manipulasi yang efisien. Database dapat digunakan untuk menyimpan berbagai jenis data, termasuk informasi pelanggan, katalog produk, catatan keuangan, dan 13 lainnya. Data Warehouse adalah tempat penyimpanan besar dan terpusat yang menyimpan data dari berbagai sumber dan dioptimalkan untuk analisis dan pelaporan yang kompleks. Gudang data dirancang untuk mendukung intelijen bisnis dan proses pengambilan keputusan dengan menyediakan tampilan data terpadu di seluruh organisasi. Data Mining adalah proses menemukan pola, tren, dan wawasan dari kumpulan data besar. Ini melibatkan penggunaan teknik statistik dan pembelajaran mesin canggih untuk menganalisis data dan mengidentifikasi hubungan antar variabel. Big Data mengacu pada kumpulan data yang sangat besar yang terlalu kompleks dan beragam untuk diproses oleh alat pemrosesan data tradisional. Data besar dicirikan oleh 3 Vs: volume, kecepatan, dan variasi. Ini mencakup data dari berbagai sumber, seperti media sosial, sensor, dan perangkat lain, dan sering digunakan untuk aplikasi seperti analitik prediktif, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan. Singkatnya, database dan gudang data digunakan untuk menyimpan dan mengelola data, sedangkan penambangan data digunakan untuk mengekstrak wawasan dari data. Data besar mengacu pada kumpulan data yang sangat besar dan kompleks yang memerlukan teknik pemrosesan lanjutan untuk dianalisis. Semua konsep ini penting bagi organisasi untuk dipertimbangkan ketika berhadapan dengan data, karena dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengambilan keputusan dan keunggulan kompetitif. 5. Hadoop And The Challenge Of Big Data Hadoop adalah kerangka kerja perangkat lunak sumber terbuka yang digunakan untuk menyimpan dan memproses kumpulan data besar dalam lingkungan komputasi terdistribusi. Ini dikembangkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh data besar, yang meliputi volume, variasi, dan kecepatan data yang harus diproses. Keunggulan utama Hadoop adalah kemampuannya untuk menyimpan dan memproses data dalam volume besar di sejumlah besar node perangkat keras komoditas, 14 yang dapat mengurangi biaya secara signifikan dibandingkan metode penyimpanan dan pemrosesan data tradisional. Hadoop menggunakan sistem file terdistribusi yang disebut Hadoop Distributed File System (HDFS) untuk menyimpan data di beberapa node dalam sebuah cluster, dan menggunakan MapReduce, model pemrograman untuk memproses kumpulan data besar, untuk mendistribusikan dan memproses data secara paralel. Meskipun Hadoop telah terbukti sebagai solusi yang efektif untuk mengelola data besar, Hadoop juga menghadirkan sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas pengaturan dan pemeliharaan klaster Hadoop. Hadoop membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, yang sulit ditemukan dan mahal untuk disewa. Tantangan lainnya adalah perlunya ilmuwan data dan analis yang ahli dalam menggunakan Hadoop dan alat terkait untuk menganalisis dan mengekstrak wawasan dari data. Hadoop juga membutuhkan investasi yang signifikan dalam perangkat keras dan infrastruktur, yang dapat menjadi penghalang adopsi untuk organisasi kecil dan menengah. Terlepas dari tantangan ini, Hadoop tetap menjadi pilihan populer bagi organisasi yang berurusan dengan volume data yang besar. Framework terus berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu, dengan pengembangan alat dan teknologi baru yang membuatnya lebih mudah untuk disiapkan dan digunakan. Karena data besar terus tumbuh dalam volume dan kompleksitas, Hadoop dan solusi serupa lainnya kemungkinan akan tetap menjadi alat penting untuk mengelola dan memproses kumpulan data ini. 6. Marketing Automation And Customer Relationship Management System Otomatisasi pemasaran dan sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah dua jenis alat perangkat lunak yang biasa digunakan oleh bisnis untuk mengelola interaksi pelanggan dan upaya pemasaran mereka. Meskipun kedua alat tersebut berfokus pada pengelolaan hubungan 15 pelanggan, keduanya melayani tujuan yang berbeda dan memiliki fitur dan kemampuan yang berbeda. Perangkat lunak otomasi pemasaran dirancang untuk mengotomatiskan dan merampingkan proses pemasaran, seperti perolehan prospek, pemasaran email, dan pemasaran media sosial. Alat otomasi pemasaran dapat membantu bisnis membuat dan melaksanakan kampanye pemasaran, melacak keterlibatan pelanggan, dan mengukur efektivitas upaya pemasaran. Mereka juga dapat membantu bisnis mempersonalisasi pesan pemasaran dan menargetkan segmen pelanggan tertentu berdasarkan perilaku dan preferensi mereka. Otomatisasi pemasaran dan sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah dua jenis alat perangkat lunak yang biasa digunakan oleh bisnis untuk mengelola interaksi pelanggan dan upaya pemasaran mereka. Meskipun kedua alat tersebut berfokus pada pengelolaan hubungan pelanggan, keduanya melayani tujuan yang berbeda dan memiliki fitur dan kemampuan yang berbeda. Perangkat lunak otomasi pemasaran dirancang untuk mengotomatiskan dan merampingkan proses pemasaran, seperti perolehan prospek, pemasaran email, dan pemasaran media sosial. Alat otomasi pemasaran dapat membantu bisnis membuat dan melaksanakan kampanye pemasaran, melacak keterlibatan pelanggan, dan mengukur efektivitas upaya pemasaran. Mereka juga dapat membantu bisnis mempersonalisasi pesan pemasaran dan menargetkan segmen pelanggan tertentu berdasarkan perilaku dan preferensi mereka. Di sisi lain, sistem CRM dirancang untuk mengelola dan menganalisis interaksi pelanggan dan data sepanjang siklus hidup pelanggan. Sistem CRM dapat membantu bisnis melacak informasi pelanggan, seperti detail kontak, riwayat pembelian, dan preferensi pelanggan. Mereka juga dapat membantu bisnis untuk mengelola saluran penjualan, melacak interaksi layanan pelanggan, dan menganalisis perilaku pelanggan untuk mengidentifikasi peluang penjualan atau penjualan silang. Salah satu manfaat utama dari otomasi pemasaran dan sistem CRM adalah kemampuannya untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan 16 pelanggan. Dengan menggunakan alat ini, bisnis dapat memberikan komunikasi yang lebih personal dan terarah dengan pelanggan mereka, yang dapat menghasilkan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Singkatnya, otomatisasi pemasaran dan sistem CRM adalah alat penting untuk bisnis yang ingin meningkatkan hubungan pelanggan dan upaya pemasaran mereka. Sementara otomasi pemasaran berfokus pada mengotomatiskan proses pemasaran dan menghasilkan prospek, sistem CRM dirancang untuk mengelola dan menganalisis data dan interaksi pelanggan di sepanjang siklus hidup pelanggan. Kedua alat tersebut dapat membantu bisnis untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan, meningkatkan penjualan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan. D. UNDERSTANDING THE COST AND BENEFITS OF ONLINE MARKETING COMMUNICATIONS Di era digital saat ini, sangatlah penting bagi bisnis untuk memahami biaya dan manfaat komunikasi pemasaran online. Pemasaran online memberikan manfaat yang tidak dapat diabaikan, seperti biaya yang lebih rendah dibandingkan media pemasaran tradisional contohnya iklan televisi atau cetak dan jangkauan luas dari populasi target yang sesuai. Namun, penting untuk dipahami bahwa ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu untuk memaksimalkan keuntungan pemasaran online. Selain itu, penting juga untuk memahami dengan baik keunggulan komunikasi pemasaran online. 1) Online Marketing Metrics : Lexicon Marketing Metrics Lexicon ialah kumpulan istilah dan metrik yang digunakan untuk menilai keberhasilan pemasaran online dan aktivitas bisnis. Istilah-istilah ini membantu pemasar dalam memahami data yang dikumpulkan serta membantu pemasar meningkatkan strategi pemasaran 17 mereka. Ada empat kelompok dalam marketing metrics lexicon ini, antara lain : 1) Ukuran Audiens atau Pangsa Pasar Ukuran audiens atau pangsa pasar ialah marketing metrics yang digunakan untuk mengukut potensi pasar dari suatu produk atau layanan. Ukuran audiens atau pangsa pasar ini terdiri dari 10 istilah. Adapun istilahnya, yaitu : a. Impressions, Impressions ialah berapa kali konten atau iklan di situs web atau platform media sosial dilihat. Setiap kali konten atau iklan ditampilkan di layar pengguna, terlepas dari apakah pengguna melihat atau berinteraksi dengan konten atau iklan tersebut maka dihitung sebagai satu impressions b. Click-Through Rate (CTR), CTR mengukur rasio klik pada iklan atau tautan tertentu terhadap jumlah penayangan yang diterimanya. CTR ini digunakan untuk mengukur sebara efektif iklan atau email marketing tersebut c. View Through Rate (VTR), ialah rasio penayangan iklan video terhadap penayangan yang menghasilkan konversi, seperti klik tautan atau pembelian produk. VTR ialah metrics yang digunakan untuk menilai keberhasilan kampanye iklan video d. Hits, ialah jumlah permintaan file dari server web. Satu hits dihitung dengan satu permintaan untuk file tertentu, seperti gambar atau halaman web. e. Page Views, ialah jumlah halaman web yang dilihat pengguna dalam satu sesi diukur dengan tampilan halaman. Setiap kali pengunjung melihat halaman yang sam aselama sesi, itu digitung sebagai page views yang berbeda f. Stickiness (duration), ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan berapa lama pengguna bertahan di situs web atau platform media sosial. Semakin lama pengunjung bertahan di halaman web atau platform sosial media maka, semakin besar 18 kemungkinan mereka untuk berinteraksi dengan konten dan melakukan tindakan yang diinginkan. g. Unique Visitors, istilah ini menjelaskan jumlah pengunjung situs web atau platform media sosial selama periode waktu tertentu. Pengunjung dihitung sebagai satu unique visitors jika mereka mengunjungi situs web atau platform media sosial lebih dari satu kali dalam jangka waktu tertentu. h. Loyalty, ialah jumlah pengunjung yang kembali ke situs web atau platform media sosial setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Tingkat kepercayaan (loyalty) dapat berfungsi sebagai indikator utama untuk menentukan seberapa baik kampanye pemasaran internet mempertahankan basis konsumennya i. Reach, ialah total orang yang melihat konten atau iklan tertentu di situs web atau platform media sosial. Reach dapat dihitung dengan menggunakan jumlah impressions atau jumlah unique visitors j. Recency, mengacu pada waktu terakhir kali pengunjung menggunakan situs web atau platform media sosial. Recency dapat menjelaskan seberapa sering pengunjung kembali ke situs web atau platform media sosial serta seberapa penting pengunjung untuk mencapai tujuan pemasaran 2) Konversi Ke Pelanggan Konversi ke pelanggan ialah marketing metrics yang digunakan untuk mengukur keberhasilan kampanye iklan dalam mengubah pengunjung situs web atau calon pelanggan menjadi pelanggan yang sebenarnya. Konversi ini biasanya dinilai dengan rasio antara jumlah pengunjung situs web atau calin pelanggan yang melakukan tindakan seperti membeli produk atau mendaftar untuk layanan dengan jumlah total pengunjung situs web atau calon pelanggan. 19 Konversi ke pelanggan ini terdiri dari 9 istilah. Adapun istilahnya, yaitu : a. Acquisition Rate, ialah presentase pengunjung situs web yang mengonversi untuk pertama kalinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, dibandingkan dengan jumlah total pengunjung. b. Conversion Rate, ialah presentase pengunjung situs web yang menyelesaikan tindakan konversi atau melakukan pembelian (seperti mendaftar atau mengisi formulir), dibandingkan dengan jumlah total pengunjung. c. Browse to Buy Ratio, ialah rasio antara jumlah pengunjung situs web yang hanya melihat-lihat produk tanpa melakukan pembelian dengan jumlah pengunjung yang melakukan pembelian. d. View to Cart Ratio, ialah rasio antara jumlah pengunjung situs web yang melihat suatu produk dan menambahkannya ke keranjang belanja mereka dengan jumlah pengunjung yang melakukan pembelian. e. Cart Conversion Ratio, ialah presentasi pengunjung situs web yang menyelesaikan pembelian setelah menambahkan produk ke keranjang belanjanya. f. Checkout Conversation Rate, ialah presentasi pengunjung situs web yang menyelesaikan proses checkout setelah menambahkan item ke kerjanjang belanja. g. Abanbodment Rate, ialah presentasi pengunjung situs web yang mengabaikan proses pembelian setelah menambahkan item ke keranjang belanja. h. Retentio Rate, ialah presentasi pelanggan yang terus berlangganan atau membeli produk dari waktu ke waktu i. Attrition Rate, ialah perentase pelanggan yang berhenti membeli produk atau membatalkan langganan mereka dari waktu ke waktu. 20 3) Pemasaran Sosial Pemasaran sosial adalah aktivitas pemasaran yang menggunakan platform media sosial untuk menciptakan hubungan, meningkatkan kesadaran merek serta mengiklankan produk dan jasa kepada target pasar. Pemasaran sosial ini terdiri dari empat istilah. Adapun istilahnya, yaitu : a. Conversation Ratio, ialah metics yang menghitung rasio percakapan media sosial (termasuk komentar, balasan atau interaksi lainnya) terhadap tayangan atau tampilan konten yang terjadi di media sosial. Metrics ini berguna untuk mengetahui seberapa baik kampanye pemasaran dalam membangun interaksi dengan audiens di media sosial.Semakin tinggi nilai conversation ratio, maka semakin banyak interaksi dan semakin berhasil kampanye pemasaran yang dilakukan. b. Applause Ratio, ialah metrics yang menghitung rasio jumlah like atau respons positif lain terhadap jumlah tayangan konten. Metrics ini berguna untuk mengetahuo berapa banyak audiens yang bereaksi positif terhadap iklan yang dibuat. Semakin tinggi nilai applause ratio maka semakin banyak dukungan apresiasi yang diterima iklan tersebut. c. Ampification, ialah metrics yang menghitung rasio jumlah share dan komentar terhadap tayangan iklan. Metrics ini berguna untuk menentukan seberapa baik audiens mendistribusikan konten ke jaringan mereka. Semakin tinggi nilai amplification, maka semakin banyak orang yang menyukai iklan tersebut dan membagikan ke jaringannya. d. Sentiment Ratio, ialah metrcs yang menghitung rasio komentar positif fan komentar negatif yang dibuat terhadap tayangan iklan. Metrics ini berguna untuk mengetahui bagaimana audiens melihat merek atau kampanye pemasarannya. Semakin tinggi 21 nilai sentiment ratio, maka semakin positif persepsi audiens terhadap tayangan iklan. 4) Metriks Email Metrics email atau metrik email ialah informasi yang dikumpulkan dari iklan pemasaran email untuk menilai efektivitas iklan tersebut. Metriks email ini terdiri dari empat istilah. Adapun istilahnya, yaitu : a. Open rate, ialah presentase email yang benar-benar dibuka oleh penerima email. Open rate dihitung dengan membagi total email yang dibuka dengan jumlah email yang terkirim lalu dikurangi jumlah email bounce. b. Delivery Rate, ialah presentasi dari total email yang berhasil dikirim ke kotak masuk penerima dari total email yang dikirm. Email yang tidak terkirim dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti email yang salah atau spam filter. c. Click Through Rate (e-mail), ialah presentase jumlah penerima email yang mengklik tautan yang terdapat dalam email yang dikirim. CTR dihitung dengan membagi total penerima email yang mengklik tautan dengan jumlah email yang terkirim lalu dikurangi jumlah email bounce. d. Bounce Back Rate, ialah presentasi email yang tidak berhasil terkirim dari total email yang dikirim. Terdapat dua jenis bounce back rate, yaitu hard bounce yang terjadi saat alamat email salah atau tidak dikenal dan soft bounce yang terjadi saat inbox penerima email penuh atau server email penerima sedang offline. e. Unsubscribe Rate, ialah presentase dari total penerima email yang memutuskan untuk tidak menerima email dari pengirim selanjutnya setelah menerima email yang dikirim. f. Conversation Rate (email), ialah presesntasi dari total penerima email yang terlibat dalam tindakan tertentu, seperti melakukan pembelian atau melengkapi formulir setelah membuka email. 22 2) The Cost Of Online Advertising Biaya iklan online tergantung pada banyak faktor, termasuk platform iklan yang digunakan, jenis iklan yang dipilih, target audiens dan durasi kampanye iklan. Selain itu, persaingan antara penawaran iklan di platform juga berdampak pada harga iklan online. Dimana, semakin banyaknya penawaran iklan yang ada, maka semakin besar biaya untuk mendapatkan tayangan atauu klik yang diinginkan. Model penetapan harga atau pricing model ialah cara perusahaan untuk menentukan harga produk atau layanan yang ditawarkan. Adapun pricing model untuk iklan online ialah : a. Barter, ialah bentuk model harga yang melibatkan pertukaran barang atau jasa tanpa menggunakan uang sebagai salurannya. Dalam pemasaran online, barter bisa dilakukan antara dua pihak yang bisa mendapatkan keuntungan satu sama lain. Misalnya, seorang influencer melakukan promosi produk tertentu di akun media sosialnya, dan dalam baliknya influencer tersebut menerima produk atau layanan dari perusahaan tersebut. b. Cost Per Thousand (CPM), ialah jenis model harga yang dibayar oleh pengiklan kepada penerbit iklan setiap kali iklan tersebut ditampilkan dalam seribu kali (permile). CPM sering digunakan dalam kamanye branding dan brand awareness, dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek dan visibilitas produk. c. Cost Per Click (CPC), ialah jenis model harga yang dibayar oleh pengiklan kepada penerbit iklan setiap kali pengguna mengklik iklan tersebut. Model ini sering digunakan dalam kampanye yang bertujuan untuk mengarahkan pengguna ke halaman website perusahaan. d. Cost Per Lead (CPL), ialah jenis model harga dimana pengiklan membayar penerbit iklan setiap kali pengguna melakukan tindakan tertentu, seperti mengisi formulir pendaftaran atau melakukan 23 unduhan file. Model ini sering digunakan dalam kampanye pemasaran langsung untuk mengumpulkan data pelanggan. e. Cost Per Action (CPA), ialah jenis model harga dimana pengiklan membayar penerbit iklan setiap kali pengguna melakukan tindakan tertentu yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau bergabung menjadi keanggotaan. CPA sering digunakan dalam kampanye pemasaran kinerja. f. Hybrid, ialah model harga yang menggabungkan dua atau lebih jenis model harga yang disebutkan diatas. Misalnya, kampanye iklan menggunakan model CPC untuk mendotong lebih banyak pengunjung ke situs web dan kemudian menggunakan model CPA untuk meningkatkan penjualan. g. Sporonship, ialah jenis model harga dimana pengiklan membayar penerbit iklan untuk mendanai konten tertentu yang diproduksi oleh penerbit tersebut. Model ini sering digunakan untuk menciptakan hubungan positif dengan konsumen serta meningkatkan kesasaran merek. 3) Marketing Analytics : Software For Measuring Online Marketing Result Ada banyak software untuk mengukur hasil pemasaran online, baik secara gratis maupun berbayar. Adapun beberapa software yang dapat digunakan ialah : a. Google Analytic, merupakan software gratis yang dapat digunakan untuk mengukur keefektifan pemasaran online. Google analytic ini menyediakan berbagai jenis metrik yang dapat membantu dalam memahami perilaku pengguna, konversi dan lain-lain. b. SEMRush, merupakan software berbayar yang berfokus pada analisis PPC dan SEO. SEMRush menawarkan analisis pesaing, peringkat kata kunci dan lain-lain. 24 c. Hootsuite, merupakan software berbayar yang dapat digunakan untuk mengelola atau mengawasi media sosial secara terpusat. Hootsuite dapat membantu pememantauan konten, mengukur kinerja posting dan melacak kemajuan iklan sosial media. d. Sprout Social, merupakan software berbayar yang menyediakan alat untuk mengelola iklan media sosial , termasuk pemantauan merek, analisis pesan serta pengukuran kinerja. b. Penggunaan software untuk hasil pemasaran online juga memberikan manfaat dimana dapat memberikan data yang lebih akurat dan lengkap serta memungkinkan analisis yang lebih dalam serta membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam kampanye pemasaran online. E. STUDI KASUS JD.ID Mengutip keterangan dari laman resminya, JD.ID akan berhenti menerima pesanan per 15 Februari 2023. Sementara itu, pada 31 Maret 2023 semua layanan maupun operasi akan dihentikan. Dalam riwayatnya, JD.ID hadir di Indonesia pada November 2015. Mereka diketahui sebagai anak perusahaan salah satu toko online terbesar asal China, yakni JD.COM. Pada pendiriannya, mereka bekerja sama dengan firma ekuitas asal Singapura, yaitu Provident Capital Partners. Terbaru, mereka baru mengumumkan akan tutup permanen per 31 Maret 2023 mendatang. Padahal, pada Desember 2022 lalu, JD.ID masuk jajaran ecommerce dengan traffic terbesar di Indonesia nomor 10. Adapun untuk alasan mengapa JD menutup layanannya di Indonesia, kabarnya mereka ingin fokus kembali pada pertumbuhan bisnisnya di dalam negeri (China). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa JD.ID tutup adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya Loyalitas Temporer dengan Promo dan Diskon 25 Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, pasar di Indonesia terutama ecommerce B2C (business to consumer), mengandalkan loyalitas temporer dengan promo dan diskon. Sementara JD.iD ia melihat promo yang diberikan kurang sebesar pesaingnya. 2. Kurangnya Edukasi Mengenai Produk Orisinal Adanya sikap permisif pada konsumen digital di Indonesia. Artinya mereka membenarkan bahwa membeli barang palsu itu tidak masalah dan dianggap tidak melanggar aturan. Hal tersebut memang faktanya lebih menarik, karena adanya perbedaan harga yang sangat signifikan. 3. Kurangnya Faktor Marketing dibanding Pesaing Lain Tutupnya layanan JD.ID juga karena faktor marketing. Di mana cara pemasarannya tidak semasif pemain papan atas, meskipun di negara asalnya, China, platform ini tergolong cukup besar. Tapi di indonesia biaya marketing dan pemasarannya tidak semasif di negara lainnya. 4. Pasar E-Commerce di Indonesia Dinilai Sudah Jenuh Kenapa sudah jenuh? karena ecommerce itu makin mengerucut, kedua atau tiga pemain besar yang produknya lengkap, cara pembayarannya lengkap, cara pengiriman banyak bervariasi. Sehingga konsumen ketika mendownload suatu aplikasi mereka keberatan switching ke ecommerce lain. 5. Kehabisan Dana Segar Kehabisan dana segar karena suntikan dana dari investor dihentikan. Induk usaha JD.id dan partner VC-nya sedang melakukan pengetatan kucuran dana sebagai dampak krisis global, sementara JD.id tak kunjung mencapai profitable growth. Akibatnya, mereka melakukan refocusing dan pemprioritasisain ulang dengan pindah haluan ke pasar dalam negeri. Alasan no market needs, flawed bis model, regulatory challenges, dan product mistimed jelas tidak. Kenapa? 26 Karena Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dan Bukalapak telah terbukti sukses meraup pasar, tanpa ganjalan faktor-faktor tersebut. Diketahui penutupan JD.id merupakan keputusan induk usahanya JD.com yang ingin fokus di bisnis rantai pasok internasional dengan logistik dan pergudangan sebagai inti bisnisnya. Selain itu mobilitas masyarakat saat ini sudah kembali normal, di mana banyak orang belanja di tempat fisik. Jadi, kalau ada ecommcer yang tidak kuat untuk terus menerus menarik dengan beberapa promo yang ditawarkan, maka siap-siap ditinggal konsumen. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari B. SARAN 27 DAFTAR PUSTAKA Antarikso, . 28