Uploaded by Khairunnisa Salsabila

MAKALAH KELOMPOK 6 (1)

advertisement
MAKALAH KELOMPOK 6
E-COMMERCE MARKETING AND ADVERTISING CONCEPTS
( Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen E-commerce)
Dosen pengampu : Meta Bara Berutu, S.E., M.M
Disusun oleh :
AJENG HARTANTI PUTRI ( 1705621105 )
BUNGA SILVANA MISELY ( 1705621069 )
KHAIRUNNISA SALSABILA ( 1705621029 )
MUHAMAD RAFLI PUTRA SANTOSA ( 1705621007 )
MICHELLE NATALIE SUSANTO ( 1705621031 )
NAMIRA PUTRI RINJANI ( 1705621009 )
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
ANGKATAN 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….ii
BAB I ……………………………………………………………………………………1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….1
BAB II …………………………………………………………………………………...2
PERMASALAHAN …………………………………………………………………….2
A. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...2
B. Tujuan Makalah ………………………………………………………………...2
BAB III ………………………………………………………………………………….3
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..3
A. Consumer Online : The Internet Audience and Consumer Behavior …………3
B. Digital Commerce Marketing and Advertising Strategies and Tools ….……...7
C. Internet Marketing Technologies …………………………….………………...7
D. Understanding the Cost and Benefits of Online Marketing Communications ....7
E. Studi Kasus …………………………………………………………………......7
BAB IV ………………………………………………………………………………...14
PENUTUP ……………………………………………………………………………..14
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………….14
B. SARAN ………………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………15
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan Makalah dengan tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, Penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula Shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang akan memberi Syafa’atnya
di akhir kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
Sehingga makalah “ Ecommerce Marketing and Advertising Concepts “ dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Ecommerce. Penulis
berharap dengan makalah ini dapat menjadi refrensi bagi masyarakat Indonesia untuk
memperluas bidang – bidang Teknologi pada Pemasaran dan Manajemen Ecomerce.
Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan – kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan meminta kritik serta saran dari pembaca
maupun dosen pengajar untuk dapat menyempurnakan makalah ini.
Jakarta, 2 Maret 2023
Tim Penulis
Kelompok 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
E-commerce Marketing and Advertising Concepts berasal dari
perkembangan pesat teknologi dan internet di era digital. E-commerce atau
perdagangan elektronik menjadi fenomena yang semakin berkembang
dalam beberapa tahun terakhir dan semakin banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai alternatif untuk berbelanja. Namun, dengan semakin
banyaknya toko online yang bermunculan, persaingan dalam dunia ecommerce pun semakin ketat. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku
bisnis e-commerce untuk memahami konsep-konsep pemasaran dan
periklanan yang efektif untuk menarik minat konsumen dan meningkatkan
penjualan.
Konsep-konsep pemasaran dan periklanan dalam e-commerce
meliputi berbagai strategi seperti optimasi mesin pencari (SEO), iklan
berbayar (pay-per-click advertising), email marketing, media sosial, dan
konten pemasaran. Setiap strategi ini memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target pasar
dari setiap bisnis e-commerce. Dalam menjalankan strategi pemasaran dan
periklanan e-commerce yang efektif, perlu juga dipahami bagaimana
mengukur kinerja kampanye pemasaran dan periklanan. Beberapa metrik
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye pemasaran
dan periklanan di antaranya adalah konversi, lalu lintas situs web, retensi
pelanggan, dan ROI (return on investment).Dengan memahami konsepkonsep pemasaran dan periklanan e-commerce serta metrik yang digunakan
untuk mengukur efektivitasnya, pelaku bisnis e-commerce dapat merancang
kampanye pemasaran dan periklanan yang efektif dan berkontribusi pada
peningkatan penjualan dan pertumbuhan bisnis mereka.
1
BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
 Apakah yang
B. Tujuan Makalah

Untuk
2
BAB III
PEMBAHASAN
A. CONSUMER ONLINE : THE INTERNET AUDIENCE
AND CONSUMER BEHAVIOR
1. Lalu lintas Internet : Pola, Profil Konsumen Online
1) Demografi dan Akses
Presentase keberagaman antara wanita dan laki-laki yang memiliki
kesenjangan
sosial
dalam
penggunaan
internet
menyebabkan
kekhawatiran yang akan berdampak terjadinya kesenjangan digital
dimasa depan. Bukan hal yang dapat dihindari bahwa adanya
kesenjangan sosial dipercaya menimbulkan kesenjangan digital yang
merupakan kesenjangan yang akan terjadi apabila adanya kesenjangan
kelompok kaya akan teknologi dengan kelompok yang miskin
teknologi. Walapun untuk saat ini, kesenjangan digital sudah banyak
diperbaharui, namun hal tersebut diyakini akan terus ada dan akan terus
bersangkutan dengan pendapatan, pendidikan, usia dan etnis. jenis
kelamin, pendapatan, pendidikan, usia, dan etnis dan yang akan
memengaruhi perilaku online.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna mengatasi kesenjangan
sosial di masyarakat diantaranya :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
b. Memberi akses yang sama kepada seluruh masyarakat
c. Mengoptimalkan pengolahan dan pemanfaatan sumber daya
d. Pemerataan pembangunan
e. Menciptakan peluang pekerjaan
3
2) Jenis Koneksi Internet : Dampak Broadband dan Seluler
Dalam hal mengurangi adanya kesenjangan dalam penggunan internet,
maka beberapa langkah banyak dilakukan. Adanya broadband belum
cukup untuk membuat kesenjangan berkurang. Dilihat dari penelitian
oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa orang dewasa yang
lebih tua, orang dengan tingkat pendidikan rendah, dan orang dengan
pendapatan rumah tangga rendah. Penduduk pedesaan, cenderung tidak
memiliki koneksi broadband. Broadband Internet adalah koneksi
internet yang biasa digunakan di rumah, dengan kecepatan yang
tersebar secara merata tergantung dari jumlah pengguna atau frekuensi
penggunaan internet. Keuntungan dari internet broadband adalah biaya
koneksi biasanya lebih murah, tetapi ketika jumlah pengguna atau
penggunaan internet tinggi, kecepatan yang diterima setiap pengguna
berkurang. Akan tetapi, pada kenyataannya orang yang tidak
menggunakan broadband belum tentu tidak menggunakan internet.
Sekitar 50% pengadopsi non-broadband menggunakan Internet, baik
dari lokasi lain atau melalui smartphone. Kelompok tertentu sangat
bergantung pada smartphone untuk akses online yaitu kelompok orang
dewasa muda dalam kelompok usia 18-29 tahun.
3) Efek Komunitas : Penularan Sosial di jejaring Sosial
Jejaring sosial merupakan salah satu pengaruh yang besar bagi
pembelian secara online. Hal ini disebabkan, karena mudahnayaa
informaasi yang menyebar dan juga jangkauan yang luas terhadap
sesaama pengguna jaringan sosial. Jaringan sosial membentuk
hubungan antar individu dengan kelompok dalam berbagai macam
bentuk. 50% orang terkoneksi menengah sering berbagi kebiasaan
berbelanja mereka dengan teman-teman mereka. dan diperkirakan juga
untuk 40% pengguna media sosial telah membeli suatu produk setelah
membagikan atau menyukainya dan akan membelinya nanti. Media
sosial secara tidak langsung dipercaya dapat meningkatkan riset online,
4
dan diikuti dengan belanja offline, serta mengarahkan lalu lintas belanja
ke toko fisik tempat produk yang diman aproduk dapat dilihat, dicoba,
dan kemudian dibeli.
2. Model Perilaku Konsumen
Ketika memahami bisnis online maka hal yang perlu fokus untuk
diperhatikan adalah bagaimana konsumen berperilaku online. Ilmu yang
mempelajari perilaku konsumen adalah disiplin ilmu sosial dimana ilmu ini
menerapkan dan memahami bagaiman perilaku manusia ketika berada di
pasar. Adapun contoh dari ilmu sosial yang terlibat adalah sosiologi,
psikologi, dan Bisnis. Model perilaku konsumen memperkirakan tentang
bagaimana konsumen berbelanja seperti dimana, kapan dan juga mengapa
mereka tertarik untuk berbelanja. Alasan tersebut dilakukan untuk
menentukan pengambilan keputusan konsumen dapat dipahami, perusahaan
akan memiliki gagasan yang jauh lebih baik tentang bagaimana
memasarkan dan menjual produk mereka.
Model Perilaku Konsumen diantaranya :
1) Cultural
Faktor ini menunjukkan bahwa minat pelanggan dibentuk oleh
beberapa hal, seperti:
a. Nilai-nilai dan ideologi komunitas mereka
b. Kepercayaan komunitas
c. Kebutuhan keluarga dan komunitas
d. Kelas sosial
2) Social
Model perilaku konsumen selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan adalah social. Model ini mengacu pada teori di mana
pembelian dipengaruhi oleh tempat individu berdiam dalam kelompok
masyarakat, termasuk keluarga, teman, dan kelompok lain seperti
orang-orang yang menyukai hal-hal serupa. Pada hakikatnya. Teori ini
menjelaskan bahwa eseorang pada dasarnya akan membeli barang
berdasarkan hal yang diperlukan oleh kelompok tempat mereka berada.
5
3) Psychological
Model satu ini diambil dari teori Sigmund Freud mengenai
psikoanalisis, di mana konsumen memiliki motif mengakar, baik sadar
maupun tidak sadar, yang mendorong mereka untuk melakukan
pembelian. Motif tersebut bisa berupa ketakutan yang tersembunyi,
keinginan yang ditahan, atau sekadar keperluan pribadi. Dengan
demikian, pelanggan akan melakukan pembelian bila diberikan
rangsangan yang tepat oleh badan usaha, seperti meluncurkan iklan di
Instagram atau YouTube.
3. Profil Konsumen Online
Perilaku konsumen menentukan keputusan pembelian. Oleh karena
itu, pemasar harus memahami keragaman dan kesamaan perilaku konsumen.
Tujuannya agar mereka bisa memasarkan produknya dengan benar sehingga
konsumen bisa membelinya. Perilaku konsumen disebut sebagai studi untuk
mengetahui bagaimana individu/kelompok dalam memilih, hingga
menggunakan barang/jasa. Memahami perilaku konsumen, termasuk
elemen penting dari sebuah strategi pemasaran.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk memahami profil konsumen
online :
a. Mengetahui Sasaran Konsumen
b. Mengenali Keinginan Konsumen
c. Mencari Informasi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Produk
d. Pahami Jenis Konten Yang Disukai Oleh Konsumen
e. Membuat Analisa Proses Pembelian Konsumen Terhadap Produk
4. Keputusan Pembelian Online
Keputusan pembelian konsumen dibuat atas dasar keinginan dan
kebutuhan dengan banyak faktor di belakangnya. Harga, kualitas produk
dan citra produk dapat ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi faktor yang
harus dipertimbangkan oleh konsumen. Keputusan pembelian merupakan
6
suatu keputusan final yang dimiliki seorang konsumen untuk membeli suatu
barang atau jasa dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menggambarkan
seberapa jauh pemasar dalam usaha memasarkan suatu produk ke konsumen.
Selain itu, terdapat beberapa alasan mengapa pada akhinrya konsumen
memutuskan untuk membeli barang secara online yaitu utamanya adalah
harga dan ketersediaan voucher pengiriman gratis. Selain itu, Belanja bebas
pajak dan ketersediaan voucher cashback online juga merupakan faktor
penting yang menjadi pertimbangan seorang konsumen membeli barang
secara online.
5. Pembeli : Browser dan Pembeli
Kehadiran E-Commerce merupakan sebuah peluang bagi penjual
dan juga pembeli. Salah satu fungsi browser yang sangat terlihat adalah
bagaimana pembeli dapat diizinkan untuk mengakses dan membiarkam
penggunanya untuk melakukan pemesanan produk secara online. Dari
jumlah yang besar di atas dapat dibayangkan begitu besarnya potensi
perdagang online ini dalam ekonomi dunia. Di era yang sudah modern ini,
pelanggan menggunakan alat komunikasi yang berbeda, terkadang beberapa
alat komunikasi pada saat yang bersamaan. Pengecer online harus membuat
konten informatif di situs web mereka untuk menarik browser pencari
informasi, membuat konten untuk mendapat peringkat tinggi di mesin
telusur, kurang memperhatikan penjualan mandiri, dan mempromosikan
layanan dan produk di lingkungan media offline hal tersebut bertujuan untuk
mendukung toko online mereka.
6. Apa yang Konsumen Belanja dan Beli di Online
Pada saat ini, penjualan online telah menyediakan semua keperluan
dan juga kebutuhan yang ditawarkan kepada konsumen. Dimana seperti
yang diketahui, penjualan online dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
item besar dan juga item kecil. Item besar memuat semua kebutuhan dan
7
juga keperluan konsumen yang memiliki nilai lebih tinggi, seperti komputer,
handphone, ac, laptop, dan lain – lain. Sedangkan item kecil merupakan hal
yang lebih sering terjual karena selain nilai barang yang lebih rendah, item
kecil banyak diperlukan dan dibutuhkan oleh kosumen seperti, Pakaian,
buku, perlengkapan kesehatan dan kecantikan, perlengkapan kantor,
peralatan rumah tangga, dan mainan.
7. Tindakan yang disengaja : Bagaimana Pembeli Menemukan Vendor
Online
Adanya iklan bergambar yang dibuat oleh penjual bertujuan untuk
menemukan konsumen. Dalam hal ii tentu, pembeli online sangat sadar.
Biasanya, iklan bergambar mereka berpusat pada web, mencari produk,
perusahaan, dan layanan tertentu. Jadi ketika konsumen sedang online,
mayoritas konsumen akan menggunakan mesin pencari sebagai metode
penelitian utama mereka membeli produk. Contohnya seperti, ketika kita
ingin membeli hijab secara online, maka kita menggunakan “search” di
google dan dengan begitu, terdapat banyak rekomendasi toko online yang
berada di aplikasi seperti shopee/tokopedia. Dengan ini, Pedagang dapat
mengubah pembeli menjadi "Target" periklanan mereka, hal ini
memudahkan pembeli saat mencari informasi sehingga informasi produk
dapat dengan mudah disediakan dan mudah digunakan serta bermanfaat
untuk pertimbangan pelanggan.
8. Mengapa beberapa orang tidak belanja online
Telah disebutkan bahwa setidaknya 9% dari pengguna internet tidak
berbelanja online. Hal tersebut didasari oleh Faktor utama yang disebutkan
oleh mereka yang tidak membeli atau tidak membeli secara online dibagi
menjadi beberapa faktor yaitu, “faktor kepercayaan", konsumen masih
belum percaya dengan proses transaksi jual beli online karena konsumen
tidak bisa melihat produk yang akan dibeli secara langsung. Selain itu,
konsumen juga mempertimbangkan data pribadi yang diberikan untuk
8
berbelanja secara online. Ketika data pribadi telah diberikan maka pengguna
akan menerima email dan pop-up yang tidak diinginkan. Selain faktor
kepercayaan, faktor mitigasi juga menjadi salah satu pertimbangan
konsumen dalam berbelanja online seperti pengiriman yang cenderung lama
atau kerusakan pada saat pengantaran, pengembalian barang yang cukup
susah dan memakan waktu yang banyak, serta kelengkapan produknya.
9. Kepercayaan, Utilitas, dan Peluang di Pasar Online
Kunci utama dari keberhasilan sebuah bisnis adalah kepercayaan
yang timbul dari konsumen terhadap produk ataupun jasa yang dijual.
Konsumen harus memiliki kepercayaan bahwa produk atau jasa yang
dipilihnya mampu memberikan manfaat yang terbaik baginya. Beberapa
faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk melakukan belanja
online adalah utilitas dan kepercayaan. Sebelum membeli suatu barang
biasanya konsumen akan menilai mulai dari penawaran yang bagus,
kenyamanan bertanya, melihat testimoni, dan juga sistem pengiriman.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan jika sebelum membeli suatu barang secara
online, konsumen akan mencari utilitas. Utilitas merupakan nilai kepuasan
atau manfaat yang diterima seorang konsumen dari suatu barang atau jasa
yang ia konsumsi. Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan perilaku
oportunistik dimana umumnya penjual akan lebih pengetahuan yang lebih
mengenai kualitas barang dan juga syarat penjualan dibandingkan dengan
pembeli. Oleh karena itu, untuk meningkatkan rasa kepercayaan antara
konsumen dengan penjual, penjual harus membangun sikap yang jujur dan
adil serta menyampaikan produk yang mereka jual dengan sebenarbenarnya. Hal ini tentu membuka peluang yang besar bagi penjual. Dengan
kepercayaan konsumen yang tinggi, penjual dengan mudah dapat menjual
produk yang mereka jual dengan harga yang tinggi. Ketika konsumen telah
memiliki kepercayaan kepada penjual, tentu harga tidak lagi menjadi
masalah untuk membeli produk yang ditawarkan.
9
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menambah kepercayaan
konsumen :
1) Komunikasi
Komunikasi yang baik dapat meningkatkan hubungan baik antara
penjual dan pembeli. Oleh karena itu, komunikasi menjadi salah satu
strategi yang dapat dilakukan oleh penjual.
2) Mintalah Kritik dan Saran
Kritik dan saran yang diberikan oleh pembeli dapat menjadi bahan
evaluasi untuk penjual. Dengan begitu, kesalahan dapat dikurangi
dengan kritik serta saran dari pembeli.
3) Tunjukkan Apresiasi
Apresiasi yang dapat dilakukan oleh penjual antara lain berupa
potongan harga ataupun poin yang dikumpulkan oleh pembeli untuk
mendapat hadiah jika sudah mencapai jumlah yang diinginkan.
B. MATERI B
C. INTERNET MARKETING TECHNOLOGIES
Teknologi pemasaran internet adalah alat dan teknik yang digunakan untuk
mempromosikan produk, layanan, atau merek di internet. Teknologi
pemasaran internet hadir karena adanya pasar tradisional, dimana teknologi
mempengaruhi pasar tradisional menjadi ecomerce.
1. Revolusi Teknologi Pemasaran Internet
Dampak Fitur Unik dari E-commerce Teknologi Pemasaran
1) Ubiquity
Ubiquity mengacu pada kemampuan teknologi untuk hadir dan
dapat diakses di mana saja, kapan saja, dan di perangkat apa saja.
Artinya, orang dapat menggunakan teknologi untuk mengakses
informasi, terhubung dengan orang lain, dan melakukan tugas dari
mana saja di dunia.
2) Global Reach
10
Jangkauan global mengacu pada kemampuan teknologi untuk
menghubungkan orang-orang di berbagai lokasi geografis dan
budaya. Artinya, teknologi dapat digunakan untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, dan berbagi informasi dengan individu dan organisasi
di seluruh dunia.
3) Universal Standards
Universal Standards mengacu pada protokol, format, dan antarmuka
umum yang memungkinkan teknologi bekerja dengan mulus di
berbagai platform dan perangkat. Artinya, teknologi dapat
digunakan oleh orang-orang dengan perangkat keras, perangkat
lunak, dan konfigurasi jaringan yang berbeda.
4) Richness
Kekayaan mengacu pada kemampuan teknologi untuk menyediakan
berbagai fitur, fungsi, dan layanan yang dapat meningkatkan
pengalaman pengguna. Artinya, teknologi dapat menyediakan
konten multimedia, lingkungan imersif, dan interaksi yang
dipersonalisasi.
5) Interactivity
Interaktivitas
mengacu
pada
kemampuan
teknologi
untuk
memfasilitasi komunikasi dua arah dan keterlibatan antara pengguna
dan sistem. Artinya, teknologi dapat memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi dengan konten, layanan, dan pengguna lain secara
real-time.
6) Information Density
Kepadatan informasi mengacu pada kemampuan teknologi untuk
menyimpan, memproses, dan menyajikan sejumlah besar data dan
informasi. Artinya, teknologi dapat memungkinkan pengguna untuk
mengakses dan menganalisis kumpulan data yang kompleks,
melakukan pencarian yang canggih, dan menghasilkan wawasan.
7) Personalization / Customization
11
Personalisasi/kustomisasi mengacu pada kemampuan teknologi
untuk beradaptasi dengan kebutuhan individu, preferensi, dan
perilaku
pengguna.
Artinya,
teknologi
dapat
memberikan
rekomendasi yang disesuaikan, antarmuka yang dipersonalisasi, dan
konten yang disesuaikan.
8) Social Technology
Teknologi sosial mengacu pada platform dan alat yang mendukung
teknologi yang memfasilitasi interaksi sosial, kolaborasi, dan
pembangunan komunitas. Artinya, teknologi dapat memungkinkan
orang untuk terhubung, berbagi, dan belajar satu sama lain dalam
komunitas online dan jejaring sosial.
2. Web Transaction Logs
Log transaksi web adalah catatan semua transaksi yang terjadi di
server web. Log ini menangkap informasi seperti alamat IP klien, URL
yang diminta, tanggal dan waktu permintaan, kode respons, jumlah data
yang ditransfer, dan kesalahan apa pun yang terjadi selama transaksi. Log
transaksi web penting karena berbagai alasan. Mereka dapat digunakan
untuk menganalisis lalu lintas web dan perilaku pengguna, memecahkan
masalah kesalahan dan masalah kinerja, memantau ancaman keamanan,
dan mengumpulkan data untuk pemasaran dan analisis bisnis. Log
transaksi web dapat dianalisis menggunakan berbagai alat dan teknik,
seperti parser file log, alat visualisasi data, dan algoritme pembelajaran
mesin. Dengan menganalisis log transaksi web, organisasi dapat
memperoleh wawasan tentang keefektifan situs web mereka dan
mengidentifikasi area untuk perbaikan. Mereka juga dapat menggunakan
informasi ini untuk mengoptimalkan kinerja server web, meningkatkan
kondisi keamanan, dan mengembangkan strategi pemasaran bertarget.
3. Supplementing The Logs : Cookies and Other Tracking Files
12
Selain log transaksi web, cookie dan file pelacakan lainnya dapat
digunakan untuk melengkapi data yang dikumpulkan tentang perilaku
pengguna di situs web. Cookie adalah file teks kecil yang disimpan di
komputer atau perangkat pengguna oleh situs web. Mereka dapat
digunakan untuk melacak aktivitas pengguna di situs web, mengingat
preferensi pengguna, dan mempersonalisasi konten. Cookie juga dapat
digunakan untuk tujuan periklanan, seperti menampilkan iklan bertarget
berdasarkan riwayat penjelajahan pengguna. Jenis file pelacakan lainnya
termasuk suar web dan tag piksel, yang merupakan file gambar kecil
yang dapat melacak aktivitas pengguna dan mengumpulkan data tentang
penggunaan situs web. File-file ini dapat disematkan di halaman web
atau pesan email, dan dapat digunakan untuk memantau perilaku
pengguna, melacak rasio klik-tayang, dan mengukur keefektifan
kampanye pemasaran. Meskipun cookie dan file pelacakan lainnya dapat
berguna untuk mengumpulkan data tentang perilaku pengguna di situs
web, cookie juga dapat meningkatkan masalah privasi. Pengguna
mungkin khawatir tentang pengumpulan data pribadi, terutama jika data
tersebut digunakan untuk iklan atau tujuan komersial lainnya. Untuk
mengatasi masalah ini, banyak situs web sekarang memberi pengguna
opsi untuk tidak mengikuti pelacakan dan menghapus cookie. Selain itu,
peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni
Eropa dan Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA)
mewajibkan situs web untuk mendapatkan izin pengguna untuk
pengumpulan data dan memberikan transparansi dan kontrol kepada
pengguna atas data mereka.
4. Database, Data Warehoouse, Data Mining, And Big Data
Database adalah kumpulan data terstruktur yang diatur dan disimpan
dengan cara yang memungkinkan pengambilan dan manipulasi yang
efisien. Database dapat digunakan untuk menyimpan berbagai jenis data,
termasuk informasi pelanggan, katalog produk, catatan keuangan, dan
13
lainnya. Data Warehouse adalah tempat penyimpanan besar dan terpusat
yang menyimpan data dari berbagai sumber dan dioptimalkan untuk
analisis dan pelaporan yang kompleks. Gudang data dirancang untuk
mendukung intelijen bisnis dan proses pengambilan keputusan dengan
menyediakan tampilan data terpadu di seluruh organisasi. Data Mining
adalah proses menemukan pola, tren, dan wawasan dari kumpulan data
besar. Ini melibatkan penggunaan teknik statistik dan pembelajaran
mesin canggih untuk menganalisis data dan mengidentifikasi hubungan
antar variabel. Big Data mengacu pada kumpulan data yang sangat besar
yang terlalu kompleks dan beragam untuk diproses oleh alat pemrosesan
data tradisional. Data besar dicirikan oleh 3 Vs: volume, kecepatan, dan
variasi. Ini mencakup data dari berbagai sumber, seperti media sosial,
sensor, dan perangkat lain, dan sering digunakan untuk aplikasi seperti
analitik prediktif, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan.
Singkatnya, database dan gudang data digunakan untuk menyimpan
dan mengelola data, sedangkan penambangan data digunakan untuk
mengekstrak wawasan dari data. Data besar mengacu pada kumpulan
data yang sangat besar dan kompleks yang memerlukan teknik
pemrosesan lanjutan untuk dianalisis. Semua konsep ini penting bagi
organisasi untuk dipertimbangkan ketika berhadapan dengan data,
karena dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengambilan
keputusan dan keunggulan kompetitif.
5. Hadoop And The Challenge Of Big Data
Hadoop adalah kerangka kerja perangkat lunak sumber terbuka yang
digunakan untuk menyimpan dan memproses kumpulan data besar dalam
lingkungan komputasi terdistribusi. Ini dikembangkan untuk mengatasi
tantangan yang ditimbulkan oleh data besar, yang meliputi volume,
variasi, dan kecepatan data yang harus diproses. Keunggulan utama
Hadoop adalah kemampuannya untuk menyimpan dan memproses data
dalam volume besar di sejumlah besar node perangkat keras komoditas,
14
yang dapat mengurangi biaya secara signifikan dibandingkan metode
penyimpanan dan pemrosesan data tradisional. Hadoop menggunakan
sistem file terdistribusi yang disebut Hadoop Distributed File System
(HDFS) untuk menyimpan data di beberapa node dalam sebuah cluster,
dan menggunakan MapReduce, model pemrograman untuk memproses
kumpulan data besar, untuk mendistribusikan dan memproses data secara
paralel.
Meskipun Hadoop telah terbukti sebagai solusi yang efektif untuk
mengelola data besar, Hadoop juga menghadirkan sejumlah tantangan.
Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas pengaturan dan
pemeliharaan klaster Hadoop. Hadoop membutuhkan pengetahuan dan
keahlian khusus, yang sulit ditemukan dan mahal untuk disewa.
Tantangan lainnya adalah perlunya ilmuwan data dan analis yang ahli
dalam menggunakan Hadoop dan alat terkait untuk menganalisis dan
mengekstrak wawasan dari data. Hadoop juga membutuhkan investasi
yang signifikan dalam perangkat keras dan infrastruktur, yang dapat
menjadi penghalang adopsi untuk organisasi kecil dan menengah.
Terlepas dari tantangan ini, Hadoop tetap menjadi pilihan populer bagi
organisasi yang berurusan dengan volume data yang besar. Framework
terus berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu, dengan
pengembangan alat dan teknologi baru yang membuatnya lebih mudah
untuk disiapkan dan digunakan. Karena data besar terus tumbuh dalam
volume dan kompleksitas, Hadoop dan solusi serupa lainnya
kemungkinan akan tetap menjadi alat penting untuk mengelola dan
memproses kumpulan data ini.
6. Marketing Automation And Customer Relationship Management System
Otomatisasi pemasaran dan sistem manajemen hubungan pelanggan
(CRM) adalah dua jenis alat perangkat lunak yang biasa digunakan oleh
bisnis untuk mengelola interaksi pelanggan dan upaya pemasaran mereka.
Meskipun kedua alat tersebut berfokus pada pengelolaan hubungan
15
pelanggan, keduanya melayani tujuan yang berbeda dan memiliki fitur
dan kemampuan yang berbeda. Perangkat lunak otomasi pemasaran
dirancang untuk mengotomatiskan dan merampingkan proses pemasaran,
seperti perolehan prospek, pemasaran email, dan pemasaran media sosial.
Alat otomasi pemasaran dapat membantu bisnis membuat dan
melaksanakan kampanye pemasaran, melacak keterlibatan pelanggan,
dan mengukur efektivitas upaya pemasaran. Mereka juga dapat
membantu bisnis mempersonalisasi pesan pemasaran dan menargetkan
segmen pelanggan tertentu berdasarkan perilaku dan preferensi mereka.
Otomatisasi pemasaran dan sistem manajemen hubungan pelanggan
(CRM) adalah dua jenis alat perangkat lunak yang biasa digunakan oleh
bisnis untuk mengelola interaksi pelanggan dan upaya pemasaran mereka.
Meskipun kedua alat tersebut berfokus pada pengelolaan hubungan
pelanggan, keduanya melayani tujuan yang berbeda dan memiliki fitur
dan kemampuan yang berbeda. Perangkat lunak otomasi pemasaran
dirancang untuk mengotomatiskan dan merampingkan proses pemasaran,
seperti perolehan prospek, pemasaran email, dan pemasaran media sosial.
Alat otomasi pemasaran dapat membantu bisnis membuat dan
melaksanakan kampanye pemasaran, melacak keterlibatan pelanggan,
dan mengukur efektivitas upaya pemasaran. Mereka juga dapat
membantu bisnis mempersonalisasi pesan pemasaran dan menargetkan
segmen pelanggan tertentu berdasarkan perilaku dan preferensi mereka.
Di sisi lain, sistem CRM dirancang untuk mengelola dan menganalisis
interaksi pelanggan dan data sepanjang siklus hidup pelanggan. Sistem
CRM dapat membantu bisnis melacak informasi pelanggan, seperti detail
kontak, riwayat pembelian, dan preferensi pelanggan. Mereka juga dapat
membantu bisnis untuk mengelola saluran penjualan, melacak interaksi
layanan pelanggan, dan menganalisis perilaku pelanggan untuk
mengidentifikasi peluang penjualan atau penjualan silang. Salah satu
manfaat utama dari otomasi pemasaran dan sistem CRM adalah
kemampuannya untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan
16
pelanggan. Dengan menggunakan alat ini, bisnis dapat memberikan
komunikasi yang lebih personal dan terarah dengan pelanggan mereka,
yang dapat menghasilkan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan
meningkatkan loyalitas pelanggan.
Singkatnya, otomatisasi pemasaran dan sistem CRM adalah alat
penting untuk bisnis yang ingin meningkatkan hubungan pelanggan dan
upaya pemasaran mereka. Sementara otomasi pemasaran berfokus pada
mengotomatiskan proses pemasaran dan menghasilkan prospek, sistem
CRM dirancang untuk mengelola dan menganalisis data dan interaksi
pelanggan di sepanjang siklus hidup pelanggan. Kedua alat tersebut
dapat membantu bisnis untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan,
meningkatkan penjualan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan
secara keseluruhan.
D. UNDERSTANDING THE COST AND BENEFITS
OF ONLINE MARKETING COMMUNICATIONS
Di era digital saat ini, sangatlah penting bagi bisnis untuk memahami biaya
dan manfaat komunikasi pemasaran online. Pemasaran online memberikan
manfaat yang tidak dapat diabaikan, seperti biaya yang lebih rendah
dibandingkan media pemasaran tradisional contohnya iklan televisi atau
cetak dan jangkauan luas dari populasi target yang sesuai. Namun, penting
untuk dipahami bahwa ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu
untuk memaksimalkan keuntungan pemasaran online. Selain itu, penting juga
untuk memahami dengan baik keunggulan komunikasi pemasaran online.
1) Online Marketing Metrics : Lexicon
Marketing Metrics Lexicon ialah kumpulan istilah dan metrik yang
digunakan untuk menilai keberhasilan pemasaran online dan aktivitas
bisnis. Istilah-istilah ini membantu pemasar dalam memahami data yang
dikumpulkan serta membantu pemasar meningkatkan strategi pemasaran
17
mereka. Ada empat kelompok dalam marketing metrics lexicon ini,
antara lain :
1) Ukuran Audiens atau Pangsa Pasar
Ukuran audiens atau pangsa pasar ialah marketing metrics yang
digunakan untuk mengukut potensi pasar dari suatu produk atau
layanan. Ukuran audiens atau pangsa pasar ini terdiri dari 10 istilah.
Adapun istilahnya, yaitu :
a. Impressions, Impressions ialah berapa kali konten atau iklan di
situs web atau platform media sosial dilihat. Setiap kali konten
atau iklan ditampilkan di layar pengguna, terlepas dari apakah
pengguna melihat atau berinteraksi dengan konten atau iklan
tersebut maka dihitung sebagai satu impressions
b. Click-Through Rate (CTR), CTR mengukur rasio klik pada
iklan atau tautan tertentu terhadap jumlah penayangan yang
diterimanya. CTR ini digunakan untuk mengukur sebara efektif
iklan atau email marketing tersebut
c. View Through Rate (VTR), ialah rasio penayangan iklan video
terhadap penayangan yang menghasilkan konversi, seperti klik
tautan atau pembelian produk. VTR ialah metrics yang
digunakan untuk menilai keberhasilan kampanye iklan video
d. Hits, ialah jumlah permintaan file dari server web. Satu hits
dihitung dengan satu permintaan untuk file tertentu, seperti
gambar atau halaman web.
e. Page Views, ialah jumlah halaman web yang dilihat pengguna
dalam satu sesi diukur dengan tampilan halaman. Setiap kali
pengunjung melihat halaman yang sam aselama sesi, itu
digitung sebagai page views yang berbeda
f. Stickiness (duration), ialah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan berapa lama pengguna bertahan di situs web atau
platform media sosial. Semakin lama pengunjung bertahan di
halaman web atau platform sosial media maka, semakin besar
18
kemungkinan mereka untuk berinteraksi dengan konten dan
melakukan tindakan yang diinginkan.
g. Unique Visitors, istilah ini menjelaskan jumlah pengunjung
situs web atau platform media sosial selama periode waktu
tertentu. Pengunjung dihitung sebagai satu unique visitors jika
mereka mengunjungi situs web atau platform media sosial lebih
dari satu kali dalam jangka waktu tertentu.
h. Loyalty, ialah jumlah pengunjung yang kembali ke situs web
atau platform media sosial setelah jangka waktu yang telah
ditentukan. Tingkat kepercayaan (loyalty) dapat berfungsi
sebagai indikator utama untuk menentukan seberapa baik
kampanye
pemasaran
internet
mempertahankan
basis
konsumennya
i. Reach, ialah total orang yang melihat konten atau iklan tertentu
di situs web atau platform media sosial. Reach dapat dihitung
dengan menggunakan jumlah impressions atau jumlah unique
visitors
j. Recency, mengacu pada waktu terakhir kali pengunjung
menggunakan situs web atau platform media sosial. Recency
dapat menjelaskan seberapa sering pengunjung kembali ke situs
web atau platform media sosial serta seberapa penting
pengunjung untuk mencapai tujuan pemasaran
2) Konversi Ke Pelanggan
Konversi ke pelanggan ialah marketing metrics yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan kampanye iklan dalam mengubah
pengunjung situs web atau calon pelanggan menjadi pelanggan yang
sebenarnya. Konversi ini biasanya dinilai dengan rasio antara jumlah
pengunjung situs web atau calin pelanggan yang melakukan
tindakan seperti membeli produk atau mendaftar untuk layanan
dengan jumlah total pengunjung situs web atau calon pelanggan.
19
Konversi ke pelanggan ini terdiri dari 9 istilah. Adapun istilahnya,
yaitu :
a. Acquisition Rate, ialah presentase pengunjung situs web yang
mengonversi untuk pertama kalinya dalam jangka waktu yang
telah ditentukan, dibandingkan dengan jumlah total pengunjung.
b. Conversion Rate, ialah presentase pengunjung situs web yang
menyelesaikan tindakan konversi atau melakukan pembelian
(seperti mendaftar atau mengisi formulir), dibandingkan dengan
jumlah total pengunjung.
c. Browse to Buy Ratio, ialah rasio antara jumlah pengunjung situs
web yang hanya melihat-lihat produk tanpa melakukan
pembelian dengan jumlah pengunjung yang melakukan
pembelian.
d. View to Cart Ratio, ialah rasio antara jumlah pengunjung situs
web yang melihat suatu produk dan menambahkannya ke
keranjang belanja mereka dengan jumlah pengunjung yang
melakukan pembelian.
e. Cart Conversion Ratio, ialah presentasi pengunjung situs web
yang menyelesaikan pembelian setelah menambahkan produk
ke keranjang belanjanya.
f. Checkout Conversation Rate, ialah presentasi pengunjung situs
web
yang
menyelesaikan
proses
checkout
setelah
menambahkan item ke kerjanjang belanja.
g. Abanbodment Rate, ialah presentasi pengunjung situs web yang
mengabaikan proses pembelian setelah menambahkan item ke
keranjang belanja.
h. Retentio
Rate, ialah presentasi
pelanggan
yang terus
berlangganan atau membeli produk dari waktu ke waktu
i. Attrition Rate, ialah perentase pelanggan yang berhenti
membeli produk atau membatalkan langganan mereka dari
waktu ke waktu.
20
3) Pemasaran Sosial
Pemasaran sosial adalah aktivitas pemasaran yang menggunakan
platform media sosial untuk menciptakan hubungan, meningkatkan
kesadaran merek serta mengiklankan produk dan jasa kepada target
pasar. Pemasaran sosial ini terdiri dari empat istilah. Adapun
istilahnya, yaitu :
a. Conversation Ratio, ialah metics yang menghitung rasio
percakapan media sosial (termasuk komentar, balasan atau
interaksi lainnya) terhadap tayangan atau tampilan konten yang
terjadi di media sosial. Metrics ini berguna untuk mengetahui
seberapa baik kampanye pemasaran dalam membangun
interaksi dengan audiens di media sosial.Semakin tinggi nilai
conversation ratio, maka semakin banyak interaksi dan semakin
berhasil kampanye pemasaran yang dilakukan.
b. Applause Ratio, ialah metrics yang menghitung rasio jumlah
like atau respons positif lain terhadap jumlah tayangan konten.
Metrics ini berguna untuk mengetahuo berapa banyak audiens
yang bereaksi positif terhadap iklan yang dibuat. Semakin tinggi
nilai applause ratio maka semakin banyak dukungan apresiasi
yang diterima iklan tersebut.
c. Ampification, ialah metrics yang menghitung rasio jumlah share
dan komentar terhadap tayangan iklan. Metrics ini berguna
untuk menentukan seberapa baik audiens mendistribusikan
konten ke jaringan mereka. Semakin tinggi nilai amplification,
maka semakin banyak orang yang menyukai iklan tersebut dan
membagikan ke jaringannya.
d. Sentiment Ratio, ialah metrcs yang menghitung rasio komentar
positif fan komentar negatif yang dibuat terhadap tayangan iklan.
Metrics ini berguna untuk mengetahui bagaimana audiens
melihat merek atau kampanye pemasarannya. Semakin tinggi
21
nilai sentiment ratio, maka semakin positif persepsi audiens
terhadap tayangan iklan.
4) Metriks Email
Metrics email atau metrik email ialah informasi yang dikumpulkan
dari iklan pemasaran email untuk menilai efektivitas iklan tersebut.
Metriks email ini terdiri dari empat istilah. Adapun istilahnya, yaitu :
a. Open rate, ialah presentase email yang benar-benar dibuka oleh
penerima email. Open rate dihitung dengan membagi total email
yang dibuka dengan jumlah email yang terkirim lalu dikurangi
jumlah email bounce.
b. Delivery Rate, ialah presentasi dari total email yang berhasil
dikirim ke kotak masuk penerima dari total email yang dikirm.
Email yang tidak terkirim dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti email yang salah atau spam filter.
c. Click Through Rate (e-mail), ialah presentase jumlah penerima
email yang mengklik tautan yang terdapat dalam email yang
dikirim. CTR dihitung dengan membagi total penerima email
yang mengklik tautan dengan jumlah email yang terkirim lalu
dikurangi jumlah email bounce.
d. Bounce Back Rate, ialah presentasi email yang tidak berhasil
terkirim dari total email yang dikirim. Terdapat dua jenis bounce
back rate, yaitu hard bounce yang terjadi saat alamat email salah
atau tidak dikenal dan soft bounce yang terjadi saat inbox
penerima email penuh atau server email penerima sedang offline.
e. Unsubscribe Rate, ialah presentase dari total penerima email
yang memutuskan untuk tidak menerima email dari pengirim
selanjutnya setelah menerima email yang dikirim.
f. Conversation Rate (email), ialah presesntasi dari total penerima
email yang terlibat dalam tindakan tertentu, seperti melakukan
pembelian atau melengkapi formulir setelah membuka email.
22
2) The Cost Of Online Advertising
Biaya iklan online tergantung pada banyak faktor, termasuk platform
iklan yang digunakan, jenis iklan yang dipilih, target audiens dan durasi
kampanye iklan. Selain itu, persaingan antara penawaran iklan di
platform juga berdampak pada harga iklan online. Dimana, semakin
banyaknya penawaran iklan yang ada, maka semakin besar biaya untuk
mendapatkan tayangan atauu klik yang diinginkan. Model penetapan
harga atau pricing model ialah cara perusahaan untuk menentukan harga
produk atau layanan yang ditawarkan. Adapun pricing model untuk iklan
online ialah :
a. Barter, ialah bentuk model harga yang melibatkan pertukaran barang
atau jasa tanpa menggunakan uang sebagai salurannya. Dalam
pemasaran online, barter bisa dilakukan antara dua pihak yang bisa
mendapatkan keuntungan satu sama lain. Misalnya, seorang
influencer melakukan promosi produk tertentu di akun media
sosialnya, dan dalam baliknya influencer tersebut menerima produk
atau layanan dari perusahaan tersebut.
b. Cost Per Thousand (CPM), ialah jenis model harga yang dibayar
oleh pengiklan kepada penerbit iklan setiap kali iklan tersebut
ditampilkan dalam seribu kali (permile). CPM sering digunakan
dalam kamanye branding dan brand awareness, dimana tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesadaran merek dan visibilitas produk.
c. Cost Per Click (CPC), ialah jenis model harga yang dibayar oleh
pengiklan kepada penerbit iklan setiap kali pengguna mengklik iklan
tersebut. Model ini sering digunakan dalam kampanye yang
bertujuan untuk mengarahkan pengguna ke halaman website
perusahaan.
d. Cost Per Lead (CPL), ialah jenis model harga dimana pengiklan
membayar penerbit iklan setiap kali pengguna melakukan tindakan
tertentu, seperti mengisi formulir pendaftaran atau melakukan
23
unduhan file. Model ini sering digunakan dalam kampanye
pemasaran langsung untuk mengumpulkan data pelanggan.
e. Cost Per Action (CPA), ialah jenis model harga dimana pengiklan
membayar penerbit iklan setiap kali pengguna melakukan tindakan
tertentu yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau
bergabung menjadi keanggotaan. CPA sering digunakan dalam
kampanye pemasaran kinerja.
f. Hybrid, ialah model harga yang menggabungkan dua atau lebih jenis
model harga yang disebutkan diatas. Misalnya, kampanye iklan
menggunakan model CPC untuk mendotong lebih banyak
pengunjung ke situs web dan kemudian menggunakan model CPA
untuk meningkatkan penjualan.
g. Sporonship, ialah jenis model harga dimana pengiklan membayar
penerbit iklan untuk mendanai konten tertentu yang diproduksi oleh
penerbit tersebut. Model ini sering digunakan untuk menciptakan
hubungan positif dengan konsumen serta meningkatkan kesasaran
merek.
3) Marketing Analytics : Software For Measuring Online Marketing
Result
Ada banyak software untuk mengukur hasil pemasaran online, baik
secara gratis maupun berbayar. Adapun beberapa software yang dapat
digunakan ialah :
a. Google Analytic, merupakan software gratis yang dapat digunakan
untuk mengukur keefektifan pemasaran online. Google analytic ini
menyediakan berbagai jenis metrik yang dapat membantu dalam
memahami perilaku pengguna, konversi dan lain-lain.
b. SEMRush, merupakan software berbayar yang berfokus pada
analisis PPC dan SEO. SEMRush menawarkan analisis pesaing,
peringkat kata kunci dan lain-lain.
24
c. Hootsuite, merupakan software berbayar yang dapat digunakan
untuk mengelola atau mengawasi media sosial secara terpusat.
Hootsuite dapat membantu pememantauan konten, mengukur
kinerja posting dan melacak kemajuan iklan sosial media.
d. Sprout Social, merupakan software berbayar yang menyediakan alat
untuk mengelola iklan media sosial , termasuk pemantauan merek,
analisis pesan serta pengukuran kinerja.
b. Penggunaan
software
untuk
hasil
pemasaran
online
juga
memberikan manfaat dimana dapat memberikan data yang lebih
akurat dan lengkap serta memungkinkan analisis yang lebih dalam
serta membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam
kampanye pemasaran online.
E. STUDI KASUS
JD.ID
Mengutip keterangan dari laman resminya, JD.ID akan berhenti menerima
pesanan per 15 Februari 2023. Sementara itu, pada 31 Maret 2023 semua layanan
maupun operasi akan dihentikan. Dalam riwayatnya, JD.ID hadir di Indonesia pada
November 2015. Mereka diketahui sebagai anak perusahaan salah satu toko online
terbesar asal China, yakni JD.COM. Pada pendiriannya, mereka bekerja sama
dengan firma ekuitas asal Singapura, yaitu Provident Capital Partners.
Terbaru, mereka baru mengumumkan akan tutup permanen per 31 Maret
2023 mendatang. Padahal, pada Desember 2022 lalu, JD.ID masuk jajaran ecommerce dengan traffic terbesar di Indonesia nomor 10. Adapun untuk alasan
mengapa JD menutup layanannya di Indonesia, kabarnya mereka ingin fokus
kembali pada pertumbuhan bisnisnya di dalam negeri (China). Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi mengapa JD.ID tutup adalah sebagai berikut :
1.
Kurangnya Loyalitas Temporer dengan Promo dan Diskon
25
Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies
(Celios), Bhima Yudhistira, pasar di Indonesia terutama ecommerce
B2C (business to consumer), mengandalkan loyalitas temporer dengan
promo dan diskon. Sementara JD.iD ia melihat promo yang diberikan
kurang sebesar pesaingnya.
2.
Kurangnya Edukasi Mengenai Produk Orisinal
Adanya sikap permisif pada konsumen digital di Indonesia.
Artinya mereka membenarkan bahwa membeli barang palsu itu tidak
masalah dan dianggap tidak melanggar aturan. Hal tersebut memang
faktanya lebih menarik, karena adanya perbedaan harga yang sangat
signifikan.
3.
Kurangnya Faktor Marketing dibanding Pesaing Lain
Tutupnya layanan JD.ID juga karena faktor marketing. Di mana
cara pemasarannya tidak semasif pemain papan atas, meskipun di
negara asalnya, China, platform ini tergolong cukup besar. Tapi di
indonesia biaya marketing dan pemasarannya tidak semasif di negara
lainnya.
4.
Pasar E-Commerce di Indonesia Dinilai Sudah Jenuh
Kenapa sudah jenuh? karena ecommerce itu makin mengerucut,
kedua atau tiga pemain besar yang produknya lengkap, cara
pembayarannya lengkap, cara pengiriman banyak bervariasi. Sehingga
konsumen ketika mendownload suatu aplikasi mereka keberatan
switching ke ecommerce lain.
5.
Kehabisan Dana Segar
Kehabisan dana segar karena suntikan dana dari investor
dihentikan. Induk usaha JD.id dan partner VC-nya sedang melakukan
pengetatan kucuran dana sebagai dampak krisis global, sementara JD.id
tak kunjung mencapai profitable growth. Akibatnya, mereka
melakukan refocusing dan pemprioritasisain ulang dengan pindah
haluan ke pasar dalam negeri. Alasan no market needs, flawed bis
model, regulatory challenges, dan product mistimed jelas tidak. Kenapa?
26
Karena Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dan Bukalapak telah
terbukti sukses meraup pasar, tanpa ganjalan faktor-faktor tersebut.
Diketahui penutupan JD.id merupakan keputusan induk usahanya JD.com
yang ingin fokus di bisnis rantai pasok internasional dengan logistik dan
pergudangan sebagai inti bisnisnya. Selain itu mobilitas masyarakat saat ini sudah
kembali normal, di mana banyak orang belanja di tempat fisik. Jadi, kalau ada ecommcer yang tidak kuat untuk terus menerus menarik dengan beberapa promo
yang ditawarkan, maka siap-siap ditinggal konsumen.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
B.
SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Antarikso,
.
28
Download