Uploaded by Dhea Kusuma

Dhea Kusuma XI IPA 4 MPR 1 Islam Rahmatan

advertisement
Materi : Islam Rahmatan lil’alamin dan Moderasi Beragama pada MPR online. 2020.
JUDUL :
Amma Ba’du
Siang itu panas sekali, seorang gadis kecil berjilbab lusuh, menjajakan
makanan asongan. Dilihat dari parasnya gadis itu seusia anak SMP dan nampak khas
anak Jawa. Tiap hari selepas sekolah, dari pintu ke pintu rumah ia tawarkan
makanannya. Hari itu belum ada satupun makanan yang laku. Berarti belum ada uang
di kantong. Haus dan lapar memapar tenggorokan dan perutnya. Gadis itu
memutuskan untuk meminta minum atau makanan di sebuah rumah. Akan tetapi dia
kehilangan keberanian untuk meminta-minta. Lagi-lagi gemuruh perut tak bisa lagi
ditahan. Ia beranikan berjalan gontai di perumahan elit yang tak jauh dari tempat dia
kelelahan.
Sekian rumah ia lewati tanpa keberanian. Gontai lemas gadis itu menguat,
saat tiba didepan rumah seorang lelaki yang lagi enjoy mencuci mobil barunya.
“Bapak bisakah bantu saya?” suara lemas anak itu sayup terdengar. Lelaki itu melihat
dan bergegas mendekati dan mengajak gadis itu ke teras rumah. “Baik, ada apa nak?”
sapa simpati lelaki itu. Gadis itu dengan malu tidak jadi miminta makanan, ia hanya
berani meminta segelas air.
Lelaki itu tanggap dan segera ia mengambil sepiring nasi goreng dan segelas
air susu. “Silahkan makan dan minum nak, dihabisin ya?”, Kemudian, gadis tersebut
makan dan minum dengan “lahap”nya. Selesai makan dan minum ia bertanya,
“Berapa saya harus membayar untuk sepiring dan segelas air susu ini?”.
Lelaki itu menjawab, “Nak, kamu tidak perlu membayar apapun, orang tua
kami dulu mengajarkan untuk tidak menerima bayaran jika melakukan suatu
kebaikan.” kata lelaki kaya itu.
Sambil berterimakasih dan menghabiskan susunya, gadis itu berkata dalam
hatinya : “ Dari hatiku yang terdalam, aku sangat simpati pada lelaki kaya yang baik
hati ini, dia tidak sombong dan peduli orang lain walaupun ia berbeda keyakinan
denganku!’.
Bebarapa puluh tahun kemudian, lelaki kaya itu (kini sudah lanjut usia)
mengalami sakit yang sangat kritis. Balai pengobatan sudah tidak mampu lagi
mengobati penyakit komplikasinya, Apalagi saat ini ia berstatus duda seorang
pensiunan pejabat BUMN. Atas saran keluarganya, si lelaki itu di pindahkan ke Rumah
Sakit Umum Daerah. Namun tetap saja penyakitnya tidak terobati. Akhirnya dengan
1
menjual segala aset yang dimiliki, lelaki itu di rujuk ke rumah sakit ibukota karena di
sana ada dokter spesialis yang baik dan banyak pasiennya yang sembuh.
Dr. Hj. Husna Nisaul Hasanah dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada
saat dia mendengar nama kota asal pasien tersebut, terbersit seberkas pancaran
aneh pada mata Dr. Husna. Segera ia bangkit mengenakan jubah dokternya dan
bergegas menuju kamar pasien tersebut. Ia langsung mengenali lelaki lansia itu
dengan sekali pandang.
Dr. Husna kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk
melakukan serangkain medical chek up total dan terapi-terapi medis lainnya.
“Pokoknya, lelaki ini harus sembuh,” demikian obsesinya. Mulai hari itu, lelaki yang
tergolek lemah tersebut menjadi perhatian Dr.Husna dengan kasih dan perhatian
yang tulus. Memasuki bulan yang kedua di rumah sakit tersebut ternyata lelaki itu
benar-benar sembuh.
Lalu, Dr. Husna meminta bagian keuangan rumah sakit untuk menyiapkan
seluruh tagihan biaya pengobatan. Dr. Husna melihatnya, dan menuliskan di pojok
atas lembar tagihan tersebut. Ia yakin lelaki ini tak akan mampu membayar tagihan
tersebut walaupun harus dicicil seumur hidup.
Lembar tagihan akhirnya sampai ke tangan pasien yang sudah sembuh
tersebut. Dengan rasa was-was ia memberanikan diri membaca tagihan biaya rumah
sakit yang disodorkan petugas keuangan. Disana tertera rincian besarnya biaya yang
dikeluarkan selama ia menjalani pengobatan. Akan tetapi, ada sesuatu yang menarik
perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang
berbunyi : “telah dibayar lunas dengan sepiring nasi goreng dan segelas air susu!”.
Tertanda : Dr. Hj. Husna Nisaul Hasanah.
Pembaca, sepiring nasi dan segelas susu yang diberikan lelaki kaya waktu itu,
telah memberikan dampak luar biasa bagi seorang gadis miskin yang kemudian
menjadi seorang dokter, yaitu Dr. Husna Nisaul Hasanah. Ketika memberi waktu itu,
lelaki itu tidak pernah berpikir akan balasan yang akan diterima. Memberi yang tulus
adalah kepada siapapun tanpa membedakan agama, suku, ras dan bahasa.
Para siswa, ketika ditanya, apa yang paling membuat-mu bahagia saat ini?.
Mungkin jawaban yang paling tepat adalah peduli dengan memberi kebahagiaan
kepada orang lain. Memberi memang indah daripada menerima. Memberi
merupakan wujud kerendahan hati kita dihadapan Sang pencipta yang Maha Kaya.
Agama mengajarkan kepada kita “tangan diatas lebih baik daripada tangan
dibawah”. Barang siapa menanam ia akan mengetam, menanan kebaikan akan
mengetam kebaikan, menanam keburukan akan mengetam keburukan.
Demikian semoga mengispirasi…!
1
Mengambil Pelajaran untuk jadi Nilai Diri
1. Berilah judul yang pas untuk kisah diatas
Jawab : Hikmah Bersedekah
2. Jelaskan bagaimana karakter 2 tokoh dalam kisah diatas
Jawab :
Dr. Husna : tanggung jawab, balas budi, baik hati
Lelaki kaya : baik hati, suka menolong, dermawan
3. Jelaskan hubungan kisah diatas dengan konsep Islam rahmatan lil’alamin
Jawab : islam adalah bentuk nikmat dan kasih sayang Allah SWT. Didalamnya
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan lainnya. Dalam kisah diatas kita
diminta untuk bersedekah dan menyayangi sesama manusia walau berbeda
ras, agama, suku, bangsa dan lainnya. Kita diminta untuk menciptakan
kesejahteraan dalam hidup, tidak boleh sewenang-wenang dan menghargai
orang lain.
4. Jelaskan beberapa sikap moderasi beragama yang bisa kalian ambil dari kisah
diatas!
Jawab : menhargai sesame manusia. Bersedekah, toleransi
5. Disaat pandemic covid 19 dan ramadhan seperti sekarang ini, tentu Anda bisa
berbagi dengan orang lain. Orang bisa berbagi kalau dia memiliki. Nah tulislah
5 hal terbaik yang sudah Anda miliki yang siap Anda bagi kepada orang lain
di bulan ramadhan ini ?
Jawab:
- Berbagi kebutuhan sembako kepada orang yang lebih membutuhkan
- Berbagi donasi penanganan covid-19
- Berbagi masker kepada para pekerja yang diharuskan bekerja ditengah
pandemic
- Berbagi ilmu cara pencegahan covid-19 atau lainnya
- Berbagi kebahagiaan kepada para medis dengan cara menaati peraturan seperti
tidak keluar rumah.
Selamat Berbagi…
1
Kisah terispirasi dari buku : ½ isi ½ Kosong
1
Download