ANALISIS EFEKTVITAS PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL DI PASAR BULU KOTA SEMARANG Oleh : Iis Nurlaela , Dyah Hariani Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465407 Laman : http//www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id ABSTRACT The existence of traditional market be on the skids here with rapid development of modern market. Presence of modern market that managed professionally claimed have been discrediting the presence of traditional market. Revitalization of traditional market is the effort to keep the existence of traditional market and increasing the competitiveness traditional market against modern market. This research is aim to analize the effectiveness of traditional market revitalization program in Pasar Bulu Semarang City and identifying the barrier factors of effectiveness revitalization SURJUDP 7KH UHVHDUFK UHVXOW VKRZV WKDW WUDGLWLRQDO PDUNHW¶V UHYLWDOL]DWLRQ SURJUDP LQ Pasar Bulu Semarang City is not effective because not any change mindset of traders from traditional market to modern traditional market, decline acceptance of retribution in Pasar Bulu, funding revitalization is not allocated efficiently to build complete facilities in accordance with provisions, community dissatisfaction with information service in Pasar Bulu, a descline in the income of traders, not many people community LQYLOYHPHQW LQ H[SUHVV WKHLU RSLQLRQV WUDGHUV DWWLWXGH DQG YLVLWRUV FDQ¶W NHHS WKH cleanliness and discipliness of the market, a lot of facilities defect numbers that not repaired sooQ DQG PDUNHW PDLQWHQHU KDYHQ¶W EHHQ DEOH WR HQIRUFH UXOHV ILUPO\ VKRZV with a lot numbers of problem that seems to be left and not followed soon. Key Word : Effectiveness of the Program, Revitalization, Traditional Market Di balik peran-peran strategis PENDAHULUAN pasar A. Latar Belakang Pasar tradisional berbagai tradisional tersebut terdapat permasalahan yang merupakan membutuhkan perhatian Pemerintah. jantung perekonomian untuk mencapai Keberadaan pasar tradisional kini kian kesejahteraan rakyat Indonesia melalui menurun berbagai fungsi dan peran strategis yang perkembangan pasar modern. Kehadiran dimiliki. pasar-pasar Pasar tradisional menjadi seiring dengan modern yang pesatnya dikelola indikator nasional terkait pergerakan dengan baik dan profesional oleh para tingkat kebutuhan investor diklaim telah mendiskreditkan bahan pokok. Peran pasar tradisional keberadaan pasar tradisional. Sebagian melalui para pelaku ekonomi mikro besar pasar tradisional masih terkesan tersebut setidaknya telah menjadikan becek, bau, sumpek, pengap, dan kotor. Indonesia memiliki daya tahan yang Di Kota Semarang pasar-pasar modern sangat baik terhadap krisis sehingga berkembang cukup pesat dan membawa terhindar dari krisis ekonomi global dampak yang kurang menguntungkan yang terjadi pada tahun 2008-2009. Saat bagi pasar tradisional. kestabilan harga ini pasar tradisional menjadi wadah utama penjualan Tabel 1.1. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Semarang Tahun 2013-2015 produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah, kecil, serta mikro yang No Pasar 1. Tradisional Kota Wilayah Lingkungan Modern Mall/Plaza Supermarket Mini Market sebagian besar merupakan produk hasil pertanian. Selain itu, pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam hal penyerapan tenaga kerja. Survey yang dilakukan BPS Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa sektor ritel mampu menyerap 24,8 juta tenaga kerja 2. Jumlah Tahun Tahun Tahun 2013 2014 2015 70 67 50 9 9 16 21 21 11 40 37 23 467 499 503 5 5 5 35 38 42 427 456 456 Sumber: Dinas Pasar, 2016 atau sekitar 21,6% dari total tenaga kerja Indonesia. Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar Tradisional sebagai mempertahankan wujud untuk C. Tujuan Penelitian eksistensi pasar 1. Menganalisis efektivitas program tradisional di Kota Semarang. Dalam revitalisasi pasar tradisional di Pasar Pasal 34 Ayat 3 disebutkan bahwa Bulu Kota Semarang. revitalisasi pasar menghidupkan ditujukan atau untuk menggiatkan 2. Menganalisis faktor±faktor penghambat efektivitas program kembali kegiatan perdagangan yang revitalisasi pasar tradisional di Pasar terdapat di pasar. Salah satu pasar Bulu Kota Semarang. tradisional yang telah direvitalisasi yaitu D. Kerangka Pemikiran Teoritis Pasar Bulu Kota Semarang. Diharapkan Miller dalam (James L Gibson, dengan revitalisasi Pasar Bulu ini dapat 2000:193) mengemukakan efektivitas memenuhi kebutuhan masyarakat di merupakan tingkat seberapa jauh suatu wilayah Semarang dengan harga yang sistem relatif lebih terjangkau. Stabilitas harga Efektivitas ini harus dibedakan dengan barang kebutuhan pokok masyarakat efisiensi. dapat terjaga, serta perputaran ekonomi pengertian perbandingan antara biaya masyarakat sosial mencapai Efisiensi tujuannya. mengandung Semarang dapat lebih dan hasil, sedangkan efektivitas secara Pasar Bulu juga langsung berkembang. berhubungan dengan diharapkan ke depannya menjadi ujung pencapaian suatu tujuan. Efektivitas tombak penjualan komoditas lokal dan merupakan produk-produk dalam negeri. organisasi melalui pemanfaatan sumber B. Rumusan Masalah daya yang dimiliki secara efisien, 1. Bagaimanakah pelaksanaan program ditinjau dari sisi masukan (input), pencapaian maupun keluaran tujuan revitalisasi pasar tradisional di Pasar proses, (output). Bulu Kota Semarang ? Dalam hal ini yang dimaksud sumber yang daya meliputi ketersediaan personil, program sarana dan prasarana serta metode dan revitalisasi pasar tradisional di Pasar model yang digunakan. Penyusunan Bulu Kota Semarang ? program 2. Faktor-faktor menghambat apa saja efektivitas dalam merupakan upaya organisasi. program, suatu langkah pencapaian tujuan Dengan dapat adanya suatu membantu setiap Di dalam mengukur efektivitas anggota organisasi untuk bekerja secara sistematis dan terstruktur dalam mencapai tujuan organisasi. Program program revitalisasi pasar tradisional di pasar Bulu menggunakan kriteria harus dibuat dengan memperhatikan sebagai berikut: (1) Sosialisasi program, capaian (2) Pencapaian tujuan atau hasil, (3) dan kondisi organisasi, sehingga ada keberlanjutan program Efisiensi dalam sasaran, (5) Daya tanggap klien, (6) menjawab capaian visi (4) Kepuasan organisasi. Efektivitas suatu program Intensitas. akan sangat mempengaruhi efektivitas E. Metodologi Penelitian kelompok Penelitian ini bertipe deskriptif sebuah organisasi. Menurut Budiani dalam (Amelia, kualitatif karena bersifat pengungkapan 2015) untuk mengukur efektivitas suatu fenomena-fenomena secara deskriptif program tanpa dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kuantitas menggunakan variabel-variabel sebagai kemunculan berikut: 1) Ketepatan Sasaran Program, kedalaman 2) Sosialisasi Program, 3) Tujuan fenomenanya. Penelitian ini Program, Program. pada efektivitas program revitalisasi Menurut pendapat David Krech, Ricard pasar tradisional di Pasar Bulu Kota S. Cruthfied dan Egerton L.Ballachey Semarang. yang Danim dilakukan dengan Triangulasi, dengan (2004:119-120), menyebutkan ukuran cara melakukan wawancara mendalam efektivitas sebagai berikut : 1) Jumlah dengan beberapa informan, observasi, hasil yang dapat dikeluarkan, 2) Tingkat dan dokumentasi. 4) Pemantuan dikutip Sudarwan kepuasan yang diperoleh, 3) Produk kreatif, 4) Nakamura Intensitas. dan Robert Smallwood T. dalam fenomena, informasi Teknik tetapi pada setiap berfokus koleksi data PEMBAHASAN A. Analisis Efektivitas Program (Handayani, 2015) mengemukakan lima Revitalisasi Pasar Tradisional di kriteria keberhasilan program, yaitu: 1) Pasar Bulu Kota Semarang Pencapaian Tujuan atau Hasil, 2) Efisiensi, 3) Kepuasan Kelompok 1. Sosialisasi Program a. Materi Sosialisasi Sasaran, 4) Daya Tanggap Klien, 5) Materi yang disampaikan oleh Sistem Pemeliharaan. Dinas Pasar dalam sosialisasi program revitalisasi meliputi, Aksesibilitas pasar Bulu pada rencana revitalisasi, penempatan kenyataannya pedagang, dan kepemilikan kios. memperhatikan Materi masyarakat ini berfokus pada belum kebutuhan penyandang pemahaman revitalisasi secara disabilitas dengan belum adanya fisik dan sosialisasi kurang ekonomi. Materi fasilitas-fasilitas program dinilai disediakan untuk penyandang sehingga disabilitas seperti ramp, lift, menyeluruh belum mampu menumbuhkan toilet, pemahaman Penyandang pedagang dan khusus rambu dan disabilitas yang marka. perlu masyarakat akan tujuan mendapatkan kesempatan dalam revitalisasi dari aspek memanfaatkan fasilitas umum manajemen dan aspek sosial seperti pasar untuk memenuhi budaya. kebutuhannya. Pentingnya aksesibilitas bagi penyandang b. Metode Sosialisasi Metode yang dilakukan oleh disabilitas Dinas Pasar dalam sosialisasi menjamin dinilai sudah tepat yaitu dengan partisipasi mereka dalam segala menggunakan ketiga pendekatan bidang kehidupan di masyarakat. tersebut. Pendekatan perorangan Selain pembangunan fisik pasar dilakukan dengan mendatangi yang harus bisa dimanfaatkan pihak-pihak oleh yang belum adalah untuk kemandirian dan penyandang disabilitas, masuk harus menyetujui adanya revitalisasi, pintu pendekatan kelompok dengan memperhatikan melakukan mengumpulkan pengunjung. Pintu masuk yang pedagang dan masyarakat pada tersedia di Pasar Bulu kurang suatu pertemuan, dan sosialisasi strategis dilakukan dengan menggunakan memperhatikan potensi arah arus media seperti poster maupun pengunjung. banner. 2. Pencapaian Tujuan atau Hasil a. Aksesibilitas di Pasar Bulu dan arah arus kurang b. Berfungsinya Pasar Bulu sebagai Objek Wisata Kota Semarang Pasar Bulu belum mampu Pasar setiap menjadi destinasi wisata bagi menurunkan para dengan wisatawan. dikarenakan Hal belum ini banyak tahun target telah retribusi pertimbangan penerimaan retribusi tahu pedagang yang berjualan oleh- sebelumnya dan kondisi pasar. oleh khas Semarang menempati Akan tetapi, target penerimaan pasar Bulu. Pemerintah belum retribusi belum dapat dicapai. menertibkan para pedagang di sekitar Lawang objek Sewu wisata seperti dan Wisma 3. Efisiensi a. Serapan Anggaran Revitalisasi Pasar Bulu Perdamaian masuk ke Pasar Bulu dan PKL yang berada di Jl. Pandanaran. Dengan berfungsinya pasar Bulu sebagai destinasi wisata memberikan akan ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, membentuk sebuah komunitas, sehingga muncul kegiatan baru kegiatan- yang dapat dijadikan sebagai identitas pasar. c. Peningkatan Penerimaan lebih dua tahun pedagang menempati pasar Bulu penerimaan retribusi masih mengalami penurunan bahkan berbeda jauh sebelum pasar direvitalisasi. Selain mengalami penurunan, penerimaan retribusi juga tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan. Dinas untuk revitalisasi pasar Bulu berasal dari dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota Semarang. Serapan anggaran dalam merevitalisasi pasar Bulu terbilang cukup besar yaitu mencapai 64,5 milyar. Dana tersebut digunakan untuk membangun bangunan fisik pasar dan mewujudkan pasar Bulu sebagai pasar semi modern dan Retribusi Pasar Bulu Kurang Pendanaan pasar Revitalisasi anggaran percontohan. ini meyerap cukup banyak dikarenakan pembangunan pasar Bulu yang ditargetkan akan selesai selama satu tahun tidak terealisasikan. Pemerintah menggunakan sistem multiyears dalam revitalisasi Pasar Bulu. b. Kelengkapan Fasilitas di Pasar Bulu. Selain itu, belum adanya pelayanan Bulu harga Fasilitas yang belum tersedia di Pasar Bulu serbaguna seperti untuk ruang pembinaan, penitipan dan bermain anak, gudang tempat penyimpanan stok barang, area bongkar muat, area penghijauan, telekomunikasi, sistem informasi harga dan stok serta papan pengumuman informasi harga harian. Akibatnya, terdapat aktivitas yang dilakukan tidak pada tempatnya, aktivitas misalnya bongkar muat dilakukan di area parkir. Kejelasan Pelayanan Informasi di Pasar Bulu di menyebabkan pengunjung kurang mengetahui kisaran harga bahan pangan. Jika sistem informasi dijalankan dengan baik pengelola oleh pasar, maka fluktuasi harga dan barang yang beredar di pasar bisa dimonitor dengan baik. Sistem informasi hanya ini bermanfaat pengunjung untuk tetapi pedagang, yaitu pedagang dari ditawarkan tidakk juga melindungi harga oleh yang pengumpul b. Peningkatan Pendapatan Pedagang Pasar Bulu Program revitalisasi pasar Bulu Pengelola pasar Bulu belum menyediakan pelayanan informasi mengenai zonasi pasar dan pelayanan informasi harga dan barang secara jelas terbuka. Belum adanya pelayanan informasi zonasi pedagang akan pengunjung perdagangkan yang sebelum sampai ke tangannya. a. Kepuasan Pengunjung terhadap pengunjung komoditi tentang ataupun saluran distribusi lain 4. Kepuasan Kelompok Sasaran dan informasi meyulitkan terutama yang baru bagi kali pertama berkunjung ke pasar belum dapat kepuasan yang memberikan terhadap pedagang ditunjukkan dengan penurunan pendapatan pedagang yang cukup besar hampir mencapai 50%. Kondisi ini tidak sesuai dengan harapan pedagang yaitu dengan adanya program revitalisasi akan meningkatkan pendapatan mereka. Pedagang mengharapkan program revitalisasi seringkali akan membiarkan limbah dagangan pertumbuhan dan membuang limbah tidak pedagang pada tempatnya. Sampah limbah ini meningkatkan Pedagang ekonomi para sehingga pedagang dapat mengembangkan usaha mereka. 5. Daya Tanggap Kelompok Sasaran a. Keterlibatan Masyarakat dalam dagangan juga terlihat menumpuk di tempat berjualan sehingga barang dagangan terlihat kotor. masyarakat yang Aspirasi berkunjung di pasar belum dapat terhadap Revitalisasi Pasar Bulu menjaga ketertiban di pasar. Keberadaan PPJP Pasar Bulu Masyarakat belum berbelanja Menyampaikan banyak di dalam yang pasar optimal sehingga masyarakat tidak mengetahui dengan menggunakan kendaraan dimana mereka dapat bermotor. Selain itu, banyak menyampaikan aspirasi mereka. juga Seringkali bermotor yang parkir di dalam masyarakat hanya menyampaikan aspirasi mereka pasar. kepada pedagang. Keterlibatan 6. Intensitas masyarakat dalam ditemukan a. Pemeliharaan kendaraan Fasilitas/Fisik menyampaikan aspirasi terhadap Pasar Bulu oleh Dinas Pasar revitalisasi pasar Bulu belum Pemeliharaan yang dilakukan banyak Dinas dilakukan terbatasnya karena ruang masyarakat bagi untuk menyampaikan aspirasinya. b. Sikap Pedagang dan Pengunjung adalah dengan memperbaiki fasilitas maupun infrastruktur menjaga yang rusak, kebersihan keamanan pasar. serta Namun, dalam Menjaga Kebersihan dan pernyataaan tersebut berbanding Ketertiban Pasar Bulu terbalik dengan kenyataan yang Di Pasar Bulu pedagang masih ada. bersikap sendiri kerusakan pada fasilitas pasar memperhatikan yang tidak segera mendapatkan dengan seenaknya tidak kebersihan limbah dagangan. Banyak ditemukan perbaikan. Dinas Pasar berdalih bahwa perbaikan akan dilakukan konsumen serta pedagang belum tetapi harus menunggu anggaran. dapat memanfaatkan fasilitas pasar b. Penegakan Peraturan oleh Dinas dengan baik. 2. Belum Pasar adanya strategi maupun ditunjukkan inovasi dari Dinas Pasar untuk peraturan meramaikan pasar. Pasar Bulu kini oleh pengelolaa pasar dapat tidak memiliki icon yang dapat dikatakan belum efektif karena dijadikan sebagai daya tarik. Selain masih terjadi itu, tidak adanya kegiatan-kegiatan terjadi. promosi yang diselenggarakan di Pengelolaa terkesan membiarkan pasar Bulu untuk menarik minat pelanggaraan-pelanggaran pengunjung. tersebut. dibuktikan menyebabkan pasar Bulu belum pedagang mampu menjadi pilihan destinasi Intensitas dengan yang penegakan banyak pelanggaran yang Hal dengan ini banyaknya bahkan gelandangan yang Inilah yang wisata Kota Semarang. bertempat tinggal di pasar, kios 3. Adanya sistem pelayanan informasi yang tutup lama tetapi belum harga yang terbuka belum dianggap mendapatkan peringatan, urgen oleh pengelola pasar karena pemindahan kepemilikan tempat karakteristik pasar tradisional yang berjualan tanpa seijin pengelolaa bisa yang tidak segera diselesaikan, Pengunjung dan pedagang yang berjualan di kepastian harga setelah adanya tawar luar menawar. pasar tidak segera Penghambat Efektivitas baik Pasar Bulu Kota Semarang maupun adanya berkelanjutan revitalisasi bisa harga. mendapatkan yang baik untuk menampung aspirasi Revitalisasi Pasar Tradisional di 1. Tidak menawar 4. Belum adanya sistem pengelolaan ditertibkan. B. Faktor tawar sosialisasi setelah sehingga kritik, saran pendapat, dari keluhan masyarakat. secara Masyarakat sebagai konsumen pasar program perlu disediakan akses yang mudah belum ada untuk mendapatakan kesempatan perubahan perilaku pedagang dan menyampaikan aspirasi mereka. pelayanan yang diberikan kepada Apabila aspirasi dari masyarakat ini Program dapat dikelola dengan baik akan dapat memberikan masukan baru tradisional bagi pasar Pasar Kota Bulu Bulu sehingga Semarang dikatakan belum efektif untuk merespon karena belum adanya perubahan pasar memungkinkan di revitalisasi secara cepat dan tanggap terhadap mindset setiap masalah yang timbul. tradisional menjadi pasar tradisional 5. Kurangnya jumlah petugas pedagang modern, dari terjadi pasar penurunan kebersihan KSM Pasar Bulu dan penerimaan retribusi pasar Bulu, tenaga kontrak yang mempunyai dana revitalisasi tidak dialokasikan tanggungjawab secara efisien untuk membangun dalam kebersihan pasar. penerimaan pungutan pedagang hanya menjaga Selain itu, fasilitas yang lengkap sesuai dengan dari para ketentuan, ketidakpuasan masyarakat untuk akan pelayanan informasi di pasar cukup menutupi biaya operasional KSM Bulu, sehingga kesejahteraan para petugas pendapatan pedagang, belum banyak KSM masih kurang. keterlibatan 6. Budaya organisasi yang birokratis terjadinya penurunan masyarakat dalam aspirasi, sikap pengunjung yang menyampaikan menyebabkan proses pengambilan pedagang keputusan terpusat pada pimpinan. belum mampu menjaga kebersihan Hal terjadi dan ketertiban pasar, banyaknya perpanjangan alur dalam mengambil kerusakan fasilitas pasar yang tidak keputusan. segera mendapatkan perbaikan, dan ini menyebabkan Budaya birokratis dan menjadi organisasi pasar bernuansa pengelola status quo, yang pada akhirnya menegakkan aturan dengan tegas menghambat sebuah kerativitas dan ditunjukkan inovasi. permasalahan PENUTUP A. Kesimpulan 1. Efektivitas Program Revitalisasi dibiarkan pasar belum dengan banyaknya yang dan mampu terkesan tidak segera ditindaklanjuti. 2. Faktor Program Penghambat Revitalisasi Efektivitas Pasar Pasar Tradisional di Pasar Bulu Tradisional di Pasar Bulu Kota Kota Semarang Semarang a. Dinas Pasar tidak memberikan memanfaatkan jasa keuangan sosialisasi secara berkelanjutan lain yang dianggap prosedurnya setelah program revitalisasi baik lebih mudah meskipun bunga secara langsung maupun secara yang ditetapkan lebih tinggi. tidak langsung yaitu melalui e. Belum adanya sistem pengelolaan yang baik untuk media. b. Belum adanya strategi maupun menampung aspirasi baik kritik, inovasi dari Dinas Pasar untuk pendapat, keluhan maupun saran meramaikan pasar. Pasar Bulu dari masyarakat. kini tidak memiliki icon yang f. Kurangnya koordinasi dan dapat dijadikan sebagai daya ketegasan Dinas Pasar kepada tarik. petugas c. Pembangunan pasar Bulu hanya berfokus untuk membangun gedung yang mewah dan megah parkir sehingga membiarkan pengunjung masuk menggunakan sepeda motor. g. Kurangnya jumlah petugas tanpa memperhatikan fasilitas kebersihan KSM Pasar Bulu dan yang ada di dalamnya. Pasar tenaga kontrak Bulu kini terlihat jika dilihat dari h. Budaya organisasi yang luar tetapi fasilitas yang ada di birokratis menyebabkan proses dalamnya pengambilan keputusan terpusat dengan tidak sebanding bangunan mewah tersebut. d. Belum pada pimpinan. B. Saran adanya bantuan permodalan bagi para pedagang 1. Sosialisasi Program Tersedianya a. Perlu adanya sosialisasi yang Koperasi Pasar yang dikelola dilakukan secara berkelanjutan oleh dan di pasar Bulu. pemerintah belum komprehensif dengan sepenuhnya dimanfaatkan oleh melibatkan berbagai pihak yang para pedagang karena prosedur berkompeten yang ditetapkan pada kurang menumbuhkan menguntungkan pedagang. kepada pedagang dan seluruh Sebagian besar pedagang justru elemen yang ada di Pasar Bulu sehingga mampu pemahaman tentang tujuan revitalisasi. Perlu produk adanya penyuluhan, pembinaan melarang menempelkan berbagai dan pelatihan kepada pedagang jenis iklan produk pada dinding Pasar Bulu secara terpadu seperti bangunan, sehingga kondisi dalam pelatihan perilaku hidup bersih bangunan dan berbagai sehat, pelatihan penjualan, dan pemanfaatan strategi pelatihan fasilitas pasar pasar iklan bersih produk dari dalam b. Menjadikan Pasar Bulu sebagai hanya memaksimalkan pendapatan pasar grosir sehingga akan menarik minat masyarakat tidak 2. Pencapaian Tujuan atau Hasil a. Perlunya ketentuan bentuk apapun. pusat dengan baik dan benar. dengan dari wilayah Kota Semarang tetapi juga masyarakat dengan di luar kota Semarang. Dengan dari menjadikan pasar Bulu sebagai berbagai sumber. Memaksimalkan pusat grosir akan mendorong sumber pendapatan pasar Bulu berkembangnya dapat menengah di Kota Semarang. menggali pendapatan dilakukan dengan memaksimalkan cara waktu usaha kecil 3. Efisiensi operasional pasar misalnya pada Mengaktifkan kembali Paguyuban pagi hari hingga sore hari pasar Pedagang dan Jasa Pasar Bulu dalam Bulu untuk rangka menjaring aspirasi pedagang, perdagangan barang kebutuhan seperti pemberian masukan terhadap harian pada kios dan lapak yang pembangunan, ada di bangunan pasar. Pada pengendalian pasar. Dinas pasar malam hari pasar Bulu dijadikan perlu melibatkan PPJP dalam setiap sebagai yang proses jenis termasuk proses pembangunan pasar yang karena pedagang merupakan pihak digunakan pusat menawarkan makanan dan kuliner berbagai masakan penataan, pengambilan keputusan tersedia di luar bangunan pasar. yang Bangunan luar pasar Bulu di sehingga desain untuk dapat digunakan pasar akan lebih tepat fungsi. sebagai space iklan bagi berbagai memahami dan kondisi pembangunan pasar fasilitas keluhan 4. Kepuasan Kelompok Sasaran a. Menumbuhkan kepercayaan seputar menyampaikan Bulu pengaduan menjamin Bulu. Masyarakat dapat dengan mudah kepada masyarakat terhadap pasar dengan pasar aspirasi, atau keluhan, perlindungan kepada konsumen sebaliknya pengelola pasar juga mengenai dapat menerima masukan dan harga, kepastian kualitas informasi produk yang diperdagangkan, dan tertib ukur. kritik yang membangun untuk meningkatkan pelayanan. b. Perlunya kegiatan yang dilakukan b. Perlunya penegakan aturan dan oleh komunitas di pasar Bulu sanksi yang tegas di pasar Bulu untuk kembali pada setiap pelanggaran yang kegiatan perekonomian pasar dan terjadi namun tidak diskriminatif dapat menarik kembali minat dan kunjungan menjalankannya. Pasar Bulu akan mengaktifkan konsumen/pelanggan harus konsisten di pasar Bulu seperti pelaksanaan terjaga event-event promosi pemasaran semua elemen di dalamnya dapat yang menarik dan interaktif, serta menataati peraturan dengan baik penetapan hari pelanggan dimana dan konsekuen. dalam satu waktu/hari melakukan kegiatan yang unik seperti ketertibannya dalam apabila 6. Intensitas a. Perlunya menjalin berpakaian unik dan mengadakan dengan kegiatan yang menarik lainnya. pengelolaan pasar Bulu misalnya c. Perlu adanya kemudahan bantuan dalam pengelolaan kebersihan dan permodalan bagi pedagang pihak perawatan lain kerjasama serta dalam perbaikan dengan sistem yang lebih mudah bangunan fisik pasar. Dengan dan suku bunga yang rendah adanya kerjasama maka perbaikan sehingga pedagang mampu untuk sarana dan prasarana pasar akan mengembangkan usaha mereka. lebih cepat. Dinas Pasar juga 5. Daya Tanggap Kelompok Sasaran a. Perlunya adanya unit pelayanan informasi dan menampung keluhan untuk informasi dan perlu menambah petugas kebersihan serta memperhatikan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan yang didapatkan akan mempengaruhi pningkatan kinerja para petugas kebersihan. DAFTAR PUSTAKA b. Perlunya meningkatkan komitmen pengelola pasar melakukan kegiatan dengan pembinaan berupa peningkatan capacity building kepada aparatur maupun pengelola pasar manajemen terkait pengelolaan pasar yang profesional. c. Perlunya menciptakan kreatif komunikasi secara terus serta menjalin dengan pedagang menerus mengetahui untuk berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi Creswell, John W. 2014. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta:Pustaka Belajar. budaya organisasi yang terbuka, inovatif dan Bungin, Burhan. 2012. Edisi Kedua Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group terhadap permasalahan yang terjadi. Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bengkulu: PT Rineka Cipta. Darmadi & Sukidin. 2011. Administrasi Publik. Yogyakarta: Lakisbang Press Indo Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gibson, James L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Erlangga. Keban, Yeremias. 2014. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep, Teori dan Isu Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gava Media Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Oliver, Sandra. 2006. Strategi Public Relations. Jakarta: Erlangga. Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Steers, Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia Uha, Ismail Nawawi. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta: Prenadamedia Group Sumber lain : Amelia, Rizcah. 2015. Efektivitas Pelaksanaan Program Penanganan Anak Jalanan Di Dinas Sosial Kota Makassar. Tesis. Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin Makassar diunduh pada 13 Juni 2016 Pattimura Vol. 10 No. Diunduh pada 5 Maret 2017 1. Febriyanti, Dessy. 2013. Model of Role Strengthening of Traditional Market Based on Social Capital in Indonesia: Study Case Beringharjo Market, Yogyakarta. Journal. Ministry of Public Work, Indonesia. Vol 4 No.5 ISSN 2222-1700. Diunduh pada 2 Maret 2017 Gammahendra, Fianda dan Djamhur Hamid. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi. Jurnal. Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Vol. 7 No. 2. Diunduh pada 4 Juni 2016 Kim, Jiyeon, Minkweon Lee, Minsun Yeom. 2014. Revitalization Of The Gil-Dong Market in Korea. Journal of Marketing Thought. Sungkyunkwan University. Vol. 1 No. 2. Diunduh pada 2 Maret 2017 Masitoh, Eis Al. 2013. Upaya Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Revitalisasi Pasar Piyungan Bantul. Jurnal. PMI Vol.X. No. 2. Diunduh pada 21 Juli 2016 Nur. 2015. Efektivitas Revitalisasi Pasar Tadisional 3D¶EDHQJ-Baeng Di Kota Makassar. Tesis. Administrasi Pembangunan. Universitas Hasanuddin Makassar diunduh pada 15 Juni 2016 Nuryani, Evi. 2014. Hubungan Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 2 Tenggarong Seberang. Jurnal Ilmu Komunikasi. Universitas Mulawarman. Vol. 2 No.3. Diunduh pada 6 Maret 2017 Far Far, Risyart A. 2014. Respon Petani terhadap Penerapan Metode Penyuluhan Pertanian di Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian.Universitas Paramita, Mirah Pradnya. 2013. Efektivitas dan Dampak Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Pasar Agung Peninjoan. Jurnal. Ekonomi Asma, Pembangunan. Universitas Udayana Vol. 2 No. 5 ISSN: 2303-0178. Diunduh 3 Juli 2016 Prastyawan, Agus, Agus Suryono, dkk. 2015. Revitalization of Traditional Market into a Modern Market in the Perspective of Local Governance Theory. Journal. Administrative Science Faculty. Brawijaya University. Vol 20 Issue 9 e-ISSN: 2279-0837. Diunduh pada 2 Maret 2017 Risdiyanto, Agus Transivo. Efektivitas Program Revitalisasi Pasar Kliwon di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Skripsi. Administrasi Negara. Universitas Sebelas Maret. Diunduh pada 3 Juli 2016 Yulianti, Devi. 2012. Efektivitas Program PTPN 7 Peduli di PTPN VII (Persero) Lampung (Suatu Evaluasi atas Program CSR). Tesis. Administrasi Kebijakan Publik. Universitas Indonesia. Diunduh pada 4 Juni 2016 Undang-Undang Tahun 2014 Perdagangan Nomor 7 tentang Perpres RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/ M-Dag/Per/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Peraturan Menteri Perdagangan No.48/M-DAG/PER/8/2013 Pedoman dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 61/M-DAG/PER/8/2015 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan Standar Nasional Indonesia 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat Kota Semarang Dalam Angka 2016 diunduh dari www.semarangkota.bps.go.id