Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika PELURUHAN ZAT RADIOAKTIF Suritno Fayanto, Yanti, Sari Pati, Erman Suwardi, Arwin Afiudin, Harfia Hartin Uleo, Sri Ayu Nigsih Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari Email. suritnofayanto@gmai.com abstrak Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Penelitian ini bertujuan untuk Menyelidiki sifat penyerapan zat radioaktif , menentukan koefisien penyerapan logam (plat seng) dan/atau bahan polimer (lempengan plastik) terhadap sinar radioaktif secara grafik dan menentukan survival length (panjang kehidupan). Pada praktikum peluruhan zat radioaktif ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat penyerapan zat radioaktif, menetukan koefisien penyerapan plat seng dan lempeng plastik terhadap sinar radioaktif secara grafik zat radioaktif dan panjang kehidupannya. Dalam percobaan ini digunakan 2 bahan sebagai penghalang radiasi dan bahan yang diamati yaitu lempeng plastik dan plat seng dengan memvariasikan ketebalannya dengan waktu pencacahan 10 detik dan pengambilan data sebanyak 10 kali serta cacah latar sebesar 2,3. Dari data pengamatan dapat dilihat pada lempeng plastik dengan tebal bahan 2,5 x − � diperoleh cacahan sebesar 35, dengan tebal 5 x − � diperoleh cacahan sebesar 62, dengan tebal 7,5 x − � diperoleh cacahan sebesar 67, dengan tebal 10 − − x � diperoleh cacahan sebesar 68 dan dengan tebal 5 x � diperoleh − cacahan sebesar 45. Untuk plat seng dengan tebal bahan 0,5 x � diperoleh cacahan sebesar 56, dengan tebal bahan 1 x − � diperoleh cacahan sebesar 46, dengan tebal bahan 1,5 x − � diperoleh cacahan sebesar 46, dengan tebal bahan 2 x − � diperoleh cacahan sebesar 55, dengan tebal bahan 2,5 x − � diperoleh cacahan sebesar 45. Berdasarkan grafik didapatkan bahwa koefisien penyerapan pada lempeng plastik lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien penyerapan pada seng. Namun secara teori bahwa koefisien penyerapan plat seng jauh lebih besar dari pada bahan polimer (lempeng plastik). Karena plat seng memiliki energi penyerapan yang baik. Sehingga praktek yang dilakukan tidak sesuai dengan teori yang ada. Besarnya koefisien penyerapan akan mempengaruhi pula besarnya panjang kehidupan (survival lenght). Kata Kunci: Peluruhan, Zat Radioaktif. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kata radiasi dikalangan masyarakat awam masih terasa asing. Jika mendengar kata radiasi mereka langsung menyimpulkan bahwa radiasi itu berbahaya. Tetapi menurut penelitian radiasi radioaktivitas dapat bersifat berbahaya dan dapat menguntungkan makhluk hidup. Zat yang mengandung inti tidak stabil disebut zat radioaktif. Radioaktif berasal dari kata radio atau radiare yaitu memancar, bersinar, dan aktif. Aktif sendiri adalah spontan dan dengan sendirinya. Zat radioaktif dapat diartikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk memancar dengan spontan. Bahaya radiasinya dapat diakibatkan oleh paparan radiasi beta, sinar-X, gamma/neutron, yang semuanya dapat menembus organ tubuh. Sedangkan zat radioaktif dapat dimanfaatkan dalam bidang industri dan kedokteran (Ikhtiar, 2012) Radioaktivitas alami pertama kali ditemukan oleh Henry Becquerel. Dalam penyelidikannya, secara kebetulan Becquerel menemukan bahwa senyawa uranium menunjukkan keaktifan radiasi tertentu dengan daya tembus yang sangat kuat,s eperti sinar-X, meskipun senyawa uranium ini tidak disinari terlebih dahulu. Ini berarti tanpa terkena sinar matahari pun bahan uranium tetap menghasilkan sinar tembus seperti halnya sinar-X. Pemancaran sinar tembus (sinar radioaktif) secara spontan oleh inti-inti tidak stabil (misalnya inti uranium) dinamakan radioaktivitas. Nama ini diberikan oleh Merie Curie. Dua orang ilmuwan Paris yang sangat tertarik dengan penemuan Becquerel adalah Merie Curie dan suaminya Piere Curie, yang akhirnya menjadi Profesor Fisika di Sorbone. Mereka mendapatkan bahwa sinar-sinar dari radium menyebabkan ionisasi molekul-molekul udara. Intensitas radiasi dapat diukur dengan kamar ionisasi. Alat ini terdiri atas dua keping logam Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika sejajar, terpisah dan diletakkan dalam sebuah kotak logam yang dikebumikan. Keping bawah dihubungkan ke potensial tinggi yang dihasilkan oleh baterai listrik. Suami-istri ini akhirnya berhasil menemukan dua unsur baru bahan radioaktif, yaitu polonium dan radium (Zefry, 2012) Kita dapat mendeteksi aktivitas radiasi dari bahan radioaktif dengan menggunakan pencacah Geiger-Muller. Beberapa berkas radiasi dibelokkan oleh medan magnetic sehingga lintasannya tidak mengenai tabung Geiger. Pemelokan berkas radiasi oleh medan magnet menunjukkan bahwa berkas radiasi tersebut terdiri atas partikel-partikel bermuatan. Prinsip tersebut dapat digunakan oleh berkas radioaktif lain. Pada tahun 1899 Ernest Rutherford melakukan percobaan dalam rangka studinya mengenai radioaktif. Ia menempatkan sedikit radium didasar sebuah kotak kecil dari timah hitam (timbal). Dia mendapatkan bahwa berkas sinar terpisah menjadi tiga komponen. Dengan memperhatikan arah sinar yang dibelokkan, dia menyimpulkan bahwa komponen sinar yang tidak dibelokkan adalah tidak bermuatan (sinar ), komponen sinar yang dibelokkan ke kanan adalah bermuatan positif (sinar ),dan sinar yang dibelokkan kekiri adalah bermuatan negativ (sinar ). Sewaktu selembar kertas tipis disisipkan diantara sumber dan tabung Geiger-Muller, pembacaan angka pada alat hitung berkurang bila dibandingkan sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian radiasi telah diserap oleh kertas. Radiasi yang diserapp kertas tipis adalah radiasi sinar . Tambahan radiasi yang diserap oleh lembaran aluminium adalah radiasi sinar selembar timbal adalah radiasi sinar . Radiasi yang diserap oleh (Anto, 2008). Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika 2. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan peluruhan zat radioaktif adalah sebagai berikut : 1. Menyelidiki sifat penyerapan zat radioaktif 2. Menentukan koefisien penyerapan logam (plat seng) dan/atau bahan polimer (lempengan plastik) terhadap sinar radioaktif secara grafik. 3. Menentukan survival length (panjang kehidupan) B. Landasan Teori Radioaktifitas mula-mula ditemukan oleh Beequerel tahun 1896.Pada tahun 1898 Pierre Currier dan Marie telah menemukan bahwa Polonium dan Radium juga memancarkan radiasi yang radioaktif. Radiasi radioaktif memiliki partikel sinar alpha atau partikel α, sinar beta atau pertikel dan sinar gamma atau partikel . Partikel alpha adalah partikel Helium yang terionisasi rangkap yaitu atom-atom helium tanpa tanpa kedua elektron jadi partikel bermuatan dua kali muatan atom Hidrogen. Partikel-partikel yang dipancarkan dari suatu inti atom yang radioaktif dengan suatu onti atom yang radioaktif dengan suatu kerapatan bervariasi dari 0,1 sampai 0,01 kecepatan cahaya sedangkan partikel beta lebih cepat dari partikel alpha. Radioaktif terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a. Radioaktif alam yang ditunjukan oleh elektron yang ditemukan di alam. b. Radioaktif buatan yang ditunjukan oleh teknik modern transmutasi buatan dari elemen-elemen yang lebih ringan dari elemen alam (Muljono, 2003). Umumnya jika sebuah bahan contoh mengandung N inti radioaktif, maka kita dapat menyatakan ciri statistik dan proses peluruhan tersebut dengan mengatakan bahwa banyaknya peluruhan per detik R (= - 4dN/dt) adalah sebanding dengan N, atau �� �� = ��.............................................................................................. (1) Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika Dimana yang di namakan kostanta disintegrasi mempunyai sebuah nilai karakteristik untuk tiap-tiap inti radioaktif. Kita dapat menuliskan kembali persamaan 1 sebagai �� �� = −�� ...................................................................................................... (2) Yang dapat diintegralkan dengan mudah untuk menghasilkan N = No e- t ...................................................................................................................................................... .. (3) disini No adalah banyaknya inti radioaktif di dalam bahan contoh itu pada t=0. Kita melihat bahwa pengurangan N dengan waktu mengikuti sebuah waktu eksponensial yang sama. Kita seringkali berminat di dalam banyaknya peluruhan per satuan detik R (= dN/dt) dari bahan contoh tersebut daripada di dalam N. Dengan mendeferensialkan 54-6 akan menghasilkan R = R0 e- t ............................................................................................. ..(4) Dimana Ro adalah banyaknya peluruhan per satuan waktu pada t = 0. Pada mulanya kita menganggap bahwa R=N sebanding satu sama lain. Sebuah kuantitas yang menarik untuk ditinjau adalah waktu t1/12 yang dinamakan umur peluruhan (half life) setelah mana kedua N dan R direduksi menjadi setengah nilai semula (Halliday, 1999). Dari peristiwa peluruhan radioaktif memperlihatkan pada kita bahwa alam tidak memilih secara sembarang hasil peluruhan atau reaksi yang terjadi, melainkan beberapa hukum tertentu yang membatasi yang mungkin terjadi hukum tersebut disebut hukum kekekalan. Hukum kekekalan yang diterapkan pada proses peluruhan yaitu. 1. Kekekalan energi. Hukum ini memberitahu kita mengenai peluruhan mana yang mungkin terjadi dan kita dapat menghitung energi diam dan energi kinetik dari hasil peluruhan. 2. Kekekalan momentum linear. Jika inti yang meluruh pada awalnya diam, maka momentum totalnya dari hasil peluruhan adalah nol. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika 3. Kekekalan momentum sudut. Ada dua jenis momentum sudut yaitu momentum sudut spin s dan momentum sudut orbital. 4. Kekekalan muatan elektrik. Hukum ini mensyaratkan bahwa muatan elektrik total sebelum dan sesudah peluruhan haruslah sama besar. 5. Kekekalan nomor masa. Jumlah nomor massa A tidak berubah dalam proses peluruhan atau reaksi. Adapun jenis peluruhan yaitu terdiri dari peluruhan alfa, peluruhan beta, peluruhan gamma (Kenneth, 1992). Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang lebih stabil. Proses perubahann tersebut dinamakan peluruhan radioaktif (radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alfa atau radiasi beta. Sedangkan bila ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma. a. Dalam peluruhan alfa (sebuah inti 4He) menurut reaksi : A z X N ZA24 X , N 2. 24He2 ......................................................................... (5) dimana x dan x, menyatakan jenis yang berbeda. b. Dalam peluruhan beta n p e ..................................................................................... (6) Peluruhan beta dapat pula terjadi dalam sebuah inti atom. Sebuah inti atom dengan Z proton dan N neutron meluruh ke inti atom lain dengan Z 1 proton dan N-1 neutron. A z X N Z A1 X , N 2. e ..................................................................... (7) c. Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva kestabilan (Frederick, 1994). Setiap inti tak stabil akan meluruh menjadi bagian-bagian yang lain (inti baru dan partikel). Inti tak stabil mula-mula disebut inti induk. Inti hasil peluruhan disebut inti hasil turunan. Proses peluruhan ini merupakan proses statistik. Kebolehjadian suatu inti untuk meluruh pada suatu waktu kewaktu berikutnya adalah tertentu. Untuk inti sejenis kebolehjadian meluruh ini adalah sama untuk masing-masing inti dan boleh dikatakan tidak tergantung dari pengaruh luar (Beiser, 1983). C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan peluruhan zat radioaktif adalah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1. Alat dan Bahan Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif No. Alat dan Bahan 1. Detector Geiger Muller Counter DT 116 2. Nova 5000 (support Aplikasi Multilab) 3. Sumber Radiasi (Co-60) 4. Kamar Sumber Radiasi 5. Dasar Statif 6. Batang Statif Panjang 7. Lempeng plastik dan plat seng 8. Klem Bosshead Fungsi Untuk menentukan banyaknya radiasi sinar radioaktif. Untuk menampilkan cacahan radiasi zat radioaktif Sebagai sumber radiasi Sebagai tempat penyimpanan sinar radiasi Sebagai penyangga batang statif Sebagai penyangga klem bosshead Sebagai bahan yang diamati dan penghalang radiasi Sebagai alat yang digunakan unuk menjepit Detector Geiger Muller Counter DT 116 Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika D. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan peluruhan zat radioaktif adalah sebagai berikut : 1. Merakit alat praktikum seperti gambar di bawah ini. Keterangan : 1. Detecktor Geiger Muller Counter DT 116 2. Nova 5000 (Support Aplikasi Multilab) 3. Sumber Radiasi (Co-60) 4. Kamar Sumber Radiasi 5. Lempeng plastik dan plat seng 6. Dasar Statif 7. Batang Statif Panjang 8. Klem Bosshead Gambar 1.1 Alat dan Bahan Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif 2. Meletakan sumber radioaktif di dalam kamar sumber radioaktif di bawah Detector Geiger Muller. 3. Membuka aplikasi Multilab yang berada pada sistem Nova 5000, lalu membuka menu logger kemudian memiilih Setup dan menentukan sensor yang akan kita gunakan. Kita terlebih dahulu mengukur cacahan awal (No) tanpa menggunakan lempengan plastik atau plat seng. Menekan Run untuk melakukan cacahan awal (No) setiap 10 detik. 4. Mengukur ketebalan plat seng (X1) yaitu 2,5 x 10-4 m dan mengukur ketebalan plastik (X2) yaitu 0,5 x 10-3 m. 5. Menekan Run untuk melakukan pencacahan. 6. Memasukan 1 lempengan seng diantara Detektor dan sumber radioaktif. Kemudian mencatat jumlah cacahan Menambahkan yang diberikan sebagai N 1. lempengan seng berturut-turut dari 1 sampai dengan 3 lembar. Mengulangi langkah 5 untuk lempengan plastik dan mencatat setiap jumlah cacahan yang diberikan setiap penambahan lempengan plastik. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika 7. Memplot garifk hubungan antara cacahan (N) dan ketebalan bahan (x) untuk setiap sumber radioaktif, sertakan standar deviasi sebagai error bars. Menentukan koefisien penyerapan bahan ( ) dari grafik. . 8. Dengan meng-Ln-kan persamaan (1) memplot grafik hubungan antara Ln N dengan X, menentukan µ (koefisien penyerapan) dan 1/µ (survival length) secara grafik. E. Hasil Pengamatan 1. Menentukan nilai cacahan untuk lempeng plastik. Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Peluruhan Zat Radioaktif untuk Lempeng Plastik. No. Tebal Bahan(m) No N -4 1. 2,5 x 10 2,3 35 2. 5 x 10-4 2,3 62 -4 3. 7,5 x 10 2,3 67 4. 10 x 10-4 2,3 68 -4 5. 12,5 x 10 2,3 45 2. Menentukan nilai cacahan untuk plat seng. Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Peluruhan Zat Radioaktif untuk Seng Plat. No. Tebal Bahan (m) No N -3 1. 0,5 x 10 2,3 56 2. 1 x 10-3 2,3 46 -3 3. 1,5 x 10 2,3 46 -3 4. 2 x 10 2,3 55 5. 2,5 x 10-3 2,3 45 Diketahui: Sumber radioaktif yanf digunakan = Co-60 Waktu pencacahan = 10 detik Pengambilan data = 10 kali Cacah latar = 2,3 Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika F. Analisis Data dan Pembahasan 1. Analisis Data a. Menentukan Ln N N0 1). Pada lempeng plastik. Untuk N = 35 dan N0 = 2,3 Ln N N0 = Ln , = 2,722 Dengan cara yang sam untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.4. Analisis Data Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif. � Ln No. Tebal Bahan (m) N0 N -4 1. 2. 3. 4. 5. 2,5 x 10 5 x 10-4 7,5 x 10-4 10 x 10-4 12,5 x 10-4 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 35 62 67 68 45 �� 2,722 3,294 3,371 3,386 2,973 2). Pada plat seng Untuk N = 56 dan N0 = 2,3 Ln N N0 = Ln , = 3,192 Dengan cara yang sam untuk data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.5. Analisis Data Percobaan Peluruhan Zat Radioaktif. � Ln No. Tebal Bahan (m) N0 N 1. 2. 3. 4. 5. 0,5 x 10-3 1 x 10-3 1,5 x 10-3 2 x 10-3 2,5 x 10-3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 56 46 46 55 45 �� 3,192 2,995 2,995 3,174 2,973 Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika b. Membuat grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan jumlah cacahan. 1). Pada lempeng plastik. Jumlah Cacahan (Bq) Grafik Hubungan antara Ketebalan Bahan (x) dengan Jumlah Cacahan (N) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 y = 10400x + 47,6 0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 Ketebalan Bahan (m) Gambar 1.2. Grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan jumlah cacahan pada lempeng plastik. 2). Pada plat seng Jumlah Cacahan (Bq) Grafik Hubungan antara Ketebalan Bahan (x) dengan Jumlah Cacahan (N) 60 50 40 30 20 10 0 y = -2600x + 53,5 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 Ketebalan Bahan (m) Gambar 1.3. Grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan jumlah cacahan pada plat seng. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika c. Membuat grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln. 1). Pada lempeng plastik. Ln N/No Grafik Hubungan antara Ketebalan Bahan (x) dengan Ln N/No 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 y = 237,6x + 2,971 0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 Ketebalan Bahan (m) Gambar 1.4. Grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln N/No pada lempeng plastik. 2). Pada plat seng Grafik Hubungan antara Ketebalan Bahan (x) dengan Ln N/No Jumlah Cacahan (Bq) 3.25 3.2 3.15 3.1 3.05 y = -51,8x + 3,143 3 2.95 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 Ketebalan Bahan (m) Gambar 1.5. Grafik hubungan antara tebal bahan (x) dengan nilai Ln N/No pada plat seng. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika d. Menentukan koefisien penyerapan . 1). Pada lempeng plastik. Berdasarkan grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan (N) diperoleh persamaan garis: y = ax + b a= = 10400 �− Berdasarkan grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan Ln N N0 diperoleh persamaan garis: y = ax + c a= 2). Pada seng plat. = βγ7,6 �− Berdasarkan grafik hubungan antara tebal bahan dengan cacahan (N) diperoleh persamaan garis: y = ax + b a= = - 2600 �− Berdasarkan grafik hubungan antara ketebalan bahan (x) dengan Ln N N0 diperoleh persamaan garis: y = ax + c 2. Pembahasan a= = - 51,8 �− Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek). Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif disebut denganzat radioaktif. Proses peluruhan inti merupakan proses tak distrik kebolehjadian suatu inti. Untuk sejumlah sejenis kebolehjadian meluruh adalah masing-masing inti dan boleh dikatakan tak bergantung dari waktu atau sebanding dari waktu. Peluruhan zat radioaktif merupakan proses berubahnya inti atom yang tidak stabil menjadi init atom yang stabil. Peluruhan juga dapat berarti sebagai Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika proses pemancaran sinar zat radioaktif oleh zat radioaktif. Selain itu proses peluruhan bersifat acak. Inti-inti atom ini tidak meluruh sekaligus pada suatu waktu tetapi satu per satu dalam selang waktu tertentu. Untuk itu maka zat radioakatif memiliki waktu paruh sebagai yang diperlukan suatu zat radioaktif agar sebagian atau setengah dari inti radioaktif meluruh. Pada praktikum peluruhan zat radioaktif ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat penyerapan zat radioaktif, menetukan koefisien penyerapan plat seng dan lempeng plastik terhadap sinar radioaktif secara grafik zat radioaktif dan panjang kehidupannya. Untuk mengetahui ketiga hal tersebut maka dalam praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap zat radioaktif cobalt (C0-60) menggunakan detektor Geiger Muller untuk mendeteksi dan mencacah radiasi yang dipancarkan oleh sumber radioaktif kemudian ditampilkan hasil cacahannya oleh Nova 5000. Dalam percobaan ini digunakan 2 bahan sebagai penghalang radiasi dan bahan yang diamati yaitu lempeng plastik dan plat seng dengan memvariasikan ketebalannya dengan waktu pencacahan 10 detik dan pengambilan data sebanyak 10 kali serta cacah latar sebesar 2,3. Dari data pengamatan dapat dilihat pada lempeng plastik dengan tebal bahan 2,5 x − − � diperoleh cacahan sebesar 35, dengan tebal 5 x � diperoleh cacahan sebesar 62, dengan tebal 7,5 x − cacahan sebesar 67, dengan tebal 10 x dan dengan tebal 5 x − � diperoleh cacahan sebesar 45. sebesar 56, dengan tebal bahan 1 x bahan 2 x − − � diperoleh � diperoleh cacahan sebesar 68 Untuk plat seng dengan tebal bahan 0,5 x dengan tebal bahan 1,5 x − − − − � diperoleh cacahan � diperoleh cacahan sebesar 46, � diperoleh cacahan sebesar 46, dengan tebal � diperoleh cacahan sebesar 55, dengan tebal bahan 2,5 x � diperoleh cacahan sebesar 45. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika Selanjutnya dari hasil analisis data dapat diperoleh nilai Ln dengan membagi nilai N denagn nilai No. Untuk lempeng plastik pada masingmasing tebal bahan dan cacahannya secara berurutan nilai Ln yang diperoleh adalah 2,722, 3,294, 3,371, 3,386, dan 2,973. Sedangkan umtuk plat seng pada masing-masing tebal bahan dan cacahannya diperoleh yaitu sebesar 3,192, 2,995, 2,995, 3,174, dan 2,973. Dari hasil nilai pencacahan yang diberikan pada data pengamatan, ternyata ketebalan bahan sangat berpengaruh terhadap jumlah cacahan. Untuk selanjutnya menentukan koefisien penyerapannya dari persamaan garis yang dapat diperoleh dengan membuat grafik hubungan antara ketebalan bahan dengan jumlah cacahan dan dengan membuat grafik hubungan antara ketebalan bahan dengan nilai Ln N/No. Dari grafik hubungan antara tebal bahan dan hasil pencacahan pada lempeng plastik, yaitu semakin tebal bahan semakin besar pula nilai pencacahan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada data ke-1 sampai data ke-4 tetapi pada data ke-5 terjadi penurunan besar nilai pencacahan dengan koefisien penyerapan yaitu 10400. Sedangkan untuk hubungan antara tebal bahan dan hasil pencacahan pada plat seng, yaitu semakin tebal bahan semakin kecil pula nilai pencacahan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada data ke-1 sampai data ke-3 tetapi pada data ke-4 terjadi penaikan besar nilai pencacahan dan turun kembali pada data ke-5 dengan koefisien penyerapan yaitu -2600. Begitu pula dengan hubungan antara ketebalan bahan dengan nilai Ln N/No yaitu dapat dilihat pada grafik analisis data diatas dengan besar koefisien penyerapan pada lempeng plastik adalah 237,6 sedangkan besar koefisien penyerapan pada plat seng adalah -51,8. Berdasarkan grafik didapatkan bahwa koefisien penyerapan pada lempeng plastik lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien penyerapan pada seng. Namun secara teori bahwa koefisien penyerapan plat seng jauh lebih besar dari pada bahan polimer (lempeng plastik). Karena plat seng Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika memiliki energi penyerapan yang baik. Sehingga praktek yang dilakukan tidak sesuai dengan teori yang ada. Besarnya koefisien penyerapan akan mempengaruhi pula besarnya panjang kehidupan (survival lenght). Dimana panjang kehidupan adalah besarnya fraksi yang bertahan hidup dalam bahan penyerap maupun dalam bahan penghambur. Dari analisis data pada percobaan ini, didapatkan bahwa semakin besar koefisien penyerapan maka semakin kecil panjang kehidupan. G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil praktikum Peluruhan Zat Radioaktif adalah sebagai berikut : 1. Sifat penyerapan zat radioaktif adalah jumlah partikel berkurang dari semula karena sebagian partikel mengalami peluruhan. 2. Melalui praktikum ini dapat ditentukan koefisien penyerapan pada seng plat dan lempeng plastik terhadap sinar radioaktif. Dimana koefisien penyerapan plat seng lebih besar dari pada bahan polimer (lempeng plastik). 3. Panjang kehidupan adalah besarnya fraksi yang bertahan hidup dalam bahan penyerap maupun dalam bahan penghambur. Dimana koefisien penyerapan zat radioaktif menentukan pula besarnya panjang kehidupan dari radioaktif tersebut. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika 2. Saran Saran yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut: a. Diharapkan pada pihak laboratorium untuk menyiapkan alat-alat laboratorium seperti Detektor Geiger muller counter DT116 yang akan dipergunakan harap jumlahnya diperbanyak demi kelancaran proses praktikum. b. Untuk asisten pendamping pemahaman dan cara pengaplikasian materi terhadap kami sangat bagus, kiranya dapat dipertahankan. c. Diharapkan kepada setiap praktikan agar serius dan tenang selama proses praktikum berlangsung sehingga dapat memahami apa yang sedang dipraktekkan. Universitas Halu Oleo 2016 Jurnal Praktikum Fisika Moderen Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika DAFTAR PUSTAKA Anto. 2008. Materi 2. http://antophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-26.pdf. Di akses 17 Mei 2014 Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta. Frederick Bouche & David L. Wallach. 1994. Thecnical Phisich. John Willench & Sonch. New York. Halliday, David, 2005. Fisika Dasar Jilid 2. Penerbit Erlangga : Jakarta Ikhtiar, Reza. 2012. Radiasi Zat Radioaktif. http://rezaikhtiar.files.wordpress.com/2012/04/radiasi-zat-radioaktif new1.pdf. Di akses 17 Mei 2014 Krane, Kenneth.2011. Fisika Modern. UI-Press. Jakarta. . Muljono. 2003. Fisika Modern. Bandung. UPH. Zefry. 2012. Radioaktivitas. http://zefry.lecture.ub.ac.idfiles/2012/03/radioaktivitas.pdf. Di akses 17 Mei 2014 Universitas Halu Oleo 2016