Apapun yang manusia kerjakan di dunia ini, mereka membutuhkan ilmu Psikologi. Dimanapun manusia bekerja, pasti berinteraksi dengan manusia lain. Apa jenis pekerjaan manusia, akan lebih hebat jika bersama dengan Psikologi. Psikologi menjadikan manusia saat berinteraksi (bekerja, belajar, berteman, dan lainnya) menjadi lebih sehat dan positif. Pernahkah teman-teman mendengar ungkapan “Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah” atau “Air selalu mengikuti bentuk wadahnya” ? Benar sekali, itulah Psikologi. Mari bahas mengapa Psikologi itu seperti AIR. Sebagai orang yang berfokus pada keilmuan Psikologi, sudah sebaiknya memiliki karakter seperti AIR. Apa itu AIR? Adaptation, Innovation, Reward. Adaptation, pernah tidak teman-teman berada di suasana ingin tampil merasa malu, ingin mundur merasa rugi, ingin mengobrol merasa canggung, ingin belajar merasa malas yang pada akhirnya teman-teman hanya ingin keluar dari suasana tersebut. Artinya teman-teman belum bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada disekitar. Bisa saja teman-teman mencari lingkungan baru yang sesuai dengan karakter teman-teman, tetapi dengan keilmuan Psikologi, teman-teman tidak harus mengambil jalan itu. Saat teman-teman menginginkan lingkungan baru, maka akan banyak faktor yang harus dipahami. Lingkungan yang baru akan menemukan banyak orang, banyak pikiran, banyak perasaan, dan juga perilaku beraneka ragam yang tentunya adalah hal yang tidak asing di dunia Psikologi. Ada cari lain yang lebih baik dan efektif dibanding mencari lingkungan baru. Alangkah lebih baik bila mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang ada sekarang. Dalam KBBI, adaptasi adalah penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan dan pelajaran. Dengan beradaptasi berarti teman-teman bisa berdamai, menerima, rela, bersyukur, berusaha dan lebih positif dengan lingkungan. Adaptasi artinya teman-teman sudah menyelesaikan level pertama dari menjadi seperti AIR. Dalam kehidupan sosial, Islam tidak serta merta mengabaikan kondisi sosial seperti budaya atau tradisi. Karena Islam sesungguhnya hadir bertujuan untuk penuntun kehidupan seluruh makhluk di bumi. Ketika Islam hendak mengatur kehidupan manusia dengan ayat dan sunahnya, maka Islam pasti mempertimbangkan kondisi dan situasi kehidupan manusia. Seperti halnya Wali Songo saat menyebarkan agama Islam di Nusantara dengan menggunakan benda-benda budaya yang kental dengan Indonesia dan agama Hindu. Innovation, untuk menjadi lebih inovatif, hal yang harus dilakukan teman-teman adalah mengenal lebih dekat dengan lingkungan disekitar. Artinya, sebelum berinovasi, usahakan sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan. Jika kreatif adalah kemampuan untuk mencanangkan suatu hal yang berbeda dan orisinil, maka inovasi adalah proses penerapan atau penciptaan suatu hal yang memiliki nilai pada orang lain. inovasi adalah hal yang dapat diukur karena nilainya dapat dirasakan oleh lingkungan. Menurut Pervaiz K. Ahmed dan Charles D. Shepherd, inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakangerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Peran Psikologi menjadi “penolong” lingkungan membutuhkan tidak hanya kreatif tapi lebih pada inovatif agar setiap orang memiliki nilai dalam hidupnya. Lampu, telepon, mobil, AC, laptop, dan Handphone adalah hal yang tercipta dari proses inovasi. Jadi, apa inovasi teman-teman Psikologi di kondisi sekarang? Dalam Islam, ada beberapa kisah dari para Nabi dalam berinovasi pada suatu keadaan atau lingkungan. Salah satunya adalah kisah Nabi Nuh AS yang diperintahkan padanya untuk membuat perahu untuk dapat digunakan penyelematan disaat tertimpa air bah, sementara belum pernah pada waktu itu tahu cara dan bentuk perahu. َ َصن َِع ْٱلفُ ْلكَ ِبأ َ ْعيُ ِننَا َو َوحْ ِينَا َو ََل ت ُ َٰ َخ ِط ْب ِنى فِى ٱلَّذِين َظلَ ُم ٓو ۟ا ۚ ِإ َّن ُهم ُّم ْغ َرقُون ْ وٱ “ Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan “ (Q.S. Hud: 37) Selain itu, dalam ayat Al-Quran yang lain, Allah SWT juga mendorong manusia untuk berpikir agar dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan inovatif dalam hal apapun. Bahkan banyak sekali dalam Al-Quran yang mendorong untuk berpikir secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan kalimat “afalaa ta’qiluun, atau kalimat afala tatfakaruun…” dan lebih banyak lagi. َب ۚ أَفَ ََل ت َ ْع ِقلُون َ ُس ْونَ أَنف َ اس ِبٱ ْل ِب ِر َوتَن َ َ س ُك ْم َوأَنت ُ ْم تَتْلُونَ ٱ ْل ِك َٰت َ َّأَتَأ ْ ُم ُرونَ ٱلن “ Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca AlKitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir “ (Q.S. Al Baqarah: 44) Reward, menghargai sebuah proses (berperilaku baik, lebih unggul, berprestasi, bersumbangsih) adalah suatu hal yang harus ada sebagai motivasi berbuat lebih. Penghargaan dalam bentuk apapun dibutuhkan oleh setiap orang. Menghargai diri sendiri maupun orang lain dapat dilakukan dengan pembarian reward. Menurut Skinner, Psikolog Behavioristik, reward adalah salah satu bentuk penguatan konsekuensi perilaku. Penguat dibutuhkan untuk memperkuat perilaku positif (yang diinginkan) sehingga diharapkan perilaku tersebut dapat diulangi pada masa mendatang. Contohnya adalah waktu istirahat, kebutuhan pokok, pujian, hadiah special, maupun yang sangat sederhana adalah saling menguatkan. Setelah teman-teman berinovasi hingga menguras sedikit banyak tenaga, harta, pikiran dan perasaan, sepatutnya mendapatkan reward dari orang lain maupun diri sendiri. Reward bisa berguna banyak seperti bentuk penguatan maupun alat untuk merecycle energi yang terkuras saat berinovasi. Dalam bahasa Arab, reward (ganjaran) diistilahkan dengan tsawab. Kata ini banyak ditemukan dalam Al-Quran, apalagi dalam hubungannya apa yang akan diterima oleh sseorang baik di dunia maupun akhirat dari amal perbuatan. Kata tsawab selalu diterjemahkan kepada balasan yang baik. Dalam Al-Quran Surat Ali Imron ayat 148 Allah SWT telah menjanjikan ganjaran atau reaward kepada umat manusia yang telah berbuat kebaikan. ْ ب َّ اخ َرةِ ۗ َو َّ فَـَٔات ََٰى ُه ُم َٱَّللُ ي ُِحبُّ ْٱل ُمحْ ِسنِين ِ ٱل َء ِ اب ٱلدُّ ْن َيا َو ُحسْنَ ثَ َوا َ ٱَّللُ ثَ َو “ Karena itu Allah memberikan mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan “ (Q.S. Ali Imran: 148) Orang-orang yang sulit untuk bekerja, orang-orang yang tertunda tugas akhirnya, orangorang yang kebingungan mencari tempat magang, orang-orang yang sebagian hidupnya berubah drastis, dan khusus untuk teman-teman Psikologi yang harus memahami berbagai macam tingkah laku manusia disetiap kondisi berbeda. Mulailah mencoba menerima dan berbaur dengan lingkungan. Kita coba untuk mensyukuri dan berpikir positif bahwa kita bisa beradaptasi. Setelah teman-teman sudah terbiasa dengan lingkungan di sekitar, maka hal yang harus dilakukan setelahnya adalah berkontribusi mencari jalan keluar yang bisa memberikan nilai lebih terhadap orang banyak. Saat sudah terbiasa, teman-teman akan menyadari permasalahan sosial yang harus diselesaikan, maka berinovasi adalah langkah baik untuk merubah lingkungan menjadi lebih baik. Saat setiap orang memiliki nilai dalam lingkungannya dan teman-teman menguras energi untuk berinovasi, langkah terakhir dan akan teman-teman dapatkan adalah menyadari bahwa temanteman bernilai bagi lingkungan. Teman-teman berhak untuk mendapatkan reward dari orang lain. selain itu, karena sudah terdapat nilai pada diri teman-teman, cobalah untuk menghargai orang lain. karena dengan menghargai orang lain artinya berusaha untuk beradaptasi dengan orang tersebut, skala besarnya adalah lingkungan. Saat mulai adaptasi, kita semua berhasil menjadi AIR. Kita semua menciptakan siklus AIR. Ingat, selalu menjadi AIR untuk bisa bernilai dimanapun berada.