STUDI LITERASI: PANDUAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN DI INDONESIA mencapai 40-60 persen (Antaranews.com). LATAR BELAKANG Kekambuhan adalah istilah yang digunakan ketika adanya penggunaan kembali narkoba oleh penyalaguna yang sudah berhenti menggunakan narkoba atau sedang menjalani pemulihan. Pada umumnya klien yang sudah berhenti menggunakan narkoba memiliki risiko tinggi untuk mengalami kekambuhan, terutama pada tahap awal pemulihan yaitu pada bulan pertama sampai bulan ke-24. Risiko ini berjalannya dapat menurun seiring waktu pemulihan karena kualitas pemulihan dan diri yang semakin matang dan stabil. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kekambuhan dan keterampilan melakukan yang diperlukan pencegahan Penyalahguna mengalami relaps ketika menjalani rehabilitasi sebelum nantinya mengalami pemulihan jangka panjang adalah hal umum dan normal, menurut Kasandra, Psikolog. Tambahnya lagi, bahwa alasan lainnya sebagai pemicu relaps adalah penyalahguna belum benar-benar siap untuk berhenti, frustasi, depresi, rendah diri, lalai dalam proses rehabilitasi, dan kurangnya rencana di kemudian hari. Penyalahguna memerlukan waktu untuk memahami permasalahan yang mereka hadapi dan sungguh-sungguh memiliki keinginan berhenti menggunakan narkoba. (antaranews.com) untuk Kegiatan rehabilitasi yang kekambuhan meningkatkan kreativitas dan sebagainya adalah hal yang penting diketahui oleh pada penyalahguna berhasil dilakukan, klien rehabilitasi. tetapi Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat sekitar 70 persen dari total penyalahguna narkoba yang telah melakukan program rehabilitasi cenderung mengalami relaps. Data dari National Institute on Drug Abuse penyalahguna yang telah (NIDA), melakukan rehabilitasi dan kembali mengalami relaps motivasi penyalahguna untuk menyelesaikannya hanya sekedar mengisi waktu luang selama menjalankan rehabilitasi. Selain itu, sikap kooperatif yang ditampilkan penyalahguna selama rehabilitasi hanya untuk menimbulkan kesan baik dan menyenangkan bagi konselor dan juga lingkungan rehabilitasi (Maulida, D. & Khairulyadi, 2019). Narkoba menyebabkan pola pikir manusia menjadi berantakan, sehingga saat berusaha (Dash, dkk., 2019). Selain itu, pada untuk berhenti, ada keinginan untuk penelitian menggunakan mahasiswa di Australia, menemukan bahwa lagi agar mendapatkan yang dilakukan individu terhadap permasalahan yang datang. Selain openness tinggi, dan conscientiousness itu, sifat dasar dari penyalahguna akan rendah dihubungkan dengan menggunakan muncul ketika rehabilitasi berlangsung. obat Penyalahguna biasanya sulit untuk dibina Penelitian juga menemukan bahwa individu dan diberikan motivasi karena sulitnya dengan neuroticism tinggi mungkin akan penyalahguna menggunakan narkoba secara ilegal sebagai penyangkalan-penyangkaan dan juga resep bentuk neuroticism 767 ketenangan pikiran dan juga rasa nyaman menghilangkan dengan pada (Benotsch, “self-medication” kesulitan menyelesaikan konflik yang ada meringankan di lingkungan sekitar (Maulida, D. & menyenangkan Khairulyadi, 2019). (Zilberman, dkk., 2018). Trait kepribadian bisa memiliki peran yang penting pada motif penggunaan narkoba secara ilegal di luar negeri (Hill & Roberts, 2016). Setiap trait kepribadian memiliki kecenderungan-kecenderungan perilaku, seperi neuroticism mengarah pada kecenderungan memiliki emosional yang tidak stabil, agreeableness cenderung menjadi lebih sopan dan kooperatif, openess cenderung memiliki ketertarikan yang luas, dan sensitif terhadap seni dan keindahan, conscientiousness cenderung tertib dan fokus pada suatu tugas, dan extraversion cenderung menjadi asertif dan ramah (John, dkk., 2008). Sebuah riset pada 3785 saudara kembar di Australia dengan kriteria neuroticism tinggi, agreeableness rendah, dan conscientiousness rendah dihubungkan dengan adiksi pada ganja dkk., sesuatu yang atau emosi tinggi, 2013). untuk tidak negatif KAJIAN PUSTAKA A. Pencegahan Kekambuhan a. Pengertian Kekambuhan Kekambuhan seseorang kembali adalah kondisi menyalahgunakan narkoba setelah bergenti beberapa waktu. Kekambuhan ini tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang pada akhirnya menyebabkan seseorang kembali menggunakan narkoba. Proses ini dapat berlangsung dalam kurun waktu pendek (hari atau minggu) maupun panjang (bulan atau tahun). b. Penyebab dan Tingkatan Kekambuhan Alasan seseorang cenderung melakukan penyebab kekambuhan, yaitu: 1. Mengatasi kondisi emosi yang negatif seperti rasa frustasi, marah, rasa bersalah, gelisah berlebihan, takut, duka, kebosanan, kesedihan, dan depresi. kembali. 2. Mengatasi kondisi fisik yang negatif seperti pertama kali menggunakan narkotika putus zat termasuk 3. Kambuh (relapse) rasa Keadaan klien mengalami pola ketagihan, penyakit, rasa sakit fisik, penggunaan narkoba yang sama atau dan kelelahan. lebih parah dari sebelum berhenti dan 3. Meningkatkan kondisi emosi yang telah menunjukkan gejala positif seperti merayakan kelulusan ketergantungan zat, seperti adanya dengan memakai narkoba dengan toleransi terhadap dosis penggunaan, anggapan akan menjadi “lebih seru”. gejala putus zat dan keinginan untuk 4. Menguji kemampuan mengendalikan diri, seseorang mencoba menggunakan kembali karena ingin bereksperimen terhadap kemampuan dirinya. menggunakan. d. Faktor Pemicu Kekambuhan 1. Faktor Internal Faktor pemicu ini timbul dari dalam 5. Adanya rekanan sosial, seperti dari diri klien, meliputi orang, tempat, teman atau rekan kerja yang memakai waktu, narkoba. Contohnya adalah teringat benda atau c. Tingkatan Kekambuhan narkoba klien dalam pemulihan, namun kondisi emosional. kejadian atau periode waktu yang 1. Tergelincir (slip) Keadaan dan berhubungan menggunakan sebuah dengan periode dengan penggunaan narkoba di masa lalu, atau kondisi emosional seperti kegelisahan, cepat kemarahan, frustasi, gairah seksual, menyadari hal tersebut dan segera kegembiraan, kebosanan, kelelahan, berbuat sesuatu untuk mengatasinya, atau seperti mencari bantuan atau membuat kebahagiaan. perubahan. untuk merayakan 2. Faktor Eksternal 2. Terjatuh (Lapse) Keadaan keinginan klien Pemicu keinginan untuk menggunakan menggunakan narkoba sangat pribadi narkoba secara berulang atau lebih dari dan berbeda untuk setiap individunya. satu kali dalam periode waktu singkat Contohnya adalah bertemu dengan (minggu atau bulan). Hal ini dapat bandar/ teman yang menyalahgunakan terjadi bila klien tidak mencari atau narkoba, berada di tempat yang ada mendapatkan pertolongan pada saat narkoba, melihat benda-benda yang biasa digunakan saat menggunakan narkoba, mendapatkan gaji atau liburan mana tujuan tersebut efektif atau setelah lelah bekerja. kualitas yang dapat diterima. B. Pencegahan UNODC Kekambuhan (Dalam buku Menurut Drug Abuse Treatment) a. Konsep c) Outcome Hasil dapat diartikan sebagai efek dari kegiatan terapeutik dan dapat berupa Monitoring Pelayanan dan positif atau negatif. Ukuran hasil harus Evaluasi relevan dengan perawatan individu dan a) Input peka terhadap tujuan yang diinginkan Input adalah ukuran sumber daya yang klien. digunakan menyediakan mungkin ada sedikit sumber daya yang perawatan atau layanan tertentu. Input tersedia untuk menilai hasil yang dapat mengacu pada mdal dan uang sebenarnya pendapatan, sumber daya manusia menggunakan instrumen atau prosedur (orang untuk yang dapat dipercaya secara ilmiah), gedung, dan seringkali ukuran hasil proksi untuk yang memberikan dibutuhkan pengobatan), Dalam peralatan dan perlengkapan serta bahan digunakan untuk Misalnya, pelayanan. memungkinkan Masukan staf untuk ukuran beberapa (dapat diukur sebagai dalam program, dengan alternatif. penelitian perubahan hasil, fekuensi menjalankan layanan untuk memenuhi penggunaan zat sering kali dinilai maksud dan tujuan program melalui instrumen standar. Hal itu b) Output membutuhkan pengukuran frekuensi Ukuran output merupakan indikator penggunaan obat saat masuk ke tingkat, jumlah, atau volume kegiatan pengobatan yang program meninggalkan pengobatan. Beberapa pengobatan, seperti jumlah klien baru lembaga yang tidak dapat melakkan yang ditemui dan jumlah konsultasi pengukuran tersebut yang menyampaikan penilaian dilakukan sebenarnya. oleh Ukuran output dan ketika klien dapat mereka biasanya mencerminkan beban kerja dalam melaporkan status klien ketika yang dinyatakan dalam bentu waktu mereka selesai pengobatan (contohnya, atau biaya. Penting untuk dicatat membaik, tetap sama, atau memburuk). bahwa output tidak selalu b. Elemen Sistem Pemantauan Kinerja dan menunjukkan apakah tujuan program Hasi pengobatan telah tercapai atau sejauh Sistem pemantauan kinerja dan hasil adalah elemen inti dari layanan perawatan yang ingin memahami seberapa baik layanan alkoholisme dan penyalahgunaan narkoba tersebut melayani kebutuhan kliennya serta perawatam dan rehabilitasi pecandu. setiap hari. Informasi yang dikumpulkan Organisasi dapat digunakan untuk: terkait dengan program telah terlibat dalam a) Meningkatkan pengkajian klien dan proses koordinasi perawatan berbasis masyarakat yang berbegai intervensi lokal yang inovatif, berbasis kebutuhan, disesuaikan dengan b) Membantu penyedia pengobatan mencari cara untuk meningkatkan layanan mereka (misalnya, untuk kebutuhan masyarakat pada umumnya dan kelompok sasaran pada khususnya. Program pelatihan, yang klien tertentu yang mungkin tidak dimaksudkan untuk penyedia layanan, mencapai hasil mayoritas) tentang prinsip dan praktik perawatan, serta c) Memberikan pengetahuan tentang perlindungan dalam rehabilitasi dampak keseluruhan dari sistem penyalahgunaan zat, selama bertahun- pengobatan dan untuk membantu tahun, telah menetapkan standar layanan perencana pengobatan dan lembaga minimum tertentu di antara para profesional pemerintah menilai pengembalian rehabilitasi. Namun, mengingat ukuran investasi negara, keragaman latar sosiokultural dan atas pendanaan pengobatan berbagai d) Membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam pengobatan yang penyediaan efektif kebutuhan akan jenis dan program perawatan tambahan atau baru tingkat kapasitas di antara lembaga pelaksana, telah lama dirasakan kebutuhan untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam pemberian layanan dan mengkodifikasikannya ke dalam seperangkat yang dapat pedoman diterapkan secara seragam untuk semua C. Pencegahan Kekambuhan di Negara Lain lembaga a. India minimum. Sesuai dengan mengordinasikan mandat strategi pelaksana sebagai standar untuk Pedoman tentang Standar Layanan pengurangan Minimum untuk Program di bawah Skema permintaan alkohol dan obat-obatan dari Pencegahan Pemerintah India, Kementerian Keadilan Penyalagunaan Zat (Narkoba) adalah hasil Sosial dan Pemberdayaan, selama 15 tahun dari upaya itu. Dengan “pemulihan orang terakhir berbagai seutuhnya” sebagai tujuan yang diakui, program berbasis masyarakat, melalui pedoman ini mendefinisikan komponen sektor penting yang terlibat dalam program telah melaksanakan sukarela untuk pencegahan Alkoholisme dan pengurangan permintaan alkohol dan obatobatan di bawah skema, persyaratan infrastruktur minimum untuk b. Nikaragua Pemerintah Nikaragua sedang dalam setiap proses mengembangkan standar minimum komponen, sifat dan kualitas layanan, perawatan untuk pusat atau program kegiatan yang terlibat dalam penyampaian perawatan layanan yang berbeda, input dan output ketergantungan yang diantisipasi untuk setiap kegiatan, koordinasi Sekretaris Eksekutif Dewan catatan wajib yang harus disimpan. Hal ini Nasional Anti Narkoba dan kementerian juga telah menetapkan kerangka jaringan Kesehatan. Sebagai bagian dari prosesnya, dan hubungan antara layanan dan institusi sebuah lokakarya yang ditujukan untuk untuk emmastikan intervensi holistik dan mengembangkan pemanfaatan sumber daya yang optimal. memfasilitasi Selain menstandarkan ke diselenggarakan di Managua tahun 2002. dalam praktik, ini juga akan memastikan Sebanyak 31 peserta dari berbagai sektor evaluasi program berbasis kinerja objektif. pemerintahan yang bertanggung jawab atas pengalaman Pedoman telah menetapkan kode hal-hal penyalahgunaan narkoba, dan di bawah konsensus dan penyusunan terkait standar (kesehatan, etik untuk penyedia layanan, berdasarkan pengendalian pengakuan hak dan kewajiban klien. Hal itu pidana), serta dari penyedia layanan dimaksudkan pengobatan untuk memastikan narkoba keluarga, dan pemerintah peradilan dan non- lingkungan yang positif, empati, dan peduli pemerintah, berkontribusi dalam lokakarya di dalam institusi. tersebut. Tujuan dari standar minimum Jika pedoman tersebut dilaksanakan perawatan yang direncanakan adalah untuk dengan sungguh-sungguh oleh para mitra, meningkatkan kualitas perawatan di pusat- pemerintah, lembaga swadaya pusat publik dan swasta, atau melalui diharapkan dapat program yang ditawarkan kepada orang- mengantarkan era baru pelayanan berbasis orang dengan masalah yang disebabkan kualitas melalui organisasi kerelawanan di oleh bidang sosial. Hal ini juga akan membuka langsung dari standar tersebut adalah jalan untuk peninjauan dan penyempurnaan sebagai berikut: masyarakat, berkelanjutan pengalaman dan dalam baru standar dan melalui peningkatan kematangan dalam implementasi program. penyalahgunaan obat. Tujuan 1. Sebagai acuan dan pedoman kerja lembaga pengobatan 2. Menetapkan kriteria yang seragam secara nasional untuk evaluasi kualitas perawatan di institusi publik dan swasta 3. Untuk faktor- yang dengan terkait ketidakpatuhan terhadap standar perawatan nasional ditetapkan. komite melaksanakan mengidentifikasi faktor membentuk yang baru Lokakarya ini didasarkan pada metodologi partisipatif yang mencakup kelompok kerja, sesi konseling, diskusi dan presentasi peserta. Hasil utama dari lokakarya tersebut yang tindakan bertugas yang telah disepakati. c. Irlandia Peninjauan terhadap strategi yang ada mencakup proses konsultasi yang ekstensif, penelitian yang berfokus pada contoh praktik terbaik dan pemeriksaan berbagai laporan evaluasi yang relevan dan literatur lainnya. Semua otoritas hukum dan pemangku kepentingan masyarakat utama dan kelompok profesional diundang adalah dokumen konsensus yang berisi total melalui iklan surat kabar nasional untuk 87 standar perawatan yang dikelompokkan menyampaikan dalam kategori berikut: kesenjangan 1. Kriteria akses, ketersediaan dan ada dan untuk merekomendasikan pendekatan baru dan strategi obat baru. 2. Penilaian klien layanan, dan organisasi Delapan forum konsultasi regional dilakukan di seluruh wilayah. Dalam forum pengobatan 4. Pemulangan yang tentang juga pengaturan baru untuk menyampaikan penerimaan 3. Sifat, pandangan pengobatan, tindak lanjut dan rujukan kasus 5. Cakupan layanan dan intervensi cepat 6. Hak klien 7. Infrastruktur fisik pusat perawatan 8. Staf tersebut, menteri yang membidangi strategi narkoba memaparkan gambaran strategi yang sedang berjalan, diikuti dengan presentasi dari sektor kesehatan dan pendidikan, serta dari lembaga swadaya masyarakat dan kepolisian. Diskusi forum terbuka dengan tanya jawab dilakukan dan diikuti oleh lokakarya tentang bidang- Rencana aksi digunakan untuk desain bidang utama pengurangan risiko, dan implementasi sistem untuk memantau pengobatan dan rehabilitasi, pengurangan kepatuhan terhadap standar perawatan pasokan, minimum yang telah disepakati. Rencana masalah lainnya. aksi menetapkan tanggal target tertentu dan pendekatan pendidikan dan Tujuan keseluruhan dari strategi narkoba Pemerintah Irlandia adalah untuk memberikan respons terpadu yang efektif terhadap masalah yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba. Tiga prinsip dasar mendukung strategi: 1. Tanggapan 2. Memfasilitasi stabilitasi komunitas terapeutik 3. Pelatihan profesional di bidang kecanduan dan rehabilitasi 4. Meningkatkan deteksi dini masalah penyalahgunaan terhadap masalah narkoba harus mempertimbangkan alkohol dan narkoba di antara pasien layanan kesehatan primer berbagai tingkat penyalahgunaan 5. Memfasilitasi pengaktifan kembali, narkoba yang dialami di seluruh dan koordinasi dengan kelompok negeri swadaya, 2. Semua program dan layanan yang merespon masalah narkoba harus disampaikan secara koheren dan terpadu khususnya kelompok multi-keluarga Evaluasi terhadap mendalam rencana tahun 2001 perawatan telah menghasilkan tindakan yang menentukan 3. Masyarakat yang mengalami tingkat penyalahgunaan narkoba tertinggi harus didorong untuk berpartisipasi dalam merancang dan menyampaikan tanggapan terhadap terjadinya kolaborasi Kemeterian Kesehatan dan Consejo Nacional para el Control de Estupefacientes (CONACE) dalam strategi baru dengan elemen kuncu berikut: masalah di wilayah mereka 1. Aliansi kelembagaan. Kementerian d. Chile sektor Kesehatan dan CONACE, bersama kesehatan masyarakay di Chili yang dengan 28 layanan kesehatan dan mencakup telah Dana Kesehatan Nasional telah menerapkan serangkaian tindakan untuk membentuk aliansi di mana masing- mengatasi masalah alkohol dan narkoba. masing pihak mengambil tanggung Aspek utama dari tindakan yang dilakukan jawab adalah sebagai berikut: khususnya Selama 10 70 tahun persen terakhir populasi sebagaimana aspek-aspek mestinya, seperti daya pembiayaan, pembentukan norma, manusia dalam sektor pelayanan dukungan teknis, dan pengawasan kesehatan untuk memastikan perawatan yang 1. Meningkatkan membutuhkan sumber yang paling lebih luas dan berkualitas bagi para pelaku kekerasan 2. Penggunaan informasi tersedia secara Keputusan strategis yang memadai. d) Rencana perawatan residensial e) Rencana pengobatan sindrom didasarkan pada informasi objektif (misalnya, penarikan (detoksifikasi) f) Rencana pengobatan diagnosis tingkat prevalensi dan kecanduan) yang diberikan oleh survei rumah tangga yang dilakukan oleh ganda 5. Transfer keuangan ke pusat perawatan. Pemindahan dilakukan CONACE, yang memungkinkan secara perkiraan permintaan pengobatan perkiraan sebelumnya dan beban potensial kerja yang disepakati untuk masing- 3. Investasi kebutuhan. teratur sesuai dengan menurut hirarki masing pusat. Dana diterima dari Layanan kesehatan CONACE melalui mediasi Dana diberi peringkat sesuai dengan karakteristik daerah tangkapannya, Kesehatan Nasional 6. Rekaman. Pusat perawatan dan lebih banyak sumber daya menyimpan sistem catatan standar diberikan kepada mereka yang untuk memungkinkan pemantauan memiliki prevalensi konsumsu yang layanan yang diberikan kepada lebih tinggi, indeks pembangunan pasien, secara lokal dan nasional manusia yang lebih rendah, potensi 7. Evaluasi. Dua penelitian yang lebih tinggi untuk memperluas dilakukan, pengobatan dan tingkat investasi pusat-pusat yang lebih rendah kapasitas serta hasilnya, evaluasi biaya dari 4. Merancang layanan yang beragam. Enam rencana perawatan telah dibuat dan protokol klinis untuk mendukung perbandingan pengobatan dan dan rencana perawatan yang berbeda 8. Pembangunan kapasitas. Program memandu telah dibuat untuk para profesioanl rencana dan teknisi yang bekerja dalam disusun. Rencananya adalah sebagi rehabilitasi, termasuk pelatihan staf berikut: untuk memastikan tingkat kualitas implementasi a) Rencana dan studi telah setiap intervensi tanggap pertama, dilaksanakan oleh unit perawatan yang dibutuhkan. e. Pakistan layanan kesehatan primer Program perawatan, rehabilitasi dan b) Rencana rawat jalan dasar pencegahan narkoba berbasis komunitas c) Rencana rawat jalan intensif diprakarsai oleh UNDCP di kamp pengungsi Akora Kattak di luar Peshawar dukungan penuh dari berbagai layanan dengan perkiraan populasi orang dewasa dan fasilitas aftercare dan reintergrasi sebanyak 9.000 pengungsi Afghanistan. sosial Program ini menyediakan detoksifikasi jaringan komunitas agar berhasil dan berbasis rumah dan mengoordinasikan efektif kegiatan pasca perawatan dan reintergrasi kekambuhan. sosial melalui jaringan organisasi non- berbasis serta komunitas, untuk termasuk mencegah METODE PENELITIAN pemerintah lokal, badan PBB, relawan dan kelompok masyarakat. Selama tahun Analisis data yang digunakan pada 2000, program ini melakukan kontak penelitian ini adalah analisis isi atau dengan 800 penyalahguna narkoba di dokumen (content or document analysis). pengungsian. Analisis ini ditujukan untuk menghimpun Lebih penyalahguna dari narkoba 300 diberikan dan menganalisis konseling motivasi pra-perawatan, dan resmi, 128 perempuan keabsahannya terjamin baik dokumen diberikan detoksifikasi di rumah. Selain perundangan dan kebijakan maupun hasil- itu, 150 pecandu dalam pemulihan hasil penelitian. Kegiatan analisis ini diberikan pengalaman kerja, pelatihan dilakukan kerja atau dana awal untuk kegiatan yang kedudukan dan hubungan antara berbagai menghasilkan Enam konsep, kebijakan, program, kegiatan, kelompok swadaya, tiga untuk pecandu peristiwa yang ada atau terjadi, serta pria dan tiga untuk pecandu wanita, juga selanjutnya mengetahui manfaat, hasil atau dibentuk dampak dari hal-hal tersebut (Sukmadinata, laki-laki di dan 102 pendapatan. kamp, serta kelompok relawan komunitas pria dan wanita. dokumen dokumen-dokumen untuk yang validitas mengetahui dan makna, 2012). Kajian pustaka adalah ringkasan program tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, menunjukkan bahwa program pengobatan dan dokumen lain yang mendeskripsikan berbasis masyarakat dengan sumber daya teori serta informasi baik masa lalu maupun yang baik dengan staf yang terlatih dan saat ini, mengorganisasikan pustaka ke didukung sepenuhnya dapat memberikan dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan skema untuk proposal penelitian (Creswell, J., Pengalaman detoksifikasi dari dan pengobatan rumah yang layak dan hemat biaya untuk 2012). penyalahguna narkoba pria dan wanita di Pada penelitian ini, metode yang komunitas Afghanistan. Skema seperti digunakan adalah studi literatur. Studi itu, bagaimanapun, membutuhkan literatur digunakan karena berkaitan dengan proses pengumpulan, membaca, merekam, dan juga mengolah sumbersumber data untuk bahan penelitian. Metode ini bertujuan untuk mengumpulan sebanyak-banyaknya buku, majalah, dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian (Warsiah, 2009). Umumnya, metode studi literatur merupakan sebuah cara untuk pertanyaan menjawab pertanyaan- penelitian dengan mengeksplorasi sumber tulisan yang sudah pernah dibuat sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Benotsch, E.G., Jeffers, A.J., Snipes, D.J., Martin, A.M., & Koester, S. (2013). The Five Factor Model of Personality and the Non-medical Use of Prescription Drugs: Associations in a Young Adult Sample. Personality and Individual Differences. Badan Narkotika Nasional (2021). Pencegahan Kekambuhan: Materi Lanjutan 5. Deputi Bidang Rehabilitasi: Badan Narkotika Nasional RI Creswell, J. (2012). Educational Research Planning. Conducting and Evaluating and Evaluating Quantitative and Qualitative Research Danial & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI Dash, G.G., Slutske, W.S., Martin, N.G., Statham, D.J., Agrawal, A., & Lynskey, M.T. (2019). Big Five Personality Traits and Alcohol, Nicotine, Cannabis, and Gambling Disorder Comorbidity. Psychology of Addictive Behaviors. Hill. P.L., & Roberts, B.W. (2016). Persona;ity and Health: Reviewing Recent Research and Setting a Directive for The Future. Handbook of the Psychology of Aging John, O.P., Naumann, L.P., & Soto, C.J. (2008). Paradigma Shift .to the Integrative Big Five Trait Taxonomy. Measurement and Conceptual Issues. Maulida, D. & Khairulyadi (2019). Relapse Pada Pecandu Narkoba Pasca Rehabilitasi (Studi Kasus Pada Pecandu Di Yakita Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah. Nurhaliza, S., (14 Juni 2022). https://www.antaranews.com/berita/2938669/banyak-pecandunarkoba-alami-relapse-sebelum-pulih-jangka-panjang,, Di unduh pada 8 Desember 2022, Zilbermen, N., Yadid, G., Efrati, Y., Neumark, Y., & Rassovsky, Y. (2018). Personality Profiles of Substance and Behavioral Addictions. Addictive Behaviors.