Uploaded by Yansa Mulya

Yansa Alif Mulya 2206115106 Propsal Trait UAS

advertisement
STUDI LITERASI: PANDUAN PENCEGAHAN
KEKAMBUHAN DI INDONESIA
mencapai 40-60 persen (Antaranews.com).
LATAR BELAKANG
Kekambuhan adalah istilah yang
digunakan
ketika
adanya
penggunaan
kembali narkoba oleh penyalaguna yang
sudah berhenti menggunakan narkoba atau
sedang
menjalani
pemulihan.
Pada
umumnya klien yang sudah berhenti
menggunakan narkoba memiliki risiko
tinggi untuk mengalami kekambuhan,
terutama pada tahap awal pemulihan yaitu
pada bulan pertama sampai bulan ke-24.
Risiko
ini
berjalannya
dapat
menurun
seiring
waktu
pemulihan
karena
kualitas pemulihan dan diri yang semakin
matang dan stabil. Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai kekambuhan dan
keterampilan
melakukan
yang
diperlukan
pencegahan
Penyalahguna mengalami relaps ketika
menjalani rehabilitasi sebelum nantinya
mengalami pemulihan jangka panjang
adalah hal umum dan normal, menurut
Kasandra,
Psikolog.
Tambahnya
lagi,
bahwa alasan lainnya sebagai pemicu relaps
adalah penyalahguna belum benar-benar
siap untuk berhenti, frustasi, depresi,
rendah diri, lalai dalam proses rehabilitasi,
dan kurangnya rencana di kemudian hari.
Penyalahguna memerlukan waktu untuk
memahami permasalahan yang mereka
hadapi dan sungguh-sungguh memiliki
keinginan berhenti menggunakan narkoba.
(antaranews.com)
untuk
Kegiatan
rehabilitasi
yang
kekambuhan
meningkatkan kreativitas dan sebagainya
adalah hal yang penting diketahui oleh
pada penyalahguna berhasil dilakukan,
klien rehabilitasi.
tetapi
Menurut data Badan Narkotika
Nasional (BNN), terdapat sekitar 70 persen
dari total penyalahguna narkoba yang telah
melakukan program rehabilitasi cenderung
mengalami relaps. Data dari National
Institute
on
Drug
Abuse
penyalahguna
yang
telah
(NIDA),
melakukan
rehabilitasi dan kembali mengalami relaps
motivasi
penyalahguna
untuk
menyelesaikannya hanya sekedar mengisi
waktu
luang
selama
menjalankan
rehabilitasi. Selain itu, sikap kooperatif
yang ditampilkan penyalahguna selama
rehabilitasi hanya untuk menimbulkan
kesan
baik
dan
menyenangkan
bagi
konselor dan juga lingkungan rehabilitasi
(Maulida,
D.
&
Khairulyadi,
2019).
Narkoba menyebabkan pola pikir manusia
menjadi berantakan, sehingga saat berusaha
(Dash, dkk., 2019). Selain itu, pada
untuk berhenti, ada keinginan untuk
penelitian
menggunakan
mahasiswa di Australia, menemukan bahwa
lagi
agar
mendapatkan
yang
dilakukan
individu
terhadap permasalahan yang datang. Selain
openness tinggi, dan conscientiousness
itu, sifat dasar dari penyalahguna akan
rendah dihubungkan dengan menggunakan
muncul ketika rehabilitasi berlangsung.
obat
Penyalahguna biasanya sulit untuk dibina
Penelitian juga menemukan bahwa individu
dan diberikan motivasi karena sulitnya
dengan neuroticism tinggi mungkin akan
penyalahguna
menggunakan narkoba secara ilegal sebagai
penyangkalan-penyangkaan
dan
juga
resep
bentuk
neuroticism
767
ketenangan pikiran dan juga rasa nyaman
menghilangkan
dengan
pada
(Benotsch,
“self-medication”
kesulitan menyelesaikan konflik yang ada
meringankan
di lingkungan sekitar (Maulida, D. &
menyenangkan
Khairulyadi, 2019).
(Zilberman, dkk., 2018).
Trait kepribadian bisa memiliki
peran yang penting pada motif penggunaan
narkoba secara ilegal di luar negeri (Hill &
Roberts, 2016). Setiap trait kepribadian
memiliki
kecenderungan-kecenderungan
perilaku, seperi neuroticism mengarah pada
kecenderungan memiliki emosional yang
tidak
stabil,
agreeableness
cenderung
menjadi lebih sopan dan kooperatif,
openess cenderung memiliki ketertarikan
yang luas, dan sensitif terhadap seni dan
keindahan, conscientiousness cenderung
tertib dan fokus pada suatu tugas, dan
extraversion cenderung menjadi asertif dan
ramah (John, dkk., 2008). Sebuah riset pada
3785 saudara kembar di Australia dengan
kriteria neuroticism tinggi, agreeableness
rendah,
dan
conscientiousness
rendah
dihubungkan dengan adiksi pada ganja
dkk.,
sesuatu
yang
atau
emosi
tinggi,
2013).
untuk
tidak
negatif
KAJIAN PUSTAKA
A. Pencegahan Kekambuhan
a. Pengertian Kekambuhan
Kekambuhan
seseorang
kembali
adalah
kondisi
menyalahgunakan
narkoba setelah bergenti beberapa waktu.
Kekambuhan ini tidak terjadi tiba-tiba,
melainkan melalui proses yang pada
akhirnya menyebabkan seseorang kembali
menggunakan narkoba. Proses ini dapat
berlangsung dalam kurun waktu pendek
(hari atau minggu) maupun panjang (bulan
atau tahun).
b. Penyebab dan Tingkatan Kekambuhan
Alasan seseorang cenderung melakukan
penyebab kekambuhan, yaitu:
1. Mengatasi kondisi emosi yang negatif
seperti rasa frustasi, marah, rasa
bersalah, gelisah berlebihan, takut,
duka,
kebosanan,
kesedihan,
dan
depresi.
kembali.
2. Mengatasi kondisi fisik yang negatif
seperti
pertama kali menggunakan narkotika
putus
zat
termasuk
3. Kambuh (relapse)
rasa
Keadaan klien mengalami pola
ketagihan, penyakit, rasa sakit fisik,
penggunaan narkoba yang sama atau
dan kelelahan.
lebih parah dari sebelum berhenti dan
3. Meningkatkan kondisi emosi yang
telah
menunjukkan
gejala
positif seperti merayakan kelulusan
ketergantungan zat, seperti adanya
dengan memakai narkoba dengan
toleransi terhadap dosis penggunaan,
anggapan akan menjadi “lebih seru”.
gejala putus zat dan keinginan untuk
4. Menguji kemampuan mengendalikan
diri, seseorang mencoba menggunakan
kembali karena ingin bereksperimen
terhadap kemampuan dirinya.
menggunakan.
d. Faktor Pemicu Kekambuhan
1. Faktor Internal
Faktor pemicu ini timbul dari dalam
5. Adanya rekanan sosial, seperti dari
diri klien, meliputi orang, tempat,
teman atau rekan kerja yang memakai
waktu,
narkoba.
Contohnya adalah teringat benda atau
c. Tingkatan Kekambuhan
narkoba
klien
dalam
pemulihan,
namun
kondisi
emosional.
kejadian atau periode waktu yang
1. Tergelincir (slip)
Keadaan
dan
berhubungan
menggunakan
sebuah
dengan
periode
dengan
penggunaan
narkoba di masa lalu, atau kondisi
emosional
seperti
kegelisahan,
cepat
kemarahan, frustasi, gairah seksual,
menyadari hal tersebut dan segera
kegembiraan, kebosanan, kelelahan,
berbuat sesuatu untuk mengatasinya,
atau
seperti mencari bantuan atau membuat
kebahagiaan.
perubahan.
untuk
merayakan
2. Faktor Eksternal
2. Terjatuh (Lapse)
Keadaan
keinginan
klien
Pemicu
keinginan
untuk
menggunakan
menggunakan narkoba sangat pribadi
narkoba secara berulang atau lebih dari
dan berbeda untuk setiap individunya.
satu kali dalam periode waktu singkat
Contohnya adalah bertemu dengan
(minggu atau bulan). Hal ini dapat
bandar/ teman yang menyalahgunakan
terjadi bila klien tidak mencari atau
narkoba, berada di tempat yang ada
mendapatkan pertolongan pada saat
narkoba, melihat benda-benda yang
biasa digunakan saat menggunakan
narkoba, mendapatkan gaji atau liburan
mana tujuan tersebut efektif atau
setelah lelah bekerja.
kualitas yang dapat diterima.
B. Pencegahan
UNODC
Kekambuhan
(Dalam
buku
Menurut
Drug
Abuse
Treatment)
a. Konsep
c) Outcome
Hasil dapat diartikan sebagai efek dari
kegiatan terapeutik dan dapat berupa
Monitoring
Pelayanan
dan
positif atau negatif. Ukuran hasil harus
Evaluasi
relevan dengan perawatan individu dan
a) Input
peka terhadap tujuan yang diinginkan
Input adalah ukuran sumber daya yang
klien.
digunakan
menyediakan
mungkin ada sedikit sumber daya yang
perawatan atau layanan tertentu. Input
tersedia untuk menilai hasil yang
dapat mengacu pada mdal dan uang
sebenarnya
pendapatan, sumber daya manusia
menggunakan instrumen atau prosedur
(orang
untuk
yang dapat dipercaya secara ilmiah),
gedung,
dan seringkali ukuran hasil proksi
untuk
yang
memberikan
dibutuhkan
pengobatan),
Dalam
peralatan dan perlengkapan serta bahan
digunakan
untuk
Misalnya,
pelayanan.
memungkinkan
Masukan
staf
untuk
ukuran
beberapa
(dapat
diukur
sebagai
dalam
program,
dengan
alternatif.
penelitian
perubahan
hasil,
fekuensi
menjalankan layanan untuk memenuhi
penggunaan zat sering kali dinilai
maksud dan tujuan program
melalui instrumen standar. Hal itu
b) Output
membutuhkan pengukuran frekuensi
Ukuran output merupakan indikator
penggunaan obat saat masuk ke
tingkat, jumlah, atau volume kegiatan
pengobatan
yang
program
meninggalkan pengobatan. Beberapa
pengobatan, seperti jumlah klien baru
lembaga yang tidak dapat melakkan
yang ditemui dan jumlah konsultasi
pengukuran
tersebut
yang
menyampaikan
penilaian
dilakukan
sebenarnya.
oleh
Ukuran
output
dan
ketika
klien
dapat
mereka
biasanya mencerminkan beban kerja
dalam melaporkan status klien ketika
yang dinyatakan dalam bentu waktu
mereka selesai pengobatan (contohnya,
atau biaya. Penting untuk dicatat
membaik, tetap sama, atau memburuk).
bahwa
output
tidak
selalu
b. Elemen Sistem Pemantauan Kinerja dan
menunjukkan apakah tujuan program
Hasi
pengobatan telah tercapai atau sejauh
Sistem pemantauan kinerja dan hasil adalah
elemen inti dari layanan perawatan yang
ingin memahami seberapa baik layanan
alkoholisme dan penyalahgunaan narkoba
tersebut melayani kebutuhan kliennya
serta perawatam dan rehabilitasi pecandu.
setiap hari. Informasi yang dikumpulkan
Organisasi
dapat digunakan untuk:
terkait dengan program telah terlibat dalam
a) Meningkatkan pengkajian klien dan
proses koordinasi perawatan
berbasis
masyarakat
yang
berbegai intervensi lokal yang inovatif,
berbasis kebutuhan, disesuaikan dengan
b) Membantu penyedia pengobatan
mencari cara untuk meningkatkan
layanan mereka (misalnya, untuk
kebutuhan masyarakat pada umumnya dan
kelompok sasaran pada khususnya.
Program
pelatihan,
yang
klien tertentu yang mungkin tidak
dimaksudkan untuk penyedia layanan,
mencapai hasil mayoritas)
tentang prinsip dan praktik perawatan, serta
c) Memberikan pengetahuan tentang
perlindungan
dalam
rehabilitasi
dampak keseluruhan dari sistem
penyalahgunaan zat, selama bertahun-
pengobatan dan untuk membantu
tahun, telah menetapkan standar layanan
perencana pengobatan dan lembaga
minimum tertentu di antara para profesional
pemerintah menilai pengembalian
rehabilitasi. Namun, mengingat ukuran
investasi
negara, keragaman latar sosiokultural dan
atas
pendanaan
pengobatan
berbagai
d) Membantu
mengidentifikasi
kesenjangan
dalam
pengobatan
yang
penyediaan
efektif
kebutuhan akan jenis
dan
program
perawatan tambahan atau baru
tingkat
kapasitas
di
antara
lembaga pelaksana, telah lama dirasakan
kebutuhan untuk mengidentifikasi praktik
terbaik dalam pemberian layanan dan
mengkodifikasikannya
ke
dalam
seperangkat
yang
dapat
pedoman
diterapkan secara seragam untuk semua
C. Pencegahan Kekambuhan di Negara Lain
lembaga
a. India
minimum.
Sesuai
dengan
mengordinasikan
mandat
strategi
pelaksana
sebagai
standar
untuk
Pedoman tentang Standar Layanan
pengurangan
Minimum untuk Program di bawah Skema
permintaan alkohol dan obat-obatan dari
Pencegahan
Pemerintah India, Kementerian Keadilan
Penyalagunaan Zat (Narkoba) adalah hasil
Sosial dan Pemberdayaan, selama 15 tahun
dari upaya itu. Dengan “pemulihan orang
terakhir
berbagai
seutuhnya” sebagai tujuan yang diakui,
program berbasis masyarakat, melalui
pedoman ini mendefinisikan komponen
sektor
penting yang terlibat dalam program
telah
melaksanakan
sukarela
untuk
pencegahan
Alkoholisme
dan
pengurangan permintaan alkohol dan obatobatan di bawah skema, persyaratan
infrastruktur
minimum
untuk
b. Nikaragua
Pemerintah Nikaragua sedang dalam
setiap
proses mengembangkan standar minimum
komponen, sifat dan kualitas layanan,
perawatan untuk pusat atau program
kegiatan yang terlibat dalam penyampaian
perawatan
layanan yang berbeda, input dan output
ketergantungan
yang diantisipasi untuk setiap kegiatan,
koordinasi Sekretaris Eksekutif Dewan
catatan wajib yang harus disimpan. Hal ini
Nasional Anti Narkoba dan kementerian
juga telah menetapkan kerangka jaringan
Kesehatan. Sebagai bagian dari prosesnya,
dan hubungan antara layanan dan institusi
sebuah lokakarya yang ditujukan untuk
untuk emmastikan intervensi holistik dan
mengembangkan
pemanfaatan sumber daya yang optimal.
memfasilitasi
Selain menstandarkan
ke
diselenggarakan di Managua tahun 2002.
dalam praktik, ini juga akan memastikan
Sebanyak 31 peserta dari berbagai sektor
evaluasi program berbasis kinerja objektif.
pemerintahan yang bertanggung jawab atas
pengalaman
Pedoman telah menetapkan kode
hal-hal
penyalahgunaan
narkoba,
dan
di
bawah
konsensus
dan
penyusunan
terkait
standar
(kesehatan,
etik untuk penyedia layanan, berdasarkan
pengendalian
pengakuan hak dan kewajiban klien. Hal itu
pidana), serta dari penyedia layanan
dimaksudkan
pengobatan
untuk
memastikan
narkoba
keluarga,
dan
pemerintah
peradilan
dan
non-
lingkungan yang positif, empati, dan peduli
pemerintah, berkontribusi dalam lokakarya
di dalam institusi.
tersebut. Tujuan dari standar minimum
Jika pedoman tersebut dilaksanakan
perawatan yang direncanakan adalah untuk
dengan sungguh-sungguh oleh para mitra,
meningkatkan kualitas perawatan di pusat-
pemerintah,
lembaga
swadaya
pusat publik dan swasta, atau melalui
diharapkan
dapat
program yang ditawarkan kepada orang-
mengantarkan era baru pelayanan berbasis
orang dengan masalah yang disebabkan
kualitas melalui organisasi kerelawanan di
oleh
bidang sosial. Hal ini juga akan membuka
langsung dari standar tersebut adalah
jalan untuk peninjauan dan penyempurnaan
sebagai berikut:
masyarakat,
berkelanjutan
pengalaman
dan
dalam
baru
standar
dan
melalui
peningkatan
kematangan dalam implementasi program.
penyalahgunaan
obat.
Tujuan
1. Sebagai acuan dan pedoman kerja
lembaga pengobatan
2. Menetapkan kriteria yang seragam
secara nasional untuk evaluasi
kualitas
perawatan
di
institusi
publik dan swasta
3. Untuk
faktor-
yang
dengan
terkait
ketidakpatuhan terhadap standar
perawatan
nasional
ditetapkan.
komite
melaksanakan
mengidentifikasi
faktor
membentuk
yang
baru
Lokakarya
ini
didasarkan
pada
metodologi
partisipatif
yang
mencakup
kelompok kerja, sesi konseling,
diskusi dan presentasi peserta.
Hasil utama dari lokakarya tersebut
yang
tindakan
bertugas
yang
telah
disepakati.
c. Irlandia
Peninjauan terhadap strategi yang ada
mencakup proses konsultasi yang ekstensif,
penelitian yang berfokus pada contoh
praktik terbaik dan pemeriksaan berbagai
laporan evaluasi yang relevan dan literatur
lainnya.
Semua
otoritas
hukum
dan
pemangku kepentingan masyarakat utama
dan
kelompok
profesional
diundang
adalah dokumen konsensus yang berisi total
melalui iklan surat kabar nasional untuk
87 standar perawatan yang dikelompokkan
menyampaikan
dalam kategori berikut:
kesenjangan
1. Kriteria akses, ketersediaan dan
ada
dan
untuk
merekomendasikan pendekatan baru dan
strategi obat baru.
2. Penilaian klien
layanan,
dan
organisasi
Delapan
forum
konsultasi
regional
dilakukan di seluruh wilayah. Dalam forum
pengobatan
4. Pemulangan
yang
tentang
juga pengaturan baru untuk menyampaikan
penerimaan
3. Sifat,
pandangan
pengobatan,
tindak
lanjut dan rujukan kasus
5. Cakupan layanan dan intervensi
cepat
6. Hak klien
7. Infrastruktur fisik pusat perawatan
8. Staf
tersebut, menteri yang membidangi strategi
narkoba memaparkan gambaran strategi
yang sedang berjalan, diikuti dengan
presentasi dari sektor kesehatan dan
pendidikan, serta dari lembaga swadaya
masyarakat dan kepolisian. Diskusi forum
terbuka dengan tanya jawab dilakukan dan
diikuti oleh lokakarya tentang bidang-
Rencana aksi digunakan untuk desain
bidang
utama
pengurangan
risiko,
dan implementasi sistem untuk memantau
pengobatan dan rehabilitasi, pengurangan
kepatuhan terhadap standar perawatan
pasokan,
minimum yang telah disepakati. Rencana
masalah lainnya.
aksi menetapkan tanggal target tertentu dan
pendekatan
pendidikan
dan
Tujuan keseluruhan dari strategi narkoba
Pemerintah
Irlandia
adalah
untuk
memberikan respons terpadu yang efektif
terhadap masalah yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan narkoba. Tiga prinsip
dasar mendukung strategi:
1. Tanggapan
2. Memfasilitasi stabilitasi komunitas
terapeutik
3. Pelatihan profesional di bidang
kecanduan dan rehabilitasi
4. Meningkatkan deteksi dini masalah
penyalahgunaan
terhadap
masalah
narkoba harus mempertimbangkan
alkohol
dan
narkoba di antara pasien layanan
kesehatan primer
berbagai tingkat penyalahgunaan
5. Memfasilitasi pengaktifan kembali,
narkoba yang dialami di seluruh
dan koordinasi dengan kelompok
negeri
swadaya,
2. Semua program dan layanan yang
merespon masalah narkoba harus
disampaikan secara koheren dan
terpadu
khususnya
kelompok
multi-keluarga
Evaluasi
terhadap
mendalam
rencana
tahun
2001
perawatan
telah
menghasilkan tindakan yang menentukan
3. Masyarakat
yang
mengalami
tingkat penyalahgunaan narkoba
tertinggi harus didorong untuk
berpartisipasi dalam merancang dan
menyampaikan tanggapan terhadap
terjadinya
kolaborasi
Kemeterian
Kesehatan dan Consejo Nacional para el
Control de Estupefacientes (CONACE)
dalam strategi baru dengan elemen kuncu
berikut:
masalah di wilayah mereka
1. Aliansi kelembagaan. Kementerian
d. Chile
sektor
Kesehatan dan CONACE, bersama
kesehatan masyarakay di Chili yang
dengan 28 layanan kesehatan dan
mencakup
telah
Dana Kesehatan Nasional telah
menerapkan serangkaian tindakan untuk
membentuk aliansi di mana masing-
mengatasi masalah alkohol dan narkoba.
masing pihak mengambil tanggung
Aspek utama dari tindakan yang dilakukan
jawab
adalah sebagai berikut:
khususnya
Selama
10
70
tahun
persen
terakhir
populasi
sebagaimana
aspek-aspek
mestinya,
seperti
daya
pembiayaan, pembentukan norma,
manusia dalam sektor pelayanan
dukungan teknis, dan pengawasan
kesehatan
untuk memastikan perawatan yang
1. Meningkatkan
membutuhkan
sumber
yang
paling
lebih luas dan berkualitas bagi para
pelaku kekerasan
2. Penggunaan
informasi
tersedia
secara
Keputusan
strategis
yang
memadai.
d) Rencana perawatan residensial
e) Rencana pengobatan sindrom
didasarkan
pada informasi objektif (misalnya,
penarikan (detoksifikasi)
f) Rencana pengobatan diagnosis
tingkat prevalensi dan kecanduan)
yang diberikan oleh survei rumah
tangga
yang
dilakukan
oleh
ganda
5. Transfer
keuangan
ke
pusat
perawatan. Pemindahan dilakukan
CONACE, yang memungkinkan
secara
perkiraan permintaan pengobatan
perkiraan sebelumnya dan beban
potensial
kerja yang disepakati untuk masing-
3. Investasi
kebutuhan.
teratur
sesuai
dengan
menurut
hirarki
masing pusat. Dana diterima dari
Layanan
kesehatan
CONACE melalui mediasi Dana
diberi peringkat sesuai dengan
karakteristik daerah tangkapannya,
Kesehatan Nasional
6. Rekaman.
Pusat
perawatan
dan lebih banyak sumber daya
menyimpan sistem catatan standar
diberikan kepada mereka yang
untuk memungkinkan pemantauan
memiliki prevalensi konsumsu yang
layanan yang diberikan kepada
lebih tinggi, indeks pembangunan
pasien, secara lokal dan nasional
manusia yang lebih rendah, potensi
7. Evaluasi.
Dua
penelitian
yang lebih tinggi untuk memperluas
dilakukan,
pengobatan dan tingkat investasi
pusat-pusat
yang lebih rendah
kapasitas
serta
hasilnya,
evaluasi
biaya
dari
4. Merancang layanan yang beragam.
Enam rencana perawatan telah
dibuat dan protokol klinis untuk
mendukung
perbandingan
pengobatan
dan
dan
rencana
perawatan yang berbeda
8. Pembangunan kapasitas. Program
memandu
telah dibuat untuk para profesioanl
rencana
dan teknisi yang bekerja dalam
disusun. Rencananya adalah sebagi
rehabilitasi, termasuk pelatihan staf
berikut:
untuk memastikan tingkat kualitas
implementasi
a) Rencana
dan
studi
telah
setiap
intervensi
tanggap
pertama, dilaksanakan oleh unit
perawatan yang dibutuhkan.
e. Pakistan
layanan kesehatan primer
Program perawatan, rehabilitasi dan
b) Rencana rawat jalan dasar
pencegahan narkoba berbasis komunitas
c) Rencana rawat jalan intensif
diprakarsai
oleh
UNDCP
di
kamp
pengungsi Akora Kattak di luar Peshawar
dukungan penuh dari berbagai layanan
dengan perkiraan populasi orang dewasa
dan fasilitas aftercare dan reintergrasi
sebanyak 9.000 pengungsi Afghanistan.
sosial
Program ini menyediakan detoksifikasi
jaringan komunitas agar berhasil dan
berbasis rumah dan mengoordinasikan
efektif
kegiatan pasca perawatan dan reintergrasi
kekambuhan.
sosial melalui jaringan organisasi non-
berbasis
serta
komunitas,
untuk
termasuk
mencegah
METODE PENELITIAN
pemerintah lokal, badan PBB, relawan
dan kelompok masyarakat. Selama tahun
Analisis data yang digunakan pada
2000, program ini melakukan kontak
penelitian ini adalah analisis isi atau
dengan 800 penyalahguna narkoba di
dokumen (content or document analysis).
pengungsian.
Analisis ini ditujukan untuk menghimpun
Lebih
penyalahguna
dari
narkoba
300
diberikan
dan
menganalisis
konseling motivasi pra-perawatan, dan
resmi,
128
perempuan
keabsahannya terjamin baik dokumen
diberikan detoksifikasi di rumah. Selain
perundangan dan kebijakan maupun hasil-
itu, 150 pecandu dalam pemulihan
hasil penelitian. Kegiatan analisis ini
diberikan pengalaman kerja, pelatihan
dilakukan
kerja atau dana awal untuk kegiatan yang
kedudukan dan hubungan antara berbagai
menghasilkan
Enam
konsep, kebijakan, program, kegiatan,
kelompok swadaya, tiga untuk pecandu
peristiwa yang ada atau terjadi, serta
pria dan tiga untuk pecandu wanita, juga
selanjutnya mengetahui manfaat, hasil atau
dibentuk
dampak dari hal-hal tersebut (Sukmadinata,
laki-laki
di
dan
102
pendapatan.
kamp,
serta
kelompok
relawan komunitas pria dan wanita.
dokumen
dokumen-dokumen
untuk
yang
validitas
mengetahui
dan
makna,
2012). Kajian pustaka adalah ringkasan
program
tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku,
menunjukkan bahwa program pengobatan
dan dokumen lain yang mendeskripsikan
berbasis masyarakat dengan sumber daya
teori serta informasi baik masa lalu maupun
yang baik dengan staf yang terlatih dan
saat ini, mengorganisasikan pustaka ke
didukung sepenuhnya dapat memberikan
dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan
skema
untuk proposal penelitian (Creswell, J.,
Pengalaman
detoksifikasi
dari
dan
pengobatan
rumah yang layak dan hemat biaya untuk
2012).
penyalahguna narkoba pria dan wanita di
Pada penelitian ini, metode yang
komunitas Afghanistan. Skema seperti
digunakan adalah studi literatur. Studi
itu,
bagaimanapun,
membutuhkan
literatur
digunakan
karena
berkaitan
dengan proses pengumpulan, membaca,
merekam, dan juga mengolah sumbersumber data untuk bahan penelitian.
Metode ini bertujuan untuk mengumpulan
sebanyak-banyaknya buku, majalah, dan
sumber-sumber
bacaan
lainnya
yang
berhubungan dengan masalah dan tujuan
penelitian (Warsiah, 2009). Umumnya,
metode studi literatur merupakan sebuah
cara
untuk
pertanyaan
menjawab
pertanyaan-
penelitian
dengan
mengeksplorasi sumber tulisan yang sudah
pernah dibuat sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Benotsch, E.G., Jeffers, A.J., Snipes, D.J., Martin, A.M., & Koester, S. (2013). The Five Factor
Model of Personality and the Non-medical Use of Prescription Drugs: Associations in a Young
Adult Sample. Personality and Individual Differences.
Badan Narkotika Nasional (2021). Pencegahan Kekambuhan: Materi Lanjutan 5. Deputi
Bidang Rehabilitasi: Badan Narkotika Nasional RI
Creswell, J. (2012). Educational Research Planning. Conducting and Evaluating and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research
Danial & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI
Dash, G.G., Slutske, W.S., Martin, N.G., Statham, D.J., Agrawal, A., & Lynskey, M.T. (2019).
Big Five Personality Traits and Alcohol, Nicotine, Cannabis, and Gambling Disorder
Comorbidity. Psychology of Addictive Behaviors.
Hill. P.L., & Roberts, B.W. (2016). Persona;ity and Health: Reviewing Recent Research and
Setting a Directive for The Future. Handbook of the Psychology of Aging
John, O.P., Naumann, L.P., & Soto, C.J. (2008). Paradigma Shift .to the Integrative Big Five
Trait Taxonomy. Measurement and Conceptual Issues.
Maulida, D. & Khairulyadi (2019). Relapse Pada Pecandu Narkoba Pasca Rehabilitasi (Studi
Kasus Pada Pecandu Di Yakita Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah.
Nurhaliza, S., (14 Juni 2022). https://www.antaranews.com/berita/2938669/banyak-pecandunarkoba-alami-relapse-sebelum-pulih-jangka-panjang,, Di unduh pada 8 Desember 2022,
Zilbermen, N., Yadid, G., Efrati, Y., Neumark, Y., & Rassovsky, Y. (2018). Personality
Profiles of Substance and Behavioral Addictions. Addictive Behaviors.
Download