ASUHAN KEPERAWATAN No 1 2 Diagnosa Keperawatan Risiko kerusakan integritas kulit d.d adanya terapi radiasi (fototerapi) Tujuan dan kriteria hasil (NOC) NOC : Integritas jaringan : kulit dan membran mukosa (1101) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan : 1. Sensasi menjadi 5 2. Elastis menjadi 5 3. Hidrasi menjadi 5 4. Perfungsi jaringan menjadi 5 5. Luka dan lesi pada kulit menjasi 5 6. Integritas kulit menjadi 5 Risiko cedera d.d NOC : Kontrol Risiko (1902) profil darah abnormal Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan : 1. Mengidentifikasi faktor risiko menjadi 5 2. Memonitor faktor risiko di lingkungan menjadi 5 3. Menjalankan strategi kontrol risiko yang sudah ditetapkan menjad 5 4. Memonitor perubahan status kesehatan menjadi 5 3 Ketidakefektifan pola menyusu bayi b.d ketidakmampuan mengordinasi mengisap, menelan, dan bernapas 4 Ikterus Neonatus NOC : Keberhasilan Menyusui : Bayi (1000) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan : 1. Reflek menghisap menjadi 5 2. Minimal 8 kali menyusui perhari menjadi 5 3. Bayi puas setelah makan menjadi 5 NOC : Adaptasi Bayi Baru Lahir (0118) Intervensi (NIC) NIC : Manajemen Tekanan (3500) 1. Berikan pakaian yang tidak ketat pada pasien 2. Monitor area kulit dari adanya kemerahan dan adanya pecah – pecah 3. Monitor status nutrisi pasien 4. Monitor sumber tekanan dan gesekan NIC : Manajemen Lingkungan : Kenyamanan 1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan fungsi dan kognitif serta riwayat perilaku dimasa lalu 2. Identifikasi hal – hal yang membahayakan di lingkungan (mis. Bahaya fisik, biologi, kimiawi) 3. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahan berbahaya dan beresiko 4. Monitor lingkungan terhadap terjadinya perubahan status keselamatan NIC : Monitor nutrisi (1160) 1. Timbang berat badan pasien 2. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 3. Identifikasi abnormalitas kulit 4. Tentukan pola makan 5. Tentukan faktor – faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi NIC : Fototerapi : Neonatus (6924) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan : 1. Warna kulit menjadi 5 2. Berat badan menjadi 5 3. Tonus otot menjadi 5 4. Denyut jantung apikal (100160) menjadi 5 5. Laju pernapasan (30-60) menjadi 5 5 Hipertermi b.d suhu NOC : Termoregulasi : Bayi lingkungan tinggi dan Lahir (0801) efek fototerapi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan : 1. Mengambil postur retensi panas untuk hipotermia menjadi 5 2. Mengambil postur kehilangan panas untuk hipertermia 3. Hipertemia menjadi 5 4. Perubahan warna kulit menjadi 5 5. Suhu tidak stabil menjadi 5 6 Risiko infeksi proses invasif menjadi 5 7 Risiko kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya intake cairan, efek fototerapi dan diare b.d NOC : Keparahan Infeksi : Baru Lahir (0708) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan : 1. Ketidakstabilan suhu menjadi 5 2. Takikardi menjadi 5 3. Wajah pucat menjadi 5 4. Hipertensi menjadi 5 5. Bradikardi menjadi 5 6. Kulit kemerahan NOC : Keseimbangan carian (0606) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan : 1. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam menjadi 5 2. Berat badan stabil menjadi 5 1. Observasi tanda-tanda warna kuning 2. Edukasi keluarga mengenai prosedur dan perawatan fototerapi 3. Monitor edema mata, drainase dan warna 4. Monitor tanda vital per protokol atau sesuai kebutuhan 5. Timbang berat badan setiap hari NIC : Manajemen Lingkungan (6480) 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien 2. Hindari dari paparan dan aliran udara yang tidak perlu, terlalu panas atau terlalu dingin 3. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien, jika suhu tubuh berubah 4. Kurangi rangsangan lingkungan yang sesuai NIC : Kontrol infeksi (6540) 1. Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang diresepkan 2. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan kesehatan 3. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi NIC : Managemen Cairan (4120) 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien 2. Monitor perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah dialisis 3. Bola mata cekung dan 3. Monitor status gizi lembek menjadi 5 4. Monitor tanda-tanda vital 4. Edema perifer manjadi 5 pasien 5. Distribusikan asupan cairan selama 24 jam KESIMPULAN : Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah baik oleh faktor fisiologik maupun non-fisiologis, yang kadar nilainya lebih dari normal. Beberapa tanda dan gejalanya yaitu kulit berwarna kuning sampai jingga, bayi tampak lemah, refleks hisap kurang, kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl, dan lain – lain. Hiperbilirubinemia diklasifikasikan menjadi lima, ada fisiologis, patologis, kern ikterus, ikterus hemolitik, dan ikterus obstruktif. Warna kuning pada kulit, sklera, dan membran mukosa disebabkan karena deposisi pigmen bilirubin tak terkonjugasi. Sumber utama bilirubin adalah dari proses pemecahan hemoglobin yang sudah tua atau sel darah merah yang mengalami hemolisis. Pada neonatus, sel darah merah mengalami pergantian yang lebih tinggi dan dalam waktu yang singkat sehingga menyebabkan peningkatan kecepatan produksi bilirubin yang lebih tinggi. Pemeriksaan penunjang hiperbilirubinemia terdiri dari, uji Coombs direk, bilirubin total direk, periksa darah lengkap, dan semacamnya. Penatalaksanaan hiperbilirubinemia dapat berupa fototerapi, transfusi tukar, dan antibiotik diberikan apabila diduga terdapat infeksi atau sifilis. Lalu penatalaksanaan keperawatannya dapat kaji faktor resiko yang dapat meningkatkan kadar bilirubin (hipoglikemia, infeksi, hipotermia) , mencegah komplikasi, memberikan nutrisi ASI yang optimal, dan memantau Keefektifan fototerapi.