PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Disusun Oleh: Shouma Farhan Badruzzaman (2210112125) PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UPN 'VETERAN' JAKARTA FEBRUARI 2023 DAFTAR ISI DAFTAR ISI........................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2 1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2 2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ......................................................... 2 2.2 Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ......................................... 3 2.3 Kendala dari Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .................................. 3 2.4 Tahapan Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .................................. 4 2.5 Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Saat Ini dan Masa yang akan Datang ............... 6 BAB III PENUTUPAN ..........................................................................................7 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7 3.2 Saran ................................................................................................................ 8 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9 i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era modern membuat kehidupan manusia tak terpisahkan dengan teknologi. Ini mendorong manusia untuk menciptakan berbagai penemuan, perubahan, dan inovasi, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi untuk mempermudah pekerjaan dan menghasilkan informasi yang berguna. Implementasi teknologi dari inovasi tersebut telah memberikan solusi dan mempermudah atas. Selain itu, pemanfaatannya yang bersifat luas dan masif berhasil membawa dampak dan kemajuan yang sangat besar pada setiap bidang beserta aspek kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, keamanan, bisnis, pendidikan, kesehatan, dan lain-lainnya. Pada kegiatan bisnis, informasi dan data keuangan merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Hasil dari olahan informasi dan data tersebut mempunyai pengaruh dalam pengambilan suatu keputusan bisnis. Oleh karena itu, akuntansi sebagai ilmu yang berkaitan dengan informasi dan data keuangan sangat dipengaruhi pula oleh perkembangan teknologi yang seiring dengan zaman. Kebutuhan akan informasi akuntansi yang akurat dan cepat di era modern inilah yang kemudian menuntut terciptanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Penggunaan komputer, internet, dan aplikasi akuntansi telah membantu para akuntan untuk mengatasi keterbatasan waktu, meningkatkan efisiensi serta akurasi dalam pengolahan data serta informasi, dan mengoptimalkan transparansi juga akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Akuntansi yang canggih dan terintegrasi sangat dibutuhkan untuk membantu perusahaan dalam mengelola informasi dan data keuangan dengan lebih efisien. Selain itu, Sistem Informasi Akuntansi juga membantu perusahaan dalam mengendalikan risiko dan memastikan bahwa pengelolaan keuangan berjalan dengan baik. Dengan Sistem Informasi Akuntansi yang baik, perusahaan dapat memantau posisi keuangannya dan menentukan tindakan yang perlu diambil untuk memastikan bahwa bisnis berjalan semestinya. Namun, pada kenyataannya Sistem Informasi Akuntansi bisa memiliki sisi negatif. Penggunaan teknologi yang canggih dan terintegrasi ini memerlukan biaya tinggi untuk perawatan dan pengembangannya. Selain itu, terdapat juga risiko yang terkait dengan keamanan data, seperti kehilangan data atau data yang dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sistem Informasi Akuntansi juga membutuhkan sumber daya manusia yang ahli dan terlatih untuk mengoperasikan dan memelihara sistem tersebut dan seringkali membutuhkan waktu untuk mempelajari dan mengadaptasi sistem baru. Maka dari hal tersebut, makalah ini akan menjawab dan juga memberikan gambaran tentang pentingnya Sistem Informasi Akuntansi bagi perusahaan dan bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi perkembangan sistem ini serta bagaimana cara kita sebagai user untuk menyikapinya. 1 1.2 Rumusan Masalah Dengan mempertimbangkan latar belakang yang telah disajikan, rumusan masalah dapat diketahui sebagai berikut. 1) 2) 3) 4) 5) Apa itu Sistem Informasi Akuntansi? Apa manfaat dari Sistem Informasi Akuntansi? Apa kendala dan tantangan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi? Bagaimana tahapan perkembangan Sistem Informasi Akuntansi? Bagaimana perbandingan Sistem Informasi Akuntansi saat ini dengan yang akan datang? 1.3 Tujuan Pembahasan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pembahasan makalah ini dapat ditentukan sebagai berikut. 1) Mengetahui definisi Sistem Informasi Akuntansi. 2) Mengetahui manfaat dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi. 3) Mengetahui kendala atau tantangan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi serta solusimya. 4) Mengetahui tahapan perkembangan Sistem Informasi Akuntansi. 5) Mengetahui perbedaan dari Sistem Informasi Akuntansi saat ini dengan yang akan datang. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Berbagai data yang merupakan bagian penting dari informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh manajemen suatu perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan itu sendiri. Data-data tersebut dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, sehingga harus disajikan dengan baik agar mudah dipahami. Sistem Informasi Akuntansi lah yang merupakan sistem yang membantu, mengatur, dan mengelola data-data keuangan tersebut dengan baik dan akurat. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan serta berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Kamus Teknologi dan Informasi, 2009). Biasanya sistem yang kompleks dibantu dengan beberapa bagian sistem yang lebih kecil lagi yang disebut dengan subsistem. Setiap subsistem dirancang untuk mencapai satu tujuan atau lebih. Sebuah subsistem tidak dapat diberikan suatu perubahan tanpa pertimbangan dari konsekuensi pada subsistem lain dan efek secara keseluruhan. Sementara itu, Informasi adalah hasil pengolahan dari data dan fakta yang berhubungan, yang diolah sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya, serta yang dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan. Kemudian akuntansi sendiri menurut Komite 2 Terminologi dari American Institute of Certified Public Accountant didefinisikan sebagai suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang mengenai transaksi-transaksi yang sebagian besar memiliki sifat keuangan yang kemudian diinterpretasikan hasilnya. Menurut Bodnar dan Hapwood (2006:3) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan beserta informasi lainnya yang diperoleh dari proses transaksi akuntansi yang dilakukan secara rutin. Adapun menurut Azhar, S (2017:80) Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan dari komponen fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan, berinteraksi, dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data-data transaksi yang berhubungan dengan masalah keuangan menjadi sebuah informasi keuangan. Dapat diambil simpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan komponen yang digunakan untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi keuangan. 2.2 Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pengambilan keputusan dalam organisasi bersifat kompleks dan terdiri dari beberapa langkah seperti, identifikasi masalah, mengumpulkan dan menafsirkan informasi, mengevaluasi cara untuk memecahkan masalah, memilih metode yang solutif, dan menerapkan solusi. Keberadaan SIA dapat memudahkan dalam semua tahapan pengambilan keputusan tersebut. Berikut beberapa cara yang bisa SIA lakukan untuk meningkatkan pengambilan keputusan organisasi. 1. Mengidentifikasi situasi tertentu yang membutuhkan tindakan manajemen. Sebagai contoh, laporan biaya dengan varian yang besar dapat mendorong manajemen untuk melakukan investigasi dan, jika diperlukan, membuat tindakan korektif. 2. Mengurangi ketidakpastian dalam organisasi dan dengan demikian menyediakan dasar untuk memilih tidakan-tindakan alternatif yang harus diambil manajemen. 3. Menyimpan informasi mengenai hasil keputusan terdahulu, sehingga SIA menyediakan feedback yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di masa depan. 4. Menyediakan informasi akurat tepat waktu. Sebagai contoh, toko retail memiliki banyak data mengenai informasi penjualan dari beberapa cabang tersebar di seluruh Indonesia. Sistem informasi ini dapat membantu manajemen untuk memperoleh informasi penjualan tepat waktu. 5. Menganalisis data penjualan untuk menemukan produk mana yang banyak diminati masyarakat, sehingga dapat menjadi pertimbangan manajemen untuk memperbanyak stok produk tersebut. 2.3 Kendala dari Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Selain manfaat dari Sistem Informasi Akuntansi tentunya juga terdapat kendala dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Karena seiring dengan perkembangan suatu temuan atau inovasi teknologi terbaru akan terdapat pula kendalakendala baru yang muncul yang tentunya berkaitan dengan inovasi tersebut. Berikut 3 adalah kendala-kendala yang dapat terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Akuntansi. 1. Biaya: Implementasi SIA memerlukan investasi yang besar, seperti perangkat keras dan perangkat lunak, konsultan, pelatihan tenaga kerja, dan biaya perawatan. Biaya yang tinggi dapat menjadi kendala bagi organisasi yang memiliki keterbatasan anggaran. Organisasi perlu melakukan perencanaan anggaran yang matang dan mengevaluasi keuntungan dan biaya yang dihasilkan oleh SIA. 2. Kompleksitas: Implementasi SIA dapat memerlukan proses yang kompleks dan waktu yang lama. Organisasi perlu melakukan perencanaan yang matang dan memastikan bahwa sistem yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan bisnis mereka. Penerapan SIA yang tidak matang dapat menyebabkan kegagalan sistem, biaya yang lebih tinggi, dan kerugian bisnis yang signifikan. 3. Kesalahan input data: SIA sangat tergantung pada akurasi dan keberlanjutan data yang dimasukkan ke dalam sistem. Kesalahan input data dapat menyebabkan kesalahan pengolahan data dan laporan keuangan yang dihasilkan. Organisasi perlu memastikan bahwa data yang dimasukkan ke dalam sistem akurat dan upto-date serta melakukan pengawasan ketat terhadap proses input data. 4. Kerentanan keamanan: SIA memerlukan perlindungan keamanan yang baik untuk mencegah akses yang tidak sah ke data sensitif, seperti informasi keuangan dan data pelanggan. Namun, terdapat risiko kerentanan keamanan, seperti kebocoran data dan serangan siber, yang dapat membahayakan organisasi. Organisasi perlu mengadopsi kebijakan keamanan yang ketat dan memastikan sistem keamanan terus diperbarui untuk mengurangi risiko tersebut. 5. Keterbatasan tenaga kerja: Implementasi SIA memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknologi informasi dan analisis data yang baik. Namun, masih terdapat keterbatasan dalam jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja. Organisasi perlu melakukan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja mereka agar mampu memanfaatkan sistem dan teknologi informasi terbaru. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan perencanaan dan manajemen yang matang dalam implementasi SIA. Organisasi atau perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam memilih vendor SIA yang tepat, melakukan perencanaan anggaran yang matang, memastikan akurasi input data, melindungi sistem dari risiko keamanan, dan mengembangkan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan teknologi informasi terbaru. 2.4 Tahapan Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terjadi dalam beberapa tahapan antara lain sebagai berikut. 1. Proses Manual Sistem manual identik dengan pemakaian jurnal dan buku besar yang berbasis kertas (paper based). Sistem ini juga merupakan yang paling tua dan tradisional 4 dari sistem akuntansi. Sistem manual banyak bertumpupada tenagakerjamanusia dari setiapproses yang berlangsung. Sistem manual ini dicirikan dengan penggunaan kertas dan proses pengelolaan data masih mengandalkan tenaga manusia. Walaupun komputer telah digunakan dalam sistemini untuk mencatat dan menyimpan data, tetapi cara pengelolaan data masih mengandalkan tenaga manusia dan tidak memanfaatkan fungsi serta sistem pada komputer. 2. Sistem Flat File (File Mendatar) Sistem Flat File ini muncul pada akhir tahun 1960-an sampai 1980-an. Sistem tersebut merupakan sistem mainframe yang besar dan digambarkan sebagai suatu lingkungan yang file data individualnya tidak terkait dengan file lainnya. Dalam sistem ini end user tidak dapat berbagi data dengan end user lainnya. Apabila end user lain memerlukan data yang sama namun dengan tujuan berbeda, maka end user tersebut harus menyusun set-data yang terpisah untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi semakin berkembangnya teknologi dan pekerjaan harus dilakukan dengan efisien, maka mempertahankan penggunaan sistem Flat File akan menghambat kinerja perusahaan. 3. Model Database Model database dilakukan dengan memusatkan pengorganisasian data ke sebuah database umum yang dipakai secara bersama-sama oleh pemakai informasi. Model ini menggunakan software untuk mengakses sumber data yang dikontrol oleh sistem manajemen database DBSM, sehingga kekurangan yang terdapat dalam sistem Flat File dapat diperbaiki. Model database ini juga memungkinkan untuk mengurangi pengulangan informasi dengan cara memisahkan sistem database. Kondisi tersebut membuat perusahaan dapat melakukan efisiensi karena dapat mengidentifikasikan kebutuhan informasi secara lebih luas dengan mengenali setiap proses bisnis. Dengan sistem ini, perusahaan mungkin dapat mengenali dan memisahkan data keuangan dengan data nonkeuangan, serta menyimpan informasi tersebut ke dalam data warehouse. 4. Model MRP (Material Resources Planning) Model MRP ini terdapat 2 generasi. Generasi pertama model MRP ini yaitu Material Resources Planning yang terjadi sekitar tahun 1970-an. Sementara itu, generasi kedua yaitu Manufacturing Resources Planning yang terjadi sekitar tahun 1980-an. Kedua generasi tersebut dibedakan dengan fokus utama perencanaannya. Pada generasi pertama hanya fokus untuk perencanaan bahan baku saja, namun pada generasi kedua perencanaan dilakukan dengan banyak fokus yaitubahan baku, tenagakerja dan lainnya. 5. Model REA (Resources, Events, and Agents) Model REA ini muncul pada tahun 1982. Model ini digunakan untuk mendesain database secara konseptual dengan cara mengidentifikasikan entitas apa saja yang seharusnya dimasukkan ke dalam database dan menentukan bagaimana membuat struktur antar entitas dalam database tersebut (Yuliana, 2001). Tipe entitas dalam model REA dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu Resources, Events, dan Agents. Resources merupakan hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi organisasi. Events adalah berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang bertujuan demi perencanaan dan pengendalian. Sementara itu, Agents merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan yang informasinya 5 ingin didapatkanuntuk tujuan perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Data pada model ini disimpan dalam sebuah database relasional, yaitu sistem yang menggunakan sekumpulan tabel yang berdimensi dua, yakni masing-masing tabel terdiri atas sejumlah baris dan kolom yang berkaitan. 6. Model ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resources Planning) didefinisikan sebagai alat untuk menyatukan seluruh departemen dan fungsi yang ada pada sebuah organisasibisnis atauperusahaan ke dalam sebuah sistem komputer terpadu yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan spesifik dari departemen yang berbeda. Sistem inilah yang digunakan untuk mereduksi pekerjaan- pekerjaan manual yang ada. Setiap departemen yang terintegrasi tentu saja masih memiliki sistem sendiri, tetapi semua sudah menjadi satu sehingga dapat memantau suatu permasalahan yang terjadi secara terstruktur (Wibisono, 2005). 2.5 Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Saat Ini dan Masa yang akan Datang Sistem Informasi Akuntansi pada masa kini merupakan sistem yang terdiri dari perangkat lunak, database, dan hardware yang digunakan untuk memfasilitasi dan mengotomatisasi proses akuntansi di suatu organisasi. SIA masa kini memanfaatkan teknologi informasi terbaru seperti cloud computing, internet of things, dan mobile computing untuk memungkinkan akses data dan pemrosesan informasi secara real-time. SIA masa kini juga memiliki fitur yang memungkinkan integrasi dengan sistem ecommerce, sehingga transaksi dengan pelanggan dan pemasok dapat dilakukan secara online dan otomatis. Hal ini dapat mempercepat dan mempermudah proses pembayaran, pengiriman barang, dan manajemen inventarisasi. Adapun Sistem Informasi Akuntansi pada masa yang akan datang diyakini akan semakin mengadopsi teknologi baru seperti artificial intelligence, blockchain, dan big data. Contohnya, artificial intelligence dapat digunakan untuk memprediksi pengeluaran masa depan berdasarkan data keuangan masa lalu, sedangkan blockchain dapat digunakan untuk mengamankan dan mempercepat proses audit. Big data juga dapat digunakan untuk menganalisis data keuangan secara rinci untuk membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Sistem Informasi Akuntansi SIA masa depan juga diharapkan akan semakin terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya seperti manajemen sumber daya manusia dan manajemen rantai pasok. Hal ini akan memungkinkan pengambilan keputusan strategis yang lebih holistik dan memudahkan manajemen bisnis secara keseluruhan. Dari hal diatas dapat diketahui bahwa Sistem Informasi Akuntansi masa kini dan masa depan memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Beberapa perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Adopsi teknologi baru: SIA masa depan diyakini akan semakin mengadopsi teknologi baru seperti artificial intelligence, blockchain, dan big data, sementara SIA masa kini telah mengadopsi teknologi informasi terbaru seperti cloud 6 computing dan mobile computing. 2. Integrasi dengan sistem bisnis lainnya: SIA masa depan diharapkan akan semakin terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya seperti manajemen sumber daya manusia dan manajemen rantai pasok untuk menghasilkan sistem yang lebih efisien dan terintegrasi, sementara SIA masa kini juga dapat terintegrasi dengan sistem e-commerce tetapi integrasi dengan sistem bisnis lainnya masih terbatas. 3. Analisis data: SIA masa depan akan semakin fokus pada analisis data dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan strategis, sementara SIA masa kini lebih banyak memfokuskan pada pengolahan data keuangan dan pembuatan laporan keuangan. 4. Tenaga kerja: Dalam rangka mewujudkan SIA masa depan yang efisien dan terintegrasi, diperlukan pengembangan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan teknologi informasi terbaru dan memiliki kemampuan analisis data yang baik, sementara untuk SIA masa kini, kemampuan teknologi informasi dan analisis data masih menjadi tantangan bagi sebagian tenaga kerja. Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa SIA masa depan akan semakin terintegrasi dan mengadopsi teknologi baru untuk mempercepat dan memudahkan proses akuntansi dan manajemen bisnis secara keseluruhan. Dalam rangka mewujudkan Sistem Informasi Akuntansi masa depan yang efisien dan terintegrasi, diperlukan pula pengembangan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan teknologi informasi terbaru dan memiliki kemampuan analisis data yang baik. BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan Perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi terbaru telah membawa perubahan signifikan dalam dunia akuntansi. Salah satu teknologi terbaru yang sedang berkembang adalah teknologi cloud computing yang memungkinkan perusahaan untuk menyimpan dan mengakses data secara online tanpa perlu memiliki server sendiri. Selain itu, teknologi big data juga semakin banyak digunakan dalam sistem informasi akuntansi untuk mengolah data transaksi perusahaan dalam jumlah besar secara efisien. Penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan utama adalah peningkatan efisiensi dalam pengolahan data dan informasi keuangan, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Namun, kerugian yang paling mungkin terjadi adalah masalah keamanan data, seperti kebocoran data atau serangan cyber yang dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar. Contoh konkrit dari aplikasi teknologi dalam sistem informasi akuntansi termasuk sistem manajemen basis data yang memungkinkan perusahaan untuk menyimpan dan mengelola data keuangan, e-commerce yang memungkinkan transaksi keuangan secara online, mobile computing yang memungkinkan akses ke data dan informasi keuangan melalui perangkat mobile, serta teknologi business intelligence yang memungkinkan analisis data keuangan dan membuat laporan keuangan yang akurat dan 7 terkini. Tren masa depan teknologi sistem informasi akuntansi diperkirakan akan semakin mengarah ke pengembangan teknologi yang lebih canggih, seperti artificial intelligence (AI) dan blockchain. Penggunaan AI dalam sistem informasi akuntansi dapat membantu meningkatkan efisiensi pengolahan data keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat. Sementara itu, blockchain dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan data dan transaksi keuangan. Penggunaan teknologi ini diperkirakan akan mempengaruhi dunia bisnis dengan cara mengubah cara perusahaan mengelola dan memproses data keuangan serta meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional perusahaan. 3.2 Saran Untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi agar memberikan manfaat yang maksimal, perusahaan dapat melakukan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut. 1. Membuat perencanaan dan strategi yang jelas dalam mengimplementasikan teknologi dalam sistem informasi akuntansi. Perusahaan perlu menentukan tujuan dan kebutuhan bisnis yang jelas agar teknologi yang diimplementasikan dapat memberikan manfaat yang maksimal. 2. Meningkatkan kualitas data dan informasi keuangan. Perusahaan harus memastikan bahwa data dan informasi keuangan yang diolah menggunakan teknologi dalam sistem informasi akuntansi adalah data yang akurat, terkini, dan terpercaya. 3. Mengembangkan sistem pengendalian internal yang kuat. Teknologi dalam sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengolahan data, tetapi perusahaan harus tetap mengembangkan sistem pengendalian internal yang kuat untuk menghindari risiko kecurangan dan kesalahan. 4. Meningkatkan keamanan data dan sistem. Perusahaan harus memastikan bahwa data dan sistem yang diakses oleh teknologi dalam sistem informasi akuntansi terlindungi dari serangan cyber dan kebocoran data. 5. Melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Perusahaan harus memastikan bahwa sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan teknologi dalam sistem informasi akuntansi mempunyai kompetensi yang cukup dan terus melakukan pengembangan kompetensi agar penggunaan teknologi dapat dioptimalkan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan efisiensi operasional dan keamanan data. 8 DAFTAR PUSTAKA Mulyani, S. (2009). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan Perancangan. Bandung: Abdi Sistematika. Purnama, B. E. (2013). Pembangunan Sistem Informasi Puskesmas Pembantu Desa Nglaran. Indonesian Journal of Networking and Security (IJNS), 3(3). Bodnar, G., & Hopwood, W.S. (2012). Accounting information systems (edisi ke-11). New Jersey: Prentice-Hall Inc. Azhar, S. (2017). Sistem Informasi Akuntansi-Pemahaman Konsep Secara Terpadu. Edisi pertama. Bandung: Lingga Jaya. Wibisono, S. (2005). Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. 10(3) hlm. 150-159. Yuliana, O. Y. (2001). Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Jurnal Akuntansi & Keuangan. 3(1) hlm. 67-88. 9