Uploaded by Shouma Farhan

PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

advertisement
PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Disusun Oleh:
Shouma Farhan Badruzzaman (2210112125)
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPN 'VETERAN' JAKARTA
FEBRUARI 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ......................................................... 2
2.2 Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ......................................... 3
2.3 Kendala dari Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .................................. 3
2.4 Tahapan Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .................................. 4
2.5 Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Saat Ini dan Masa yang akan Datang ............... 6
BAB III PENUTUPAN ..........................................................................................7
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era modern
membuat kehidupan manusia tak terpisahkan dengan teknologi. Ini mendorong
manusia untuk menciptakan berbagai penemuan, perubahan, dan inovasi, salah
satunya melalui pemanfaatan teknologi untuk mempermudah pekerjaan dan
menghasilkan informasi yang berguna. Implementasi teknologi dari inovasi tersebut
telah memberikan solusi dan mempermudah atas. Selain itu, pemanfaatannya yang
bersifat luas dan masif berhasil membawa dampak dan kemajuan yang sangat besar
pada setiap bidang beserta aspek kehidupan manusia, mulai dari ekonomi,
keamanan, bisnis, pendidikan, kesehatan, dan lain-lainnya.
Pada kegiatan bisnis, informasi dan data keuangan merupakan hal yang penting
bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Hasil dari olahan informasi dan data tersebut
mempunyai pengaruh dalam pengambilan suatu keputusan bisnis. Oleh karena itu,
akuntansi sebagai ilmu yang berkaitan dengan informasi dan data keuangan sangat
dipengaruhi pula oleh perkembangan teknologi yang seiring dengan zaman.
Kebutuhan akan informasi akuntansi yang akurat dan cepat di era modern
inilah yang kemudian menuntut terciptanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Penggunaan komputer, internet, dan aplikasi akuntansi telah membantu para
akuntan untuk mengatasi keterbatasan waktu, meningkatkan efisiensi serta akurasi
dalam pengolahan data serta informasi, dan mengoptimalkan transparansi juga
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan suatu organisasi atau perusahaan. Oleh
karena itu, Sistem Informasi Akuntansi yang canggih dan terintegrasi sangat
dibutuhkan untuk membantu perusahaan dalam mengelola informasi dan data
keuangan dengan lebih efisien. Selain itu, Sistem Informasi Akuntansi juga
membantu perusahaan dalam mengendalikan risiko dan memastikan bahwa
pengelolaan keuangan berjalan dengan baik. Dengan Sistem Informasi Akuntansi
yang baik, perusahaan dapat memantau posisi keuangannya dan menentukan
tindakan yang perlu diambil untuk memastikan bahwa bisnis berjalan semestinya.
Namun, pada kenyataannya Sistem Informasi Akuntansi bisa memiliki sisi
negatif. Penggunaan teknologi yang canggih dan terintegrasi ini memerlukan biaya
tinggi untuk perawatan dan pengembangannya. Selain itu, terdapat juga risiko yang
terkait dengan keamanan data, seperti kehilangan data atau data yang dicuri oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab. Sistem Informasi Akuntansi juga
membutuhkan sumber daya manusia yang ahli dan terlatih untuk mengoperasikan
dan memelihara sistem tersebut dan seringkali membutuhkan waktu untuk
mempelajari dan mengadaptasi sistem baru. Maka dari hal tersebut, makalah ini akan
menjawab dan juga memberikan gambaran tentang pentingnya Sistem Informasi
Akuntansi bagi perusahaan dan bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi
perkembangan sistem ini serta bagaimana cara kita sebagai user untuk
menyikapinya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dengan mempertimbangkan latar belakang yang telah disajikan, rumusan
masalah dapat diketahui sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
Apa itu Sistem Informasi Akuntansi?
Apa manfaat dari Sistem Informasi Akuntansi?
Apa kendala dan tantangan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi?
Bagaimana tahapan perkembangan Sistem Informasi Akuntansi?
Bagaimana perbandingan Sistem Informasi Akuntansi saat ini dengan yang
akan datang?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pembahasan makalah ini dapat ditentukan
sebagai berikut.
1) Mengetahui definisi Sistem Informasi Akuntansi.
2) Mengetahui manfaat dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi.
3) Mengetahui kendala atau tantangan dari penerapan Sistem Informasi
Akuntansi serta solusimya.
4) Mengetahui tahapan perkembangan Sistem Informasi Akuntansi.
5) Mengetahui perbedaan dari Sistem Informasi Akuntansi saat ini dengan
yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Berbagai data yang merupakan bagian penting dari informasi akuntansi sangat
dibutuhkan oleh manajemen suatu perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan itu
sendiri. Data-data tersebut dapat digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan,
sehingga harus disajikan dengan baik agar mudah dipahami. Sistem Informasi Akuntansi
lah yang merupakan sistem yang membantu, mengatur, dan mengelola data-data
keuangan tersebut dengan baik dan akurat.
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan serta berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Kamus Teknologi dan Informasi, 2009). Biasanya
sistem yang kompleks dibantu dengan beberapa bagian sistem yang lebih kecil lagi yang
disebut dengan subsistem. Setiap subsistem dirancang untuk mencapai satu tujuan atau
lebih. Sebuah subsistem tidak dapat diberikan suatu perubahan tanpa pertimbangan dari
konsekuensi pada subsistem lain dan efek secara keseluruhan. Sementara itu,
Informasi adalah hasil pengolahan dari data dan fakta yang berhubungan, yang diolah
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya, serta yang dapat membantu
pengguna dalam pengambilan keputusan. Kemudian akuntansi sendiri menurut Komite
2
Terminologi dari American Institute of Certified Public Accountant didefinisikan sebagai
suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan
dan satuan mata uang mengenai transaksi-transaksi yang sebagian besar memiliki sifat
keuangan yang kemudian diinterpretasikan hasilnya.
Menurut Bodnar dan Hapwood (2006:3) Sistem Informasi Akuntansi adalah
suatu sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan beserta informasi
lainnya yang diperoleh dari proses transaksi akuntansi yang dilakukan secara rutin.
Adapun menurut Azhar, S (2017:80) Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan
dari komponen fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan, berinteraksi, dan
bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data-data transaksi yang berhubungan
dengan masalah keuangan menjadi sebuah informasi keuangan. Dapat diambil
simpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan sekumpulan komponen yang
digunakan untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi keuangan.
2.2 Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Pengambilan keputusan dalam organisasi bersifat kompleks dan terdiri dari
beberapa langkah seperti, identifikasi masalah, mengumpulkan dan menafsirkan
informasi, mengevaluasi cara untuk memecahkan masalah, memilih metode yang solutif,
dan menerapkan solusi. Keberadaan SIA dapat memudahkan dalam semua tahapan
pengambilan keputusan tersebut. Berikut beberapa cara yang bisa SIA lakukan untuk
meningkatkan pengambilan keputusan organisasi.
1. Mengidentifikasi situasi tertentu yang membutuhkan tindakan manajemen.
Sebagai contoh, laporan biaya dengan varian yang besar dapat mendorong
manajemen untuk melakukan investigasi dan, jika diperlukan, membuat tindakan
korektif.
2. Mengurangi ketidakpastian dalam organisasi dan dengan demikian menyediakan
dasar untuk memilih tidakan-tindakan alternatif yang harus diambil manajemen.
3. Menyimpan informasi mengenai hasil keputusan terdahulu, sehingga SIA
menyediakan feedback yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan di masa depan.
4. Menyediakan informasi akurat tepat waktu. Sebagai contoh, toko retail memiliki
banyak data mengenai informasi penjualan dari beberapa cabang tersebar di
seluruh Indonesia. Sistem informasi ini dapat membantu manajemen untuk
memperoleh informasi penjualan tepat waktu.
5. Menganalisis data penjualan untuk menemukan produk mana yang banyak
diminati masyarakat, sehingga dapat menjadi pertimbangan manajemen untuk
memperbanyak stok produk tersebut.
2.3 Kendala dari Penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Selain manfaat dari Sistem Informasi Akuntansi tentunya juga terdapat kendala
dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Karena seiring dengan
perkembangan suatu temuan atau inovasi teknologi terbaru akan terdapat pula kendalakendala baru yang muncul yang tentunya berkaitan dengan inovasi tersebut. Berikut
3
adalah kendala-kendala yang dapat terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Akuntansi.
1. Biaya: Implementasi SIA memerlukan investasi yang besar, seperti perangkat
keras dan perangkat lunak, konsultan, pelatihan tenaga kerja, dan biaya
perawatan. Biaya yang tinggi dapat menjadi kendala bagi organisasi yang
memiliki keterbatasan anggaran. Organisasi perlu melakukan perencanaan
anggaran yang matang dan mengevaluasi keuntungan dan biaya yang dihasilkan
oleh SIA.
2. Kompleksitas: Implementasi SIA dapat memerlukan proses yang kompleks dan
waktu yang lama. Organisasi perlu melakukan perencanaan yang matang dan
memastikan bahwa sistem yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
bisnis mereka. Penerapan SIA yang tidak matang dapat menyebabkan kegagalan
sistem, biaya yang lebih tinggi, dan kerugian bisnis yang signifikan.
3. Kesalahan input data: SIA sangat tergantung pada akurasi dan keberlanjutan data
yang dimasukkan ke dalam sistem. Kesalahan input data dapat menyebabkan
kesalahan pengolahan data dan laporan keuangan yang dihasilkan. Organisasi
perlu memastikan bahwa data yang dimasukkan ke dalam sistem akurat dan upto-date serta melakukan pengawasan ketat terhadap proses input data.
4. Kerentanan keamanan: SIA memerlukan perlindungan keamanan yang baik
untuk mencegah akses yang tidak sah ke data sensitif, seperti informasi
keuangan dan data pelanggan. Namun, terdapat risiko kerentanan keamanan,
seperti kebocoran data dan serangan siber, yang dapat membahayakan
organisasi. Organisasi perlu mengadopsi kebijakan keamanan yang ketat dan
memastikan sistem keamanan terus diperbarui untuk mengurangi risiko tersebut.
5. Keterbatasan tenaga kerja: Implementasi SIA memerlukan tenaga kerja yang
memiliki keterampilan teknologi informasi dan analisis data yang baik. Namun,
masih terdapat keterbatasan dalam jumlah dan kualitas tenaga kerja yang
tersedia di pasar kerja. Organisasi perlu melakukan pelatihan dan pengembangan
tenaga kerja mereka agar mampu memanfaatkan sistem dan teknologi informasi
terbaru.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan perencanaan dan manajemen
yang matang dalam implementasi SIA. Organisasi atau perusahaan perlu
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam memilih vendor SIA yang tepat,
melakukan perencanaan anggaran yang matang, memastikan akurasi input data,
melindungi sistem dari risiko keamanan, dan mengembangkan tenaga kerja yang mampu
memanfaatkan teknologi informasi terbaru.
2.4 Tahapan Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terjadi dalam beberapa
tahapan antara lain sebagai berikut.
1. Proses Manual
Sistem manual identik dengan pemakaian jurnal dan buku besar yang
berbasis kertas (paper based). Sistem ini juga merupakan yang paling tua dan tradisional
4
dari sistem akuntansi. Sistem manual banyak bertumpupada tenagakerjamanusia dari
setiapproses yang berlangsung. Sistem manual ini dicirikan dengan penggunaan kertas
dan proses pengelolaan data masih mengandalkan tenaga manusia. Walaupun
komputer telah digunakan dalam sistemini untuk mencatat dan menyimpan data, tetapi
cara pengelolaan data masih mengandalkan tenaga manusia dan tidak memanfaatkan
fungsi serta sistem pada komputer.
2. Sistem Flat File (File Mendatar)
Sistem Flat File ini muncul pada akhir tahun 1960-an sampai 1980-an. Sistem
tersebut merupakan sistem mainframe yang besar dan digambarkan sebagai suatu
lingkungan yang file data individualnya tidak terkait dengan file lainnya. Dalam sistem
ini end user tidak dapat berbagi data dengan end user lainnya. Apabila end user lain
memerlukan data yang sama namun dengan tujuan berbeda, maka end user tersebut
harus menyusun set-data yang terpisah untuk memenuhi kebutuhannya. Akan
tetapi semakin berkembangnya teknologi dan pekerjaan harus dilakukan dengan
efisien, maka mempertahankan penggunaan sistem Flat File akan menghambat
kinerja perusahaan.
3. Model Database
Model database dilakukan dengan memusatkan pengorganisasian data ke sebuah
database umum yang dipakai secara bersama-sama oleh pemakai informasi. Model ini
menggunakan software untuk mengakses sumber data yang dikontrol oleh sistem
manajemen database DBSM, sehingga kekurangan yang terdapat dalam sistem Flat
File dapat diperbaiki. Model database ini juga memungkinkan untuk mengurangi
pengulangan informasi dengan cara memisahkan sistem database. Kondisi tersebut
membuat perusahaan dapat melakukan efisiensi karena dapat mengidentifikasikan
kebutuhan informasi secara lebih luas dengan mengenali setiap proses bisnis.
Dengan sistem ini, perusahaan mungkin dapat mengenali dan memisahkan data
keuangan dengan data nonkeuangan, serta menyimpan informasi tersebut ke dalam data
warehouse.
4. Model MRP (Material Resources Planning)
Model MRP ini terdapat 2 generasi. Generasi pertama model MRP ini yaitu
Material Resources Planning yang terjadi sekitar tahun 1970-an. Sementara itu, generasi
kedua yaitu Manufacturing Resources Planning yang terjadi sekitar tahun 1980-an.
Kedua generasi tersebut dibedakan dengan fokus utama perencanaannya. Pada
generasi pertama hanya fokus untuk perencanaan bahan baku saja, namun pada
generasi kedua perencanaan dilakukan dengan banyak fokus yaitubahan baku,
tenagakerja dan lainnya.
5. Model REA (Resources, Events, and Agents)
Model REA ini muncul pada tahun 1982. Model ini digunakan untuk
mendesain database secara konseptual dengan cara mengidentifikasikan entitas apa
saja yang seharusnya dimasukkan ke dalam database dan menentukan bagaimana
membuat struktur antar entitas dalam database tersebut (Yuliana, 2001). Tipe entitas
dalam model REA dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu Resources, Events, dan
Agents. Resources merupakan hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi organisasi.
Events adalah berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan untuk mengumpulkan
informasi yang bertujuan demi perencanaan dan pengendalian. Sementara itu,
Agents merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan yang informasinya
5
ingin didapatkanuntuk tujuan perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Data pada model
ini disimpan dalam sebuah database relasional, yaitu sistem yang menggunakan
sekumpulan tabel yang berdimensi dua, yakni masing-masing tabel terdiri atas sejumlah
baris dan kolom yang berkaitan.
6. Model ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP (Enterprise Resources Planning) didefinisikan sebagai alat untuk
menyatukan seluruh departemen dan fungsi yang ada pada sebuah
organisasibisnis atauperusahaan ke dalam sebuah sistem komputer terpadu yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan spesifik dari departemen yang berbeda. Sistem
inilah yang digunakan untuk mereduksi pekerjaan- pekerjaan manual yang ada.
Setiap departemen yang terintegrasi tentu saja masih memiliki sistem sendiri, tetapi
semua sudah menjadi satu sehingga dapat memantau suatu permasalahan yang
terjadi secara terstruktur (Wibisono, 2005).
2.5 Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Saat Ini dan Masa yang akan
Datang
Sistem Informasi Akuntansi pada masa kini merupakan sistem yang terdiri dari
perangkat lunak, database, dan hardware yang digunakan untuk memfasilitasi dan
mengotomatisasi proses akuntansi di suatu organisasi. SIA masa kini memanfaatkan
teknologi informasi terbaru seperti cloud computing, internet of things, dan mobile
computing untuk memungkinkan akses data dan pemrosesan informasi secara real-time.
SIA masa kini juga memiliki fitur yang memungkinkan integrasi dengan sistem ecommerce, sehingga transaksi dengan pelanggan dan pemasok dapat dilakukan secara
online dan otomatis. Hal ini dapat mempercepat dan mempermudah proses pembayaran,
pengiriman barang, dan manajemen inventarisasi.
Adapun Sistem Informasi Akuntansi pada masa yang akan datang diyakini akan
semakin mengadopsi teknologi baru seperti artificial intelligence, blockchain, dan big
data. Contohnya, artificial intelligence dapat digunakan untuk memprediksi pengeluaran
masa depan berdasarkan data keuangan masa lalu, sedangkan blockchain dapat
digunakan untuk mengamankan dan mempercepat proses audit. Big data juga dapat
digunakan untuk menganalisis data keuangan secara rinci untuk membantu dalam
pengambilan keputusan bisnis. Sistem Informasi Akuntansi SIA masa depan juga
diharapkan akan semakin terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya seperti manajemen
sumber daya manusia dan manajemen rantai pasok. Hal ini akan memungkinkan
pengambilan keputusan strategis yang lebih holistik dan memudahkan manajemen bisnis
secara keseluruhan.
Dari hal diatas dapat diketahui bahwa Sistem Informasi Akuntansi masa kini dan masa
depan memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Beberapa perbedaan tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Adopsi teknologi baru: SIA masa depan diyakini akan semakin mengadopsi
teknologi baru seperti artificial intelligence, blockchain, dan big data, sementara
SIA masa kini telah mengadopsi teknologi informasi terbaru seperti cloud
6
computing dan mobile computing.
2. Integrasi dengan sistem bisnis lainnya: SIA masa depan diharapkan akan
semakin terintegrasi dengan sistem bisnis lainnya seperti manajemen sumber
daya manusia dan manajemen rantai pasok untuk menghasilkan sistem yang
lebih efisien dan terintegrasi, sementara SIA masa kini juga dapat terintegrasi
dengan sistem e-commerce tetapi integrasi dengan sistem bisnis lainnya masih
terbatas.
3. Analisis data: SIA masa depan akan semakin fokus pada analisis data dan
pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan strategis, sementara SIA masa
kini lebih banyak memfokuskan pada pengolahan data keuangan dan pembuatan
laporan keuangan.
4. Tenaga kerja: Dalam rangka mewujudkan SIA masa depan yang efisien dan
terintegrasi, diperlukan pengembangan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan
teknologi informasi terbaru dan memiliki kemampuan analisis data yang baik,
sementara untuk SIA masa kini, kemampuan teknologi informasi dan analisis
data masih menjadi tantangan bagi sebagian tenaga kerja.
Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan bahwa SIA masa depan akan semakin
terintegrasi dan mengadopsi teknologi baru untuk mempercepat dan memudahkan proses
akuntansi dan manajemen bisnis secara keseluruhan. Dalam rangka mewujudkan Sistem
Informasi Akuntansi masa depan yang efisien dan terintegrasi, diperlukan pula
pengembangan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan teknologi informasi terbaru dan
memiliki kemampuan analisis data yang baik.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi terbaru telah membawa
perubahan signifikan dalam dunia akuntansi. Salah satu teknologi terbaru yang sedang
berkembang adalah teknologi cloud computing yang memungkinkan perusahaan untuk
menyimpan dan mengakses data secara online tanpa perlu memiliki server sendiri. Selain
itu, teknologi big data juga semakin banyak digunakan dalam sistem informasi akuntansi
untuk mengolah data transaksi perusahaan dalam jumlah besar secara efisien.
Penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi ini memiliki keuntungan
dan kerugian. Keuntungan utama adalah peningkatan efisiensi dalam pengolahan data dan
informasi keuangan, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
Namun, kerugian yang paling mungkin terjadi adalah masalah keamanan data, seperti
kebocoran data atau serangan cyber yang dapat mengakibatkan kerugian finansial yang
besar.
Contoh konkrit dari aplikasi teknologi dalam sistem informasi akuntansi
termasuk sistem manajemen basis data yang memungkinkan perusahaan untuk
menyimpan dan mengelola data keuangan, e-commerce yang memungkinkan transaksi
keuangan secara online, mobile computing yang memungkinkan akses ke data dan
informasi keuangan melalui perangkat mobile, serta teknologi business intelligence yang
memungkinkan analisis data keuangan dan membuat laporan keuangan yang akurat dan
7
terkini.
Tren masa depan teknologi sistem informasi akuntansi diperkirakan akan
semakin mengarah ke pengembangan teknologi yang lebih canggih, seperti artificial
intelligence (AI) dan blockchain. Penggunaan AI dalam sistem informasi akuntansi dapat
membantu meningkatkan efisiensi pengolahan data keuangan dan menghasilkan laporan
keuangan yang lebih akurat. Sementara itu, blockchain dapat digunakan untuk
meningkatkan keamanan data dan transaksi keuangan. Penggunaan teknologi ini
diperkirakan akan mempengaruhi dunia bisnis dengan cara mengubah cara perusahaan
mengelola dan memproses data keuangan serta meningkatkan keamanan dan efisiensi
operasional perusahaan.
3.2 Saran
Untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi
agar memberikan manfaat yang maksimal, perusahaan dapat melakukan beberapa hal, di
antaranya sebagai berikut.
1. Membuat
perencanaan
dan
strategi
yang
jelas
dalam
mengimplementasikan teknologi dalam sistem informasi akuntansi.
Perusahaan perlu menentukan tujuan dan kebutuhan bisnis yang jelas
agar teknologi yang diimplementasikan dapat memberikan manfaat yang
maksimal.
2. Meningkatkan kualitas data dan informasi keuangan. Perusahaan harus
memastikan bahwa data dan informasi keuangan yang diolah
menggunakan teknologi dalam sistem informasi akuntansi adalah data
yang akurat, terkini, dan terpercaya.
3. Mengembangkan sistem pengendalian internal yang kuat. Teknologi
dalam sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan efisiensi dan
akurasi dalam pengolahan data, tetapi perusahaan harus tetap
mengembangkan sistem pengendalian internal yang kuat untuk
menghindari risiko kecurangan dan kesalahan.
4. Meningkatkan keamanan data dan sistem. Perusahaan harus memastikan
bahwa data dan sistem yang diakses oleh teknologi dalam sistem
informasi akuntansi terlindungi dari serangan cyber dan kebocoran data.
5. Melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
Perusahaan harus memastikan bahwa sumber daya manusia yang
bertanggung jawab dalam mengoperasikan teknologi dalam sistem
informasi akuntansi mempunyai kompetensi yang cukup dan terus
melakukan pengembangan kompetensi agar penggunaan teknologi dapat
dioptimalkan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam sistem informasi akuntansi sehingga
dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam mendukung pengambilan keputusan
bisnis yang lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan efisiensi operasional dan
keamanan data.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, S. (2009). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan
Perancangan. Bandung: Abdi Sistematika.
Purnama, B. E. (2013). Pembangunan Sistem Informasi Puskesmas Pembantu Desa
Nglaran. Indonesian Journal of Networking and Security (IJNS), 3(3).
Bodnar, G., & Hopwood, W.S. (2012). Accounting information systems (edisi ke-11).
New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Azhar, S. (2017). Sistem Informasi Akuntansi-Pemahaman Konsep Secara Terpadu.
Edisi pertama. Bandung: Lingga Jaya.
Wibisono, S. (2005). Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi
Terintegrasi. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik. 10(3) hlm. 150-159.
Yuliana, O. Y. (2001). Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem
Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Jurnal Akuntansi & Keuangan. 3(1)
hlm. 67-88.
9
Download