INTERNATIONAL ACCOUNTING Perdagangan, investasi dan kegiatan ekonomi lainnya telah mengalami pertumbuhan selama beberapa abad ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya anak perusahaan atau perusahaan yang memiliki cabang di Negara lain yang kemudian terpisah dari induk perusahaannya. Perbedaan Akuntansi Nasional 1. Model Anglo-American (juga disebut sebagai model Anglo-Saxon) Model Anglo-Saxon hadir dengan fitur profesi akuntansi yang kuat. Peran yang agak terbatas dari pemerintah serta pentingnya sekuritas market untuk menaikkan modal ekuitas dan penekanan pada pandangan yang benar dan jujur di dalam laporan keuangan diaudit. 1) United Kingdom / Inggris Akar dari akuntansi berrjalan cukup dalam di United Kingdom. Perhimpunan profesi akuntansi yang paling lama terbentuk di United Kingdom di pertengahan abad ke 19 di Scottish cities of Edinburgh, Glasgow, and Aberdeen. Profesi akuntansi di UK terdiri dari enam organisasi besar yaitu Institute of Chartered Accountants in England and Wales; Institute of Chartered Accountants of Scotland; Institute of Chartered Accountants in Ireland; Association of Certified Accountants; Institute of Cost and Management Accountants; Chartered Institute of Public Finance and Accountancy. Sebelum tahun 1970, tidak ada standar pengaturan. Namun beberapa kasus terjadi di tahun 1960an yang memunculkan kemungkinan pemerintah membuat regulasi standar akuntansi. Hasilnya, profesi akutansi merespon agar terhindar dari regulasi. Organisai pertama yang membuat standar adalah The Accounting Standard Steering Committee (ASSC) yang dibentuk oleh ICAEW di tahun 1970, yang kemudian lima organisasi lainnya bergabung dengan ICAEW. Kemudian nama ASSC diganti dengan The Accounting Standard Committee (ASC), dimana standar-standarnya harus melalui keenam organisasi yang menjadi sponsor. Pada tahun 1990, Accounting Standard Board (ASB) menggantikan ASC dalam pembuatan standar. 2) Amerika Serikat Lebih memfokuskan penyajian laporan keuangan yang representational faithfulness demi kepentingan pengambilan keputusan oleh para investor dan kreditor. Mengesampingkan kepentingan legitimasi/ pemerintah untuk kepentingan pajak. 3) Kanada Awalnya, Kanada lebih mengarah pada standar akuntansi di Inggris. Namun, seiring perkembangan, Kanada terpengaruh oleh standar Amerika. 4) Australia Australia mengandalkan British Companies Act, berbagai Negara bagian Australia juga memiliki Companies Act tersendiri yang menekankan pentingnya disclosure (pengungkapan). Peraturan pengungkapan tidak selalu terjadi kesepakatan antara Negara bagian yang satu dengan yang lainnya. Representation faithfulness pada awalnya dikedepankan, tetapi akhirnya mereka cenderung mengutamakan kepentingan legalistic. 5) ASEAN Merupakan Kelompok Negara berkembang Asia Tenggara yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Laos dan Myanmar secara umum lebih fokus pada pengungkapan (disclosure). Kelompok ASEAN ini mengadopsi standar, baik dari Anglo-American Model, United Kingdom dan IASB. 6) Negara-negara Lain Dua Negara yang menarik yaitu Belanda dan Selandia Baru. Belanda adalah negara kontinental yang akuntansinya sebagian besar mengadopsi AngloAmerican. Profesi akuntansi Selandia Baru disebut NZSA, yang telah menerbitkan pernyataan praktik akuntansi sejak 1951, kelompok baru, peneliti telah dibentuk tahun 1961 yang menerbitkan pernyataan praktik akuntansi. Pada tahun 1991, tiga organisasi yaitu NZSA, bursa efek Selandia Baru dan Komisi sekuritas merekomendasikan penetapan badan standar akuntansi yang hampir sama dengan kegiatan FASB. 2. The Continental Model Model kontinental umumnya relatif menyajikan sebuah akuntansi professional yang berdampak dari pengaruh pemerintah yang kuat dari regulasi akuntansi termasuk keunggulan dari pajak dan perlindungan kreditor dalam presentasi laporan keuangan lebih yang diperlukan. 1) Prancis Praktik akuntasi di Pranscis diseragamkan dan lebih bertujuan untuk memenuhi kepentingan perpajakan. 2) Jerman Sumber permodalan utama di Jerman adalah Bank. Tidak terdapat Standard setting akuntansi keuangan dan GAAP US dan UK. Kegiatan profesi akuntansi berperan sebagai fungsi audit. Jerman mulai mengadopsi pendekatan Anglo-Saxon pada tahun 1965 dalam hal disclosure atas banyaknya tuntutan konsolidasi bagi perusahaan-perusahaan besar. 3) Jepang Ekonomi Jepang yang oligopolistik menyebabkan praktik akuntansi didominasi oleh peran pemerintah. Pada abad 19, Jepang mulai mengadopsi model dari Prancis dan Jerman. Neraca lebih diutamakan daripada laporan laba rugi sebagai proteksi perusahaan menyebabkan atas kreditur. Tahun 1990an, kegagalan perubahan arah sehingga Jepang lebih menekankan pada informasi investor dengan transparansi laporan laba rugi. Harmonisasi Internasional Standar Akuntansi Terdapat dua jenis harmonisasi, yaitu: 1. Harmonisasi material (de facto harmonization) yang mengarah pada harmonisasi praktik akuntansi dari perusahaan-perusahaan yang berbeda, baik dengan peraturan maupun tidak 2. Harmonisasi formal (de jure harmonization) yang mengarah pada proses/tingkat harmonisasi akan kebijakan dan peraturan akuntansi antara negara Harmonisasi awalnya muncul didorong oleh masyarakat Eropa yang berkeinginan untuk menjadi satu, yang kemudian membentuk kelompok EU (European Union). Hal yang berubah menliputi ditiadakannya visa antar negara anggota EU dan pemakaian mata uang tunggal yaitu euro. Keseragamanakan akuntansi pun kemudian dipandang perlu. Namun, EU menyeragamkan akuntansinya melalui arahan (directive). Berdasarkan arahan tersebut, setiap negara akan menyesuaikan ketentuan di negaranya sehingga jadi lebih harmonis antar negara di Eropa.Directive terkait akuntansi yang paling terkenal adalah directive nomor 4 (Fourth Directive) dan directive nomor 7 (Seventh Directive). Pada tahun 1973, dibentuk International Accounting Standards Committee (IASC)/International Accounting Standards Board (IASB) sekarang. Hanya sedikit negara yang menggunakan standar akuntansi internasional tersebut, dengan standar yang juga sedikit. Indonesia sendiri diminta untuk mengikuti standar tersebut, melalui dorongan Bapepam terhadap IAI, akibat desakan IOSCO terhadap Bapepam. Lama kelamaan, dipadang harmonisasi belum cukup, dan adanya keinginan untuk dapat melakukan konvergensi standar akuntansi internasional. Alangkah baiknya jika standar tersebut dapat dipakai di dalam negera yang berbedabeda, sehingga tingkat keseragamannya lebih tinggi. Principles-Based Versus Rules-Based Standards 1) Standar yang berdasarkan aturan (Rules-Based Standards) biasanya sangat detil, terkadang banyak pengecualian, membutuhkan petunjuk implementasi yang luas, dan terkadang memiliki garis perbedaan yang jelas antar aturan. Terkadang garis perbedaan yang jelas inilah yang sering dipatahkan oleh manajemen. 2) Standar yang berdasarkan prinsip (Principles-Based Standards) biasanya lebih pendek daripada standar yang berdasarkan aturan dan sangat bergantung pada penilaian, baik oleh manajemen atau auditor, untuk melaksanakan niat dari lembaga pengatur standar dalam hal relevansi, reliabilitas, dan mencapai realitas ekonomi. Standar akuntansi di Amerika menganut rules-based. Sementara itu, standar akuntansi IASB menggunakan principles-based. Principles-based memiliki detailnya lebih sedikit dibandingkan rules-based. Banyak hal ditekankan penilaian manajemen atau auditor, sehingga menimbulkan flexibility dan mengurangi uniformity. Conceptual Framework Terdapat sedikit perbedaan, yaitu conceptual framework FASB itu tidak memiliki kekuatan untuk menekan dewan standar, melainkan hanya digunakan sebagai basic background pengetahuan. Sedangkan conceptual framework IASB memiliki ketentuan mengatur FASB.Terdapat perbedaan antara conceptual framework FASB dengan conceptual framework IASB (Narsa, 2008). Yangpertama yaitu pernyataan tujuan, dimana FASB menyatakan tujuan pelaporan keuangan, sementara IASCmenyatakan tujuan laporan keuangan. Kedua,fokus utama pelaporan menurut FASB adalahinvestor dan kreditor, sementara IASC tidak fokuspada salah satu kelompok tertentu. Ketiga, Asumsidasar dan konsep modal dan konsep pemeliharaanmodal, secara eksplisit dinyatakan terpisah olehIASC, sementara FASB menggunakan konsep-konseptersebut pada setiap konsep yang diajukan sebagai penjelasan, argumen, dan penalaran. Keslar (1991), menyoroti masalah harmonisasi dan memandang standar Amerika dari sisi yang berbeda. Keslar mengidentifikasi masalah-masalah seperti perbedaan antara metode akuntansi Amerika dibandingkan dengan negara lain, mengakibatkan perbedaan nominal saat dilaporkan di Amerika dan di luar Amerika. Perbedaan metode ini mengakibatkan laporan keuangan kehilangan kredibilitasnya. Namun, peraturan di Amerika sulit dikelola dan sangat mahal sehingga menjadi perbandingan yang tidak adil dengan kompetitor di negara lain. Oleh karena itu, diharapkan standar dikembangkan sebagai berikut: 1) Untuk menjelaskan instrumen yang rumit, perhitungan sederhana harus dicari tahu terlebih dahulu 2) Perkembangan standar akuntansi menyebabkan FASB harus memilih apakah akan menambah pengaruh pada standar akuntansi secara internasional atau mempertimbangkan standar dari luar untuk diadopsi di Amerika untuk menciptakan harmonisasi internasional.