Uploaded by dr.luther.theng

Case NPSLE Jiwa Luther

advertisement
Case Report
dr.Luther Theng
SUPERVISOR
dr. Abdullah Shahab, Sp.KJ
Neurology Department
Sriwijaya University
Mohammad Hoesin General Hospital Palembang
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Systemic Lupus Erythematous (SLE) penyakti autoimun kompleks yang
mengenai hampir semua sistem organ dan memiliki manifestasi klinis yang
bervariasi
 Manifestasi sistem saraf pusat (SSP) ± 20-40% pasien SLE dan biasanya
disebabkan oleh vaskulitis serebral atau kerusakan saraf langsung
 Stroke, kejang dan kelainan psikiatrik sering ditemukan, mulai dari
anxietas, depresi sampai psikosis
2
PENDAHULUAN
Kelainan psikotik
merupakan sindroma yang
agak jarang pada pasien
NPSLE ± 3,5-8%
3
OBJECTIVE
Untuk mempresentasikan kasus
dengan SLE kronis, dengan
keterlibatan SSP yang
mempunyai gangguan psikosis
yaitu skizofrenia
Diagnosis, patofisiologi,
penatalaksanan menjadi hal
penting untuk memperbaiki
kualitas hidup pasien
4
Laporan Kasus
Identity
• Nama
• Jenis Kelamin
• Usia
• Pekerjaan
• Alamat
• Admisi
• No. Rekam medis
: Nn. MA
: Perempuan
: 22 tahun
: Belum bekerja
: Alang-alang lebar
: 31 Agustus 2017
: 067213
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesa 
31 Agustus 2017 di Poliklinik Jiwa RS
Ernaldi Bahar
Alloanamnesa 
31 Agustus 2017 dengan Ibu pasien di Poliklinik Jiwa RS
Ernaldi Bahar Palembang
6
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
1
tahun
yang lalu
(Desember 2016)
pasien dirawat di rumah
sakit Jiwa dengan keluhan
gelisah dan marah-marah
Sekarang
Pasien datang diantar
ibunya untuk kontrol rutin
Saat datang ke poli jiwa
dengan keluhan masih
gelisah, mendengar bisikan
merasaada yg jalan di
badannya
9 bulan yang lalu
ke poli saraf dengan
keluhan sakit kepala
dan kejang
Keluhan kejang masih
hanya beberapa kali
dalam sebulan,
penderita masih gelisah,
obat dari penyakit
dalam berupa
sandiimun dan steroid
jarang dimakan
Kontrol ke poli saraf
dan penyakit dalam
dilakukan serial
pemeriksan penunjang
mendapat obat kejang
dan obat autoimun
6 bulan yang lalu
Keluhan kejang
berkurang, sakit kepala
berkurang, pasien rutin
kontrol ke poli jiwa
7
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat didiagnosis SLE sejak 3 tahun kadang
berobat ke poli penyakit dalam
• Riwayat didiagnosis NPSLE ± 9 bulan yang lalu
• Riwayat demam
• Riwayat sakit kepala lama
• Riwayat kejang demam
• Riwayat darah tinggi
Tidak Ada
• Riwayat kencing manis
• Riwayat darah tinggi
• Riwayat sakit jantung
• Riwayat asma
• Riwayat cedera kepala
8
Riwayat Keluarga
Pohon Keluarga
Tidak ada keluarga
yang mengalami
keluhan yang sama
9
Riwayat Obat, Zat dan NAPZA
•
•
•
•
Antipilepsi (valproat )
: 1x500mg(PO)
Methylprednisolon
: 1x16mg (PO)
Sandimmun (siklosporin) : 1x25mg (PO)
Obat lain, zat, merokok & NAPZA tidak ada
10
Riwayat Kehidupan Pribadi
PRENATAL DAN
PERINATAL
MASA KANAK
AWAL (0-3 TAHUN)
•Lahir normal dibantu
oleh dokter spesialis
kandungan
•
•Lahir direncanakan
• Pasien lebih banyak
dididik oleh neneknya
karena kedua orang tua
pasien bekerja
•Riwayat kesehatan ibu
baik selama kehamilan
•Pasien dilahirkan pada
usia 7 bulan kandungan
•Terdapat ketuban pecah
dini yang membuat
pasien harus dilahirkan
segera
Anak ketiga
• Tidak mendapatkan
ASI eksklusif
PERTENGAHAN
MASA KANAK
(3-11 TAHUN)
•Tumbuh dan
berkembang dengan
normal
•Pasien bermain
biasa dengan teman teman
MASA KANAK
AKHIR DAN
REMAJA
•Pasien tidak pernah
berorganisasi disekolah
•Pada masa SMP dan
SMA prestasi cukup
baik
•Kesulitan bergaul (-)
•Sejak kecil, pasien
jarang terlihat
mengekspresikan
emosisnya dan
tertutup dengan
orang tuanya
11
Status Generalis
Kesadaran
: GCS E4M6V5
Tekanan darah
: 110/70 mmhg
Nadi
: 104X/mnt
Pernapasan
: 20x/m
Temperatur
: 36,5oC
VAS
: 0-1
Status Interna :
• Cor dan pulmo dalam batas normal
• Extremitas dalam batas normal
12
Pemeriksaan Neurologi
•
•
N.I
N.II
•
N.III
N.III,IV,VI
•
•
•
•
•
N.V
NVII
NIX NX
NXI
N XII
: Normosmia
: VOD 6/6, VOS 6/6
Funduskopi ODS dalam batas normal
: Pupil bulat, isokor, Reflek cahaya +/+, ϴ 3mm/3mm
: Nystagmus (-)
Deviation conjugae (-)
: Motorik, sensorik dalam batas normal
: Motorik, sensorik dan otonom dalam batas normal
: Normal
: Normal
: Normal
Fungsi
Lka
Lki
Tka
Tki
Gerakan
C
C
C
C
Kekuatan
5
5
5
5
Tonus
N
N
N
N
-
-
N
N
motorik
Klonus
Refleks
N
N
-
-
fisiologis
Refleks
-
-
patologis
-Fungsi sensorik
-Fungsi luhur
-Fungsi vegetatif
-Gejala rangsang meningeal
-Gerakan abnormal
-Gait dan keseimbangan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada
: Tidak ada
: Disdiadokinesia (-), dismetria (-),Romberg (-)
14
Status Psikiatrik
Penampilan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sensorium
Perhatian
Sikap
Inisiatif
Tingkah laku
Ekspresi fasial
Verbalisasi
Cara berbicara
Kontak Psikis
- Fisik
- Mata
- Verbal
: Compos Mentis
: Inadekuat
: Kooperatif
: Kurang
: hipoaktif
: Sedih
: Lancar
: Baik
:
: Tidak ada
: Ada, adekuat
: Minimal
15
Status Psikiatri
Mood
Afek
• Anhedonia
• Depresi
• Appropriate
• Labil
Emosi
• Labil
Status Psikiatri
Fungsi
Intelektual
• Discriminative
judgement :
terganggu
Sensasi dan
persepsi
• Halusinasi
auditorik
dan taktil
Pemilikan
pikiran
• Obsesi
Status Psikiatri
Bentuk &
Proses Pikiran
• Koheren
• Logis
Isi Pikiran
• Kecurigaan
(+)
• Hipokondria
Status Psikiatri

Kesadaran
= CM, GCS 15

Orientasi
= waktu, tempat, orang (+)

Persepsi
= halusinasi auditorik,
taktil

Daya ingat
= jangka panjang, sedang,
pendek, segera (+)

Konsentrasi
= dapat menghitung 100-7
Status Psikiatri

Inteligensia
o
Wawasan cukup – politik, agama, bahasa

Baca – tulis
= baik

Visuospatial
= baik

Pikiran abstrak
= baik

Tilikan
= derajat 4
Laboratory Findings
Hematology
Hb
: 11 gr/dL
PT
: 90
Blood glucose
: 93
RBC
: 4.250.000/mm³
INR
: 30
Ureum
: 20
WBC
: 5.400/mm³
ANA Test
: 1/320
Creatine
: 0.69
Ht
: 34%
Anti ds-DNA
: 97.5
Natrium
: 143
Platelet : 308.000/mm³
Cholesterol Total
: 149
Kalium
: 4.4
Diff count : 0/3/55/36/86%
Trigilyceride
: 61
Kalsium
: 9.4
Conclusion : Anemia
Conclusion : SLE
Conclusion : Normal
21
Supporting findings
Head MRI : Normal
EEG
: Normal
Urine
: Normal
Chest X-Ray : Normal
Rencana Pemeriksaan:
- Anti Phospolipid
- Komplemen C3 & C4
- Lumbal punksi
22
Ikhtisar Penemuan Bermakna

Perempuan, 22 tahun, Islam, SMA

Datang – diantar ibu kandung gelisah

Pasien
o

Gelisah, emosi , sakit kepala, kejang
Status mental
o
Anhedonia, afek datar, emosi labil
o
Katatonik
o
Halusinasi auditorik dan taktil
Formulasi Diagnosis

Axis I
o

Axis II
o

Penyakit Sistem saraf pusat (NPSLE)
Axis IV
o

Tidak ditemukan adaya ciri kepribadian yang khas (Z 03.3)
Axis III
o

F20.0 Skizofrenia Paranoid (F.20.0)
Pekerjaan
Axis V
o
GAF Scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
Differensial Diagnosis : Skizoafektif tipe depresif dd/
Gangguan Mental Organik (GMO)
Daftar Masalah

Organobiologik

Psikologik
: NPSLE
o
Mood
: anhedonia
o
Afek
: datar
o
Persepsi
: halusinasi auditorik
& halusinasi taktil

Sosiokultural
o
Masalah pada pekerjaan , lingkungan dan sosial
LITERATURE REVIEW
26
TINJAUAN PUSTAKA
NPSLE adalah merupakan
salah satu target organ atau
manifestasi ke otak dan
susunan saraf pusat dari
sistemic lupus eritematosus
(SLE). Gambaran klinis dapat
berupa
kejang,
epilepsi,
depresi
sampai
menjadi
psikosis, mielitis, CVD dan
meningitis.
NPSLE terjadi pada 24% 50% dari semua pasien di
Amerika Serikat. merupakan
salah satu manifestasi yang
paling sulit untuk didiagnosa
sebagai lupus serebral. Lebih
dari 50%dari semua pasien
SLE di Amerika serikat
menderita karena keterlibatan
neurologis
Etiologi dan Predisposisi Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui,
beberapa faktor predisposisi dapat berperan dalam patogenesis SLE
sampai saat ini belum diketahui faktor yang paling dominan berperan
dalam timbulnya penyakit ini.
Faktor
Genetik
Faktor
Imunologi
Faktor
Hormonal
Faktor
Lingkungan
Manifestasi klinis SLE
Manifestasi
Otak
(Lupus serebral)
Manifestasi
Kulit,
Hemopoitik
Manifestasi
musculoskletal
Manifestasi
Jantung,
paru
Manifestasi
Ginjal,
Gastrointestinal
Lupus serebral/NPSLE
Neuropsikiatri
Kejang
Epilepsi
Meningiitis
CVD
Meilitis
Nyeri neurogenik
Kriteria
Definisi
1. Butterfly Rash
Terdapat eritema, datar, cenderung tidak mengenai lipatan nasolabial.
2. Discoid Rash
Bercak eritema menonjol dengan skuama keratosis dan sumbatan folikel, parut atrofi dapat muncul
pada lesi yang sudah lama timbul.
3. Fotosensitivitas
Ruam yang timbul setelah terpapar sinar ultraviolet A dan B
4. Ulser Mulut
Ulserasi rekuren yang terjadi pada orofaring, biasanya tidak nyeri jika sudah kronis.
5. Arthtritis
Radang di persendian yang mengenai dua atau lebih persendian perifer dengan disertai pembengkakan
6. Serositis
Radang pada pleura atau pada pericardium
7. Kelainan Ginjal
Proteinuria persisten >0,5 g/dL atau 3+ atau endapan tidak normal dalam urin terlihat dengan bantuan
mikroskop.
8. Kelainan Saraf
a. Kejang yang bukan disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolik (misalnya uremia,
ketoasidosis, atau ketidakseimbangan elektrolit). Atau
b. Psikosis yang bukan disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolik (misalnya uremia,
ketoasidosis, atau ketidakseimbangan elektrolit)
9. Kelainan Darah
10. Kelainan Imunitas
Anemia hemolitik disertai retikulosis; leukopenia dua atau lebih pemeriksaan.
Antibodi anti-DNA terhadap DNA asal dalam titer abnormal ; atau antibody antifosfolipid positif
berdasarkan pada kadar antibodi antikardiolipin IgG atau IgM serum yang abnormal
11. Tes ANA
Pemeriksaan sebanding pada setiap waktu dan tidak adanya obat yang diketahui berkaitan dengan SLE
Pemeriksaan
penunjang
Ct-scan
kepala
MRI
kepala
Small focal white
matter lesions, Atrofi
korteks, dilatasi
ventrikel , edema
serebral, infark
serebral,
leukoencephalopathy
akut , perdarahan
intrakranial
Terapi
Kortikosteroid dosis tinggi intravena (IV) terdiri dari
metilprednisolon 1-2 g sehari dalam dosis terbagi 3-6 x, diikuti
prednison oral 60 mg setiap hari,
Pemilihan OAE didasarkan pada jenis bangkitan
epilepsi, jenis sindrom epilepsi, dosis OAE, efek
samping OAE, profil farmakologis dan interaksi
antara OAE.
Terapi umumnya ditujukan untuk patogenik
antibodi yaitu steroid dan siklofosfamid.
Plasma exchange alternatif
Anti platelet, anti koagulan,
imuno supresan
Kortikostiroid
Anti Epilepsi
Terapi Devic sindrome
Sindrom antifosfolipid (APS)
OAE
Mekanisme kerja
Bangkitan fokal
Bangkitan
sekunder
Fenitoin
Menghambat
umum
Bangkitan
tonik
Bangkitan lena
klonik
Bangkitan
mioklonik
kanal
+ (A)
+ (A)
+ (C)
-
-
kanal
+ (A)
+ (A)
+ (C)
-
-
+ (B)
+ (B)
+ (C)
+ (A)
+ (D)
+ (C)
+ (C)
+ (C)
0
?+
kanal
+ (C)
+ (C)
? + (D)
0
?-
kanal
+ (C)
+ (C)
+ (C)
+ (A)
+-
+ (C)
+ (C)
+ (C)
?
? + (D)
+ (A)
+ (A)
?+
?+
?+
+ (A)
+ (A)
? + (D)
?+
?+
kanal
+ (C)
+ (C)
+ (C)
-
-
Bersifat GABA-ergik
+ (D)
-
-
-
-
sodium
Karbamazepin
Menghambat
sodium
As. Valproat
Mekanisme
bervariasi
Fenobarbital
Bersifat GABA-ergik
(memperpanjang
terbukanya
kanan
klorida)
Gabapentin
Menghambat
kalsium
Lamotrigin
Menghambat
sodium
Topiramat
Mekanisme
bervariasi
Zonisamid
Mekanisme
bervariasi
Levetiracetam
Berikatan
dengan
reseptor SV2A
Okskarbazepin
Menghambat
sodium
Klonazepam
(membuka
klorida)
kanal
Prognosa
Prognosis lupus sangat tergantung pada organ yang
terlibat, bila organ yang vital yang terlibat maka
mortalitasnya sangat tinggi. Tetapi dengan kemajuan
pengobatan lupus, mortalitas ini jauh lebih baik di banding
pada 2-3 dekade yang lalu.
Psikosis

Psikosis : kondisi yang ditandai dengan
hilangnya kontak dengan realitas.



Kemampuan untuk menerima dan merespon
lingkungan secara signifikan berkurang.
Simtom terdiri atas halusinasi (kesalahan
persepsi sensoris) dan/ atau delusi
(kepercayaan yang salah)
Psikosis dapat juga terjadi karena
pengaruh obat atau kerusakan otak.
Namun demikian, kebanyakan muncul
dalam bentuk skizofrenia.
2
Sejarah Skizofrenia

Emil Kraepelin (1856-1926): dementia praecox
Deteriorasi jangka panjang, halusinasi, delusi

Eugen Bleuler (1857-1939): schizophrenia
Pemisahan pikiran, emosi, dan perilaku
Simptom dasar (primer)  4 A : Asosiasi, Afek, Autisme,
Ambivalensi; Simptom penunjang (sekunder) 
halusinasi & delusi

DSM IV (tdk ada gejala yg patognomonik; tdk ada
simptom esensial)
37
Skizofrenia

Prevalensi skizofrenia 1 banding 100
orang di dunia (1-1.5% di AS ≈ 2.5
jt)

Di Indonesia prevalensi penderita
skizofrenia 0,3-1%

Pria & wanita seimbang

Onset: pria lebih awal (15-25 th) ;
wanita (25 – 35 th)

Pria lebih mungkin memunculkan
simptom negatif; Wanita memiliki
fungsi sosial yang lebih baik.
38
Kriteria Diagnosis (DSM IV)
A.
Harus mencakup 2 atau lebih simptom yang disebutkan,
atau 1 simptom jika halusinasi atau delusi sangat menonjol,
setidaknya dalam waktu 1 bulan
B.
Adanya disfungsi sosial atau pekerjaan
C.
Durasi 6 bulan atau lebih
D.
Gangguan bukan termasuk gangguan skizoafektif maupun
gangguan mood
E.
Bukan karena penyalahgunaan zat/obat atau kondisi medis
tertentu
F.
Memperhatikan ada atau tidaknya gangguan perkembangan
pervasif
39
Davidson & Neale (2001)
Secara umum karakteristik simptom
skizofrenia ( kriteria A) dapat
dogolongkan ke dalam 3 kelompok:

Simptom Positif

Simptom Negatif

Simptom Lainnya
40
Tipe Paranoid

Pada pasien harus tampak adanya
preokupasi dengan satu atau lebih
waham, atau halusinasi auditoris
yang sering.

Syarat lain adalah hal2 berikut tidak
menonjol: disorganisasi pembicaraan,
disorganisasi perilaku atau katatonik,
atau afek datar atau tidak sesuai
41
Case Analysis
Pada kasus ini dibahas seorang
perempuan berusia 22 tahun yang
didiagnosis dengan SLE. Penderita
mengalami kejang tangan kanan tanpa
penurunan kesadaran ,lama kejang ±
1-3 menit, frekuensi kejang tak tentu
Penderita mengalami perubahan perilaku
berupa sering marah , nyeri kepala
seperti berat dirasa diseluruh bagian
kepala terutama kanan.
Gelisah,
halusinasi , katatonik
.
anamnesa kecurigaan pada
penderita ini menderita lupus
serebral/NPSLE
Case Analysis
Kejang
Perubahan perilaku
&
Psikosis
25% pasien SLE dapat terjadi kejang 
gangguan pada membran sel neuron 
gangguan mekanisme inhibisi prasinaps
& pasca sinap dan sel glia  menyebabkan
gangguan keseimbangan inhibisi dan
eksitasi muatan listrik neuron korteks otak
 Adanya inflamasi yang progresif pada SLE
 kerusakan dan disfungsi yang progresif pula
pada berbagai sistem. Antibodi antityroglobulin,
antibodi
antimikrosomal,
antibodi
antikardiolipun, antibodi B2 Glikoprotein,
antibodi antinuklear pada SLE secara bersamasama dapat menjadi mediator pada kerusakan
imun susunan saraf pusat.
Case Analysis
Psychosis due
to NPSLE
NPSLE +
Schizophrenia
44
Terapi
Terapi
• Metilprednisolon (PO) merupakan anti
inflamasi golongan glukokortikoid. Terapi
agresif dimulai dengan
dosis tinggi
diberikan bila timbul manifestasi SLE
yang mengancam nyawa dengan beberapa
target organ
• Triheksilpenidil 2x2 mg (PO) spesifik
unuk efek agonis pada reseptor dopamin
pascasinaptik
• As.valprtoat 1 x 500 mgefektifitas
fenitoin sebagai monoterapi (B) untuk
mengontrol kejang fokal.
• Merlopam 1x 0,5 mg, risperidon 2x2 mg.
Risperidon
merupakan
antipsikotik
atypical

antipsikotik
dapat
menginduksi kejang. ditemukan lebih
tinggi antipsikotik tipikal dibandingkan
antipsikotik atipikal.
Prognosis Patient

Quo ad vitam
: dubia ad bonam

Quo ad functionam
: dubia ad bonam

Quo ad sanationam
: dubia ad malam
Take Home Message
• NPSLE merupakan salah satu manifestasi yang paling sulit
untuk didiagnosa
• Insiden kejang pada SLE mencapai 25%. Kejang dapat timbul
sebagai manifestasi klinis utama NPSLE
• NPSLE dapat menginduksi terjadinya psikosis
• Pada penderita dengan gejala psikosis akut perlu dicurigai
adanya suatu proses autoimun
• Hati2 pemberian obat steroid, anikonvulsan dan antipsikotik
47
dr. Luther Theng / Neurology RSMH
NPLSE + Schizophrenia
48
• Delerium
• Dementia
GANGGUAN
MENTAL
GANGGUAN
ORGANIK
MENTAL
ORGANIK
•Sindroma Amnestik dan
halusinosis organik
•Sindroma waham organik
•Sindroma afektif organik
•Sindroma Kepribadian organik
•Intoksikasi dan Sindroma
Putus Zat
GANGGUAN
GANGGUAN
PSIKOTIK
PSIKOTIK
• Skizofrenia
GANGGUAN
GANGGUAN
PSIKOTIK
PSIKOTIK
FUNGSIONAL
FUNGSIONAL
• Gangguan afektif berat
•Gangguan Paranoid
•Psikosis Non Organik lainnya
50
PSIKOSIS FUNGSIONAL
0801
• > 1 BULAN
• AFEKTIF - / <
ya
• pikiran aneh
Satu
gejala
Nonskizofrenia
• Waham aneh
• Halusinasi akustik
• Waham tak mungkin
atau
• halusinasi menetap
•Inkoherensi / tak relevan
Dua
gejala
• Katatonia
• Gejala negatif
YA
Skizofrenia
tidak
TIDAK
Nonskizofrenia
52
53
54
55
56
57
58
59
Download