Vehicle Stability Control Rama Pradana Aditya Program Studi Mesin Otomotif, Universitas Muhammadiyah Magelang, Indonesia Email: prama0363@gmail.com Ringkasan Vehicle Stability Control (VSC) adalah sebuah fitur keamanan mobil yang diciptakan untuk mendeteksi dan mencegah overster, understerr dan sliding pada ban mobil saat mobil melaju di tikungan atau saat tergelincir. Teknologi ini di ciptakan pada akhir 1980-an, berkolaborasi dengan Daimler AG dan perusahaan induk Mercedes-Benz. Kemudian, pada tahun 1992, pemasangan untuk pertama kalinya di SClass 1995. Ini adalah variasi tertinggi dalam jajaran S-Class pada saat itu, dan hanya tersedia pada sedan dengan mesin V12. Tujuan utama VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan berada di jalur. Sistem VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur atau kehilangan traksi karena permukaan jalan yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer tenaga mesin ke roda sambil juga mengaktifkan rem agar ban tidak slip. VSC mempunyai 5 komponen utama dan sangat penting, yaitu switch base and steering angle sensor, stoplamp switch, ECU VSC, EFI ECU, dan vehicle speed sensor. Keywords: Vehicle stability control, overster, underster, sliding 1. Pendahuluan Pabrikan mobil sangat mengkhawatirkan fitur keselamatan karena tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Jika Anda perhatikan lebih dekat, anda akan melihat bahwa hampir semua kendaraan modern, bahkan Toyota, dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan. Sangat penting untuk menyadari bahwa fitur keselamatan pada mobil terbagi dalam dua kategori: aktif dan pasif. Sementara fitur keselamatan pasif beroperasi setelah tabrakan, fitur keselamatan aktif beroperasi melalui sistem komputerisasi yang berfungsi untuk mencegah dan membatasi bahaya sebelum risiko terjadi. Vehicle stability control (VSC), elemen teknologi terbaru yang telah banyak disertakan di setiap kendaraan Toyota baru, merupakan salah satu fitur aktif dari produk Toyota. Hanya sedikit pelanggan Toyota yang mengetahui cara kerja VSC, meskipun namanya sudah lama dikenal. Saat mobil meluncur, tujuan utama VSC adalah untuk mengontrol kecepatan mengemudi secara selektif dengan menerapkan rem pada roda yang paling membutuhkannya. Pada mobil dengan penggerak roda depan dan belakang, slip pasti terjadi di beberapa titik ketika mobil kehilangan traksi dan kehilangan kendali saat menikung. Saat roda depan atau belakang mulai meluncur, teknologi VSC secara otomatis mengurangi tenaga mesin. Sistem kemudian menerapkan rem ke setiap roda yang mengharuskan mereka untuk menjaga kendaraan tetap bergerak ke arah yang diinginkan. VSC menjadi elemen yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menghentikan mobil agar tidak tergelincir saat dikendarai [4]. Saat berkendara di area belok atau tikungan, VSC mendeteksi dan mencegah oversteer, understeer, dan sliding pada ban mobil. Fitur ini, sesuai dengan namanya, digunakan untuk mengatur kecepatan dan stabilitas kendaraan saat melaju di jalan raya. Fungsi keselamatan baru ini sangat penting karena dapat membantu menghindari kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh understeer dan oversteer saat berkendara di jalan yang menikung, karena tidak semua ban memiliki kekuatan grip yang sama saat berbelok. Karena banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan mobil, produsen mobil sangat mengkhawatirkan fitur keselamatan. Hampir semua mobil baru, dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan yang berbeda jika diperhatikan dengan seksama. Selain itu, kemungkinan roda mobil tergelincir dan kehilangan kendali jauh lebih tinggi jika jalanan licin atau berpasir. Fungsi VSC memberi pengemudi lebih banyak kendali atas mobilnya, mencegahnya berputar dan tergelincir [1]. 2. Sejarah dan Perkembangan Teknologi Vehicle Stability Control Bosch telah merilis teknologi keselamatan baru, yang disebut Vehicle Stability Control setelah mengkomersilkan sistem rem ABS dengan Mercedes-Benz pada tahun 1978. Bosch awalnya meluncurkan teknologi ini di Mercedes-Benz S-Class pada tahun 1995. Setelah 25 tahun, teknologi yang dulu dianggap sebagai 'gadget' mobil mewah kini menjadi kebutuhan di semua mobil yang dijual di Amerika Serikat. Bosch mengatakan bahwa fitur keselamatannya telah menyelamatkan sekitar 15.000 nyawa dan menurunkan kemungkinan cedera serius dalam kecelakaan. Sistem VSC merupakan pengembangan dari Anti-Lock Braking System (ABS), yang telah diteliti sejak tahun 1983. Teori ini bekerja dengan menyesuaikan tenaga mesin dan rem untuk menemukan cara meningkatkan stabilitas di tikungan dengan memanfaatkan selip roda individu dan mengubah ABS [2]. Peneliti Bosch mengerjakan teknologi ini hingga akhir 1980-an, berkolaborasi dengan Daimler AG, perusahaan induk Mercedes-Benz, pada tahun 1992, dan menanamkannya untuk pertama kalinya di S-Class 1995. Ini adalah variasi tertinggi dalam jajaran S-Class pada saat itu, dan hanya tersedia pada sedan dengan mesin V12. Mercedes-Benz akhirnya membuat fitur VSC standar di semua lini modelnya setelah A-Class. Selama uji coba meniru manuver darurat untuk menghindari hewan besar di jalan pada tahun 1997. Pada tanggal 6 April 2007, Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) memberlakukan dan mewajibkan VSC pada semua kendaraan ringan yang diproduksi setelah beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2011. Hingga saat ini, Bosch mengklaim telah memproduksi lebih dari 250 juta sistem kontrol stabilitas. Bosch juga mengklaim sedang mengerjakan fitur versi khusus sepeda motor [2]. Demikian pula Toyota memperkenalkan kontrol traksi (traction control) pada pertengahan 1980-an. Toyota menghabiskan 20 tahun (1960-1980) berfokus pada manuver utuk langkah-langkah keselamatan. Toyota juga telah mengembangkan Electronic Modulated Suspension (EMS), Velocity Corresponded 4WS, dan fitur Rear Detecting and Ranging System selain kedua fitur tersebut. Salah satu mobil pertama yang menggunakan karakteristik ini adalah Toyota Soarer. Toyota mulai menawarkan fitur keselamatan yang lebih luas pada tahun 1990. Dari tahun 1990 hingga 1995, produk Toyota dilengkapi dengan sepuluh ukuran keamanan yang berbeda. Vehicle Stability Control (VSC), Active Suspension System, Rear View Monitor, 4WD Integrated Control, Rear Fog Lamp, Relative Absorber System, dan Sport ABS adalah beberapa teknologi yang tersedia [5]. 3. Cara Kerja dan Komponen Utama Saat berbelok atau berpindah jalur, tujuan utama VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan berada di jalur. Sistem VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur atau kehilangan traksi karena permukaan jalan yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer tenaga mesin ke roda sambil juga mengaktifkan rem agar ban tidak slip. Hasilnya, pengemudi masih bisa mengatur arah mobil berdasarkan bentuk jalan. Mekanisme keselamatan ini dilakukan dengan terus menerus memeriksa data dari sensor kemudi dan kecepatan putaran roda. Masukan sudut kemudi yang dibuat oleh pengemudi merupakan data pertama yang dianalisis oleh sistem. Saat terjadi perubahan sudut kemudi secara tiba-tiba, seperti saat berbelok, dan ban kehilangan traksi, sistem VSC akan bekerja. Data selanjutnya dari roda saat kehilangan traksi juga digunakan untuk mengaktifkan mekanisme tersebut. Kecepatan putaran roda secara bertahap diturunkan bersamaan dengan Anti-Lock Brake System (ABS) untuk mengembalikan traksi. Langkah ini diambil untuk mencegah mobil meluncur ke samping atau selip saat berbelok. Saat sistem keselamatan ini dihidupkan, mobil terlindungi dari understeer atau oversteer di tikungan yang disebabkan oleh kesalahan kemudi, permukaan jalan yang licin, atau kecepatan yang berlebihan. Konsep kerja VSC untuk menghindari understeer dan oversteer disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Konsep kerja VSC untuk menghindari understeer dan oversteer [3] Beberapa klaim telah dibuat ke publik bahwa teknologi ini dapat mengurangi kecelakaan kendaraan tunggal sebanyak 50%. Di sisi lain, produsen mobil menyertakan tombol yang bisa digunakan untuk mematikan sistem VSC. Sakelar biasanya terletak di dekat kotak sekering, di sebelah komputer VSC. Misalnya, mobil sport dibuat untuk melaju di track tertutup dengan kecepatan tinggi. Sebagai alternatif, SUV dapat digunakan untuk berkendara di trek tanah. Saat VSC dimatikan, kecepatan mobil sport tidak terpengaruh oleh sistem, dan teknik mengemudi pengemudi tidak terpengaruh. Karena mungkin saja mengganti mobil saat menikung adalah pendekatan pengemudi untuk mencapai waktu terbaik [3]. Saat menikung atau berpindah jalur, fungsi VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan mengikuti jalurnya. VSC terutama bertanggung jawab untuk mencegah understeer dan oversteer. Understeer adalah kondisi mobil yang tidak mau berbelok saat dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Karena slip roda depan lebih besar dari slip roda belakang, hal ini terjadi. Situasi oversteer terjadi ketika ban belakang kehilangan traksi. Dampaknya, saat mobil diputar dengan kecepatan tinggi, bagian belakang mobil akan terlempar ke depan, karena slip roda belakang lebih besar dari slip roda depan [2]. 4. komponen-komponen vsc Komponen utama Vehicle Stability Control (VSC) ada lima, yaitu sebagai berikut: a. Switch Base & Steering Angle Sensor Switch Base & Steering Angle Sensor adalah unit sensor kapasitor yang dipasang pada roda kemudi, fungsi komponen tersebut untuk mendeteksi derajat putaran roda. Letak komponen ini ditujukan oleh lingkaran merah pada Gambar 1. Gambar 2. Switch Base & Steering Angle Sensor [6] b. Stoplamp Switch Stoplamp switch yaitu switch/saklar yang terletak pada pedal rem, stoplamp switch berfungsi pada saat pedal rem diinjak secara tiba-tiba. Stoplamp switch membaca grafik pergerakan solenoid dan mengirimkannya ke ECU VSC. Letak komponen ini ditujukkan oleh lingkaran merah pada Gambar 3. Gambar 3. Stoplamp Switch [6] c. ECU VSC Ecu vsc yaitu sebuah Electronik control unit, yang di khususkan untuk komponen vsc, ecu vsc mempunyai fungsi yaitu untuk menerima dan memproses data dari semua komponen vsc, dan kemudian mengirimkan perintah untuk menurunkan daya ke salah satu roda yang kehilangan traksi. Letak komponen ini ditujukan pada Gambar 4. Gambar 4. ECU VSC [6] d. EFI ECU Efi ecu adalah Electronik control unit pada kendaraan atau juga sering disebut sebagai otaknya kendaraan, yang berfungsi untuk menerima data dari ecu vsc, setelah data tersebut diterima kemudian dikomputerisasi untuk mengubah power timing untuk setiap roda untuk mencegah slip. Letak komponen ini ditujukan pada Gambar 5. Gambar 5 EFI ECU [6] e. Vehicle Speed Sensor Vehicle Speed Sensor adalah sensor kecepatan pada mesin atau kendaraan, komponen ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengirimkan sinyal yang berisi data tentang kecepatan roda kendaraan, biasanya terletak pada roda depan kendaraan, Letak komponen ini ditujukan oleh lingkaran pada Gambar 2. Gambar 6 Vehicle speed sensor [6] 5. Laporan Terkini Penelitian teknologi Vehicle stability control pernah dilaporkan oleh Dewi mitha purnama pada tahun 2020, dengan judul “Ketahui Peranan Fitur Keselamatan Toyota Vehicle Stability Control” dari penelitian ini memiliki tujuan bahwa kekhawatirkan pabrikan mobil atas fitur keselamatan, karena tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Jika Anda perhatikan lebih dekat, anda akan melihat bahwa hampir semua kendaraan modern, bahkan Toyota dilengkapi dengan berbagai langkah keselamatan. Sangat penting untuk menyadari bahwa fitur keselamatan pada mobil terbagi dalam dua kategori yaitu kategori aktif dan pasif. Sementara langkah-langkah keamanan pasif akan berlaku ketika yang aktif melakukannya, fitur keselamatan aktif akan beroperasi melalui sistem komputer yang berfungsi untuk mencegah dan membatasi bahaya sebelum muncul. Fitur teknologi terbaru yang dipasang di setiap kendaraan baru Toyota, VSC merupakan salah satu fitur aktif pada produk Toyota. Hanya sedikit pemilik Toyota yang mengetahui apa itu VSC dan bagaimana cara kerjanya di mobil mereka, meskipun nama itu sudah ada sejak lama. Salah satu elemen yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menghentikan mobil agar tidak tergelincir saat dikendarai adalah VSC. Dengan menyalurkan gaya pengereman secara efisien ke setiap ban, VSC dapat mengurangi tenaga mesin dan menghindari slip roda dan kehilangan traksi. Saat mobil meluncur saat sedang bergerak, tujuan utama VSC adalah untuk mengontrol kecepatan mengemudi secara selektif dengan menerapkan rem pada roda yang paling membutuhkannya. Pada mobil dengan penggerak roda depan dan belakang, selip pasti terjadi di beberapa titik ketika mobil kehilangan traksi dan kehilangan kendali saat menikung. Saat roda depan atau belakang mulai meluncur, teknologi VSC secara otomatis mengurangi tenaga mesin. Sistem kemudian menerapkan rem ke setiap roda yang membutuhkan rem untuk menjaga kendaraan tetap bergerak ke arah yang diinginkan. Menurut sebuah studi oleh Insurance for Highway Safety (IIHS) di AS, penggunaan teknologi pintar VSC akan membantu mengurangi dan bahkan sepenuhnya mencegah risiko kecelakaan dalam beberapa kasus. Banyak model Toyota kini hadir dengan VSC sebagai perlengkapan standar termasuk SUV terbarunya yaitu antara lain Toyota Rush [4]. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Daihatsu sahabatku. Dengan judul “Mengenal Fitur Vehicle Stability Control (VSC) dan kegunaannya pada Mobil Daihatsu”, penelitian ini membahas tentang apa itu fitur VSC dan juga fungsi beserta cara kerjanya, VSC atau Vehicle Stability Control adalah fitur yang mampu mendeteksi dan mencegah oversteer, understeer, atau tergelincirnya ban mobil saat melaju di area berbelok. Sesuai namanya, fitur ini berfungsi untuk mengontrol laju dan kestabilan kendaraan selama melaju di jalurnya. Terutama saat melewati jalur menikung dan saat akan berpindah jalur. Cara kerjanya adalah sistem akan membantu mengurangi kekuatan mesin secara otomatis ketika kendaraan tersebut mengalami roda selip atau kehilangan traksi pada salah satu rodanya. Pada kondisi tersebut, fitur VSC akan memberikan pengereman secara efektif pada roda yang paling membutuhkan. Agar nantinya mobil akan tetap melaju ke arah jalur yang pas tanpa melintir atau keluar dari lintasan beloknya. Bahkan ada juga beberapa model mobil yang menggunakan sistem VSC dengan cara mengurangi tarikan gasnya. Maksudnya, saat pengendara sedang menginjakkan gas selama berbelok di tikungan, secara otomatis gas tersebut tidak akan bertambah kencang, melainkan semakin melambat. Hal ini dapat terjadi sesuai dengan kebutuhan yang terbaca oleh sistem. Dengan begitu, setiap pengendara akan dapat mengontrol kendali dan menjaga stabilitas kendaraan ketika bermanuver dengan aman. Fitur keselamatan mutakhir ini sangat penting keberadaannya karena mampu mencegah potensi kecelakaan lalu lintas akibat peristiwa understeer dan oversteer selama melaju di lintasan menikung. Fitur ini begitu diperlukan karena tidak semua ban mempunyai kemampuan traksi yang sama ketika berbelok. Hal inilah yang menjadi penyebab penggerak roda depan maupun belakang mengalami selip dan menyebabkan mobil Anda keluar dari arah belokan. Terlebih lagi jika jalanan tersebut licin maupun berpasir, maka potensi roda mobil selip dan hilang kendali akan jauh lebih besar. Oleh karena fitur VSC, pengendara jadi lebih bisa mengontrol kendaraannya agar tidak spin dan slip. Saking pentingnya, pada tahun 2018 lalu Pemerintah Malaysia juga pernah berencana mengeluarkan aturan tentang kewajiban memiliki mobil baru yang sudah dilengkapi dengan fitur VSC. Sebagaimana yang sudah diterapkan oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Menurut penelitian dari IFHS (Insurance for Highway Safety) Amerika Serikat, keberadaan fitur canggih ini dipercaya mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan sampai angka 56 persen. Maka tak heran jika fitur keselamatan pintar ini harus ada dalam setiap produk kendaraan roda empat, salah satunya pada produk mobil SUV terbaru yaitu All New Terios milik Daihatsu [1]. Penelitian tentang teknologi VSC juga pernah dilakukan oleh media indonesia pada tahun 2020, penelitian ini berjudul “Sejarah Singkat Sistem Stabilitas Kendaraan”. Penelitian ini lebih membahas ke sejarah perkembangan VSC. Setelah memperkenalkan sistem rem ABS secara komersial pada 1978 bersama Mercedes-Benz, Bosch kembali merilis teknologi keselamatan baru yang diberi nama Electronic Stability Control (ESC). Fitur ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch pada Mercedes-Benz S-Class 1995. 25 tahun kemudian fitur yang awalnya merupakan 'gadget' untuk kendaraan mewah itu akhirnya menjadi perangkat wajib di semua mobil yang dijual di Amerika Serikat. Pihak Bosch mengklaim bahwa fitur keselamatan ciptaannya itu telah menyelamatkan sekitar 15.000 jiwa dan berhasil menekan risiko kecelakaan yang mengakibatkan cedera serius. Sistem ESC merupakan pengembangan lanjutan dari AntiLock Braking System (ABS) yang telah mulai diteliti sejak 1983. Prinsip kerjanya dengan memanipulasi torsi mesin dan rem untuk mencari cara meningkatkan stabilitas saat melakukan pengereman ekstrem di tikungan, memanfaatkan selip roda secara individual dengan memodifikasi ABS. Para peneliti di Bosch terus mengembangkan teknologi tersebut hingga akhir 1980 bekerja sama dengan Daimler AG sebagai induk perusahaan Mercedes-Benz pada 1992 dan menyematkan teknologi ESC ini pertama kali pada SClass 1995. Saat itu hanya sedan bermesin V12 yang memiliki fitur tersebut sebagai varian tertinggi di jajaran S-Class. Semenjak insiden tergulingnya A-Class saat uji coba melakukan simulasi manuver darurat untuk menghindari hewan besar di jalan raya pada 1997, akhirnya Mercedes-Benz menjadikan fitur ESC sebagai kelengkapan standar di semua jajaran produknya. Satu dekade setelah itu lembaga keselamatan lalu lintas AS National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengeluarkan aturan pada 6 April 2007 yang mewajibkan fitur ESC pada semua kendaraan ringan yang diproduksi mulai 1 September 2011. Bosch mengklaim perusahaannya telah memproduksi total sebanyak lebih dari 250 juta sistem kontrol stabilitas hingga saat ini [2]. Penelitian serupa juga dilakukan oleh deltalube pada tahun 2020, yang berjudul “MEMAHAMI FITUR VEHICLE STABILITY CONTROL”, penelitian ini membahas tentang cara kerja sistem VSC, Teknologi keselamatan yang disematkan di kendaraan terus berkembang untuk terus meningkatkan keselamatan penumpang. Beberapa fitur keselamatan pun diciptakan baik yang bersifat aktif maupun aktif untuk menekan potensi kecelakaan pengendara di jalan. Salah satu fitur keselamatan berkendara yang memiliki fungsi penting adalah VSC. Penamaan sistem ini bisa berbeda antara produsen mobil. Ada yang menamai Electronic Stability Control (ESC) atau Electronic Stability Program (ESP), Dynamic Stability Control (DSC) atau Vehicle Stability Control (VSC). Tapi secara fungsi, tetap sama. ESC dan VSC pertama kali muncul di mobil produksi massal untuk pasar otomotif dunia pada 1995. Sistem itu diperkenalkan secara berurutan oleh Mercedes-Benz, BMW, Volvo dan Toyota. Sebagai fitur bantuan pengemudi, VSC merupakan salah satu fitur aktif yang dapat mereduksi kesalahan yang dilakukan pengemudi maupun menghadapi jalan yang kondisinya kurang bersahabat. Tujuannya menjaga pergerakan mobil tetap stabil. Lebih mendetail, prinsip kerja VSC adalah menjaga kendaraan agar tetap stabil dan berada tetap jalurnya, ketika menikung atau berpindah jalur. Ketika gejala ban mulai selip atau kehilangan traksi akibat permukaan jalan yang licin atau berpasir, sistem VSC secara otomatis akan bekerja. Caranya, dengan mereduksi transfer tenaga mesin ke roda tersebut dan mengaktifkan rem untuk mencegah ban slip. Sehingga pengemudi tetap dapat mengendalikan arah mobilnya sesuai dengan bentuk jalan. Untuk bisa melakukan hal itu, sistem keselamatan ini secara aktif terus memonitor data dari sensor kemudi dan kecepatan putaran roda. Data awal yang diproses sistem adalah input sudut putaran kemudi yang dilakukan pengemudi. Jika ada putaran sudut kemudi yang mendadak berubah, semisal ketika belok dan ban kehilangan traksi, maka sistem VSC langsung bekerja. Aktivasi sistem juga menggunakan data berikutnya yakni berasal roda saat kehilangan traksi. Bekerja sama dengan sistem Anti-Lock Brake System (ABS), kecepatan putaran roda pun direduksi secara bertahap hingga mendapatkan traksi kembali. Langkah itu dilakukan untuk menghindari bergesernya mobil ke samping atau tergelincir ketika belok. Dengan aktifnya sistem keselamatan ini, mobil pun terhindar dari understeer atau oversteer ketika menikung akibat kesalahan putaran kemudi, permukaan jalan licin atau kecepatan yang terlalu tinggi. Sehingga terhindar dari kecelakaan di jalan. Beberapa klaim pun dirilis ke publik kalau sistem ini dapat mereduksi kecelakaan mobil tunggal sebanyak 35% untuk sedan dan 67% untuk SUV. Di lain sisi, produksi mobil juga menyediakan opsi untuk menonatifkan sistem VSC ini melalui tombol. Umumnya, tombol diletakkan di dekat kotak sekring berdekatan dengan komputer VSC. Misalnya pada mobil sport yang juga dirancang untuk melahap sirkuit tertutup dengan kecepatan tinggi. Atau SUV digunakan melaju di lintasan tanah. Dengan VSC non aktif, maka laju mobil sport tidak terhambat oleh sistem dan tidak memengaruhi teknik mengemudi si pengemudi. Karena bisa jadi, dengan menggeser mobil ketika menikung adalah cara pengemudi untuk dapat mencetak waktu tercepatnya [3]. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh yoyok damay pada tahun 2021, penelitian ini berjudul “5 Komponen Vehicle Stability Control (VSC) Mobil All New Terios + Fungsi, seperti pada judul, penelitian ini membahas tentang komponen VSC, beserta fungsinya. Yang pertama yaitu Kecelakaan terjadi bukan semata-mata karena kelalaian dari pengemudi, bisa juga karena lingkungan yang kurang mendukung seperti jalanan licin, basah, dan lain-lain. Oleh karena itu, produsen mobil terus berusaha mengembangkan fitur keamanan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satu dari fitur keamanan yang dikembangkan yaitu VSC. VSC adalah singkatan dari Vehicle Stability Control. VSC berfungsi untuk menjaga kendaraan agar tetap stabil dan mengikuti jalurnya disaat menikung maupun berpindah jalur. Sistem akan secara otomatis mambantu pengurangan tenaga saat terjadi gejala kehilangan traksi pada salah satu roda. Sehingga pengemudi tetap dapat mengontrol kendaraan secara aman. VSC adalah sistem yang menjamin kestabilan kendaraan dalam kasus seperti saat kendaraan melakukan operasi darurat yang rentan terhadap perilaku tidak stabil, serta saat mengemudi, berbelok, dan berhenti di jalan licin. Secara umum VSC berfungsi untuk menjaga kendaraan agar tetap stabil dan mengikuti jalurnya disaat menikung maupun berpindah jalur. Adapun secara khusus VSC berfungsi untuk mencegah terjadinya fenomena understeer dan oversteer. Understeer adalah sebuah kondisi dimana mobil tidak mau belok saat tengah dipacu pada kecepatan tinggi. Hal ini dikarenakan slip roda depan lebih besar daripada slip roda belakang. Oversteer adalah kondisi dimana ban belakang kehilangan traksi. Efeknya saat kecepatan tinggi dan mobil dibelokkan, maka bagian belakang mobil akan membuang kedepan. Hal ini dikarenakan slip roda belakang lebih besar daripada slip roda depan. Komponen Vehicle Stability Control (VSC) 1. Switch Base & Steering Angle Sensor berfungsi untuk mendeteksi derajat belok dari roda berupa unit sensor kapasitor yang dipasang pada kemudi. 2. Stop Lamp Switch berfungsi untuk membaca grafik gerakan solenoid saat pedal rem diinjak secara mendadak dan meneruskannya ke VSC ECU. 3. VSC ECU berfungsi untuk menerima dan mengolah informasi dari seluruh komponen VSC yang selanjutnya guna memberi perintah untuk mengurangi tenaga pada salah satu roda yang kehilangan traksi. 4. EFI ECU berfungsi untuk menerima data input dari VSC ECU yang selanjutnya diolah secara komputerisasi guna mengatur timing tenaga pada tiap-tiap roda agar tidak terjadi slip. 5. Vehicle Speed Sensor berfungsi memberikan signal berupa data kecepatan putar roda kendaraan [6]. 6. Kesimpulan Sistem teknologi Vehicle stability control (VSC) adalah fitur penting untuk mengatasi masalah oversteer dan understeer pada kendaraan roda 4, karena cara kerja sistem ini yaitu dengan menjaga kendaraan tetap stabil dan berada di jalur. Sistem VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur atau kehilangan traksi karena permukaan jalan yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer tenaga mesin ke roda sambil juga mengaktifkan rem agar ban tidak selip. sehingga, pengemudi masih bisa mengatur arah mobil berdasarkan bentuk jalan. Mekanisme keselamatan ini dilakukan dengan terus menerus memeriksa data dari sensor kemudi dan kecepatan putaran roda. Masukan sudut kemudi yang dibuat oleh pengemudi merupakan data pertama yang dianalisis oleh sistem. Saat terjadi perubahan sudut kemudi secara tiba-tiba, seperti saat berbelok, dan ban kehilangan traksi, sistem VSC akan bekerja. Data selanjutnya dari roda saat kehilangan traksi juga digunakan untuk mengaktifkan mekanisme tersebut. Kecepatan putaran roda secara bertahap diturunkan bersamaan dengan Anti-Lock Brake System (ABS) untuk mengembalikan traksi. Laporan ini juga diharapkan akan sangat membantu bagi perencana dan juga pengembang trasnsportasi mobilitas kendaraan, dan membuat kebijakan di berbagai pabrikan mobil, supaya kendaraan khususnya mobil terbaru mempunyai sistem keamanan yang lebih tinggi, mengingat banyaknya korban jiwa akibat kecelakaan mobil yang di sebabkan oleh kurangnya fitur keselamatan pada kendaraan tersebut. Informasi Tambahan Artikel ini merupakan luaran dari Mata Kuliah Advance Vehicle Technology. Referensi [1] PT. Astra Daihatsu, “Mengenal Fitur Vehicle Stability Control (VSC) dan Kegunaannya pada Mobil Daihatsu,” daihatsu sahabatku, 2021. https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tipssahabat/detail-content/mengenal-fitur-vehicle-stability-control-vsc-dan-kegunaannya-pada-mobildaihatsu/ (accessed Jun. 12, 2022). [2] Mediaindonesia.com, “Sejarah Singkat Sistem Stabilitas Kendaraan,” media indonesia, 2020. https://mediaindonesia.com/otomotif/327915/sejarah-singkat-sistem-stabilitas-kendaraan (accessed Jun. 12, 2022). [3] DELTALUBE, “Memahami Fitur Vehicle Stability Control,” DELTALUBE, 2020. https://www.deltalube.com/memahami-fitur-vehicle-stability-control/#gsc.tab=0 (accessed Jun. 12, 2022). [4] M. P. Dewi, “Ketahui Peranan Fitur Keselamatan Toyota Vehicle Stability Control,” AUTO2000 digiroom, 2020. https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/ketahui-peranan-fitur-keselamatan-toyota- vehicle-stability-control# (accessed Jun. 12, 2022). [5] A. Azhari, “Merunut Sejarah Teknologi Keselamatan Toyota,” liputan6, 2018. https://www.liputan6.com/otomotif/read/3220522/merunut-sejarah-teknologi-keselamatan-toyota (accessed Jun. 12, 2022). [6] Y. Damay, “5 Komponen Vehicle Stability Control (VSC) Mobil All New Terios + Fungsi dan Gambarnya,” meisetio, 2021. https://meisetio.com/2021/07/31/5-komponen-vehicle-stabilitycontrol-vsc-mobil-all-new-terios-fungsi-dan-gambarnya/ (accessed Jun. 12, 2022).