Uploaded by hermdn16

Revisi final Article vehicle stability control ,Rama pradana,20.0503.0008

advertisement
Vehicle Stability Control
Rama Pradana Aditya
Program Studi Mesin Otomotif, Universitas Muhammadiyah Magelang, Indonesia
Email: prama0363@gmail.com
Ringkasan
Vehicle Stability Control (VSC) adalah sebuah fitur keamanan mobil yang diciptakan untuk
mendeteksi dan mencegah overster, understerr dan sliding pada ban mobil saat mobil melaju di tikungan
atau saat tergelincir. Teknologi ini di ciptakan pada akhir 1980-an, berkolaborasi dengan Daimler AG dan
perusahaan induk Mercedes-Benz. Kemudian, pada tahun 1992, pemasangan untuk pertama kalinya di SClass 1995. Ini adalah variasi tertinggi dalam jajaran S-Class pada saat itu, dan hanya tersedia pada sedan
dengan mesin V12. Tujuan utama VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan berada di jalur. Sistem
VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur atau kehilangan traksi karena permukaan jalan
yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer tenaga mesin ke roda sambil juga
mengaktifkan rem agar ban tidak slip. VSC mempunyai 5 komponen utama dan sangat penting, yaitu switch
base and steering angle sensor, stoplamp switch, ECU VSC, EFI ECU, dan vehicle speed sensor.
Keywords: Vehicle stability control, overster, underster, sliding
1. Pendahuluan
Pabrikan mobil sangat mengkhawatirkan fitur keselamatan karena tingginya angka kematian akibat
kecelakaan lalu lintas. Jika Anda perhatikan lebih dekat, anda akan melihat bahwa hampir semua kendaraan
modern, bahkan Toyota, dilengkapi dengan berbagai fitur keselamatan. Sangat penting untuk menyadari
bahwa fitur keselamatan pada mobil terbagi dalam dua kategori: aktif dan pasif. Sementara fitur
keselamatan pasif beroperasi setelah tabrakan, fitur keselamatan aktif beroperasi melalui sistem
komputerisasi yang berfungsi untuk mencegah dan membatasi bahaya sebelum risiko terjadi. Vehicle
stability control (VSC), elemen teknologi terbaru yang telah banyak disertakan di setiap kendaraan Toyota
baru, merupakan salah satu fitur aktif dari produk Toyota. Hanya sedikit pelanggan Toyota yang
mengetahui cara kerja VSC, meskipun namanya sudah lama dikenal. Saat mobil meluncur, tujuan utama
VSC adalah untuk mengontrol kecepatan mengemudi secara selektif dengan menerapkan rem pada roda
yang paling membutuhkannya. Pada mobil dengan penggerak roda depan dan belakang, slip pasti terjadi di
beberapa titik ketika mobil kehilangan traksi dan kehilangan kendali saat menikung. Saat roda depan atau
belakang mulai meluncur, teknologi VSC secara otomatis mengurangi tenaga mesin. Sistem kemudian
menerapkan rem ke setiap roda yang mengharuskan mereka untuk menjaga kendaraan tetap bergerak ke
arah yang diinginkan. VSC menjadi elemen yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menghentikan
mobil agar tidak tergelincir saat dikendarai [4].
Saat berkendara di area belok atau tikungan, VSC mendeteksi dan mencegah oversteer, understeer,
dan sliding pada ban mobil. Fitur ini, sesuai dengan namanya, digunakan untuk mengatur kecepatan dan
stabilitas kendaraan saat melaju di jalan raya. Fungsi keselamatan baru ini sangat penting karena dapat
membantu menghindari kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh understeer dan oversteer saat
berkendara di jalan yang menikung, karena tidak semua ban memiliki kekuatan grip yang sama saat
berbelok. Karena banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan mobil, produsen mobil sangat
mengkhawatirkan fitur keselamatan. Hampir semua mobil baru, dilengkapi dengan langkah-langkah
keamanan yang berbeda jika diperhatikan dengan seksama. Selain itu, kemungkinan roda mobil tergelincir
dan kehilangan kendali jauh lebih tinggi jika jalanan licin atau berpasir. Fungsi VSC memberi pengemudi
lebih banyak kendali atas mobilnya, mencegahnya berputar dan tergelincir [1].
2. Sejarah dan Perkembangan Teknologi Vehicle Stability Control
Bosch telah merilis teknologi keselamatan baru, yang disebut Vehicle Stability Control setelah
mengkomersilkan sistem rem ABS dengan Mercedes-Benz pada tahun 1978. Bosch awalnya meluncurkan
teknologi ini di Mercedes-Benz S-Class pada tahun 1995. Setelah 25 tahun, teknologi yang dulu dianggap
sebagai 'gadget' mobil mewah kini menjadi kebutuhan di semua mobil yang dijual di Amerika Serikat.
Bosch mengatakan bahwa fitur keselamatannya telah menyelamatkan sekitar 15.000 nyawa dan
menurunkan kemungkinan cedera serius dalam kecelakaan. Sistem VSC merupakan pengembangan dari
Anti-Lock Braking System (ABS), yang telah diteliti sejak tahun 1983. Teori ini bekerja dengan
menyesuaikan tenaga mesin dan rem untuk menemukan cara meningkatkan stabilitas di tikungan dengan
memanfaatkan selip roda individu dan mengubah ABS [2].
Peneliti Bosch mengerjakan teknologi ini hingga akhir 1980-an, berkolaborasi dengan Daimler AG,
perusahaan induk Mercedes-Benz, pada tahun 1992, dan menanamkannya untuk pertama kalinya di S-Class
1995. Ini adalah variasi tertinggi dalam jajaran S-Class pada saat itu, dan hanya tersedia pada sedan dengan
mesin V12. Mercedes-Benz akhirnya membuat fitur VSC standar di semua lini modelnya setelah A-Class.
Selama uji coba meniru manuver darurat untuk menghindari hewan besar di jalan pada tahun 1997. Pada
tanggal 6 April 2007, Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) memberlakukan dan
mewajibkan VSC pada semua kendaraan ringan yang diproduksi setelah beberapa tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 2011. Hingga saat ini, Bosch mengklaim telah memproduksi lebih dari 250 juta sistem
kontrol stabilitas. Bosch juga mengklaim sedang mengerjakan fitur versi khusus sepeda motor [2].
Demikian pula Toyota memperkenalkan kontrol traksi (traction control) pada pertengahan 1980-an.
Toyota menghabiskan 20 tahun (1960-1980) berfokus pada manuver utuk langkah-langkah keselamatan.
Toyota juga telah mengembangkan Electronic Modulated Suspension (EMS), Velocity Corresponded 4WS,
dan fitur Rear Detecting and Ranging System selain kedua fitur tersebut. Salah satu mobil pertama yang
menggunakan karakteristik ini adalah Toyota Soarer. Toyota mulai menawarkan fitur keselamatan yang
lebih luas pada tahun 1990. Dari tahun 1990 hingga 1995, produk Toyota dilengkapi dengan sepuluh ukuran
keamanan yang berbeda. Vehicle Stability Control (VSC), Active Suspension System, Rear View Monitor,
4WD Integrated Control, Rear Fog Lamp, Relative Absorber System, dan Sport ABS adalah beberapa
teknologi yang tersedia [5].
3. Cara Kerja dan Komponen Utama
Saat berbelok atau berpindah jalur, tujuan utama VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan
berada di jalur. Sistem VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur atau kehilangan traksi
karena permukaan jalan yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer tenaga mesin ke roda
sambil juga mengaktifkan rem agar ban tidak slip. Hasilnya, pengemudi masih bisa mengatur arah mobil
berdasarkan bentuk jalan. Mekanisme keselamatan ini dilakukan dengan terus menerus memeriksa data dari
sensor kemudi dan kecepatan putaran roda. Masukan sudut kemudi yang dibuat oleh pengemudi merupakan
data pertama yang dianalisis oleh sistem. Saat terjadi perubahan sudut kemudi secara tiba-tiba, seperti saat
berbelok, dan ban kehilangan traksi, sistem VSC akan bekerja. Data selanjutnya dari roda saat kehilangan
traksi juga digunakan untuk mengaktifkan mekanisme tersebut. Kecepatan putaran roda secara bertahap
diturunkan bersamaan dengan Anti-Lock Brake System (ABS) untuk mengembalikan traksi. Langkah ini
diambil untuk mencegah mobil meluncur ke samping atau selip saat berbelok. Saat sistem keselamatan ini
dihidupkan, mobil terlindungi dari understeer atau oversteer di tikungan yang disebabkan oleh kesalahan
kemudi, permukaan jalan yang licin, atau kecepatan yang berlebihan. Konsep kerja VSC untuk menghindari
understeer dan oversteer disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Konsep kerja VSC untuk menghindari understeer dan oversteer [3]
Beberapa klaim telah dibuat ke publik bahwa teknologi ini dapat mengurangi kecelakaan kendaraan
tunggal sebanyak 50%. Di sisi lain, produsen mobil menyertakan tombol yang bisa digunakan untuk
mematikan sistem VSC. Sakelar biasanya terletak di dekat kotak sekering, di sebelah komputer VSC.
Misalnya, mobil sport dibuat untuk melaju di track tertutup dengan kecepatan tinggi. Sebagai alternatif,
SUV dapat digunakan untuk berkendara di trek tanah. Saat VSC dimatikan, kecepatan mobil sport tidak
terpengaruh oleh sistem, dan teknik mengemudi pengemudi tidak terpengaruh. Karena mungkin saja
mengganti mobil saat menikung adalah pendekatan pengemudi untuk mencapai waktu terbaik [3].
Saat menikung atau berpindah jalur, fungsi VSC adalah menjaga kendaraan tetap stabil dan mengikuti
jalurnya. VSC terutama bertanggung jawab untuk mencegah understeer dan oversteer. Understeer adalah
kondisi mobil yang tidak mau berbelok saat dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Karena slip roda depan
lebih besar dari slip roda belakang, hal ini terjadi. Situasi oversteer terjadi ketika ban belakang kehilangan
traksi. Dampaknya, saat mobil diputar dengan kecepatan tinggi, bagian belakang mobil akan terlempar ke
depan, karena slip roda belakang lebih besar dari slip roda depan [2].
4. komponen-komponen vsc
Komponen utama Vehicle Stability Control (VSC) ada lima, yaitu sebagai berikut:
a. Switch Base & Steering Angle Sensor
Switch Base & Steering Angle Sensor adalah unit sensor kapasitor yang dipasang pada roda kemudi,
fungsi komponen tersebut untuk mendeteksi derajat putaran roda. Letak komponen ini ditujukan oleh
lingkaran merah pada Gambar 1.
Gambar 2. Switch Base & Steering Angle Sensor [6]
b. Stoplamp Switch
Stoplamp switch yaitu switch/saklar yang terletak pada pedal rem, stoplamp switch berfungsi pada saat
pedal rem diinjak secara tiba-tiba. Stoplamp switch membaca grafik pergerakan solenoid dan
mengirimkannya ke ECU VSC. Letak komponen ini ditujukkan oleh lingkaran merah pada Gambar 3.
Gambar 3. Stoplamp Switch [6]
c. ECU VSC
Ecu vsc yaitu sebuah Electronik control unit, yang di khususkan untuk komponen vsc, ecu vsc
mempunyai fungsi yaitu untuk menerima dan memproses data dari semua komponen vsc, dan kemudian
mengirimkan perintah untuk menurunkan daya ke salah satu roda yang kehilangan traksi. Letak komponen
ini ditujukan pada Gambar 4.
Gambar 4. ECU VSC [6]
d. EFI ECU
Efi ecu adalah Electronik control unit pada kendaraan atau juga sering disebut sebagai otaknya kendaraan,
yang berfungsi untuk menerima data dari ecu vsc, setelah data tersebut diterima kemudian dikomputerisasi
untuk mengubah power timing untuk setiap roda untuk mencegah slip. Letak komponen ini ditujukan pada
Gambar 5.
Gambar 5 EFI ECU [6]
e. Vehicle Speed Sensor
Vehicle Speed Sensor adalah sensor kecepatan pada mesin atau kendaraan, komponen ini mempunyai
fungsi yaitu untuk mengirimkan sinyal yang berisi data tentang kecepatan roda kendaraan, biasanya terletak
pada roda depan kendaraan, Letak komponen ini ditujukan oleh lingkaran pada Gambar 2.
Gambar 6 Vehicle speed sensor [6]
5. Laporan Terkini
Penelitian teknologi Vehicle stability control pernah dilaporkan oleh Dewi mitha purnama pada tahun
2020, dengan judul “Ketahui Peranan Fitur Keselamatan Toyota Vehicle Stability Control” dari penelitian
ini memiliki tujuan bahwa kekhawatirkan pabrikan mobil atas fitur keselamatan, karena tingginya angka
kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Jika Anda perhatikan lebih dekat, anda akan melihat bahwa hampir
semua kendaraan modern, bahkan Toyota dilengkapi dengan berbagai langkah keselamatan. Sangat penting
untuk menyadari bahwa fitur keselamatan pada mobil terbagi dalam dua kategori yaitu kategori aktif dan
pasif. Sementara langkah-langkah keamanan pasif akan berlaku ketika yang aktif melakukannya, fitur
keselamatan aktif akan beroperasi melalui sistem komputer yang berfungsi untuk mencegah dan membatasi
bahaya sebelum muncul. Fitur teknologi terbaru yang dipasang di setiap kendaraan baru Toyota, VSC
merupakan salah satu fitur aktif pada produk Toyota. Hanya sedikit pemilik Toyota yang mengetahui apa
itu VSC dan bagaimana cara kerjanya di mobil mereka, meskipun nama itu sudah ada sejak lama. Salah
satu elemen yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menghentikan mobil agar tidak tergelincir
saat dikendarai adalah VSC. Dengan menyalurkan gaya pengereman secara efisien ke setiap ban, VSC
dapat mengurangi tenaga mesin dan menghindari slip roda dan kehilangan traksi. Saat mobil meluncur saat
sedang bergerak, tujuan utama VSC adalah untuk mengontrol kecepatan mengemudi secara selektif dengan
menerapkan rem pada roda yang paling membutuhkannya. Pada mobil dengan penggerak roda depan dan
belakang, selip pasti terjadi di beberapa titik ketika mobil kehilangan traksi dan kehilangan kendali saat
menikung. Saat roda depan atau belakang mulai meluncur, teknologi VSC secara otomatis mengurangi
tenaga mesin. Sistem kemudian menerapkan rem ke setiap roda yang membutuhkan rem untuk menjaga
kendaraan tetap bergerak ke arah yang diinginkan. Menurut sebuah studi oleh Insurance for Highway Safety
(IIHS) di AS, penggunaan teknologi pintar VSC akan membantu mengurangi dan bahkan sepenuhnya
mencegah risiko kecelakaan dalam beberapa kasus. Banyak model Toyota kini hadir dengan VSC sebagai
perlengkapan standar termasuk SUV terbarunya yaitu antara lain Toyota Rush [4].
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Daihatsu sahabatku. Dengan judul “Mengenal Fitur Vehicle
Stability Control (VSC) dan kegunaannya pada Mobil Daihatsu”, penelitian ini membahas tentang apa itu
fitur VSC dan juga fungsi beserta cara kerjanya, VSC atau Vehicle Stability Control adalah fitur yang
mampu mendeteksi dan mencegah oversteer, understeer, atau tergelincirnya ban mobil saat melaju di area
berbelok. Sesuai namanya, fitur ini berfungsi untuk mengontrol laju dan kestabilan kendaraan selama
melaju di jalurnya. Terutama saat melewati jalur menikung dan saat akan berpindah jalur. Cara kerjanya
adalah sistem akan membantu mengurangi kekuatan mesin secara otomatis ketika kendaraan tersebut
mengalami roda selip atau kehilangan traksi pada salah satu rodanya. Pada kondisi tersebut, fitur VSC akan
memberikan pengereman secara efektif pada roda yang paling membutuhkan. Agar nantinya mobil akan
tetap melaju ke arah jalur yang pas tanpa melintir atau keluar dari lintasan beloknya. Bahkan ada juga
beberapa model mobil yang menggunakan sistem VSC dengan cara mengurangi tarikan
gasnya. Maksudnya, saat pengendara sedang menginjakkan gas selama berbelok di tikungan, secara
otomatis gas tersebut tidak akan bertambah kencang, melainkan semakin melambat. Hal ini dapat terjadi
sesuai dengan kebutuhan yang terbaca oleh sistem. Dengan begitu, setiap pengendara akan dapat
mengontrol kendali dan menjaga stabilitas kendaraan ketika bermanuver dengan aman. Fitur keselamatan
mutakhir ini sangat penting keberadaannya karena mampu mencegah potensi kecelakaan lalu lintas akibat
peristiwa understeer dan oversteer selama melaju di lintasan menikung. Fitur ini begitu diperlukan karena
tidak semua ban mempunyai kemampuan traksi yang sama ketika berbelok. Hal inilah yang menjadi
penyebab penggerak roda depan maupun belakang mengalami selip dan menyebabkan mobil Anda keluar
dari arah belokan. Terlebih lagi jika jalanan tersebut licin maupun berpasir, maka potensi roda mobil selip
dan hilang kendali akan jauh lebih besar. Oleh karena fitur VSC, pengendara jadi lebih bisa mengontrol
kendaraannya agar tidak spin dan slip. Saking pentingnya, pada tahun 2018 lalu Pemerintah Malaysia juga
pernah berencana mengeluarkan aturan tentang kewajiban memiliki mobil baru yang sudah dilengkapi
dengan fitur VSC. Sebagaimana yang sudah diterapkan oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Menurut
penelitian dari IFHS (Insurance for Highway Safety) Amerika Serikat, keberadaan fitur canggih ini
dipercaya mampu mengurangi risiko terjadinya kecelakaan sampai angka 56 persen. Maka tak heran jika
fitur keselamatan pintar ini harus ada dalam setiap produk kendaraan roda empat, salah satunya pada produk
mobil SUV terbaru yaitu All New Terios milik Daihatsu [1].
Penelitian tentang teknologi VSC juga pernah dilakukan oleh media indonesia pada tahun 2020,
penelitian ini berjudul “Sejarah Singkat Sistem Stabilitas Kendaraan”. Penelitian ini lebih membahas ke
sejarah perkembangan VSC. Setelah memperkenalkan sistem rem ABS secara komersial pada 1978
bersama Mercedes-Benz, Bosch kembali merilis teknologi keselamatan baru yang diberi nama Electronic
Stability Control (ESC). Fitur ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch pada Mercedes-Benz S-Class
1995. 25 tahun kemudian fitur yang awalnya merupakan 'gadget' untuk kendaraan mewah itu akhirnya
menjadi perangkat wajib di semua mobil yang dijual di Amerika Serikat. Pihak Bosch mengklaim bahwa
fitur keselamatan ciptaannya itu telah menyelamatkan sekitar 15.000 jiwa dan berhasil menekan risiko
kecelakaan yang mengakibatkan cedera serius. Sistem ESC merupakan pengembangan lanjutan dari AntiLock Braking System (ABS) yang telah mulai diteliti sejak 1983. Prinsip kerjanya dengan memanipulasi
torsi mesin dan rem untuk mencari cara meningkatkan stabilitas saat melakukan pengereman ekstrem di
tikungan, memanfaatkan selip roda secara individual dengan memodifikasi ABS. Para peneliti di Bosch
terus mengembangkan teknologi tersebut hingga akhir 1980 bekerja sama dengan Daimler AG sebagai
induk perusahaan Mercedes-Benz pada 1992 dan menyematkan teknologi ESC ini pertama kali pada SClass 1995. Saat itu hanya sedan bermesin V12 yang memiliki fitur tersebut sebagai varian tertinggi di
jajaran S-Class. Semenjak insiden tergulingnya A-Class saat uji coba melakukan simulasi manuver darurat
untuk menghindari hewan besar di jalan raya pada 1997, akhirnya Mercedes-Benz menjadikan fitur ESC
sebagai kelengkapan standar di semua jajaran produknya. Satu dekade setelah itu lembaga keselamatan lalu
lintas AS National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengeluarkan aturan pada 6 April
2007 yang mewajibkan fitur ESC pada semua kendaraan ringan yang diproduksi mulai 1 September 2011.
Bosch mengklaim perusahaannya telah memproduksi total sebanyak lebih dari 250 juta sistem kontrol
stabilitas hingga saat ini [2].
Penelitian serupa juga dilakukan oleh deltalube pada tahun 2020, yang berjudul “MEMAHAMI FITUR
VEHICLE STABILITY CONTROL”, penelitian ini membahas tentang cara kerja sistem VSC, Teknologi
keselamatan yang disematkan di kendaraan terus berkembang untuk terus meningkatkan keselamatan
penumpang. Beberapa fitur keselamatan pun diciptakan baik yang bersifat aktif maupun aktif untuk
menekan potensi kecelakaan pengendara di jalan. Salah satu fitur keselamatan berkendara yang memiliki
fungsi penting adalah VSC. Penamaan sistem ini bisa berbeda antara produsen mobil. Ada yang menamai
Electronic Stability Control (ESC) atau Electronic Stability Program (ESP), Dynamic Stability Control
(DSC) atau Vehicle Stability Control (VSC). Tapi secara fungsi, tetap sama. ESC dan VSC pertama kali
muncul di mobil produksi massal untuk pasar otomotif dunia pada 1995. Sistem itu diperkenalkan secara
berurutan oleh Mercedes-Benz, BMW, Volvo dan Toyota. Sebagai fitur bantuan pengemudi, VSC
merupakan salah satu fitur aktif yang dapat mereduksi kesalahan yang dilakukan pengemudi maupun
menghadapi jalan yang kondisinya kurang bersahabat. Tujuannya menjaga pergerakan mobil tetap stabil.
Lebih mendetail, prinsip kerja VSC adalah menjaga kendaraan agar tetap stabil dan berada tetap jalurnya,
ketika menikung atau berpindah jalur. Ketika gejala ban mulai selip atau kehilangan traksi akibat
permukaan jalan yang licin atau berpasir, sistem VSC secara otomatis akan bekerja. Caranya, dengan
mereduksi transfer tenaga mesin ke roda tersebut dan mengaktifkan rem untuk mencegah ban slip. Sehingga
pengemudi tetap dapat mengendalikan arah mobilnya sesuai dengan bentuk jalan. Untuk bisa melakukan
hal itu, sistem keselamatan ini secara aktif terus memonitor data dari sensor kemudi dan kecepatan putaran
roda. Data awal yang diproses sistem adalah input sudut putaran kemudi yang dilakukan pengemudi. Jika
ada putaran sudut kemudi yang mendadak berubah, semisal ketika belok dan ban kehilangan traksi, maka
sistem VSC langsung bekerja. Aktivasi sistem juga menggunakan data berikutnya yakni berasal roda saat
kehilangan traksi. Bekerja sama dengan sistem Anti-Lock Brake System (ABS), kecepatan putaran roda pun
direduksi secara bertahap hingga mendapatkan traksi kembali. Langkah itu dilakukan untuk menghindari
bergesernya mobil ke samping atau tergelincir ketika belok. Dengan aktifnya sistem keselamatan ini, mobil
pun terhindar dari understeer atau oversteer ketika menikung akibat kesalahan putaran kemudi, permukaan
jalan licin atau kecepatan yang terlalu tinggi. Sehingga terhindar dari kecelakaan di jalan. Beberapa klaim
pun dirilis ke publik kalau sistem ini dapat mereduksi kecelakaan mobil tunggal sebanyak 35% untuk sedan
dan 67% untuk SUV. Di lain sisi, produksi mobil juga menyediakan opsi untuk menonatifkan sistem VSC
ini melalui tombol. Umumnya, tombol diletakkan di dekat kotak sekring berdekatan dengan komputer VSC.
Misalnya pada mobil sport yang juga dirancang untuk melahap sirkuit tertutup dengan kecepatan tinggi.
Atau SUV digunakan melaju di lintasan tanah. Dengan VSC non aktif, maka laju mobil sport tidak
terhambat oleh sistem dan tidak memengaruhi teknik mengemudi si pengemudi. Karena bisa jadi, dengan
menggeser mobil ketika menikung adalah cara pengemudi untuk dapat mencetak waktu tercepatnya [3].
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh yoyok damay pada tahun 2021, penelitian ini berjudul “5
Komponen Vehicle Stability Control (VSC) Mobil All New Terios + Fungsi, seperti pada judul, penelitian
ini membahas tentang komponen VSC, beserta fungsinya. Yang pertama yaitu Kecelakaan terjadi bukan
semata-mata karena kelalaian dari pengemudi, bisa juga karena lingkungan yang kurang mendukung seperti
jalanan licin, basah, dan lain-lain. Oleh karena itu, produsen mobil terus berusaha mengembangkan fitur
keamanan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satu dari fitur keamanan yang
dikembangkan yaitu VSC. VSC adalah singkatan dari Vehicle Stability Control. VSC berfungsi untuk
menjaga kendaraan agar tetap stabil dan mengikuti jalurnya disaat menikung maupun berpindah jalur.
Sistem akan secara otomatis mambantu pengurangan tenaga saat terjadi gejala kehilangan traksi pada salah
satu roda. Sehingga pengemudi tetap dapat mengontrol kendaraan secara aman. VSC adalah sistem yang
menjamin kestabilan kendaraan dalam kasus seperti saat kendaraan melakukan operasi darurat yang rentan
terhadap perilaku tidak stabil, serta saat mengemudi, berbelok, dan berhenti di jalan licin. Secara umum
VSC berfungsi untuk menjaga kendaraan agar tetap stabil dan mengikuti jalurnya disaat menikung maupun
berpindah jalur. Adapun secara khusus VSC berfungsi untuk mencegah terjadinya fenomena understeer
dan oversteer. Understeer adalah sebuah kondisi dimana mobil tidak mau belok saat tengah dipacu pada
kecepatan tinggi. Hal ini dikarenakan slip roda depan lebih besar daripada slip roda belakang. Oversteer
adalah kondisi dimana ban belakang kehilangan traksi. Efeknya saat kecepatan tinggi dan mobil dibelokkan,
maka bagian belakang mobil akan membuang kedepan. Hal ini dikarenakan slip roda belakang lebih besar
daripada slip roda depan.
Komponen Vehicle Stability Control (VSC)
1. Switch Base & Steering Angle Sensor berfungsi untuk mendeteksi derajat belok dari roda berupa unit
sensor kapasitor yang dipasang pada kemudi.
2. Stop Lamp Switch berfungsi untuk membaca grafik gerakan solenoid saat pedal rem diinjak secara
mendadak dan meneruskannya ke VSC ECU.
3. VSC ECU berfungsi untuk menerima dan mengolah informasi dari seluruh komponen VSC yang
selanjutnya guna memberi perintah untuk mengurangi tenaga pada salah satu roda yang kehilangan traksi.
4. EFI ECU berfungsi untuk menerima data input dari VSC ECU yang selanjutnya diolah secara
komputerisasi guna mengatur timing tenaga pada tiap-tiap roda agar tidak terjadi slip.
5. Vehicle Speed Sensor berfungsi memberikan signal berupa data kecepatan putar roda kendaraan [6].
6. Kesimpulan
Sistem teknologi Vehicle stability control (VSC) adalah fitur penting untuk mengatasi masalah
oversteer dan understeer pada kendaraan roda 4, karena cara kerja sistem ini yaitu dengan menjaga
kendaraan tetap stabil dan berada di jalur. Sistem VSC akan aktif secara otomatis ketika ban mulai meluncur
atau kehilangan traksi karena permukaan jalan yang licin atau berpasir. Kuncinya adalah membatasi transfer
tenaga mesin ke roda sambil juga mengaktifkan rem agar ban tidak selip. sehingga, pengemudi masih bisa
mengatur arah mobil berdasarkan bentuk jalan. Mekanisme keselamatan ini dilakukan dengan terus
menerus memeriksa data dari sensor kemudi dan kecepatan putaran roda. Masukan sudut kemudi yang
dibuat oleh pengemudi merupakan data pertama yang dianalisis oleh sistem. Saat terjadi perubahan sudut
kemudi secara tiba-tiba, seperti saat berbelok, dan ban kehilangan traksi, sistem VSC akan bekerja. Data
selanjutnya dari roda saat kehilangan traksi juga digunakan untuk mengaktifkan mekanisme tersebut.
Kecepatan putaran roda secara bertahap diturunkan bersamaan dengan Anti-Lock Brake System (ABS)
untuk mengembalikan traksi. Laporan ini juga diharapkan akan sangat membantu bagi perencana dan juga
pengembang trasnsportasi mobilitas kendaraan, dan membuat kebijakan di berbagai pabrikan mobil, supaya
kendaraan khususnya mobil terbaru mempunyai sistem keamanan yang lebih tinggi, mengingat banyaknya
korban jiwa akibat kecelakaan mobil yang di sebabkan oleh kurangnya fitur keselamatan pada kendaraan
tersebut.
Informasi Tambahan
Artikel ini merupakan luaran dari Mata Kuliah Advance Vehicle Technology.
Referensi
[1]
PT. Astra Daihatsu, “Mengenal Fitur Vehicle Stability Control (VSC) dan Kegunaannya pada
Mobil Daihatsu,” daihatsu sahabatku, 2021. https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tipssahabat/detail-content/mengenal-fitur-vehicle-stability-control-vsc-dan-kegunaannya-pada-mobildaihatsu/ (accessed Jun. 12, 2022).
[2]
Mediaindonesia.com, “Sejarah Singkat Sistem Stabilitas Kendaraan,” media indonesia, 2020.
https://mediaindonesia.com/otomotif/327915/sejarah-singkat-sistem-stabilitas-kendaraan
(accessed Jun. 12, 2022).
[3]
DELTALUBE, “Memahami Fitur Vehicle Stability Control,” DELTALUBE, 2020.
https://www.deltalube.com/memahami-fitur-vehicle-stability-control/#gsc.tab=0 (accessed Jun.
12, 2022).
[4]
M. P. Dewi, “Ketahui Peranan Fitur Keselamatan Toyota Vehicle Stability Control,” AUTO2000
digiroom, 2020. https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/ketahui-peranan-fitur-keselamatan-toyota-
vehicle-stability-control# (accessed Jun. 12, 2022).
[5]
A. Azhari, “Merunut Sejarah Teknologi Keselamatan Toyota,” liputan6, 2018.
https://www.liputan6.com/otomotif/read/3220522/merunut-sejarah-teknologi-keselamatan-toyota
(accessed Jun. 12, 2022).
[6]
Y. Damay, “5 Komponen Vehicle Stability Control (VSC) Mobil All New Terios + Fungsi dan
Gambarnya,” meisetio, 2021. https://meisetio.com/2021/07/31/5-komponen-vehicle-stabilitycontrol-vsc-mobil-all-new-terios-fungsi-dan-gambarnya/ (accessed Jun. 12, 2022).
Download