SEMINAR NASIONAL SAINSTEK KE-3 UNDANA TAHUN 2016 Hotel Swiss-Berlin , Kupang – 28-29 Oktober 2016 PEMODELAN KEDIP TEGANGAN LISTRIK (FLICKER) DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI ALIH JARINGAN LISTRIK Sri Kurniati1, Abdul Wahid2 dan Sudirman3 1 Program Studi Teknik Elektro, Fak. Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Jl.Adisucipto, Kupang Email: sri_kurniatia@yahoo.com 2 Program Studi Fisika, Fak. Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Jl.Adisucipto, Kupang Email: awundana@gmail.com 3 Program Studi Teknik Elektro, Fak. Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Jl.Adisucipto, Kupang Email: sudirmansyam11@yahoo.com ABSTRAK Kedip tegangan (flicker voltage atau voltage dips) adalah suatu fenomena atau gejala dari kuat penerangan yang berfluktuasi. Gangguan ini sangat terasa pada penglihatan akibat adanya lonjakan dari lampu penerangan yang menggunakan cahaya dari lampu pijar. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana melakukan simulasi kedip tegangan dengan menggunakan program simulink / matlab. Simulasi dilakukan dengan menggunakan analisis matematis dari fungsi alih jaringan listrik yaitu, perbandingan tegangan beban dan tegangan sumber. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan menggunakan fungsi alih jaringan listrik dapat memperlihatkan bentuk gelombang kedip tegangan yang terjadi. Penggunaan model ini sangat sederhana dan mudah diaplikasikan dalam penelitian mengenai kedip tegangan yang terjadi dalam suatu jaringan listrik. Kata kunci: matlab, simulink, bentuk gelombang 1. PENDAHULUAN Kedip tegangan (flicker voltage atau voltage dips) adalah suatu kesan subyektif dari kuat penerangan yang berfluktuasi. Gangguan ini sangat terasa pada penglihatan akibat adanya lonjakan dari lampu penerangan yang menggunakan cahaya dari lampu pijar. Selain itu, jika keadaan ini sering terjadi, maka perubahan tegangan yang terus menerus akan mengganggu peralatan yang dipakai oleh konsumen seperti televisi, instalasi komputer dan lainlain. Kemudian konsumen listrik yang paling merasakan gangguan kedip tegangan adalah jaringan listriknya tersambung bersama dalam suatu titik pada jaringan suplay (busbar) atau titik percabangan. Susanto J., dkk (1992) mengatakan kedip tegangan merupakan salah satu parameter yang menentukan keandalan fasilitas listrik instalasi industri. Proses kendali modern seringkali sangat sensitif terhadap gejala tersebut. Dampak kedip tegangan atas peralatan yang sensitif seringkali mengakibatkan terhentinya proses produksi di suatu industri. Beban-beban yang menimbulkan fluktuasi tegangan (kedip tegangan) antara lain, mesin las listrik., tanur listrik, mesin penggiling (rolling mill), mine winder, dan motor-motor listrik penggerak kompressor udara, pompa dan mesin pendingin. Beban-beban tersebut menyerap daya listrik dalam jumlah banyak secara berubah-ubah dengan sangat cepat, sehingga menimbulkan kedip tegangan yang bisa merusak kualitas tegangan listrik. Akibat adanya kedip tegangan ini akan mempengaruhi kinerja semua beban sistem yang terpasang pada suatu sumber tenaga yang sama dengannya. Karena setiap kali, saat mulai dioperasikan akan menyerap arus listrik mencapai 5 sampai dengan 13,6 kali arus nominalnya. Kemudian Nur Pamuji, dkk (2000) mengungkapkan prosentase kedip tegangan (voltage dip) yang ditimbulkan oleh tanur busur, besarnya antara 8% sampai dengan 17% dari tegangan nominal, dengan waktu antara 100 mili detik sampai dengan 900 mili detik. Ini dapat menyebabkan trip dari pemutus daya motor-motor listrik yang dikendalikan oleh thyristor (thyristor controlled motor drive) dan kesalahan data (data error) pada komputer. Kejadian waktu yang singkat ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam melakukan suatu penelitian mengenai dampak kedip tegangan dalam suatu jaringan listrik. Kendala yang dimaksud seperti, pengukuran besarnya kedip tegangan yang terjadi, bentuk gelombang tegangan pada saat terjadinya kedip tegangan tersebut. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian mengenai kedip tegangan biasanya digunakan simulasi program seperti program EMTP (Satrianto N., dkk , 2001), ETAP dan MATLAB (SIMULINK). Dalam penelitian ini akan mencoba melakukan pemodelan bagaimana bentuk gelombang kedip tegangan dengan menggunakan fungsi alih jaringan listrik. Model fungsi alih jaringan listrik dibuat berdasarkan perbandingan tegangan beban (Eb) dan tegangan sumber (Es). 2. METODE PENELITIAN 2.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah melakukan simulasi untuk mendapatkan bentuk gelombang kedip tegangan yang dibuat berdasarkan model fungsi alih jaringan listrik. Fungsi alih jaringan listrik dibuat berdasarkan analisis matematis antara perbandingan tegangan beban dan tegangan masukan. 2.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan program SIMULINK/MATLAB 6.5. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk melihat hasil analisis kedip tegangan menggunakan satu perangkat Laptop Merk Azus I5. 2.3 Prosedur Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bentuk gelombang kedip tegangan dengan melalui suatu simulasi SIMULINK. Adapun desain jaringan listriknya sesuai dengan Gambar 1. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka dibuatlah tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: - 3. membuat fungsi alih jaringan listrik tanpa kompensator seri dalam kondisi tegangan normal sesuai dengan Gambar 1. membuat fungsi alih jaringan listrik tanpa kompensator seri dengan nilai Rb yang berubah-ubah, yaitu dalam kondisi terjadi kedip tegangan. membuat program simulink untuk mensimulasikan tegangan beban dalam kondisi normal. membuat program simulink untuk mensimulasi tegangan beban dalam kondisi tegangan normal dan terjadi kedip tegangan. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Fungsi Alih Jaringan Listrik Tanpa Kompensator Seri Model fungsi alih jaringan listrik dibuat berdasarkan perbandingan tegangan beban (Eb) dan tegangan sumber (Es). Rangkaian ekivalen suatu saluran transmisi pendek, kurang dari 80 kilometer (50 mile) mengabaikan pengaruh kapasitansi saluran ke bumi, sehingga pada kondisi (steady state), arus pada ujung penerima dan arus pada ujung pengirim adalah sama, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Saluran distribusi I(s) R L Rb Beban Es(s) Eb(s) Lb Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Saluran Transmisi Pendek Persamaan tegangan (Hukum Kirchoff) : E s (s) = I(s) . (R + s.L + R b + s . L b ) (1) E b (s) = I(s). (R b + s .L b ) (2) Penurunan fungsi alih suatu jaringan listrik tanpa kompensator seri dari Pers. (1) dan Pers. (2) adalah: E b (s) E s (s) = R b + s .L b s . (L + L b ) + R + R b (3) atau Eb Es Rb = (R + Rb 2 2 ) + ω 2 Lb + ω 2 (L 2 (4) + Lb )2 dimana: R = tahanan pada saluran transmisi L = induktansi pada saluran transmisi Zb = impedansi beban = Rb + s.Lb Dalam simulasi ini digunakan spesifikasi teknik sebagai berikut: - Resistansi kawat = 2,28 Ohm/km Resistansi kawat dengan panjang kabel listrik 1 km = 2,28 X 1 = 2,28 Ohm Induktansi kawat = 0,00737 H/km Induktansi kawat dengan panjang kabel listrik 1 km = 0.00737 x 1 = 0,00737 H Panjang kabel listrik = 1 km Sedangkan data spesifikasi jaringan diambil salah satu sampel (data sekunder) yang terdapat dalam Stevenson, JR,W, D., (1994), sebagai berikut: - Daya = 194.166,67 VA / phasa. Tegangan = 220 Volt / phasa Frekuensi = 50 Hz Faktor daya = 0,8 Impedansi = 40 + j 9,4671 Ohm atau Zb = Rb + j2πXLb Kemudian diperoleh nilai Rb = 40 Ohm da Lb dari rumus XLb = 2πfLb, yakni: Lb = 9,4671 2 × π × 50 = 0,03015 H dengan: T = ∆t = 20 milidetik 0,1478 milidetik Data-data teknik ini digunakan untuk menghitung besarnya nilai kapasitansi dan besarnya fungsi alih jaringan listrik. Selanjutnya, nilai dari R, L, Rb, dan Lb dimasukkan ke dalam Pers. (3). Dimana: Rb Lb L R F Eb ω ω = 40 Ω = 0,03015 = 0.00737H = 2,28 Ω = 50 Hz = 220 Volt = 2πf = 2 x 3,14 x 50 = 314 Hz E b (s) E s (s) E b (s) = E s (s) s .L b + R b s . (L + L b ) + ( R + R b ) 0,03015 s + 40 0,03752s + 42.28 = dengan membuat nilai Rb bervariasi, maka diperoleh fungsi alih jaringan listrik seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Fungsi Alih Jaringan Listrik Rb( Ohm) 17 Fungsi Alih 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 0,03015 0,03752s 15,55 14,24 12,96 11,8 10,67 9,54 8,41 7,2 5,8 s + 17 + 19.28 s + 15 , 55 + 17.83 s + 14 , 24 + 16.52 s + 12 , 96 + 15.24 s + 11 , 8 + 14.08 s + 10 , 67 + 12.95 s + 9 , 54 + 11.82 s + 8 , 41 + 10.69 s + 7 ,2 + 9.48 s + 5 ,8 + 8.08 Tabel 1 memperlihatkan fungsi alih jaringan listrik dimana Rb yang berubah ubah antara 17 Ohm hingga 5,8 Ohm yang mewakili terjadinya kedip tegangan antara 8% hingga 17%. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan Pers. (3) yang dapat dituliskan menjadi: Eb Es Rb = (R 2 + ω2 Lb 2 (5) 2 2 + R b ) + ω 2 (L + L b ) Kemudian dari Pers. (5), diperoleh tegangan sumber E(s) : Es (R = 2 Rb Es + ω2 Lb 2 × Eb 2 2 40) + 3142 (0,00737 + 0,03015) 2 2 2 × 220 40 + 314 0,03015 = s 2 (2,28 + Es = E 2 + R b ) + ω 2 (L + L b ) 1787,5984 1600 1926,39696 = 1689,62598 + 1 38 , 79856 + 89 , 62598 × 220 × 220 = 234,909 Volt Dengan tegangan Es = 234,909 Volt dapat diperoleh persentasi kedip tegangan sesuai dengan perubahan nilai Rb. - Untuk Rb = 17 Ohm - Rb Eb = (R 2 2 + ω2 Lb 2 2 + R b ) + ω 2 (L + L b ) × Es Eb = 17 2 + (314 2 × 0,030152) (2,28 + 17) 2 + 314 2 (0,00737+ 0,03015) 2 × 234,9093 E b 3 78 , 6259824 = × 234,909 5 10 , 5169584 = 202,302 Volt Sehingga diperoleh % kedip tegangan : = • 220 − Eb 220− 202,302 × 100% = x100% = 8,04 % 220 220 Untuk Rb = 5,8 Ohm 5,8 2 + (3142 × 0,030152 ) Eb = (2,28 + 5,8) 2 Eb = + 314 2 (0,00737+ 0,03015 ) 2 123,2659 204,0849 × 234,909 × 234,9093 = 182 , 5645 Volt Sehingga diperoleh % kedip tegangan: % = 220 − E b × 100 % 220 = 220 − 182,5645 x 100 % = 17,02 % 220 Sedangkan untuk nilai Rb yang lain dengan rentang kedip tegangan antara 8% hingga 17% dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kedip Tegangan Tanpa Kompensator Seri Rb 17 15.55 14.24 12.96 11.8 10.67 9.54 8.41 7.2 5.8 Eb 202.3021 200.1134 197.9687 195.7235 193.574 191.399 189.1835 186.989 184.7663 182.5645 Rb2+w2LB2 378.6259824 331.4284824 292.4035824 257.5875824 228.8659824 203.4748824 180.6375824 160.3540824 141.4659824 123.2659824 (R+Rb)2+(w2(L+Lb)2 510.5169584 456.7074584 411.7089584 371.0561584 337.0449584 306.5010584 278.5109584 253.0746584 228.6689584 204.0849584 Es 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 234.9093 %kd 8.044% 9.039% 10.014% 11.035% 12.012% 13.000% 14.008% 15.005% 16.015% 17.016% Simulasi Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dibuatlah simulink pada kondisi normal dan kondisi kedip tegangan. Untuk kedip tegangan dibuat pada kondisi 8% dan 17 %. Selanjutnya model simulink dan hasil bentuk gelombang tegangan normal dengan range 1 detik diperlihatkan dalam Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Blok Diagram Simulasi Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal Gambar 3. Grafik Hasil Simulasi Jaringan Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal Kemudian pada Gambar 4 dan 6 merupakan sistem simulasi yang diberi sinyal masukan, yaitu amplitudo dan frekuensi pada blok Es, dan interval waktu pada komparator pengurang blok A1 dan A2. Kedua sinyal masukan tersebut dijumlahkan masing-masing pada komparator blok B1 dan B2. Sinyal keluaran dari blok B1 dan B2 sudah memiliki alokasi interval waktu masing-masing, selanjutnya dimasukkan pada blok fungsi alih sistem. Keluaran kotak B1 dimasukkan pada fungsi alih sistem yang dalam kondisi tegangan normal blok G1(s). B2 dimasukkan pada fungsi alih sistem dalam kondisi terjadi kedip tegangan blok G1(s). Untuk kondisi kedip tegangan 8% diperlihatkan dalam Gambar 4, sedangkan untuk kedip tegangan 17% diperlihatkan dalam Gambar 6. Selanjutnya, dengan menggabungkan kembali komparator jumlah blok C, hasilnya dapat dilihat pada blok display 1. Untuk hasil simulasi Gambar 4 dengan kondisi kedip tegangan yang terjadi sebesar 8 % dapat kita lihat pada Gambar 5. Pada kondisi 0 hingga 0,3 detik, tegangan di set dalam kondisi normal yaitu sebesar 220 Vrms, antara 0,3 hingga 0,6 detik terlihat terjadi kedip tegangan sebesar 8 % yaitu tegangan menjadi 202,457 Vrms dan waktu antara 0,6 detik hingga 1 detik tegangan kembali ke kondisi normal. Demikian pula untuk hasil simulasi Gambar 6 diperlihatkan dalam Gambar 7 dengan kondisi kedip tegangan yang terjadi sebesar 17 % pada waktu 0,3 hingga 0,6 detik dengan tegangan 182,922 Vrms. Gambar 4. Blok Diagram Simulasi Jaring Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal dan Kedip Tegangan 8 % Gambar 5. Grafik Hasil Simulasi Jaring Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal dan Kedip Tegangan 8% Gambar 6. Blok Diagram Simulasi Jaring Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal dan Kedip Tegangan 17 %. Gambar 7. Grafik Hasil Simulasi Jaring Sistem Tenaga Listrik dalam Kondisi Tegangan Normal dan Kedip Tegangan 17% 3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Menurut Mahmudsyah S. dan Pujiantara M., (2000) mutu tenaga listrik yang diterima oleh konsumen selalu berhubungan dengan beberapa parameter listrik baik dalam keadaan steady-state maupun dalam keadaan peralihan. Parameter listrik yang dimaksud adalah, variasi tegangan, variasi frekuensi, ketidak-seimbangan dan harmonik. Kedip tegangan (flicker voltage atau voltage dips) merupakan fluktuasi tegangan dalam waktu yang relatif singkat yang merupakan gangguan mutu pelayanan. Kedip tegangan adalah suatu fenomena fluktuasi tegangan terhadap harmonisa nominalnya dengan laju perubahan yang cepat. Selanjutnya, hasil penelitian Wardani (1996) mengungkapkan, terjadinya kedip tegangan ini akan mempercepat proses kerusakan komponen sistem dan mengganggu penglihatan terutama apabila menggunakan cahaya dari lampu pijar. Semakin besar fluktuasi tegangan, berarti semakin besar pula kedip tegangan yang terjadi .Gangguan tegangan pada suatu beban akan dirasakan oleh konsumen lain, terutama yang terpasang pada feeder atau saluran yang sama. Pengamatan terhadap kedip tegangan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan dan pelayanan tenaga listrik. Apabila hal ini diabaikan akan berakibat cukup serius yang akhirnya dapat menimbulkan masalah antara perusahaan pemasok listrik dengan konsumennya, karena memperpendek umur penggunaan peralatan serta merusak kesehatan mata. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan yang berubah-ubah akan memberikan peluang terjadinya kedip tegangan yang terjadi. Hasil pemodelan yang telah dibuat telah membuktikan bahwa semakin tinggi persentase (17%) kedip tegangan yang terjadi, maka semakin besar pula fluktuasi tegangan yang terjadi. Kemudian penggunaan fungsi alih tegangan untuk memodelkan kedip tegangan merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membuat simulasi dalam penelitian yang berhubungan dengan kedip tegangan. Model ini sangat sederhana, tetapi mempunyai akurasi yang tinggi, asalkan tidak terdapat kesalahan dalam analisis matematika yang digunakan. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 2. Penggunaan fungsi alih jaringan listrik dapat digunakan untuk memodelkan kedip tegangan dengan mengubahubah nilai tahanan beban (Rb). Semakin tinggi persentase perubahan kedip tegangan yang terjadi pada jaringan listrik, akan menyebabkan semakin besar fluktuasi tegangan yang terjadi dalam jaringan listrik. DAFTAR PUSTAKA Mahmudsyah S., dan Pujiantara M.. 2000, ”Fenomena Kedip Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dan Usaha Pebaikannya” Workshop Kedip Tegangan 2000 PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Nur Pamuji, dkk. (2000). ”Kedip Tegangan di Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali”, Workshop Kedip Tegangan 2000, PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali. Susanto J., dkk. (1992). “Pengukuran dan Analisa Kedip Tegangan di Gardu Induk Gunung Garuda yang Mensuplai Tanur Busur Listrik PT. Gunung Garuda”., Laporan Teknik LMK No. 012 DSL 007 J/92. Susanto J. (1993). “Survey Kedip Tegangan dengan Pengukuran Tegangan pada Kelistrikan Jawa Bali”, Energi dan Listrik Vol. 2 No. 2/3. Satrianto N., dkk. (2001). ”Studi Masalah Kedip Tegangan (Flicker) pada Sistem Tenaga Listrik”, Proceeding Seminar Nasional dan Workshop Tegangan Tinggi IV. Universitas Tanjung Pura. Stevenson, JR,W, D. (1994). Analisa Sistem Tenaga Listrik. Edisi Keempat . Erlangga, Jakarta. Wardani. (1996). “ Pengaruh Beban Industri pada Mutu Tenaga Listrik”. Energi dan Listrik, .Volume VI. No.2 Juni. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih sebesar-besaranya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini. Penelitian ini merupakan sebagian dari hasil penelitan Unggulan Perguruan Tinggi (UPT) Tahun I yang sementara dilaksanakan pada Tahun 2016 dibawa koodinasi Lembaga Penelitian Undana Kupang.