PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG Guru Pembimbing : Ramsiah, M. Pd. Disusun Oleh : Kelompok “Budi Prakarsa” Nama Anggota : Aditya Ronsi Syaputra M. Naufal Radithya Muhammad Al-Father Muhammad Dzaki Hadi Kelas : XI. MIPA 6 Tahun Pembelajaran 2022/2023 SMA NEGERI 6 PALEMBANG A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang vital bagi individu. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi dalam arti mental. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adanya Undang-Undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas penting sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan dapat mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya. Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan anak. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di bedakan menjadi dua golongan: [1] a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pretasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian lain yang masih memiliki kaitan dengan pretasi belajar siswa, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Budi Prakarsa pada tahun 2023 dengan judul penelitian “Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang” dalam penelitian tersebut di jelaskan tentang pengaruh fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap lingkungan belajar siswa dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh baik fasilitas belajar mapun lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. Lingkungan pertama yang mempengaruhi belajar anak adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Selain hal tersebut, lingkungan keluarga adalah lingkungan sosial siswa yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, demografi keluarga (letak rumah), ketegangan keluarga, Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga yang dekat, suasana rumah yang nyaman dan tentram, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua terhadap pendidikan berpengaruh pada pola pikir dan tumbuh kembang anak. Semuanya dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Contoh kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga (family management practices) yang keliru, seperti kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang, terutama perilaku menyimpang yang berat seperti anti sosial. Lingkungan kedua yang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dekat dengan aktifitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan, kurikulum, relasi guru dengan siswa yang sangat dekat, fasilitas siswa yang tercukupi, sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran seta suasana lingkungan sekolah yang tidak ramai. Semua berperan penting dalam perkembangan prestasi belajar anak. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, dilingkungan masyarakat ini anak belajar bersosialisasi, belajar tentang norma dan budaya yang baik. Yang etrmasuk lingkungan sosial anak adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi. Untuk itulah lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. [2] Dengan demikian, lingkungan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu pada proses belajar siswa maupun pada hasil belajar siswa. Tetapi kondisi nyata pada sekolah yang menjadi objek penelitian peneliti menunjukkan fakta yang berkebalikan dengan apa yang telah di paparkan di atas. Ada banyak perbedaan antara konsep atau teori dengan keadaan nyata di lapangan pada observasi awal. Diantaranya adalah lingkungan sekolah yang tidak kondusif dalam artian lokasi sekolah yang berada di bawah naungan KEMENDIKBUD/KEMENAG yang mana dalam satu lingkungan sekolah terdapat empat macam level pendidikan bukan hanya SD/MI saja tetapi ada SMP/MTs dan juga SMA/MA. Semua itu membuat suasana pembelajaran tidak efektif karena kondisi sekolah yang berbeda tingkatan pendidikan tersebut pasti juga memiliki perbedaan cara maupun peraturan yang berbeda pula. Masalah yang kedua adalah tempat tinggal siswa, ada yang bertempat tinggal jauh dari sekolah dan ada yang tinggal di sekitaran sekolah. Ada banyak perbedaan dari keduanya dan ini sangat unik sekali. Bagaimana keadaan siswa yang tinggal jauh dari keluarga dengan yang tinggal serumah dengan keluarga, terutama dalam kegiatan belajar dan aktivitas yang mendukung terhadap kelancaran belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam dengan mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang.” B. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah: a. Apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang ? b. Bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang? c. Seberapa besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang ? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah: a. Untuk menjelaskan apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang. b. Untuk menjelaskan bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang. c. Untuk menjelaskan seberapa besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang. D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian pastilah mempunyai suatu manfaat atau kegunaan. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya yang berkaitan dengan masalah peningkatan prestasi belajar siswa. b. Peneliti dan Calon Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai wahana ntuk mengkaji secara ilmiah gejala-gejala proses pendidikan dan mengetahui kondisi sebenarnya tentang lingkungan belajar yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah, Sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia pendidikan. Selain itu, diharapkan agar peneliti dapt meningkatkan profesionalisme di bidang penelitian dan pengajaran. Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian di bidang pendidikan dan menjadi referensi khususnya bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang ada dalam penelitian ini. c. Bagi Orang Tua Dengan adanya temuan penelitian ini, orang tua diharapkan dapat ikut berpartisipasi dan melibatkan diri dalam menunaikan keberhasilan belajar siswa di sekolah, khususnya dalam menyediakan suasana belajar yang kondusif serta nyaman dan aman bagi anak sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Orang tua diharapkan tidak hanya sekedar memnuhi segala macam kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan oleh anak, tetapi juga dapat menciptakan iklim dan lingkungan yang mendukung anak untuk dapat belajar dengan aman dan nyaman sesuai dengan karakteristik anak. Sebab sesungguhnya anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah terutama di rumah, dari pada di dalam sekolah. d. Bagi Guru Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk dapat memanfaatkan dengan semaksimal mungkin fasilitas yang ada serta menciptakan suasana yang efektif dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. d. Lembaga Pendidikan Melalui temuan penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh masukan, gambaran, serta informasi yang konkrit tentang pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi siswa SMA Negeri 6 Palembang yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjang peningkatan kualitas lulusan dan lembaga terkait, khususnya SMA Negeri 6 Palembang. Selain itu, diharapkan sekolah dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang sangat menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman penuh dengan suasana edukasi yang mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni hipotesis nol yang menyatakan tidak ada pengaruh/tidak ada perbedaan, dan hipotesis alternatif yang menunjukkan ada pengaruh/ada hubungan/ada perbuatan. Berdasarkan pembagian tersebut, maka hipotesis nol (Ho) penelitian ini adalah: e. “Tidak ada pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang.” Adapun hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini adalah: f. “Ada pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang. F. Asumsi Penelitian Penelitian memerlukan asumsi penelitian sebagai landasan berpikir dan berpijak bagi peneliti. Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang”, mengemukakan asumsi antara lain: a. Faktor-faktor atau variabel lain yang baik yang ada di dalam maupun yang ada diluar faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar seperti Kurikulum, motivasi, kemampuan kognitif, guru dan lain-lain dianggap konstan atau tidak terkait secara signifikan dengan prestasi belajar siswa. b. Variabel lingkungan belajar terhadap prestasi belajar dapar diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur fenomenafenomena sosial di masyarakat. c. Siswa (siswa SMA Negeri 6 Palembang) sebagai responden jujur, mengerti dan memahami isi angket yang diajukan untuk penelitian. G. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang”, dapat di rumuskan sub bagian ruang lingkup sebagai berikut: Ruang lingkup penelitian ini meliputi dua variabel penelitian, yakni: (1) satu variabel bebas yakni lingkungan belajar, dan (2) satu variabel terikat yakni prestasi belajar. Kedua variabel diatas selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Di dalam ruang lingkup atau batasan masalah ini peneliti hanya membatasi lingkungan belajar (variabel bebas) fokus pada lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Adapun penjabaran variabel penelitian menjadi indikator penelitian ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Penjabaran Variabel Penelitian ke dalam Indikator Penelitian No. Variabel Sub Variabel Indikator 1 Lingkungan Lingkungan eksternala. Lingkungan keluarga belajar b. Lingkungan sekolah 2 Prestasi Belajar Nilai Siswa a. Nilai Ulangan Harian b. Nilai PHB c. Nilai PAT H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan atas konsep atau variabel penelitian yang ada dalam judul penelitian. [3] Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik yang dapat membuat peserta didik merasa senang, nyaman, aman, dan termotivasi untuk belajar yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. b. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperolah pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru yang ditunjukkan dengan angka-angka yang tertera pada nilai rata-rata ulangan harian siswa. I. Kajian Pustaka 1. Lingkungan Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan berlaku seumur hidup. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto [4] “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Menurut Ngalim, belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan atau kecakapan.”[5] Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. [6] Menurut Sumadi Suryabrata bahwa belajar itu membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru serta perubahan itu terjadi karena usaha. [7] Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. [8] Ciri-ciri Belajar yang diungkapkan oleh Burhanuddin dan Wahyuni, yaitu sebagai berikut: [9] 1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku 2. Perubahan perilaku relatif permanen 3. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. 4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman 5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Menurut Cronbach belajar adalah: “Learning is shown by a change in behavior as result of experience”.Sedangkan menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu waktu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. [10] Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. b. Pengertian Lingkungan Belajar Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu dikelilingi oleh lingkungan dan terdapat hubungan timbal balik antara keduanya. Disatu sisi lingkungan dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsungnya di dalamnya. Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara fisiologis, psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut: [11] a. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjer-kelenjer indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. b. Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, dan kapasitas intelektual. c. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternaldalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini. Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain). Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. 1. Lingkungan keluarga Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Tetapi tidak semua anak bisa mendapatkan fasilitas tersebut karena beberapa faktor diantaranya anak harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari lingkungan sekitar misalnya atau lembaga pendidikan bersangkutan mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama dan bisa juga orang tua lebih mempercayakan lembaga pendidikan lain untuk mendidik anak-anaknya agar lebih mandiri misalnya pondok pensantren, harapan orang tua dengan bertempat tinggal di pesantren anak tidak hanya belajar mandiri tetapi juga belajar mendalami ilmu agama. 2. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana anak mendapatkan pendidikan formal. Suatu lembaga yang membantu anak untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan pendidikan dan program pendidikan yang telah ditentukan sehingga anak diharapkan dapat mengembangkan kompetensi mereka dan membantu orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya. 3. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal bersama saling berinteraksi satu sama lainnya dengan terikat oleh norma atau tata tertib dan budaya mereka. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak diantaranya kepribadian anak. Kegiatan siswa dalam masyarakat bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah perilaku anak bagaimana cara mereka merespon dan juga memahami tata tertib dan budaya yang mungkin berbeda di masyarakat. Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam. Sartain dalam M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu: [12] a. Lingkungan alam atau lingkungan luar (external or physical environment), ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya. b. Lingkungan dalam (internal environment), ialah segala sesuatu yang telah termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita. c. Lingkungan sosial (sosial environment), adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Sumadi, “Prestasi Belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan Prestasi Belajar yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu. Menurut Nana, Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Menurut Purwanto dalam buku karya Muhammad Thobroni berjudul “Belajar dan Pembelajaran”, mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya perubahan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut. 1. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut. a. Faktor kematangan atau pertumbuhan b. Faktor kecerdasan atau inteligensi c. Faktor latihan dan ulangan d. Faktor motivasi e. Faktor pribadi 2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor diluar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut. a. Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga b. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi bagi anak-anaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk, dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar. c. Faktor guru dan cara mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. d. e. Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Ada faktor yang memengaruhi hasl belajarnya, seperti kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya. f. Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orangtua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan. [13] Menurut Slameto, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, Yaitu:[14] 1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, Disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah:[15] 1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a. Faktor intelektif yang meliputi: 1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat 2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri atas: 1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok b. Faktor budaya c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:[16] 1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Faktor-faktor atau hal-hal yang mempengaruhi belajar juga diungkapkan oleh Wasty Soemanto.[17] Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu. 1. Faktor-faktor stimuli belajar Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengedakan reaksi atau perbuatan belaajar. Stimuli dalam hal ini mencakup. a. Panjangnya bahan pelajaran b. Kesulitan bahan pelajaran c. Berartinya bahan pelajaran d. Berat-ringannya tugas e. Suasana lingkungan eksternal Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. 2. Faktor-faktor metode belajar a. Kegiatan berlatih atau praktik b. Overlearning dan drill c. Resitasi selama belajar d. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. e. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian f. Penggunaan modalitas indra g. Penggunaan dalam belajar h. Bimbingan dalam belajar i. Kondisi-kondisi insentif 3. Faktor-faktor individual a. Kematangan b. Faktor usia kronologis c. Faktor perbedaan jenis kelamin d. Pengalaman sebelumnya e. Kapasitas mental f. Kondisi kesehatan jasmani g. Kondisi kesehatan rohani h. Motivasi J. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini hendak mengkaji pengaruh Lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 6 Palembang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif. Hal ini berdasarkan kepada definisi dari kedua hal tersebut, yakni penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentasi, rata-rata, chi kuadrat dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. penelitian ini berjenis korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada dalam suatu populasi. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay[18], merupakan salah satu bagian penelitianex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Penelitian ini bukan bukan hanya mendeskripsikan saja tetapi juga bisa memastikan berapa besar hubungan antar variabel. Karena penelitian ini berjenis korelasional, maka hubungan antar variabel dalam penelitian ini berbentuk hubungan tidak simetris yang bertujuan mengetahui besarnya hubungan antar variabel, variabel independen (lingkungan belajar) terhadap variabel dependen (prestasi belajar). Dengan demikian, nantinya dapat diketahui dari data yang diperoleh yang telah dianalisis mengenai seberapa besar variabel independen (lingkungan belajar) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (prestasi belajar) yang ditunjukkan dengan angka-angka mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. K. Lokasi Penelitian Sesuai dengan hasil pengamatan dan penjajagan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang keberadaan SMA Negeri 6 Palembang sehingga lokasi penelitian dalam karya ini dilakukan di SMA Negeri 6 Palembang. L. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menangkap data penelitian.[19] Dalam pengumpulan data pada penelitian kuantitatif, peneliti dapat menggunakan instrumen penelitian antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman kuesioner (angket). Dalam penelitian ini alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah non tes, yakni berupa angket atau kuesioner. Butir-butir pertanyaan dalam angket dikembangkan berdasar atas teori pembelajaran dan juga teori tentang prestasi belajar yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respon dalam skala ukur yang telah disediakan. [20] Adapun pengembangan instrumen untuk masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner untuk mendiagnosis tingkat pengaruh Lingkungan Belajar Siswa dirancang untuk mengungkap tingkat prestasi belajar siswa yang telah dilaksanakan oleh siswa selama proses pembelajaran, yakni ada dua sub variabel yang diukur dalam lingkungan belajar siswa, yakni: (1) Lingkungan Keluarga, (2) Lingkungan Sekolah. Butir-butir pernyataan dalam angket dikembangkan dari indikator berdasarkan teori yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian. Pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan skala likert. Jawaban dari setiap butir pernyataan memiliki tingkatan dari yang sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata dengan skor dari tiap pilihan jawaban atas pernyataan sebagai berikut: a. Skor 5 : untuk jawaban sangat setuju b. Skor 4 : untuk jawaban setuju c. Skor 3 : untuk jawaban kurang setuju d. Skor 2 : untuk jawaban tidak setuju e. Skor 1 : untuk jawaban sangat tidak setuju Terdapat 20 pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap variabel lingkungan belajar. Dari keseluruhan pernyataan tersebut, diperoleh skor total terendah sebesar 20 (didapat dari hasil perkalian antara skor 1 dengan banyaknya butir pernyataan, yaitu 20 butir) dan skor total tertinggi sebesar 100 (didapat dari hasil perkalian antara skor 5 dengan banyaknya butir pernyataan yaitu 20 butir). 2. Peneliti menggunakan nilai ulangan harian, nilai Penilaian Harian Bersama (PHB) dan nilai Penilaian Akhir Tahun (UAS) untuk mengetahui data tentang prestasi belajar siswa dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian misalnya dokumen mengenai profil sekolah. M. Data dan Sumber Data Peneliti mengadakan suatu penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang. Untuk penelitian ini dapat dipaparkan bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer berupa persepsi siswa terhadap lingkungan belajar sebagai variabel bebas (X) terdiri dari lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2), sedangkan data sekundernya adalah prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) yang mana datanya diambil dari rata-rata sekor tes seluruh mata pelajaran yang telah diolah oleh wali kelas. Untuk menggambarkan secara lebih jelas tentang data yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 2.1 Data dan Sumber Data Penelitian No. 1. 2. Data Sumber Data Lingkungan belajar siswa (lingkungan Siswa (Responden) keluarga dan lingkungan sekolah) Prestasi belajar siswa Dokumen (rata-rata sekor tes) Interview (wali kelas) N. Prosedur Pengumpulan Data Setiap data yang dicari di lapangan memerlukan cara yang berbeda-beda dalam mendapatkannya. Untuk memperoleh, langkah-langkah dan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Untuk memperoleh data faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dijaring melalui angket. b. Untuk memperoleh data adanya hubungan antara lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa dijaring melalui angket. c. Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar, peneliti mencari data yang sesuai, yaitu berupa catatan nilai Ulangan Harian, PHB, dan PAT siswa SMA Negeri 6 Palembang. d. Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan gambaran umum lembaga dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 6 Palembang, peneliti mencari data yang sesuai, yaitu menggunakan angket. e. Wawancara. Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar siswa yaitu wawancara dengan siswa SMA Negeri 6 Palembang. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat sepenuhnya dalam pengumpulan data. Seluruh orang yang terlibat dalam proses pengumpulan data sepenuhnya masih dalam pengawasan peneliti. O. Analisis Data Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Proses analisis data merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian assosiatif. Hipotesis assosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antara variabel penelitian. Kekuatan hubungan antarvariabel tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Pengujian hipotesis assosiatif dilakukan dengan cara menghitung dan menguji signifikansi koefisien korelasi. Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan. Pengujian hipotesis assosiatif untuk jenis data interval atau rasio digunakan teknik statistik yaitu uji korelasi Pearson yang digunakan menguji hipotesis hubungan antara dua variabel. [21] Sehubungan dengan uji validitas maka digunakan uji validitas isi yaitu derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Di mana uji [22] validitas alat pengukuran ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek kerangka konsep. Maksudnya disini yaitu dapat berupa itemitem atau butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner. Dari jawaban yang diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan korelasi antara butir item dengan skor total menggunakan teknik korelasi. Uji validitas dilakukan dengan teknik product moment. Untuk menguji reliabilitas (konsistensi) suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Maka digunakan teknik pengukuran tes alpha cronbach yaitu ketika pengukuran tes sikap yang mempunyai item standar pilihan ganda atau dalam bentk tes esai. P. Daftar Pustaka Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwanto, Ngalim, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya. Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan Baru. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Soemanto, Wasty, 1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).Jakarta: PT Rineka Cipta. Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukardi, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa, 2011. Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional). Jogjakarta: Ar Ruzz Media. Trianto, 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wahidmurni, 2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan,Malang: UM PRESS.