Uploaded by 23. M Dzaki Hadi X.6

PROPOSAL PENELITIAN (3)

advertisement
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG
Guru Pembimbing :
Ramsiah, M. Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok
“Budi Prakarsa”
Nama Anggota :
Aditya Ronsi Syaputra
M. Naufal Radithya
Muhammad Al-Father
Muhammad Dzaki Hadi
Kelas :
XI. MIPA 6
Tahun Pembelajaran 2022/2023
SMA NEGERI 6 PALEMBANG
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi pada
dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang vital bagi individu. Dalam arti
sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih
tinggi dalam arti mental. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah
satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Adanya Undang-Undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas
utama untuk diusahakan kelengkapan sarana dan prasarananya terutama untuk
sekolah. Salah satu tugas penting sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat
mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan dapat mencapai
perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan
prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya.
Manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan. Lingkungan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari
waktu ke waktu, sehingga antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal
balik dimana lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga
mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, lingkungan
merupakan sumber belajar yang berpengaruh dalam proses belajar dan perkembangan
anak.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
anak. Menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi
belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri dari atas
faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor ekstern
yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
di bedakan menjadi dua golongan: [1]
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b.
Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke
dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,
latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara
lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pretasi belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian lain yang masih
memiliki kaitan dengan pretasi belajar siswa, antara lain penelitian yang dilakukan
oleh Kelompok Budi Prakarsa pada tahun 2023 dengan judul penelitian “Pengaruh
Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6
Palembang” dalam penelitian tersebut di jelaskan tentang pengaruh fasilitas belajar
dan lingkungan belajar terhadap lingkungan belajar siswa dengan hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh baik fasilitas belajar mapun lingkungan belajar
terhadap prestasi belajar siswa.
Lingkungan mempengaruhi perkembangan individu. Lingkungan banyak
memberikan pengalaman kepada individu. Pengalaman yang diperoleh oleh individu
ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
Lingkungan pertama yang mempengaruhi belajar anak adalah lingkungan
keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra
sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain hal tersebut, lingkungan keluarga adalah lingkungan sosial siswa yang banyak
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan
keluarga, demografi keluarga (letak rumah), ketegangan keluarga, Cara orang tua
mendidik anak, relasi antara anggota keluarga yang dekat, suasana rumah yang
nyaman dan tentram, keadaan ekonomi keluarga dan perhatian orang tua terhadap
pendidikan berpengaruh pada pola pikir dan tumbuh kembang anak. Semuanya dapat
memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai
oleh siswa. Contoh kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola
keluarga (family management practices) yang keliru, seperti kelalaian orangtua dalam
memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini,
bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku
menyimpang, terutama perilaku menyimpang yang berat seperti anti sosial.
Lingkungan kedua yang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah
lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat dekat
dengan aktifitas anak dilihat dari cara mengajar yang menyenangkan, kurikulum,
relasi guru dengan siswa yang sangat dekat, fasilitas siswa yang tercukupi, sarana dan
prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran seta suasana
lingkungan sekolah yang tidak ramai. Semua berperan penting dalam perkembangan
prestasi belajar anak.
Lingkungan ketiga adalah masyarakat, dilingkungan masyarakat ini anak belajar
bersosialisasi, belajar tentang norma dan budaya yang baik. Yang etrmasuk
lingkungan sosial anak adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di
lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya akan
sangat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi. Untuk itulah lingkungan
masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. [2]
Dengan demikian, lingkungan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa baik itu pada proses belajar siswa maupun
pada hasil belajar siswa.
Tetapi kondisi nyata pada sekolah yang menjadi objek penelitian peneliti
menunjukkan fakta yang berkebalikan dengan apa yang telah di paparkan di atas. Ada
banyak perbedaan antara konsep atau teori dengan keadaan nyata di lapangan pada
observasi awal. Diantaranya adalah lingkungan sekolah yang tidak kondusif dalam
artian lokasi sekolah yang berada di bawah naungan KEMENDIKBUD/KEMENAG
yang mana dalam satu lingkungan sekolah terdapat empat macam level pendidikan
bukan hanya SD/MI saja tetapi ada SMP/MTs dan juga SMA/MA. Semua itu
membuat suasana pembelajaran tidak efektif karena kondisi sekolah yang berbeda
tingkatan pendidikan tersebut pasti juga memiliki perbedaan cara maupun peraturan
yang berbeda pula.
Masalah yang kedua adalah tempat tinggal siswa, ada yang bertempat tinggal
jauh dari sekolah dan ada yang tinggal di sekitaran sekolah. Ada banyak perbedaan
dari keduanya dan ini sangat unik sekali. Bagaimana keadaan siswa yang tinggal jauh
dari keluarga dengan yang tinggal serumah dengan keluarga, terutama dalam kegiatan
belajar dan aktivitas yang mendukung terhadap kelancaran belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam
dengan mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMA Negeri 6 Palembang.”
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
SMA Negeri 6 Palembang ?
b.
Bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA
Negeri 6 Palembang?
c.
Seberapa besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA
Negeri 6 Palembang ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis Pengaruh Lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini
sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah:
a.
Untuk menjelaskan apakah terdapat Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang.
b.
Untuk menjelaskan bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang.
c.
Untuk menjelaskan seberapa besar Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang.
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pastilah mempunyai suatu manfaat atau kegunaan. Adapun hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a.
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap
penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya. Selain itu hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya yang
berkaitan dengan masalah peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Peneliti dan Calon Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai wahana ntuk mengkaji secara ilmiah
gejala-gejala proses pendidikan dan mengetahui kondisi sebenarnya tentang
lingkungan belajar yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah,
Sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia pendidikan.
Selain itu, diharapkan agar peneliti dapt meningkatkan profesionalisme di bidang
penelitian dan pengajaran. Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi
inspirasi bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian di bidang
pendidikan dan menjadi referensi khususnya bagi peneliti selanjutnya yang akan
mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang ada dalam penelitian ini.
c.
Bagi Orang Tua
Dengan adanya temuan penelitian ini, orang tua diharapkan dapat ikut
berpartisipasi dan melibatkan diri dalam menunaikan keberhasilan belajar siswa di
sekolah, khususnya dalam menyediakan suasana belajar yang kondusif serta nyaman
dan aman bagi anak sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Orang tua
diharapkan tidak hanya sekedar memnuhi segala macam kebutuhan dan fasilitas yang
diperlukan oleh anak, tetapi juga dapat menciptakan iklim dan lingkungan yang
mendukung anak untuk dapat belajar dengan aman dan nyaman sesuai dengan
karakteristik anak. Sebab sesungguhnya anak lebih banyak menghabiskan waktunya
di luar sekolah terutama di rumah, dari pada di dalam sekolah.
d. Bagi Guru
Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk
dapat memanfaatkan dengan semaksimal mungkin fasilitas yang ada serta
menciptakan suasana yang efektif dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
d. Lembaga Pendidikan
Melalui temuan penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh masukan,
gambaran, serta informasi yang konkrit tentang pengaruh lingkungan belajar terhadap
prestasi siswa SMA Negeri 6 Palembang yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator yang menunjang peningkatan kualitas lulusan dan lembaga terkait,
khususnya SMA Negeri 6 Palembang. Selain itu, diharapkan sekolah dapat
menyediakan fasilitas-fasilitas yang sangat menunjang dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah serta menciptakan lingkungan belajar yang nyaman penuh
dengan suasana edukasi yang mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis terbagi menjadi dua jenis, yakni hipotesis nol yang menyatakan tidak
ada pengaruh/tidak ada perbedaan, dan hipotesis alternatif yang menunjukkan ada
pengaruh/ada hubungan/ada perbuatan. Berdasarkan pembagian tersebut, maka
hipotesis nol (Ho) penelitian ini adalah:
e.
“Tidak ada pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMA Negeri 6 Palembang.”
Adapun hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini adalah:
f.
“Ada pengaruh signifikan dari Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa
SMA Negeri 6 Palembang.
F. Asumsi Penelitian
Penelitian memerlukan asumsi penelitian sebagai landasan berpikir dan berpijak
bagi peneliti. Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang”, mengemukakan asumsi
antara lain:
a. Faktor-faktor atau variabel lain yang baik yang ada di dalam maupun yang ada diluar
faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar seperti Kurikulum, motivasi,
kemampuan kognitif, guru dan lain-lain dianggap konstan atau tidak terkait secara
signifikan dengan prestasi belajar siswa.
b.
Variabel lingkungan belajar terhadap prestasi belajar dapar diukur dengan
menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur fenomenafenomena sosial di masyarakat.
c.
Siswa (siswa SMA Negeri 6 Palembang) sebagai responden jujur, mengerti dan
memahami isi angket yang diajukan untuk penelitian.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 6 Palembang”, dapat di rumuskan sub bagian
ruang lingkup sebagai berikut:
Ruang lingkup penelitian ini meliputi dua variabel penelitian, yakni: (1) satu variabel
bebas yakni lingkungan belajar, dan (2) satu variabel terikat yakni prestasi belajar.
Kedua variabel diatas selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator berdasarkan teori
yang dikemukakan oleh para ahli. Di dalam ruang lingkup atau batasan masalah ini
peneliti hanya membatasi lingkungan belajar (variabel bebas) fokus pada lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah. Adapun penjabaran variabel penelitian menjadi
indikator penelitian ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Penjabaran Variabel Penelitian ke dalam Indikator Penelitian
No. Variabel
Sub Variabel
Indikator
1
Lingkungan
Lingkungan eksternala. Lingkungan keluarga
belajar
b. Lingkungan sekolah
2
Prestasi Belajar
Nilai Siswa
a. Nilai Ulangan Harian
b. Nilai PHB
c. Nilai PAT
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan atas konsep atau variabel penelitian
yang ada dalam judul penelitian.
[3]
Definisi operasional dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik yang
dapat membuat peserta didik merasa senang, nyaman, aman, dan termotivasi untuk
belajar yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
b.
Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperolah
pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa dalam waktu tertentu. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru yang
ditunjukkan dengan angka-angka yang tertera pada nilai rata-rata ulangan harian
siswa.
I. Kajian Pustaka
1. Lingkungan Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan berlaku
seumur hidup. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Slameto [4] “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Menurut Ngalim, belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan atau kecakapan.”[5]
Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. [6]
Menurut Sumadi Suryabrata bahwa belajar itu membawa perubahan dan
perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru serta perubahan
itu terjadi karena usaha. [7]
Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. [8]
Ciri-ciri Belajar yang diungkapkan oleh Burhanuddin dan Wahyuni, yaitu
sebagai berikut: [9]
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
2. Perubahan perilaku relatif permanen
3. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar berlangsung,
perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Menurut Cronbach belajar adalah:
“Learning
is
shown
by
a
change
in
behavior
as
result
of
experience”.Sedangkan menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu waktu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi. [10]
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar,
manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah
lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari
belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita
pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan
bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya
yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang
berbeda tentang belajar.
b. Pengertian Lingkungan Belajar
Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang disebut dengan
lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu dikelilingi oleh lingkungan
dan terdapat hubungan timbal balik antara keduanya. Disatu sisi lingkungan dapat
mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi lain manusia juga dapat mempengaruhi
lingkungan. Demikian dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber
belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsungnya
di dalamnya.
Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara fisiologis,
psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut: [11]
a. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah,
pernafasan, pencernaan makanan, kelenjer-kelenjer indokrin, sel-sel pertumbuhan dan
kesehatan jasmani.
b. Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu
mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa :
sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,
kebutuhan, kemauan, dan kapasitas intelektual.
c. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi
eksternaldalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup
keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan
pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah sekitar yang dengan
sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah,
alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain).
Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
1. Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian
anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus
menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana
edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan
tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Tetapi tidak
semua anak bisa mendapatkan fasilitas tersebut karena beberapa faktor diantaranya
anak harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dari lingkungan sekitar misalnya atau lembaga pendidikan
bersangkutan mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama dan bisa juga orang tua
lebih mempercayakan lembaga pendidikan lain untuk mendidik anak-anaknya agar
lebih mandiri misalnya pondok pensantren, harapan orang tua dengan bertempat
tinggal di pesantren anak tidak hanya belajar mandiri tetapi juga belajar mendalami
ilmu agama.
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana anak mendapatkan pendidikan formal.
Suatu lembaga yang membantu anak untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan
pendidikan dan program pendidikan yang telah ditentukan sehingga anak diharapkan
dapat mengembangkan kompetensi mereka dan membantu orang tua untuk mendidik
anak-anak mereka. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah
diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata
tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat
meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan
mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai
lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya.
3. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal bersama saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan terikat oleh norma atau tata tertib dan budaya
mereka. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian,
suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi
masyarakat yang majemuk. Secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah
mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan. Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi anak diantaranya kepribadian anak. Kegiatan siswa dalam masyarakat
bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah perilaku anak bagaimana cara
mereka merespon dan juga memahami tata tertib dan budaya yang mungkin berbeda
di masyarakat.
Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam. Sartain dalam
M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu: [12]
a.
Lingkungan alam atau lingkungan luar (external or physical environment), ialah
segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia,
tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.
b. Lingkungan dalam (internal environment), ialah segala sesuatu yang telah termasuk
dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita.
c. Lingkungan sosial (sosial environment), adalah semua orang atau manusia lain yang
mempengaruhi kita.
2. Prestasi Belajar
a.
Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Sumadi, “Prestasi Belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi
Belajar siswa selama waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah
memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan Prestasi Belajar
yang dicapai oleh siswa dalam waktu tertentu. Menurut Nana,
Hasil belajar
atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh
seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Prestasi belajar
adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi
belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh
Sutratinah bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang
dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Menurut Purwanto dalam buku karya Muhammad Thobroni berjudul “Belajar dan
Pembelajaran”, mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya perubahan dalam belajar
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai
berikut.
1.
Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor
individual meliputi hal-hal berikut.
a.
Faktor kematangan atau pertumbuhan
b.
Faktor kecerdasan atau inteligensi
c.
Faktor latihan dan ulangan
d.
Faktor motivasi
e.
Faktor pribadi
2.
Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor
diluar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut.
a.
Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga
b.
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan
sampai di mana belajar dialami anak-anak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi
bagi anak-anaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi
suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk, dalam faktor
keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan dalam belajar.
c.
Faktor guru dan cara mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan
tersebut kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.
d.
e.
Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar.
Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Ada faktor yang memengaruhi hasl
belajarnya, seperti kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada
kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di
luar kemampuannya.
f.
Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orangtua yang selalu
mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak
saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan. [13]
Menurut Slameto, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang
digolongkan menjadi dua golongan, Yaitu:[14]
1)
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara
lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.
2)
Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga
(cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah
(metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
Disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri
(faktor
eksternal)
individu.
Pengenalan
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid
dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:[15]
1.
Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang
termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2.
Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
a.
Faktor intelektif yang meliputi:
1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b.
Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3.
Faktor kematangan fisik maupun psikis
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a.
Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya
c.
Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4.
Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan, mengungkapkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:[16]
1. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3.
Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor atau hal-hal yang mempengaruhi belajar juga diungkapkan oleh
Wasty Soemanto.[17] Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu.
1. Faktor-faktor stimuli belajar
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu yang
merangsang individu itu untuk mengedakan reaksi atau perbuatan belaajar. Stimuli
dalam hal ini mencakup.
a.
Panjangnya bahan pelajaran
b. Kesulitan bahan pelajaran
c.
Berartinya bahan pelajaran
d. Berat-ringannya tugas
e.
Suasana lingkungan eksternal
Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab
individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.
2. Faktor-faktor metode belajar
a.
Kegiatan berlatih atau praktik
b. Overlearning dan drill
c.
Resitasi selama belajar
d. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil
belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan
mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha
meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
e.
Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
f.
Penggunaan modalitas indra
g. Penggunaan dalam belajar
h. Bimbingan dalam belajar
i.
Kondisi-kondisi insentif
3. Faktor-faktor individual
a.
Kematangan
b. Faktor usia kronologis
c.
Faktor perbedaan jenis kelamin
d. Pengalaman sebelumnya
e.
Kapasitas mental
f.
Kondisi kesehatan jasmani
g. Kondisi kesehatan rohani
h. Motivasi
J. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini hendak mengkaji pengaruh Lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar siswa SMA Negeri 6 Palembang. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif. Hal ini berdasarkan kepada definisi dari
kedua hal tersebut, yakni penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang
didasarkan atas perhitungan persentasi, rata-rata, chi kuadrat dan perhitungan statistik
lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan
atau angka atau kuantitas. penelitian ini berjenis korelasional yaitu penelitian yang
dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada dalam
suatu populasi. Penelitian korelasi, seperti yang dikatakan Gay[18], merupakan salah
satu bagian penelitianex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi
keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Penelitian ini bukan
bukan hanya mendeskripsikan saja tetapi juga bisa memastikan berapa besar
hubungan antar variabel. Karena penelitian ini berjenis korelasional, maka hubungan
antar variabel dalam penelitian ini berbentuk hubungan tidak simetris yang bertujuan
mengetahui besarnya hubungan antar variabel, variabel independen (lingkungan
belajar) terhadap variabel dependen (prestasi belajar). Dengan demikian, nantinya
dapat diketahui dari data yang diperoleh yang telah dianalisis mengenai seberapa
besar variabel independen (lingkungan belajar) memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen (prestasi belajar) yang ditunjukkan dengan angka-angka mengingat
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
K. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan hasil pengamatan dan penjajagan studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang
keberadaan SMA Negeri 6 Palembang sehingga lokasi penelitian dalam karya ini
dilakukan di SMA Negeri 6 Palembang.
L. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menangkap data
penelitian.[19] Dalam pengumpulan data pada penelitian kuantitatif, peneliti dapat
menggunakan instrumen penelitian antara lain pedoman wawancara, pedoman
observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman kuesioner (angket).
Dalam penelitian ini alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah
non tes, yakni berupa angket atau kuesioner. Butir-butir pertanyaan dalam angket
dikembangkan berdasar atas teori pembelajaran dan juga teori tentang prestasi belajar
yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian. Pertanyaan atau pernyataan
dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang menilai
sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan
pilihan jawaban atau respon dalam skala ukur yang telah disediakan. [20]
Adapun pengembangan instrumen untuk masing-masing variabel penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner untuk mendiagnosis tingkat pengaruh Lingkungan Belajar Siswa dirancang
untuk mengungkap tingkat prestasi belajar siswa yang telah dilaksanakan oleh siswa
selama proses pembelajaran, yakni ada dua sub variabel yang diukur dalam
lingkungan belajar siswa, yakni: (1) Lingkungan Keluarga, (2) Lingkungan
Sekolah. Butir-butir pernyataan dalam angket dikembangkan dari indikator
berdasarkan teori yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian. Pernyataan
tersebut diukur dengan menggunakan skala likert. Jawaban dari setiap butir
pernyataan memiliki tingkatan dari yang sangat positif sampai sangat negatif, yang
berupa kata-kata dengan skor dari tiap pilihan jawaban atas pernyataan sebagai
berikut:
a. Skor 5 : untuk jawaban sangat setuju
b. Skor 4
: untuk jawaban setuju
c. Skor 3 : untuk jawaban kurang setuju
d. Skor 2
: untuk jawaban tidak setuju
e. Skor 1 : untuk jawaban sangat tidak setuju
Terdapat 20 pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap variabel lingkungan
belajar. Dari keseluruhan pernyataan tersebut, diperoleh skor total terendah sebesar 20
(didapat dari hasil perkalian antara skor 1 dengan banyaknya butir pernyataan, yaitu
20 butir) dan skor total tertinggi sebesar 100 (didapat dari hasil perkalian antara skor
5 dengan banyaknya butir pernyataan yaitu 20 butir).
2.
Peneliti menggunakan nilai ulangan harian, nilai Penilaian Harian Bersama (PHB)
dan nilai Penilaian Akhir Tahun (UAS) untuk mengetahui data tentang prestasi belajar
siswa dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian misalnya dokumen
mengenai profil sekolah.
M. Data dan Sumber Data
Peneliti mengadakan suatu penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif
berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri
6 Palembang. Untuk penelitian ini dapat dipaparkan bahwa data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer berupa
persepsi siswa terhadap lingkungan belajar sebagai variabel bebas (X) terdiri dari
lingkungan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2), sedangkan data sekundernya
adalah prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) yang mana datanya diambil
dari rata-rata sekor tes seluruh mata pelajaran yang telah diolah oleh wali kelas. Untuk
menggambarkan secara lebih jelas tentang data yang digunakan dalam penelitian ini,
dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 2.1 Data dan Sumber Data Penelitian
No.
1.
2.
Data
Sumber Data
Lingkungan belajar siswa (lingkungan Siswa (Responden)
keluarga dan lingkungan sekolah)
Prestasi belajar siswa
Dokumen
(rata-rata
sekor tes)
Interview (wali kelas)
N. Prosedur Pengumpulan Data
Setiap data yang dicari di lapangan memerlukan cara yang berbeda-beda dalam
mendapatkannya. Untuk memperoleh, langkah-langkah dan teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk memperoleh data faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dijaring melalui angket.
b. Untuk memperoleh data adanya hubungan antara lingkungan belajar terhadap prestasi
belajar siswa dijaring melalui angket.
c.
Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar, peneliti
mencari data yang sesuai, yaitu berupa catatan nilai Ulangan Harian, PHB, dan PAT
siswa SMA Negeri 6 Palembang.
d.
Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan gambaran umum lembaga
dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 6 Palembang, peneliti mencari data yang
sesuai, yaitu menggunakan angket.
e.
Wawancara. Untuk memperoleh data terkait dengan prestasi belajar siswa yaitu
wawancara dengan siswa SMA Negeri 6 Palembang.
Dalam penelitian ini, peneliti terlibat sepenuhnya dalam pengumpulan data.
Seluruh orang yang terlibat dalam proses pengumpulan data sepenuhnya masih dalam
pengawasan peneliti.
O. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Proses analisis data merupakan
usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian. Penelitian ini adalah
penelitian assosiatif. Hipotesis assosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antara
variabel penelitian. Kekuatan hubungan antarvariabel tersebut dinyatakan dalam
koefisien korelasi. Pengujian hipotesis assosiatif dilakukan dengan cara menghitung
dan menguji signifikansi koefisien korelasi. Nilai yang mendekati nol berarti
lemahnya hubungan dan nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya
hubungan.
Pengujian hipotesis assosiatif untuk jenis data interval atau rasio digunakan
teknik statistik yaitu uji korelasi Pearson yang digunakan menguji hipotesis hubungan
antara dua variabel. [21]
Sehubungan dengan uji validitas maka digunakan uji validitas isi yaitu derajat di
mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur.
Di mana uji
[22]
validitas alat pengukuran ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut
mewakili semua aspek kerangka konsep. Maksudnya disini yaitu dapat berupa itemitem atau butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner. Dari jawaban yang
diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan korelasi antara butir item
dengan skor total menggunakan teknik korelasi. Uji validitas dilakukan dengan
teknik product moment.
Untuk menguji reliabilitas (konsistensi) suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Maka digunakan teknik
pengukuran tes alpha cronbach yaitu ketika pengukuran tes sikap yang mempunyai
item standar pilihan ganda atau dalam bentk tes esai.
P. Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan Baru. Bandung; PT
Remaja Rosdakarya.
Soemanto, Wasty, 1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan).Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sukardi,
2012.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan
(Kompetensi
dan
Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa, 2011. Belajar dan Pembelajaran
(Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional). Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Trianto, 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahidmurni, 2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian
Lapangan,Malang: UM PRESS.
Download