Nama : Devi Ristama (171411072) Kelas : 3C D-III TEKNIK KIMIA TUGAS 2 PRODUKSI BERSIH 1. Skema IPAL industri kulit dengan menerapkan konsep produksi bersih Skema diambil dari industri kulit di Kabupaten Magetan Penerapan konsep produksi bersih yaitu recovery Penerapan konsep produksi bersih yaitu reuse 2. Air limbah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu dengan mengolah air limbah dari proses liming dan pengolahan air limbah dari proses tanning yang mengandung krom. Penjelasan gambar di atas : 1. Liming adalah proses perendaman dengan menggunakan kapur (lime) dan atau alkali lainnya dengan tujuan membengkakkan pori-pori kulit. Air limbah pengapuran berwarna putih kehijauan dan kotor, berbau menyengat; pH 9 - 10; mengandung calsium, natrium sulfida, albumin, bulu, sisa daging dan lemak; suspended solid 3.6 % (Koziorowski dan Kucharski 1972). 2. Tanning adalah pembuatan kulit tersamak (leather) dari kulit mentah hide, skin, reptile atau fish. Air limbah dari proses ini akan mengandung bahan protein, sisa garam, sejumlah kecil mineral, dan chrome valensi 3 yang apabila tercampur dengan alkali akan terbentuk chrome hidroksida; pH 3.5 - 4; suspended solid 0.01 - 0.02 % (Koziowroski dan Kurcharski 1972). 3. Retanning adalah proses penyamakan ulang. 4. Tahap primary treatment, sebagian besar merupakan pengolahan fisika. Limbah disaring, disalurkan ke bak khusus untuk memisahkan partikel padat, seperti serpihan daging, bulu dan material lainnya. 5. Equalisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengolahan dan dilakukan sistem pengaturan laju aliran dan pencampuran seluruh air limbah. 6. Koagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid dengan cara penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan. Koloid mempunyai ukuran tertentu sehingga gaya tarik menarik antara partikel lebih kecil daripada gaya tolak menolak akibat muatan listrik. Pada kondisi stabil ini, peggumpalan partikel tidak terjadi. Melalui proses koagulasi terjadi destabilisasi sehingga partikel-partikel koloid bersatu dan menjadi besar. Reaksi yang terjadi dengan penggunaan koagulan berupa alum : 7. Flokulasi adalah proses lambat yang bergerak secara terus menerus selama partikelpartikel tersuspensi bercampur di dalam air, sehingga partikel akan menjadi lebih besar dan begerak menuju proses sedimentasi. Ide dasar dari flokulasi adalah untuk mengendapkan flokflok dengan penambahan flokulan. 8. Sedimentasi adalah pemisahan partiker-partikel padatan tersuspensi dalam air dengan pengendapan secara gravitasi. 9. Netralisasi, Perlakuan netralisasi ini dilakukan untuk menghilangkan aciditas atau alkalinitas. Pada umumnya, semua treatment air limbah dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi membutuhkan proses netralisasi sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan. 10. Secondary treatment merupakan proses biologis dengan melibatkan mikroorganisme pengurai (bakteri aerob). Proses tersebut meliputi metode penyaringan lumpur aktif, dan metode kolam ganggang. Limbah dibiarkan selama beberapa jam dengan penambahan gelembung udara (oksigen) dengan memakai blower/komposer 11. Sludge thickening adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air (liquid) dalam lumpur, sehingga menambah kandungan solid (padatan) dalam lumpur. 12. Filter Press adalah alat yang digunakan dalam proses pemisahan, khususnya dipemisahan padat/cair menggunakan prinsip tekanan 3. Penerapan produksi bersih 1. Pada Recovery Krom Pada proses perendaman menggunakan krom, 60% krom tersebut akan terserap ke dalam kulit, sedangkan 40%-nya akan tersisa di dalam limbah cair. 40% sisa krom dalam limbah tersebut dapat dilakukan proses recovery. Recovery krom dilakukan dengan melakukan tahapan-tahapan sebgai berikut : Penyaringan. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran padat dengan cairan Cr. Cairan Cr yang bebas padatan tersebut diendapkan dengan menambahkan basa dapat berupa NaOH sehingga pH naik menjadi 8-8,5. Pemisahan cairan dan padatan dilakukan setelah Cr mengendap kurang lebih 1 hari. Cairan dialirkan ke IPAL sementara padatan dipakai untuk penyamakan kembali tetapi sebelumnya dilarutkan dalam larutan asam yang dapat berupa asam sulfat H2SO4 2. Pemanfaatan dry cake dari sludge Limbah padatan kasar tersebut diambil untuk dikeringkan (bisa untuk pakan ternak, pupuk atau dibakar di incinerator) agar tidak terdegradasi oleh bakteri sehingga tidak menimbulkan bau yang menyengat dan tidak menyumbat saluran-saluran DAFTAR PUSTAKA Pojoh, B. (2015). Desain Pengolahan Limbah Cair Pada Rencana Kawasan Industri Berbasis Kulit Di Kabupaten Magetan. Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 7 No. 2 Desember 2015 : 93-128 Muliartha, I Ketut, dkk. 2011. Pedoman Teknis Pengolahan Limbah untuk Industri Kecil. Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup RI BPPT. 2014. Daur Ulang Air Limbah Industri Penyamakan Kulit. Buku dipublikasikan. Jakarta : Kelair BPPT