Uploaded by syawqiyyahsalsabyla28

Ulkus kornea

advertisement
×
+
Search
Ulkus kornea
!
"
#
Muhammad sobri maulana
Jan. 27, 2019 • 1 like • 4,588 views
$
11 of 45
%
&
'
Muhammad Sobri Maulana
Health & Medicine
Advertisement
Recommended
Keratitis mata
Ecye Tuhusula
Keratitis
Zoom Roeddien
Ulkus kornea
Operator Warnet Vast Raha
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
Keratitis anja AKPER PEMKAB
MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Mau diprin anja
Operator Warnet Vast Raha
Laporan tutorial skenario 2
blok mata fix
Faris Budiyanto
G3 mata
Fariz Payek
Advertisement
More Related Content
Slideshows for you
2. konjungtiva
fikri asyura
Ulkus kornea AKPER PEMKAB
MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Referat Endophtalmitis
Aris Rahmanda
Laporan kasus pterigium
Tracey Rompas
Penyakit Bula Ilmu
Kesehatan Kulit
Meta A
Lp pterygium
Rifqoh Althofunnisa
Similar to Ulkus kornea
Slide trauma oculus
Okto Sofyan Hasan
Askep truma-mata
Surya Yama
Konjungtiva
STIKes Insan Cendekia Husada…
Bojonegoro
Ada kusta diantara kita 2
Operator Warnet Vast Raha
Morbus hansen ppt
Salimah Aj
3. lensa
fikri asyura
Advertisement
More from Muhammad sobri maulana
Implementasi akhlak
Muhammad sobri maulana
Akhlak
Muhammad sobri maulana
Ltm agama no edit 2
Muhammad sobri maulana
Ltm agama islam aborsi
Muhammad sobri maulana
Perkembangan islam di
indonesia kampus bit
Muhammad sobri maulana
Ltm agama keluarga islami
kampus bit
Muhammad sobri maulana
Featured
Understanding Artificial
Intelligence - Major concepts
for enterprise applica...
APPANION
Four Public Speaking Tips
From Standup Comedians
Ross Simmonds
Di!erent Career Paths in
Data Science
Roger Huang
How to Fortify a Diverse
Workforce to Battle the Great
Resignation
Aggregage
5 Tips for Embracing Change
at Work
O.C. Tanner
Six Business Lessons From 10
Years Of Fantasy Football
Ross Simmonds
Advertisement
Recently uploaded
TRIASE 5.pptx
HammerHericMangundap
Facet joint pain.pptx
Mubarokchannel
SILENT KILLER.pptx
HSSERIG182
01. DOKUMENTASI ASUHAN
GIZI.pdf
SilvaSeptiani
370692778-Tulangmandibula.docx
ZulccPalu
CEKLIST MONEV
PERKESMAS.docx
AnwarHudiono2
! Ulkus kornea
1. ULKUS KORNEA Muhammad Sobri Maulana
2. Anatomi Kornea • Kornea adalah lapisan transparan pada
anterior bola mata
dinding proteksi dan media refraksi (43
dioptri) • Asferis, diameter 11.5- 13mm dengan horizontal >
vertikal • Ketebalan 0.5 mm di sentral, 0.7 mm di perifer •
Jaringan avaskular, nutrisi
tear film & aqueous humor
TINJAUAN PUSTAKA ANATOMI KORNEA Kornea adalah lapisan
transparan pada anterior bola mata yang menjad refraksi
yang membuat manusia bisa melihat. Kornea merupakan
struktur avasku berperan sebagai dinding proteksi mata dari
infeksi dan kerusakan bagian dalam bo Kekuatan refraksi
kornea adalah 43 dioptri (3/4 dari total kekuatan refraksi
mata) s kornea adalah media refraksi yang paling penting di
mata.1,2 Gambar 1. Human eye anatomy (source: Lens A,
Nemeth S, Ledford J . Ocular anatomy and physiology. Thorof
SLACK; 2008. Kornea berbentuk asferis, permukaannya lebih
datar di bagian prifer dan c bagian sentral. Diameter korena
sekitar 11.5-12mm dengan diameter horizontal lebih sekitar
1mm daripada diameter vertikal. Ketebalan tengahnya sekitar
0.5mm dan
3. Histologi Kornea
4. Ulkus Kornea •Hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea. •Disebabkan proses
inflamasi sebagai respon terhadap trauma dan infeksi •Ulkus
kornea
sebagian besar penderita dari negara berkembang =
1.5-2 juta dan terjadi pada usia 20-50 tahun dan sebagian
besar berasar dari sosioekonomi rendah •Faktor Risiko:
imunokompromais, penggunaan kontak lensa, diabetes
melitus, penggunaan obat steroid, trauma pada mata
5. Patogenesis Ulkus Kornea PATOGENESIS Infiltrasi progresif •
PMN dan limfosit berkumpul di epitel kornea dari sirkulasi
perifer Ulserasi aktif •Nekrosisdari epitel, membran Bowman
hingga endotel •Pembengkakan stroma → terjadi jarak →
infiltrasi abu-abupada tepi dandasar ulkus Regresi
•Responimun adekutat → fagosit memakansel debris
•Vaskularisasi (+) Pembentukkan sikatriks •Reepitelisasi mulai
dari tepi ulkus •Terbentuk jaringan firbousdari fibroblast
•Stroma menebal → epitel terdorong ke anterior
6. Pembentukan SCAR •Tergantung dari kedalaman ulserasi
•Bila hanya terkena bagian epitel superfisial
kornea akan
kembali jernih tanpa kekeruhan •Scar pada kornea dapat
dibagi menjadi tiga tipe: • Nebula: <1/3
scar hanya dapat
dilihat dengan slit lamp • Makula: ~1/3
scar dapat dilihat
dengan pencahayaan yang adekuat • Leukoma: >1/3
scar
dapat dilihat dengan mata telanjang
7. Progresi Ulkus Kornea •Ulkus kornea tidak selalu berujung
pada kesembuhan dan dapat berpogresi karena terdapat
berbagai faktor yang menghambat proses penyembuhan,
yaitu: • Kerusakan limbal stem cells • Dry eyes • Gangguan
kelopak mata PROGRESI ULKUSKORNEA Terkadang,
ulkuskornea tidak berujung pada kesembuhandandapat
berprogresi dikarenakanberbagai faktor yang menghambat
prosespenyembuhankornea seperti: Kerusakanlimbal
stemcells Dry eyes Gangguankelopakmata Gangguan
penyembuhan Ulserasi lebih dalamhingga ke membran
Decement Descemetocele Perforasi (PeningkatanTIO – batuk)
8. Klasifikasi Ulkus Kornea
9. Ulkus kornea infektif Bakteri Virus Fungi Protozoa
10. Bakteri •Faktor pencetus: • Kerusakan epitelium kornea •
Infeksi pada daerah tererosi •Patogen invasive epitel intak: N.
Gonorrhea, C. Diptheriae, dan N. Meningitidis •Manifestasi
utama: ulkus kornea purulen tanpa hipopion atau ulkus
kornea dengan hipopion • penyerta: nyeri dan sensasi benda
asing, mata berair, fotofobia, pandangan kabur, kemerahan •
tanda: bengkak kelopak mata, blepharospasme, hiperemia
konjungtiva atau kongesti silier, iris berwarna seperti lumpur,
pupil mengecil, ruang anterior steril (selama membran
Descemet tetap intak), peningkatan TIK, gambaran ulkus
kornea (infilitrat melingkar putih-keabuan dan edema stroma)
11. Bakteri Gambaran khas • Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pneumoniae ulkus opak putih-kekuningan,
oval, dikelilingi kornea jernih • Pseudomonas: ulkus tajam
ireguler, mukopurulen kehijauan tebal eksudat, nekrosis
likuefaktif difus, dan semiopak di sekitar kornea. •
Enterobacteriae: ulkus dangkal, suppurasi pleomorfik putih
keabuan dan di!use stromal opalescence disertai dengan
infiltrate cincin (bakteri gram positif).2
12. Virus (herpes simplex) • Primer: • Terjadi pada anak usia 6
bulan – 5 tahun atau remaja nonimun • Manifestasi:
konjungtivitis folikular akut, limfadenitis regional, keratitis
(fine and coarse epithelial punctate keratitis, dendritic ulcer) •
Bersifat self limiting, menetap di ganglion trigeminal •
Rekuren: • Pemicu: stimulus stress, paparan UV, kelelahan,
trauma, stress mens, imunodefisiensi • Lesi okular: • keratitis
epitelial aktif (punctate epithelial keratitis, dendritic ulcer,
geographical ulcer) • keratitis stromal (disciform keratitis,
di!use stromal necrotic keratitis) • keratitis metaherpetik •
irdosiklitis herpetik Terjadi dalam 2 bentuk: primer dan
rekuren
13. Virus (herpes simplex) •Keratitis epitelial: mata merah,
nyeri, fotofobia, mata berair, penurunan penglihatan
•punctate epithelial keratitis •Ulkus dendritik •Ulkus geografik
14. Virus (herpes simplex) •Keratitis stromal
epitelium intak
tanpa defek setelah aplikasi fluorescein. • Keratitis diskiform +
plak endotelial + dengan/tanpa infiltrat stroma keputihan
•Keratitis metaherpetik
gangguan penyembuhan mekanis
karena defek persisten membran basal kornea • Gambaran
linear atau ovoid indolen + ulkus margin keabuan dan
menebal
15. Virus (herpes-zoster) •Keratitis zoster: • Keratitis epitelial:
diawali dengan keratitis epitelial titik-titik
ulkus epitelial
mikrodendritik • Keratitis nummular: deposit granular
berukuran kecil yang multipel, dikelilingi oleh kabut halo tipis.
• Keratitis diskiform Infeksi pada ganglion Gasserian pada
nervus kranial lima oleh varicella-zoster
individu penurunan
imun
16. Fungal •Patogen: aspergillus, candida, fusarium •Melalui
cedera oleh material vegetatif, ekor binatang, pasien
imunosupresi, antibiotik dan steroid eksesif •Manifestasi:
mirip infeksi bakteri
tepi yang kurang jelas dan progresi
yang lebih lambat • Ulkus kornea kering putih keabuan
dengan tepi terelevasi dan melipat keluar, cincin imun steril
(garis kuning), lesi satelit dan multipel di sekitar ulkus,
hipopion besar dan tidak steril atau plak endotelial
17. Protozoa •Patogen: Acanthamoeba castellani •Melalui
kontak langsung dengan material terkontaminasi •Gejala
kurang spesifik •Tanda: • Lesi epitelial: pengerasan dan
ireguleritas epitel, pengangkatan tepi epitel, pembentukan
pseudendrit • Lesi stromal: radial keratoneuritis, cincin
infiltrat, abses cincin • Limbitis dan skleirit
18. Ulkus Kornea Non-Infektif •Keratitis alergi • Phlyctenular
keratitis • Vernal keratitis • Atopic keratitis •Trophic corneal
ulcers • Neuroparalytic keratitis • Exposure keratitis
19. KERATITIS ALERGI
20. Phlyctenular keratitis •Reaksi inflamasi -> alergen endogen
•Bisa terjadi dalam 2 bentuk • Ulcerative phlyctenular keratitis
• Di!use infiltrative keratitis
21. Vernal keratitis •Reaksi hipersensitivitas -> alergen
eksogen (seperti grass pollens) •Vernal keratokonjungtivitis
(VKC) •Terjadi berulang, self-limiting, dan memiliki periode
tertentu untuk muncul •Banyak terjadi pada usia muda (4-20
tahun), laki- laki, serta pada musim panas (iklim tropis) •Rasa
gatal, terbakar yang parah, dan meningkat pada cuaca hangat
22. Vernal Keratitis •5 tipe lesi: • Punctate epithelial keratitis •
ulcerative vernal keratitis (shield ulceration) yang ditunjukkan
dengan ulserasi melintang dangkal pada bagian atas dari
kornea. Ulserasi ini merupakan dampak dari makroeosi, dan
dapat diperparah dengan bacterial keratitis. • vernal corneal
plagues, dimana ada coating pada area yang terjadi
makroerosi dengan lapisan eksudat • subepithelial scarring,
dalam bentuk ring scar • pseudogerontoxon, yang ditandai
dengan gambaran ‘cupid bow’
23. Vernal corneal plague
24. Atopic keratitis •Mirip dengan vernal keratokonjungtivitis,
namun terjadi pada orang dewasa. •Gejala yang ditimbulkan
seperti perih, gatal, mata terasa kering, bisa terdapat
discharge mukoid, terkadang ada fotofobia.
25. TROPHIC CORNEAL ULCERS
26. Neuroparalytic keratitis •Paralisis suplai saraf sensoris
kornea •Patogenesis masih belum begitu jelas •Dugaan:
paralisis N. V yang mempengaruhi refleks korneal
•Abnormalitas penyembuhan sel epitel dan penurunan refleks
air mata •Akan mengakibatkan edema sel epitel, dan
eksfoliasi -> ulserasi pada kornea •Penyebab lain: stroke,
radiasi, aneurisma, multiple sklerosis, pembedahan, dsb
27. Manifestasi neuroparalytic keratitis 3 tahap manifestasi: i.
permukaan kornea menjadi tidak normal, seperti berlubang ii.
adanya defek epitelial, dimana terjadi edema stroma anterior
iii. stroma mengalami kerusakan dan perforasi •Gejala yang
timbul berupa mata merah, penglihatan buram, adanya
edema kelopak, dan sensasi seperti benda asing masuk mata.
•Hal ini dapat dinilai dari faktor penyebab, adanya penurunan
sensasi kornea, serta produksi air mata yang berkurang.
28. Exposure keratitis •Kornea normalnya tertutup oleh
kelopak mata saat tidur, dan secara terus menerus
dilembabkan dengan gerakan mengedipkan mata saat
terbangun. •Exposure keratitis merupakan keratitis yang
disebabkan karena kurangnya penutupan kornea oleh
kelopak mata dan proteksi dengan berkedip.
29. Exposure keratitis •Beberapa penyebab yang
menghasilkan efek lago"almus dan mampu menyebabkan
exposure keratitis, antara lain: proptosis ekstrim, bell’s palsy,
ectropion, deep coma, ataupun lago"almus fisiologis.
•Kelainan yang terjadi akibat mata kering, dan lapisan epitel
kornea akan menjadi rusak dan memungkinkan invasi dari
organisme asing.
30. Diagnosis Ulkus Kornea Anamnesis Pemeriksaan fisik
umum Pemeriksaan lokal mata Pemeriksaan laboratorium
31. Diagnosis Ulkus Kornea Anamnesis •keluhan utama, onset,
durasi, dan keparahan gejala •Keluhan utama: nyeri (viral
tidak nyeri; protozoa sangat nyeri), mata kemerahan, sensasi
adanya benda asing (bakteri, jamur), mata berair, fotofobia
(non-infeksi), dan penurunan penglihatan •riwayat
pengobatan mata (penggunaan steroid), penggunaan lensa
kontak, riwayat penyakit sistemik sebelumnya (diabetes
mellitus, kondisi imunodefisiensi, operasi mata), riwayat
sosial (pola makan)
32. Diagnosis Ulkus Kornea Pemeriksaan fisik umum •
Malnutrisi, anemia, imunodefisiensi, malaise, nyeri otot atau
kelemahan, dan gejala organ lain, seperti neurologis,
respirasi, dan sistem renal Pemeriksaan lokal mata • Dokter
umum: evaluasi transparansi kornea, pantulan cahaya pada
permukaan kornea, cedera pada kornea superfisial, ukuran
kornea, sensitifitas kornea • Dokter spesialis: pemeriksaan
cahaya difus (lesi besar pada kelopak, konjungtiva, dan
kornea, termasuk di dalamnya pemeriksaan sensasi), tes
regurgitasi dan syringing (mengeksklusi infeksi kelenjar
lakrimal), dan pemeriksaan biomikroskopik
pewarna
fluorescein + slit lamp
33. Diagnosis Ulkus Kornea •Diagram ilustrasi: •Hitam:
opasitas (skar dan degenerasi) •Biru: edema epitel
stromal edema
bulatan,
arsiran, lipatan membran descemet
garis
bergelombang •Kuning: hipopion •Merah: pembuluh darah
•Coklat: lesi pigmen
34. Diagnosis Ulkus Kornea Pemeriksaan laboratorium
penunjang •Pemeriksaan laboratorium rutin •Pemeriksaan
mikrobiologis • Corneal scraping dasar dan tepi ulkus
spatula kimura atau ujung jarum 20G • pemeriksaan
pewarnaan Gram dan Giemsa (identifikasi organisme
penginfeksi), 10% KOH (identifikasi jamur), pewarnaan
calcuflouor white (identifikasi filamen jamur pada mikroskop
fluorescence), kultur agar darah (organisme aerob), dan kultur
saboraud (identifikasi jamur)
35. Prinsip Tata Laksana Ulkus Kornea Kontrol Infeksi dan
Inflamasi •Agen antimikroba (spektrum luas) diberikan segera
setelah pemeriksaan klinis •Steroid tetes digunakan sesuai
dengan indikasi yaitu apabila terdapat respon inflamasi yang
mengancam pengelihatan. •Steroid dapat menyebabkan
replikasi mikroba dan menghambat proses re- epitelisasi
•Steroid dikontraindikasikan pada ulkus jamur atau
mycobacteria Menjaga Berlangsungnya Re- Epitelisasi
•Kurangi paparan terhadap obat yang toksik •Lubrikasi
dengan air mata buatan •Bandage so" contact lenses •Lem
sianoakrilat Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A
Systematic Approach . United Kingdom: Elsevier; 2011.
36. Pilihan Antibiotik pada Ulkus Kornea Suspek Infeksi
Bakteri Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A
Systematic Approach . United Kingdom: Elsevier; 2011.
37. Pilihan Antimikroba ada Ulkus Kornea Bakteri, Jamur, atau
Amoeba Riordan-Eva P, Cunningham ET. Vaughan & Asbury’s
General Ophthalmology. 18th ed. New York: McGrawHil; 2011.
38. Tx Ulkus Bakterial • Terapi tetes mata lokal antibiotik
empirik inisial setiap jam selama 24- 48 jam lalu diturunkan
sesuai respon klinis. • Terapi empirik inisial dibagi menjadi: •
A. Monoterapi (<<< toksik): Fluorokuinolon : ciprofloxacin,
ofloxacin, moksifloksasin, gatifloksasin, dan besifloksasin. • B.
Duoterapi : Terapi lini pertama pada ulkus yang agresif atau
bakteri penyebab streptococci. Dua antibiotik fortified:
cefalosporin dan aminoglikosida. Kanski JJ, Bowling B.
Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach . United
Kingdom: Elsevier; 2011.
39. Tx Ulkus Bakterial •Rute pemberian tetes mata. Komplians
buruk
injeksi subkonjungtiva •Midriatik (siklopentolat 1%,
homatropin 2% atau atropin 1%)
mencegah sinekia
posterior dan mengurangi nyeri •Pemberian antibiotik
sistemik apabila: •1. Terdapat potensi keterlibatan sistemik: N.
meningitidis, H. influenzae, dan N. gonorrhoeae •2. Penipisan
kornea berat •3. Keterlibatan sklera •Monitoring IOP Kanski JJ,
Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach .
United Kingdom: Elsevier; 2011.
40. Manajemen Kegagalan Terapi Ulkus Bakterial • Dalam 2448 jam tidak ada respon klinis
evaluasi regimen • Jika
sampai 48 jam tidak respon, antibiotik tunda sementara,
scraping ulang . Pertimbangkan penyebab non-bakteri. • Ada
respon klinis
regimen terapi tidak diubah sekalipun uji
kepekaan menyatakan resisten. • Resisten terhadap terapi
medikamentosa atau perforasi
Keratoplasti eksisional,
penetrating, atau deep lamelar • Perforasi kecil dengan infeksi
terkontrol
besar
bandage so" contact lense. Pada ulkus yang lebih
lem jaringan. Perforasi besar dan infeksi ekstensif
keratoplasti penetrating • Rehabilitasi pengelihatan
keratoplasti lamelar Kanski JJ, Bowling B. Clinical
Ophthalmology: A Systematic Approach . United Kingdom:
Elsevier; 2011.
41. Tx Ulkus Kornea Fungal •Obat antifungal tiap jam selama
48 jam inisial, kurangi apabila respon •Durasi pengobatan 12
minggu •Candida: Amfoterisin B 0,15%, ekonazol 1%,
natamycin 5%, flukonazol 2%, klotrimazol 1%, vorikonazol 1 /
2% •Jamur berfilamen: Natamycin 5%, ekonazol 1%,
amfoterisin B 0,15%, mikonazol 1%, vorikonazol 1 / 2 %
•Pembersihan epitelium terinfeksi, mukus, dan jaringan
nekrotik pada ulkus
meningkatkan penetrasi obat antifungi.
Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systematic
Approach . United Kingdom: Elsevier; 2011.
42. Tx Ulkus Kornea Fungal •Antibiotik spektrum luas
apabila infeksi bakteri sekunder •Sikloplegik •Injeksi
subkonjungtiva
kasus berat •Anti jamur sistemik
lesi dekat
limbus, endo"almitis. Vorikonazol 400 mg 2x/ hari selama
sehari pertama dilanjutkan 200 mg 2x/ hari, itrakonazol 200
mg 1x hari dilanjutkan 100 mg 1x/ hari, flukonazol 200 mg 2x/
hari •Tetrasiklin
pada penipisan kornea
antikolagenase
•Perforasi – Tx seperti perforasi bakterial •Monitor IOP Kanski
JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach
. United Kingdom: Elsevier; 2011.
43. Tx Ulkus Kornea Herpes Simpleks •Dengan analog
nukleosida (purin atau pirimidin) yang mengganggu DNA virus
-- salep asiklovir 3% dan gel gansiklovir 0,15% 5x/ hari -->
penyembuhan ulkus dalam waktu 2 minggu pengobatan
•Debridement
untuk kasus yang resisten •Interferon
•Sikloplegik : homatropin 1% 1 -2x/ hari •Kontrol IOP •Kasus
refrakter
kombinasi dua agen topikal dan valasiklovir oral
atau famsiklovir oral. Kanski JJ, Bowling B. Clinical
Ophthalmology: A Systematic Approach . United Kingdom:
Elsevier; 2011.
44. Algoritma Tata Laksana Ulkus Kornea World Health
Organization Regional O!ice for South-East Asia. Guidelines
for the management of corneal ulcer at primary, secondary, &
tertiary care health faacilites in the south-east asia region.
2004
45. Komplikasi, Prognosis Ulkus Kornea •Komplikasi: perforasi
kornea, uveitis anterior, sinekia posterior, skleritis,
endo"almitis, pano"almitis, astigmatisme, dan kebutaan
•Prognosis Ulkus Kornea •Ad vitam : Bonam •Ad functionam :
Malam – jaringan parut •Sistem imun menurun, diabetes
melitus, defisiensi vitamin A, merokok memperburuk proses
penyembuhan •Ad sanactionam : Dubia. Trauma berulang,
entropion, trikiasis, steroid, lensa kontak dapat mencetuskan
kekambuhan Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A
Systematic Approach . United Kingdom: Elsevier; 2011.
About
Support
Terms
Privacy
Copyright
Cookie Preferences
© 2022 SlideShare from Scribd
English
(
*
)
Download