PPh PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PPh Pasal 22 Gidion Purba Dasar Hukum 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. UU PPh Pasal 22 PP 94 tahun 2010 PMK-82/PMK.03/2021 PMK-92/PMK.03/2019 PMK-34/PMK.010/2017 PMK-90/PMK.03/2015 PMK-242/PMK.03/2014 PER-31/PJ/2015 PER-52/PJ/2008 23 February 2022 PPh Pasal 22 UU PPh Pemungut PPh Pasal 22 NO PEMUNGUT OBJEK PUNGUT 1. Bank Devisa & Ditjen Bea Cukai Impor barang dan Ekspor Komoditas 2. bendahara pemerintah, bendahara pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Penerbit SPM Pembelian barang 3. Badan Usaha tertentu meliputi: 1. Badan Usaha Milik Negara (sebagian/seluruh modal dimiliki negara) 2. Badan Usaha Milik Negara Restrukturisasi 3. Badan Usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh BUMN, a.l: PT. Pusri Palembang, PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Kaltim, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Telkomsel, PT. Indonesia Power, PT. Pembangkitan Jawa Bali, PT. Semen Padang, PT. Tonasa, PT. Elnusa, PT. Krakatau Wajatama, PT. Rajawali Nusindo, PT. Wijaya Karya Beton, PT. Kimia Farma Apotek, PT. Kimia Farma Trading & Dist, PT. Badak NGL, PT. Tambang Timah, PT. Petikemas, PT. Indonesia Comnet Plus, PT. BSM, PT. BRI Syariah, PT. BNI Syariah Pembelian barang dan/atau bahan keperluan usahanya Pemungut PPh Pasal 22 . . . (2) NO PEMUNGUT OBJEK PUNGUT 4. industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi Penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri 5. ATPM, APM, dan importir umum kendaraan Penjualan kendaraan bermotor di bermotor dalam negeri 6. produsen/importir BBM, BBG, dan pelumas 7. industri dan eksportir di sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan 8. Industri/komoditas mineral 9. Badan usaha memproduksi Emas batangan tambang batubara, Penjualan BBM, BBG, dan pelumas Pembelian bahan-bahan untuk industri/ekspor dari pedagang pengumpul Pembelian Komoditas Penjualan Emas Batangan * Penunjukan pemungut PPh Pasal 22 dilakukan secara otomatis tanpa SK Penunjukan Kepala KPP. Pengecualian Pemungutan PPh Psl 22 (1) Pembelian Barang Dalam Negeri : 6 Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,- dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah (oleh Bendahara, KPA, PPSPM) Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000, dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah (oleh BUMN) Pembayaran untuk pembelian BBM, listrik, gas, air minum (PDAM) dan benda-benda pos. pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/atau produk sampingan dari kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang dihasilkan di Indonesia dari : a) kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama; atau; b) kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama; Pengecualian Pemungutan PPh Psl 22 (2) 7 pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas bumi dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja sama pengusahaan sumber daya panas bumi; pembayaran atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang jumlahnya paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan sebagaimana atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usaha oleh Badan Usaha Milik Negara. impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor. 23 February 2022 Pengecualian Pemungutan PPh Psl 22 (3) 8 Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang memproduksi emas batangan kepada Bank Indonesia 23 February 2022 WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU PMK 253/PMK.03/2008 (SEJAK 1 JANUARI 2009) PENJUAL PESWAT UDARA PRIBADI DGN HARGA JUAL > RP. 20 MILYAR PENJUAL KAPAL PESIAR ATAU YG SEJENIS DGN HARGA JUAL > RP.10 MILYAR PENJUAL RUMAH BESERTA TANAHNYA DGN HARGA JUAL > 30 M DAN LUAS BANGUNAN > 500 M2 APARTEMEN , KONDOMINIUM DAN YG SEJENIS DGN HARGA JUAL > 10 M DAN/ATAU LUAS BANGUNAN> 400 M2 KENDARAAN BERMOTOR RODA 4 PENGANGKUTAN ORANG KURANG DARI 10 ORG BERUPA SEDAN, JEEP, SUV, MVP DAN SEJENISNYA DENGAN HARGA JUAL > 5 M RUPIAH DAN BERSILINDER > 3000 CC Tarif Tunggal 5% PPh Pasal 22 atas Penjualan Barang Sangat Mewah (PMK 253/PMK.03/2008 & SE 13/PJ/2009) 10 Barang Sangat Mewah 1. Pesawat Udara Pribadi dengan harga Jual > Rp.20 M 2. Kapal Pesiar dengan harga jual > Rp.10 M 3. 4. 5. Rumah dan tanahnya dengan harga jual > Rp.10 M dan luas bangunan > 500 M2 Apartement & Kondominium dengan harga jual > Rp.10 M dan luas bangunan > 400 M2 Kend. Bermotor roda 4 pengangkutan orang kurang dari 10 orang (sedan, jeep, SUV, MPV,minibus) dengan harga jual > Rp.5 M dan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Tarif 5% tidak final, dipungut penjual saat melakukan penjualan dengan menggunakan bukti pungut 23 February 2022 WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU PMK 92/PMK.03/2015 (SEJAK 30 MEI 2015) PENJUAL PESAWAT TERBANG PRIBADI, HELIKOPTER PRIBADI PENJUAL KAPAL PESIAR, YACHT DAN SEJENISNYA PENJUAL RUMAH BESERTA TANAHNYA DGN HARGA JUAL > 5 M ATAU LUAS BANGUNAN > 400 M2 APARTEMEN , KONDOMINIUM DAN YG SEJENIS DGN HARGA JUAL > 5 M ATAU LUAS BANGUNAN > 150 M2 KENDARAAN BERMOTOR RODA 4 PENGANGKUTAN ORANG KURANG DARI 10 ORG BERUPA SEDANJEEP, SUV, MVP DAN SEJENISNYA DENGAN HARGA JUAL > 2 M RUPIAH ATAU BERSILINDER > 3000 CC KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN TIGA DENGAN HARGA JUAL > 300 JUTA ATAU BERSILINDER > 250 CC Tarif Tunggal 5% WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU PMK 92/PMK.03/2019 SEJAK 19 JUNI 2019 PENJUAL PESAWAT TERBANG PRIBADI, HELIKOPTER PRIBADI 5 % PENJUAL KAPAL PESIAR, YACHT DAN SEJENISNYA 5 % PENJUAL RUMAH BESERTA TANAHNYA DGN HARGA JUAL > 30 M ATAU LUAS BANGUNAN > 400 M2 1 % APARTEMEN, KONDOMINIUM DAN YG SEJENIS DGN HARGA JUAL > 30 M ATAU LUAS BANGUNAN > 150 M2 1 % KENDARAAN BERMOTOR RODA 4 PENGANGKUTAN ORANG KURANG DARI 10 ORG BERUPA SEDAN, JEEP, SUV, MVP DAN SEJENISNYA DENGAN HARGA JUAL > 2 M RUPIAH ATAU BERSILINDER > 3000 CC 5 % KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN TIGA DENGAN HARGA JUAL > 300 JUTA ATAU BERSILINDER > 250 CC 5 % £ TARIF PPh Pasal 22 ¥ € % Rp $ Tarif PPh Pasal 22 OBJEK PUNGUT impor (Nilai impor = CIF + BM & Pungutan Pabean lainnya) Ekspor Komoditas tambang Batubara, mineral logam dan mineral bukan logam pembelian barang dan/atau bahan keperluan usaha TARIF ➢ API : 2,5% (impor kedelai, gandum, tepung terigu 0,5%) ➢ Non API : 7,5% ➢ Impor yg tdk dikuasai : 7,5% ➢ Barang tertentu Lamp 1 PMK34/PMK.010/2017: 10% ➢ 1,5% dari nilai Ekspor sesuai PEB 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN ➢ penjualan BBM, BBG, dan pelumas BBM : - kepada SPBU Pertamina : 0,25% x penjualan tdk termasuk PPN - kepada SPBU bukan Pertamina & non SPBU : 0,3% x penjualan tdk termasuk PPN ➢ BBG : 0,3% x penjualan tdk termasuk PPN ➢ Pelumas : 0,3% x penjualan tdk termasuk PPN (tdk final) (bersifat final kepada agen/penyalur, tidak final kepada selain agen/penyalur i.e: industri lainnya) Tarif PPh Pasal 22 . . . (2) OBJEK PUNGUT penjualan hasil produksi oleh industri kertas, semen, otomotif, baja, farmasi, dan kendaraan bermotor oleh ATPM, APM, dan importir umum TARIF 1. 2. 3. 4. 5. Penjualan kertas : 0,1% Penjualan semen : 0,25% Penjualan otomotif/kendaraan : 0,45% Penjualan baja : 0,3% Penjualan obat : 0,3% (dari DPP PPN) pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN Industri/komoditas tambang batubara, mineral-Pembelian Komoditas 1,5% dari nilai pembelian (pembelian dari pemegang Izin Usaha Pertambangan) Badan usaha memproduksi Emas batangan-Penjualan Emas Batangan 0,45% dari Harga Jual Tarif Untuk Yang Tidak Ber-NPWP KETENTUAN PENGECUALIAN Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22 . . . (1) mekanisme dengan SKB impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak Penghasilan impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor PMK-82/PMK.03/2021 PERUBAHAN ATAS PMK-9/PMK.03/2021 TENTANG INSENTIF PAJAK UNTUKWAJIBPAJAK TERDAMPAKPANDEMICOVID-19 PPh PASAL 22 IMPOR PENERIMA INSENTIF Wajib Pajak yang: a. memenuhi kriteria memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran kode KLU Wajib Pajak yang mendapatkan Insentif Pembebasan PPh Pasal22 Impor; b. mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)untuk mendapat pembebasan dari pemungutan PPh Pasal22Impor. *) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan WP dalam SPTTahunan PPh Tahun 2019 atau Data Masterfile DJP PENGAJUAN SKB ▪ Diajukan melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.id ▪ Pembebasan berlaku sejak tanggal SKBberdasarkan PMK-82/PMK.03/2021 terbit sampai 31 Desember 2021. ▪ PMK-82/PMK.03/2022 s.d 30 Juni 2022 ▪ SKB berdasarkan PMK9/PMK.03/2021 sudah tidak berlaku lagi. Kepala KPP SKB Pemungutan PPh menerbitkan: (melalui saluran elektronik www.pajak.go.id) Pasal 22 Impor apabila WP memenuhi kriteria Surat Penolakan apabila WP tidak memenuhi kriteria PPh PASAL 222 IMPOR IMP 2 OR Kewajiban Wajib Pajak yang mendapatkan pembebasan PPh Pasal 22 Impor ▪ PPh PASAL Wajib Pajakharus menyampaikan Laporan Realisasi Pembebasan PPh Pasal 22 Impor setiap bulan melalui saluran tertentu pada laman www.pajak.go.idpaling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masapajak berakhir. 22 IMPOR IMP OR Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22 . . . (2) mekanisme tanpa SKB impor 19 jenis barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau PPN impor sementara impor kembali (re-impor), sesuai persyaratan yang ditentukan oleh DJBC Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22 . . . (3) mekanisme tanpa SKB … (2) pembelian barang atas penggunaan dana BOS pembayaran atas pembelian BBM, BBG, pelumas, benda pos, pemakaian air dan listrik, serta pembayaran atas pembelian barang: paling banyak Rp2.000.000 oleh bendahara pemerintah paling banyak Rp10.000.000 oleh BUMN tertentu Saat Terutang Saat Terutang PPh Pasal 22 PEMUNGUTAN atas impor atas pembelian barang dan/atau bahan SAAT TERUTANG - terutang dan dilunasi saat pembayaran Bea Masuk - dlm. hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, terutang dan dilunasi saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas impor. terutang dan dipungut pada saat pembayaran atas penjualan hasil produksi industri & kendaraan bermotor terutang dan dipungut pada saat penjualan atas penjualan BBM, gas, dan pelumas terutang dan dipungut pada saat penerbitan delivery order atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul terutang dan dipungut pada saat pembelian PENYETORAN DAN BUKTI PEMUNGUTAN Penyetoran & Bukti Pemungutan PEMUNGUTAN atas impor PENYETORAN & BUKTI PUNGUT Penyetoran oleh importir atau Ditjen BC menggunakan SSP & berlaku sebagai bukti pemungutan pajak atas pembelian barang oleh bendahara pemerintah Penyetoran oleh pemungut menggunakan SSP & berlaku sebagai bukti pemungutan pajak • atas penjualan hasil produksi industri & kendaraan bermotor; • atas penjualan BBM, BBG, dan pelumas; • atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul; • atas pembelian barang/bahan oleh BUMN tertentu. - Penyetoran oleh pemungut menggunakan SSP - Pemungut wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (rangkap 3) JANGKA WAKTU PENYETORAN & PELAPORAN Penyetoran & Pelaporan (PMK 184/PMK.03/2010 stdd PMK 80/PMK.03/2010) PEMUNGUTAN JANGKA WAKTU atas impor - Penyetoran : paling lama 1 hari kerja setelah pemungutan - Pelaporan : secara mingguan paling lama hari kerja terakhir minggu berikutnya atas pembelian barang oleh bendahara pemerintah - Penyetoran : pada hari yg sama dg pelaksanaan pembayaran - Pelaporan : paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir • atas penjualan hasil produksi industri & kendaraan bermotor; - Penyetoran : paling lama tgl 10 bulan • atas penjualan BBM, BBG, dan pelumas; berikutnya stlh. Masa Pajak berakhir • atas pembelian bahan-bahan dari - Pelaporan : paling lama 20 hari setelah pedagang pengumpul; Masa Pajak berakhir • atas pembelian barang/bahan oleh BUMN tertentu. SOAL Contoh Kasus-1: PT DTC berkedudukan di Jakarta, menjadi pemasok alatalat tulis kantor bagi Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT DTC melakukan penyerahan barang kena pajak dengan nilai kontrak sebesar Rp11.000.000 (nilai sudah termasuk PPN). Maka, berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan? No Diketahui Soal PPh Pasal 22 Nilai (Rp) 1 Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000 2 DPP (100/110) x Rp11.000.000 Rp10.000.000 3 PPN dipungut (10% dari DPP) 4 PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp1.000.000 Rp150.000 Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan sebesar Rp150.000. PPh Pasal 22 = 1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN. PENGERTIAN PEMUNGUT OBJEK TARIF NON OBJEKPENYETORAN PELAPORAN SOAL SOAL Soal PPh Pasal 22 Contoh Kasus-2: Pada tanggal 1 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari Jerman dengan harga faktur US$100.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga faktur. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000. Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memili API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API? PENGERTIAN PEMUNGUT OBJEK TARIF NON OBJEKPENYETORAN PELAPORAN SOAL Jawaban Kasus-2: SOAL No Diketahui Perhitungan Nilai (US$) a. Harga faktur (cost) US$100.000 b Biaya asuransi (insurance) (5% x US$100.000) US$5.000 c Biaya angkut (freight) (10% x US$100.000) US$10.000 CIF (cost, insurance & freight) (a+b+c) US$115.000 d. CIF (dalam rupiah) (US$115.000 x Rp10.000) Rp1.150.000.000 e. Bea masuk (20% x Rp1.150.000.000) Rp230.000.000 (10% x Rp1.150.000.000) Rp115.000.000 f Bea masuk tambahan Soal PPh Pasal 22 Nilai Impor (d+e+f) Rp1.495.000.000 PENGERTIAN PEMUNGUT OBJEK TARIF NON OBJEKPENYETORAN PELAPORAN SOAL Jawaban Kasus-2: SOAL Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT ABC memiliki API (2,5% x Nilai Impor): 2,5% x Rp1.495.000.000 = Rp37.375.000 PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT ABC tidak memiliki API (7,5% x Nilai Impor): Soal PPh Pasal 22 7,5% X Rp1.495.000.000 = Rp112.125.000 PENGERTIAN PEMUNGUT OBJEK TARIF NON OBJEKPENYETORAN PELAPORAN SOAL