Manajemen Laboratorium STIKes Wira Medika Bali Respon Time, Turn Around Time Pencatatan dan Pelaporan ANAK AGUNG AYU EKA CAHYANI, S.Si., M.Kes Pertemuan IV Pendahuluan Laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan pasien dan memberikan infomasi hasil kepada pasien untuk menegakkan diagnosis dan tindak lanjut pengobatan, sehingga pemeriksaan yang dilakukan harus memiliki nilai ketepatan dan ketelitian yang baik. Kualitas pelayanan laboratorium meliputi dimensi-dimensi yang berhubungan dengan kesopanan dan keramahan petugas, tanggung jawab dalam menangani keluhan, akurasi, kondisi lingkungan dan kecepatan waktu pelayanan. Respon Time Disebut juga waktu tanggap. Respon Time; Suatu tindakan yang dilakukan dengan cepat dan tepat untuk menangani pasien. Sedangkan suatu kemampuan untuk pelayanan yang cepat (responsif) merupakan waktu tanggap yang dilakukan kepada pasien saat pasien tiba sampai mendapat tanggapan. Pada standar pelayanan minimal di laboratorium berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:129/Menkes/SK/II/2008, Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah ≤140 menit (kimia darah dan darah rutin). Response time merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Turn Around Time (TAT) TAT adalah waktu yang dibutuhkan oleh jenis pemeriksaan tertentu mulai dari pengambilan sampel sampai hasil pemeriksaan diberikan kepada pasien. TAT yang memanjang akan menimbulkan keluhan dari pengguna jasa laboratorium. Robert C Hawkin: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2282400/ Klasifikasi TAT TAT can be classified by test (e.g. potassium) priority (e.g. urgent or routine) population served (e.g. inpatient, outpatient, ED) the activities included. Menurut Lundberg, Siklus pengujian TAT secara total ada 9 langkah: 1. Pemesanan/ordering 2. Pengumpulan/collection 3. Identifikasi/identification 4. Transportasi/transportation 5. Persiapan/preparation 6. Analisis/analysis 7. Pelaporan/reporting 8. Interpretasi/interpretation 9. Tindakan/action TAT dipengaruhi 2 faktor: Intra Laboratorium ; tahapan pra analitik, analitik dan pasca analitik Ekstra laboratorium; SDM (ex.umur), metode yang digunakan, fasilitas yang tersedia, bahan pemeriksaan. Pra analitik; waktu mulai saat pemeriksaan diberikan untuk tes dan berlangsung melalui pengolahan, transportasi, dan distribusi sampel ke laboratorium. Analitik; waktu yang dibutuhkan saat sampel diterima sampai hasil diverifikasi. Pasca analitik; waktu yang diselesaikan untuk pelaporan hasil pemeriksaan. Pra analitik dan pasca analitik berkontribusi sekitar 75% dari total TAT Pencatatan dan Pelaporan Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pemantapan mutu internal. Kegiatan Pencatatan dan pelaporan dilaboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan spesimen yang sesuai 2. Penulisan angka dan satuan yang digunakan. Bila diperlukan satu angka bulat, cukup dilaporkan dalam angka bulat tanpa desimal dibelakang koma. Satuan yang digunakan sebaiknya adalah satuan internasional. 3. Pencantuman Nilai normal Pada pelaporan juga perlu dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang merupakan hasil pemeriksaan orang-orang dengan rentang nilai yang dianggap normal. Juga perlu mencantumkan metode pemeriksaan yang digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti jenis kelamin dan usia. Satuan pelaporan juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan nilai normal. 4. Pencantuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan dilakukan 2 x dan sebagainya. 5. Penyampaian hasil Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan. 6. Dokumentasi /arsip Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap. Hasil suatu kegiataan pencatatan dan pelaporan haruslah berupa dokumen yang lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa. 7. Buku ekspedisi didalam dan luar laboratorium perlu disediakan. Kasus ketukar dan hilangnya spesimen dapat terjadi baik dalam transportasi didalam maupun diluar laboratorium, sehingga hal ini harus dihindari. Bahan ajar TLM; PPSDM Manajemen Laboratorium STIKes Wira Medika Bali Desain Laboratorium dan Alur Kerja Laboratorium ANAK AGUNG AYU EKA CAHYANI, S.Si., M.Kes Pertemuan V Desain laboratorium Dalam Permenkes 411 tahun 2010; persyaratan minimal bangunan dan prasarana, peralatan dan kemampuan pemeriksaan untuk laboratorium klinik tingkat pratama, madya dan utama. Desain laboratorium dibuat mengikuti peraturan yang berlaku. Alur Kerja Laboratorium Alur kerja laboratorium disebut juga flowchart. Berhubungan dengan LIS, dilakukan sesuai SOP. Dimulai dari pra analitik – analitik – pasca analitik. Dalam Permenkes No 43 tahun 2013 dijelaskan tentang; Lambang yang digunakan pada alur kerja secara universal adalah seragam, dengan makna khusus bagi tiap jenis lambang. TUGAS 1. 2. Jika nantinya laboratorium STIKes Wira Medika dijadikan laboratorium klinik, termasuk Laboratorium jenis apa ? Identifikasi berdasarkan permenkes 411 th 2010. Buat contoh flowchart pemeriksaan dari proses pra analitik – analitik – pasca analitik! Pilih salah satu pemeriksaan absen 1-5 mikrobiologi, 6-10 imunoserologi, 11-15 hematologi, 16-21 kimia klinik. flowchart pemeriksaan tidak boleh sama. 1. 2. 3. Tugas bersifat individu, ketik TNR 12, 1,5 spasi, margin 4433 save as pdf. Kumpulkan di PJMK paling lambat 12 Nov 2021. PJMK mengirimkan ke email ekacahyanii@gmail.com (bisa zip/rar) SEKIAN