TUGAS PRAKTIKUM PRAKTIK PERALATAN PENGAMATAN GEOFISIKA I PERALATAN PENGAMATAN MAGNET BUMI (MAGNETOMETER) Dosen Pengampu: Hamidatul Husna Matondang, MT Disusun Oleh: Nama : Raihan Ahmad Fauzan Kelas : Instrumentasi 3A NPT : 41.21.0022 PROGRAM STUDI D-IV INSTRUMENTASI MKG SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA TANGERANG SELATAN 2022 I. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum ini ditujukan agar praktikan dapat memahami definisi dari magnetometer dan dapat mengoperasikannya. Kemudian, praktikan mampu untuk menganalisis data pengamatan magnetometer. II. LANDASAN TEORI Bumi merupakan sebuah planet yang berlaku seperti magnet dengan medan magnet yang mengelilinginya. Medan magnet tersebut dihasilkan oleh dipol magnet yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipol dapat bergeser sekitar 11° dari sumbu rotasi bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang sama dengan kutub utara magnet bumi. Magnet bumi berasal dari Gerakan materi bumi cair (outer core) yang mengandung muatan listrik yang bergerak menyerupai sistem dinamo. Terdapat parameter yang menggambarkan arah medan magnet, yaitu deklinasi dan inklinasi. Deklinasi merupakan sudut antara utara magnet dan utara geografis, sedangkan inklinasi adalah sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total. Intensitas medan ⃑ ) digambarkan dengan komponen horizontal (𝐻), komponen vertikal (𝑍), komponen total (𝑭 horizontal kea rah utara (𝑋) dan kea rah timur (𝑌). Intensitas medan magnet bumi secara kasar antara (25.000-65.000) nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di Utara ekuator mempunyai intensitas sekitar 40.000 nT, sedangkan di bagian Selatan ekuator sekitar 45.000 nT. Hubungan antara komponen-komponen medan magnet tersebut digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Sketsa komponen magnet bumi 2 sehingga dihasilkan persamaan: 𝐻 = √(𝑋 2 + 𝑌 2 ) 𝐹 = √(𝐻 2 + 𝑍 2 ) = √(𝑋 2 + 𝑌 2 + 𝑍 2 ) Medan magnet bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk menyeragamkan nilainilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu setahun. Adanya anomali medan magnet menyebabkan perubahan dalam medan magnet total bumi dan dapat dituliskan sebagai berikut: 𝐻𝑇 = 𝐻𝑀 + 𝐻𝐴 dengan 𝐻𝑇 adalah medan magnet total bumi, 𝐻𝑀 adalah medan magnet utama bumi, dan 𝐻𝐴 adalah medan anomali magnet. Jika besar 𝐻𝐴 ≪ 𝐻𝑇 dan arah 𝐻𝐴 hampir sama dengan arah 𝐻𝑇 maka anomali magnet totalnya adalah: ∆𝑇 = 𝐻𝑇 − 𝐻𝑀 Semua parameter di atas diperlukan dalam melakukan pengamatan magnet bumi. Data pengamatan tersebut digunakan dalam memantau adanya aktivitas magnet dan sebagai bahan untuk pengolahan precursor gempa bumi. Peralatan yang digunakan untuk mengukur magnet bumi disebut magnetometer. Di Indonesia pengamatan magnet bumi dilakukan sebanyak dua kali pengamatan. Pertama, pengamatan mingguan yang dilakukan setiap hari Rabu dan Jumat menggunakan peralatan DIM dan PPM Portable untuk memperoleh nilai komponen medan magnet bumi. Kedua, pengamatan secara realtime yang dilakukan menggunakan Variograf Digital Lemi-018 dan Proton Precision Magnetometer. 3 2.1 Sensor Fluxgate/Probe Gambar 4. Probe Mag A magnetometer Keterangan: 1. Penutup Probe 6. Pelat pemasangan 2. Gasket penutup 7. Kabel 5m ke magnetometer 3. Pelat blanking 8. Sekrup pemasangan enklosur 4. Wadah probe 9. Probe Fluxgate Mag A 5. Sekrup pelat pemasangan 10. Sekurp pemasangan probe Probe terdiri dari sensor medan magnet fluxgate presisi yang dipasang di dalam tabung. Pengaturan joystick untuk memangkas penyelarasan sensor relatif terhadap tabung disediakan. Probe dipasang pada pilar yang tertutup di wadah yang kokoh, sepenuhnya melindungi dari kerusakan mekanis atau potensi ketidaksejajaran. Probe dan enklosur masing-masing terpasang ke pelat pemasangan, yang ditahan oleh empat sekrup ke teleskop Theodolite. Penyegelan paking disediakan untuk mencegah masuknya uap air. Magnetometer dilengkapi dengan probe yang disejajarkan dengan sumbu optik Theodolite hingga 10 detik busur. Kabel fleksibilitas tinggi menghubungkan probe ke unit elektronik. 4 2.2 Digitizer Mag-01H Mag-01H adalah digitizer yang memiliki kinerja tinggi portabel yang memberikan pengukuran presisi arah dan intensitas medan magnet dari 0.1 nT (1μG) hingga 2.000μT (20G) dengan respons frekuensi DC hingga 10Hz. Probe aksial dan transversal tersedia bersama dengan probe tanpa kemasan untuk aplikasi kriogenik. Mag-01H dapat di supply oleh tegangan listrik atau baterai internal, dan memiliki tampilan 4.5 digit dan output analog. Baterai asam timbal bersegel internal yang dapat diisi ulang menyediakan penggunaan terus menerus hingga 16 jam dan dapat diisi ulang menggunakan adaptor listrik yang disediakan. Mag-01H memiliki sakelar sensitivitas 10 kali tambahan untuk resolusi 0.1nT dan kontrol offset hingga ±90µT dalam langkah 10µT. Instrumen ini menampilkan linearitas, akurasi, dan drift yang sangat rendah dengan waktu dan suhu yang luar biasa. Sudut di mana magnetometer fluxgate elektroniknya membaca nilai minimum, akan dibandingkan dengan penampakan melalui optiknya teodolit. True north ditentukan dengan melihat target referensi true north yang terpasang agak jauh, atau berasal dari celestial perhitungan navigasi pada penampakan matahari atau bintang lain. 2.3 Theodolite Declinometer/inclinometer adalah magnetometer fluxgate yang dipasang pada teodolit non-magnetik untuk melakukan pengukuran deklinasi dan inklinasi absolut. Ini digunakan untuk mengkalibrasi kompas atau secara berkala mengkalibrasi terus menerus merekam variometer magnetik di observatorium magnetik. Unit Theodolite Fluxgate terdiri dari theodolite non-magnetik, inti fluxgate magnetik linier dari DTU Space, dan akuisisi data tertanam berdasarkan sistem Linux. Penyesuaian dan kalibrasi magnetik dilakukan di laboratorium geomagnetik dan geodetik independen. 5 Keterangan: 11. Kabel fleksibilitas tinggi magnetometer 12. Probe 13. Mikrometer 14. Penjepit putaran vertikal ke 23. Tempat putaran vertikal 24. Prisma penampakan curam (Skala: noninverting) 25. Prisma penampakan curam (Tekescope) 15. Penyesuaian putaran horizontal 26. Skala cermin iluminator 16. Penjepit putaran horizontal 27. Pengatur level tubular 17. Adaptor dudukan pilar (Trivet) 28. Wadah putaran horizontal 18. Penyesuaian putaran vertikal 29. Sekrup perata 19. Level tulbular 30. Level putaran 20. Cincin pemfokus skala 31. Plumb optik 21. Cincin pemfokusan gratikula 32. Filter surya atau oranye 22. Cincin fokus teleskop 6 III. PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.2 • Sensor Fluxgate • Non-magnetic Theodolite • Tripod • Digitizer Mag-01H • Kabel Hubung • Power Listrik Langkah Percobaan/Pengamatan 3.2.1 Instalasi Theodolite a) Gunakan sekrup tiga kaki untuk mengatur level dasar theodolite dengan melihat tingkatan melingkar. b) Putar teleskop ke posisi horizontal dengan probe di bagian atas dan gunakan penjepit vertikal. Lepaskan klem horizontal dan sejajarkan tinggi pipa antara dua sekrup kaki A dan B. Sekrup kaki A dan B harus diputar berlawanan arah dengan jumlah yang sama sampai tinggi pipa berada di tengah. c) Putar Theodolite searah jarum jam sebesar 90° untuk menyejajarkan ketinggian tabung dengan sekrup kaki ketiga C, dan sesuaikan ketinggian ke arah tersebut menggunakan sekrup kaki C. Putar 180° dan kurangi kesalahan hingga setengahnya dengan menggunakan sekrup kaki C. d) Putar Theodolite 90° searah jarum jam. Perhatikan posisi gelembung level tubular. Posisikan gelembung ke posisi tengah dengan memutar kaki A dan B dengan rotasi yang sama dan berlawanan. e) Putar Theodolite 90° searah jarum jam. Putar sekrup kaki C dengan mengatur posisi gelembung ke tengah. f) Periksa gelembung sehingga pada posisi rata-rata melalui putaran penuh. g) Ulangi langkah di atas seperlinya, berpusat pada posisi rata-rata hingga tetap stabil. 7 3.2.2 Pengaturan pada titik referensi (terpasang di tripod) a) Posisikan tripod di atas titik referensi tanah dengan ketinggian level kepalanya. Pasang Theodolite dan posisikan alat tersebut menggunakan level pelat melingkar dan sekrup kaki. b) Untuk memfokuskan optic pada graticule, putar okuler dan fokuskan pada titik ground dengan menarik atau mendorong tabung okuler. Sejajarkan gratikula dan titik target dengan menyesuaikan kaki tripod dan/atau sekrup kaki alat tersebut. c) Ratakan kembali dengan sekrup kaki dan selesaikan pemusatan halus dengan menggerakkan Theodolite pada kepala tripod. Jika perlu, ulangi prosedur peralatan dan pemusatan hingga Thedolite sejajar, langsung di atas titik tanah. 3.2.3 Pembacaan Magnetometer a) Arahkan Theodolite ke target referensi atau posisi bidang nol. Setelah menyelaraskan ke arah yang diinginkan, garis gradasi lingkaran tidak akan tepat berada di tengah index garis ganda, dan akan lebih mirip dengan yang ditampilkan pada gambar di bawah ini: Gambar 2. Contoh posisi garis gradasi lingkaran. b) Untuk mencapai pembacaan yang benar, putar sekrup mikrometer hingga garis gradasi lingkaran tepat di tengah index garis ganda. Gambar 3. Garis gradasi lingkaran sejajar tepat di tengah index garis ganda c) Contoh: Pengukuran vertikal yang ditampilkan pada gambar di atas sekitar 272°52’44’’. 8 IV. ANALISIS PERCOBAAN 4.1 Pengamatan Deklinasi Hubungkan kabel probe ke magnetometer dan nyalakan instrumen. Sebelum memulai pengukuran, putuskan pengaturan sensitivitas mana yang dapat digunakan. Coba pengukuran null percobaan pada sensitivitas x10 (resolusi 0,1nT). Jika noise melebihi 0,5nT p-p maka pengaturan sensitivitas x1 harus digunakan. Ini direkomendasikan untuk sebagian besar pengamatan. Catatan: • Sebelum melakukan pembacaan pada Mag-01H, pastikan kontrol offset disetel ke nol dan sakelar toggle berada di posisi tengah. • Kesalahan offset kecil (beberapa nT) akan muncul saat beralih antara pengaturan sensitivitas x1 dan x10. Ini sama sekali tidak mempengaruhi akurasi pengamatan asalkan pengaturan sensitivitas tidak berubah selama empat set pengukuran per pengamatan. Jika indikator audio null dipasang, pilih pengaturan volume yang sesuai dengan menggunakan tombol putar yang dipasang di atas Mag-01H. Untuk pengamatan ini diperlukan target referensi dengan azimuth (TA) yang diketahui. Ini adalah sudut antara target dan Meridian Geografis (GM) pada titik pengamatan. Azimuth target dapat disurvei menggunakan pengukuran GPS. Pengaturan lingkaran horizontal akan sewenang-wenang; oleh karena itu, pembacaan target datum (TD) harus direkam terlebih dahulu. Dengan lingkaran yang tidak dijepit, sejajarkan teleskop dengan target secara kasar dan jepit kedua lingkaran. Kemudian gunakan kontrol penyesuaian lingkaran vertikal dan horizontal untuk menyelaraskan dengan target. a) Amati target dan catat pembacaan putaran lingkaran horizontal kiri (CL) dan lingkaran kanan (CR). Hitung target datum (TD) sebagai berikut: TD[±90°] = [CL + CR]/2 Catatan: Berisi komponen ±90° yang akan dikurangi saat perhitungan D. b) Atur lingkaran vertikal ke 90° atau 270° yang sesuai, pastikan skala mikrometer terbaca 00’00”. Lakukan pengamatan magnetometer mode nol empat dan hitung nilai rata-rata Meridian Magnetik (MM). dengan MM = [ED + WD + EU + WU]/4 c) Hitung nilai Deklinasi (D) D = MM + [TA] − TD ± 90° 9 Pilih nilai yang diinginkan untuk D dan tolaj nilai yang lebih besar dengan catatan D bernilai positif jika ke arah timur dan negative jika kea rah barat dari GM. Amati penggunaan tanda kurung dan tanda yang benar. Contoh pengamatan Deklinasi: TA = −30° CL = 260° CR = 80° EU, WD = 14° WU, ED = 194° TD [±90°] = [CL + CR]/2 = [260° + 80°]/2 = 170° MM = [ED + WD + EU + WU]/4 = [194° + 14° + 14° + 194°]/4 = 104° = MM + (−30°) – TD ±90° D 4.2 = 104° − 30° − 170° + 90° = −6° Select = 104° − 30° − 170° − 90° = −186° Reject Pengamatan Inklinasi Untuk melakukan Pengukuran ini, arah referensi adalah skala vertikal yang terkompensasi. a) Dengan probe di atas teleskop, atur teleskop NU ke nilai rata-rata MM atau (MM + 180º) pada lingkaran horizontal, sesuai dengan pengamatan utara D, dan kunci lingkaran horizontal. b) Putar teleskop pada bidang vertikal dan dapatkan pengukuran magnetik nol (NU) dan (SD). c) Putar teleskop ke MM atau (MM + 180º) pada lingkaran horizontal, sesuai dengan pengamatan selatan D. Kunci lingkaran horizontal dan putar teleskop pada bidang vertikal untuk mendapatkan pengukuran magnetik nol SU dan ND. d) Hitunglah niali kemiringannya, I: I = [[360° − ND] + [180° − SU] + [SD − 180°] + NU]/4 10 Contoh pengamatan Inklinasi 4.3 ND = 300° SU = 120° SD = 240° NU = 60° I = [60° + 60° + 60 + °60°]/4 = 60° Perbaikan dan Pemeliharaan Alat 4.3.1 Pemeriksaan Baterai Hubungkan pengisi daya baterai ke suplai langsung. Indikator pengisian daya pada magnetometer harus menyala. Setelah 10 sampai 20 menit, nyalakan magnetometer. Tegangan baterai ditampilkan selama beberapa detik saat dihidupkan dan harus antara 6,5V dan 7V. Putuskan sambungan pengisi daya baterai. Matikan dan nyalakan kembali magnetometer. Tegangan baterai tidak boleh kurang dari 6V. Lihat juga Penggantian Baterai Mag-01H. 4.3.2 Pemeriksaan Fungsional Setel sakelar sensitivitas ke x1. Variasikan orientasi probe sehubungan dengan arah medan magnet Bumi. LCD harus merespons dengan perubahan tanda dan besaran. Arahkan probe sehingga LCD menunjukkan beberapa nilai rendah, mis. sekitar 5nT (+0,005μT). Pilih sensitivitas x10 sebentar. LCD harus merespons dengan menampilkan +0,050. Atau pilih ±30μT menggunakan kontrol offset. LCD harus merespons ±30 μT. 4.4 Kalibrasi Kembalikan Sistem D/I ke Instrumen Bartington untuk kalibrasi magnetometer pada interval yang disarankan. Lihat Sertifikat Kalibrasi untuk rincian lebih lanjut. Jika diduga terjadi ketidaksejajaran mekanis selama kalibrasi magnetometer, Departemen Layanan Instrumen Bartington akan menghubungi Anda untuk menyarankan pengujian lebih lanjut. Ketidaksejajaran mekanis akibat keausan tidak dapat diprediksi, tetapi kalibrasi ulang periodik teodolit tambahan disarankan. Sebagai panduan, kesalahan offset tidak boleh melebihi ±5nT per tahun. 11 V. KESIMPULAN Magnetometer Fluxgate DIM merupakan alat yang digunakan oleh BMKG dalam pengamatan magnet bumi untuk menentukan sudut inklinasi dan deklinasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi arah kompas dan koordinat di suatu wilayah yang digunakan dalam bidang navigasi penerbangan, maritim, dan tanda waktu. Selain itu, data magnet bumi digunakan dalam memantau adanya aktivitas magnet dan sebagai bahan untuk pengolahan prekursor gempa bumi. 12 DAFTAR PUSTAKA Bartington Fluxgate Magnetometer, 1-axis, GMW Associates, https://gmw.com/product/mag-01h/ (diakses pada tanggal 29 Desember 2022) Pengamatan Magnet Bumi, http://stageof.tangerang.bmkg.go.id/?page_id=107 (diakses pada tanggal 29 Desember 2022) Operational Manual for Mag-01H Fluxgate Declinometer/Inclinometer with non-magnetic Wild T1 Theodolite, Bartington Instrument. http://www.mingeo.com/prod-cable10.html (diakses pada tanggal 29 Desember 2022). 13 Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan pengamatan peralatan magnetometer 14