Uploaded by michaelsteven313

PPT Tugas 3 Despon II Kelompok 11 (Pondasi Bore Pile)

advertisement
Gusniarta Keliat
(200404071)
Louise Cavin
Sidabutar
(200404077)
Michael Steven
(200404081)
PONDASI BORE PILE
Defenisi Bore Pile
Bor pile atau bored pile adalah teknik
membangun pondasi yang memanfaatkan bantuan
mesin bor. Tanah akan dikeruk menggunakan
mesin tersebut hingga kedalaman tertentu,
kemudian diisi dengan tulang besi dan cor beton.
Fungsi dan Kegunaan Bore Pile
fungsi pondasi bored pile
adalah sebagai dasar tapak
satu gedung. Namun,
karakteristiknya
memungkinkan pilar
pondasi ini untuk
menopang beban yang
lebih berat jika
dibandingkan jenis lainnya.
Terlebih jika proyek bangunan
berdiri di atas tanah lempung
atau berair, bored pile adalah
pilar pondasi yang cocok
untuk menahan agar tiang
tidak bergeser ke samping.
Bukan hanya itu, rangkanya
juga akan meminimalisir
kemunculan gelombang pada
tanah saat pembangunan
mulai dilakukan.
Bore pile berbentuk lurus
Tipe Tiang
Pancang
Menurut
Bentuk
Bored pile dengan ujung berbentuk bel
Bored pile dengan bentuk ujung menyerupai trapesium
Bored pile berbentuk lurus utk lokasi berbatuan
Bored Pile Manual (Strauss Pile)
Tipe Tiang
Pancang
Menurut Alat dan
Teknik Pengerjaannya
Bored Pile Mini Crane
Bored Pile Gawangan
Kelebihan dan Kekurangan Bore Pile
Kelebihan Bored Pile
• Cocok dan aman diaplikasikan di kawasan yang sempit dan padat bangunan.
• Tidak menimbulkan getaran yang terlalu keras sehingga tidak mengganggu bangunan di sekitarnya.
• Diameter dan kedalaman tiang cukup bervariasi sesuai dengan jenis yang digunakan.
• Tidak menimbulkan pergeseran tiang ataupun gelombang pada tanah saat proses pengeboran.
• Pondasi bored pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya dan mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral.
• Permukaan di atas di mana dasar bored pile didirikan dapat diperiksa secara langsung.
• Pada bagian dasar pondasi bisa dibuat lebih lebar untuk meningkatkan ketahanannya.
Kekurangan Bored Pile
• Proses pengeboran sangat tergantung cuaca. Keadaan cuaca yang kurang mendukung dapat
mempersulit pengeboran dan pengecoran.
• Kepadatan tanah pada saat pengeboran akan mengalami penurunan.
• Pada tanah dengan komposisi pasir tinggi, tidak bisa dibuat pembesaran ujung pondasi.
• Bisa menimbulkan tanah longsor jika proses pemasangan tidak menggunakan casing.
• Saat lubang bor kemasukan air, maka kondisi tanah akan terganggu sehingga mengurangi
kekuatan tanah dalam menahan tiang.
• Rentan terkena timbunan lumpur pada dasar lubang yang berakibat kedalamannya tidak maksimal.
Tahap Persiapan
Penggalian
Metode
Bore Pile
Instalasi/Pemasangan Tulang
Pengecoran
Spesifikasi Alat
PERSAMAAN DAYA DUKUNG
PONDASI BORE PILE
BERDASARKAN NILAI
SONDIR & N-SPT
(MEYERHOF, 1956)
A. Persamaan Daya Dukung Pondasi Bore Pile Berdasarkan Nilai Sondir
1.
Metode Aoko & De Alencar
Perhitungan kapasitas pondasi bor dengan sondir tidak memperhitungkan kuat dukung selimut pondasi bor
dikarenakan Perlawanan geser tanah pada pondasi bor sangat kecil dan dianggap tidak ada
𝑸𝒖 = 𝒒𝒃 × π‘¨π’ƒ
• 𝑸𝒖 =Kapasitas ultimate tiang bor (kg)
• 𝒒𝒃 = Tahanan ujung sondir (kg/cm²)
• 𝑨𝒃 = Luas penampang ujung tiang bor (cm²)
Kapasitas dukung ujung persatuan luas (𝒒𝒃 ):
𝒒𝒃 = 𝒒𝒄 × π‘­π’ƒ
𝒒𝒄 = Perlawanan konus rata-rata 1,5d di atas ujung tiang dan 1,5d di bawah ujung tiang
𝑭𝒃 = Faktor empirik yang tergantung tipe tanah, untuk bored pile diambil 3,5
d = diameter tiang (m)
Kapasitas ijin tiang (𝑸𝒂𝒍𝒍 ) diperoleh dengan membagi kapasitas ultimit (𝑸𝒖) dengan faktor aman (SF)
tertentu.
• Dasar tiang yang dibesarkan dengan d < 2 m:
𝑸𝒂𝒍𝒍
𝑸𝒖
=
𝟐, πŸ“
𝑸𝒂𝒍𝒍
𝑸𝒖
=
𝟐, 𝟎
• Dasar tiang tanpa pembesaran :
2. Metode Schmertmann & Nottingham (1975)
Kuat daya dukung ultimate (𝑸𝒖) dihitung dengan persamaan:
• 𝑸𝒖 = 𝑸𝒃 + 𝑸𝒔
•
= 𝒇𝒃 . 𝑨 𝒃 + 𝒇𝒔 . 𝑨 𝒔
•
= π’˜. 𝒒𝒄. 𝑨𝒑 + 𝑲𝒇. 𝒒𝒇. 𝑨𝒔
Dimana :
𝒇𝒃 = Tahanan ujung satuan (kg/cm²)
𝒒𝒄 =Tahanan konus rata-rata (kg/cm²)
𝑨𝒃 = Luas penampang ujung tiang bor (cm²)
π’˜ =Koefisien korelasi
𝒇𝒔 =Tahanan gesek satuan (kg/ cm²)
𝒒𝒇 = Tahanan gesek sisi konus (kg/ cm²)
𝑨𝒔 = Luas selimut tiang bor (cm²)
𝑲𝒇 =Koefisien tak berdimensi
Daya dukung ijin tiang bor (𝑸𝒂𝒍𝒍 ):
𝑺𝑭 = angka keamanan (2,5 - 4)
Tahanan ujung satuan (𝒇𝒃 ):
𝒇𝒃 = π’˜ × π’’π’„
≤ 1,2 kg/cm² (120 kN/m²)
Dimana :
𝒇𝒃 = Tahanan ujung satuan (kg/cm²)
π’˜ =Koefisien korelasi bergantung pada OCR (table)
𝟏
𝒒𝒄 = 𝟐 ( π’’π’„πŸ + π’’π’„πŸ ) (kg/cm²)
π’’π’„πŸ = 𝒒𝒄 rata-rata pada zona 0,7d atau 4d di bawah dasar tiang (kg/cm²)
π’’π’„πŸ = gc rata-rata pada zona 8d di atas dasar tiang (kg/cm²)
Tahanan gesek satuan (𝒇𝒔 ) :
𝒇𝒔 = 𝑲𝒇 × π’’π’‡
≤ 1,2 kg/cm² (120 kN/m²)
Dimana :
𝒇𝒔 = Tahanan gesek satuan (kg/cm²)
𝒒𝒇 =Tahanan gesek sisi konus (sleeve friction/ cleef)(kg/cm²)
𝑲𝒇 = Koefisien tak berdimensi
Bila tiang dalam pasir, 𝑲𝒇 bergantung pada rasio L/d (L = kedalaman, dan d = diameter tiang):
•
•
Kedalaman 8d pertama dari permukaan tanah, 𝑲𝒇 diinterpolasi dari nilai 0 di permukaan tanah sampai nilai 2,5 di
kedalaman 8d.
Lebih dari kedalaman 8d ini, nilai 𝑲𝒇 berkurang dari 2,5 sampai 0,891 pada kedalaman 20d, atau, boleh dianggap secara
keseluruhan nilai 𝑲𝒇 = 0,9.
3. Metode Mayerhoff
𝑸𝒖 = 𝑸𝒃 + 𝑸𝒔
= 𝒇𝒃 . 𝑨𝒃 + 𝒇𝒔 . 𝑨𝒔
• 𝑸𝒖 =Kapasitas ultimate tiang bor (kg)
• 𝒇𝒃 = Tahanan ujung satuan (kg/cm²)
• 𝑨𝒃 = Luas penampang ujung tiang bor (cm²)
• 𝒇𝒔 =Tahanan gesek satuan (kg/ cm²)
• 𝑨𝒔 = Luas selimut tiang bor (cm²)
Daya dukung ijin tiang bor (𝑸𝒂𝒍𝒍 ):
𝑸𝒂𝒍𝒍 =
𝑸𝒖
𝑺𝑭
𝑺𝑭 = angka keamanan (2,5 - 4)
Tahanan ujung satuan (𝒇𝒃 ):
𝒇𝒃 = π’˜πŸ . π’˜πŸ . 𝒒𝒄
𝒇𝒃 = Tahanan ujung satuan , untuk tiang bor diambil 70% atau 50% nya
𝒒𝒄 =Tahanan konus rata-rata (kg/cm²) pada zona 1d di bawah ujung tiang dan 4d di atasnya
π’˜πŸ = [
𝒅+𝟎,πŸ“ 𝒏
]
πŸπ’…
koefisien modifikasi pengaruh skala, jika d < 0,5 m →π’˜πŸ = 1
π’˜πŸ = L/10d : koefisien modifikasi untuk penetrasi tiang dalam lap. pasir padat saat L<10d, Jika L>10d → π’˜πŸ = 1
d = Diameter tiang (m)
L = Kedalaman penetrasi tiang di dalam lap. pasir padat (m)
n = Nilai eksponensial :
•
1 untuk pasir longgar (gc < 5 MPa),
•
2 untuk pasir kepadatan sedang (5 MPa < gc < 12 MPa),
•
3 untuk pasir padat (gc > 12 MPa).
• Tahanan gesek satuan (𝒇𝒔 ) :
• Tahanan gesek satuan diambil salah satu dari :
𝒇𝒔 = 𝑲𝒇 × π’’π’‡ ; dengan Kf = 1 atau,
• Bila tidak dilakukan pengukuran tahanan gesek sisi konus :
𝒇𝒔 = 𝑲𝒄 × π’’π’„ ; dengan Kc = 0,005
Dimana :
𝒇𝒔 = Tahanan gesek satuan (kg/cm²)
𝑲𝒇 = Koefisien modifikasi tahanan gesek sisi konus
𝑲𝒄 = Koefisien modifikasi tahanan konus
Untuk tiang bor, Meyerhoff menyarankan menggunakan faktor reduksi 70% dan 50% dalam menghitung
tahanan gesek tiang
Standard Penetration Test
B. Persamaan Daya Dukung Pondasi Bore Pile Berdasarkan Nilai N-SPT
1. Metode O’Neil & Reese (1989)
𝑄𝑒 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠
= 𝑓𝑏 βˆ™ 𝐴𝑏 + 𝑓𝑠 βˆ™ 𝐴𝑠
Tahanan ujung satuan (𝒇𝒃 ) :
O'Neil dan Reese merekomendasikan tahanan ujung tiang bor
pada penurunan 5% dari diameter dasar tiang pada pasir :
𝑓𝑏 = 0,6 βˆ™ πœŽπ‘Ÿ βˆ™ 𝑁60 ≤ 4500 π‘˜π‘ƒπ‘Ž
• Qu = Kapasitas Ultimate tiang bor (kN)
• 𝑓𝑏 = Tahanan ujung netto per satuan luas (kN/π‘š2 )
• 𝑓𝑏 = Tahanan ujung satuan (kN/π‘š2 )
• 𝑁60 = Nilai N-SPT rata-rata antara ujung bawah tiang bor
sampai πŸπ’…π’ƒ di bawahnya, dan tidak perlu dikoreksi
terhadap overburden
• 𝐴𝑏 = Luas penampang ujung tiang bor (π‘š2 )
• 𝑓𝑠 = Tahanan gesek satuan (kN/π‘š2 )
• 𝐴𝑠 = Luas selimut tiang bor
(π‘š2 )
• 𝑑𝑏 = Diameter ujung bawah tiang bor (m)
• πœŽπ‘Ÿ = Tegangan referensi = 100 kPa = 100 kN/π‘š2
Jika tiang bor dasarnya berdiameter > 120 cm, maka besarnya 𝑓𝑏 dapat mengakibatkan penurunan > 25 mm (1 inci). Maka
disarankan nilai 𝑓𝑏 direduksi menjadi π‘“π‘π‘Ÿ dengan :
π‘“π‘π‘Ÿ = 4,17
π‘‘π‘Ÿ
𝑑𝑏
βˆ™ 𝑓𝑏
Bila 𝑑𝑏 ≥ 1200 π‘šπ‘š
• π‘‘π‘Ÿ = Lebar referensi = 300 mm
• 𝑑𝑏 = Lebar ujung bawah tiang bor
Standard Penetration Test
Tahanan ujung satuan (𝒇𝒔 ) :
𝑓𝑠 = 𝛽 βˆ™ πœŽπ‘Ÿ′
𝛽 = 𝐾. tan 𝛿
• 𝑓𝑠 = Tahanan gesek satuan (kN/π‘š2 )
• πœŽπ‘Ÿ ′ = Tekanan overburden di tengah-tengah lapisan
tanah (kN/π‘š2 )
• 𝛿
= Sudut gerak antara tanah dan tiang (derajat)
Metode ini disebut juga dengan metode 𝛽. Nilai K/Ko
dan rasio 𝛿 ΤΙΈ′ ditunjukkan dalam tabel disamping.
Standard Penetration Test
Koefisien 𝛽 juga dapat dihitung dengan persamaan:
𝛽 = 1,5 − 0,135
𝑧Τπ‘‘π‘Ÿ
Dengan 0,25 ≤ 𝛽 ≤ 1,2
• dr = lebar referensi = 300 mm
• z = Kedalaman di tengah-tengah lapisan tanah (m)
Jika 𝑁60 ≤ 15, maka 𝛽 dalam persamaan menjadi :
𝑁60
𝛽=
1,5 − 0,135
15
𝑧ࡗ
π‘‘π‘Ÿ
𝑁60 = N-SPT yang tidak dikoreksi terhadap overburden dan hanya dikoreksi oleh prosedur (alat) di lapangan.
Beberapa nilai 𝛽 untuk tanah non-kohesif yang disarankan oleh Reese dkk (2006) :
1) Untuk pasir: 𝛽 = 0,25, jika z > 26,14 m
2) Untuk pasir yang banyak mengandung kerikil: 𝛽 = 2 – 0,15(𝑧)0,75 dengan 0,25 ≤ 𝛽 ≤ 1,8
3) Untuk pasir berkerikil atau kerikil : 𝛽 = 0,25, jika z > 26,5 m
Standard Penetration Test
2. Metode Luciano Decourt (1987)
𝑄𝑒 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠
= 𝛼 π‘˜. 𝑁𝑏. 𝐴𝑏 + 𝛽 𝑁𝑠ࡗ3 + 1 . 𝐴𝑠
• Qu = Kapasitas Ultimate tiang bor (ton)
• k
= Koefisien dari jenis tanah
• 𝑁𝑏 = Nilai N-SPT terkoreksi pada elevasi dasar tiang
(4d ke bawah dan 4d ke atas dari ujung tiang)
• 𝐴𝑏 = Luas penampang ujung tiang bor (π‘š2 )
• 𝑁𝑠 = Nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang (3 < N < 50)
• 𝐴𝑠 = Luas selimut tiang bor (π‘š2 )
• 𝛼 = koefiesien dasar tiang, 𝛽 = koefisien selimut tiang
Daya dukung ijin tiang bor (π‘„π‘Žπ‘™π‘™ ):
π‘„π‘Žπ‘™π‘™ =
𝑄𝑒
𝑆𝐹
; SF = angka keamanan (2,5 – 4)
EFISIENSI KELOMPOK
PONDASI BORE PILE
Standard Penetration Test
Efisiensi Kelompok Bore Pile
Perhitungan jumlah kebutuhan tiang pada suatu kelompok tiang dalam mengakomodir gaya aksial yang bekerja secara sentris
(V) dapat dinyatakan dengan persamaan di bawah.
𝑁𝑝 =
𝑉
π‘„π‘‘π‘–π‘Žπ‘›π‘”
• Np
= Jumlah tiang
• V
= Gaya aksial yang terjadi
• π‘„π‘‘π‘–π‘Žπ‘›π‘” = Daya dukung ijin tiang
Jumlah kebutuhan tiang tersebut perlu dilakukan koreksi akibat efisiensi kelompok tiang.
Efisiensi Kelompok Tiang (Eg) Converse-Labarre Formula:
𝐸𝑔 = 1 −
•
•
•
•
•
πœƒ 𝑛−1 π‘š+ π‘š−1 𝑛
90
π‘šπ‘›
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
πœƒ = arc.tg (d/s), dalam derajat (°)
s = jarak pusat ke pusat tiang (m)
d = diameter tiang (m)
PENURUNAN
PONDASI BORE PILE
Penurunan Pondasi Bore Pile
Pada perhitungan besarnya penurunan juga perlu melihat jenis tanah dibawah, serta pada proses penurunan yaitu penuruan
segera, penurunan konsolidasi dan penurunan sekunder. Suatu konstruksi pondasi dapat dihitung besarnya Penurunan total
adalah jumlah dari ketiga komponen tersebut, yang ditunjukkan pada Persamaan di bawah ini:
S = Se(1) + Se(2) + Se(3)
• S = Penurunan Total
• Se(1) = Penurunan elastis dari tiang
• Se(2) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di ujung tiang
• Se(3) = Penurunan tiang yang disebabkan oleh beban di sepanjang batang tiang
Se(1) =
𝑄𝑀𝑝+ξ 𝑄𝑀𝑠 .𝐿
𝐴𝑝.𝐸𝑝
……. • Qwp = Daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya dukung fricition (kN)
Se(2) =
𝑄𝑀𝑝.𝐢𝑝
𝑑.π‘žπ‘
…………...
Se(3) =
𝑄𝑀𝑝.𝐢𝑝
𝐿.π‘žπ‘
…………...
•
•
•
•
Qws = Daya dukung friction
Ap = Luas penampang tiang
L = Panjang tiang (m)
d = Diameter Tiang (m)
Cs = 0,93 + 0,16
•
•
•
•
•
Ep = Modulus Elastisitas dari bahan tiang (kN/π‘š2 )
ξ = Koefisien dari skin friction = 0,67
qp = Daya Dukung Ultimate (Kn)
Cp = Koefisien Empiris
Cs = Konstanta Empiris
𝐿Τ
𝐷
. 𝐢𝑝
CONTOH PERHITUNGAN
PONDASI BORE PILE
BERDASARKAN NILAI SONDIR & N-SPT
a. Contoh Soal dan Perhitungan dengan Data Sondir
Dari data Laboratorium Mekanika Tanah, direncanakan akan digunakan
pondasi bored pile dari beton precast dengan mutu beton K-350 pada
kedalaman 12,2 m dan diameter diketahui 60 cm.
Hitung Beban yang diizinkan bekerja pada tiang pancang tunggal
tersebut?, dan efisiensi kelompok pondasinya
Data Tes Laboratorium Mekanika Tanah
Penyelesaian
Menggunakan metode Schmertmann & Nottingham
a. Tahanan Ujung Per Satuan Luas (𝒇𝒃 )
𝒇𝒃 = 𝝎 𝒙 𝒒𝒄𝒂
10 + 5 + 5 + 32 + 36 + 48 + 37 + 51 + 50 + 53 + 20
π‘žπ‘1 8 𝐷 π‘˜π‘’ π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘  =
11
𝐾𝑔
ΰ΅— 2
= 31,54
π‘π‘š
π‘žπ‘2
20 + 7 + 15 + 8 + 94 + 175
𝐾𝑔
ΰ΅— 2
4 𝐷 π‘˜π‘’ π‘π‘Žπ‘€π‘Žβ„Ž =
= 53,17
π‘π‘š
6
π‘žπ‘π‘Ž =
1
2
π‘žπ‘1 + π‘žπ‘2 = ½ (31,54 + 53,17)
= 42,355 πΎπ‘”ΰ΅—π‘π‘š2
= 4235,5 𝐾𝑁Τπ‘š2
𝑓𝑏 = πœ” π‘₯ π‘žπ‘π‘Ž ≤ 150
𝐾𝑔ࡗ
15000 𝐾𝑁ࡗ 2
2
π‘π‘š
π‘š
Asumsi pasir terkonsolidasi normal ( OCR = 1), nilai factor πœ” = 1
𝑓𝑏 = 1 π‘₯ 42,355
𝐾𝑔
ΰ΅—π‘π‘š2 = 42,355
𝐾𝑔
ΰ΅—π‘π‘š2 ≤ 150 πΎπ‘”ΰ΅—π‘π‘š2
b. Tahanan Ujung
𝑸𝒃 = 𝑨𝒃 𝒙 𝒇𝒃
= ¼ πœ‹ (60)2 π‘₯ 42,355
=2826 π‘π‘š2 π‘₯ 42,355
𝐾𝑔
ΰ΅—π‘π‘š2
𝐾𝑔
ΰ΅—π‘π‘š2
= 119.695,23 Kg = 1196,95 KN
c. Tahanan gesek
𝑸𝒔 = 𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒔
𝐴𝑠 = πœ‹ . 𝐷 . 𝐿 (π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž 𝐿 = 12,2 π‘š )
= πœ‹ . (0,6) . 12,2
= 22,98 π‘š2
𝑓𝑠 = π‘˜π‘“ π‘₯ π‘žπ‘“ ( nilai π‘˜π‘“ = 0,9 dan π‘žπ‘“ = 0,368 )
= 0,9 x 0,368 = 0,3312 πΎπ‘”ΰ΅—π‘π‘š2 = 33,12 𝐾𝑁Τπ‘š2
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 π‘₯ 𝑓𝑠
= 22,98 π‘š2 x 33,12 𝐾𝑁Τπ‘š2
= 761,0976 KN
d. Kuat dukung ultimate
𝑸𝒖 = 𝑸𝒃 + 𝑸𝒔
𝑄𝑒 = (1196,95 + 761,0976) KN = 1958,048 KN = 195,9 ton
b. Contoh Soal dan Perhitungan Pondasi Bore Pile dengan Data N-SPT
Sebagai Contoh Perhitungan Digunakan nilai N-SPT, dimana telah dijelaskan pada Pondasi Tiang
Pancang dalam menentukannya.
• Cari Nilai Tahanan Ujung Tiang (Qb)
Diketahui :
N-SPT ujung tiang (𝑁𝑝), dengan :
β–ͺ D
= 45 cm
β–ͺ L
= 15 m
β–ͺ 8D (elevasi 11,4) = 8,22 ( didapat dari Interpolasi nilai SPT pada jarak 10,5- 12,5 m)
β–ͺ Lokasi ujung tiang = 60
β–ͺ 4D
= > 60 (coba 70)
β–ͺ N-SPT rata-rata
= 46.073
Cu
= 60 × 2/3 × 10
Cu
= 60 × 2/3 × 10
= 400
π‘˜π‘3
π‘š2
= 40 kN/π‘š2
N-spt rata-rata = 46.073
Ab
= ¼ phi 𝐷2
Ab
= ¼ (3,14)(0,452 )
Ab
= 0,16 π‘š2
Untuk tanah kohesif
Qb
= 9 × Cu × Ap
Qb
= 9 × 40 × 0,16
Qb
= 57,6 T
• Daya dukung Selimut Tiang (Qs)
Nspt = 60
D
= 0,45 m
L
= 2 m (diasumsikan)
Koefisien α Menurut Reese dan O’Neil adalah 0,55
Qs = α × Cu × Parimeter x Li
Qs = 0,55 × 40 × ( 3,14 × 0,45) × 2
Qs = 62, 172 T
•
Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang (Qu)
Qult
= Qb +Qs
Qult
= 57,6 + 62,172
= 119,772 T
• Kapasitas Daya Dukung Izin (Qall)
Qall
= Qult/SF
Qall
119,772 𝑇
=
( SF diambil 3)
3
Qall
= 39,924 T
Qall
= 39,994 π’Œπ‘΅πŸ‘
c. Efisiensi Kelompok Tiang Bore Pile
Asumsikan Uk
= 60 cm
Q tiang
= 195,9 t
V
= DL + LL
= 769 ton (diasumsikan)
Kebutuhan jumlah tiang
NP
= v/ Qtiang
= 760/ 195,9
= 3,87 ≈ 4 buah
Asumsikan jarak antar tiang :
S
= 3D
= 3× 60
= 180 cm
Efisiensi kelompok tiang
Ɵ
= arc tan D/S
= arc tan (60/180)
= 1,91˚
Asumsikan
m
=2
n
=2
Sehingga Eg
= 1- (1,91/90) × { ((2-1)2 +(2-1)2)/(2 × 2)}
= 0,98
Daya dukung kelompok tiang :
= Eg. 4. Qtiang
= 0,98.4.195,4
= 767,928> 760 ton (Aman)
KESIMPULAN
Pondasi bored pile adalah jenis pondasi dalam yang umum digunakan
pada bangunan vertikal dengan lapisan lantai yang jumlahnya cukup
banyak. Bored pile merupakan sebuah pondasi yang berbentuk
layaknya tabung panjang dan ditancapkan ke dalam tanah.
Pondasi bored pile bisa dijadikan alternatif apabila area sekitar
konstruksi tidak memungkinkan untuk digunakan pondasi tiang
pancang, karena pemilihan bored pile sebagai pondasi sebuah
bangunan kerap dilakukan atas dasar pertimbangan lingkungan.
Referensi
https://www.youtube.com/watch?v=3e8iHLskr54&t=12s
https://www.youtube.com/watch?v=RdTbvEcc1OM
1.
Das, B.M. 2008. Principles of Foundation Engineering Edisi 8. Boston: Cengage Learning.
2.
Bowles, J. E. 1997. Analisis dan Desain Pondasi Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
3.
Bowles, J. E. 1999. Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
4.
Hardiyatmo, H.C. 1996. Teknik Fondasi I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5.
Hardiyatmo, H.C. 2008. Teknik Fondasi II. Yogyakarta: Beta Offset.
6.
Sulistyowati, Tri. 2014. Materi Kuliah: Teknik Pondasi
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH
Download