Uploaded by Randy Linarto

Analisis teks cerita sejarah

advertisement
Analisis teks cerita sejarah
Pertempuran Nagashino
Juan S.V dan Ricky Linarto XII IPA 1
1. Analisis Ringkasan Cerita Sejarah
No.
1
Paragraf
I
2
II
3
III
4
IV
5
V
6
VI
7
VII
8
VIII
9
IX
10
X
11
XI
12
XII
13
XIII
Ringkasan
Katsuyori Takeda, anak Shingen Takeda pemimpin perang yang
mengandalkan kekuatan kalvaleri. Tetapi cara dia mengandalkan kavaleri,
harus berakhir dengan menyedihkan
Pemimpin dari provinsi lain, Nobunaga Oda yang merupakan seorang
penguasa terampil, pembaharu ekonomi, dan penyusun strategi yang baik.
Katsuyori Takeda memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena ayahnya
dengan strategi kalvaleri melawan Oda-Tokugawa yang menggunakan
aquerbus pada pertempuran Mikatagahara
Tokugawa melakukan kesalahan fatal dengan tidak menyiapkan
penghadang bagi kalaveri Takeda. Tokugawa kehilangan banyak pasukan
sehingga harus mundur
Takeda menang karena dukungan kondisi dan tempat pertempuran yang
ideal bagi kalvaleri.
Keberhasilan Takeda tersebut membuat Kastuyori terlalu mempercayai
serangan kalvaleri tanpa berpikir tidak seperti ayahnya, Shingen Takeda.
Takeda Shingen merupakan daimyo yang memiliki kemampuan untuk
menghentikan serangan Nobunaga. Shingen masuk ke Provinsi Mikawa
lalu meninggal di Kamp.
Pertempuran Nagashino merupakan pertempuran yang memperkenalkan
penggunaan senjata api. Oda telah belajar dari kesalahan tetapi Kastuyori
tidak belajar dari Yoshida Castle. Kastuyori tidak mampu mengambil
Yoshida Castle karena pertahanannya berlapis dan mampu menahan
kavaleri Kastuyori.
Oda Nobunaga belajar untuk menempatkan penembak dengan
perlindungan. Oda Nobunaga merupakan ahli strategi yang baik.
Nobunaga menempatkan penembak posisi yang jauh lebih baik dan
menempatkan pasukan di seberang sungai pada pertempuran Nagashino
Hal ini membuat pasukan kalvaleri Kastuyori menjadi tidak efektif.
Katsuyori menyuruh pasukannya menyerang Oda-Tokugawa dan berharap
gelombang serangan kalvaleri membuat penembak Oda tidak efektif.
Oda yang menyadari hal ini memerintahkan pasukannya menembak
bergantian.
Tembakan pasukan Oda tidak terganggu jumlah kalvaleri Katsuyori.
Katsuyori tidak menyerah. Dia memerintahkan Jenderalnya menyerang
Kamp Tokugawa tetapi gagal. Dia juga memerintahkan anak buahnya
menyerang gudang persediaan makanan Oda-Tokugawa tetapi serangan
tersebut juga gagal.
14
XIV
Kejatuhan klan Takeda dimulai dari pertempuran ini karena ketidakcermatan dalam pemakaian kalvalerinya. Takeda mengalami kehilangan
10000 orang dan delapan jenderalnya. Katsuyori terpaksa mundur dan
Oda Nobunaga meraih kemenangan besar untuk pertempuran Nagashino
dengan mengalahkan setidaknya 10000 orang dan delapan jenderal
Takeda
2. Analisis Struktur Isi Teks Cerita Sejarah
No Aspek
1
Judul
2
Orientasi
Penjelasan dan Bukti
Pertempuran Nagashino
Pernyataan:
Paragraf pertama dan kedua menceritakan tentang pemimpin dari
Pertempuran Nagashino, yaitu Katsuyori Takeda dan Nobunaga Oda.
Katsuyori adalah orang yang sangat percaya diri dan memiliki
kemampuan untuk mengoperasikan kavaleri sedangkan Nobunaga Oda
adalah seorang pemimpin yang sangat kuat dan kompeten karena
Nobunaga merupaka salah satu dari tiga pemersatu jepang. Ia memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam bidang ekonomi dan militer, tetapi
ia adalah seorang pemimpin yang kejam karena ia merupakan seorang
penindas yang sangat brutal terhadap lawannya sehingga banyak orang
yang menolak untuk bekerja sama dengannya.
Bukti:
Adalah sebuah kisah dari Katsuyori Takeda, anak Shingen Takeda, daimyo
berpengaruh pada zaman Sengoku di Jepang. Dia adalah anak dari
seorang pemimpin perang yang terkenal dengan kemampuan dan
strateginya yang mengandalkan kavaleri. Seperti ayahnya, dia percaya diri
dengan kemampuan kavalerinya yang mumpuni.
3
Rangkaian Peristiwa
Ada juga seorang Pemimpin dari Provinsi Lain bernama Nobunaga Oda.
Nobunaga dianggap sebagai satu dari tiga pemersatu Jepang bersama
dengan pengikutnya Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Selama
masa mudanya, Nobunaga dikenal secara luas karena penindasan yang
paling brutal terhadap lawan yang ditentukan, sehingga orang-orang yang
secara prinsip menolak untuk bekerja sama atau menyerah pada
tuntutannya. Dia adalah seorang penguasa terampil dan pengusaha yang
tajam, pembaharu ekonomi, menyusun strategi baik pada skala mikro dan
makroekonomi.
Katsuyori Takeda adalah orang yang sangat percaya diri. Kepercayaan diri
ini sudah lama diperoleh klan Takeda. Shingen Takeda, ayahnya
mengandalkan cavalry-charge (sebuah serangan secara besar-besaran
dengan menggunakan pasukan berkuda) ke barisan musuh. Salah satu
yang menjadi buktinya adalah saat Mikatagahara menjadi saksi
pertempuran antara Takeda dan Oda-Tokugawa Alliance. Pasukan
Tokugawa yang berada di wilayah terbuka, berpikir bahwa arquebus
(sebuah senapan laras panjang)-nya akan mampu menjadi penentu
kemenangan bagi Tokugawa saat berhadapan dengan kavaleri yang
menyerang ke arah mereka.
Namun, itu menjadi kesalahan fatal bagi Tokugawa. Tokugawa tidak
menyiapkan penghadang bagi kavaleri Takeda yang maju ke arah
penembak arquebusiers-nya. Kavaleri Takeda mampu menerjang dan
merusak formasi penembak arquebusiers dari Tokugawa. Pasukan
Tokugawa kehilangan banyak elemennya hingga pada akhirnya Tokugawa
harus mundur dari Mikatagahara hanya dengan ditemani 5 pasukannya.
Kavaleri Takeda menang. Dalam hal ini dikarenakan dukungan kondisi dan
tempat pertempuran. Saat menghadapi pasukan Tokugawa, Takeda
menghadapinya di tempat terbuka, dimana kavaleri dapat bermanuver
dan mencapai kecepatan ideal sebelum charging ke barisan musuh.
Jikalau tempatnya lebih susah bagi Takeda untuk bermanuver, maka
cavalry-charge tidak akan maksimal dan sejarah dapat berakhir berbeda
dari apa yang tertulis. Katakanlah Tokugawa menempatkan pasukan
mereka di tebing dan menghadapi pasukan kavaleri Takeda dengan
mendapatkan perlindungan yang berasal dari medan tempur. Hasilnya
arquebusiers bisa mendapatkan keuntungan dalam medan perang untuk
menghadapi kavaleri Takeda dan membantu mereka dalam
menyeimbangkan skala pertempuran. Dan kavaleri Takeda tidak
mendapatkan hambatan apapun untuk mencapai pasukan Tokugawa
dalam proses charging, pasukan Takeda mampu menyerang langsung
tanpa terhalangi melawan pasukan Tokugawa.
Dan katakanlah Tokugawa meletakkan penghalang bagi mereka, palang,
barikade, apapun untuk memperlambat laju kavaleri Takeda, hasilnya
bisa berbeda.
Hal ini, keberhasilan ini, dan berbagai keberhasilan Takeda akan cavalrycharge membuat Katsuyori terlalu mempercayai hal ini tanpa berpikir.
Berbeda dengan ayahnya, Shingen Takeda yang terkenal sebagai orang
yang sangat berhati-hati dalam menggunakan strategi. Shingen memakai
kavaleri di saat yang tepat, saat secara strategi memungkinkan dan
meyakinkan untuk menang. Tapi tidak dengan Katsuyori. Dia tidak
secerdas ayahnya.
Ketika Takeda Shingen berusia 49 tahun, dia adalah satu-satunya daimyo
dengan kekuatan dan kemampuan taktis yang diperlukan untuk
menghentikan serangan Oda Nobunaga untuk memerintah Jepang. Dia
melibatkan pasukan Tokugawa Ieyasu pada tahun 1572 dan menguasai
Futamata, dan pada bulan Januari terlibat dalam Pertempuran
Mikatagahara, di mana dia mengalahkan, tapi tidak meyakinkan, sebuah
pasukan gabungan kecil Nobunaga dan Ieyasu. Setelah mengalahkan
Tokugawa Ieyasu, Shingen menghentikan invasi sementara karena
pengaruh dari luar, yang memungkinkan Tokugawa bersiap untuk
bertempur lagi. Dia masuk Provinsi Mikawa, tapi segera meninggal di
kamp.
Di dalam suatu pertempuran, Takeda mengalami kejatuhan secara
drastis. Akhir yang tragis itu terjadi karena ketidak-cermatan Katsuyori
dalam memakai kavalerinya. Akhir itu terjadi di Nagashino. Pertempuran
yang dikatakan sebagai pertempuran modern Jepang yang pertama.
Pertempuran yang memperkenalkan penggunaan senjata api secara luas.
Dalam pertempuran Nagashino, Oda telah belajar dari kesalahan
Tokugawa di Mikatagahara. Dan sayangnya, Katsuyori tida kbelajar dari
apa yang terjadi sebelumnya, Yoshida Castle. Dalam Yoshida Castle,
Katsuyori tidak mampu mengambil kastil itu karena pertahanannya
berlapis dan mampu menahan kavaleri Takeda sehingga hampir tidak bisa
memanfaatkan keuntungan taktis dari pasukan kelas kavaleri. Akhirnya,
Katsuyori frustrasi dan menarik mundur pasukannya dari pengepungan
Yoshida. Dia tidak belajar tentang pemakaian kavaleri dari pertempuran
itu.
Berbanding terbalik dengan Oda Nobunaga. Dia belajar dari kesalahan di
Mikatagahara yang dilakukan Tokugawa dengan menempatkan
penembak tanpa perlindungan. Selain itu, Nobunaga pun memang
terkenal sebagai ahli strategi yang baik. Sebelumnya dalam pertempuran
Okehazama, dia mampu mengalahkan pasukan Imagawa Yoshimoto
dalam perbandingan 1 banding 10 dimana Yoshimoto di angka 10.
Kembali dalam Nagashino, Nobunaga menempatkan penembak dalam
posisi yang jauh lebih menguntungkan. Nobunaga membuat berbagai
macam penghalang untuk menghalangi kavaleri Takeda merangsek ke
dalam barisan pasukan Oda. Selain pengembangan itu, Nobunaga juga
menempatkan pasukannya di seberang sungai dimana pasukan Takeda
menempatkan diri.
Akibatnya, saat Katsuyori memerintahkan kavalerinya charging ke arah
Oda, mereka terhambat banyak hal. Pertama, saat mereka memulai
charging di open-plain, mereka sudah dihujani Oda dengan barisan
penembaknya. Jika sebelumnya dalam Mikatagahara, Takeda mampu
menyerang dengan mudah karena tidak ada halangan, dalam Nagashino
berbeda. Ketika pasukan Takeda mendekati sungai, pasukan mereka
diperlambat oleh arus sungai. Kavaleri mereka menjadi tidak efektif lagi.
Kavaleri yang mengandalkan maneuver dan kecepatan, kehilangan
keuntungannya di sini. Sungai menghambat mereka dan mereka masih
juga mendapatkan tembakan dari pasukan Oda di seberang sungai. Ketika
mereka yang tersisa mampu sampai ke pasukan Oda, mereka tidak
mampu menyerang Oda dengan baik karena fortifikasi yang ditempatkan
Oda. Pasukan kavaleri Takeda yang terkenal itu berakhir di sini. Dalam
pertempuran ini, Katsuyori dalam frustrasinya kembali menyuruh
pasukannya menuju kematian untuk menyerang Oda-Tokugawa lagi.
Katsuyori berharap bahwa gelombang serangan kavaleri ini akan
membuat penembak dari Oda akan tidak efektif.
Dalam pikirannya, ia berharap dengan kuantitas ia akan membuat
penembak dari Oda tidak memiliki waktu untuk mengisi ulang dan
menembak ke pasukannya. Namun, Oda yang menyadari itu memberikan
perintah bagi pasukannya untuk menembak secara bergantian. Satu
orang akan menembak di saat orang di sebelahnya mengisi ulang, lalu
saat orang itu mengisi ulang maka yang di sebelahnya akan selesai
mengisi ulang dan siap menembak lagi.
“Kita harus menggunakan Strategi yang digunakan klan Takeda secara
turun-temurun. Ingat kontribusi Ayahku dengan menggunakan Strategi
ini. Kemenangan di Mikatagahara! Ingat itu baik-baik!Naito Masatoyo,
Baba Nobufusa dan Yamagata Masakage, serang Kamp Oda dengan
seluruh pasukanmu dan seluruh tenagamu! Kita harus menang!” Seru
Katsuyori
“Baik Tuan! Serang” Seru Naito Masatoyo, Baba Nobufusa dan Yamagata
Masakage.
Hasilnya, jumlah tembakan dari pasukan Oda tidak terganggu dengan
jumlah gelombang kavaleri dari Katsuyori, strategi Katsuyori gagal. Naito
Masatoyo, Baba Nobufusa dan Yamagata Masakage Yamagata meninggal.
Tetapi, Katsuyori tidak menyerah. Ia mengetahui bahwa Kamp Oda sudah
siap jika diserang. Maka, Ia memerintahkan Sanada Nobutsuna dan
Sanada Masateru untuk menyerang Kamp Tokugawa, tetapi Tokugawa
sudah memprediksi serangan selanjutnya yang mengakibatkan Kematian
Sanada Nobutsuna dan Sanada Masateru. Katsuyori tetap tidak
menyerah, ia berusaha untuk menyerang gudang persediaan makanan
dari Oda-Tokugawa yang dijaga oleh Okudaira Nobumasa dengan
Memerintahkan Shima Sakon untuk menyerang Kastil Nagashino yang
dijaga oleh Okudaira. Tetapi, serangan Sakon gagal dan ia terpaksa
mundur.
Dari Nagashino ini, Katsuyori dan klan Takeda memulai kejatuhannya.
Berawal dari ketidak-cermatan dalam pemakaian kavalerinya.
Takeda mengalami kehilangan 10,000 orang, dua per tiga daripada
pasukan pengepung asalnya. Bagaimanapun, jumlah ini melampau tinggi,
dan kemungkinannya tidak sedikit. Sumber lain memberikan jumlah 1,000
terbunuh dalam pertempuran dan 2,000 lagi melarikan diri, dan ini
kelihatannya lebih bias dipercaya. Delapan dari Dua Puluh Empat Jenderal
Takeda Shingen terbunuh dalam pertempura ini, termasuk Takeda
Nobuzane, Baba Nobufusa, Yamagata Masakage ,Naito Masatoyo, Hara
Masatane, Sanada Nobutsuna, Sanada Masateru, Kasai Mitsuhide, Wada
Narishige dan Yonekura Shigetsugu. Akhirnya, Katsuyori terpaksa mundur
dan Oda Nobunaga meraih kemenangan besar untuk pertempuran
Nagashino dengan mengalahkan setidaknya 10000 orang.
4
Komplikasi
Pernyataan:
Katsuyori tidak belajar dari kesalahan sebelumnya, karena ayahnya
Shingen mampu menggunakan strategi perang secara cermat dan tepat
pada waktunya. Digambarkan bahwa Katsuyori hanya mencontek strategi
ayahnya karena terlalu sering dipakai dan strategi tersebut adalah ciri
khas dari Takeda.
Nobunaga ternyata belajar dari Kesalahan Tokugawa, yaitu tidak
menggunakan palisade untuk penembak sehingga Takeda bias menerjang
pasukan Tokugawa dan akhirnya Tokugawa kalah. Dalam pertempuran
Nagashino, Oda sudah mempersiapkan strateginya dengan matang
sehingga kecil kemungkinan Takeda untuk menembus pertahanan Oda.
Terdapat banyak kendala dalam menghadapi pertahanan pasukan Oda:
Pertama, saat mereka memulai charging di open-plain, mereka sudah
dihujani Oda dengan barisan penembaknya. Jika sebelumnya dalam
Mikatagahara, Takeda mampu menyerang dengan mudah karena tidak
ada halangan, dalam Nagashino berbeda. Ketika pasukan Takeda
mendekati sungai, pasukan mereka diperlambat oleh arus sungai. Kavaleri
mereka menjadi tidak efektif lagi. Kavaleri yang mengandalkan maneuver
dan kecepatan, kehilangan keuntungannya di sini. Sungai menghambat
mereka dan mereka masih juga mendapatkan tembakan dari pasukan
Oda di seberang sungai. Ketika mereka yang tersisa mampu sampai ke
pasukan Oda, mereka tidak mampu menyerang Oda dengan baik karena
fortifikasi yang ditempatkan Oda. Pasukan kavaleri Takeda yang terkenal
itu berakhir di sini. Dalam pertempuran ini, Katsuyori dalam frustrasinya
kembali menyuruh pasukannya menuju kematian untuk menyerang OdaTokugawa lagi. Katsuyori berharap bahwa gelombang serangan kavaleri
ini akan membuat penembak dari Oda akan tidak efektif.
Katsuyori tetap berpegang pada strategi ayahnya, yaitu dengan
menyerang dengan kavalerinya menuju pertahanan Oda. Strategi
Katsuyori gagal dan mengakibatkan meninggalnya Nobufusa Baba,
Masatoyo Naito dan Masakage Yamagata.
Bukti:
Akibatnya, saat Katsuyori memerintahkan kavalerinya charging ke arah
Oda, mereka terhambat banyak hal. Pertama, saat mereka memulai
charging di open-plain, mereka sudah dihujani Oda dengan barisan
penembaknya. Jika sebelumnya dalam Mikatagahara, Takeda mampu
menyerang dengan mudah karena tidak ada halangan, dalam Nagashino
berbeda. Ketika pasukan Takeda mendekati sungai, pasukan mereka
diperlambat oleh arus sungai. Kavaleri mereka menjadi tidak efektif lagi.
Kavaleri yang mengandalkan maneuver dan kecepatan, kehilangan
keuntungannya di sini. Sungai menghambat mereka dan mereka masih
juga mendapatkan tembakan dari pasukan Oda di seberang sungai. Ketika
mereka yang tersisa mampu sampai ke pasukan Oda, mereka tidak
mampu menyerang Oda dengan baik karena fortifikasi yang ditempatkan
Oda. Pasukan kavaleri Takeda yang terkenal itu berakhir di sini. Dalam
pertempuran ini, Katsuyori dalam frustrasinya kembali menyuruh
pasukannya menuju kematian untuk menyerang Oda-Tokugawa lagi.
Katsuyori berharap bahwa gelombang serangan kavaleri ini akan
membuat penembak dari Oda akan tidak efektif.
Dalam pikirannya, ia berharap dengan kuantitas ia akan membuat
penembak dari Oda tidak memiliki waktu untuk mengisi ulang dan
menembak ke pasukannya. Namun, Oda yang menyadari itu memberikan
perintah bagi pasukannya untuk menembak secara bergantian. Satu
orang akan menembak di saat orang di sebelahnya mengisi ulang, lalu
saat orang itu mengisi ulang maka yang di sebelahnya akan selesai
mengisi ulang dan siap menembak lagi.
“Baik Tuan! Serang” Seru Naito Masatoyo, Baba Nobufusa dan Yamagata
Masakage.
5
Resolusi
Hasilnya, jumlah tembakan dari pasukan Oda tidak terganggu dengan
jumlah gelombang kavaleri dari Katsuyori, strategi Katsuyori gagal. Naito
Masatoyo, Baba Nobufusa dan Yamagata Masakage Yamagata meninggal.
Tetapi, Katsuyori tidak menyerah. Ia mengetahui bahwa Kamp Oda sudah
siap jika diserang. Maka, Ia memerintahkan Sanada Nobutsuna dan
Sanada Masateru untuk menyerang Kamp Tokugawa, tetapi Tokugawa
sudah memprediksi serangan selanjutnya yang mengakibatkan Kematian
Sanada Nobutsuna dan Sanada Masateru. Katsuyori tetap tidak
menyerah, ia berusaha untuk menyerang gudang persediaan makanan
dari Oda-Tokugawa yang dijaga oleh Okudaira Nobumasa dengan
Memerintahkan Shima Sakon untuk menyerang Kastil Nagashino yang
dijaga oleh Okudaira. Tetapi, serangan Sakon gagal dan ia terpaksa
mundur.
Dua paragraf terakhir menceritakan tentang jatuhnya
Takeda dalam pertempuran Nagashino. Hal tersebut terjadi karena
ketidakcermatan dan ketidaktelitian Katsuyori dalam menggunakan
strateginya. Akibatnya, Takeda kehilangan 10.000 orang dalam
pertempuran ini, Takeda juga kehilangan 8 Jendral dalam pertempuran ini
yaitu Nobuzane Takeda, Nobufusa Baba, Masatoyo Naito, Masatane Hara,
Nobutsuna Sanada, Masateru Sanada, Mitsuhide Kasai, Narishige Wada,
dan Shigetsugu Yonekura.
Akibatnya, Katsuyori terpaksa mundur dan Nobunaga meraih
kemenangan telak dalam pertempuran Nagashino.
Dari Nagashino ini, Katsuyori dan klan Takeda memulai kejatuhannya.
Berawal dari ketidak-cermatan dalam pemakaian kavalerinya.
Takeda mengalami kehilangan 10,000 orang, dua per tiga daripada
pasukan pengepung asalnya. Bagaimanapun, jumlah ini melampau tinggi,
dan kemungkinannya tidak sedikit. Sumber lain memberikan jumlah 1,000
terbunuh dalam pertempuran dan 2,000 lagi melarikan diri, dan ini
kelihatannya lebih bias dipercaya. Delapan dari Dua Puluh Empat Jenderal
Takeda Shingen terbunuh dalam pertempura ini, termasuk Nobuzane
Takeda, Nobufusa Baba, Masatoyo Naito, Masatane Hara, Nobutsuna
Sanada, Masateru Sanada, Mitsuhide Kasai, Narishige Wada, dan
Shigetsugu Yonekura. Akhirnya, Katsuyori terpaksa mundur dan Oda
Nobunaga meraih kemenangan besar untuk pertempuran Nagashino
dengan mengalahkan setidaknya 10000 orang.
3. Analisis Ciri Bahasa Teks Cerita Sejarah
No.
1
Aspek
Menggunakan waktu
lampau
2
Penyebutan tokoh (nama,
sebutan, dan kata ganti)
3
Kata-kata yg menunjukkan
latar (waktu, tempat,
suasana)
Penjelasan dan Bukti
Dia melibatkan pasukan Tokugawa Ieyasu pada tahun 1572 dan
menguasai Futamata, dan pada bulan Januari terlibat dalam
Pertempuran Mikatagahara, di mana dia mengalahkan, tapi tidak
meyakinkan, sebuah pasukan gabungan kecil Nobunaga dan
Ieyasu.
 Katsuyori Takeda
 Nobunaga Oda
 Ieyasu Tokugawa
 Shingen Takeda
 Yoshimoto Imagawa
 Nobuzane Takeda
 Nobufusa Baba
 Masakage Yamagata
 Masatoyo Naito
 Masatane Hara
 Nobutsuna Sanada
 Masateru Sanada
 Mitsuhide Kasai
 Narishige Wada
 Shigetsugu Yonekura
 Nobumasa Okudaira
 Sakon Shima
 Akhir itu terjadi di Nagashino. Pertempuran yang
dikatakan sebagai pertempuran modern Jepang yang
pertama. Pertempuran yang memperkenalkan
penggunaan senjata api secara luas.
 Ketika mereka yang tersisa mampu sampai ke pasukan
Oda, mereka tidak mampu menyerang Oda dengan baik
karena fortifikasi yang ditempatkan Oda. Pasukan
kavaleri Takeda yang terkenal itu berakhir di sini. Dalam
pertempuran ini, Katsuyori dalam frustrasinya kembali
menyuruh pasukannya menuju kematian untuk
menyerang Oda-Tokugawa lagi. Katsuyori berharap
bahwa gelombang serangan kavaleri ini akan membuat
penembak dari Oda akan tidak efektif.
4
Memuat kata-kata untuk
mendeskripsikan pelaku,
penampilan fisik, atau
kepribadiannya.
Katsuyori Takeda, anak Shingen Takeda, daimyo berpengaruh
pada zaman Sengoku di Jepang. Dia adalah anak dari seorang
pemimpin perang yang terkenal dengan kemampuan dan
strateginya yang mengandalkan kavaleri. Seperti ayahnya, dia
percaya diri dengan kemampuan kavalerinya yang mumpuni.
Namun, cara dia mengandalkan kavalerinya, harus berakhir
dengan kekacauan dan menyedihkan.
Nobunaga dianggap sebagai satu dari tiga pemersatu Jepang
bersama dengan pengikutnya Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa
Ieyasu. Selama masa mudanya, Nobunaga dikenal secara luas
karena penindasan yang paling brutal terhadap lawan yang
ditentukan, sehingga orang-orang yang secara prinsip menolak
untuk bekerja sama atau menyerah pada tuntutannya. Dia adalah
seorang penguasa terampil dan pengusaha yang tajam,
pembaharu ekonomi, menyusun strategi baik pada skala mikro
dan makroekonomi.
5
Memuat kata kerja yang
menunjukkan peristiwaperistiwa yang dialami
para pelaku.
6
Sudut pandang pengarang
Dalam pikirannya, ia berharap dengan kuantitas ia akan
membuat penembak dari Oda tidak memiliki waktu untuk
mengisi ulang dan menembak ke pasukannya. Namun, Oda yang
menyadari itu memberikan perintah bagi pasukannya untuk
menembak secara bergantian. Satu orang akan menembak di saat
orang di sebelahnya mengisi ulang, lalu saat orang itu mengisi
ulang maka yang di sebelahnya akan selesai mengisi ulang dan
siap menembak lagi.
Maka, Ia memerintahkan Sanada Nobutsuna dan Sanada
Masateru untuk menyerang Kamp Tokugawa, tetapi Tokugawa
sudah memprediksi serangan selanjutnya yang mengakibatkan
Kematian Sanada Nobutsuna dan Sanada Masateru.
Penceritaan diaan (Sudut pandang orang ketiga)
Hal ini dapat ditunjukkan dari pengarang yang menggunakan kata
ia, dia, mereka, atau nama pelaku.
Contoh:
 Akibatnya, saat Katsuyori memerintahkan kavalerinya
charging ke arah Oda, mereka terhambat banyak hal.
Pertama, saat mereka memulai charging di open-plain,
mereka sudah dihujani Oda dengan barisan
penembaknya.
 Katsuyori tidak menyerah. Ia mengetahui bahwa Kamp
Oda sudah siap jika diserang. Maka, Ia memerintahkan
Sanada Nobutsuna dan Sanada Masateru untuk
menyerang Kamp Tokugawa, tetapi Tokugawa sudah
memprediksi serangan selanjutnya yang mengakibatkan
Kematian Sanada Nobutsuna dan Sanada Masateru.
4. Analisis Nilai
No
1
2
Sumber Nilai
Kisah Hidup Tokoh/Alur
Katsuyori Takeda, anak Shingen Takeda, daimyo
berpengaruh pada zaman Sengoku di Jepang. Dia
adalah anak dari seorang pemimpin perang yang
terkenal dengan kemampuan dan strateginya yang
mengandalkan kavaleri. Seperti ayahnya, dia
percaya diri dengan kemampuan kavalerinya yang
mumpuni. Namun, cara dia mengandalkan
kavalerinya, harus berakhir dengan kekacauan dan
menyedihkan.
Nobunaga dianggap sebagai satu dari tiga
pemersatu Jepang bersama dengan pengikutnya
Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Selama
masa mudanya, Nobunaga dikenal secara luas
karena penindasan yang paling brutal terhadap
lawan yang ditentukan, sehingga orang-orang yang
secara prinsip menolak untuk bekerja sama atau
menyerah pada tuntutannya. Dia adalah seorang
penguasa terampil dan pengusaha yang tajam,
pembaharu ekonomi, menyusun strategi baik pada
skala mikro dan makroekonomi.
Watak Tokoh
Katsyuyori Takeda: Sangat percaya diri, tidak
berpikir panjang, sangat percaya terhadap suatu
hal tanpa memikirkannya lagi, tidak belajar dari
kesalahan.
Nilai/Pesan
1. Anak suka meniru apa yang
dilakukan oleh orang tuanya yang
dianggap sukses.
2. Tidak semua keadaan bisa
diselesaikan dengan strategi yang
sama
3. Dibutuhkan keterampilan dan
kemampuan menyusun strategi
untuk menjadi pemimpin yang
baik
1. Watak yang terlalu percaya diri
bisa membahayakan seseorang
karena hal itu membuat dia tidak
berpikir lagi dalam melakukan
sesuatu.
2. Belajarlah dari kesalahan yang
pernah dilakukan agar menjadi
lebih baik
5. Menulis Teks Cerita Sejarah
Katsuyori Takeda, anak Shingen Takeda seorang pemimpin perang yang mengandalkan kekuatan kalvaleri.
Tetapi cara dia mengandalkan kavaleri, harus berakhir dengan menyedihkan. Pemimpin dari provinsi lain,
Nobunaga Oda yang merupakan seorang penguasa terampil, pembaharu ekonomi, dan penyusun strategi
yang baik. Katsuyori Takeda memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena ayahnya dengan strategi
kalvaleri melawan Oda-Tokugawa yang menggunakan aquerbus pada pertempuran Mikatagahara.
Tokugawa melakukan kesalahan fatal dengan tidak menyiapkan penghadang bagi kalaveri Takeda.
Tokugawa kehilangan banyak pasukan sehingga harus mundur. Takeda menang karena dukungan kondisi
dan tempat pertempuran yang ideal bagi kalvaleri. Keberhasilan Takeda tersebut membuat Kastuyori
terlalu mempercayai serangan kalvaleri tanpa berpikir tidak seperti ayahnya, Shingen Takeda yang
merupakan daimyo yang memiliki kemampuan untuk menghentikan serangan Nobunaga. Pertempuran
Nagashino merupakan pertempuran yang memperkenalkan penggunaan senjata api. Oda telah belajar
dari kesalahan tetapi Kastuyori tidak belajar dari Yoshida Castle. Kastuyori tidak mampu mengambil
Yoshida Castle karena pertahanannya berlapis dan mampu menahan kavaleri Kastuyori. Oda Nobunaga
belajar untuk menempatkan penembak dengan perlindungan. Oda Nobunaga merupakan ahli strategi
yang baik. Nobunaga menempatkan penembak posisi yang jauh lebih baik dan menempatkan pasukan di
seberang sungai pada pertempuran Nagashino. Hal ini membuat pasukan kalvaleri Kastuyori menjadi tidak
efektif. Katsuyori menyuruh pasukannya menyerang Oda-Tokugawa dan berharap gelombang serangan
kalvaleri membuat penembak Oda tidak efektif. Oda yang menyadari hal ini memerintahkan pasukannya
menembak bergantian.Tembakan pasukan Oda tidak terganggu jumlah kalvaleri Katsuyori. Katsuyori tidak
menyerah. Dia memerintahkan Jenderalnya menyerang Kamp Tokugawa tetapi gagal. Katsuyori tetap
tidak menyerah. Dia memerintahkan anak buahnya menyerang gudang persediaan makanan OdaTokugawa tetapi serangan tersebut juga gagal. Kejatuhan klan Takeda dimulai dari pertempuran ini karena
ketidak-cermatan dalam pemakaian kalvalerinya. Takeda mengalami kehilangan 10000 orang dan delapan
jenderalnya. Katsuyori terpaksa mundur dan Oda Nobunaga meraih kemenangan besar untuk
pertempuran Nagashino dengan mengalahkan setidaknya 10000 orang
Download