KOLABORASI INDONESIA SIAP SIAGA BENCANA Disampaikan dalam Indonesia Research and Innovation Expo Cibinong, 27 Oktober 2022 Dr. Raditya Jati, S.Si, M.Si Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB WILAYAH INDONESIA DAN RISIKO BENCANA Data Berbicara….. Kejadian bencana di Indonesia rata-rata >2.000 kali setiap tahun 98% Hidrometeorolgi 2% Geologi *Data per 26 Oktober 2022 BENCANA ADALAH PERISTIWA YANG BERULANG BENCANA ADALAH PERISTIWA YANG BERULANG SEJARAH PANDEMI INFLUENZA – FLU SPANYOL DI INDONESIA 1918-1919 Bagan Siapi-api Sept-Des 1918 Sanggau Sept-Okt 1918 Jan-Apr 1919 KORBAN JIWA (Paling banyak di Jawa Timur) Bangkinang November 1918 Kudus Sawah Loento Jul-Agus 1918 Okt-Nov 1918 Juli-agustus 1918 Pulau Laut Surabaya Jun 1918 Jan 1919 Sept-Des 1918 Pulau Pucung Nov-Des 1918 Bengkulu Okt-Des 1918 Lebong Donok Okt-Nov 1918 Prabumoelih Jul-Agust 1918 Okt-Des 1918 Telok Betong Jul-Agust 1918 Nov 1918 Soekaboemi Okt 1918-Feb 1919 Bandung Jul-Nov 1918 Batavia Jul-Agust 1918 Sept-Okt 1918 Kediri Sep 1918 -Jan 1918 Karang Asem Nov 1918 Jan 1919 Bangkalan Juli 1918 November 1918 Nama Daerah Perioda Pandemi Memory can fail, but what is recorded will remain.. Bencana, kejadian atau rangkaian kejadian yang menyebabkan korban jiwa, korban luka, kerusakan dan kehilangan harta bencana atau secara lebih besar adalah kerusakan hasil – hasil pembangunan dan terhentinya kehidupan sosial – ekonomi, serta 6 degradasi lingkungan Risiko Bencana Sosial Budaya Ekonomi Lingkungan Fisik Perubahan Iklim Urbanisasi dan kemiskinan Geologi Hidro meteorologi Degradasi Lingkungan Korban Jiwa (disabilitas), Kerugian Ekonomi, Kerusakan Fisik, Infratruktur, Lingkungan Arahan Presiden pada Rakornas PB 2022 8 Keterkaitan Komitmen Global Terhadap Agenda Nasional RPJMN 9 Memperkuat Budaya dan Kelembagaan Siaga Bencana yang antisipatif, responsif, adaptif menghadapi bencana 1 4 2 Setiap Negara harus berinvestasi dalam Sains, Teknologi, dan Inovasi termasuk dalam menjamin akses dan Pendanaan dan Transfer Teknologi 3 Bangun Infrastruktur yang tangguh bencana terhadap perubahan iklim Komitmen Bersama untuk implementasi kesepatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal 1. Transformasi mekanisme tata Kelola PRB perlu diintegrasikan dengan pencapaian Agenda 2030 2. Perubahan sistemik dibutuhkan untuk memastikan pembiayaan dan investasi dalam PRB 3. Peningkatan peran PRB sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi keadaan darurat iklim serta secara drastis meningkatkan pembiayaan dan dukungan untuk apatasi dan resiliensi 4. Pentingnya Perencanaan dan Implementasi PRB terhadap masyarakat yang berisiko melalui pendekatan partisipatif yang berbasis HAM serta investasi terhadap generasi muda 5. Pengembangan Sistem Peringatan Dini yang menyeluruh dan berpusat pada masyarakat yang dibutuhkan 6. Pembelajaran Transformatif dari Pandemi Covid-19 dibutuhkan untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsif dengan kolaborasi multi pihak pemangku kepentingan 7. Pelaporan Komprehensif dan sistematis termasuk tinjauan mendalam,terhadap semua target Kerangka Sendai serta mempercepat upaya pencapaian target pada tahun 2030 11 RENCANA INDUK PENANGGULANGAN BENCANA 1. FOKUS CAPAIAN RIPB PERIODE I 2020-2024 Terwujudnya peraturan perundangundangan yang harmonis di bidang PB. 2. Terintegrasinya riset inovasi dan Teknologi kebencanaan. 3. Tersedianya Sistem peringatan dini terpadu multi ancaman bencana. 4. Meningkatnya pengembangan dan inovasi skema alternatif pembiayaan penanggulangan bencana. 5. Terwujudnya tata kelola risiko bencana yang berkelanjutan. 6. Terintegrasinya data, informasi, dan literasi kebencanaan serta meningkatnya pemahaman terhadap risiko bencana, bentang alam, dan adaptasi perubahan iklim, serta upaya penguatan ketahanan sosial dan ketahanan Kesehatan masyarakat. 7. Meningkatnya kapasitas penanganan darurat bencana secara terpadu. 8. Meningkatnya kapasitas kabupaten/kota terhadap ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta ketahanan sosial dan ketahanan Kesehatan masyarakat. 9. Terwujudnya pengelolaan ekosistem laut dan pesisir yang berbasis mitigasi bencana. 10. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana pelatihan dan standarisasi kompetensi bidang kebencanaan. 11. Terlaksanannya kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak bencana. 12. Meningkatnya kualitas infrastruktur vital yang berbasis mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim. 13 Posisi RENAS PB dalam Perencanaan PB Arah kebijakan RENAS PB 2020-2024 juga merupakan terjemahan Visi Penanggulangan Bencana 2020-2044 yaitu "Mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan". Kebijakan dan strategi RENAS PB diturunkan dalam 27 aksi dan 119 indikator aksi. Fokus Prioritas Renas PB 2020-2024 1. Penguatan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan penanggulangan bencana; 2. Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin profesional, transparan, dan akuntabel 3. Penerapan riset inovasi dan teknologi kebencanaan melalui integrasi kolaboratif multi pihak 4. Peningkatan Sarana Prasarana Mitigasi dalam Pengurangan Risiko Bencana; 5. Penguatan Sistem Kesiapsiagaan Bencana; 6. Pembedayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan rekayasa sosial yang kolaboratif (collaborative social engineering); 7. Peningkatan perlindungan terhadap kerentanan lingkungan di daerah rawan bencana 8. Penguatan Sistem dan Operasionalisasi Penanganan Darurat Bencana; 9. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di daerah terdampak bencana. Terkait Riset, Inovasi dan Teknologi dalam Rencana Aksi Renas PB 2020-2024 Kebijakan Fokus Prioritas Aksi Indikator 1. Penerapan riset inovasi dan teknologi kebencanaan melalui integrasi kolaboratif multi pihak Pemberdayaan riset dan teknologi terapan dalam pengurangan risiko bencana 1. Peningkatan sinergi antar kementerian/ lembaga dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, 2. 3. Adanya riset pengembangan Risk Culture melalui peningkatan pengetahuan kebencanaan yang terintegrasi Adanya teknologi terapan untuk pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana Adanya teknologi terapan untuk perkuatan kapasitas sistem peringatan dini bencana Kebutuhan - Pengembangan konsep inovasi skema alternatif pembiayaan PB dengan pendekatan 38 integrasi kolaboratif multi pihak 1. Adanya kolaborasi multipihak dalam alternatif pembiayaan PB 2. Dikembangkannya kerangka kerja dan kebijakan asuransi bencana (risk transfer) dan pembiayaan risiko (risk financing) - Riset terkait kearifan lokal di beberapa daerah Riset terkait proyeksi risiko bencana Riset terkait kegempaan didaerah yang minim data seperti wilayah timur Riset Masterplan PRB setiap Jenis Bencana Teknologi terkait sistem informasi risiko bencana, informasi kebencanaan dan sistem peringatan dini Teknologi terapan untuk pencegahan, mitigasi, keseiapsiagaan banjir,banjir bandang longsor, karhutla dan bahaya bencana lainnya PENUTUP • Indonesia merupakan negara kepulauan yang indah, kaya dan nyaman, namun memiliki risiko bencana yang tinggi. Early warning to Early Action menjadi penting untuk implementasinya, • Bencana merupakan tanggungjawab bersama, perlu dikembangkan kemitraan, sinergitas, dan inklusifitas untuk penanggulangan yang efektif. Perlu investasi dalam PRB dan antisipasi emerging risk karena pembangunan • Industrialisasi Kebencanaan menjadi prioritas mulai dari riset, teknologi, standarisasi, hingga industrialisasi untuk membangun resiliensi bangsa dan menjadi center of excellence di bidang kebencanaan di dunia. • Dukungan kolaboratif, inklusif, dan integratif dalam PB sangat diperlukan agar ketangguhan melalui “manajemen bencana dalam genggaman dan pangkuan masyarakat” dapat segera terwujud. TERIMA KASIH