Uploaded by Habib Nur

reaksi kimia aji

advertisement
LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR
REAKSI-REAKSI KIMIA
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Pratikum Kimia Dasar
DisusunOleh :
Kelompok IV(A3)
Karina Rizania
NIM. 220140047
Siti Hadira Rosmaliana
NIM. 220140052
M Rafi Adjie
NIM. 220140057
Siti Aufa Talitha Sahda
NIM. 220140066
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul Pratikum
: Reaksi-Reaksi Kimia
1.2. Tanggal Pratikum
: 28 September 2022
1.3. Pelaksana praktikum : Kelompok IV (A3)
1.4. Tujuan Praktikum
1. Karina Rizania
NIM. 220140047
2. Siti Hadira Rosmaliana
NIM. 220140052
3. M Rafi Adjie
NIM. 220140057
4. Siti Aufa Talitha Sahda
NIM. 220140066
:Mengamati
reaksi
kimia
berlangsung
terjadinya dengan melihat perubahannya.
atau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya
merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya
dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen
antara atom-atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik
ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen
yang baru. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang
berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului
pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Berg, 2007).
Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori empat
elemen dari Empedocles(495-435 SM) yang menyatakan bahwa substansi apapun
itu tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi.
Pada abad pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis.
Mereka mencoba, misalnya, mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan
timbal dengan campuran tembaga-timbal dengan sulfur (Weyer, 1973).
Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di
bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur dan
asam nitratoleh alkemis Jābir ibn Hayyān (750-803). Proses ini dilakukan dengan
cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat, alum
dan kalium nitrat.
Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber memproduksi asam klorida dan
natrium sulfat dengan mereaksikan asam sulfat dengan natrium klorida. Dengan
adanya pengembangan lead chamber process pada tahun 1746 dan proses Leblanc,
sehingga memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan natrium karbonat dalam
jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan dalam industri. Teknologi
asam sulfat yang semakin maju akhirnya menghasilkan proses kontak pada tahun
1880-an, dan proses Haber dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis
amonia (Lesch, 2000).
Dengan mengetahui beberapa jenis sifat reaksi, kita dapat menerangkan
reaksi- reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu menjadi lebih mudah di
pahami. Satu skema klasifikasi yang menerangkan semua reaksi kimia.
1.
Pembakaran adalah suatu reaksi di mana suatu unsur atau senyawa bergabung
dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana,
misalnya :
C3H8(g) +5 O2(g)
2.
→
3 CO2(g) + 4 H2O(s)…………….(2.1)
Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks
terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsure maupun
senyawa). Misalnya sintesis air dari unsur-unsurnya, yaitu :
2 H2(g) + O2(g)
3.
→
2 H2O(l) )………………...………….(2.2)
Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat
sederhana. Misalnya penguraian perak oksida, yaitu :
2 Ag2O(s)
4.
→
4 Ag(s) +O2(g) )…………………………..….(2.3)
Penggantian (atau perpindahan tunggal) adalah suatu reaksi di mana sebuah
unsur memindahkan unsure lain dalam suatu senyawa. Misalnya Cu memindahkan
Ag+ dari suatu larutan berair (dibentuk, misalnya dengan melarutkan AgNO3
dalam air).
Cu(s) + 2 Ag+ (s)
5.
→
Cu 2+ (s) + 2 Ag(s) )………...……….(2.4)
Metatesis (atau perpindahan ganda) adalah suatu reaksi dimana terjadi
pertukaran antara dua pereaksi. Dalam reaksi, NO3-dan Cl- ditukar tempatnya
sehingga NO3-bergabung dengan Na+, dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk
AgCl yang tidak larut.
AgNO3(aq) +NaCl(aq)
→
AgCl(s) +NaNO3(aq) )……………….(2.5)
(Petrucci,1996).
2.2.
Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Terjadinya suatu reaksi kimia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Terbentuknya Endapan
Reaksi pengendapan adalah suatu reaksi yang menghasilkan endapan.
Endapan mungkin bisa berupa kristal atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari
larutan dengan cara penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan tergantung pada berbagai zat yang
bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan,
konsentrasi, bahan-bahan lain dalam larutan tersebut (Sandya, 1995).
Apabila kita mencampurkan dua senyawa zonik yang dapat larut, misalnya
kalsium klorida dan natrium posfat. Persamaan reaksinya :
3CaCl2 + 2Na3PO4 → Ca3(PO4)2 + NaCl……………………………..(2.2)
Dengan demikian, kita dapat member lambing senyawa kedalam persamaan
itu.
3CaCl2(aq) + 2Na3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(s) + NaCl(aq) …………………..(2.3)
Reaksi dapat berlangsung karena kalsium posfat tidak larut, melainkan
membentuk endapan berwarna putih yang dapat disaring dari larutan natrium
klorida yang tetap berada dalam bentuk ion-ionnya (Hiskia, 2001).
b.
Terjadinya Perubahan Warna
Banyak reaksi kimia yang terjadi tidak disertai timbulnya endapan, gas
ataupun perubahan suhu, tetapi ditandai oleh timbulnya warna baru. Misalnya pada
saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk
belerang yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan maka akan didapatkan padatan
berwarna hitam.
c.
Terjadinya Perubahan Suhu
Kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhu dinaikkan, karena
bersifat endoterm. Akan tetapi ada zat yang sebaliknya yaitu eksoterm dalam
melarut.
Jika kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan suhu, maka kelarutan
gas berkurang bila suhu dinaikkan, karena suhu gas menguap dan meninggalkan
pelarut
Jika sistem berada dalam kesetimbangan kenaikan suhu menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm dan penurunan suhu menimbulkan
pergeseran kearah reaksi eksoterm
(Syukri, 1999 : 399).
d.
Terjadinya Pembentukan Gas
Pembentukan gas merupakan salah satu tanda bahwa suatu reaksi sedang
berlangsung. Ketika reaksi kimia berlangsung, maka dapat dilihat gelembunggelembung gas yang terbentuk dalam larutan (Nurul, 2006).
Fe + 2HCl → FeCl + H2 ………………………………………………(2.4)
2.3.
Macam-Macam Reaksi Kimia
Reaksi kimia dapat digolongkan dalam beberapa reaksi, yaitu :
1.
Reaksi Sintesis
Reaksi ini merupakan sebuah pembentukan senyawa dari unsure-unsurnya.
Hal ini dapat ditunjukkan dari persamaan berikut :
A + B → AB…………………………………………………………..(2.5)
2.
Reaksi Analisis
Reaksi ini merupakan reaksi yang membentuk senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Contohnya :
2H2O → 2H2 + O2…………………………………………………….(2.6)
2.4.
Penyetaraan Reaksi Kimia
Cara pemyetaraan reaksi kimia adalah sebagai berikut :
1.
Harus diketahuui rumus zat pereaksi dan rmus dan produk si reaksi.
2.
Jumlah atom relatif setiap unsur dalam pereaksi sama dengan jumlah atom
unsur dalam produk reaksi.
3.
Koofisien rumus harus di ubah dari bilangan terkecil.
2.5
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah sebagai
berikut :
1.
Sifat kimia molekul pereaksi dan hasil reaksi (produk)
2.
Konsentrasi zat-zat yang bereaksi
3.
Pengaruh temperatur
4.
Pengaruh zat lain (katalisator)
Didalam sebuah reaksi kimia, besar maupun kecil laju reaksi kimia
dipengaruhi atas faktor-faktor tersebut semakin besar konsentrasinya maka semakin
laju, semakin besar suhu, maka besar juga laju reaksinya dan katalisator adalah zat
yang dapat mempengaruhi, mempercepat laju reaksi (Ralph, 1997).
Reaksi elementer adalah reaksi pemecahan paling sederhana dan hasil dari
reaksi ini tidak memiliki produk sampingan. Kebanyakan reaksi yang berhasil
ditemukan saat ini adalah pengembangan dari reaksi elementer yang munculnya
secara secara paralel atau berurutan. Sebuah reaksi elementer biasanya hanya terdiri
dari beberapa molekul, biasanya hanya satu atau dua, karena kemungkinannya kecil
untuk banyak molekul bergabung bersama (Frenking, 2006).
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu
senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses
ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh
karena itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan
oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya,
transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak
reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada
elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen) (Anfinsen, 1991).
Secara umum kita dapat menyetarakan persamaan kimia melalui beberapa
tahap sebagai berikut.
a.
Identifikasikan semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul
yang benar, masing – masing dari sisi kiri dan kanan dari persamaan, kiri
untuk reaktan dan kanan untuk produk.
b.
Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai koefisien yang
berbeda jumlah atom dari tiap atom tiap unsur pada kedua sisi persamaan
kita agar dapat mengubah koefisien tapi subskripnya tidak boleh diubah.
Perubahan subskripnya (angka dalam rumus molekul) akan mengubah
identitas dari senyawa misalnya 2NO2 berarti dua molekul nitrogen
dioksida, tetapi nilai kita dilipat duakan subskripnya kita memperoleh N2O4
yaitu dinitrogen tetra oksida, senyawa yang jauh berbeda dengan apa yang
pada dasarnya, maka jangan ubah subskrip agar identitas tidak berubah.
c.
Pertama- tama carilah unsur yang muncul hanya satu kali pada tiap sisi.
Rumus molekul yang mengandung unsur-unsur pasti mempunyai koefisisen
yang sama. Karena itu, tidak perlu mengubah koefisien unsur-unsur tersebut
pada saat ini. Karena sudah pasti mempunyai koefesien sama antara satu
dengan yang lain. Kemudian carilah unsur-unsur yang muncul ( lebih pada
sisi persamaan yang sama ) ( Chang, 1996).
Persamaan kimia terdiri dari pereaksi yang ditulis di sebelah kiri, kemudian
anak panah yang menunjukkan arah reaksi dan terakhir produk yang ditulis sebelah
kanan, dengan catatan banyanya unsur di sebelah kiri dan kanan harus sama. Untuk
kebanyakan unsur kimianya biasanya ditulis lambangnya saja. Sebagai cntoh
natrium: Na, Li (Besi Fe), Hg dan Ag. Tetapi ada tujuh unsur berupa molekul
diatomik yang sudah kita kenal yaitu H2, N2,O2,F2, Cl2, Br2, dan I2. Ketiga unsur
tersebut harus ditulis berupa molekul diatomik. Tetapi kadang-kadang usnur
tersebut tidak dalam bentuk molekul diatomik sehingga penulisannya sesuai dengan
sruktur molekulnya (Budi, 2008).
2.6
Sifat Kimia dan Fisika Bahan
Adapun sifat kimia dan fisika pada bahan-bahan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
2.6.1
Sifat Kimia
Adapun sifat kimia pada bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Pb(NO3)2
1.
Larut dalam air
2.
Tidak mudah terbakar
HCl
1.
Merupakan oksidator kuat
2.
Merupakan monoprotik
3.
Dapat melarutkan berbagai logam
4.
Dapat menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen
NaOH
1.
Larut dalam air
2.
Bersifat sangat korosif terhadap jaringan organik
3.
Mudah menyerap gas CO2
K2Cr2O4
1.
Tidak arut dalam alkohol
2.
Zat pengoksidasi kuat
K2Cr2O7
1.
Tidak alrut dalam alkohol
2.
Tidak higroskofis
3.
Oksidator kuat
4.
Dapat mengoksidasi senyawa organik sampai hampir sempurna
Lempeng Zn
1.
Mampu mengahantarkan listrik
2.
Reduktor kuat
3.
Cukup relatif
4.
Dapat bereaksi dengan asam basa,dan nogam lainnya
2.6.2
Sifat Fisika
Adapun sifat fisika pada bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Pb(NO3)2
1.
Umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau sebuk putih
2.
Titik didih : 83°C
3.
Titik lebur : 270°C
HCl
1.
Tidak berwarna sampai dengan kuning pucat
2.
Berbau
3
Titik didih : - 273,32°C
4.
Titik lebur : 110°c (383k)
NaOH
1.
Padatan kristal tidak berwarna yang meleleh pada suhu 318°c
2
Titik didih : 7,388°C
3
Titik lebur : 319°C
H2SO4
1.
Tidak berwarna
2.
Tidak berbau
3.
Titik didih : 337°C
4.
Titik lebur : 10°C
K2Cr2O4
1.
Serbuk kuning
2.
Tidak berbau
3.
Titik didih : 2.730
4.
Titik lebur : 1000°C
K2Cr2O7
1.
Padatan kristalin merah jingga
2.
Tak berbau :500°C
3.
Titik didih : 398°C
4.
Titik lebur
Lempeng Zn
1.
Logam berwarna putih,berkilau
2.
Keras
3.
Titik didih : 907°C
4.
Titik lebur : 420°C
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1.
Alat dan Bahan
Adapun alat-alat dan bahan bahan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu
sebagai berikut:
3.1.1. Alat - alat
Adapun alat yang di gunakan pada percobaan ini adalah :
1.
Tabung reaksi
7 buah
2.
Rak tabung
1 buah
3.
Pipet tetes
1 buah
4.
Bola penghisap
1 buah
5.
Botol semprot
1 buah
3.1.2
Bahan - bahan
Adapun bahan yang di gunakan pada percobaan ini adalah :
1.
Larutan Pb(NO3)2 0,1 M
5ml
2.
Larutan H2SO4 pekat
5ml
3.
Larutan HCl 0,1 M
5ml
4.
Larutan NaOH 0,1 M
5ml
5.
Larutan K2Cr2O7 0,1 M
5ml
6.
K2Cr2O4 0,1 M
5ml
7.
Lempeng Zn
Secukupnya
3.2
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang di lakukan sebagai berikut adalah :
3.2.1
Reaksi yang menghasilkan endapan
a.
2 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M ditambahkan dengan 2 ml larutan K2Cr2O7 0,1
M didalam tabung reaksi. Amati endapan yang terbentuk.
b.
Cara kerja diatas diulangi dengan menggantikan larutan K2Cr2O7 0,1 M
dengan larutan NaOH 0,1 M.
3.2.2
Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu
a.
2 ml larutan H2SO4 pekat ditambahkan dengan NaOH 0,1 M sebanyak 2 ml
didalam tabung reaksi. Diamati perubahan suhu dengan memegang bagian
bawah tabung.
b.
Cara kerja (a) diulangi dengan menggantikan larutan H2SO4 pekat dengan
HCl 0,1 M.
3.2.3
Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
a.
Masukkan 2ml larutan K2Cr2O4 0,1 M kedalam tabung reaksi kemudian 2ml
larutan HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung yang sama.Amati
perubahan warnanya.
b
Diulangi cara kerja diatas dengan mengganti larutan HCl 0,1 M dengan
NaOH 0,1 M
c
Masukkan 2ml larutan K2Cr2O7 0,1 M kedalam tabung reaksi kemudian 2ml
larutan HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung yang sama.Amati
perubahan warnanya.
d
Diulangi cara kerja diatas dengan mengganti larutan HCl 0,1 M dengan
NaOH 0,1 M
3.2.4 Reaksi menghasilkan gas
a
Masukkan 2ml larutan HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi dan kedalamnya
masukkan secuil logam Zn.Amati timbulnya gas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini dinyatakan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil data pengamatan reaksi-reaksi kimia
No.
Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Reaksi yang menghasilkan endapan
a. Menghasilkan endapan
:
berwarna orange
1
a. 2 mL Pb(NO3)2 0,1 M + 2 mL
K2Cr2O7 0,1 M
b. Menghasilkan endapan
b. 2 mL Pb(NO3)2 0,1 M + 2 mL
berwarna putih
NaOH 0,1 M
Reaksi yang menghasilkan
perubahan suhu :
2
a. 1 mL H2SO4 pekat + 2 mL
NaOH 0,1 M
b. 2 mL HCl 0,1 M + 2 mL NaOH
0,1 M
a. Menghasilkan perubahan suhu
yang
panas
b. Menghasilkan perubahan suhu
yang
Dingin
Reaksi yang menghasilkan
perubahan warna :
3
a. 2 mL K2Cr2O4 0,1 M + 2 mL
HCl 0,1 M
b. 2 mL K2Cr2O7 0,1 M + 2 mL
a. Menghasilkan perubahan warna
menjadi orange
b. Menghasilkan perubahan warna
menjadi kuning
NaOH 0,1 M
Reaksi yang menghasilkan gas :
Menghasilkan gelembung-
2 mL HCl 0,1 M + Secuil logam Zn
gelembung gas
4
(Sumber: Praktikum Kimia Dasar, 2022)
4.2 Pembahasan
Adapun hasil yang didapat dari percobaan diatas mengenai reaksi-reaksi
kimia, suatu reaksi kimia dikatakan terjadi atau berlangsung apabila salah satu dari
hal berikut terjadi/tercapai, yaitu : menghasilkan endapan, perubahan suhu,
perubahan warna dan menghasilkan gas.
4.2.1. Reaksi yang menghasilkan endapan
Pb(NO3)2 + K2Cr2O7 → PbCr2O7 + 2 KNO7
Pb(NO3)2 + NaOH menghasilkan endapan putih, dikarenakan NaOH
merupakan basa kuat, apabila dicampurkan dengan senyawa timbale maka akan
menghasilkan endapan. Pb(NO3)2 + K2Cr2O7 menghasilkan endapan orange
dikarenakan PbCrO4 mempunyai sifat padat yang tidak larut dalam air.
4.2.2. Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu
Larutan H2SO4 pekat ditambahkan dengan NaOH maka akan terjadi
perubahan suhu, pada bagian bawah tabung akan terasa panas. Ini disebabkan
karena terjadinya reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi
karena perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan. Sedangkan apabila larutan HCl
ditambahkan larutan NaOH akan didapatkan suhu dingin karena terjadi reaksi
endoterm. Reaksi endoterm adalah reaksi yang terjadi karena perpindahan kalor
dari lingkungan ke sistem.
4.2.3. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
Larutan K2Cr2O4 berwarna kuning terang kemudian ditambahkan larutan
HCl yang berwarna bening, akan menghasilkan perubahan warna menjadi orange.
Hal ini disebabkan karena HCl merupakan asam kuat, sehingga K2Cr2O4 akan
melepaskan ion. Sedangkan larutan K2Cr2O7 berwarna orange terang dan larutan
NaOH berwarna bening.
4.2.4. Reaksi yang menghasilkan gas
Larutan HCl ditambahkan dengan secuil logam Zn akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas dikarenakan HCl merupakan larutan elektrolit, yang
dimana apabila diberikan logam akan menghasilkan gelembung dan larutan
elektrolit banyak mengandung gelembung apabila direaksikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Reaksi yang terjadi apabila K2Cr2O4 dicampurkan dengan Pb(NO3)2 maka
akan terjadi endapan berwarna kuning.
2.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi karena perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan atau pada reaksi ini dikeluarkan panas.
H2SO4 + 2NaOH → NaSO4 + 2H2O
3.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang terjadi karena perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
HCl + NaOH → NaCl + H2O
4.
K2Cr2O4 dicampurkan dengan HCl maka akan terjadi perubahan warna
menjadi orange.
5.
Gas akan terbentuk apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak
larut dalam air dan titik didihnya rendah.
5.2.
Saran
Kita bisa menggantikan logam Zn dengan paku atau tembaga.
DAFTAR PUSTAKA
Antinse,Christian13.1991.Advances In protein chemistry. Academic press, London.
Chang, Raymond. 1996. Kimia Dasar : konsep- konsep inti edisi ketiga.
Gold Berg, D.E.2007. Kimia untuk pemula edisi ke tiga.
Hastuti, Peta Tri. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu VII.
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hiskia, Achmad. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT.Citra Aditya
Bakti.
Hiskia, Achmad. 2001. Stoikiometri Energika Kimia. Bandung : PT.Citra Aditya
Bakti.
Kamilati, Nurul. 2006. Mengenal Kimia SMP. Jakarta : Yudistira.
Lesch, John E.2000. The German Chemical Industry In The Twentletcentury.
Petrucci, Ralph H dan Suminar.1987. Prinsip dan Terapan modern edisi ke empat.
Petrucci, H. Ralph. 1997. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia SMA. Jakarta : Erlangga.
Sandya, Hadi. 1995. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga.
Weyer, Jost. 1973. Neure Interpretationsmglichkeiten der Aichemie. Chemie In
Unserer Zeit 7 (6) :177
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1.
Dalam reaksi di atas yang mana tergolong reaksi sentesa dan mana tergolong
reaksi analisa?
2.
Mengapa logam Na dengan air menghasilkan letupan ?
3.
Pada percobaan di atas, yang mana merupakan reaksi percobaan reversibel
dan irreversible
Jawab:
1.
Reaksi sintesa ialah reaksi-reaksi kimia yang melibatkan perubahan dari
molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul kompleks.
Yang tergolong ialah NaOH + HCl  NaCl + H2O
Reaksi analisa ialah reaksi-reaksi kimia yang melibatkan perubahanperubahan molekul-molekul besar menjadi molekul sederhana.
Yang tergolong ialah 2NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2H2O
2.
Karena pelepasan sangat cepat dan merupakan reaksi eksoterrmik atau
menghasilkan panas. Dimana Na memiliki 1 elektron dengan membaginya
sesuai kaidah octet maka menghasilkan 1 elektron terluar. Dengan valensi
hanya 1 membuatnya sangat mudah bereaksi, 1 elektron akan mudah tertarik
oleh unsur lain. Saat dimasukkan ke dalam air, 1 elektron akan mengkat OH
dari air mengantikan H dan membentuk NaOH
3.
Reaksi reversibel
Pb(NO3)2 (aq) + 2NaOH (aq)  Pb(OH)2 (s) + 2NaNO3 (aq)
Reaksi irreversibel
Pb(NO3)2 + K2Cr2O7  PbCr2O7 (s) + 2KNO3 (ag)
2NaOH + H2SO4  Na2S O4 + 2H2O
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No.
1.
Nama Alat dan Gambar
Tabung Reaksi
Fungsi Alat
Sebagai
tempat
mereaksikan
bahan
dimana
kita
kimia
dalam
larutan
dalam
laboratorium.
2.
Pipet Volume
Untuk
mengambil
jumlah tertentu dengan tepat.
3.
Rak Tabung Reaksi
Sebagai wadah meletakan tabung
reaksi saat praktikum mereaksikan
bahan kimia.
4.
Bola Penghisap
Untuk membantu pipet volume dalam
mengambil larutan dengan volume
tertentu.
ABSTRAK
Reaksi kimia merupakan perubahan yang dialami oleh suatu zat yang
ditandaidengan terjadinya perubahan fisis seperti perubahan warna , perubahan
suhu, pelepasan gas atau terbentuknya endapan. Karena itu dilakukan percobaan ini
untuk mengamati keadaan suatu zat ketika reaksi kimia berlangsung dan bagaimana
perubahan yang terjadi. Dari percobaan, reaksi kimia yang terjadi antara Pb(NO3)2
dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan orange dengan endapan orange, reaksi antara
NaOH dengan H2SO4 pekat menyebabkan perubahan suhu menjadi panas, K2CrO4
yang berwarna kuning dicampur dengan larutan HCl yang bening menghasilkan
larutan orange. Begitu juga dengan kepingan paku yang dimasukkan kedalam
larutan HCl, ketika bereaksi larutan menghasilkan gelembung-gelembung gas. Jadi,
dalam reaksi kimia ada 5 dapat diamati yaitu perubahan susunan, sifat dan energi,
reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm.
Kata Kunci : Perubahan Fisis, Perubahan Suhu, Reaksi Eksoterm, Reaksi
Endoterm, Reaksi Kimia.
Download