KF PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA (KI-2141) STRUKTUR DAN IKATAN KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA FISIKA Setiap praktikan yang melakukan praktikum Kimia Fisika wajib mentaati semua peraturan yang berlaku di Laboratorium Kimia Fisika (LKF) Program Studi Kimia ITB. Praktikan yang tidak mentaati tata tertib praktikum ini akan dikenakan sanksi yang dapat berpengaruh pada nilai praktikum yang merupakan syarat utama kelulusan dalam mata kuliah Kimia Fisika. I. PENDAFTARAN 1. Pada awal semester, calon praktikan yang akan melakukan praktikum Kimia Fisika harus mendaftarkan diri secara daring pada waktu yang telah ditentukan. 2. Pada saat pendaftaran ini calon praktikan mengisi data peserta praktikum dan melengkapinya dengan foto terbaru. 3. Setiap praktikan wajib mengikuti pengarahan praktikum, tata tertib, dan keselamatan kerja di laboratorium yang diberikan oleh Dosen Pemimpin Kelompok Praktikum. 4. Keterlambatan dalam pendaftaran sebagai peserta praktikum atau tidak hadir dalam pengarahan di atas tanpa alasan yang sah, dapat menyebabkan ditolaknya sebagai peserta. II. PETUNJUK PERCOBAAN Petunjuk praktikum dapat diunduh pada laman yang telah diinformasikan oleh pemimpin praktikum. Praktikan harus memahami cara kerja dalam melakukan praktikum yang tertulis di dalam Petunjuk Praktikum dan harus melengkapi pengetahuannya baik teori maupun eksperimental dari bahan kuliah dan literatur Kimia Fisika. III. KEHADIRAN 1. Praktikan diwajibkan hadir tepat waktu di laboratorium. 2. Praktikan yang terlambat tanpa alasan yang sah dianggap absen dan tidak diizinkan melakukan praktikum. 3. Pengisian daftar kehadiran dilakukan dua kali, yaitu: a. Menjelang praktikum dimulai. b. Pada akhir periode praktikum. 4. Praktikan yang tidak mengisi daftar kehadiran dianggap tidak melakukan praktikum. 5. Kehadiran praktikum minimal 80% (7 modul). 6. Tidak ada praktikum susulan. LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum 7. Nilai rata-rata praktikum untuk kelulusan adalah minimal 55. 8. Keikutsertaan dalam keseluruhan praktikum secara lengkap (kehadiran, pengerjaan tugas, pelaksanaan praktikum, dan pembuatan laporan) sangat menunjang kepada kelulusan praktikum. IV. KOMPONEN PENILAIAN Kinerja praktikum : 25% - Tes Awal : 10% - Tugas Pendahuluan : 10% - Jurnal : 10% - Laporan : 25% - Ujian : 20% V. LEMARI PRAKTIKUM 1. Setiap percobaan memiliki lemari tersendiri. Kunci lemari dapat dipinjam dari Petugas LKF sebelum melakukan praktikum. Peralatan inventaris yang terdapat dalam lemari harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipergunakan, baik jenis dan jumlahnya maupun keutuhannya dicocokkan dengan daftarnya. Bila terdapat kekurangan/kerusakan, harus segera dilaporkan pada Petugas LKF saat itu juga. 2. Selama melakukan percobaan, isi lemari sepenuhnya menjadi tanggung jawab praktikan. Segala kerusakan/ketidakutuhan peralatan yang dilaporkan sesudah praktikum berlangsung menjadi tanggung jawab praktikan, dan harus diganti sebelum akhir semester. Keterlambatan dalam penggantian peralatan ini akan menyebabkan tertahannya nilai praktikum dan mata kuliah Kimia Fisika. 3. Daftar inventaris lemari tidak boleh dicoret-coret. 4. Selesai melakukan percobaan, kelengkapan isi lemari harus diperiksa kembali oleh praktikan bersama Petugas LKF. Semua peralatan yang dipinjam harus dikembalikan dalam keadaan utuh dan bersih. VI. ALAT-ALAT GELAS DAN INSTRUMEN 1. Alat-alat gelas, termometer, stopwatch, dan lain-lain yang tidak terdapat di dalam lemari tetapi diperlukan dalam percobaan, dapat dipinjam dari Petugas LKF dengan menggunakan bon peminjaman peralatan. 2. Setiap peminjaman peralatan harus disertai paraf peminjam dan setiap pengembaliannya harus disertai paraf Petugas LKF yang menerima pengembalian LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum peralatan tersebut. Alat yang dipinjam harus kembali dalam keadaan utuh dan bersih. 3. Bon peminjaman peralatan tidak boleh dicoret-coret. VII. KEAMANAN DAN KEBERSIHAN 1. Praktikan diwajibkan menggunakan jas laboratorium putih berlengan panjang dari bahan katun, kacamata goggles, dan sepatu tertutup selama praktikum. 2. Praktikan yang berambut panjang diwajibkan mengikat rambutnya. Praktikan yang menggunakan kerudung wajib memasukkan kerudungnya ke dalam jas lab. 3. Praktikan dilarang merokok di dalam laboratorium. 4. Praktikan tidak diperkenankan memakai topi dan sandal selama melakukan praktikum. 5. Praktikan diwajibkan mengenakan tanda nama (name tag) yang dipersiapkan sendiri dengan memuat nama praktikan, NIM, dan pasfoto. 6. Praktikan wajib membawa sabun cuci dan kain lap seperlunya untuk membersihkan peralatan gelas dan memelihara kebersihan laboratorium (meja praktikum, bak cuci). 7. Praktikan harus berhemat dengan zat-zat kimia dan aqua dm. Sisa pelarut organik harus dikumpulkan dalam botol penampungan yang khusus disediakan oleh Petugas LKF. Dilarang mengembalikan zat kimia yang telah dipakai ke dalam botol reagen dan dilarang membuang pelarut organik ke dalam bak cuci. 7. Sampah kertas dan benda-benda keras (pecahan gelas, batu didih, dll.) harus dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan. 8. Alat-alat dengan sambungan (glass joint), kran buret, tutup Erlenmeyer, dsb. harus dicuci dan dibilas bersih dan ditinggalkan dalam keadaan terlepas. 9. Alat-alat gelas harus sudah mulai dibersihkan setengah jam sebelum praktikum berakhir. VIII. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan harus menyediakan buku catatan praktikum (jurnal praktikum) berupa buku tulis bergaris ukuran A-4. Buku tersebut wajib diberi nama, NIM, shift, kelompok, dan disampul rapih dengan warna yang seragam per kelompok. 2. Praktikan harus membuat tugas sebelum praktikum, yaitu: LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum a. Persiapan praktikum meliputi judul, teori singkat, dan diagram alir percobaan yang akan dilakukan, termasuk daftar alat dan bahan, serta data pengamatan (berupa kolom-kolom data yang telah dipersiapkan di rumah) yang ditulis tangan dalam buku jurnal praktikum (tidak boleh ditulis menggunakan pensil). b. Menjawab pertanyaan tugas pendahuluan yang terdapat dalam petunjuk praktikum. Jawaban pertanyaan ini harus ditik dalam lembaran kertas berukuran A-4 yang terpisah dari jurnal praktikum. 3. Tugas-tugas sebelum praktikum harus diserahkan kepada asisten sebelum praktikum dimulai. Bila tidak dilakukan maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum. IX. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Sebelum praktikum dimulai, asisten akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan praktikum kepada praktikan. Praktikan harus menjawab pertanyaan (tes awal) tersebut secara tertulis. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan tes awal ini adalah sekitar 15 menit. Tes awal ini dinilai sebagai salah satu komponen dari nilai praktikum. 2. Untuk menuliskan jawaban tes awal, praktikan harus menyediakan sebuah buku tulis bergaris (isi 18 halaman) yang diberi nama dan nomor induk mahasiswa (NIM) praktikan. 3. Jika suatu percobaan melibatkan penggunaan peralatan khusus, asisten atau petugas laboratorium akan menjelaskan cara penggunaan peralatan tersebut. 4. Bila praktikan merasa ragu-ragu dalam menggunakan alat tertentu, maka praktikan harus bertanya pada asisten atau petugas laboratorium dan praktikan dilarang mencoba-coba mengoperasikan peralatan sendirian. Hal ini dikarenakan peralatan di LKF tergolong mahal dan jumlahnya terbatas, sehingga kerusakan peralatan akan menghambat kelancaran praktikum keseluruhan dan biaya perbaikan/penggantiannya mahal. X. PENGAMATAN PRAKTIKUM 1. Semua pengamatan harus dicatat dalam buku catatan praktikum dan salinannya pada kertas pengamatan (rangkap dua). Poin-poin berikut harus dicantumkan pada kertas pengamatan: a. Nama dan nomor laboratorium praktikan LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum b. Judul dan nomor percobaan c. Tanggal percobaan d. Nama dan paraf asisten yang bertugas. 2. Kertas pengamatan lembar ke-1 diserahkan kepada asisten yang bersangkutan sedangkan lembar ke-2 dilampirkan pada laporan praktikum. XI. LAPORAN PRAKTIKUM 1. Laporan praktikum dibuat pada kertas HVS polos berukuran A-4. Laporan dapat ditulis tangan (dengan tulisan yang rapih dan dapat dibaca), ditik menggunakan mesin tik manual, atau ditik menggunakan komputer. 2. Format laporan praktikan termasuk hal-hal yang harus dicantumkan pada sampul depannya disusun mengikuti ketentuan penulisan laporan yang telah ditetapkan (lihat ketentuan yang diberikan secara terpisah dari tata tertib ini). 3. Laporan diserahkan kepada asisten praktikum yang bersangkutan pada akhir praktikum. Bukti penerimaan laporan harus dilampirkan pada saat pengumpulan laporan. Format bukti penerimaan laporan adalah sebagai berikut. LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum Format lembar pengumpulan laporan TANDA TERIMA PENGUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KIMIA FISIK/ENERGETIKA/DINAMIKA KIMIA* (KI-XXXX) Nama : NIM : Shift : Kelompok : No. Modul** Mengetahui, Dikumpulkan tanggal Asisten Pemimpin Praktikum 1 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 2 3 * Pilih sesuai mata kuliah yang diambil ** Tabel dibuat sejumlah modul yang dikerjakan XII. PENGGANTIAN PERALATAN 1. Praktikan wajib mengganti peralatan yang pecah/rusak yang menjadi tanggung jawabnya atau yang dipinjam pada saat praktikum oleh alat yang sejenis dengan kualitas yang sama dan dilengkapi dengan kuitansi pembelian alat pengganti tersebut. 2. Penggantian peralatan tersebut harus diselesaikan secepatnya oleh praktikan paling lambat sebelum akhir semester. Sebelum penggantian alat ini diselesaikan, nilai akhir mata kuliah terkait adalah T. LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I. JUDUL PERCOBAAN (Sudah jelas) II. TUJUAN PERCOBAAN Uraian singkat dan spesifik tentang tujuan percobaan yang dilakukan. III. DASAR TEORI Ringkasan dari bahan di dalam petunjuk praktikum dan atau dari sumber lain seperti buku teks, jurnal ilmiah, dll. Teori yang dicantumkan berkaitan secara relevan dengan percobaan yang dilakukan. IV. ALAT DAN BAHAN Sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan ditambah dengan peralatan dan zat yang digunakan selama praktikum berlangsung. V. CARA KERJA Diringkas dari petunjuk praktikum dan dibuat dalam kalimat pasif. Tidak diperkenankan ditulis dalam bentuk diagram alir. VI. DATA PENGAMATAN Ditempelkan lembar kertas pengamatan yang sudah diparaf oleh asisten. VII. PENGOLAHAN DATA Dapat ditempelkan print out komputer biala pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer. VIII. PEMBAHASAN Hasil-hasil yang diperoleh dibahas dan dibandingkan dengan yang dilaporkan di literatur. Hindari menyalahkan alat yang dipakai. IX. KESIMPULAN Tuliskan kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil percobaan yang diperoleh dan dikaitkan dengan teori/literatur yang dipelajari. X. SARAN Bila ada, saran berisi masukan yang dapat memperbaiki atau mengembangkan percobaan yang dilakukan. LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Tata Tertib Praktikum XI. DAFTAR PUSTAKA Cantumkan bahan acuan terkait percobaan, misalnya jurnal ilmiah, buku teks, dll., yang lazim dirujuk sebagai daftar pustaka. Tidak diperkenankan mencantumkan petunjuk praktikum, catatan kuliah, Wikipedia, dll. yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. LAMPIRAN Jawaban pertanyaan Data dari literatur Dll. LABORATORIUM KIMIA FISIK PROGRAM STUDI KIMIA – FMIPA ITB PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 Modul 1: Radiasi Benda Hitam 1. PENDAHULUAN Radiasi benda hitam merupakan kasus khusus radiasi termal. Pada tahun 1800, astronom William Herschel melakukan percobaan yang menghasilkan spektrum cahaya menggunakan prisma dan mengukur suhu pada berbagai bagian spektrum [1]. Hasil percobaan menunjukkan suhu yang bervariasi di seluruh bagian spektrum. Hal ini mengindikasikan adanya kaitan antara radiasi termal dengan gelombang cahaya. Keterkaitan antara energi dengan panjang gelombang pada berbagai suhu dapat dilihat pada Gambar 1.1. Makin tinggi suhu, puncak kurva bergerak ke panjang gelombang yang lebih pendek. Gambar 1.1. Hubungan energi terhadap panjang gelombang dalam berbagai suhu [2]. Hukum Rayleigh-Jeans mencoba mendekati hasil percobaan tersebut dengan Persamaan 1 [3]. Persamaan tersebut menggunakan prinsip ekipartisi klasik. Persamaan ini mempunyai kesesuaian dengan hasil percobaan di panjang gelombang panjang, tetapi tidak di daerah dengan panjang gelombang pendek. Distribusi energi (ρ) terus meningkat pada panjang gelombang pendek hingga mencapai tak hingga. Fenonema ini disebut dengan bencana alam sinar ultraviolet (UV catastrophe). ππ(ππ, ππ) = ππ(ππ, ππ) = 8ππππππ ππ4 8ππβππ ππ5 οΏ½ππ βππ/ππππππ −1οΏ½ Persamaan 1 Persamaan 2 Pada tahun 1900, Max Planck mengusulkan persamaan yang mempunyai kesesuaian yang baik dengan hasil percobaan. Persamaan tersebut (Persamaan 2) merupakan modifikasi Persamaan 2 tetapi Planck memasukkan ide bahwa energi yang diemisikan terkuantisasi [3]. Berdasarkan fenomena ini disimpulkan bahwa gelombang elektromagnetik mempunyai energi yang terkuantisasi. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 2. TUJUAN Menganalisis spektrum hasil fenomena radiasi benda hitam. 3. ALAT DAN BAHAN - Komputer yang sudah terinstalasi program SciDAVis. 4. CARA KERJA 1. Buka SciDAVis dengan cara double click icon SciDAVis pada Desktop. 2. Import data file melalui menu : File-Import ASCII atau gunakan shortcut Ctrl+K. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 3. Sebelum membuka file melalui SciDAVis, cek terlebih dahulu format data (delimiter, format pemisah desimal, dll) menggunakan notepad. Sesuaikan setting import file dengan format file, kemudian klik Open. Pada contoh di bawah ini, delimiter yang digunakan adalah TAB, pemisah desimal adalah titik, dan 6 baris pertama berisi teks yang berisi referensi. 4. Rapikan data dengan menghapus/menambah kolom jika diperlukan dengan cara klik kanan pada kolom yang ingin diubah dan klik menu yang diperlukan. 5. Anda dapat melakukan operasi pada kolom dengan cara klik kolom dan masukkan rumus yang ingin Anda gunakan untuk mengubah nilai pada kolom tersebut pada bagian Formula diikuti dengan mengklik Apply. Pada contoh di bawah ini, satuan data pada kolom pertama diubah dari µm menjadi m dengan mengalikan kolom 1 dengan 10−6. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 6. Setelah perapihan, plot data tersebut dengan memilih kolom yang akan diplot dan klik icon yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini atau dengan mengklik menu Plot. 7. Hasil plotting menujukkan bahwa terdapat data yang “tidak diinginkan” pada baris-baris awal. Anda dapat menghilangkan data tersebut dengan mengubah rentang data yang diplot dengan cara klik kanan pada kurva dan pilih Edit range. Atur rentang data sesuai kebutuhan. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 8. Klik pada icon yang ditunjukkan pada gambar berikut untuk memilih menu data/screen reader. 9. Sebelum melakukan analisis lebih lanjut melalui proses fitting, Anda perlu mengetahui parameter awal yang akan diinput pada proses fitting. Parameter awal yang digunakan harus sedekat mungkin dengan nilai sebenarnya. Pindahkan kursor pada posisi puncak spektrum dan baca panjang gelombang maksimumnya. Perkirakan suhu bintang tersebut dengan menggunakan data panjang gelombang dan hukum pergeseran Wien dan gunakan nilai tersebut sebagai parameter awal fitting. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 10. Setelah diperoleh parameter awal, lakukan proses fitting dengan mengklik menu Analysis-Fit Wizard atau gunakan shortcut Ctrl+Y. 11. Anda harus membuat model radiasi benda hitam pada kategori User defined karena model ini tidak tersedia di SciDAVis. Anda bebas membuat perumusan (jumlah parameter, satuan, dll) selama perumusan model tersebut benar dan konsisten. Pada contoh di bawah ini, semua tetapan dihitung terlebih dahulu dan digunakan 2 parameter a (faktor normalisasi) dan b (suhu bintang) dan variabel x adalah panjang gelombang. Simpan model yang telah Anda buat agar dapat digunakan di kemudian hari. Untuk menggunakan model yang telah disimpan, klik nama model dan centang pilihan Fit with selected user function, kemudian klik tombol Fit. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 12. Masukkan perkiraan temperatur bintang pada bagian b. Untuk tahap awal, disarankan untuk memvariasikan sesedikit mungkin jumlah parameter. Pada contoh di bawah ini, pada tahap awal temperatur bintang tidak divariasikan dan hanya parameter a yang divariasikan. Pada tahap selanjutnya, parameter a tidak divariasikan dan parameter b divariasikan. Pada tahap akhir, kedua parameter dapat divariasikan secara bersamaan. Setiap fitting yang Anda lakukan akan menghasilkan satu kurva fitting. Anda dapat menghapus semua kurva hasil fitting dengan mengklik tombol Delete Fit Curves. Apabila proses fitting tidak berlangsung, hal tersebut kemungkinan disebabkan karena parameter awal yang digunakan sangat jauh dari nilai sebenarnya, ubah parameter tersebut dengan nilai yang sesuai. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 13. Jika diperlukan, parameter a atau b dapat diubah secara manual agar diperoleh hasil yang lebih baik. Proses fitting tersebut diulang sampai diperoleh nilai R2 yang mendekati 1 (dapat dilihat pada Results log). Catat dan laporkan parameter hasil fitting dan nilai goodness of fit pada laporan yang Anda buat. 14. Setelah diperoleh hasil fit terbaik, rapikan grafik dengan mengubah keterangan pada sumbu x dan y, legend, warna/ukuran garis/data point, dll. sehingga diperoleh gambar yang baik dan layak. Ubah grafik yang diperoleh menjadi file image dengan klik kanan pada grafik dan pilih menu Export. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 1 15. Ulangi proses di atas dengan menggunakan model hukum distribusi Wien. Selamat mencoba. 5. PERTANYAAN Buatlah sketsa spektrum yang terbentuk. Jelaskan spektrum tersebut berdasarkan prinsip fisika klasik dan kuantum. 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan dua fenomena kuantum yang Anda ketahui. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergeseran Wien. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. https://blackbodyradiation.weebly.com/history.html, diakses pada tanggal 15 Juli 2019. 2. http://astronomy.swin.edu.au/cosmos/B/Blackbody+Radiation, diakses pada tanggal 15 Juli 2019. 3. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 Modul 2: Gerak Partikel dalam Ruang Tiga Dimensi 1. PENDAHULUAN Gerak suatu partikel dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu translasi, rotasi dan vibrasi. Gerak partikel dengan ukuran yang sangat kecil (orde pm) mempunyai sifat yang unik dan berbeda dengan benda berukuran besar. Gerak partikel dipelajari dengan menggunakan teori mekanika kuantum. Gerak partikel yang paling sederhana adalah gerak translasi partikel dalam kotak 1 dimensi. Penyelesaian persamaan Schrödinger 2. TUJUAN - Mengetahui bentuk fungsi spherical harmonics orbital 2p dan 3d. Memahami makna fisik bilangan kuantum β dan ππβ . Memahami makna orbital 2p dan 3d yang masing-masing terdegenerasi. - Komputer yang sudah terinstalasi program maxima. 3. ALAT DAN BAHAN 4. CARA KERJA 1. Buka folder instalasi maxima, Anda dapat memilih menggunakan wxMaxima ataupun aplikasi yang ada di dalam folder “bin”. Langkah-langkah yang akan ditunjukkan pada petunjuk ini menggunakan versi command prompt (lebih ringan) yang berada dalam folder “bin”. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 2. Double click pada icon maxima.bat (command prompt) atau xmaxima.bat. 3. Syntax pada maxima selalu diakhiri dengan karakter titik koma (;) untuk dapat dieksekusi. Anda dapat mencoba operasi aritmetika sederhana ataupun operasi matematika lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 ini. Petunjuk detail mengenai syntax operasi lainnya dapat diperoleh pada manual program maxima (https://maxima.sourceforge.io/documentation.html). 4. Fungsi spherical harmonics merupakan polinomial ortogonal yang tersedia pada maxima dalam package orthopoly-pkg. Selain spherical harmonics, tersedia pula polinomial ortogonal lain seperti fungsi Laguerre, Chebysev, Hermite, dll. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 5. Untuk memuat package orthopoly, gunakan command: load(orthopoly). Gambar di bawah ini adalah plot fungsi angular dari orbital s. i. Mendefinisikan bahwa y adalah fungsi spherical harmonics dengan l = 0 dan m = 0. ii. Fungsi angular untuk orbital s (bandingkan dengan literatur). iii. Fungsi yang akan diplot. Mengapa fungsinya dikuadratkan? iv. Rentang θ yang akan diplot (0≤θ≤π rad). v. Rentang Ο yang akan diplot (0≤θ≤2π rad). vi. Opsi utuk mengubah koordinat bola menjadi koordinat Cartesius. vii. Opsi untuk memplot dengan panjang sumbu xyz yang sama. Coba hilangkan opsi tersebut dan amati apa yang terjadi. viii. Opsi untuk untuk mengatur kualitas gambar (halus/kasar). Perhatian: semakin besar grid yang Anda gunakan, semakin halus gambar yang dihasilkan, dan semakin besar pula resource komputer yang digunakan sehingga waktu loading akan bertambah (bergantung pada spesifikasi komputer yang Anda gunakan). Selain opsi-opsi plotting yang dituliskan di atas, terdapat pula berbagai macam opsi plotting yang lain pada manual maxima. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 (1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (6) 6. Plot fungsi spherical harmonics lain dengan nilai l dan m yang berbeda, dan plot orbital-orbital lain yang Anda ketahui, misalkan px, dxy, fxyz, dll. 5. PERTANYAAN 1. Sketsakan visualisasi spherical harmonics untuk orbital yang dipilih. 2. Apa yang dimaksud dengan keadaan tergenerasi? PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 2 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan sifat/karakter fungsi gelombang yang dapat dipakai sebagai solusi persamaan Schrödinger. 2. Apa yang dimaksud dengan kuantisasi rotasi? Jelaskan dengan contoh. 7. PUSTAKA Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 Modul 3: Orbital Atom Hidrogen 1. PENDAHULUAN Struktur atom memasuki babak baru ketika Niels Bohr (1885-1962) dapat menjelaskan hasil eksperimen Johann Balmer (1825-1898) tentang spektrum atom hidrogen. Johann Balmer pada tahun 1885, menemukan pola yang tidak umum yaitu spektrum garis ketika gelombang elektromagnetik melewati gas atom hidrogen (Gambar 3.1). Pola ini berbeda dengan gelombang elektromagnetik yang biasanya membentuk spektrum kontinu. Bohr kemudian menyimpulkan bahwa energi pada gelombang elektromagnetik bersifat diskrit, hal serupa juga ditemui pada energi elektron pada suatu atom. Gambar 3.1. Spektrum garis hasil eksperimen Balmer (1885) [1]. Selanjutnya mekanika kuantum digunakan untuk menentukan struktur atom [2]. Persamaan yang dipakai adalah persamaan Schrödinger seperti pada Persamaan 1. Penyelesaian persamaan ini menghasilkan dua jenis fungsi yaitu fungsi radial dan fungsi sudut (Persamaan 2). π»π»Ψ = πΈπΈΨ Ψ (ππ, ππ, ππ) = π π (ππ) ππ (ππ, ππ) Persamaan 1 Persamaan 2 Fungsi radial bergantung pada dua bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimuth (β). Fungsi gelombang dimaknai sebagai orbital elektron pada suatu atom. Dengan bertambahnya elektron maka terdapat perbedaan pada tingkat energi orbital-orbital tersebut. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 2. TUJUAN - - Mengetahui perbedaan antara fungsi gelombang radial dan fungsi distribusi radial. Menggambarkan kerapatan elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom. Mengetahui pengaruh jenis orbital terhadap Zeff dan efek perisai. - Komputer yang sudah terinstalasi program Maxima. Tabel fungsi gelombang radial [3]. 3. ALAT DAN BAHAN 4. CARA KERJA 1. Buka software maxima. Langkah-langkah yang akan ditunjukkan pada panduan ini menggunakan versi command prompt (maxima.bat). 2. Fungsi radial termasuk pada golongan polinomial Laguerre yang merupakan polinomial ortogonal yang tersedia pada maxima dalam package orthopoly-pkg. Pada package tersebut terdapat 2 jenis polinomial Laguerre, namun yang akan digunakan pada modul ini hanya generalized Laguerre polynomials. Detail mengenai bentuk polinomial tersebut dapat dibaca pada referensi yang tercantum pada manual maxima (https://maxima.sourceforge.io/docs/manual/maxima_301.html) 3. Bentuk lengkap dari fungsi radial ditunjukkan pada persamaan di bawah ini 1/2 (ππ − ππ − 1)! π π ππππ (ππ) = (ππ + ππ)! οΏ½ οΏ½ 2ππ[(ππ + ππ)!]3 2 οΏ½ οΏ½ ππππ0 ππ+3/2 ππ ππ ππ −ππ/ππππ0 πΏπΏ2ππ+1 ππ−ππ−1 οΏ½ 2ππ οΏ½ ππππ0 PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 Dimana πΏπΏ2ππ+1 ππ−ππ−1 οΏ½ dan οΏ½ 2ππ ππππ0 2ππ ππππ0 οΏ½ adalah generalized Laguerre polynomial dengan orde (n−l−1) οΏ½ adalah variabel. n adalah bilangan kuantum utama dan l adalah bilangan kuantum azimut. Pertanyaan: mengapa digunakan generalized Laguerre polynomial 2ππ 2ππ dengan variabel (n−l−1), (2l+1), dan οΏ½ οΏ½ ? Tentukan pula nilai πΏπΏ2ππ+1 οΏ½ untuk ππ−ππ−1 οΏ½ ππππ0 ππππ0 berbagai macam orbital. 4. Untuk memuat package orthopoly, gunakan command: load(orthopoly). Pada contoh di bawah ini, akan digambarkan fungsi radial dari orbital 1s (n=1, l=0) dan diasumsikan a0= 1 sehingga satuan r adalah dalam a0. Pertanyaan: bolehkah suku sebelum rl tidak dimasukkan ke dalam persamaan yang diplot? Bagaimana efeknya jika suku-suku tersebut ikut dimasukkan ke dalam persamaan yang diplot? PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 5. Rapat kebolehjadian dinyatakan sebagai (Rnl(r))2, berikut adalah plotnya. 6. Fungsi distribusi radial, yang menyatakan probabilitas menemukan elektron pada jarak r dinyatakan sebagai 4πr2(Rnl(r))2, berikut adalah plotnya. 7. Ulangi plot-plot di atas untuk orbital yang lain. Berikut contoh plot untuk orbital 2s. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 8. Perhatikan bahwa pada fungsi distribusi radial orbital 2s terdapat 1 node. Posisi node dapat dicari dengan menyelesaikan persamaan: ππ 2 (ππ)οΏ½ οΏ½4πππ 2 π π ππππ =0 ππππ ππππ(ππ) (1) Turunan y(r) terhadap r οΏ½ οΏ½. ππππ ππππ(ππ) (2) Penyelesaian persamaan οΏ½ menunjukkan posisi node? (1) (2) ππππ οΏ½ = 0 . Pertanyaan: Nilai r manakah yang PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 3 5. PERTANYAAN 1. Bagaimana bentuk kurva fungsi gelombang radial dan fungsi distribusi radial terhadap jarak? 2. Pada kasus orbital 1s, mengapa probabilitas menemukan elektron sangat rendah pada daerah dekat inti atom sedangkan fungsi radialnya menunjukkan nilai maksimum pada daerah tersebut? 3. Jelaskan perbedaan antara fungsi gelombang radial dan fungsi distribusi radial. 4. Bagaimana pengaruh jenis orbital terhadap Zeff dan efek perisai. 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Tuliskan operator Hamiltonian untuk suatu atom dengan satu elektron dan inti yang bermassa mN. 2. Jelaskan empat bilangan kuantum yang Anda ketahui. 3. Bagaimana keempat bilangan kuantum tersebut dapat muncul pada fungsi gelombang suatu elektron? Jelaskan. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. www.britannica.com, diakses tanggal 19 Agustus 2019. 2. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. 3. “Physical Chemistry: A Molecular Approach”, Donald A. McQuarrie & John D. Simon. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 Modul 4: Metode Variasi dalam Teori Orbital Molekul 1. PENDAHULUAN Persamaan Schrödinger hanya dapat diselesaikan secara eksak untuk kasus atom Hidrogen dan atom seperti Hidrogen. Untuk kasus atom berelektron banyak, persamaan Schrödinger hanya bisa diselesaikan dengan suatu hampiran. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antar elektron. Ketika atom-atom membentuk molekul, penyelesaian persamaan Schrödinger bertambah kompleks. Salah satu pendekatan teori orbital molekul adalah menggunakan kombinasi linier orbital atom. Pada pendekatan ini orbital molekul dibentuk dengan menjumlahkan atau mengurangi orbital atom penyusun molekul. Sebagai contoh pada kasus molekul AB yang dibentuk oleh atom A dan atom B. Bentuk fungsi gelombang untuk molekul ini dapat dilihat pada Persamaan 1. Kombinasi ini menghasilkan dua jenis orbital yaitu orbital ikatan (Persamaan 2) dan orbital anti-ikatan (Persamaan 3). πΉπΉ± = ππ (π΄π΄ ± π΅π΅) πΉπΉ+2 = ππ2 (π΄π΄2 + π΅π΅2 + 2π΄π΄π΄π΄) πΉπΉ−2 = ππ2 (π΄π΄2 + π΅π΅2 − 2π΄π΄π΄π΄) Metode variasi dapat menyelesaikan persamaan hasil kombinasi linier orbital-orbital atom dengan menggunakan prinsip variasi. Dengan menggunakan prinsip variasi, solusi fungsi gelombang dan tingkat energi pada molekul tersebut dapt diketahui. Prinsip ini kemudian diadaptasi oleh Hückel untuk kasus orbital pi pada molekul aromatik. 2. TUJUAN - Menunjukkan kestabilan orbital molekul ikatan dan anti-ikatan. Menganalisis sifat orbital molekul ikatan dan anti-ikatan berdasarkan komponen penyusunnya: integral S, j dan k. Menentuan tingkat energi heksatriena dan benzena berdasarkan Aturan Hampiran Hückel. 3. ALAT DAN BAHAN - Komputer yang sudah terinstalasi program Maxima. Persamaan integral S, j dan k. Matriks Huckel molekul kompleks. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 4. CARA KERJA Pada praktikum modul 4, akan dilakukan perhitungan tingkat energi orbital molekul ion H2+ dengan metode variasi dan perhitungan orbital molekul menurut aturan Hückel. Perhitungan tingkat energi orbital molekul ion H2+ Ion H2+ memiliki satu elektron, berikut adalah Hamiltonian untuk ion H2+ dalam atomic units dengan aproksimasi Born-Oppenheimer. 1 1 1 1 οΏ½ = − ∇2 − − + π»π» (1) 2 ππππ ππππ π π οΏ½ ψππ (ππππ , ππππ , π π ) = πΈπΈππ ψππ (ππππ , ππππ , π π ) Persamaan Schrödinger untuk ion H2+ adalah: π»π» (2) + Fungsi gelombang percobaan untuk ion H2 adalah kombinasi linear dari fungsi gelombang 1s masing-masing atom H (1sa dan 1sb) (3) ψ± = N± (c1 1π π ππ ± c2 1π π ππ ); c1 = c2 = 1 Konstanta normalisasi (N±) dapat dihitung dari persamaan: 1 (4) οΏ½ ψ∗± ψ± ππτ = 1; ππ± = οΏ½2(1 ± ππ) Energi dapat dihitung melalui persamaan: οΏ½ ψ± ππτ ∫ ψ∗± π»π» (5) πΈπΈ± = ∫ ψ∗± ψ± ππτ Penyelesaian persamaan (5) menghasilkan nilai energi dalam S (overlap integral), J (Coulomb integral), dan K (exchange integral) menurut persaman berikut (dalam atomic units) π½π½ ± πΎπΎ 1 π½π½ ± πΎπΎ (6) πΈπΈ± = πΈπΈ1π π + =− + 1 ± ππ 2 1 ± ππ ππ = οΏ½ 1π π ππ∗ 1π π ππ ππτ = οΏ½ 1π π ππ∗ 1π π ππ ππτ = οΏ½ 1π π ππ 1π π ππ ππτ (7) 1 1 1π π ππ∗ 1π π ππ 1 (8) J= ππτ + οΏ½− + οΏ½ 1π π ππ ππτ = − οΏ½ ππππ π π ππππ π π 1 1 1π π ππ∗ 1π π ππ ππ (9) K = οΏ½ 1π π ππ∗ οΏ½− + οΏ½ 1π π ππ ππτ = − οΏ½ ππτ + ππππ π π ππππ π π Penyelesaian integral di atas (khusus untuk orbital 1s) menghasilkan S, J, dan K yang bergantung pada R (jarak antar inti): π π 2 (10) S(π π ) = ππ −π π οΏ½1 + π π + οΏ½ 3 1 (11) J(π π ) = ππ −2π π οΏ½1 + οΏ½ π π ππ (12) K(π π ) = − ππ −π π (1 + π π ) π π οΏ½ 1π π ππ∗ PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 Detail mengenai perumusan dan penyelesaian persamaan-persamaan di atas dapat dilihat pada bab 9 buku “Physical Chemistry: A Molecular Approach”, Donald A. McQuarrie & John D. Simon [1]. Tugas: Tuliskan detail penyelesaian persamaan (4)-(12) 1. Buka software maxima. Langkah-langkah yang akan ditunjukkan pada panduan ini menggunakan versi command prompt (maxima.bat). 2. Plot fungsi S(R), J(R), K(R) dalam satu grafik. Pertanyaan: Fungsi manakah yang dominan untuk penstabilan ikatan pada ion H2+? 3. Plot kurva energi E±. Pertanyaan: Kurva energi manakah yang menunjukkan orbital ikatan/anti ikatan? Apakah satuan dari R? PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 4. Panjang ikatan H-H pada H2+ dapat dengan mudah dihitung dengan menyelesaikan persamaan berikut: ππ πΈπΈ (π π ) = 0 ππππ ± PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 (1) (2) (3) (4) (5) (1) Turunan pertama E+ terhadap R. (2) Penyederhanaan ungkapan pecahan. (3) Pembilang dari suatu pecahan. (4) Penyebut dari suatu pecahan. (5) Akar dari suatu persamaan. Untuk persamaan yang rumit, perintah “solve” biasanya tidak bekerja dengan baik. Coba cari akar persamaan tersebut dengan menggunakan “solve”. Pertanyaan: Bagaimanakah bentuk turunan pertama Eβ terhadap R? Adakah nilai R ππ yang memenuhi πΈπΈ− (π π ) = 0? ππππ 5. Plot fungsi gelombang ππ± . Pertanyaan: Fungsi gelombang manakah yang menunjukkan orbital ikatan/anti ikatan? Apa perbedaan psimax1 dan psimax2 pada gambar di bawah ini? Apakah fungsi gelombang yang digambarkan di bawah ini ternormalisasi? PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 Plot psimax1 Plot psimax2 2 6. Plot juga fungsi rapat kebolehjadian οΏ½ψ± οΏ½ . Pertanyaan: di antara gambar berikut manakah yang menunjukkan orbital ikatan/anti ikatan? PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 Perhitungan orbital molekul menurut aturan Hückel Tinjau persamaan (5) dengan fungsi gelombang yang merupakan kombinasi linear dari 2 orbital atom dengan c1 dan c2 tidak sama dengan 1 (ψ = c1 Ο1 + c2 Ο2 ; c1 ≠ c2 ). Persamaan (5) dapat dituliskan sebagai berikut: οΏ½ ψππτ c12 H11 + 2c1 c2 H12 + c22 H22 ∫ ψ∗ π»π» = 2 E= c1 S11 + 2c1 c2 S12 + c22 S22 ∫ ψ∗ ψππτ (13) οΏ½ Οj dτ dan ππππππ = ∫ Οi∗ Οj dτ dengan π»π»ππππ = ∫ Ο∗i π»π» Minimisasi E terhadap c1 dan c2 menghasilkan: ∂πΈπΈ = 0; ππ1 (π»π»11 − πΈπΈππ11 ) + ππ2 (π»π»12 − πΈπΈππ12 ) = 0 ∂ππ1 ∂πΈπΈ = 0; ππ1 (π»π»12 − πΈπΈππ12 ) + ππ2 (π»π»22 − πΈπΈππ22 ) = 0 ∂ππ2 (14) (15) Persamaan (14) dan (15) merupakan persamaan linear homogen yang memiliki solusi nontrivial jika: π»π» − πΈπΈππ11 οΏ½ 11 π»π»12 − πΈπΈππ12 π»π»12 − πΈπΈππ12 οΏ½=0 π»π»22 − πΈπΈππ22 (16) Hückel menyederhanakan determinan sekular di atas dengan aturan sebagai berikut: (1) Overlap integral ππππππ = 0, kecuali jika ππ = ππ, ππππππ = ππππππ = 1 (2) Coulomb integral π»π»ππππ bernilai sama untuk atom yang sama dan dilambangkan dengan α. (3) Resonance integral π»π»ππππ − Eππππππ bernilai untuk atom tetangga terdekat yang sama, dan dilambangkan dengan β. Dengan aturan di atas, determinan sekuler dapat dituliskan sebagai berikut: α − πΈπΈ οΏ½ β β οΏ½=0 α − πΈπΈ (17) Penyelesaian persamaan (17) menghasilkan πΈπΈ = α ± β. Penyelesaian determinan sekuler yang lebih kompleks dapat dilakukan dengan maxima. 1. Sebelum melakukan operasi matriks, matriks yang akan dioperasikan harus didefinisikan terlebih dahulu. 2. Selanjutnya cobalah beberapa operasi matriks yang Anda ketahui, bandingkan dengan hasil perhitungan maxima. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 4 3. Penyelesaian determinan sekuler dilakukan dengan mudah melalui 2 tahap, yaitu perhitungan determinan dan pencarian akar persamaan yang diperoleh dari perhitungan determinan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut untuk determinan yang ditunjukkan pada persamaan (17). Susun determinan sekuler untuk senyawa yang lebih kompleks sehingga diperoleh determinan matriks dengan dimensi lebih dari 3×3. 5. PERTANYAAN 1. Berdasarkan kurva energi terhadap jarak, jelaskan kestabilan orbital molekul ikatan dan anti ikatan. 2. Bagaimana sifat orbital molekul ikatan dan anti-ikatan jika dilihat dari integral S, j dan k? 3. Jelaskan perbedaan tingkat energi heksatriena dan benzena berdasarkan aturan hampiran Huckel. 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Apa yang dimaksud dengan integral tumpangtindih (overlap orbital)? Jelaskan. 2. Tuliskan determinan sekuler untuk senyawa hipotetik AB 7. DAFTAR PUSTAKA 1. “Physical Chemistry: A Molecular Approach”, Donald A. McQuarrie & John D. Simon. 2. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 5 Modul 5: Simetri Molekul Sederhana 1. PENDAHULUAN Unsur simetri yang dikenal pada molekul antara lain identitas (E), rotasi (Cn), pencerminan (σ), inversi (i), dan putaran takwajar (improper rotation, Sn) Molekul dapat diklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur simetri yang dimilikinya. Pengklasifikasian tersebut menghasilkan grup titik (point group). Cara penentuan grup titik dapat menggunakan diagram alir berikut (Gambar 5.1). Gambar 5.1. Diagram alir penentuan grup titik. Sifat molekul dapat dipengaruhi oleh unsur simentri yang dimilikinya. Sebagai contoh senyawa polar adalah senyawa yang termasuk ke dalam grup titik Cn, Cnv dan Cs. Sifat simetri juga diterapkan dalam pembentukan orbital molekul dan aturan seleksi dalam spektroskopi. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 5 2. TUJUAN - Mengidentifikasikan semua operasi simetri yang dimiliki suatu moleku berdasarkan grup titiknya. Menganalisis konsekuensi simetri terhadap sifat molekul tersebut (kiralitas, kepolaran). 3. ALAT DAN BAHAN Model molekul terdiri dari: - Bola besar 4 lubang - Bola besar 3 lubang - Bola besar 2 lubang - Bola kecil 1 lubang - Penghubung fleksibel bening - Penghubung sedang 4. CARA KERJA 6 buah 1 buah 1 buah 20 buah 6 buah 20 buah 1. Buatlah molekul berikut dengan model molekul yang disediakan. a. BF3 (D3h) b. C2H4 (D2h) c. NH3 (C3v) d. CH4 (Td) e. H2O (C2v) f. C3H4/Alena (D2d) 2. Tunjukkan semua operasi tersebut pada asisten Anda. 3. Buatlah dokumentasi foto/video/sketsa operasi simetri molekul pada poin 1. 5. PERTANYAAN 1. Tuliskan semua operasi simetri yang ada pada molekul-molekul tersebut. 2. Tuliskan konsekuensi simetri pada sifat molekul tersebut. 6. TUGAS PENDAHULUAN Tuliskan unsur simetri pada molekul dengan grup titik D3h, C3v, dan Td. 7. PUSTAKA Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 Modul 6 : Visualisasi Orbital Molekul dengan Piranti Lunak 1. PENDAHULUAN Berdasarkan pembentukannya ikatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam. Jenis ikatan yang lebih sering dibahas adalah ikatan kovalen. Ikatan ini terbentuk ketika terjadi pemakaian bersama elektron-elektron oleh atom-atom penyusun molekul. Ikatan kimia dapat dijelaskan menggunakan dua teori, yaitu teori ikatan valensi dan orbital molekul [1]. a) Teori Ikatan Valensi Teori ikatan valensi merupakan perluasan dari struktur Lewis. Ikatan dalam molekul ditentukan oleh elektron valensi atom-atom pembentuknya. Prinsip teori ikatan valensi adalah memasangkan elektron. Misalnya molekul H2 terbentuk karena satu elektron pada atom H berpasangan dengan satu elektron dari atom H yang lain. Prediksi geometri berdasarkan teori ikatan valensi mempunyai kesesuaian yang baik dengan hasil eksperimen. Hasil eksperimen tidak selalu sesuai dengan prediksi. Salah satu contoh adalah pembentukan CH4. Atom C mempunyai konfigurasi elektron 1s22s22p2. Elektron valensi atom C berada pada orbital 2s dan 2p. Orbital 2s telah terisi penuh, sehingga hanya orbital 2p yang terlibat dalam pembentukkan ikatan. Dengan demikian hanya dibutuhkan dua buah elektron untuk berikatan dengan atom C. Jika atom yang berikatan dengan atom C adalah atom H, maka molekul yang terbentuk adalah CH2. Molekul alkana paling sederhana yang dikenal adalah CH4 bukan CH2. Untuk itu, konsep hibridisasi dikenalkan untuk menjelaskan pembentukkan CH4. Hibridisasi menjelaskan pembentukan molekul CH4 melalui tumpang tindih orbital hibrid sp3 atom C dengan orbital s atom H. Orbital hibrid atom C pada molekul CH4 terbentuk dari penggabungan satu orbital s dan tiga orbital p menghasilkan empat orbital sp3. Teori ikatan valensi beserta konsep hibridisasi telah berhasil memprediksi geometri molekul. Berdasarkan teori ikatan valensi, molekul O2 diprediksi mempunyai sifat diamagnet karena semua elektron dalam molekul tersebut berpasangan. Tetapi eksperimen menunjukkan bahwa molekul O2 bersifat paramagnet. Untuk menjelaskan hasil eksperimen ini diperlukan teori ikatan yang lain yaitu teori orbital molekul. b) Teori Orbital Molekul Prinsip teori orbital molekul adalah atom membentuk molekul, sehingga orbital atom dapat membentuk orbital molekul. Pembentukkan orbital molekul yang umum dikenal adalah Linear Combination Atomic Orbital-Molecular Orbital (LCAO-MO). Kasus yang paling sederhana adalah pembentukkan molekul H2. Atom H mempunyai konfigurasi 1s1, sehingga kombinasi yang mungkin adalah menjumlahkan kedua orbital 1s dan mengurangkan kedua orbital 1s (Gambar 1). PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 Gambar 6.1. Orbital molekul H2 Orbital molekul yang dibentuk dari penjumlahan orbital atom mempunyai tingkat energi yang lebih rendah daripada pengurangan orbital atom. Hal ini disebabkan oleh orbital molekul yang terbentuk mempunyai daerah dengan probabilitas tinggi diantara kedua inti atom. Orbital molekul ini memperkuat ikatan dalam molekul oleh karena itu disebut dengan orbital ikatan. Orbital molekul yang dibentuk dengan mengurangi orbital atom pembentuk mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh orbital molekul yang terbentuk mempunyai daerah kosong (daerah menemukan elektron sangat kecil) diantara inti atom. Orbital molekul ini dapat melemahkan ikatan molekul sehingga disebut dengan orbital anti ikatan. Jenis orbital molekul ikatan antara lain sigma (σ), pi (π), delta (δ), sedangkan jenis orbital molekul anti ikatan antara lain sigma bintang (σ*), pi bintang (π*), delta bintang (δ*). Contoh orbital σ adalah orbital molekul yang dibentuk oleh dua orbital s, dua orbital p serta kombinasi orbital s dan p. Contoh orbital π adalah orbital molekul yang dibentuk oleh dua orbital p. Orbital δ umumnya dibentuk oleh dua orbital d. 2. TUJUAN Mengidentifikasi orbital molekul beberapa molekul sederhana. 3. ALAT DAN BAHAN Komputer yang sudah terinstalasi piranti lunak ArgusLab. 4. CARA KERJA 1.1 Instalasi Instalasi dapat dilakukan dengan mengunduh piranti lunak tersebut di laman http://www.arguslab.com/arguslab.com/ArgusLab.html. Tampilan yang muncul adalah seperti pada Gambar 2. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 1.2 Struktur Molekul 1. Buka ArgusLab. Gambar 2. Tampilan laman ArgusLab 2. Klik tombol “Create New Molecule” (kiri atas) untuk mendapatkan layar molekul baru. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 3. Jendela secara otomatis diatur ke mode “Add Atoms” (tombol dengan pensil mengarah ke bola biru) 4. Pembuatan struktur molekul dapat dilakukan dengan memilih atom yang dibutuhkan pada sisi kiri layar terdapat tombol-tombol unsur. 5. Buatlah struktur molekul H2 dengan mengklik unsur H, kemudian mengklikkanan tetikus pada jendela. Kedua atom H dihubungkan dengan cara klik “Selection” (panah berwarna kuning). Kemudian arahkan tetikus pada salah satu atom H, klik kiri akan menyebabkan atom H berwarna kuning. Tekan tombol “Shift” pada papan tombol, kemudian klik kiri atom H yang lain. Suatu garis menghubungkan atom-atom H tersebut. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 6. Tentukan panjang ikatan dengan memilih dua atom H (klik kiri pada salah satu atom H kemudian tekan tombol “Ctrl” dan klik atom H lainnya) dengan menggunakan “Monitor Distance”. 7. Lakukan optimasi dengan memilih perintah “Optimize Geometry” pada tombol “Calculation”, gunakan Hamiltonian AM1. Klik “OK” kemudian klik gambar Bunsen. Tentukan panjang ikatan molekul tersebut. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 8. Ulangi langkah 5 hingga 7 untuk molekul HCl, N2, H2O dan CH4. 1.3 Orbital Molekul 1. Optimasi geometri molekul H2. 2. Klik “Calculation” pilih “Energy”. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 3. Pilih Hamiltonian AM1, kemudian centang “Print Molecular Orbital”. Klik “Surface Properties”. Pilih orbital yang akan divisualisasikan. Klik “OK” dan jalankan dengan memilih gambar Bunsen. 4. Klik “QuickPlot Highest Occupied MO Surface” yaitu gambar dua bola yang menempel, bola merah di atas dan bola biru di bawah. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 5. Klik “QuickPlot Lowest Unoccupied MO Surface” yaitu gambar dua bola yang menempel, bola biru di atas dan bola merah di bawah. 6. Langkah 4.2 dan 4.3 dapat dilakukan untuk molekul HCl, N2, H2O dan CH4. Untuk melihat orbital lain selain HOMO dan LUMO, pilih “Surface Make Surface”. 7. Pilih orbital molekul yang akan divisualisasikan dengan mengklik tanda “+” pada bagian sebelah kiri. Klik dan seret orbital yang dimaksud ke kotak “Grid”, kemudian klik “Create”. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 8. Pada kotak sebelah kanan muncul permukaan (surface) yang baru. Untuk melihatnya klik nama permukaan tersebut, klik “Toggle Display” dan “OK”. 9. Orbital yang dipilih akan muncul pada jendela. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 6 5. PERTANYAAN 1. Berdasarkan optimasi geometri yang Anda lakukan, bagaimana kesesuaian hasilnya dengan data eksperimen? 2. Berapa orbital molekul yang terbentuk dalam molekul HCl? 3. Apakah ada orbital molekul yang mirip bentuknya dengan orbital atom? Sketsakan orbital molekul tersebut. 4. Orbital apakah yang membentuk LUMO HCl? Jelaskan. 5. Sketsakan orbital molekul ke-3 pada molekul N2. Apa perbedaan orbital molekul ke-3 dan 4 pada molekul N2. 6. Berapa jumlah orbital σ pada molekul N2? Identifikasi orbital atom yang membentuk orbital σ tersebut. 7. Adakah orbital non bonding pada molekul H2O dan CH4? Sketsakan orbital tersebut. 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Apa yang dimaksud dengan orbital ikatan, anti-ikatan dan non-ikatan (non bonding)? Jelaskan. 2. Apa yang dimaksud dengan symmetry-adapted linear combinations? Jelaskan. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. 2. Chang, R. Chemistry 10th Ed., McGrawHill Higher Education, 2010. 3. Thompson, M. A. Molecular Docking using ArgusLab, an Efficient Shape-based Search algorithm and the AScore Scoring Function, ACS Meeting, 2004. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 Modul 7: Spektroskopi Rotasi-Vibrasi I2 1. PENDAHULUAN Spektroskopi merupakan ilmu yang mendalami pengukuran spektrum hasil interaksi suatu materi dengan gelombang elektromagnetik. Perbedaan panjang gelombang yang diberikan akan mempengaruhi spektrum yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi yang berbeda-beda pada materi tersebut. Tingkat-tingkat energi dalam molekul antara lain energi elektronik, energi vibrasi dan energi rotasi. Energi elektronik mempunyai celah energi yang lebih besar daripada vibrasi dan rotasi sehingga perubahannya teramati pada daerah sinar tampakultraviolet. Energi vibrasi teramati pada daerah infra merah, sedangkan energi rotasi teramati pada daerah gelombang mikro. Tingkat-tingkat energi molekul tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.1[1]. Gambar 7.1. Tingkat-tingkat energi elektronik, vibrasi dan rotasi [1]. Spektrum vibrasi umumnya dapat berkombinasi dengan spektrum rotasi membentuk pola yang khas seperti pada Gambar 7.2. Sifat simetri suatu molekul akan mempengaruhi apakah molekul tersebut dapat dideteksi oleh suatu gelombang PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 elektromagnetik atau tidak. Sebagai contoh, spektrum vibrasi infra merah hanya dapat teramati pada molekul dengan pergerakan yang menimbulkan perubahan momen dipol [2]. Gambar 7.2. Spektrum Raman rotasi-vibrasi untuk molekul rotor linier [2]. 2. TUJUAN Menganalisis spektrum raman molekul I2. 3. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. Padatan iodin Pipa kapiler Kapas Spektrometer Raman 4. CARA KERJA 1. Download dan install perangkat lunak Spectragryph, kemudian buka program tersebut. 2. Buka file spektrum rotasi-vibrasi yang tersedia dengan mengklik menu “File” kemudian “Open/Import Data”. Pada contoh ini akan ditampilkan spektrum CCl4 dalam fasa gas. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 3. Berikut adalah tampilan awal spektrum rotasi-vibrasi CCl4 dalam fasa gas. Untuk memperbesar spektrum, gunakan tombol klik kiri mouse dan pilih daerah yang akan diperbesar. Untuk kembali ke perbesaran awal gunakan tombol klik kanan mouse. Lakukan perbesaran pada daerah intensitas rendah dari bilangan gelombang ~900-3800 cm−1. 4. Lakukan perbesaran kembali pada rentang bilangan gelombang ~2000-2300 cm−1. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 5. Berikut adalah hasil perbesaran yang diperoleh. Lakukan perbesaran kembali untuk memperbesar bagian sebelah kiri. 6. Berikut adalah hasil perbesaran yang diperoleh. Pertanyaan: tentukan jenis spektrum rotasi-vibrasi yang diperoleh; tentukan cabang-cabang transisi Q, P, R dari spektrum tersebut. Cari literatur yang berkaitan untuk menentukan mode vibrasi dari puncak-puncak tersebut. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 7. Anda dapat memperoleh posisi dari puncak-puncak tersebut dengan mengklik menu “Analyze” dan pilih menu “Peaks and FWHM values” atau gunakan shortcut Ctrl+P. Anda dapat mengatur nilai threshold dan search interval untuk memperoleh lebih banyak puncak. Dari posisi puncak tersebut, tentukan nilai B. 8. Ulangi langkah-langkah di atas untuk diklorometana, etana, dan etanol. 5. PERTANYAAN 1. Prediksikan bentuk spektrum rotasi I2 jika diketahui tetapan rotasi untuk molekul tersebut sebesar 0,037 cm-1 ketika terpapar radiasi laser 532 nm. 2. Informasi apa saja yang Anda dapatkan dari spektrum Raman uap I2? Jelaskan PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 7 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan perbedaan antara rotor sferis, simetrik dan linier. 2. Apa yang dimaksud dengan radiasi Stokes, Anti-Stokes dan Rayleigh? 3. Tuliskan aturan seleksi spektroskopi rotasi Raman untuk rotor linier. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Lam, Julien. (2015). Laser ablation in liquid, towards the comprehension of the growth processes. 10.13140/RG.2.1.3725.7049. 2. Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 8 Modul 8: Transisi Elektronik I2 1. PENDAHULUAN Transisi elektronik berkaitan dengan perpindahan elektron dari orbital molekul terisi tertinggi (HOMO) ke orbital molekul tak terisi terendah (LUMO). Transisi jenis ini terjadi pada penyerapan gelombang elektromagnetik pada daerah sinar tampak dan ultraviolet. Elektron yang tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar melalui transisi vibrasi. Gambar 8.1. Spektrum gas SO2 pada suhu 298 K. Gambar 8.1 menunjukkan spektrum gas SO2 pada rentang panjang gelombang 200320 nm. Pada gambar tersebut, terlihat puncak-puncak tajam yang menunjukkan transisi dari tingkat energi elektronik yang lebih rendah ke tingkat vibrasi yang berbeda di tingkat energi elektronik lebih tinggi. Terdapat beberapa jenis transisi pada spektrum elektronik molekul poliatom, antara lain transisi d-d, transisi transfer muatan, transisi π*οπ dan π*οn, serta diskroisme sirkular. 2. TUJUAN Menganalisis spectrum elektronik molekul I2. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIK Modul 8 3. ALAT DAN BAHAN 1. Seperangkat instrument UV-Vis. 2. Padatan iodin. 4. CARA KERJA 1. Sejumlah padatan I2 ditempatkan pada kuvet kemudian ditutup. Padatan tersebut dibiarkan menguap hingga tercapai kesetimbangan. 2. Ukur spektrum uap I2 dengan spektrofotometer UV-VIS pada 200-800 nm. 5. PERTANYAAN 1. Buatlah sketsa spektrum yang terukur. 2. Jelaskan pola spektrum yang terukur. 6. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan prinsip Franck Condon. 2. Jelaskan jenis transisi elektronik yang terdapat pada aseton dan [Ti(H2O)6]3+. 7. PUSTAKA Atkins, P. and Paula, J. D. Atkins’ Physical Chemistry 9th Ed., Oxford University Press, 2010.