Elliot-X IPS 1-12 TUGAS BIOLOGI – OBSERVASI HEWAN DI INDONESIA - Taman Nasional: Taman Nasional Komodo - Lokasi: Terletak di Nusa Tenggara Timur dan terdiri atas 3 pulau Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar) - Luas Total: 1817 km² - Jumblah Spesies: 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk hewan yang dilindungi, 253 spesies karang pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan - Prosedur Kunjungan: 1. Daftar Online Setiap wisatawan yang berencana berkunjung ke Taman Nasional Komodo atau Labuan Bajo diwajibkan untuk melakukan daftar online dan memilih agen perjalanan yang sudah terdaftar resmi dan berkantor di Labuan Bajo. Pendaftaran online ini bertujuan untuk mengatur kepadatan kunjungan ke sejumlah kawasan wisata di NTT saat masa adaptasi kebiasaan baru. 2. Memilih Agen Perjalanan Sebelum kunjungan wisata, wisatawan tidak diperkenankan berwisata secara mandiri, harus melalui agen perjalanan wisata yang resmi terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat dan berkantor di Labuan Bajo. Daftar agen perjalanan wisata dapat dilihat melalui link pendaftaran online wisata Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo. 3. Hanya 25 Orang Per Hari Tidak hanya jumlah kunjungan wisatawan yang dibatasi, banyaknya kapal yang masuk ke Taman Nasional Komodo juga dibatasi dan diatur untuk setiap spotnya. Data pendaftaran online nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk mencegah terjadinya penumpukan kapal di kawasan tertentu. Hanya diijinkan lima kapal wisata untuk setiap spotnya. KOMODO ( Varanus komodoensis ) Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.[5][6][7] Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka menjadi salah satu hewan paling terkenal di dunia. Sekarang, habitat komodo yang sesungguhnya telah menyusut akibat aktivitas manusia, sehingga lembaga IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak komodo telah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dan habitatnya dijadikan taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, yang tujuannya didirikan untuk melindungi mereka. Ciri Fisik: Komodo liar dewasa biasanya memiliki berat sekitar 70 kg, tetapi komodo yang dipelihara di penangkaran sering kali memiliki bobot yang lebih berat. Spesimen liar terbesar yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 3.13 meter dengan berat sekitar 166 kg, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya. Di dalam mulut komodo dewasa, terdapat sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang sering terlepas atau ditanggalkan. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning kecokelatan dan bercabang. Air liur komodo beracun seperti bisa ular atau kadal beracun, bahkan dianggap tidak ada obatnya, baik untuk mencegah maupun menetralkan racun tersebut. Perilaku: Komodo adalah binatang yang penyendiri dan hanya berkumpul bersama pada saat makan atau berkembang biak. Biawak ini dapat berlari cepat hingga 20 km/jam pada jarak yang pendek. Komodo juga pandai berenang dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter serta pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang. Seiring bertambahnya umur dan ukuran badan, komodo lebih sering menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuh yang besar menyulitkannya memanjat pohon. Makanan: Biawak ini lebih sering memakan daging bangkai. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa biawak komodo berburu mangsa hidup dengan cara mengendap-endap diikuti dengan serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu sudah dalam jangkauannya, komodo segera menyerangnya dengan menggigit pada sisi bawah tubuh atau tenggorokan. Komodo menemukan mangsanya dengan menggunakan lidahnya yang dapat merasakan bau mangsa, binatang mati atau sekarat pada jarak hingga 9,5 kilometer. Reproduksi: Musim kawin komodo biasanya berlangsung antara bulan Mei hingga Agustus. Selama periode ini, komodo jantan sering berkelahi dengan pejantan lain untuk memperebutkan betina dan wilayah kekuasaannya. Dua pejantan "bergulat" dengan jantan lainnya sambil berdiri menggunakan kaki belakang lalu saling mendorong dan memukul dengan kaki depan. Komodo yang kalah akan terjatuh dan "terkunci" ke tanah. Kedua komodo jantan itu dapat muntah atau buang air besar ketika bersiap untuk berkelahi. Pemenang pertarungan akan menjulurkan lidah panjangnya pada tubuh si betina untuk melihat penerimaan sang betina. Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama bersetubuh agar tidak terluka.Selama perkawinan, si jantan menggosokkan dagu mereka pada si betina, disertai garukan keras di atas punggung dan menjilat. Kopulasi terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina. Komodo bersifat monogamus dan membentuk "pasangan," suatu sifat yang langka untuk kadal. Komodo betina biasanya meletakkan telurnya di lubang tanah, cekungan di tebing bukit atau gundukan sarang burung gosong berkaki-jingga yang telah ditinggalkan. Akan tetapi, komodo lebih suka menyimpan telur-telurnya di sarang yang telah ditinggalkan. Sarang komodo rata-rata berisi 20 telur. Betina berbaring di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas setelah dierami selama 7–8 bulan.