Uploaded by Gidan Trahkusumo

dewamangku,+1714021023-YURI+SEKAR+SERUNI

advertisement
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
PERISTIWA RAWAGEDE PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA I DI DESA
BALONGSARI, RAWAMERTA, KARAWANG DAN POTENSINYA SEBAGAI
SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA
Yuri Sekar Seruni1, Desak Made Oka Purnawati2, I Made Pageh3
e-mail : yuri.sekar00@gmail.com1, oka.purna@yahoo.com2, made.pageh@undiksha.ac.id3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) rangkaian peristiwa Rawagede pada
masa agresi militer Belanda I di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, (2) kehidupan
masyarakat setelah peristiwa Rawagede, (3) aspek-aspek yang terdapat pada peristiwa
Rawagede pada masa agresi Belanda I yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di
SMA. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian sejarah meliputi : (1)
Heuristik (pengumpulan sumber), (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi (penafsiran), (4)
Historiografi (penulisan kisah sejarah). Hasil penelitian ini adalah rangkaian peristiwa
Rawagede, kehidupan masyarakat setelah peristiwa yaitu tuntutan keluarga korban peristiwa
Rawagede yang membuahkan permintaan maaf secara resmi dari Pemerintah Belanda atas
kejahatan perang yang dilakukan. Adapun potensi Peristiwa Rawagede berdasarkan hasil
anlisis kurikulum dan silabus ialah nilai kerja keras, nilai patriotisme/ cinta tanah air, nilai rasa
kebangsaan, nilai rasa ingin tahu yang selanjutnya disusun ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Buku Suplemen agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar
sejarah di SMA.
Kata Kunci : Peristiwa, Dampak, sumber belajar sejarah.
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the series of events in Rawagede during the Belanda
military aggression I in Balongsari Village, Rawamerta, Karawang, (2) people's lives after the
Rawagede incident, (3) the aspects of the Rawagede incident during the Belanda aggression. I
which can be used as a source of learning history in high school. The research method used is
the historical research method including: (1) Heuristics (source collection), (2) Source
criticism, (3) Interpretation (interpretation), (4) Historiography (writing historical stories). The
results of this study are a series of events in Rawagede, the life of the community after the
incident, namely the demands of the families of the victims of the Rawagede incident which
resulted in an official apology from the Belanda government for the war crimes committed.
The potential for the Rawagede Incident based on the results of the analysis of the curriculum
and syllabus is the value of hard work, the value of patriotism / love for the country, the value
of nationalism, the value of curiosity which is then compiled into a Learning Implementation
Plan (RPP) and Supplementary Book so that it can be used as a learning resource. history in
high school.
Keywords : events, impacts, historical learning resources.
26
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
PENDAHULUAN
kekuatan militer apabila upaya diplomasi
Setelah Proklamasi Kemerdekaan
yang dilakukan tidak berhasil.
Republik Indonesia dikumandangkan pada
Atas dasar pemikiran inilah Belanda
tanggal 17 Agustus 1945, Negara Belanda,
kemudian memilih untuk menggunakan
yang
Indonesia,
opsi penggunaan kekuatan militer untuk
kemerdekaan
berkuasa kembali di wilayah Indonesia
Negara Republik Indonesia dan terus
setelah upaya diplomasi, yang diwujudkan
menerus berupaya keras untuk dapat
dalam
menguasai wilayah Indonesia kembali.
terbukti gagal dilaksanakan oleh kedua
Belanda
upaya
belah pihak (Christian, 2011:3). Salah satu
diplomasi dengan Republik Indonesia
bentuk penggunaan kekuatan militer yang
untuk dapat membujuk Indonesia kembali
dilakukan oleh Belanda dalam upaya untuk
menjadi bagian dari wilayah kekuasaan
merebut kembali kedaulatan atas wilayah
Negara Belanda, namun pihak Republik
Indonesia
Indonesia dengan tegas menolak upaya
dimana dalam peristiwa pembantaian sadis
tersebut (Suraputra 1991:169).
tersebut banyak memakan korban jiwa.
pernah
menjajah
mempersoalkan
status
melakukan
Sebagai
bersikeras
berbagai
sebuah
untuk
Negara
merebut
yang
kembali
bentuk
yaitu
perjanjian
Peristiwa
Linggarjati,
Rawagede,
Dalam telaah mengenai masa revolusi
fisik
di
Indonesia
1945-1950,
pada
kedaulatan atas wilayah Indonesia dari
umumnya titik perhatian hanya difokuskan
tangan Pemerintah Indonesia, Belanda
pada perkembangan peristiwa yang terjadi
merasa bahwa keberhasilan untuk merebut
dalam
kembali kedaulatan atas wilayah Indonesia
peristiwa yang terjadi di daerah hanya
dari tangan Pemerintah Indonesia adalah
berperan sebagai paduan suara yang
hal yang mutlak untuk dicapai. Hal ini
mengiringi tema-tema dominan dalam
dapat
sumber
sejarah nasional. Terdapat banyak alasan
pendapatan Negara Belanda sebagian besar
mengapa perspektif kedaerahan itu relatif
diperoleh dari eksploitasi kekayaan alam
diabaikan. Dalam upaya menguraikan
Indonesia
mengenai
di
mengerti
seperti
karena
hasil
perkebunan,
tingkat
Nasional.
Sejarah
Sedangkan
Indonesia
yang
pertanian dan pertambangan. Pencapaian
kompleks, mereka secara otomatis akan
dari tujuan ini dapat dilakukan dengan
lebih mengutamakan persfektif nasional.
segala cara oleh Belanda baik dengan upaya
Selain itu, keterbatasan informasi dan
diplomasi
sumber terkait dengan peristiwa yang
maupun
cara
penggunaan
bersifat kedaerahan, menyebabkan banyak
26
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
orang yang tidak begitu bergairah untuk
dijadikan sebagai sumber belajar
melakukan pengkajian tersebut. Namun hal
sejarah di SMA.
tersebut bukan berarti menunjukan bahwa
peristiwa sejarah lokal tidak dapat diteliti
METODE PENELITIAN
karena penelitian dapat dilakukan dengan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
menggali bukti-bukti yang masih ada. Oleh
Balongsari, Rawamerta, Karawang. Dalam
karena itu peristiwa Rawagede dapat
penelitian
dijadikan sebagai sumber belajar yaitu pada
mengunakan metode penelitian sejarah
mata pelajaran sejarah Indonesia wajib
dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kelas
dengan
kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
yaitu
untuk menemukan dan menggambarkan
XI
Kurikulum
Kompetensi
Dasar
“Menganalisis
2013
(KD)
strategi
3.10
dan
bentuk
secara
ini
naratif
dilakukan
suatu
dengan
kegiatan
yang
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
dilakukan dan dampak yang ditimbulkan
mempertahankan
dari
dari kegiatan tersebut bagi kehidupan
ancaman Sekutu dan Belanda”. Hal ini
mereka, Erickson (Anggito & Johan
dimaksudkan untuk memudahkan guru dan
Setiawan,
siswa memahami peristiwa dan memiliki
sejarah sendiri terdiri dari empat tahap,
rasa penasaran yang tinggi terkait peristiwa
yaitu Heuristik (pengumpulan sumber),
tersebut, yang kemudian dapat dijadikan
Kritik
sebagai salah satu sumber pembelajaran
internal/isi), Interpretasi (penafsiran), dan
sejarah di luar kelas.
Historiografi (penulisan kisah sejarah)
Berdasarkan pendahuluan di atas dapat
(Hamid dan Madjid, 2011:43). Adapun
ditarik tujuan penelitian :
langkah-langkah penelitian ini meliputi :
1.
1.
kemerdekaan
Mendeskripsikan rangkaian peristiwa
Rawagede pada masa agresi militer
Belanda I.
2.
3.
Sumber
setelah
kehidupan
peristiwa
Metode
penelitian
(eksternal/bahan
dan
Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Heuristik
pengumpulan
Mendeskripsikan
masyarakat
2018:7).
yaitu
pencarian
sumber-sumber
dan
yang
berhubungan erat dengan objek penelitian.
Dalam
tahap
ini
peneliti
harus
Rawagede.
mengumpulkan
sebanyak-banyaknya
Mendeskripsikan aspek-aspek apa
sumber yang akan dijadikan sebagai
saja dari peristiwa Rawagede pada
sumber-sumber yang berkaitan dengan
masa agresi militer Belanda I bisa
Peristiwa Rawagede Pada Masa Agresi
Militer Belanda I. Dalam melakukan
27
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
pengumpulan sumber ini, teknik yang
4.
Historiografi
digunakan adalah teknik pengamatan atau
Sejarah)
observasi, teknik wawancara, dan teknik
Pada
studi
pustaka/
dokumen.
(Penulisan
tahap
ini,
Kisah
diperlukan
Dalam
kemampuan dan ketelitian untuk menjaga
pengumpulan sumber ini, yang akan
mutu dari cerita sejarah yang disusun,
menjadi informan kunci ialah Bapak
prinsip 5W + 1H yang sering dijadikan
Sukarman selaku ketua Yayasan Rawagede
sebagai dasar ilmu sejarah harus tetap
yang akan memberikan informasi terkait
diperhatikan, agar periodisasi (pembabakan
rangkaian
dan
waktu), serialisasi (rentetan peristiwa),
kehidupan masyarakat Rawagede setelah
kronologis (rentetan waktu), koligasi (fakta
kemerdekaan Indonesia.
sejarah), dan kausalitas (hubungan sebab-
2.
Kritik Sumber
akibat)
Kritik sumber merupakan salah satu
digambarkan
peristiwa
Rawagede
dari
peristiwa
terlihat
cerita
sejarah
dengan
sejarah
yang
jelas.
langkah yang harus dilakukan dalam
Sehingga
peristiwa
mengkritisi sumber-sumber yang telah
Rawagede dapat tejawab dengan baik
dikumpulkan untuk dibuktikan otentisitas
(Pageh, 2002: 12).
dan kredibilitasnya. Dalam kritik ini
diperlukan kritik internal maupun kritik
HASIL PEMBAHASAN
eksternal. Tujuan dilakukan kritik adalah
Rangkaian Peristiwa Rawagede Pada
untuk mencari kebenaran (truth), di mana
Masa Agresi Militer Belanda I
peneliti harus dapat membedakan apa yang
Atas konsekuensi dari kekalahan
benar dan tidak benar atau palsu, apa yang
Jepang dalam Perang Dunia II, Jepang
mungkin dan apa yang meragukan atau
harus kembali menyerahkan kekuasaannya
mustahil.
atas
3.
kerajaan Belanda. Kemudian 22 Agustus
Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi bermakna tafsiran ilmiah
dari
peristiwa
Hindia-Belanda
kepada
1945 secara resmi Jepang menyerah kepada
berdasarkan
pihak Sekutu, lima hari sebelum pernyataan
perspektif dari peneliti sejarah. Interpretasi
resmi menyerahnya Jepang terhadap pihak
dilakukan oleh peneliti untuk menafsirkan
Sekutu, secara de facto Soekarno dan Hatta
sumber-sumber yang didapat, dipilih dan
telah
dilakukan kritikan sebelumnya. Fakta yang
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
telah didapat oleh peneliti menjadi bahan
Sehingga atas konsekuensi itu pula, bahwa
dasar dari interpretasi.
akan segera datang pasukan Belanda
28
sejarah
wilayah
memproklamasikan
kemerdekaan
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
(Sekutu) untuk kembali menduduki Hindia-
KNI tingkat kabupaten berbarengan dengan
Belanda yang saat itu baru saja berganti
pembentukan Badan Keamanan Rakyat
nama menjadi Indonesia (Ricklefs, 2008:
(BKR).
450).
Setelah
Pasca
proklamasi
kemerdekaan
Keamanan
terbentuknya
Rakyat
Badan
(BKR),
mengikuti
Indonesia 17 Agustus 1945, keadaan politik
peraturan pemerintah mengingat situasi
Indonesia terus mengalami pasang surut.
revolusi yang makin genting, kemudian
Satu hari selepas proklamasi yakni pada
status ketentaraan yang simpang-siur dalam
tanggal 18 Agustus di tahun yang sama,
BKR, pemerintah kemudian mengeluarkan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
maklumat pembentukan Tentara Kemanan
(PPKI) mengesahkan dan menetapkan
Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober
UUD 1945, memilih dan mengangkat ketua
1945. Kemudian pada tanggal 24 Januari
dan wakil ketua PPKI masing-masing
1946, pemerintah RI lewat Presiden
menjadi Presiden dan Wakil Presiden
mengeluarkan dekrit tentang perubahan
Republik Indonesia yang pertama (Ir.
nama dari TKR menjadi TRI (Tentara
Soekarno sebagai presiden dan Drs. M.
Repoeblik Indonesia) (Anto, 2018: 16-17).
Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Setelah Tentara Belanda datang ke
Indonesia) dan tugas presiden untuk
Indonesia bersama dengan Tentara Sekutu
sementara waktu dibantu oleh sebuah
menyerbu kembali dan berhasil menguasai
Komite Nasional Pusat yakni Komite
Wilayah Jawa Barat; Para Pejuang RI dan
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) (Noer,
TRI banyak yang mundur ke pedesaan dan
2005: 16).
bergabung
dengan
membangun
pertahanan
Pada tanggal 29 Agustus malam
rakyat
untuk
dari
serbuan
bertepatan di gedung Bioskop Pasar Baru,
Tentara Belanda atau dari intaian mata-
Jakarta, pengurus dan anggota KNIP
mata
dilantik, dan sidang pertamanya dimulai
diantaranya ada yang bermarkas di Desa
sesudahnya. Setelah Komite Nasional
Rawagede (Sukarman, 1996: 8).
Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk maka
Belanda
Adapun
dan
alasan
antek-anteknya,
Desa
Rawagede
dibentuk juga Komite Nasional Indonesia
dijadikan sebagai markas pertahanan oleh
Daerah (KNID). Setelah pembentukan KNI
para pejuang Republik Indonesia dapat
tingkat daerah, pada tingkat kabupaten pun
dilihat dalam beberapa poin, yaitu :
ikut dibentuk Komite Nasional Indonesia,
1. Desa Rawagede berada di tengah “segi
di Kabupaten Karawang, pembentukan
tiga” konsentrasi tentara Belanda yang
29
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
bermarkas di Karawang – Cikampek –
Rawagede (Balongsari) telah dijadikan
dan Rengasdengklok.
Markas Pertahanan Gerilya Pejuang RI.
2. Desa Rawagede merupakan desa yang
pro-republik
karena
masyarakat
Keadaan tersebut oleh antek-antek Belanda
dianggap
sebagai
suatu
kekuatan
Rawagede dikenal loyal terhadap para
pertahanan gerilya yang membahayakan
pejuang yang singgah dan tinggal di
bagi Belanda. Perlu penyusun ungkapkan
desanya.
bahwa sebelum peristiwa pembantaian
3. Desa Rawagede memiliki letak yang
massal di Desa Rawagede terjadi, pihak
strategis, posisinya terletak ditengah
Belanda telah beberapa kali mencoba
persawahan akan tetapi menjadi jalur
membuktikan kebenaran akan
perlintasan
yang
Markas Gabungan Pejuang (MGP), tetapi
menghubungkan dua daerah penting
upaya yang dilakukan oleh Belanda selalu
waktu
gagal (Sukarman, 1996: 8-9).
kereta
itu
api
yaitu
Karawang-
Rengasdengklok, dalam jalur tersebut
Dalam
operasinya
adanya
di
daerah
juga terdapat enam stasiun yang salah
Karawang, tentara Belanda mencari Kapten
satu
Lukas
diantaranya
berada
di
Desa
Kustarjo,
komandan
kompi
Rawagede. Selain itu stasiun Kota
Siliwangi (kemudian menjadi Komandan
Karawang merupakan jalur perlintasan
Batalyon Tajimalela/ Brigade II Divisi
kereta api yang menghubungkan dua
Siliwangi)
Kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan
menyerang patroli dan pos-pos militer
Bandung. Kereta api sendiri berfungsi
Belanda. Sebagai Desa yang pro-Republik,
sebagai alat transportasi masyarakat
Kapten Lukas Kustarjo ini memilih Desa
yang menghubungkan satu daerah ke
Rawagede
daerah lainnya dan sebagai alat angkut
grilyanya (Suganda, 2009: 125).
yang
sebagai
berkali-kali
salah
berhasil
satu
basis
kebutuhan pangan baik bagi masyarakat
Pada masa akhir tahun 1947, terjadi
maupun bantuan logistik bagi para
beberapa perlawanan yang dilakukan oleh
pejuang kemerdekaan.
para pejuang Indonesia terhadap tentara
4. Kota Karawang sebagai lumbung padi
Belanda, perlawanan tersebut terjadi di
Nasional yang menjadi salah satu
daerah Keramat Jati, dimana beberapa pos-
produsen padi terbesar di Indonesia.
pos militer Belanda diserang dan direbut
Adanya markas pejuang di Desa
persediaan senjatanya.
Dan kemudian
Rawagede tersebut, ternyata diketahui oleh
diketahui bahwa pelaku penyerangan-
antek-antek
penyerangan itu dilakukan oleh Kapten
30
Belanda
bahwa
Desa
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
Lukas Kustarjo, komandan kompi Divisi
Siliwangi.
seorang
Kapten
pejuang
Lukas
Rawagede (Sukarman, 1996: 10).
merupakan
kemerdekaan
yang
Tentara
Militer
mempersiapkan
Belanda
rencana
serangan
memiliki kecerdasan dan kecerdikan yang
mendadak
dapat membuat Belanda ketar-ketir karena
matang dan akhirnya penyerbuan ke Desa
handal dalam mengelabui tentara Belanda
Rawagede tersebut dilaksanakan pasukan
dan sering melakukan penyergapan, akibat
Belanda pada hari Selasa pagi tanggal 9
kecerdikannya tersebut Kapten Lukas oleh
Desember 1947 (Suganda, 2009: 126).
Belanda dijuluki “Begundal Karawang”
Suasana desa yang semula tentram, pagi
dan kepalanya dihargai 10.000 gulden jika
hari itu mendadak berubah. Penduduk desa
berhasil ditangkap baik dalam keadaan
yang
hidup
kilometer arah utara kota Karawang itu
maupun
mati.
Tetapi
karena
dengan
segera
daerahnya
bercampur
perhitungan
terletak
lebih
sekitar
ketakutan.
10
perlindungan dari rakyat, ia selalu berhasil
kaget
Ternyata
meloloskan diri (Suganda, 2009: 125).
begitu mereka ke luar rumah, desa mereka
sudah dikepung dari arah timur, utara, dan
selatan, menyerupai huruf “U”. Di sebelah
Penyerbuan Rawagede
Desa Rawagede merupakan basis
selatan barat yang berbatasan dengan kali
grilya Kapten Lukas Kustarjo memang
Rawagede terlambat diblokir (Suganda,
sudah lama diincar oleh pasukan Belanda.
2009: 126-127).
Akan
tetapi,
Desa
Serbuan pada pagi itu dilakukan
mengalami
Batalyon ke-3 dari Resimen Infantri Ke-9
kegagalan (Suganda, 2009: 126). Ketika
tentara Belanda dipimpin Mayor Wajiman
Kapten Lukas Kustarjo selaku Komandan
yang bertujuan mencari Kapten Lukas
Batalion
mengadakan
Kustarjo. Setiap rumah didatangi dan
perjalanan menelusuri wilayah Utara
pintunya digedor dan pemilik yang berada
Karawang dan menginap di Desa Pasir
di dalam rumah ditanyai keberadaan Lukas
Awi. Kemudian pada keesokan harinya, ia
Kustarjo. Karena orang yang dicari tidak
melanjutkan
berhasil ditemukan, penduduk laki-laki dari
Rawagede
penyerangan
beberapa
kali
Resimen,
perjalanan
ke
melalui
Rawagede menuju Sukatani, Wilayah
umur
Bekasi. Perjalanan tersebut tercium oleh
dilapangan
mata-mata
kecil antara 10-30 orang. Untuk ditanyai
Belanda
dan
melaporkan
sekitar
14
dalam
dikumpulkan
kelompok-kelompok
kepada pihak militer Belanda bahwa
keberadaan
Mayor Lukas Kustarjo telah menyusup ke
ditodongi senjata. Namun tak seorangpun
31
Lukas
tahun
Kustarjo
mereka
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
yang
bisa
menjelaskan
keberadaan
transportasi utama penduduk, ketika pagi
“Begundal Karawang” itu. Akan tetapi,
itu
jawaban
memasuki
itu
tidak
dipercayai,
dalam
kereta
api
dari
Stasiun
Rengasdengklok
Rawagede,
para
keadaan ketakutan penduduk laki-laki
penumpangnya yang seluruhnya terdiri dari
dewasa dikumpulkan dalam kelompok-
laki-laki
kelompok
Mereka
Untuk kesekian kalinya eksekusi terjadi,
membelakangi
mayatnya bergelimpangan, dan sebagian
siap
dengan
dibuang ke Kali Rawagede. Tidak diketahui
senjatanya. Kedua tangannya diletakkan di
berapa banyak korban kebiadaban yang
atas kepala masing-masing. Lalu eksekusi
umumnya terdiri dari penduduk sipil yang
demi eksekusi berlangsng dari satu tempat
tidak berdosa (Suganda, 2009: 130).
ke tempat lainnya (Suganda, 2009: 127).
Keadaan diseluruh Desa Rawagede sejak
yang
diperintahkan
tentara
lebih
jongkok
Belanda
yang
kecil.
dewasa
diperintahkan
turun.
Setelah melakukan penggeledahan
dari penyerangan dimulai jam 04:00 subuh
dan eksekusi, kemudian Belanda mulai
sampai malam hari, tidak seorangpun yang
menggeledah daerah-daerah pelosok dalam
berani menampakan diri untuk keluar dari
patrolinya
rumahnya.
tersebut
tentara
Belanda
menggunakan anjing pelacak. Terdapat
penduduk yang bersembunyi di Kali
Rawagede, mereka bersembunyi di antara
Kehidupan
Masyarakat
Setelah
Peristiwa Rawagede
rerumputan eceng gondok yang tumbuh di
Pada keesokan harinya, seluruh
kiri-kanan sungai karena pasukan Belanda
penduduk
desa
yang
menyelidiki menggunakan anjing pelacak,
memberanikan
akhirnya keberadaan mereka diketahui dan
Ternyata, pemandangan di sekitarnya jauh
kemudian setiap rumpunan eceng gondok
dari dugaan. Ia kaget karena ternyata,
di sungai tersebut diberondong peluru.
mayat-mayat
Akibatnya, dalam sekejap mayat – mayat
mana. Siang hari Ny. Kesah bersama
bergelimpangan dan air sungai seketika
wanita-wanita lainnya yang bernasib serupa
berubah warna menjadi merah karena
karena
darah. (Suganda, 2009: 128).
saudaranya,
diri
masih
hidup
luar
rumah.
ke
bergelimpangan
kehilangan
sumi,
mengais-ngaisi
dimana-
ayah
atau
tumpukan
Sebagai salah satu stasiun yang
mayat yang bermandikan darah dan bau
terletak antara jalur kereta api Karawang-
amis menyebar dimana-mana (Suganda
Rengasdengklok. Sampai pada tahun 1970-
2009: 132).
an, kereta api tersebut merupakan alat
32
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
Setelah berupaya mencari anggota
Taman Makam Pahlawan agar makam para
keluarganya, jenazah para korban yang
pejuang yang berserakan bisa beraturan dan
ditemukan
dengan
dapat dikumpulkan menjadi satu lokasi.
menggunakan peralatan seadanya seperti
Kemudian sejak 10 November 1951,
kain yang melekat di badan, kain kelambu,
bertepatan dengan hari Pahlawan ke-6,
kain seprei bahkan hanya dibungkus tikar
Taman
pandan yang biasa digunakan alas tidur atau
dikukuhkan dengan nama “Taman Makam
alas duduk. Papan yang biasa digunakan
Pahlawan Sampurna Raga Rawagede” yang
untuk menutup jenazah di liang lahat,
diresmikan
digantikan dengan daun jendela, daun
Mu’min dan Bupati Karawang R. Tohir
pintu, balai-balai dan papan bekas/dipan
Mangkudijoyo, serta disaksikan oleh aparat
(Suganda, 2009: 132-133).
militer dan sipil serta tokoh masyarakat
Jumlah
dikuburkan
korban
dari
“Persitiwa
Rawagede” yaitu 431 jiwa sebagaimana
Makam
Pahlawan
oleh
Residen
Rawagede
Purwakarta
setempat (hasil wawancara dengan Bapak
Sukarman, 13 November 2020)
dilaporkan penduduk dan aparat setempat
Dimakam tersebut tercatat korban
yang paling mendekati. Bahkan mereka
dari tindakan militer Belanda pada tanggal
yakin, penduduka sipil yang jadi korban
9 Desember 1947 sebanyak 431 orang.
eksekusi terebut bukan hanya berasal dari
Akan
Rawagede, tetapi ada pula yang berasal dari
kerangkanya berhasil dimakamkan kembali
daerah-daerah lainnya. (Suganda, 2009:
yaitu berjumlah 181 makam. Sisanya
135).
dimakamkan di kebun dan hanyut di Kali
tetapi
jumlah
korban
yang
Rawagede.
Pembuatan Taman Makam Pahlawan
“Sampurna
Raga”
dan
bedirinya
Yayasan Rawagede
Untuk
masyarakat
Raga merupakan taman makam pahlawan
yang dikelola oleh Yayasan Rawagede.
mengenang
Desa
Taman Makam Pahlawan Sampurna
pengorbanan
Rawagede,
makam-
Yayasan Rawagede merupakan yayasan
yang mengelola Monumen Rawagede
makam korban “Peristiwa Rawagede” yang
sekaligus
sebelumnya dikuburkan secara berserakan,
Sampurna, yang terletak dalam satu area.
kemudian pada tahun 1951 Pemerintah
Pendirian Yayasan Rawagede ini dilakukan
Kabupaten
dengan
Karawang
memerintahkan
Taman
tujuan
Makam
agar
Taman
Pahlawan
Makam
kepada Kepala Desa Rawagede mencari
Pahlawan Sampurna Raga dan Monumen
atau mengusahakan tanah/lokasi untuk
Rawagede dapat terawat dengan baik.
33
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
Yayasan Rawagede ini dikelola oleh Bapak
relief yang menggambarkan perjuangan
Sukarman sebagai ketua yang ditunjuk
rakyat Karawang. Dilantai bagian atas
langsung oleh Bapak Mayor Jendral Tayo
terdapat
Tarmadi yang merupakan Pangdam III
menggambarkan
Siliwangi yaitu pada 12 Juli 1997.
dipangkuannya terkulai tubuh dua anaknya
patung
perunggu
seorang
tersebut
ibu
yang
yang tewas ditembak dan dilantai bawah
Monumen Rawagede
Monumen Rawagede terdapat dioraman
Monumen Rawagede merupakan
yang menggambarkan kepedihan seorang
monumen yang dibangun untuk mengenang
istri ketika menemukan jasad suaminya
pengorbanan masyarakat Desa Rawagede
yang telah meninggal atas kebiadaban
pada 9 Desember 1947 yang dikenal
Belanda dan seorang anak yang menangis
dengan peristiwa Rawagede. Monumen ini
melihat ayahnya meninggal.
dibangun atas prakarsa dari Pangdam
III/Siliwangi
saat
itu,
Mayjen
Tayo
Tarmadi, monumen yang dibangun mulai
Perjalanan
Tuntutan
Keluarga
Korban Rawagede
bulan November 1995 ini kemudian
Terdapat berbagai kasus kejahatan
diresmikan pada tanggal 12 Juli 1996
perang yang dilakukan oleh tentara kolonial
(Suganda, 2009: 139).
Belanda
Monumen
Rawagede
selama
menduduki
Hindia-
memiliki
Belanda (Indonesia). Peristiwa Rawagede
bentuk seperti bunga mawar yang belum
merupakan salah satu kasus kejahatan
mekar dimaknai sebagai harapan bahwa
perang yang dilakukan oleh tentara kolonial
bunga tersebut akan dimekarkan oleh
Belanda, pada tahun 1969 kasus kejahatan
generasi mendatang dengan semangat
perang yang dilakukan oleh tentara kolonial
pantang menyerah untuk menggapai impian
Belanda pernah terangkat ke media dan
serta
banyak
perjuangan
Indonesia
lebih
untuk
perdebatan,
hal
tersebut juga tak lepas dari peristiwa
dilengkapi dengan 17 anak tangga, empat
Rawagede sendiri. Dalam perjalanannya
buah
masing-masing
pihak Republik Indonesia telah melaporkan
memiliki tinggi 5 meter, dimaknai sebagai
kejadian tersebut kepada Komisi Jasa Baik
Proklamasi
republik
untuk persoalan Indonesia namun laporan
1945.
tersebut tidak ada kelanjutannya. Sampai
Indonesia
yang
Monumen
menimbulkan
ini
piramida
baik.
membawa
Kemerdekaan
yaitu
17
Agustus
Dimasing-masing dinding bagian luar
akhirnya
Monumen Rawagede dihiasi dengan relief-
Belanda (KUKB) memilih kantor advokat
34
Komite
Utang
Kehormatan
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
Bohler dengan pengacara Prof. Dr. Liesbeth
tahun 1949,” kata Nico Schulte Nordholt,
Zegveld untuk menjadi kuasa hukum
saksi ahli yang dihadirkan dalam sidang
sembilan
kasus Rawagede.
penduduk
Rawagede
untuk
menangani kasus kejahatan perang tersebut
(Nasim, 2014).
Aspek-aspek yang dapat dijadikan
Akhirnya setelah perjalanan panjang,
sebagai sumber pembelajaran sejarah di
melalui siaran radio pada tahun 2011
SMA dari Peristiwa Rawagede pada
gugatan terhadap pemerintah Belanda
masa Agresi Militer Belanda I
tersebut berhasil dikabulkan. Dan secara
Terdapat beberapa aspek yang dapat
resmi pada tanggal 09 Desember 2011
dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di
bertepatan dengan peringatan peristiwa
SMA kelas XI berkaitan dengan materi ajar
Rawagede Duta Besar Belanda untuk
pada Kompetensi Dasar (KD) 3.10 yaitu
Indonesia, Tjeerd De Zwaan melakukan
Menganalisis
permintaan maaf secara terbuka kepada
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
Bangsa dan Negara, Selain permintaan
mempertahankan
maaf, sebanyak enam janda korban pada
ancaman Sekutu dan Belanda, diantaranya :
tragedi Rawagede menerima konpensasi
dari
pemerintah
dan
kemerdekaan
bentuk
dari
Aspek Historis/ Seajarah
pemberian
Peristiwa Rawagede ini memiliki
dilakukan secara
nilai historis di dalamnya yang dapat
simbolik di Monumen Rawagede. (hasil
dijadikan sebagai bukti bahwa penduduk
wawancara dengan Bapak Sukarman, 22
Desa Rawagede memiliki peranan penting
November 2020).
dalam
kompensasi
Belanda,
strategi
tersebut
Salah satu agrumen kunci yang
upaya
kemerdekaan
bangsa
mempertahankan
Indonesia
dari
mendorong hakim akhirnya memenangkan
ancaman sekutu dan Belanda. Aspek
gugatan korban dan keluarga korban
sejarah ini lah yang dapat dikembangkan
Rawagede adalah fakta bahwa warga
oleh guru untuk dijadikan sebagai sumber
Rawagede adalah warga Hindia Belanda
belajar sejarah di SMA.
pada saat itu, insiden di Rawagede ini tidak
bisa dikatakan sudah kadaluwarsa, “karena
seperti yang kita ketahui bahwa peristiwa
Rawagede
Nilai kerja keras dari peristiwa
menyerahkan
serta kegigihan yang begitu besar dari para
kedaulatan kepada Indonesia yaitu pada
pejuang dalam upaya mempertahankan
Belanda
tahun
Nilai Kerja Keras
Rawagede dapat dilihat dari perjuangan
35
pada
1.
1947,
sementara
terjadi
Aspek Pendidikan Karakter
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
kemerdekaan dari ancaman sekutu dan
PENUTUP
Belanda.
Simpulan
2.
Nilai Patriotisme / Cinta Tanah Air
Nilai
patriotisme
dari
peristiwa
Berdasarkan hasil penelitin dengan
judul “Peristiwa Rawagede Pada Masa
Rawagede dapat tercermin dari semangat
Agresi
Militer
Belanda
perjuangan dan sikap pantang menyerah
Balongsari, Rawamerta, Karawang Sebagai
para pejuang yang rela mengorbankan jiwa
Sumber Belajar Sejarah di SMA” dapat
dan raga demi rakyat serta tanah kelahiran
disimpulkan bahwa tentara Belanda dalam
tercinta.
operasinya di daerah Karawang mencari
3.
Nilai Rasa Kebangsaan
Kapten Lukas Kustarjo yang merupakan
Nilai persatuan yang dapat kita lihat
Komandan kompi Siliwangi yang dikenal
dari peristiwa Rawagede yaitu persatuan
sebagai seorang yang cerdik sehingga
yang dibangun oleh para pejuang dalam
dijuluki
menghadapi Belanda. Dengan memberikan
Belanda, karena ia berkali-kali menyerang
makna persatuan bagi peserta didik dapat
patroli dan pos-pos militer Belanda serta
mewujudkan sikap saling tegur sapa satu
merebut persediaan senjata milik Belanda.
sama lain dan saling menghargai sehingga
Desa Rawagede sebagai salah satu basis
melahirkan rasa kebangsaan yang tinggi.
gerilya Kapten Lukas Kustarjo memang
4.
Nilai Rasa Ingin Tahu
sudah diincar oleh pasukan Belanda, ketika
Dari peristiwa Rawagede diharapkan
Kapten Lukas Kustarjo menelusuri wilayah
“Begundal
di
Karawang”
oleh
Utara
kita
untuk
tercium oleh mata-mata Belanda, tentara
menumbuhkan rasa keingintahuan yang
Belanda segera mempersiapkan rencana
tinggi
agar
generasi
tidak
muda
perjalanan
Desa
dapat menjadi pelajaran dan motivasi bagi
sebagai
Karawang
I
tersebut
tergerus
oleh
serangan mendadak tersebut, akhirnya
serta
untuk
penyerbuan tersebut terjadi pada pagi hari
yang
tanggal 9 Desember 1947 yang banyak
dahulu dimiliki oleh para pejuang yang
menewaskan penduduk laki-laki Desa
memiliki kegigihan untuk mempertahankan
Rawagede, sekitar 431 orang penduduk
kemerdekaan bangsanya.
tewas dalam pembantaian ini. Peristiwa
perkembangan
zaman
menumbuhkan
semangat
juang
Rawagede telah meninggalkan kegetiran
hidup bagi penduduk desa tersebut, dalam
perjalanannya pihak Republik Indonesia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada
36
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Jurnal Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
Volume 9 Nomor 1, April 2021
Komisi
Jasa
Baik
untuk
persoalan
diharapkan
penelitian
ini
merupakan
Indonesia namun laporan tersebut tidak ada
penelitian
awal
kelanjutannya, sampai akhirnya Komite
Rawagede
khususnya
Utang
(KUKB)
belajar sejarah di SMA. Diharapkan
memilih kantor advokat Bohler dengan
penelitian ini dapat menjadi pelengkap dan
pengacara Prof. Dr. Liesbeth Zegveld untuk
menjawab hal-hal yang belum tercover di
menjadi kuasa hukum sembilan penduduk
penelitian sebelumnya khususnya sebagai
Rawagede
sumber belajar sejarah di SMA.
Kehormatan
untuk
Belanda
menangani
kasus
mengenai
sebagai
Peristiwa
sumber
kejahatan perang tersebut. Akhirnya setelah
perjalanan panjang, melalui siaran radio
pada
tahun
pemerintah
2011
Belanda
gugatan
terhadap
tersebut
berhasil
dikabulkan dan secara resmi pada tanggal
09 Desember 2011 bertepatan dengan
peringatan peristiwa Rawagede Duta Besar
Belanda untuk Indonesia, Tjeerd De Zwaan
melakukan permintaan maaf secara terbuka
kepada Bangsa dan Negara.
Berdasararkan temuan-temuan yang
didapat dalam penelitian ini, peristiwa
Rawagede
memiliki
potensi
sebagai
sumber belajar dengan memanfaatkan
seluruh aspek historis dan aspek pendidikan
karakter yang didalamnya mengandung
nilai-nilai yang dapat diambil dari peristiwa
Rawagede sebagai sumber pembelajaran
sejarah
di
Sekolah
Menengah
Atas
khususnya pada mata pelajaran Sejarah
Indonesia Kelas XI.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan,
adapun
disumbangkan
37
hal
sebagai
yang
dapat
saran
yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Anggio, Albi & Johan Setiawan.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: Jejak.
Anto, Nanda Julian Pratama. 2018. Dari
Rakyat Untuk Rakyat: Bening, CikalBakal, dan Kelahiran Tentara
Indonesia 1945-1947. Journal of
Indonesia History. 7(1). 16-17.
Christian, Reza Ade. 2011. Agresi Militer
Belanda I dan II (Periode 1947-1949)
Dalam Sudut Pandang Hukum
Internasional.
Skripsi
(online).
Depok: Universita Indonesia.
Hamid, Abd Rahman dan Muhammad
Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Noer, Deliar & Akbarsyah. 2005. Komite
Nasional indonesia (KNIP) Parlemen
Indonesia 1945-1950. Jakarta :
Yayasan Risalah.
Pageh, I Made. 2000. Pengantar Ilmu
Sejarah. IKIP Negeri Singaraja.
Ricklefs. M.C. 2008. Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008. Jakarta : PT.
Serambi Ilmu Semesta.
Suganda, Her. 2009. Rengasdengklok
Revolusi dan Peristiwa 16 Agustus
1945. Jakarta : Kompas.
Sukarman. 1996. Tragedi berdarah di
Rawagede. Karawang : Yayasan
Rawagede.
Suraputra, Sidik. D. 1991. Revolusi
Indonesia dan Hukum Internasional.
Jakarta: UI Press.
©2021 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS
Download