PENGARUH PEMASARAN DIGITAL DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK LOKAL PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA PROPOSAL SKRIPSI NAMA : SRI RAMADHANI NIM : 19105333 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PROGRAM : SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) SULTAN AGUNG PEMATANGSIANTAR 2022 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ..........................................................................................i DAFTAR TABEL ................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 1.2. Identifikasi Masalah ............................................................... 4 1.3. Rumusan Masalah ................................................................. 5 1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5 1.4.1. Tujuan Penelitian ............................................................ 5 1.4.2. Kegunaan Penelitian ....................................................... 5 1.5. Sistematika Penulisan............................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8 2.1. Uraian Teoritis ....................................................................... 8 2.1.1. Manajemen ..................................................................... 8 2.1.2. Manajemen Pemasaran ................................................ 15 2.1.3. Pemasaran Digital ......................................................... 17 2.1.4. Kualitas Produk ............................................................. 24 2.1.5. Keputusan Pembelian ................................................... 32 i 2.1.6. Pengaruh antar Variabel................................................ 44 2.1.7. Kerangka Teori .............................................................. 46 2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................ 47 2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................ 49 2.4. Hipotesis .............................................................................. 52 BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 53 3.1. Desain Penelitian ................................................................. 53 3.2. Objek Penelitian................................................................... 53 3.3. Waktu dan Tempat Penilitian ............................................... 53 3.4. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 54 3.5. Definisi Operasional Variabel ............................................... 55 3.6. Populasi dan Sampel ........................................................... 59 3.7. Jenis Data ............................................................................ 59 3.8. Sumber Data ....................................................................... 60 3.9. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 60 3.10. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 61 3.11. Uji Instrumen Penelitian ....................................................... 61 3.12. Teknik Analisis Data ............................................................ 65 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 72 ii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ...........................................................48 Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitian ..................................................54 Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ..............................................55 Tabel 3.3. Skala Likert .........................................................................61 Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas ................................................................63 Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas.............................................................65 Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Hubungan Antar Variabel ...........................69 iii DAFTAR GAMBAR Halaman Tabel 2.1. Kerangka Teori ...................................................................47 Tabel 2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................50 iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet berdampak terhadap perubahan mindset dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Sekarang ini berbagai kalangan mulai memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis untuk semakin memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan sekaligus meningatkan kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung lebih konsumtif dalam hal fashion, terutama sepatu. Produk sepatu merek lokal kini perlu selalu inovatif dan kreatif dengan tujuan mampu menarik minat beli dalam menunjang penampilan mahasiswa. Tinggi atau rendahnya tingkat penjualan suatu perusahaan dapat dilihat dari keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Faktor yang dapat merangsang konsumen dalam memutuskan membeli suatu produk adalah pemasaran digital dan kualitas produk. Keputusan pembelian atas suatu produk berkaitan erat dengan alternatif yang dipilih konsumen untuk mengkonsumsi produk yang diinginkannya. Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2012:161) dapat diukur dengan enam dimensi, yaitu : pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran. 1 2 Adapun fenomena keputusan pembelian dapat dilihat dari dimensi pemilihan merek, dimana produsen sepatu di Indonesia hanya kuat pada bidang produksi, tetapi jarang memperkuat brandingnya. Kurangnya branding mengakibatkan konsumen tidak tertarik dengan produk sepatu lokal dan lebih memilih sepatu merek luar. Kemudian pada dimensi saluran pembelian, ada masalah yang dihadapi produsen sepatu merek lokal yaitu minimnya media praga promosi sehingga produsen tidak dapat menjangkau konsumen dari berbagai daerah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah pemasaran digital. Perihal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2019:257), bahwa memaksimalkan pemasaran digital dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk membeli sebuah produk secara online. Pemasaran digital menurut Ryan dan Jones (2009:32-33) dapat diukur dengan delapan dimensi, yaitu : website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan. Pada fenomena pemasaran digital dimensi pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, belum maksimalnya kebijakan pemerintah akan memberikan program pelatihan pemasaran digital pada produsen sepatu merek lokal, mengurangi impor sepatu dan memulai melakukan ekspansi pasar dengan cara memperkenalkan produk dalam negeri dan 3 mengekspornya . Kemudian dimensi yang belum optimal terjadi pada hubungan masyarakat online, hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Menteri Perindustrian Saleh Husin (https://finance.detik.com) bahwa kurangnya promosi dan pengenalan terhadap produk- produk industri kecil dan menengah (IKM). Selanjutnya faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas produk. Perihal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kasanti, dkk (2019:50) bahwa kualitas produk secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Menurut David Garvin dalam Tjiptono (2016:134) kualitas produk memiliki delapan dimensi, yaitu: kinerja, fitur atau ciri tambahan , reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan , kemudahan reparasi, estetika atau desain produk, dan persepsi terhadap kualitas. Pada dimensi estetika atau desain produk, produk sepatu merek lokal belum cukup optimal dalam desain yang kreatif dan inovatif. Dalam dimensi persepsi terhadap kualitas, produk sepatu merek lokal masih dipandang sebelah mata. Faktanya diketahui kualitas sepatu buatan Indonesia telah diakui dunia, hingga produsen sepatu besar dunia seperti Adidas, Nike, Reebok, Converse dan Vans mendirikan pabriknya di Indonesia, dimana itu menandakan bahwa kita sudah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk memproduksi sepatu-sepatu yang berkualitas. 4 Maka dari uraian di atas dapat dilihat adanya masalah antara fenomena dan harapan, serta dukungan mengenai pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian. 1.2. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat diambil identifikasi masalah pada produsen sepatu merek lokal sebagai berikut : 1. Keputusan pembelian masih rendah. 2. Kurangnya branding mengakibatkan konsumen tidak tertarik dengan produk sepatu lokal. 3. Minimnya media praga promosi sehingga produsen tidak dapat menjangkau konsumen dari berbagai daerah 4. Pemasaran digital belum optimal. 5. Belum maksimalnya kebijakan pemerintah akan memberikan program pelatihan pemasaran digital pada produsen sepatu merek lokal. 6. Kurangnya promosi dan pengenalan terhadap produk- produk industri kecil dan menengah (IKM). 7. Kualitas produk belum optimal. 8. Produk sepatu lokal belum cukup optimal dalam desain yang kreatif dan inovatif. 9. Produk sepatu merek lokal masih dipandang sebelah mata. 5 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian pada sepatu merek lokal. 2. Bagaimana pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal baik secara simultan maupun parsial. 1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian pada sepatu merek lokal. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal baik secara simultan maupun parsial. 1.4.2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurukulum perkuliahan program studi Sarjana Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sultan Agung dan melatih penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh. 6 2. Bagi Produsen Sepatu Merek Lokal, Hasil dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan suatu gagasan pemikiran dan masukan dalam pengambilan keputusan yang berkhusus dengan pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian untuk meningkatkan penjualan pada produsen sepatu merek lokal. 3. Bagi Pembaca, Sebagai referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi penulisan selanjutnya yang berhubungan dengan bidang pemasaran khususnya mengenai pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan susunan penulisan yang sistematis dan rincian pokok bahasan. Dalam penulisan penelitian ini, setiap bab memiliki hubungan yang berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pada bab satu pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bab dua tinjauan pustaka yang menguraikan secara teoritis mengenai manajemen, pemasaran, promosi digital, kualitas produk, keputusan pembelian, 7 pengaruh antar variable, kerangka teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis. Dalam bab tiga yaitu metode penelitian yang menguraikan tentang desain penelitian, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis data, sumber data, uji instrumen penelitian dan teknik analisis data. Sedangkan pada bab empat penulis menguraikan tentang gambaran umum sepatu merek lokal yang terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, serta perkembangan sepatu merek lokal. Kemudian pada bab lima penulis menguraikan tentang analisis dan evalusi data yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Pada bab terakhir yaitu bab enam berisi kesimpulan dari analisis dan penulis juga mencoba memberi saran dan hasil evaluasi yang bertujuan sebagai bahan masukan bagi Produsen Sepatu Merek Lokal. Kemudian, penelitian ini juga dilengkapi lampiran-lampiran maupun data data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti: kuesioner, data responden, dan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Manajemen 2.1.1.1. Pengertian Manajemen Untuk mencapai tujuan organisasi yang baik, perusahaan atau organisasi harus memiliki manajemen yang baik pula. Manajemen dikatakan baik apabila mampu mengatur orang-orang di dalam perusahaan untuk dapat bekerja secara lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Menurut Nugroho,D (2017:2), manajemen merupakan seni dan ilmu mengenai pendekatan yang ilmiah, logis, dan sistematis dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta mampu memberikan manfaat kepada semua pihak pemangku kepentingan. Menurut Suprihanto,J (2014:4), manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Sumber daya organisasi yang dimaksud adalah seluruh aset yang dimiliki oleh organisasi, baik manusianya dan keterampilan, know-how, serta pengalaman mereka, maupun mesin, bahan mentah, teknologi, citra organisasi, pelanggaan. paten, modal finansial, serta loyalitas pegawai dan Menurut Handoko,T (2013:8) manajemen adalah proses 8 9 perencanaan, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tiap-tiap organisasi tentunya memiliki satu atau sebagian tujuan yang memastikan arah serta menjadikan satu pandangan unsur manajemen yang ada dalam organisasi itu. Sudah tentunya tujuan yang ingin diraih nantinya yaitu kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam proses pencapaian sasaran organisasi dengan rangkaian aktivitas termasuk perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengambilan keputusan, pengarahan, dan pengawasan seluruh sumber daya organisasi secara efektif dan efisien. 2.1.1.2. Fungsi Manajemen Manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi, dimana terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat didalamnya guna mencapai tujuan organisasi. Menurut Amirullah (2015:8) fungsi manajemen pada umumnya dibagi menjadi empat fungsi yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan merupakan proses pembentukan dan penentuan sasaran serta tujuan yang ingin dicapai dengan kesepakatan bersama melalui langkah-langkah strategis guna mencapai visi dan misi yang 10 ada. Melalui sebuah perencanaan, seorang manajer mendapatkan gambaran yang diinginkan untuk melaksanakan proses tersebut. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan proses koordinasi terhadap setiap sumber daya berupa individu ataupun kelompok untuk menerapkan perencanaan yang telah di buat, mengkoordinasikan setiap individu atau kelompok terhadap kegiatan-kegiatan yang telah disepakati. 3. Pengarahan Pengarahan merupakan proses untuk memberikan motivasi dan arahan kepada karyawan untuk menjaga semangat kerja mereka dan juga dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif agar dapat mengurangi kendala human error yang sering terjadi. 4. Pengendalian Pengendalian merupakan pengawasan kegiatan untuk menjaga kesesuaian kegiatan dengan visi dan misi yang telah disepakati, dan juga menjaga kualitas atau standar pada kinerja karyawan untuk dilakukan tindakan koreksi jika dibutuhkan. Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut ahli Fayol dalam Safroni (2012:48) adalah sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah fungsi dasar manajemen. Perencanaan ini dinamis artinya dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi. Perencanaan dibedakan menjadi tiga macam jenisnya, yaitu: 11 1) Perencanaan Strategis Merupakan suatu proses perencanaan dimana keputusan tentang tujuan organisasi akan dicapai melalui pengelolaan sumber-sumber daya dan dana yang dimiliki, didasarkan pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2) Perencanaan untuk mengendalikan manajemen Merupakan suatu proses perencanaan dimana manajer bertanggungjawab bahwa penggunaan sumber-sumber daya dan dana digunakan seefektif mungkin dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan organisasi. 3) Perencanaan operasional Merupakan suatu proses dimana usaha melaksanakan kegiatan tertentu dijamin seefektif dan seefisien mungkin. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagibagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemendepartemen (subsistem) dan penentuan hubungan-hubungan. c. Pengarahan (Commanding) Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Namun, penerapan fungsi ini sangat sulit, rumit dan kompleks karena keinginan karyawan tidak dapat 12 dipenuhi sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena karyawan adalah makhluk hidup yang punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan lain- lainnya. d. Pengoordinasian (Coordinating) Setelah dilakukan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerjaan kepada para karyawan oleh manajer, langkah selanjutnya adalah pengkoordinasian. Setiap bawahan mengerjakan hanya sebagian dari pekerjaan perusahaan, karena itu masing-masing pekerjaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk mencapai tujuan. e. Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena : 1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan. 2. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana. 3. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik. 4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan setelah pengendalian atau penilaian dilakukan. baik atau tidak 13 Selanjutnya menurut Gullick dalam Nugroho,S (2016:247) fungsi manajemen yang dikenal dengan istilah POSDCORB, ialah sebagai berikut: a. Planning Yaitu memilih dan menetapkan aktivitas yang akan dilakukan dan juga menetapkan sumber daya yang akan digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan atau cita-cita perusahaan. b. Organizing Yaitu membantu membagi tugas kepada para anggota dari suatu perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan masing-masing sesuai keahlian. Hasil kerja masing-masing karyawan kemudian akan membantu pencapaian cita-cita perusahaan. c. Staffing Yaitu menentukan, memilih, mengangkat, dan juga membimbing sumber daya manusia sehingga bisa mencapai tujuan atau cita-cita perusahaan. d. Directing Yaitu memberikan penjelasan dan juga pembinaan terhadap semua karyawan perusahaan agar bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga cita-cita perusahaan bisa segera diwujudkan. 14 e. Coordinating Yaitu melakukan kegiatan agar tidak terjadi kekosongan jadwal dan kekacauan dalam pekerjaan dengan cara menyelaraskan semua pekerjaan yang ada. f. Reporting Yaitu memberi informasi kepada manajer sehingga bisa mengetahui perkembangan di dalam perusahaan. Informasi ini sangat penting untuk membantu manajer mengambil langkah selanjutnya. g. Budgeting Yaitu mengendalikan perencanaan akuntansi perusahaan dan fiskal dengan jalan mengenai menjalankan anggaran yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Berdasarkan pendapata para ahli di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi manajemen adalah sarana utama untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Hal ini diperlukan untuk menciptakan nilai strategis. Membangun sebuah organisasi yang dinamis, menggerakkan orang-orang, serta belajar dan berubah agar dapat mencapai tujuan prganisasi secara efektif dan efisien. 15 2.1.2. Manajemen Pemasaran 2.1.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran Pemasaran berarti menagatur (managing) pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2016:27), manajemen pemasaran adalahi seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Priansa,D (2017:4), menjelaskan manajemen pemasaran ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dan membangun hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi perusahaan. Pengertian lain juga dikemukakan Sumarni dalam Sunyoto,D (2014:221) yang mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas progam yang dirancang untuk menciptakan, membentuk, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran organisasi. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah serangkaian proses merencanakan, mengarahkan, mengawasi, dan mengidentifikasi seluruh kegiatan pemasaran baik dalam memilih pasar sasaran dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul sehingga dapat menguntungkan perusahaan. 16 2.1.2.2. Fungsi Manajemen Pemasaran Fungsi manajemen pemasaran yaitu, mencakup riset konsumen, pengembangan suatu produk, komunikasi, promosi, strategi distribusi, penepatan harga produk dan pemberian layanan. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan untuk bisa mengetahui, memenuhi, melayani, serta memuaskan kebutuhan para konsumen. Menurut Oentoro,D (2012:2), fungsi pemasaran meliputi: 1. Fungsi Pertukaran Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran dengan barang. 2. Fungsi Distribusi Fisik Dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara (air, darat, dan udara). 3. Fungsi Perantara Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Adapun menurut Tjiptono,F (2015:132), pemasaran memiliki fungsi untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan konsep penentuan harga, promosi, distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan 17 dan organisasi. Sedangkan menurut Shinta,A (2011:2), dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar danseberapa besar ancaman yang harus dihadapi. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan pada bisnis yang terlbat didalamnya menggerakkan barang atau jasa dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. 2.1.3. Pemasaran Digital 2.1.3.1. Pengertian Pemasaran Digital Pemasaran digital sama halnya dengan pemasaran pada umumnya, yang merupakan sebuah pola dalam berpikir, sebuah jalan yang dapat dengan mudah menarik pelanggan di dalam semua aktivitas online contohnya yaitu seperti memiliki satu grup user yang berbeda-beda untuk menguji situs web yang anda miliki dengan menggunakan browser yang berbeda-beda untuk menguji situs web yang anda miliki dengan menggunakan browser yang berbeda, pengaturan yang berbeda dan juga dengan koneksi internet yang berbeda. Menurut Sanjaya,dkk (2013:47), pemasaran digital (digital marketing) adalah kegiatan pemasaran termasuk branding yang menggunakan berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial. Sedangkan menurut Chaffey dan Smith (2013), 18 pemasaran digital (digital marketing) e-business, merupakan sebuah inti dari dengan semakin dekatnya sebuah perusahaan terhadap pelanggan dan memahaminya secara lebih baik, menambah nilai dari suatu produk, memperluas jaringan distribusi dan juga meningkatkan angka penjualan (digital marketing) dengan menjalankan kegiatan yang berdasarkan pemasaran digital pada media digital seperti pemasaran melalui mesin pencari, iklan online dan afiliasi pemasaran. Selain itu, Chaffey dan Ellis-Chadwick (2016:11) menuturkan bahwa, “Digital marketing is the application of the internet and related digital technologies in conjunction with traditional communications to to achieves marketing objectives.”. Artinya Digital Marketing merupakan aplikasi dari internet dan berhubungan dengan teknologi digital dimana didalamnya berhubungan dengan komunikasi tradisional untuk mencapai tujuan pemasaran. Hal tersebut dapat dicapai untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsumen seperti profil, perilaku, nilai, dan tingkat loyalitas, kemudian menyatukan komunikasi yang ditargetkan dan pelayanan online sesuai kebutuhan masing-masing individu. Berdasarkan uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran digital merupakan suatu aktivitas pemasaran yang memanfaatkan penggunaan media teknologi digital berbasis internet melalui mesin pencari, blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial dimana didalmnya berhubungan dengan komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan pemasaran. 19 2.1.3.2. Faktor-Faktor Penting Pemasaran Digital Kelebihan dan kemudahan pemasaran digital tidak membuatnya tanpa tantangan. Seperti halnya marketing konvensional, kita perlu mengkaji faktor-faktor penting guna memperoleh manfaat digital marketing dengan maksimal. Menurut Kotler dan Keller (2016:642), faktor penting dari pemasaran digital adalah media sosial. Media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi atau menyampaikan teks, gambar, audio, dan informasi video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan, dan sebaliknya. Media sosial memungkinkan pemasar untuk mendengarkan masukan dari konsumen dan kehadiran konsumen secara online. Konsumen dapat secara intens berkomunikasi dengan pemasar, sehingga mereka juga dapat mendorong perusahaan untuk tetap inovatif dan relevan. Pemasar dapat membangun atau memasuki komunitas online, mengundang partisipasi dari konsumen dan menciptakan aset pemasaran jangka panjang dalam prosesnya. Menurut Kotler dan Armstrong (2018), pemasaran digital dan media sosial melibatkan penggunaan alat pemasaran digital seperti situs web, media sosial, mobile ads dan aplikasi, video online, e-mail, blog, dan platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana saja, dan kapan saja melalui komputer, smartphone, tablet, TV, dan perangkat digital lainnya. Untuk era digital seperti sekarang ini pemasaran digital melalui aplikasi jual beli online dan media sosial sedang gencar-gencarnya, 20 para konsumen dapat dengan mudah mencari tahu informasi maupun membeli langsung produk yang diinginkannya. Menurut Stokes (2013:18), dipraktekkan di Internet ruang lingkup pemasaran dapat mulai dari produk atau jasa disiapkan, dipromosikan, dibeli dan didistribusikan serta dilayani. Bagaimanapun, pemasaran di Internet tidak menghapus prinsip-prinsip pemasaran dalam bisnis, bahkan Internet menyediakan lingkungan baru untuk membangunnya. Dari uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor penting dalam pemasaran digital adalah dimana ruang lingkup pemasaran dapat dipraktekkan dengan pemanfaatan platform digital mulai dari situs web, media sosial, mobile ads dan aplikasi, video online, e-mail, blog, dan platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana saja, dan kapan saja melalui perangkat digital guna mencapai tujuan perusahaan. 2.1.3.3. Dimensi Pemasaran Digital Untuk menciptakan pemasaran digital harus memperhatikan elemenelemen yang dapat mempengaruhi pemasaran tersebut. Apabila elemenelemen tersebut tidak terpenuhi, maka akan sulit bagi perusahaan untuk menciptakan pemasaran digital yang optimal. Adapun dimensi dari pemasaran digital menurut Ryan dan Jones (2009:32–33) yaitu: 21 1. Website Website adalah penghubung dengan dunia digital secara keseluruhan dan mungkin bagian yang paling penting dalam keseluruhan strategi pemasaran digital,dimana kegiatan online akan terarah langsung ke calon konsumen. 2. Optimasi Mesin Pencari (Search Engine Optimation) Salah satu bagian penting dari website adalah SEO (search engine optimation),atau proses pengaturan konten dari website agar mudah ditemukan oleh pengguna internet yang sedang mencari konten yang relevan dengan yang ada di website, dan juga menyajikan konten agar dapat dengan mudah ditemukan oleh mesin-mesin pencari. 3. Periklanan Berbasis Klik Pencarian Berbayar (PPC advertising) Periklanan PPC (pay per click) memungkinkan pemasar membeli halaman hasil pencarian internet berdasarkan kata kunci – kata kunci dan kalimat yang dipilih. 4. Pemasaran Afiliasi Dan Kemitraan Strategis (Affiliate Marketing and Strategic Partnership) Kegiatan bermitra dengan organisasi/perusahaan lain dan websitewebsite untuk mencapai keuntungan bersama dari sebuah kerjasama untuk mempromosikan produk atau layanan. 5. Hubungan Masyarakat Online (Online Public Relation) Menggunakan saluran komunikasi online seperti press release, sindikasi artikel, dan blog untuk menciptakan persepsi positif atas 22 merek dan/atau untuk menempakan organisasi/perusahaan sebagai pihak yang berwenang di bidang tertentu. 6. Jejaring Sosial (Social Network) Sebuah peluang pemasaran, namun saat ini belum ada seseorangpun yang bisa menawarkan sistem periklanan dengan sangat fokus ke kelompok masyarakat yang sangat kecil (niche) atas dasar informasi profil yang didapatkan dari situs-situs jejaring sosial. 7. E-mail Pemasaran (E-mail Marketing) Surat elektronik (e-mail) masih menjadi alat yang penting untuk kegiatan pemasaran digital, yang dikirimkan dengan tujuan untuk menjaga hubungan antara konsumen yang sudah ada maupun calon konsumen yang bersedia menerima informasi lewat e-mail. 8. Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management) Menjaga konsumen yang sudah ada dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan mereka adalah salah satu elemen penting dari kegiatan pemasaran digital. Berikut ini beberapa dimensi marketing online menurut Hasan,A (2013:764) sebgai berikut. 1. Information (Informasi), adalah informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan oleh si penjual. 2. Service of Quality on Web (Kualitas Layanan Web), yaitu kualitas layanan yang berhubungan dengan isi konten web tersebut. 23 3. Cost (Biaya), yaitu berupa nilai yang dikeluarkan baik berupa waktu maupun uang. 4. Promotion (Promosi), merupakan kegiatan pemasaran suatu produk yang ditawarkan oleh si penjual. Menurut Heikkinen dalam Harianto dan Iriani (2014:5), dimensi pengukuran dari internet marketing adalah sebagai berikut: 1. Website Melakukan dua fungsi, yaitu sebagai penyedia layanan informasi dan fungsi penjualan. Sebuah website hotel perlu dirancang agar menarik dan mudah ditemukan melalui mesin pencari, termasuk teks penjualan harus diisi untuk mendorong penjualan produk hotel tersebut. 2. Sosial Media Penggunaan jejaring sosial yang semakin meningkat dengan signifikan ini menjadi peluang bagi pemasar dalam mendukung program-program pemasaran. Sesuai penjabaran diatas, dimensi pemsaran digital meliputi website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan. 24 2.1.4. Kualitas Produk 2.1.4.1. Pengertian Kualitas Produk Produk merupakan inti dari sebuah kegiatan pemasaran karena produk merupakan output atau hasil dari salah satu kegiatan atau aktivitas perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar sasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada dasarnya dalam membeli suatu produk,seorang konsumen tidak hanya membeli produk, akan tetapi konsumen juga membeli manfaat atau keunggulan yang dapat diperolehdari produk yang dibelinya. Oleh karena itu, suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain, salah satunya dari segi kualitas produk yang ditawarkan. Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut lainnya. Menurut Tjiptono,F (2012), kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2012), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. 25 Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kapabilitas, perusahaan yang keunggulan, sesuai serta dengan keistimewaan harapan suatu konsumen output dalam memperagakan fungsi, daya tahan, desain, dan sebagainya. 2.1.4.2. Persfektif terhadap Kualitas Produk Pada dasarnya kualitas mengandung banyak definisi karena setiap individu pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Perspektif kualitas produk merupakan persepsi seorang konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa dengan maksud yang diharapkan atau diinginkan oleh konsumen. Menurut Kotler (2015:78), pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk berdasarkan persepsinya, suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Menurut Darmadi,dkk. dalam Harjati,dkk (2014:27), persepsi konsumen terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. Menurut David Garvin dalam Tjiptono,F (2016:117), perspektif kualitas produk dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok sebagai berikut: 1. Transcendental approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya 26 diterapkan dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaanpertanyaan seperti (supermarket), tempat elegan berbelanja (mobil), yang kecantikan menyenangkan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas. 2. Product-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau atribut yang dapat di kuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. 3. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits tergantung pada orang memuaskan yang memandangnya, referensi seseorang dan produk (misalnya yang perceived paling quality) merupakan produk yang berkualitas yang 39 paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan 27 kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap kualitas suatu produk pasti akan berbedabeda pula pandangannya. Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain. 4. Manufacturing-based approach Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas menentukan kualitas dan adalah penekanan standarstandar biaya. yang Jadi yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya. 5. Value-based approach Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli. 28 Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persfektif dalam kualitas produk dapat disusun berdasarkan sistem meliputi transcendental approach, product-based approach, user-bsed approach, manufacturing-based approach, dan value-based approach guna mengkaji keiinginan konsumen terhadap suatu produk. 2.1.4.3. Dimensi Kualitas Produk Persepsi kualitas produk bisa digunakan oleh produsen sebagai kriteria segmentasi untuk mengidentifikasi kelompok konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dengan persepsi yang berbeda kualitas (rendah, sedang, tinggi) berbeda pula dalam tingkat kepuasan dan niat pembelian. Dengan demikian segmentasi pasar digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dan merespon tantangan dari para pesaing. Menurut David Garvin dalam Tjiptono,F (2016:134) kualitas produk memiliki delapan dimensi sebagai berikut: 1. Kinerja (Performance), merupakan karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli. 2. Fitur atau ciri tambahan (Features), yaitu karaktersitik sekunder atau pelengkap. 3. Reliabilitas (Reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confermance to Specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standarstandar yang telah ditetapkan sebelumnya. 29 5. Daya tahan (Durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. 6. Kemudahan reparasi (Serviceability), meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan produk untuk direparasi, serta penanganan keluhan secara memuaskan. 7. Estetika atau desain produk (Product Design), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Menurut Kotler dan Keller (2014:8–10), ada sembilan dimensi kualitas produk seperti berikut ini: 1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk 2. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi dasar produk. 3. Kualitas kinerja (performance quality), adalah tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. 4. Kesan kualitas (perceived quality) sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. 5. Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk – produk tertentu. 30 6. Keandalan (reability), adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu. 7. Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tak berfungsi atau gagal. 8. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli. 9. Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Menurut Martinich dalam Yamit,Z (2017:11), mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan yang dikelompokkan dalam enam dimensi yaitu : 1. Performance Dimensi ini menyangkut karakteristik sejauh mana produk dapat berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut. Hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah cara pelayanan diberikan dengan cara yang benar. 2. Range ond type of features Dimensi ini menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan suatu produk selain punya fungsi utama juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang bersifat komplemen. Kemampuan atau keistimewaan yang dimilik produk dan pelayanan seperti manfaat dan kegunaan produk jika akan digunakan. 31 3. Reliability and durability Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan. Reliabilitymerupakan dimensi ini menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. Durability merupakan dimensi ini berkaitan dengan seberapa lama produk dapat terus digunakan selama jangka waktu tertentu. 4. Maintainability and serviceability Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersedian komponen pengganti. Dimensiini menjelaskan sejauh mana kemudahan produk untuk dapat dilakukan dengan perawatan sendiri oleh penggunanya. 5. Sensory characteristics Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. Dimensi ini menjelaskan bagaimana tampilan produk agar dapat menarik perhatian konsumen. 6. Etchical profile and image Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan. Pada dimensi ini menjelaskan bagaimana persepsi konsumen tersebut berkaitan dengan nama besar atau reputasi perusahaan, atau merek. 32 Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan. 2.1.5. Keputusan Pembelian 2.1.5.1. Pengertian Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kenginan konsumen. Masalah yang akan muncul kemudian akan dievaluasi untuk proses pemecahan masalah dan mengambil suatu keputusan guna memperoleh produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah(2013:121) menjelaskan, pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. Adapun menurut Alma,B (2016:96) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people, process. Sehingga membentuk sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respons yang muncul produk apa yang akan dibeli. Sedangkan Kotler dan Keller (2016:194) menyatakan bahwa 33 keputusan pembelian konsumen merupakan bagian dari perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dari pendapat di atas dapat disimpukan bahwa keputusan konsumen merupakan suatu proses yang akan dilalui konsumen untuk mengetahui suatu produk dengan mengenali, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi masalah serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan baik secara individu, kelompok maupun organisasi yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan suatu poduk yang telah diingingkan. 2.1.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Agar konsumen mengambil kebijakan keputusan pembelian terhadap perusahaan, maka perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2014:27), keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut : 1. Faktor Budaya (Cultural Factor) Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga- lembaga penting lainnya. Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub- 34 budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. 2. Faktor Sosial (Social Factor) Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut : a) Kelompok acuan Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. b) Keluarga Keluarga dibedakan menjadi dua bagian dalam sebuah organisasi pembelian konsumen. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi. 35 c) Peran dan status Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya. 3. Faktor Pribadi (Personal Factor) Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli. a) Usia dan siklus hidup keluarga Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga. b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan 36 akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung. c) Gaya hidup Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. d) Kepribadian Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya. 37 4. Faktor Psikologis (Psychological Factor) Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut : a) Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar. b) Persepsi Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. 38 c) Pembelajaran Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan mengajarkan kepada dan para penguatan. pemasar Teori bahwa pembelajaran mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek. d) Keyakinan dan sikap Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap kecenderungan adalah tindakan evaluasi, yang perasaan menguntungkan emosi, dan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu. Menurut Kotler dan Keller (2016:195), yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ialah: 39 1. Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, faktor sosial seperti, kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli jua dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, penting bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara seksama agar produk yang ditawarkan pemasar dapat diterima oleh mereka. Menurut Rahmawan,dkk (2020:231), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ialah: 1. Keamanan 2. Kemudahan 3. Kualitas Layanan 4. Lifestyle Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian merupakan elemen penting yang harus diperhatikan dalam keberhasilan perusahaan. Adapun elemen 40 tersebut antara lain budaya, sosial, pribadi, psikologis, keamanan, kemudahan, kualitas layanan dan lifestyle. 2.1.5.3. Dimensi Keputusan Pembelian Pada umumnya bahwa tujuan kegiatan pemasaran adalah untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat konsumen membutuhkan, sehingga perusahaan harus memahami dimensi yang akan mempengaruhi perilaku konsumen ketika akan melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2016:195), ada enam dimensi keputusan pembelian, meliputi : 1. Pemilihan Produk (Product Choice) Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli, konsumen akan membeli produk yang memiliki nilai. Perusahaan harus mengetahui produk seperti apa yang diinginkan oleh konsumen. 2. Pemilihan Merk (Brand Choice) Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 3. Pemilihan Saluran Pembelian (Dealer Choice) Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dapat disebabkan karena faktor lokasi yang 41 dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, dan keleluasaan tempat. 4. Penentuan Waktu Pembelian (Purchase Timing) Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbeda- beda. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya. 5. Jumlah Pembelian (Purchase Amount) Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. 6. Metode Pembayaran (Payment Method) Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh aspek budaya, lingkungan, dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi dimana saja. 42 Menurut Thompson (2016:57), ada 4 dimensi dalam keputusan pembelian yaitu: 1. Sesuai Kebutuhan Pelanggan melakukan pembelian karena produk yang ditawarkan sesuai yang dibutuhkan dan mudah dalam mencari barang yang dibutuhkan. 2. Mempunyai Manfaat Produk yang dibeli sangat berarti dan bermanfaat bagi konsumen. 3. Ketepatan dalam Membeli Produk Harga produk sesuia kualitas produk dan sesuai dengan keinginan konsumen. 4. Pembelian Berulang Keadaan dimana konsumen merasa puas dengan transaksi sebelumnya sehingga berniat selalu melakukan transaksi dimasa yag akan datang. Menurut Tjiptono,F (2012:184), menjelaskannya bahwa keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputi enam sub keputusan sebagai berikut: 1. Pemilihan produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang 43 yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. Misalnya: kebutuhan suatu produk, keberagaman varian produk dan kualitas produk. 2. Pemilihan merek Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. Misalnya: kepercayaan dan popularitas merek. 3. Pemilihan penyalur Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbedabeda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lain. Misalnya: kemudahan mendapatkan produk dan ketersediaan produk. 4. Waktu pembelianKeputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda. Misalnya : ada yang membeli sebulan sekali, tiga bulan sekali. 5. Jumlah pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini 44 perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. Misalnya: kebutuhan akan produk. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran dalam keputusan pembelian sangatlah penting dalam mempengaruhi konsumen dalam membeli produ. Adapun dimensi yang mempengaruhi seseorang dalam membeli antara lain: pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran. 2.1.6. Pengaruh antar Variabel 2.1.6.1. Pengaruh Pemasaran Digital terhadap Keputusan Pembelian Pemasaran digital merupakan suatu aktivitas pemasaran yang memanfaatkan penggunaan media teknologi digital dimana didalamnya berhubungan dengan komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan pemasaran. Pemasaran digital merupakan faktor penentu keberhasilan pemasaran karena memiliki fungsi mengkomunikasikan produk memiliki nilai yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian Irawan,I (2020:257), bahwa memaksimalkan pemasaran digital dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk membeli sebuah produk secara online. Dan sejalan dengan hasil penelitian Lestari,dkk (2020), perubahan strategi promosi yang dulunya konvensional menjadi promosi digital marketing yang dilakukan oleh perusahaan merupakan hal yang positif terhadap 45 keputusan pembelian, dalam hal ini selain memberikan manfaat bagi konsumen juga memberikan manfaat bagi perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran digital yang optimal, secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian. 2.1.6.2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain, salah satunya dari segi kualitas produk yang ditawarkan. Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada konsumen. Menurut hasil penelitian Putra,dkk (2017:129), kualitas produk memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Begitupun dengan hasil penelitian Oktavenia,dkk (2018:1396), peningkatan kualitas produk akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk yang unngul memiliki pengaruh baik terhadap keputusan pembelian. 2.1.6.3. Pengaruh Pemasaran Digital dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Dewasa ini berbagai kalangan aktif memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis untuk semakin memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan sekaligus meningatkan kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 46 Menurut penelitian Romadlon,dkk (2020:706), pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan sejalan dengan penelitian Saputra,dkk (2020), bahwa pemasaran digital dan kualitas produk yang diterapkan secara optimal berpengaruh penting terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulak bahwa pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh baik terhadap keputusan pembelian. 2.1.7. Kerangka Teori Kerangka teori merupakan landasan teori dari beberapa ahli untuk memecahkan masalah. Kerangka teori pada penelitian ini terlihat pada gambar berikut: 47 Grand Manajemen Theory Nugroho,D (2017), Suprihanto,J (2014), Handoko,T (2013) Middle Range Theory Manajemen Pemasaran Applied Theory Kotler dan Keller (2016), Priansa,D (2017), Sunyoto,D (2014) Pemasaran Digital (X1) Kualitas Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y) Sanjaya,dkk (2013) Chaffey dan Smith (2013) Chaffey dan Chadwick (2016) Kotler dan Keller (2016) Kotler dan Armstrong (2018) Stokes (2013) Ryan dan Jones (2009) Hasan,A (2013) Harianto dan Iriani (2014) Kotler dan Armstrong (2012) Tjiptono,F (2012) Kotler dan Keller (2012) Kotler (2015) Harjati,dkk (2014) Tjiptono,F (2016) Kotler dan Keller (2014) Yamit,Z (2017) Sangadji dan Sopiah(2013) Alma,B (2016) Kotler dan Keller (2016) Kotler dan Armstrong (2014) Rahmawan,dkk (2020) Thompson (2016) Tjiptono,F (2012) Sumber: Pengolahan Data 2021 Gambar 2.1 Kerangka Teori 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian ilmiah dilakukan berpedoman pada berbagai informasi yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah dan menyempurnakan teori yang telah ada mengenai 48 masalah yang menjadi sasaran kajian. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang digunakan pada penelitian: No. 1. Nama Peneliti Putri Insyira Dira 2. Sunarto 3. Nindia, dkk. 4. Rifqi, dkk. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul, Instansi, Variabel Tahun Penelitian Penelitian Pengaruh Pemasaran Digital dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Distro Papersmooth Bandung. 2017. Variabel Dependen: Keputusan Pembelian Variabel Independen: Pemasaran Digital dan Atribut Produk. Pengaruh Kualitas Variabel Produk terhadap Dependen: Keputusan Keputusan Pembelian Pada Pembelian Toko Kerajinan Kulit Kartika Magetan. Variabel 2015. Independen: Kualitas Produk Pengaruh Kualitas Variabel Produk terhadap Dependen: Keputusan Keputusan Pembelian pada Pembelian Ozon Parfum Fragrance. 2018. Variabel Independen: Kualitas Produk Pengaruh Kualitas Variabel Produk dan Harga Dependen : terhadap Keputusan Keputusan Pembelian Pembelian Konsumen Laptop Asus. 2018. Variabel Independen: Kualitas Produk dan Harga Sumber: pengolahan data 2021 Hasil Penelitian Pemasaran digital berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kualitas produk Berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Ozon Parfume Fragrance. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 49 2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah salah satu kegiatan sejak dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penyelenggaraan yang berupa satu kerangka pemikiran yang utuh menuju kepada satu tujuan tunggal yakni memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Kerangka pemikiran dinyatakan dalam bentuk skema sederhana sebagai berikut: dapat 50 Pemasaran Digital (X1) 1. Website 2. Optimasi Mesin Pencari 3. Periklanan Berbasis Klik Pencarian Berbayar 4. Pemasaran Afiliasi Dan Kemitraan Strategis 5. Hubungan Masyarakat Online 6. Jejaring Sosial 7. E-Mail Pemasaran 8. Manajemen Hubungan Pelanggan Keputusan Pembelian (Y) 1. Pemilihan Produk 2. Pemilihan Merek 3. Pemilihan Saluran Pembelian 4. Penentuan Waktu Pembelian 5. Jumlah Pembelian 6. Metode Pembayaran Irawan, I (2020:257) Kasanti, dkk (2019:50) Kualitas Produk (X2) 1. Kinerja 2. Fitur 3. Reliabilitas 4. Kesesuaian Dengan Spesifikasi 5. Daya Tahan 6. Kemudahan Reparasi 7. Estetika 8. Persepsi Terhadap Kualitas Teori yang melandasi Ryan dan Jones (2009) Tjiptono,F (2016) Keputusan Pembelian (Y) Kotler dan Keller (2016) Hasan,A (2013) Kotler dan Keller (2014) Thompson (2016) Harianto dan Iriani (2014) Yamit,Z (2017) Tjiptono,F (2012) Pemasaran Digital (X1) Kualitas Produk (X2) Sumber: pengolahan data 2021 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 51 Variabel X1 (pemasaran digital), merupakan suatu aktivitas pemasaran yang memanfaatkan penggunaan media teknologi digital berbasis internet melalui mesin pencari, blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial dimana didalmnya berhubungan dengan komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan pemasaran. Dimensi pemasaran digital yaitu website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan. Variabel X2 (kualitas produk), merupakan kapabilitas, keunggulan, serta keistimewaan suatu output perusahaan yang sesuai dengan harapan konsumen dalam memperagakan fungsi, daya tahan, desain, dan sebagainya. Dimensi kualitas produk meliputi kinerja, fitur atau ciri tambahan , reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan , kemudahan reparasi, estetika atau desain produk, dan persepsi terhadap kualitas. Variabel Y (keputusan pembelian) merupakan suatu proses yang akan dilalui konsumen untuk mengetahui suatu produk dengan mengenali, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi masalah serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Dimensi keputusan pembelian antara lain pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran. 52 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa X1 (Pemasaran Digital) dan X2 (Kualitas Produk) berpengaruh terhadap Y (Keputusan Pembelian), hal ini dapat dijelaskan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Irawan, I (2020:257) dan Kasanti, dkk (2019:50). 2.4. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui metode analisa yang digunakan. Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan. Dalam kaitannya dengan pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian,maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H0 = 0, artinya pemasaran digital dan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik secara simultan maupun parsial. 2. Ha ≠ 0, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik secara simultan maupun parsial. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam metode ini, penelitian dilakukan langsung dengan cara membaca, mencari informasi melalui alat elektronik (browsing) dan mempelajari buku-buku karangan ilmiah, catatan kuliah dan referensi lainnya yang berhubungan dengan pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan wawancara dengan produsen sepatu merek lokal. 3.2. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah konsumen sepatu merek lokal, yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3.3. Waktu dan Tempat Penilitian 3.3.1. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama kurang lebih 6 bulan, dengan rencana waktu penelitian pada tabel 3.1. berikut: 53 54 Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Uraian Jun Jul Bulan Ags Sep Okt Nov Studi Pendahuluan, Studi Liberatur, Pra Penelitian Penyusunan Proposal Penelitian Bimbingan Proposal Penelitian Seminar Proposal Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pengelolaan dan Analisis Data Penulisan Laporan Hasil Bimbingan Laporan Hasil Seminar Hasil Penelitian Revisi Seminar Hasil Penelitian Sidang Komprehensif Sumber: pengolahan data (2021) 3.3.2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma kampus 1 dan 3, Jl. Mrican Baru, Mrican, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini membahas mengenai pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian pada produsen sepatu merek lokal Indonesia. Dimana yang menjadi dimensi pemasaran digital adalah website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian 55 berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan manajemen hubungan pelanggan. Dimensi kualitas produk adalah kinerja, fitur atau ciri tambahan, reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan , kemudahan reparasi, estetika atau desain produk, dan persepsi terhadap kualitas. Sedangkan pada keputusan pembelian dimensinya adalah pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran. 3.5. Definisi Operasional Variabel Adapun defenisi operasional variabel untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diuraikan pada tabel berikut: Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel No. Variabel Dimensi Indikator Skala 1 Pemasaran Digital(X1), adalah aktivitas pemasaran yang memanfaatkan media teknologi untuk mencapai tujuan pemasaran. 1. Website adalah kumpulan halaman dalam internet yang memuat informasi agar dapat dibaca dan dilihat oleh konsumen internet melalui sebuah mesin pencari. 1. Alamat website mudah ditemukan. 2. Website dapat diakses dengan cepat. 3. Proses pembandingan harga lebih mudah. 1. Website mudah untuk digunakan (user friendly). 2. Tersedia menu Filter untuk membantu pencarian. 3. Hasil pencarian sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. 1. Memasang iklan di internet. Likert 2. Optimasi Mesin Pencari adalah pengaturan konten dari website agar mudah menemukan konten yang relevan. 3. Periklanan PPC (pay per click) merupakan 56 platform agar pemasar membeli halaman hasil pencarian internet berdasarkan kata kunci yang dipilih. 4. Pemasaran Afiliasi Dan Kemitraan Strategis adalah kegiatan bermitra dengan organisasi dalam sebuah kerjasama untuk mempromosikan produk atau layanan. 5. Hubungan Masyarakat Online adalah menggunakan saluran komunikasi online untuk menciptakan persepsi positif atas merek. 6. Jejaring Sosial adalah aplikasi untuk memasarkan produk dengan mengunggah fotofoto produk dilengkapi klasifikasi barang serta harga. 7. Surat elektronik (email) adalah memberi informasi dengan tujuan untuk menjaga hubungan antara konsumen lewat e-mail. 8. Manajemen Hubungan 2. Melihat iklan di internet. 3. Iklan menarik minat beli. 1. Media sosial (Instagram, Facebook, Youtube, dan lain-lain) 2. Aplikasi jual beli online (Shopee, Tokopedia, Lazada, dan lain-lain) 3. Bekerjasama dengan online shop lainnya dalam membangun komunitas (SFS) 1. Mudah menghubungi customer service/ marketing. 2. Fitur mention/ arroba pada kolom komentar. 3. Direct mesenger 1. Aktif mengiklankan produknya di media sosial. 2. Konten produk menarik dan inovatif. 3. Memanfaatkan fitur share yang memudahkan melihat katalog produk. 1. Sarana pemasaran (pemberitahuan diskon, produk baru, dll) 2. Menambah pengetahuan konsumen. 3. Manfaat informasi. 1. Menanyakan keselamatan 57 2 Kualitas produk (X2), merupakan kapabilitas, keunggulan, serta keistimewaan suatu output perusahaan yang sesuai dengan harapan konsumen dalam memperagakan fungsi, daya tahan, desain, dan sebagainya. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelanggan adalah membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan konsumen. Kinerja merupakan karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli. Fitur atau ciri tambahan, yaitu karaktersitik sekunder atau pelengkap. Reliabilitas yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standarstandar yang telah ditetapkan sebelumnya. Daya tahan, yaitu berapa lama produk tersebut dapat digunakan Kemudahan reparasi adalah kemudahan produk untuk diperbaiki, serta penanganan keluhan secara memuaskan. 7. Estetika atau desain produk yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Persepsi terhadap produk yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. produk. 2. Testimoni. 3. Kepuasan pelanggan. 1. Kenyaman. 2. Keamanan. 3. Keunggulan. 1. Pilihan model beragam. 2. Variasi warna. 3. Variasi ukuran. 1. Minim kecacatan. 2. Kemudahan. 3. Kelengkapan. 1. Harga sesuai. 2. Spesifikasi sesuai. 3. Keunggulan sesuai. 1. Awet. 2. Kuat. 3. Ketahanan. 1. Mudah dibersihkan tanpa harus ke tempat perawatan khusus. 2. Mudah disimpan. 3. Penanganan keluhan. 1. Menarik. 2. Modis. 3. Mengikuti trend. 1. Menambah kepercayaan diri. 2. Konsumen merasa puas. 3. Keinginan Likert 58 3 Keputusan pembelian (Y) adalah suatu proses yang akan dilalui konsumen untuk mengetahui suatu produk dengan mengenali, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi masalah serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. 1. Pemilihan Produk adalah Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli, konsumen akan membeli produk yang memiliki nilai. 2. Pemilihan Merk adalah konsumen menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaanperbedaan tersendiri. 3. Pemilihan Saluran Pembelian adalah konsumen mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. 4. Penentuan Waktu Pembelian adalah keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbeda- beda. 5. Jumlah Pembelian adalah konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. konsumen merekomendasi kan kepada orang lain. 1. Sesuaia kebutuhan. 2. Sesuai keinginan. 3. Sesuai kualitas. 1. Informasi harga. 2. Informasi spesifikasi produk. 3. Informasi produk sejenis. 1. Media sosial. 2. Aplikasi jual beli online. 3. Toko. 1. Promo. 2. Kondisi keuangan yang lebih. 3. Kebutuhan. 1. Memutuskan membeli satu sampai dua pasang sepatu lokal dalam sekali pembelian. 2. Mengajak teman untuk melakukan pembelian bersama. 3. Keinginan berlangganan. Likert 59 6. Metode Pembayaran adalah pemilihan transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi dimana saja. 1. Transfer ATM/Bank. 2. Transfer e-money (OVO, gopay, dana, dll) 3. Cash on delivery. Sumber: pengolahan data (2021) 3.6. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus 1 dan kampus 3 yang pernah membeli sepatu lokal pada aplikasi jual beli online dan sosial media berjumlah 100 orang. 3.7. Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kulitatif. Merupakan data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar seperti gambaran umum, struktur organisasi dan tanggung jawab setiap produsen sepatu merek lokal. 2. Data Kuantitatif Merupakan penelitian yang berupa angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Scoring). Dalam penelitian ini data kuantitatif didapatkan dari data jumlah konsumen dan data-data yang diperoleh dari kuesioner. 60 3.8. Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu: 1. Data Primer Data Primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama berupa hasil wawancara atau pengisian kuesioner dan observasi. Dalam penelitian ini data primer bersumber dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Data Sekunder Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang dianggap relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini datadata sekunder diperoleh dari buku-buku pustaka dan internet yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3.9. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan seluruh data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Kuesioner Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala likert gradiasi dari terendah sampai yang tertinggi yang jika dinyatakan dalam bentuk kata-kata dapat berupa : 61 Tabel 3.3. Skala Likert Kategori Pertanyaan / Penyataan Sangat Kuat/ Sangat Baik/ Sangat Tinggi Setuju/Baik/Puas Kurang Setuju/ Cukup Baik/ Cukup Puas Tidak Setuju/Tidak Baik/ Tidak Puas Sangat Tidak Setuju/ Sangat Tidak Baik/ Sangat Tidak Puas Skala Likert 5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono (2013:93) 2. Metode Wawancara Metode wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek yang diteliti. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi, yaitu dengan memperoleh data dari buku-buku dan literatur yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3.10. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan penulis adalah berupa buku catatan, alat tulis, kuesioner dan laptop/komputer. Hasil data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisa secara deskriptif yaitu dengan cara pemberian nilai (score) pada setiap pertanyaan. 3.11. Uji Instrumen Penelitian Uji instrumen penelitian terbagi atas dua bagian yaitu uji validitas dan uji reabilitas yang diberikan kepada instansi pembanding dengan jumlah responden pembanding pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebanyak 100 orang yaitu sebagai berikut: 62 1. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih tidaknya angket dari variabel pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan pembelian. Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara butir skor pernyataan dengan total skor variabel dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Dalam pengujian validitas instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut : rhitung = ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : n = Jumlah Responden X = Skor Variabel Y = Skor total dari variabel Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pernyataan dinyatakan valid. 2) Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pernyataan dinyatakan tidak valid. 63 Berdasarkan kuisioner yang telah peneliti sebar kepada 100 responden dengan taraf signifikansi 5% sehingga didapat r tabel sebesar 0,195. Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pemasaran Digital (X1) Kualitas Produk (X2) Keputusan Pembelian (Y) Butir Instrumen r-hitung r-tabel Keterangan 0,692 0,195 Valid 0,599 0,195 Valid 1. Website 2. Optimasi Pencari 3. Periklanan PPC 0,746 0,195 Valid 4. Pemasaran Afiliasi dan Kemitraan Strategis 0,633 0,195 Valid 5. Hubungan Masyarakat Online 0,614 0,195 Valid 6. Jejaring Sosial 0,754 0,195 Valid 7. Surat Elektronik (Email) 0,682 0,195 Valid 8. Manajemen Hubungan Pelanggan 0,601 0,195 Valid 1. Kinerja 0,729 0,195 Valid 2. Fitur atau Ciri Tambahan 0,665 0,195 Valid 3. Reliabilitas 0,713 0,195 Valid 4. Kesesuaian dengan Spesifikasi 0,710 0,195 Valid 5. Daya Tahan 0,830 0,195 Valid 6. Kemudahan Reparasi 0,635 0,195 Valid 7. Estetika atau Desain Produk 0,779 0,195 Valid 8. Persepsi Terhadap Kualitas 0,801 0,195 Valid 1. Pemilihan Produk 0,470 0,195 Valid 2. Pemilihan Merek 0,742 0,195 Valid 3. Pemilihan Saluran Pembelian 0,670 0,195 Valid Penentuan Waktu 0,794 0,195 Valid 4. Mesin 64 Pembelian 5. Jumlah Pembelian 0,550 0,195 Valid 6. Metode Pembayaran 0,798 0,195 Valid Sumber: hasil pengolahan kuisioner menggunakan SPSS Dari hasil tabel uji validitas di atas diketahui bahwa nilai rhitung dari semua variabel indikator lebih besar dari rtabel (0,195) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item dalam indikator variabel pemasaran digital, kualitas produk dan keputusan pembelian adalah valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahuisampai sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Reliabilitas mengarah pada satu artian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya ntuk dipakai sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas digunakan pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korlasi antar jawaban pertanyaan Teknik yang digunakan menghitung penggunaan bantuan SPSS versi 21. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Chronbach is Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Chronbach is Alpha (α) >0,70. 65 Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Keterangan Pemasaran Digital (X1) 0,815 Reliabel Kualitas Produk (X2) 0,874 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,771 Reliabel Sumber: hasil pengolahan kuisioner menggunakan SPSS Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS, dapat diketahui bahwa masing-masing variabel antara variabel pemasaran digital, kualitas produk dan keputusan pembelian ternyata diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,70. Dengan demikian, maka hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel. 3.12. Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 3.12.1. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk menentukan rumus yang akan digunakan dalam uji hipotesis dan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk suatu satu garis lurus diagonal, ploting, data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas 0,05 maka data berdistribusi 66 normal. Dalam hal ini pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS versi 21. 3.12.2. Analisis Deskriptif Kualitatif Metode deskriptif kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan. 3.12.3. Analisis Deskriptif Kuantitatif Dalam analisis kuantitatif, penulis melakukan analisis menggunakan program SPSS dalam uraian berikut: 1. Analisis Regresi Linier 1) Analisis Regresi Linier Berganda Regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Adapun persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Ŷ = b0 +b1 X1 + b2X2 + e................................(Sugiyono, 2010:147) Keterangan: Ŷ = Variabel Terikat (Keputusan Pembelian) b0 = Konstan/Nilai Y,X = 0 67 X1 = Variabel Bebas 1 (Pemasaran Digital) X2 = Variabel Bebas 2 (Kualitas Produk) b1,b2 = Koefisien Arah Regresi e = Error 2) Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi linear sederhana digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial. Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Ŷ = a +bX + e.....................................................(Suliyanto, 2011:39) Keterangan: Ŷ = Variabel Terikat (Kinerja Guru) a = Konstanta X = Variabel Bebas (Budaya Sekolah/Kompetensi Guru) b = Koefisien Arah Regresi e = Error 2. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Analisis korelasi digunakan dengan cara membandingkan dua variabel atau lebih untuk mengetahui kekuatan hubungannya. Variabel yang dimaksud adalah variabel bebas (independent variable) yang biasanya disimbolkan dengan X dan variabel terikat (dependent variable) yang biasanya disimbolkan dengan Y. Dalam penelitian ini perhitungan dibantu dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil perhitungan korelasi terhadap 68 hubungan yang kuat dan positif dapat diketahui melalui tabel kriteria tingkat hubungan antar variabel berikut ini: Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Hubungan antar Variabel Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Tingkat Hubungan Sangat Rendah/ Negligible correlation Rendah/ Low correlation Sedang/ Moderately correlation Tinggi/ Moderatrely high correlation Sangat Tinggi/ High correlation Sumber : Sugiyono (2013:184) Selanjutnya di cari Coefficient of Determination (Analisis Koefisien Determinasi) adalah koefisien penentu besarnya kontribusi dari variabel X terhadap naik turunnya nilai variabel Y. Koefisien ini menunjukkan proporsi variabititas total pada variabel terikat yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R berada pada interval 0 ≤ R ≤ 1. 3. Pengujian Hipotesis 1) Uji Simultan (Uji F) Untuk menguji signifikansi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan, maka digunakan Uji F. Dengan menggunakan batasan tingkat signifikansi α = 0,05, kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Jika Fhitung > Ftabel atau dengan signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal. (2) Jika Fhitung > Ftabel atau dengan signifikansi > 0,05, maka H0 diterima, artinya budaya sekolah dan kompetensi guru tidak artinya 69 pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal. 2) Uji Parsial (Uji t) Untuk menguji signifikansi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial, maka digunakan Uji t. Harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan df = n-k-1, maka diperoleh nilai dari ttabel. Dalam hal ini pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut: (1) Jika thitung > ttabel atau dengan signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal secara parsial. (2) Jika thitung < ttabel atau dengan signifikansi > 0,05, maka H0 diterima, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal secara parsial. Dalam memudahkan dan proses pengolahan data, penulis menggunakan komputerisasi dengan menggunakan program Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 21 for windows release. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Amirullah. (2015). Pengantar Manajemen. Mitra Wacana Media. Armstrong, K. (2015). Marketing an Introducing Pretiece Hall (12th ed.). Pearson Education, Inc. Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2016). Digital Marketing: Strategy, Implementation and practice (6th ed.). Pearson. Chaffey, D., & Smith, P. R. (2013). E-marketing Excellence: Planning and Optimizing Your Digital Marketing. Routledge. Handoko, T. H. (2013). Manajemen: Vol. Cetakan Ketigabelas (2 ed.). BPFE Yogyakarta. Harianto, A., & Iriani, S. S. (2014). Pengaruh Kelompok Acuan Dan Internet Marketing Terhadap Keputusan Pembelian. Universitas Negeri Surabaya. Harjati, L., & G, L. O. S. (2014). Pengaruh Persepsi Produk Terhadap Keputusan Pembelian The Body Shop. E-Journal WIDYA Ekonomika, 1(1), 25–30. Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS (Center For Academic Publishing Service). Irawan, I. C. (2020). Analisis e-marketing terhadap keputusan pembelian konsumen secara online. Journal of Business and Banking, 9(2), 247. https://doi.org/10.14414/jbb.v9i2.1907 Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran Jilid I (12 ed.). Erlangga. Kotler, P, & Keller, K. L. (2014). Manajemen Pemasaran Jilid I (13 ed.). 72 73 Erlangga. Kotler, Phili, & Armstrong, G. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga. Kotler, Philip, & Armstrong. (2014). Principles of Marketing (15th ed.). Pearson Education Inc. Kotler, Philip, & Armstrong. (2018). Principles of Marketing (17th ed.). Brithish Library Cataloguing-in-Publication Data. Kotler, Philip, & Keller, K. L. (2016). Marketing Managemen (15th ed.). Pearson Education Inc. Kotler, Phillip, & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Prentice Hall. Lestari, P., & Saifuddin, M. (2020). Implementasi Strategi Promosi Produk Dalam Proses Keputusan Pembelian Melalui Digital Marketing Saat Pandemi Covid’19. Jurnal Manajemen dan Inovasi (MANOVA), 3(2), 23–31. https://doi.org/10.15642/manova.v3i2.301 Nugroho, D. A. (2017). Pengantar Manajemen untuk Organisasi Bisnis, Publik dan Nirlaba (S. A. Nani (ed.)). UB Press. Nugroho, S. (2016). Manajemen Persatuan Renang Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap. Jurnal Pendidikan Unsika, 4(11), 243–253. http://journal.unsika.ac.id/index.php/judika Oentoro, D. (2012). Manajemen Pemasaran Modern. LaksBang PRESSindo. Oktavenia, K. A. R., & Ardani, I. G. A. K. S. (2018). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1374. 74 https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p08 Priansa, D. J. (2017). Perilaku Konsumen dalam Bisnis Kontemporer. Alfabeta. Putra, G., Arifin, Z., & Sunarti, S. (2017). PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi angkatan 2013 dan 2014 Universitas Brawijaya yang Melakukan Pembelian Paket Data Kampus). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 48(1), 88103. Rahmawan, G., & Hidayat, R. (2020). Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada pengguna tokopedia. Jurnal Manajemen, 12(2), 227–232. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JURNALMANAJEMEN Romadlon, A., Marlien, R. ., & Widyasari, S. (2020). PENGARUH DIGITAL MARKETING, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP NIAT BELI (Studi Pada Akun Instagram Kawaii Coklat). Proceeding SENDIU, 2016, 978–979. http://eprints.unisbank.ac.id/6790/ Ryan, D., & Jones, C. (2009). Digital Marketing : Marketing Strategies for Engaging Digital Generation. Kogan Page. Safroni. (2012). Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks Birokrasi Indonesia (Teori, Kebijakan, Implementasi). Aditya Media Publishing. Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen – Pendekatan Praktis disertai Himpunan Jurnal Penelitian. ANDI. Sanjaya, Ridwan, & Tarigan, J. (2013). Creative Digital Marketing. PT Elex 75 Media Komputindo. Saputra, G. W., & Ardani, I. G. A. K. S. (2020). Pengaruh Digital Marketing, Word of Mouth, Dan Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 9(7), 2596. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2020.v09.i07.p07 Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran. UB Press. Stokes, R. (2013). eMarketing: The essential guide to marketing in a digital world (5th ed.). Quirk Education Pty. Sunyoto, D. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi, dan Kasus) (1 ed.). CAPS (Center for Academic Publishing Service). Suprihanto, J. (2014). Manajemen (Sutarno (ed.)). Gadjah Mada University Press. Thompson, A. A. (2016). Crafting and executing strategy: the quest for competitive advantage, concepts and readings. McGraw-Hill Education. Tjiptono, F. (2012). Strategi Pemasaran (III). Andi Offset. Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran (IV). CV. Andi Offset. Tjiptono, F., & Chandra, G. (2016). Service, Quality & Satisfaction (4 ed.). Andi Offset. Yamit, Z. (2017). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ekonesia.