Uploaded by torao D

Sri Ramadhani (19105333) MJSOB5 Proposal Skripsi

advertisement
PENGARUH PEMASARAN DIGITAL DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEPATU MEREK LOKAL PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PROPOSAL SKRIPSI
NAMA
: SRI RAMADHANI
NIM
: 19105333
PROGRAM STUDI
: MANAJEMEN
PROGRAM
: SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2022
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..........................................................................................i
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2.
Identifikasi Masalah ............................................................... 4
1.3.
Rumusan Masalah ................................................................. 5
1.4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5
1.4.1.
Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1.4.2.
Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
1.5.
Sistematika Penulisan............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8
2.1.
Uraian Teoritis ....................................................................... 8
2.1.1.
Manajemen ..................................................................... 8
2.1.2.
Manajemen Pemasaran ................................................ 15
2.1.3.
Pemasaran Digital ......................................................... 17
2.1.4.
Kualitas Produk ............................................................. 24
2.1.5.
Keputusan Pembelian ................................................... 32
i
2.1.6.
Pengaruh antar Variabel................................................ 44
2.1.7.
Kerangka Teori .............................................................. 46
2.2.
Penelitian Terdahulu ............................................................ 47
2.3.
Kerangka Pemikiran ............................................................ 49
2.4.
Hipotesis .............................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 53
3.1.
Desain Penelitian ................................................................. 53
3.2.
Objek Penelitian................................................................... 53
3.3.
Waktu dan Tempat Penilitian ............................................... 53
3.4.
Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 54
3.5.
Definisi Operasional Variabel ............................................... 55
3.6.
Populasi dan Sampel ........................................................... 59
3.7.
Jenis Data ............................................................................ 59
3.8.
Sumber Data ....................................................................... 60
3.9.
Teknik Pengumpulan Data ................................................... 60
3.10. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 61
3.11. Uji Instrumen Penelitian ....................................................... 61
3.12. Teknik Analisis Data ............................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 72
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ...........................................................48
Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitian ..................................................54
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel ..............................................55
Tabel 3.3. Skala Likert .........................................................................61
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas ................................................................63
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas.............................................................65
Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Hubungan Antar Variabel ...........................69
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 2.1. Kerangka Teori ...................................................................47
Tabel 2.2. Kerangka Pemikiran ............................................................50
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi internet berdampak terhadap perubahan
mindset dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Sekarang ini berbagai
kalangan mulai memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan
bisnis untuk semakin memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan
dan sekaligus meningatkan kualitas produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta cenderung lebih
konsumtif dalam hal fashion, terutama sepatu. Produk sepatu merek lokal
kini perlu selalu inovatif dan kreatif dengan tujuan mampu menarik minat
beli dalam menunjang penampilan mahasiswa. Tinggi atau rendahnya
tingkat penjualan suatu perusahaan dapat dilihat dari keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Faktor
yang dapat
merangsang konsumen dalam memutuskan membeli suatu produk adalah
pemasaran digital dan kualitas produk.
Keputusan pembelian atas suatu produk berkaitan erat dengan
alternatif yang dipilih konsumen untuk mengkonsumsi produk yang
diinginkannya.
Keputusan
pembelian
menurut
Kotler
dan
Keller
(2012:161) dapat diukur dengan enam dimensi, yaitu : pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian,
penentuan waktu
pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran.
1
2
Adapun fenomena keputusan pembelian dapat dilihat dari dimensi
pemilihan merek, dimana produsen sepatu di Indonesia hanya kuat pada
bidang produksi, tetapi jarang memperkuat brandingnya. Kurangnya
branding mengakibatkan konsumen tidak tertarik dengan produk sepatu
lokal dan lebih memilih sepatu merek luar. Kemudian pada dimensi
saluran pembelian, ada masalah yang dihadapi produsen sepatu merek
lokal yaitu minimnya media praga promosi sehingga produsen tidak dapat
menjangkau konsumen dari berbagai daerah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah
pemasaran digital. Perihal tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Irawan (2019:257), bahwa memaksimalkan pemasaran
digital dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk
membeli sebuah produk secara online. Pemasaran digital menurut Ryan
dan Jones (2009:32-33) dapat diukur dengan delapan dimensi, yaitu :
website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian
berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis,
hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan
manajemen hubungan pelanggan.
Pada fenomena pemasaran digital dimensi pemasaran afiliasi dan
kemitraan strategis, belum maksimalnya kebijakan pemerintah akan
memberikan program pelatihan pemasaran digital pada produsen sepatu
merek lokal, mengurangi impor sepatu dan memulai melakukan ekspansi
pasar
dengan
cara
memperkenalkan
produk
dalam
negeri
dan
3
mengekspornya . Kemudian dimensi yang belum optimal terjadi pada
hubungan masyarakat online, hal ini diperkuat dengan pernyataan dari
Menteri Perindustrian Saleh Husin (https://finance.detik.com) bahwa
kurangnya promosi dan pengenalan terhadap produk- produk industri kecil
dan menengah (IKM).
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah
kualitas produk. Perihal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Kasanti, dkk (2019:50) bahwa kualitas produk secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk.
Menurut David Garvin dalam Tjiptono (2016:134) kualitas produk memiliki
delapan dimensi, yaitu: kinerja, fitur atau ciri tambahan , reliabilitas,
kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan , kemudahan reparasi, estetika
atau desain produk, dan persepsi terhadap kualitas.
Pada dimensi estetika atau desain produk, produk sepatu merek lokal
belum cukup optimal dalam desain yang kreatif dan inovatif. Dalam
dimensi persepsi terhadap kualitas, produk sepatu merek lokal masih
dipandang sebelah mata. Faktanya diketahui kualitas sepatu buatan
Indonesia telah diakui dunia, hingga produsen sepatu besar dunia seperti
Adidas, Nike, Reebok, Converse dan Vans mendirikan pabriknya di
Indonesia, dimana itu menandakan bahwa kita sudah memiliki sumber
daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk memproduksi sepatu-sepatu
yang berkualitas.
4
Maka dari uraian di atas dapat dilihat adanya masalah antara
fenomena dan harapan, serta dukungan mengenai pemasaran digital,
kualitas produk, dan keputusan pembelian, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat diambil identifikasi
masalah pada produsen sepatu merek lokal sebagai berikut :
1. Keputusan pembelian masih rendah.
2. Kurangnya branding mengakibatkan konsumen tidak tertarik dengan
produk sepatu lokal.
3. Minimnya media praga promosi sehingga produsen tidak dapat
menjangkau konsumen dari berbagai daerah
4. Pemasaran digital belum optimal.
5. Belum maksimalnya kebijakan pemerintah akan memberikan program
pelatihan pemasaran digital pada produsen sepatu merek lokal.
6. Kurangnya promosi dan pengenalan terhadap produk- produk industri
kecil dan menengah (IKM).
7. Kualitas produk belum optimal.
8. Produk sepatu lokal belum cukup optimal dalam desain yang kreatif
dan inovatif.
9. Produk sepatu merek lokal masih dipandang sebelah mata.
5
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam
penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemasaran digital, kualitas produk, dan
keputusan pembelian pada sepatu merek lokal.
2. Bagaimana pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian sepatu merek lokal baik secara simultan maupun
parsial.
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran pemasaran digital, kualitas produk, dan
keputusan pembelian pada sepatu merek lokal.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk
terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal baik secara
simultan maupun parsial.
1.4.2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis,
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurukulum perkuliahan
program studi Sarjana Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Sultan Agung dan melatih penulis dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang sudah diperoleh.
6
2. Bagi Produsen Sepatu Merek Lokal,
Hasil dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan suatu gagasan
pemikiran
dan
masukan
dalam
pengambilan
keputusan
yang
berkhusus dengan pemasaran digital, kualitas produk, dan keputusan
pembelian untuk meningkatkan penjualan pada produsen sepatu
merek lokal.
3. Bagi Pembaca,
Sebagai referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi
penulisan selanjutnya yang berhubungan dengan bidang pemasaran
khususnya
mengenai
pemasaran
digital,
kualitas produk,
dan
keputusan pembelian.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan susunan penulisan yang sistematis
dan rincian pokok bahasan. Dalam penulisan penelitian ini, setiap bab
memiliki hubungan yang berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang
lainnya. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian adalah
sebagai berikut.
Pada bab satu pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Pada bab dua tinjauan
pustaka yang menguraikan secara teoritis mengenai manajemen,
pemasaran, promosi digital, kualitas produk, keputusan pembelian,
7
pengaruh antar variable, kerangka teori, penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran, dan hipotesis.
Dalam bab tiga yaitu metode penelitian yang menguraikan tentang
desain penelitian, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, ruang
lingkup penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis
data, sumber data, uji instrumen penelitian dan teknik analisis data.
Sedangkan pada bab empat penulis menguraikan tentang gambaran
umum sepatu merek lokal yang terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi,
struktur organisasi, serta perkembangan sepatu merek lokal.
Kemudian pada bab lima penulis menguraikan tentang analisis dan
evalusi data yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemasaran digital dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian. Pada bab terakhir yaitu bab enam berisi kesimpulan
dari analisis dan penulis juga mencoba memberi saran dan hasil evaluasi
yang bertujuan sebagai bahan masukan bagi Produsen Sepatu Merek
Lokal. Kemudian, penelitian ini juga dilengkapi lampiran-lampiran maupun
data data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti: kuesioner, data
responden, dan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Manajemen
2.1.1.1. Pengertian Manajemen
Untuk mencapai tujuan organisasi yang baik, perusahaan atau
organisasi harus memiliki manajemen yang baik pula. Manajemen
dikatakan
baik
apabila
mampu
mengatur
orang-orang
di
dalam
perusahaan untuk dapat bekerja secara lebih baik sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Menurut Nugroho,D (2017:2), manajemen merupakan seni dan ilmu
mengenai pendekatan yang ilmiah, logis, dan sistematis dalam mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta mampu memberikan
manfaat
kepada
semua
pihak
pemangku
kepentingan.
Menurut
Suprihanto,J (2014:4), manajemen merupakan proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Sumber daya
organisasi yang dimaksud adalah seluruh aset yang dimiliki oleh
organisasi,
baik
manusianya
dan
keterampilan,
know-how,
serta
pengalaman mereka, maupun mesin, bahan mentah, teknologi, citra
organisasi,
pelanggaan.
paten,
modal
finansial,
serta
loyalitas
pegawai
dan
Menurut Handoko,T (2013:8) manajemen adalah proses
8
9
perencanaan, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Tiap-tiap organisasi tentunya memiliki satu atau sebagian tujuan yang
memastikan arah serta menjadikan satu pandangan unsur manajemen
yang ada dalam organisasi itu. Sudah tentunya tujuan yang ingin diraih
nantinya yaitu kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah seni dan ilmu dalam proses pencapaian sasaran organisasi
dengan rangkaian aktivitas termasuk perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengambilan keputusan, pengarahan, dan pengawasan
seluruh sumber daya organisasi secara efektif dan efisien.
2.1.1.2. Fungsi Manajemen
Manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisasi, dimana
terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat
didalamnya guna
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Amirullah (2015:8) fungsi manajemen pada umumnya dibagi
menjadi empat fungsi yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan
merupakan
proses
pembentukan
dan
penentuan
sasaran serta tujuan yang ingin dicapai dengan kesepakatan bersama
melalui langkah-langkah strategis guna mencapai visi dan misi yang
10
ada. Melalui sebuah perencanaan, seorang manajer mendapatkan
gambaran yang diinginkan untuk melaksanakan proses tersebut.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses koordinasi terhadap setiap
sumber daya berupa individu ataupun kelompok untuk menerapkan
perencanaan yang telah di buat, mengkoordinasikan setiap individu
atau kelompok terhadap kegiatan-kegiatan yang telah disepakati.
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan proses untuk memberikan motivasi dan
arahan kepada karyawan untuk menjaga semangat kerja mereka dan
juga dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif
agar dapat mengurangi kendala human error yang sering terjadi.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan pengawasan kegiatan untuk menjaga
kesesuaian kegiatan dengan visi dan misi yang telah disepakati, dan
juga menjaga kualitas atau standar pada kinerja karyawan untuk
dilakukan tindakan koreksi jika dibutuhkan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut ahli Fayol dalam Safroni
(2012:48) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi dasar manajemen. Perencanaan ini
dinamis artinya dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi.
Perencanaan dibedakan menjadi tiga macam jenisnya, yaitu:
11
1) Perencanaan Strategis
Merupakan suatu proses perencanaan dimana keputusan tentang
tujuan organisasi
akan dicapai
melalui
pengelolaan
sumber-sumber daya dan dana yang dimiliki, didasarkan
pada
kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Perencanaan untuk mengendalikan manajemen
Merupakan
suatu
proses
perencanaan
dimana
manajer
bertanggungjawab bahwa penggunaan sumber-sumber daya dan
dana digunakan seefektif mungkin dan seefisien mungkin untuk
mencapai tujuan organisasi.
3) Perencanaan operasional
Merupakan suatu proses dimana usaha melaksanakan kegiatan
tertentu dijamin seefektif dan seefisien mungkin.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagibagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemendepartemen (subsistem) dan penentuan hubungan-hubungan.
c. Pengarahan (Commanding)
Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan
karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen
dalam merealisasi tujuan dimulai. Namun, penerapan fungsi ini sangat
sulit, rumit dan kompleks karena keinginan karyawan tidak dapat
12
dipenuhi
sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena karyawan adalah
makhluk hidup yang punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan
lain- lainnya.
d. Pengoordinasian (Coordinating)
Setelah dilakukan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerjaan
kepada para karyawan oleh manajer, langkah selanjutnya adalah
pengkoordinasian. Setiap bawahan mengerjakan hanya sebagian dari
pekerjaan perusahaan, karena itu masing-masing pekerjaan bawahan
harus disatukan, diintegrasikan,
dan
diarahkan
untuk
mencapai
tujuan.
e. Pengendalian (Controlling)
Fungsi pengendalian adalah fungsi terakhir dari proses manajemen.
Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua
fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena :
1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan
dengan baik.
4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan
setelah pengendalian atau penilaian dilakukan.
baik
atau
tidak
13
Selanjutnya menurut Gullick dalam Nugroho,S (2016:247) fungsi
manajemen yang dikenal dengan istilah POSDCORB, ialah sebagai
berikut:
a. Planning
Yaitu memilih dan menetapkan aktivitas yang akan dilakukan dan juga
menetapkan sumber daya yang akan digunakan untuk mendukung
pencapaian tujuan atau cita-cita perusahaan.
b. Organizing
Yaitu membantu membagi tugas kepada para anggota dari suatu
perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan masing-masing sesuai
keahlian. Hasil kerja masing-masing karyawan kemudian akan
membantu pencapaian cita-cita perusahaan.
c. Staffing
Yaitu menentukan, memilih, mengangkat, dan juga membimbing
sumber daya manusia sehingga bisa mencapai tujuan atau cita-cita
perusahaan.
d. Directing
Yaitu memberikan penjelasan dan juga pembinaan terhadap semua
karyawan perusahaan agar bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sehingga cita-cita perusahaan bisa segera diwujudkan.
14
e. Coordinating
Yaitu melakukan kegiatan agar tidak terjadi kekosongan jadwal dan
kekacauan dalam pekerjaan dengan cara menyelaraskan semua
pekerjaan yang ada.
f. Reporting
Yaitu memberi informasi kepada manajer sehingga bisa mengetahui
perkembangan di dalam perusahaan. Informasi ini sangat penting
untuk membantu manajer mengambil langkah selanjutnya.
g. Budgeting
Yaitu
mengendalikan
perencanaan
akuntansi
perusahaan
dan
fiskal
dengan
jalan
mengenai
menjalankan
anggaran
yang
dibutuhkan perusahaan tersebut.
Berdasarkan pendapata para ahli di atas maka penulis
dapat
menyimpulkan bahwa fungsi manajemen adalah sarana utama untuk
mencapai
tujuan
perusahaan/organisasi
melalui
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Hal ini diperlukan untuk
menciptakan nilai strategis. Membangun sebuah organisasi yang dinamis,
menggerakkan orang-orang, serta belajar dan berubah agar dapat
mencapai tujuan prganisasi secara efektif dan efisien.
15
2.1.2. Manajemen Pemasaran
2.1.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Pemasaran berarti menagatur (managing) pasar untuk menghasilkan
pertukaran
dengan
tujuan
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2016:27), manajemen pemasaran adalahi
seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,
serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan,
dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Kotler dan
Amstrong dalam Priansa,D (2017:4), menjelaskan manajemen pemasaran
ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang
diinginkan dan membangun hubungan yang erat dengan konsumen
dengan cara yang menguntungkan bagi perusahaan. Pengertian lain juga
dikemukakan Sumarni dalam Sunyoto,D (2014:221) yang mengatakan
bahwa
manajemen
pemasaran
adalah
analisis,
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian atas progam yang dirancang untuk
menciptakan,
membentuk,
dan
mempertahankan
pertukaran
yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran organisasi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah serangkaian proses merencanakan, mengarahkan,
mengawasi, dan mengidentifikasi seluruh kegiatan pemasaran baik dalam
memilih pasar sasaran dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul sehingga dapat menguntungkan perusahaan.
16
2.1.2.2. Fungsi Manajemen Pemasaran
Fungsi
manajemen pemasaran yaitu, mencakup riset konsumen,
pengembangan suatu produk, komunikasi, promosi, strategi distribusi,
penepatan harga produk dan pemberian layanan. Seluruh kegiatan ini
dilaksanakan untuk
bisa
mengetahui,
memenuhi,
melayani,
serta
memuaskan kebutuhan para konsumen.
Menurut Oentoro,D (2012:2), fungsi pemasaran meliputi:
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran dengan
barang.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk
diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan
banyak cara (air, darat, dan udara).
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang
menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik.
Adapun menurut Tjiptono,F (2015:132), pemasaran memiliki fungsi
untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan konsep penentuan
harga, promosi, distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan
17
dan organisasi. Sedangkan menurut Shinta,A (2011:2), dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya,
sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar
danseberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan pada bisnis yang terlbat
didalamnya menggerakkan barang atau jasa dari produsen hingga sampai
ke tangan konsumen.
2.1.3. Pemasaran Digital
2.1.3.1.
Pengertian Pemasaran Digital
Pemasaran digital sama
halnya
dengan
pemasaran
pada
umumnya, yang merupakan sebuah pola dalam berpikir, sebuah jalan
yang dapat dengan mudah menarik pelanggan di dalam semua aktivitas
online contohnya yaitu seperti memiliki satu grup user yang berbeda-beda
untuk menguji situs web yang anda miliki dengan menggunakan browser
yang berbeda-beda untuk menguji situs web yang anda miliki dengan
menggunakan browser yang berbeda, pengaturan yang berbeda dan juga
dengan koneksi internet yang berbeda.
Menurut Sanjaya,dkk (2013:47), pemasaran digital (digital marketing)
adalah kegiatan pemasaran termasuk branding yang menggunakan
berbagai media berbasis web seperti blog, website, e-mail, adwords,
ataupun jejaring sosial. Sedangkan menurut Chaffey dan Smith (2013),
18
pemasaran digital (digital marketing)
e-business,
merupakan
sebuah
inti
dari
dengan semakin dekatnya sebuah perusahaan terhadap
pelanggan dan memahaminya secara lebih baik, menambah nilai dari
suatu produk, memperluas jaringan distribusi dan juga meningkatkan
angka
penjualan
(digital
marketing)
dengan menjalankan kegiatan
yang
berdasarkan
pemasaran
digital
pada media digital seperti
pemasaran melalui mesin pencari, iklan online dan afiliasi pemasaran.
Selain itu, Chaffey dan Ellis-Chadwick (2016:11) menuturkan bahwa,
“Digital marketing is the application of the internet and related digital
technologies in conjunction with traditional communications to to achieves
marketing objectives.”. Artinya Digital Marketing merupakan aplikasi dari
internet dan berhubungan dengan teknologi digital dimana didalamnya
berhubungan dengan komunikasi tradisional untuk mencapai tujuan
pemasaran. Hal tersebut dapat dicapai untuk meningkatkan pengetahuan
tentang konsumen seperti profil, perilaku, nilai, dan tingkat loyalitas,
kemudian menyatukan komunikasi yang ditargetkan dan pelayanan online
sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Berdasarkan uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemasaran
digital
merupakan
suatu
aktivitas
pemasaran
yang
memanfaatkan penggunaan media teknologi digital berbasis internet
melalui mesin pencari, blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring
sosial dimana didalmnya berhubungan dengan komunikasi dan informasi
untuk mencapai tujuan pemasaran.
19
2.1.3.2. Faktor-Faktor Penting Pemasaran Digital
Kelebihan dan kemudahan pemasaran digital tidak membuatnya
tanpa tantangan. Seperti halnya marketing konvensional, kita perlu
mengkaji faktor-faktor penting guna memperoleh manfaat digital
marketing dengan maksimal.
Menurut Kotler dan Keller (2016:642), faktor penting dari pemasaran
digital adalah media sosial. Media sosial adalah sarana bagi konsumen
untuk berbagi atau menyampaikan teks, gambar, audio, dan informasi
video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan, dan sebaliknya.
Media sosial memungkinkan pemasar untuk mendengarkan masukan dari
konsumen dan kehadiran konsumen secara online. Konsumen dapat
secara intens berkomunikasi dengan pemasar, sehingga mereka juga
dapat mendorong perusahaan untuk tetap inovatif dan relevan. Pemasar
dapat membangun atau memasuki komunitas online, mengundang
partisipasi dari konsumen dan menciptakan aset pemasaran jangka
panjang dalam prosesnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2018), pemasaran digital dan media
sosial melibatkan penggunaan alat pemasaran digital seperti situs web,
media sosial, mobile ads dan aplikasi, video online, e-mail, blog, dan
platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana saja, dan
kapan saja melalui komputer, smartphone, tablet, TV, dan perangkat
digital lainnya. Untuk era digital seperti sekarang ini pemasaran digital
melalui aplikasi jual beli online dan media sosial sedang gencar-gencarnya,
20
para konsumen dapat dengan mudah mencari tahu informasi maupun
membeli langsung produk yang diinginkannya.
Menurut
Stokes
(2013:18),
dipraktekkan di Internet
ruang
lingkup
pemasaran
dapat
mulai dari produk atau jasa disiapkan,
dipromosikan, dibeli dan didistribusikan serta dilayani. Bagaimanapun,
pemasaran di Internet tidak menghapus prinsip-prinsip pemasaran dalam
bisnis,
bahkan
Internet
menyediakan
lingkungan
baru
untuk
membangunnya.
Dari uraian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor
penting dalam pemasaran digital adalah dimana ruang lingkup pemasaran
dapat dipraktekkan dengan pemanfaatan platform digital mulai dari situs
web, media sosial, mobile ads dan aplikasi, video online, e-mail, blog, dan
platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen di mana saja, dan
kapan saja melalui perangkat digital guna mencapai tujuan perusahaan.
2.1.3.3. Dimensi Pemasaran Digital
Untuk menciptakan pemasaran digital harus memperhatikan elemenelemen yang dapat mempengaruhi pemasaran tersebut. Apabila elemenelemen tersebut tidak terpenuhi, maka akan sulit bagi perusahaan untuk
menciptakan pemasaran digital yang optimal.
Adapun dimensi dari pemasaran digital menurut Ryan dan Jones
(2009:32–33) yaitu:
21
1. Website
Website adalah penghubung dengan dunia digital secara keseluruhan
dan mungkin bagian yang paling penting dalam keseluruhan strategi
pemasaran digital,dimana kegiatan online akan terarah langsung ke
calon konsumen.
2. Optimasi Mesin Pencari (Search Engine Optimation)
Salah satu bagian penting dari website adalah SEO (search engine
optimation),atau proses pengaturan konten dari website agar mudah
ditemukan oleh pengguna internet yang sedang mencari konten yang
relevan dengan yang ada di website, dan juga menyajikan konten agar
dapat dengan mudah ditemukan oleh mesin-mesin pencari.
3. Periklanan Berbasis Klik Pencarian Berbayar (PPC advertising)
Periklanan PPC (pay per click) memungkinkan pemasar membeli
halaman hasil pencarian internet berdasarkan kata kunci – kata kunci
dan kalimat yang dipilih.
4. Pemasaran Afiliasi Dan Kemitraan Strategis (Affiliate Marketing and
Strategic Partnership)
Kegiatan bermitra dengan organisasi/perusahaan lain dan websitewebsite untuk mencapai keuntungan bersama dari sebuah kerjasama
untuk mempromosikan produk atau layanan.
5. Hubungan Masyarakat Online (Online Public Relation)
Menggunakan saluran komunikasi online seperti press release,
sindikasi artikel, dan blog untuk menciptakan persepsi positif atas
22
merek dan/atau untuk menempakan organisasi/perusahaan sebagai
pihak yang berwenang di bidang tertentu.
6. Jejaring Sosial (Social Network)
Sebuah peluang pemasaran, namun saat ini belum ada seseorangpun
yang bisa menawarkan sistem periklanan dengan sangat fokus ke
kelompok masyarakat yang sangat kecil (niche) atas dasar informasi
profil yang didapatkan dari situs-situs jejaring sosial.
7. E-mail Pemasaran (E-mail Marketing)
Surat elektronik (e-mail) masih menjadi alat yang penting untuk
kegiatan pemasaran digital, yang dikirimkan dengan tujuan untuk
menjaga hubungan antara konsumen yang sudah ada maupun calon
konsumen yang bersedia menerima informasi lewat e-mail.
8. Manajemen
Hubungan
Pelanggan
(Customer
Relationship
Management)
Menjaga konsumen yang sudah ada dan membangun kerjasama yang
saling menguntungkan dengan mereka adalah salah satu elemen
penting dari kegiatan pemasaran digital.
Berikut ini beberapa dimensi marketing online menurut Hasan,A
(2013:764) sebgai berikut.
1. Information (Informasi), adalah informasi yang berkaitan dengan
produk atau jasa yang ditawarkan oleh si penjual.
2. Service of Quality on Web (Kualitas Layanan Web), yaitu kualitas
layanan yang berhubungan dengan isi konten web tersebut.
23
3. Cost (Biaya), yaitu berupa nilai yang dikeluarkan baik berupa waktu
maupun uang.
4. Promotion (Promosi), merupakan kegiatan pemasaran suatu produk
yang ditawarkan oleh si penjual.
Menurut Heikkinen dalam Harianto dan Iriani (2014:5), dimensi
pengukuran dari internet marketing adalah sebagai berikut:
1. Website
Melakukan dua fungsi, yaitu sebagai penyedia layanan informasi dan
fungsi penjualan. Sebuah website hotel perlu dirancang agar menarik
dan mudah ditemukan melalui mesin pencari, termasuk teks penjualan
harus diisi untuk mendorong penjualan produk hotel tersebut.
2. Sosial Media
Penggunaan jejaring sosial yang semakin meningkat dengan signifikan
ini menjadi peluang bagi pemasar dalam mendukung program-program
pemasaran.
Sesuai penjabaran diatas, dimensi pemsaran digital meliputi website,
optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC
advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis, hubungan
masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan manajemen
hubungan pelanggan.
24
2.1.4. Kualitas Produk
2.1.4.1. Pengertian Kualitas Produk
Produk merupakan inti dari sebuah kegiatan pemasaran karena produk
merupakan output atau hasil dari salah satu kegiatan atau aktivitas
perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar sasaran untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada dasarnya dalam membeli
suatu produk,seorang konsumen tidak hanya membeli produk, akan tetapi
konsumen
juga
membeli
manfaat
atau
keunggulan
yang
dapat
diperolehdari produk yang dibelinya. Oleh karena itu, suatu produk harus
memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain, salah satunya dari segi
kualitas produk yang ditawarkan. Kualitas produk merupakan salah satu
kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada
konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283), kualitas produk adalah
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini
termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut lainnya. Menurut
Tjiptono,F (2012), kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan
dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2012),
kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil
atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan
pelanggan.
25
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
adalah
kapabilitas,
perusahaan
yang
keunggulan,
sesuai
serta
dengan
keistimewaan
harapan
suatu
konsumen
output
dalam
memperagakan fungsi, daya tahan, desain, dan sebagainya.
2.1.4.2. Persfektif terhadap Kualitas Produk
Pada dasarnya kualitas mengandung banyak definisi karena setiap
individu pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Perspektif
kualitas produk merupakan persepsi seorang konsumen terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa dengan
maksud yang diharapkan atau diinginkan oleh konsumen.
Menurut Kotler (2015:78), pelanggan menilai baik buruknya kualitas
suatu
produk
berdasarkan
persepsinya,
suatu
produk
dikatakan
berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Menurut Darmadi,dkk. dalam Harjati,dkk (2014:27), persepsi konsumen
terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara
langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka
terhadap merek.
Menurut David Garvin dalam Tjiptono,F (2016:117), perspektif kualitas
produk dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok sebagai berikut:
1. Transcendental approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi
sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya
26
diterapkan dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain
perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaanpertanyaan
seperti
(supermarket),
tempat
elegan
berbelanja
(mobil),
yang
kecantikan
menyenangkan
wajah
(kosmetik)
kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan
demikian fungsi
perencanaan,
produksi,
dan
pelayanan suatu
perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar
manajemen kualitas.
2. Product-based approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik
atau atribut yang dapat di kuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan
dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa
unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat
objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera,
kebutuhan, dan preferensi individual.
3. User-based approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits tergantung
pada
orang
memuaskan
yang
memandangnya,
referensi
seseorang
dan
produk
(misalnya
yang
perceived
paling
quality)
merupakan produk yang berkualitas yang 39 paling tinggi. Perspektif
yang subyektif dan demand-oriented juga
menyatakan bahwa
pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang
berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan
27
kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan
berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap
kualitas suatu produk pasti akan berbedabeda pula pandangannya.
Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan
seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.
4. Manufacturing-based approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan
praktikpraktik
perekayasaan
dan
pemanufakturan,
serta
mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam
sektor jasa, dapat dikatakan kualitas bersifat operation-driven.
Pendekatan
ini
berfokus
pada
penyesuaian
spesifikasi
yang
dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong oleh tujuan
peningkatan
produktivitas
menentukan
kualitas
dan
adalah
penekanan
standarstandar
biaya.
yang
Jadi
yang
ditetapkan
perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas
didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif
ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi
belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling
bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.
28
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persfektif
dalam kualitas produk dapat disusun berdasarkan sistem meliputi
transcendental approach, product-based approach, user-bsed approach,
manufacturing-based approach, dan value-based approach guna mengkaji
keiinginan konsumen terhadap suatu produk.
2.1.4.3. Dimensi Kualitas Produk
Persepsi kualitas produk bisa digunakan oleh produsen sebagai kriteria
segmentasi untuk mengidentifikasi kelompok konsumen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsumen dengan persepsi yang berbeda kualitas
(rendah, sedang, tinggi) berbeda pula dalam tingkat kepuasan dan niat
pembelian.
Dengan demikian segmentasi pasar
digunakan untuk
mencapai tujuan pemasaran dan merespon tantangan dari para pesaing.
Menurut David Garvin dalam Tjiptono,F (2016:134) kualitas produk
memiliki delapan dimensi sebagai berikut:
1. Kinerja (Performance), merupakan karakteristik operasi pokok dari
produk inti (core product) yang dibeli.
2. Fitur atau ciri tambahan (Features), yaitu karaktersitik sekunder atau
pelengkap.
3. Reliabilitas (Reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confermance to Specifications), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standarstandar yang telah ditetapkan sebelumnya.
29
5. Daya tahan (Durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat digunakan.
6. Kemudahan reparasi (Serviceability), meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan produk untuk direparasi, serta penanganan
keluhan secara memuaskan.
7. Estetika atau desain produk (Product Design), yaitu daya tarik produk
terhadap panca indera.
8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Menurut Kotler dan Keller (2014:8–10), ada sembilan dimensi kualitas
produk seperti berikut ini:
1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk
2. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi pelengkap fungsi
dasar produk.
3. Kualitas
kinerja
(performance
quality),
adalah
tingkat
dimana
karakteristik utama produk beroperasi.
4. Kesan kualitas (perceived quality) sering dibilang merupakan hasil dari
penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena
terdapat
kemungkinan
bahwa
konsumen
tidak
mengerti
atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
5. Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan produk dalam
kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk
produk – produk tertentu.
30
6. Keandalan (reability), adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak
akan mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu.
7. Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran kemudahan
perbaikan produk ketika produk itu tak berfungsi atau gagal.
8. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada
pembeli.
9. Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan,
rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Menurut
Martinich
dalam
Yamit,Z
(2017:11),
mengemukakan
spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang relevan dengan pelanggan
yang dikelompokkan dalam enam dimensi yaitu :
1. Performance
Dimensi ini menyangkut karakteristik sejauh mana produk dapat
berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut. Hal yang paling
penting
bagi
pelanggan
adalah
apakah
kualitas
produk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah cara
pelayanan diberikan dengan cara yang benar.
2. Range ond type of features
Dimensi ini menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan suatu produk
selain punya fungsi utama juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain
yang bersifat komplemen. Kemampuan atau keistimewaan yang dimilik
produk dan pelayanan seperti manfaat dan kegunaan produk jika akan
digunakan.
31
3. Reliability and durability
Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa
lama
produk
dapat
digunakan
hingga
perbaikan
diperlukan.
Reliabilitymerupakan dimensi ini menyangkut kemungkinan tingkat
kegagalan pemakaian. Durability merupakan dimensi ini berkaitan
dengan seberapa lama produk dapat terus digunakan selama jangka
waktu tertentu.
4. Maintainability and serviceability
Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan
maupun ketersedian komponen pengganti. Dimensiini menjelaskan
sejauh mana kemudahan produk untuk dapat dilakukan dengan
perawatan sendiri oleh penggunanya.
5. Sensory characteristics
Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor
lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. Dimensi ini
menjelaskan
bagaimana
tampilan
produk
agar
dapat
menarik
perhatian konsumen.
6. Etchical profile and image
Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk
dan pelayanan. Pada dimensi ini menjelaskan bagaimana persepsi
konsumen tersebut berkaitan dengan nama besar atau reputasi
perusahaan, atau merek.
32
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk
memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan.
2.1.5. Keputusan Pembelian
2.1.5.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh
perilaku konsumen. Proses tersebut merupakan proses pemecahan
masalah dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kenginan konsumen.
Masalah yang akan muncul kemudian akan dievaluasi untuk proses
pemecahan masalah dan mengambil suatu keputusan guna memperoleh
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah(2013:121) menjelaskan,
pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan
pengetahuan
untuk
mengevaluasi
dua
perilaku
alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses
pengintegrasian ini adalah suatu pilihan disajikan secara kognitif sebagai
keinginan berperilaku. Adapun menurut Alma,B (2016:96) mengemukakan
bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk,
harga, lokasi, promosi, physical evidence, people, process. Sehingga
membentuk sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan
mengambil kesimpulan berupa respons yang muncul produk apa yang
akan dibeli. Sedangkan Kotler dan Keller (2016:194) menyatakan bahwa
33
keputusan
pembelian
konsumen
merupakan
bagian
dari
perilaku
konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa,
ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.
Dari pendapat di atas dapat disimpukan bahwa keputusan konsumen
merupakan suatu proses yang akan dilalui konsumen untuk mengetahui
suatu
produk
dengan
mengenali,
mengidentifikasi
masalah,
dan
mengevaluasi masalah serta mencari solusi terhadap permasalahan
tersebut. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan baik secara
individu, kelompok maupun organisasi yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan suatu poduk yang telah diingingkan.
2.1.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Agar konsumen mengambil kebijakan keputusan pembelian terhadap
perusahaan, maka perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian tersebut.
Menurut Kotler dan Armstrong (2014:27), keputusan pembelian
konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut :
1. Faktor Budaya (Cultural Factor)
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.
Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga- lembaga
penting lainnya. Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-
34
budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus
bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan
wilayah geografis.
2. Faktor Sosial (Social Factor)
Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut :
a) Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat
diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh
secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan
kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat
memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.
b) Keluarga
Keluarga dibedakan menjadi dua bagian dalam sebuah organisasi
pembelian konsumen. Pertama keluarga yang dikenal dengan
istilah keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan
saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi
agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang
dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga
prokreasi.
35
c) Peran dan status
Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan
status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran
seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi
pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung
dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang
direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih
tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam
perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan
akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga
lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.
3. Faktor Pribadi (Personal Factor)
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a) Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang
hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi
oleh siklus hidup keluarga.
b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan
dan
lingkungan
ekonomi
seseorang
dapat
mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan
36
akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat
udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah.
Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan
oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan
yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja
atau menabung.
c) Gaya hidup
Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang
yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk
melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya
hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam
kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek
mereka kepada gaya hidup seseorang.
d) Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang
berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsisten
dan
bertahan
lama
terhadap
rangsangan
lingkungannya.
Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam
menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena
beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok
dengan kepribadiannya.
37
4. Faktor Psikologis (Psychological Factor)
Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai
berikut :
a) Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu.
Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan
biologis
seperti
lapar,
haus,
dan
rasa
ketidaknyamanan.
Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat
psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis
seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa
keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah
merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang
terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain
yang samar.
b) Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi
masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran. Persepsi
tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan
keadaan individu yang bersangkutan.
38
c) Pembelajaran
Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan
melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat
bertindak,
tanggapan
mengajarkan
kepada
dan
para
penguatan.
pemasar
Teori
bahwa
pembelajaran
mereka
dapat
membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan
pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang
memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena
pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap
suatu merek.
d) Keyakinan dan sikap
Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen. Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran
seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang
produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian
mereka. Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya.
Sikap
kecenderungan
adalah
tindakan
evaluasi,
yang
perasaan
menguntungkan
emosi,
dan
atau
tidak
menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap
suatu objek atau gagasan tertentu.
Menurut Kotler dan Keller (2016:195), yang menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian ialah:
39
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku
pembentuk paling dasar.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti, kelompok referensi,
keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku
pembelian.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli jua dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, penting
bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara seksama agar produk
yang ditawarkan pemasar dapat diterima oleh mereka.
Menurut Rahmawan,dkk (2020:231), faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian ialah:
1. Keamanan
2. Kemudahan
3. Kualitas Layanan
4. Lifestyle
Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian merupakan elemen penting
yang harus diperhatikan dalam keberhasilan perusahaan. Adapun elemen
40
tersebut antara lain budaya, sosial, pribadi, psikologis, keamanan,
kemudahan, kualitas layanan dan lifestyle.
2.1.5.3. Dimensi Keputusan Pembelian
Pada umumnya bahwa tujuan kegiatan pemasaran adalah untuk
mempengaruhi konsumen agar bersedia membeli barang dan jasa
perusahaan pada saat konsumen membutuhkan, sehingga perusahaan
harus memahami dimensi yang akan mempengaruhi perilaku konsumen
ketika akan melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2016:195), ada enam dimensi keputusan
pembelian, meliputi :
1. Pemilihan Produk (Product Choice)
Konsumen menentukan produk mana yang akan dibeli, konsumen
akan membeli produk yang memiliki nilai. Perusahaan harus
mengetahui produk seperti apa yang diinginkan oleh konsumen.
2. Pemilihan Merk (Brand Choice)
Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap
merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah
merek.
3. Pemilihan Saluran Pembelian (Dealer Choice)
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang
akan
dikunjungi.
Setiap
konsumen
berbeda-beda
dalam
hal
menentukan penyalur, dapat disebabkan karena faktor lokasi yang
41
dekat,
harga
yang
murah,
persediaan
barang
yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, dan keleluasaan tempat.
4. Penentuan Waktu Pembelian (Purchase Timing)
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat
berbeda- beda. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan
waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur
waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
5. Jumlah Pembelian (Purchase Amount)
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang
dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Dalam hal ini
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan
keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Metode Pembayaran (Payment Method)
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran
yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen
menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian tidak
hanya dipengaruhi oleh aspek budaya, lingkungan, dan keluarga,
keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan
dalam transaksi pembelian sehingga memudahkan konsumen untuk
melakukan transaksi dimana saja.
42
Menurut Thompson (2016:57), ada 4 dimensi dalam keputusan
pembelian yaitu:
1. Sesuai Kebutuhan
Pelanggan melakukan pembelian karena produk yang ditawarkan
sesuai yang dibutuhkan dan mudah dalam mencari barang yang
dibutuhkan.
2. Mempunyai Manfaat
Produk yang dibeli sangat berarti dan bermanfaat bagi konsumen.
3. Ketepatan dalam Membeli Produk
Harga produk sesuia kualitas produk dan sesuai dengan keinginan
konsumen.
4. Pembelian Berulang
Keadaan
dimana
konsumen
merasa
puas
dengan
transaksi
sebelumnya sehingga berniat selalu melakukan transaksi dimasa yag
akan datang.
Menurut Tjiptono,F (2012:184), menjelaskannya bahwa keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk meliputi enam sub
keputusan sebagai berikut:
1. Pemilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang
43
yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka
pertimbangkan.
Misalnya: kebutuhan suatu produk, keberagaman varian produk dan
kualitas produk.
2. Pemilihan merek
Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
sebuah merek.
Misalnya: kepercayaan dan popularitas merek.
3. Pemilihan penyalur
Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbedabeda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi
yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan
lain-lain.
Misalnya: kemudahan mendapatkan produk dan ketersediaan produk.
4. Waktu
pembelianKeputusan
konsumen
dalam
pemilihan
waktu
pembelian bisa berbeda-beda.
Misalnya : ada yang membeli sebulan sekali, tiga bulan sekali.
5. Jumlah pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang
seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.
Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini
44
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan
keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
Misalnya: kebutuhan akan produk.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
peran
dalam
keputusan
pembelian
sangatlah
penting
dalam
mempengaruhi konsumen dalam membeli produ. Adapun dimensi yang
mempengaruhi seseorang dalam membeli antara lain: pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian,
penentuan waktu
pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran.
2.1.6. Pengaruh antar Variabel
2.1.6.1. Pengaruh Pemasaran Digital terhadap Keputusan Pembelian
Pemasaran digital merupakan suatu aktivitas pemasaran yang
memanfaatkan penggunaan media teknologi digital dimana didalamnya
berhubungan dengan komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan
pemasaran. Pemasaran digital merupakan faktor penentu keberhasilan
pemasaran karena memiliki fungsi mengkomunikasikan produk memiliki
nilai yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Berdasarkan
hasil
penelitian
Irawan,I
(2020:257),
bahwa
memaksimalkan pemasaran digital dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen untuk membeli sebuah produk secara online. Dan
sejalan dengan hasil penelitian Lestari,dkk (2020), perubahan strategi
promosi yang dulunya konvensional menjadi promosi digital marketing
yang dilakukan oleh perusahaan merupakan hal yang positif terhadap
45
keputusan pembelian, dalam hal ini selain memberikan manfaat bagi
konsumen juga memberikan manfaat bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran
digital
yang
optimal,
secara
signifikan
mempengaruhi
keputusan
pembelian.
2.1.6.2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain,
salah satunya dari segi kualitas produk yang ditawarkan. Kualitas produk
merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang
ditawarkan kepada konsumen.
Menurut hasil penelitian Putra,dkk (2017:129), kualitas produk memiliki
pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Begitupun
dengan hasil penelitian Oktavenia,dkk (2018:1396), peningkatan kualitas
produk akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk yang unngul memiliki pengaruh baik terhadap keputusan
pembelian.
2.1.6.3. Pengaruh Pemasaran Digital dan Kualitas Produk terhadap
Keputusan Pembelian
Dewasa ini berbagai kalangan aktif memanfaatkan internet sebagai
media pemasaran dan bisnis
untuk semakin memudahkan manusia
dalam memenuhi kebutuhan dan sekaligus meningatkan kualitas produk
yang ditawarkan oleh perusahaan.
46
Menurut penelitian Romadlon,dkk (2020:706), pemasaran digital dan
kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
Dan sejalan dengan penelitian Saputra,dkk (2020), bahwa
pemasaran digital dan kualitas produk yang diterapkan secara optimal
berpengaruh penting terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan penuturan diatas dapat disimpulak bahwa pemasaran
digital dan kualitas produk berpengaruh baik terhadap keputusan
pembelian.
2.1.7. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan teori dari beberapa ahli untuk
memecahkan masalah. Kerangka teori pada penelitian ini terlihat pada
gambar berikut:
47
Grand
Manajemen
Theory
Nugroho,D (2017), Suprihanto,J (2014), Handoko,T (2013)
Middle
Range
Theory
Manajemen Pemasaran
Applied
Theory
Kotler dan Keller (2016), Priansa,D (2017), Sunyoto,D (2014)
Pemasaran
Digital (X1)
Kualitas
Produk (X2)
Keputusan
Pembelian (Y)
Sanjaya,dkk
(2013)
Chaffey dan
Smith (2013)
Chaffey dan
Chadwick (2016)
Kotler dan Keller
(2016)
Kotler dan
Armstrong
(2018)
Stokes (2013)
Ryan dan Jones
(2009)
Hasan,A (2013)
Harianto dan
Iriani (2014)
Kotler dan
Armstrong
(2012)
Tjiptono,F (2012)
Kotler dan Keller
(2012)
Kotler (2015)
Harjati,dkk
(2014)
Tjiptono,F (2016)
Kotler dan Keller
(2014)
Yamit,Z (2017)
Sangadji dan
Sopiah(2013)
Alma,B (2016)
Kotler dan Keller
(2016)
Kotler dan
Armstrong
(2014)
Rahmawan,dkk
(2020)
Thompson
(2016)
Tjiptono,F (2012)
Sumber: Pengolahan Data 2021
Gambar 2.1
Kerangka Teori
2.2.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ilmiah dilakukan berpedoman pada berbagai informasi yang
dihasilkan oleh penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah
untuk menambah dan menyempurnakan teori yang telah ada mengenai
48
masalah yang menjadi sasaran kajian. Berikut ini beberapa penelitian
terdahulu yang digunakan pada penelitian:
No.
1.
Nama
Peneliti
Putri
Insyira
Dira
2.
Sunarto
3.
Nindia,
dkk.
4.
Rifqi,
dkk.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul, Instansi,
Variabel
Tahun Penelitian
Penelitian
Pengaruh
Pemasaran Digital
dan Atribut Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Pada
Distro Papersmooth
Bandung. 2017.
Variabel
Dependen:
Keputusan
Pembelian
Variabel
Independen:
Pemasaran
Digital dan
Atribut
Produk.
Pengaruh Kualitas
Variabel
Produk terhadap
Dependen:
Keputusan
Keputusan
Pembelian
Pada Pembelian
Toko Kerajinan Kulit
Kartika
Magetan. Variabel
2015.
Independen:
Kualitas
Produk
Pengaruh Kualitas
Variabel
Produk terhadap
Dependen:
Keputusan
Keputusan
Pembelian
pada Pembelian
Ozon Parfum
Fragrance. 2018.
Variabel
Independen:
Kualitas
Produk
Pengaruh Kualitas Variabel
Produk dan Harga Dependen :
terhadap Keputusan Keputusan
Pembelian
Pembelian
Konsumen Laptop
Asus. 2018.
Variabel
Independen:
Kualitas
Produk dan
Harga
Sumber: pengolahan data 2021
Hasil Penelitian
Pemasaran
digital
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian.
Kualitas produk
Berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian.
Kualitas
produk
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian
pada
Ozon Parfume
Fragrance.
Kualitas produk
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian.
Harga berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian.
49
2.3.
Kerangka Pemikiran
Kerangka
pemikiran
adalah
salah
satu
kegiatan
sejak
dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penyelenggaraan yang
berupa satu kerangka pemikiran yang utuh menuju kepada satu tujuan
tunggal yakni memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan
dalam
perumusan
masalah.
Kerangka
pemikiran
dinyatakan dalam bentuk skema sederhana sebagai berikut:
dapat
50
Pemasaran Digital (X1)
1. Website
2. Optimasi Mesin
Pencari
3. Periklanan Berbasis
Klik Pencarian
Berbayar
4. Pemasaran Afiliasi
Dan Kemitraan
Strategis
5. Hubungan
Masyarakat Online
6. Jejaring Sosial
7. E-Mail Pemasaran
8. Manajemen
Hubungan
Pelanggan
Keputusan Pembelian
(Y)
1. Pemilihan Produk
2. Pemilihan Merek
3. Pemilihan Saluran
Pembelian
4. Penentuan Waktu
Pembelian
5. Jumlah Pembelian
6. Metode
Pembayaran
Irawan, I (2020:257)
Kasanti, dkk (2019:50)
Kualitas Produk (X2)
1. Kinerja
2. Fitur
3. Reliabilitas
4. Kesesuaian Dengan
Spesifikasi
5. Daya Tahan
6. Kemudahan
Reparasi
7. Estetika
8. Persepsi Terhadap
Kualitas
Teori yang melandasi
Ryan dan Jones (2009)
Tjiptono,F (2016)
Keputusan Pembelian
(Y)
Kotler dan Keller (2016)
Hasan,A (2013)
Kotler dan Keller (2014)
Thompson (2016)
Harianto dan Iriani (2014)
Yamit,Z (2017)
Tjiptono,F (2012)
Pemasaran Digital (X1)
Kualitas Produk (X2)
Sumber: pengolahan data 2021
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
51
Variabel X1 (pemasaran digital), merupakan suatu aktivitas pemasaran
yang memanfaatkan penggunaan media teknologi digital berbasis internet
melalui mesin pencari, blog, website, e-mail, adwords, ataupun jejaring
sosial dimana didalmnya berhubungan dengan komunikasi dan informasi
untuk mencapai tujuan pemasaran. Dimensi pemasaran digital yaitu
website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian
berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis,
hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan
manajemen hubungan pelanggan.
Variabel X2 (kualitas produk), merupakan kapabilitas, keunggulan,
serta keistimewaan suatu output perusahaan yang sesuai dengan
harapan konsumen dalam memperagakan fungsi, daya tahan, desain, dan
sebagainya. Dimensi kualitas produk meliputi kinerja, fitur atau ciri
tambahan , reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan ,
kemudahan reparasi, estetika atau desain produk, dan persepsi terhadap
kualitas.
Variabel Y (keputusan pembelian) merupakan suatu proses yang akan
dilalui konsumen untuk mengetahui suatu produk dengan mengenali,
mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi masalah serta mencari
solusi terhadap permasalahan tersebut. Dimensi keputusan pembelian
antara lain pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran
pembelian, penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode
pembayaran.
52
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa X1
(Pemasaran Digital) dan X2 (Kualitas Produk) berpengaruh terhadap Y
(Keputusan Pembelian), hal ini dapat dijelaskan berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Irawan, I (2020:257) dan Kasanti, dkk (2019:50).
2.4.
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui metode analisa yang digunakan. Suatu hipotesis
akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan.
Dalam kaitannya dengan pemasaran digital dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian,maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = 0, artinya pemasaran digital dan kualitas produk tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik secara simultan
maupun parsial.
2. Ha ≠ 0, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian baik secara simultan maupun parsial.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian
ini adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Dalam metode ini, penelitian dilakukan langsung dengan cara
membaca, mencari informasi melalui alat elektronik (browsing) dan
mempelajari buku-buku karangan ilmiah, catatan kuliah dan referensi
lainnya yang berhubungan dengan pemasaran digital, kualitas produk,
dan keputusan pembelian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
wawancara dengan produsen sepatu merek lokal.
3.2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah konsumen sepatu merek
lokal, yaitu mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.3. Waktu dan Tempat Penilitian
3.3.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan selama kurang lebih 6 bulan, dengan
rencana waktu penelitian pada tabel 3.1. berikut:
53
54
Tabel 3.1
Rencana Waktu Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Uraian
Jun
Jul
Bulan
Ags
Sep
Okt
Nov
Studi Pendahuluan,
Studi Liberatur, Pra
Penelitian
Penyusunan
Proposal Penelitian
Bimbingan Proposal
Penelitian
Seminar Proposal
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengelolaan dan
Analisis Data
Penulisan Laporan
Hasil
Bimbingan Laporan
Hasil
Seminar Hasil
Penelitian
Revisi Seminar
Hasil Penelitian
Sidang
Komprehensif
Sumber: pengolahan data (2021)
3.3.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma kampus 1
dan 3, Jl. Mrican Baru, Mrican, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.4.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas mengenai pemasaran digital,
kualitas produk, dan keputusan pembelian pada produsen sepatu merek
lokal Indonesia. Dimana yang menjadi dimensi pemasaran digital adalah
website, optimasi mesin pencari, periklanan berbasis klik pencarian
55
berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis,
hubungan masyarakat online, jejaring sosial, e-mail pemasaran, dan
manajemen hubungan pelanggan. Dimensi kualitas produk adalah kinerja,
fitur atau ciri tambahan, reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya
tahan , kemudahan reparasi, estetika atau desain produk, dan persepsi
terhadap kualitas. Sedangkan pada keputusan pembelian dimensinya
adalah pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian,
penentuan waktu pembelian, jumlah pembelian, dan metode pembayaran.
3.5. Definisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional variabel untuk masing-masing variabel
dalam penelitian ini diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2.
Definisi Operasional Variabel
No.
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
1
Pemasaran
Digital(X1), adalah
aktivitas
pemasaran yang
memanfaatkan
media teknologi
untuk mencapai
tujuan
pemasaran.
1. Website
adalah
kumpulan halaman
dalam internet yang
memuat
informasi
agar dapat dibaca
dan
dilihat
oleh
konsumen internet
melalui
sebuah
mesin pencari.
1. Alamat website
mudah
ditemukan.
2. Website dapat
diakses dengan
cepat.
3. Proses
pembandingan
harga
lebih
mudah.
1. Website mudah
untuk digunakan
(user friendly).
2. Tersedia menu
Filter
untuk
membantu
pencarian.
3. Hasil pencarian
sesuai dengan
keinginan
dan
harapan
konsumen.
1. Memasang iklan
di internet.
Likert
2. Optimasi
Mesin
Pencari
adalah
pengaturan konten
dari website agar
mudah menemukan
konten yang relevan.
3. Periklanan PPC (pay
per click) merupakan
56
platform
agar
pemasar
membeli
halaman
hasil
pencarian
internet
berdasarkan
kata
kunci yang dipilih.
4. Pemasaran Afiliasi
Dan
Kemitraan
Strategis
adalah
kegiatan
bermitra
dengan organisasi
dalam
sebuah
kerjasama
untuk
mempromosikan
produk
atau
layanan.
5. Hubungan
Masyarakat Online
adalah
menggunakan
saluran komunikasi
online
untuk
menciptakan
persepsi positif atas
merek.
6. Jejaring
Sosial
adalah
aplikasi
untuk memasarkan
produk
dengan
mengunggah
fotofoto
produk
dilengkapi klasifikasi
barang serta harga.
7. Surat elektronik (email)
adalah
memberi informasi
dengan tujuan untuk
menjaga hubungan
antara
konsumen
lewat e-mail.
8. Manajemen
Hubungan
2. Melihat iklan di
internet.
3. Iklan
menarik
minat beli.
1. Media
sosial
(Instagram,
Facebook,
Youtube,
dan
lain-lain)
2. Aplikasi jual beli
online (Shopee,
Tokopedia,
Lazada,
dan
lain-lain)
3. Bekerjasama
dengan
online
shop
lainnya
dalam
membangun
komunitas (SFS)
1. Mudah
menghubungi
customer
service/
marketing.
2. Fitur
mention/
arroba
pada
kolom komentar.
3. Direct mesenger
1. Aktif
mengiklankan
produknya
di
media sosial.
2. Konten produk
menarik
dan
inovatif.
3. Memanfaatkan
fitur share yang
memudahkan
melihat katalog
produk.
1. Sarana
pemasaran
(pemberitahuan
diskon, produk
baru, dll)
2. Menambah
pengetahuan
konsumen.
3. Manfaat
informasi.
1. Menanyakan
keselamatan
57
2
Kualitas produk
(X2), merupakan
kapabilitas,
keunggulan, serta
keistimewaan
suatu
output
perusahaan yang
sesuai
dengan
harapan
konsumen dalam
memperagakan
fungsi,
daya
tahan,
desain,
dan sebagainya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pelanggan
adalah
membangun
kerjasama
yang
saling
menguntungkan
dengan konsumen.
Kinerja merupakan
karakteristik operasi
pokok dari produk
inti (core product)
yang dibeli.
Fitur
atau
ciri
tambahan,
yaitu
karaktersitik
sekunder
atau
pelengkap.
Reliabilitas
yaitu
kemungkinan kecil
akan
mengalami
kerusakan
atau
gagal dipakai.
Kesesuaian dengan
spesifikasi
yaitu
sejauh
mana
karakteristik desain
dan
operasi
memenuhi standarstandar yang telah
ditetapkan
sebelumnya.
Daya tahan, yaitu
berapa lama produk
tersebut
dapat
digunakan
Kemudahan reparasi
adalah kemudahan
produk
untuk
diperbaiki,
serta
penanganan
keluhan
secara
memuaskan.
7. Estetika atau desain
produk yaitu daya
tarik
produk
terhadap
panca
indera.
8. Persepsi terhadap
produk yaitu citra
dan reputasi produk
serta
tanggung
jawab perusahaan
terhadapnya.
produk.
2. Testimoni.
3. Kepuasan
pelanggan.
1. Kenyaman.
2. Keamanan.
3. Keunggulan.
1. Pilihan
model
beragam.
2. Variasi warna.
3. Variasi ukuran.
1. Minim
kecacatan.
2. Kemudahan.
3. Kelengkapan.
1. Harga sesuai.
2. Spesifikasi
sesuai.
3. Keunggulan
sesuai.
1. Awet.
2. Kuat.
3. Ketahanan.
1. Mudah
dibersihkan
tanpa harus ke
tempat
perawatan
khusus.
2. Mudah
disimpan.
3. Penanganan
keluhan.
1. Menarik.
2. Modis.
3. Mengikuti trend.
1. Menambah
kepercayaan
diri.
2. Konsumen
merasa puas.
3. Keinginan
Likert
58
3
Keputusan
pembelian
(Y)
adalah
suatu
proses yang akan
dilalui konsumen
untuk mengetahui
suatu
produk
dengan
mengenali,
mengidentifikasi
masalah,
dan
mengevaluasi
masalah
serta
mencari
solusi
terhadap
permasalahan
tersebut.
1. Pemilihan
Produk
adalah
Konsumen
menentukan produk
mana yang akan
dibeli,
konsumen
akan
membeli
produk
yang
memiliki nilai.
2. Pemilihan
Merk
adalah
konsumen
menentukan merek
mana yang akan
dibeli, setiap merek
memiliki perbedaanperbedaan
tersendiri.
3. Pemilihan Saluran
Pembelian
adalah
konsumen
mengambil
keputusan tentang
penyalur mana yang
akan dikunjungi.
4. Penentuan
Waktu
Pembelian
adalah
keputusan
konsumen
dalam
pemilihan
waktu
pembelian
dapat
berbeda- beda.
5. Jumlah Pembelian
adalah
konsumen
dapat
mengambil
keputusan tentang
seberapa
banyak
produk yang akan
dibelinya pada suatu
saat.
konsumen
merekomendasi
kan
kepada
orang lain.
1. Sesuaia
kebutuhan.
2. Sesuai
keinginan.
3. Sesuai kualitas.
1. Informasi harga.
2. Informasi
spesifikasi
produk.
3. Informasi produk
sejenis.
1. Media sosial.
2. Aplikasi jual beli
online.
3. Toko.
1. Promo.
2. Kondisi
keuangan yang
lebih.
3. Kebutuhan.
1. Memutuskan
membeli
satu
sampai
dua
pasang sepatu
lokal
dalam
sekali
pembelian.
2. Mengajak teman
untuk
melakukan
pembelian
bersama.
3. Keinginan
berlangganan.
Likert
59
6. Metode Pembayaran
adalah
pemilihan
transaksi pembelian
sehingga
memudahkan
konsumen
untuk
melakukan transaksi
dimana saja.
1. Transfer
ATM/Bank.
2. Transfer
e-money (OVO,
gopay, dana, dll)
3. Cash
on
delivery.
Sumber: pengolahan data (2021)
3.6. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa
Universitas Sanata Dharma kampus 1 dan kampus 3 yang pernah
membeli sepatu lokal pada aplikasi jual beli online dan sosial media
berjumlah 100 orang.
3.7. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kulitatif.
Merupakan data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar seperti
gambaran umum, struktur organisasi dan tanggung jawab setiap
produsen sepatu merek lokal.
2. Data Kuantitatif
Merupakan penelitian yang berupa angka-angka atau data kualitatif
yang diangkakan (Scoring). Dalam penelitian ini data kuantitatif
didapatkan dari data jumlah konsumen dan data-data yang diperoleh
dari kuesioner.
60
3.8. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data Primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama berupa hasil
wawancara atau pengisian kuesioner dan observasi. Dalam penelitian
ini data primer bersumber dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
yang dianggap relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini datadata sekunder diperoleh dari buku-buku pustaka dan internet yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
3.9. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan seluruh data. Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala
likert gradiasi dari terendah sampai yang tertinggi yang jika dinyatakan
dalam bentuk kata-kata dapat berupa :
61
Tabel 3.3.
Skala Likert
Kategori Pertanyaan / Penyataan
Sangat Kuat/ Sangat Baik/ Sangat Tinggi
Setuju/Baik/Puas
Kurang Setuju/ Cukup Baik/ Cukup Puas
Tidak Setuju/Tidak Baik/ Tidak Puas
Sangat Tidak Setuju/ Sangat Tidak Baik/ Sangat Tidak Puas
Skala Likert
5
4
3
2
1
Sumber : Sugiyono (2013:93)
2. Metode Wawancara
Metode wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait
dengan objek yang diteliti.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu dengan memperoleh data dari buku-buku
dan literatur yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
3.10. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan penulis adalah berupa buku
catatan, alat tulis, kuesioner dan laptop/komputer. Hasil data yang
diperoleh dari lapangan akan dianalisa secara deskriptif yaitu dengan cara
pemberian nilai (score) pada setiap pertanyaan.
3.11. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian terbagi atas dua bagian yaitu uji validitas dan
uji reabilitas yang diberikan kepada instansi pembanding dengan jumlah
responden pembanding pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
sebanyak 100 orang yaitu sebagai berikut:
62
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih
tidaknya angket dari variabel pemasaran digital, kualitas produk, dan
keputusan pembelian.
Uji validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara butir
skor pernyataan dengan total skor variabel dengan cara membandingkan
nilai r hitung dengan r tabel. Dalam pengujian validitas instrumen
digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh
Pearson sebagai berikut :
rhitung =
∑
∑
√ ∑
∑
∑
∑
Keterangan :
n = Jumlah Responden
X = Skor Variabel
Y = Skor total dari variabel
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen
atau item-item pernyataan dinyatakan valid.
2) Jika r hitung < r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen
atau item-item pernyataan dinyatakan tidak valid.
63
Berdasarkan kuisioner yang telah peneliti sebar kepada 100 responden
dengan taraf signifikansi 5% sehingga didapat r tabel sebesar 0,195.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas
Variabel
Pemasaran Digital (X1)
Kualitas Produk (X2)
Keputusan Pembelian (Y)
Butir Instrumen
r-hitung
r-tabel
Keterangan
0,692
0,195
Valid
0,599
0,195
Valid
1.
Website
2.
Optimasi
Pencari
3.
Periklanan PPC
0,746
0,195
Valid
4.
Pemasaran Afiliasi
dan
Kemitraan
Strategis
0,633
0,195
Valid
5.
Hubungan
Masyarakat Online
0,614
0,195
Valid
6.
Jejaring Sosial
0,754
0,195
Valid
7.
Surat Elektronik (Email)
0,682
0,195
Valid
8.
Manajemen
Hubungan
Pelanggan
0,601
0,195
Valid
1.
Kinerja
0,729
0,195
Valid
2.
Fitur atau Ciri
Tambahan
0,665
0,195
Valid
3.
Reliabilitas
0,713
0,195
Valid
4.
Kesesuaian
dengan
Spesifikasi
0,710
0,195
Valid
5.
Daya Tahan
0,830
0,195
Valid
6.
Kemudahan
Reparasi
0,635
0,195
Valid
7.
Estetika
atau
Desain Produk
0,779
0,195
Valid
8.
Persepsi
Terhadap
Kualitas
0,801
0,195
Valid
1.
Pemilihan
Produk
0,470
0,195
Valid
2.
Pemilihan
Merek
0,742
0,195
Valid
3.
Pemilihan
Saluran
Pembelian
0,670
0,195
Valid
Penentuan
Waktu
0,794
0,195
Valid
4.
Mesin
64
Pembelian
5.
Jumlah
Pembelian
0,550
0,195
Valid
6.
Metode
Pembayaran
0,798
0,195
Valid
Sumber: hasil pengolahan kuisioner menggunakan SPSS
Dari hasil tabel uji validitas di atas diketahui bahwa nilai rhitung dari
semua variabel indikator lebih besar dari rtabel (0,195) dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semua item dalam indikator variabel pemasaran
digital, kualitas produk dan keputusan pembelian adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahuisampai sejauh mana hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau
lebih. Reliabilitas mengarah pada satu artian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya ntuk dipakai sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik.
Uji reliabilitas digunakan pengukurannya hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korlasi
antar
jawaban
pertanyaan
Teknik
yang
digunakan
menghitung
penggunaan bantuan SPSS versi 21. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Chronbach is Alpha (α). Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Chronbach
is Alpha (α) >0,70.
65
Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai Alpha
Keterangan
Pemasaran Digital (X1)
0,815
Reliabel
Kualitas Produk (X2)
0,874
Reliabel
Keputusan Pembelian (Y)
0,771
Reliabel
Sumber: hasil pengolahan kuisioner menggunakan SPSS
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS, dapat diketahui
bahwa masing-masing variabel antara variabel pemasaran digital, kualitas
produk dan keputusan pembelian ternyata diperoleh nilai Cronbach Alpha
> 0,70. Dengan demikian, maka hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan
variabel adalah reliabel.
3.12. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang ada dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
3.12.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menentukan rumus yang akan
digunakan dalam uji hipotesis dan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu satu garis lurus
diagonal, ploting, data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.
Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas 0,05 maka data berdistribusi
66
normal. Dalam hal ini pengolahan data menggunakan bantuan program
SPSS versi 21.
3.12.2. Analisis Deskriptif Kualitatif
Metode deskriptif kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan
untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua
variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih
spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada
dengan tujuan penelitian, data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses
lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data
tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan.
3.12.3. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Dalam analisis kuantitatif, penulis melakukan analisis menggunakan
program SPSS dalam uraian berikut:
1. Analisis Regresi Linier
1) Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi
berganda
digunakan
peneliti
dengan
maksud
untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemasaran digital dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Adapun persamaan
regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ŷ = b0 +b1 X1 + b2X2 + e................................(Sugiyono, 2010:147)
Keterangan:
Ŷ = Variabel Terikat (Keputusan Pembelian)
b0 = Konstan/Nilai Y,X = 0
67
X1 = Variabel Bebas 1 (Pemasaran Digital)
X2 = Variabel Bebas 2 (Kualitas Produk)
b1,b2 = Koefisien Arah Regresi
e = Error
2) Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana digunakan peneliti dengan maksud untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemasaran digital dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial.
Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ŷ = a +bX + e.....................................................(Suliyanto, 2011:39)
Keterangan:
Ŷ = Variabel Terikat (Kinerja Guru)
a = Konstanta
X = Variabel Bebas (Budaya Sekolah/Kompetensi Guru)
b = Koefisien Arah Regresi
e = Error
2. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Analisis korelasi digunakan dengan cara membandingkan dua variabel
atau lebih untuk mengetahui kekuatan hubungannya. Variabel yang
dimaksud adalah variabel bebas (independent variable) yang biasanya
disimbolkan dengan X dan variabel terikat (dependent variable) yang
biasanya disimbolkan dengan Y. Dalam penelitian ini perhitungan dibantu
dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil perhitungan korelasi terhadap
68
hubungan yang kuat dan positif dapat diketahui melalui tabel kriteria
tingkat hubungan antar variabel berikut ini:
Tabel 3.6.
Kriteria Tingkat Hubungan antar Variabel
Interval Koefisien
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah/ Negligible correlation
Rendah/ Low correlation
Sedang/ Moderately correlation
Tinggi/ Moderatrely high correlation
Sangat Tinggi/ High correlation
Sumber : Sugiyono (2013:184)
Selanjutnya di cari Coefficient of Determination (Analisis Koefisien
Determinasi) adalah koefisien penentu besarnya kontribusi dari variabel X
terhadap naik turunnya nilai variabel Y. Koefisien ini menunjukkan
proporsi variabititas total pada variabel terikat yang dijelaskan oleh model
regresi. Nilai R berada pada interval 0 ≤ R ≤ 1.
3. Pengujian Hipotesis
1) Uji Simultan (Uji F)
Untuk menguji signifikansi hubungan variabel bebas dengan variabel
terikat secara simultan, maka digunakan Uji F. Dengan menggunakan
batasan tingkat signifikansi α = 0,05, kriteria pengambilan keputusan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
(1) Jika Fhitung > Ftabel atau dengan signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak,
artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal.
(2) Jika Fhitung > Ftabel atau dengan signifikansi > 0,05, maka H0
diterima, artinya budaya sekolah dan kompetensi guru tidak artinya
69
pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek lokal.
2) Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji signifikansi hubungan variabel bebas dengan variabel
terikat
secara
parsial,
maka
digunakan
Uji
t.
Harga
thitung
dibandingkan dengan harga ttabel untuk kesalahan 5% uji dua pihak
dan df = n-k-1, maka diperoleh nilai dari ttabel. Dalam hal ini
pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS versi 21.
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dinyatakan dengan kriteria
sebagai berikut:
(1) Jika thitung > ttabel atau dengan signifikansi ≤ 0,05, maka H0
ditolak, artinya pemasaran digital dan kualitas produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek
lokal secara parsial.
(2) Jika thitung < ttabel atau dengan signifikansi > 0,05, maka H0
diterima,
artinya
pemasaran
digital
dan
kualitas
produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
sepatu merek lokal secara parsial.
Dalam
memudahkan
dan
proses
pengolahan
data,
penulis
menggunakan komputerisasi dengan menggunakan program Software
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 21 for windows
release.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta.
Amirullah. (2015). Pengantar Manajemen. Mitra Wacana Media.
Armstrong, K. (2015). Marketing an Introducing Pretiece Hall (12th ed.).
Pearson Education, Inc.
Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2016). Digital Marketing: Strategy,
Implementation and practice (6th ed.). Pearson.
Chaffey, D., & Smith, P. R. (2013). E-marketing Excellence: Planning and
Optimizing Your Digital Marketing. Routledge.
Handoko, T. H. (2013). Manajemen: Vol. Cetakan Ketigabelas (2 ed.).
BPFE Yogyakarta.
Harianto, A., & Iriani, S. S. (2014). Pengaruh Kelompok Acuan Dan
Internet Marketing Terhadap Keputusan Pembelian. Universitas
Negeri Surabaya.
Harjati, L., & G, L. O. S. (2014). Pengaruh Persepsi Produk Terhadap
Keputusan Pembelian The Body Shop. E-Journal WIDYA Ekonomika,
1(1), 25–30.
Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS (Center For
Academic Publishing Service).
Irawan, I. C. (2020). Analisis e-marketing terhadap keputusan pembelian
konsumen secara online. Journal of Business and Banking, 9(2), 247.
https://doi.org/10.14414/jbb.v9i2.1907
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen Pemasaran Jilid I (12 ed.).
Erlangga.
Kotler, P, & Keller, K. L. (2014). Manajemen Pemasaran Jilid I (13 ed.).
72
73
Erlangga.
Kotler, Phili, & Armstrong, G. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran.
Erlangga.
Kotler, Philip, & Armstrong. (2014). Principles of Marketing (15th ed.).
Pearson Education Inc.
Kotler, Philip, & Armstrong. (2018). Principles of Marketing (17th ed.).
Brithish Library Cataloguing-in-Publication Data.
Kotler, Philip, & Keller, K. L. (2016). Marketing Managemen (15th ed.).
Pearson Education Inc.
Kotler, Phillip, & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Prentice
Hall.
Lestari, P., & Saifuddin, M. (2020). Implementasi Strategi Promosi Produk
Dalam Proses Keputusan Pembelian Melalui Digital Marketing Saat
Pandemi Covid’19. Jurnal Manajemen dan Inovasi (MANOVA), 3(2),
23–31. https://doi.org/10.15642/manova.v3i2.301
Nugroho, D. A. (2017). Pengantar Manajemen untuk Organisasi Bisnis,
Publik dan Nirlaba (S. A. Nani (ed.)). UB Press.
Nugroho, S. (2016). Manajemen Persatuan Renang Seluruh Indonesia
Kabupaten Cilacap. Jurnal Pendidikan Unsika, 4(11), 243–253.
http://journal.unsika.ac.id/index.php/judika
Oentoro,
D.
(2012).
Manajemen
Pemasaran
Modern.
LaksBang
PRESSindo.
Oktavenia, K. A. R., & Ardani, I. G. A. K. S. (2018). Pengaruh Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia Dengan
Citra Merek Sebagai Pemediasi. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana,
8(3),
1374.
74
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p08
Priansa, D. J. (2017). Perilaku Konsumen dalam Bisnis Kontemporer.
Alfabeta.
Putra, G., Arifin, Z., & Sunarti, S. (2017). PENGARUH KUALITAS
PRODUK
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei pada
Mahasiswa Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi angkatan
2013 dan 2014 Universitas Brawijaya yang Melakukan Pembelian
Paket Data Kampus). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 48(1), 88103.
Rahmawan, G., & Hidayat, R. (2020). Faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian pada pengguna tokopedia. Jurnal Manajemen,
12(2),
227–232.
http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JURNALMANAJEMEN
Romadlon, A., Marlien, R. ., & Widyasari, S. (2020). PENGARUH DIGITAL
MARKETING,
KEPERCAYAAN
DAN
KUALITAS
PRODUK
TERHADAP NIAT BELI (Studi Pada Akun Instagram Kawaii Coklat).
Proceeding
SENDIU,
2016,
978–979.
http://eprints.unisbank.ac.id/6790/
Ryan, D., & Jones, C. (2009). Digital Marketing : Marketing Strategies for
Engaging Digital Generation. Kogan Page.
Safroni. (2012). Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam
Konteks Birokrasi Indonesia (Teori, Kebijakan, Implementasi). Aditya
Media Publishing.
Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen – Pendekatan
Praktis disertai Himpunan Jurnal Penelitian. ANDI.
Sanjaya, Ridwan, & Tarigan, J. (2013). Creative Digital Marketing. PT Elex
75
Media Komputindo.
Saputra, G. W., & Ardani, I. G. A. K. S. (2020). Pengaruh Digital
Marketing, Word of Mouth, Dan Kualitas Terhadap Keputusan
Pembelian. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 9(7), 2596.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2020.v09.i07.p07
Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran. UB Press.
Stokes, R. (2013). eMarketing: The essential guide to marketing in a digital
world (5th ed.). Quirk Education Pty.
Sunyoto, D. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep,
Strategi, dan Kasus) (1 ed.). CAPS (Center for Academic Publishing
Service).
Suprihanto, J. (2014). Manajemen (Sutarno (ed.)). Gadjah Mada
University Press.
Thompson, A. A. (2016). Crafting and executing strategy: the quest for
competitive
advantage,
concepts
and
readings.
McGraw-Hill
Education.
Tjiptono, F. (2012). Strategi Pemasaran (III). Andi Offset.
Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran (IV). CV. Andi Offset.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2016). Service, Quality & Satisfaction (4 ed.).
Andi Offset.
Yamit, Z. (2017). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ekonesia.
Download