Uploaded by xenobia205

laporab sedimen

advertisement
Sedimentologi merupakan istilah yang diusulkan pada tahun 1932 oleh H.A.
Wadel. dan memilki arti sebagai suatu ilmu yang mempelajari sedimen. Istilah ini
ditujukan pada lapisan kerak bumi yang telah mengalami proses transportasi. Kata
sedimen berasal dari bahasa latin, yaitu Sedimentum yang artinya pengendapan.
Sebagaimana yang digunakan oleh banyak orang, sedimentologi adalah ilmu yang
mempelajari hanya sedimen (endapan) modern. Jika didefinisikan dalam arti lebih
sempit, sedimentologi meliputi proses sedimentasi, suatu ilmu yang mempelajari
proses sedimentary.
Kemudian, sedimentologi tergolong ke dalam cabang geologi baru dan dapat
disebut sebagai bidang untuk kelahirannya adalah mengeksplorasi dan mengorganisir
tingkatan lingkungan pengendapan yang menyusun masalah-masalah geologi.
Selanjutnya dijelaskan, sejalan dengan pertambahan umur lapisan bumi, sedimen
dapat mengungkapkan masalah-masalah dan gambaran umum tentang kondisi
lingkungan yang berlaku saat terjadinya proses pengendapan tersebut. Hasil
penelitian tentang sedimen modern telah membuktikan banyak manfaat dalam
pengungkapan fenomena yang telah terjadi pada periode pengendapan dan pengaruh
aktivitas manusia dan alam terhadap fenomena ini.
Sedimen merupakan hasil dari proses pengendapan bahan-bahan di alam yang
biasanya dipengaruhi oleh agen transportasi dan lingkungannya, sedangkan
sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen di alam yang dipengaruhi oleh agen
transportasi seperti angin, gelombang, arus, dan lingkungan pengendapannya.
Sedimentasi akan dominan terjadi apabila kekuatan arus atau gaya dari agen
transportasi mulai menurun sehingga berada di bawah titik daya angkutnya, maka
bahan-bahan yang berada dalam suspensi akan mulai terendapkan. Kecepatan
pengendapan suatu bahan tergantung dari ukuran dan beratnya, sehingga umumnya
bahan-bahan yang kasar terlebih dahulu terendapkan menyusul bahan yang halus
(Suhendar, 1979 dalam Anwar, 2005). Sedangkan menurut Pipkin (1977) dalam
Kalay (2009) sedimen merupakan susunan pecahan, mineral, atau material organik
yang ditransforkan dari berbagai sumber dan terendapkan. Laut menerima bermacammacam materi yang larut dan padat dari sumber-sumber yang berbeda. Sedimen laut
dalam didominasi oleh tiga komponen: kalsium karbonat, silika, dan mineral
lempung. Jumlah komponen pada partikel sedimen yang tenggelam berbeda jika
dibandingkan pada partikel sedimen pada permukaan. Komponen sedimen ini
didominasi oleh bahan organik yang menjadi jaringan tubuh tumbuhan dan hewan
laut, hanya sedikit yang membentuk tulang dari kalsium karbonat dan silica.
Total volume dan massa dari batuan-batuan sedimen di bumi memiliki
perkiraan yang berbeda-beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui jumlah yang
tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan
rata-rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama
sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di
dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu
bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi, karonasi dan
hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga
ketebalan akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari
Clarke adalah 3,7 x 10 kilometer kubik.
BAB II
DASAR TEORI
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang
suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam
mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu warna, Tekstur,
Struktur dan Komposisi mineral pembentuk batuan. Batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari batuan. Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitaan
dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat
dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi Struktur adalah kenampakan
hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat
pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol
dari teksturnya pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. ang telah
ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan. Mineral-mineral yang
terdapat pada batuan sedimen, antara lain: kwarsa, mika karbonat, mineral lempung
(Firdaus, 2011).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan
endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875) menyatakan “Sedimentary rocks are
rocks which are formed by the "turning to stone" of sediments and that sediments, in
turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O'Dunn & Sill (1986)
menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment: loose
materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides.
They may also be created by the precipitation of CaCO,, silica, salts, and other
materials from solution” (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh
konsolidasi sedimen, sebagai material lepus, yang terangkut ke lokasi pengendapan
oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan
sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam
dan material lain). Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya
relatif tipis (Tiercelin, 1990).
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya.
Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah
proses pengendapan. Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari
peneliti yang menganalisa dan mempelajari struktur sedimen, pembagian struktur
sedimen menurut Pettijohn:
1. Struktur Sedimen Primer:
Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat proses sedimentasi
sehingga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan.
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada saat sebelum dan
sesudah proses sedimentasi yang juga dapat merefleksikan lingkungan pengendapan,
keadaan dasar permukaan, lereng dan kondisi permukaan.
3. Struktur Sedimen organik:
Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses organisme pada saat dan
sesudah terjadi proses sedimentasi (Fraser, 1999).
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari
material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi
proses pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi
dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses erosidan transportasi dilakukan
oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah
tidak mampu mengangkut partikel tersebut (Simalango, 1986). Batuan sedimen
banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa
centimenter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus
sampai sangat besar. Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok besar yaitu: batuan sedimen klastik, batuan
sedimen evaporit, batuan sedimen batubara, batuan sedimen silica, batuan sedimen
karbonat (Setia, 1987).
Daftar pustaka
AJ. Fraser, S. M. (1999). Petroleum Geology of Southeast Asia Special Publications.
London: The Geological Society.
Firdaus. (2011). Modul Praktikum Geologi Dasar. Kendari: Universitas Haluoleo.
Sembiring, R. J. (2015). Determination Subsurface Rock Using Resistivity
Geoelectricity In Pamah Paku Kutambaru Langkat Regency. Hal : 2.
Setia, D. (1987). Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.
Tiercelin, J. (1990). Principles of Sequence Rocks. USA.: Elsevier Science.
Download