Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE DALAM NOVEL ZIARAH KARYA IWAN SIMATUPANG Tika Sari1, Liza Septa Wilyanti2 Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Tikasari4446@gmail.com liza.septa@unja.ac.id Abstract This study aims to explain the meaning in the novel Ziarah by Iwan Simatupang by looking at the signs in the novel. The method used in this research is a qualitative method. The source of this research is the novel Ziarah by Iwan Simatupang. The data in this study are in the form of words in the novel Ziarah by Iwan Simatupang about the signs in the novel. The theory used in this study is the semiotic concept of Charles Sanders Pierce. According to Charles Sanders Pierce in the process of meaning there are three stages, namely representament, object, and interpretant. Based on the signs that have been found, the novel Ziarah by Iwan Simatupang has a meaning, namely death. From the meaning of this novel, it wants to describe social criticism. Where in this life we will face something that is certain, namely death. Everyone will experience it like it or not, and like it or not. Human awareness about death is still in the form of fear and anxiety. Suggestions for this research are that it is necessary to study more deeply and add data to strengthen the analysis. The researcher gives suggestions for further researchers who want to analyze using the object of the novel Ziarah by Iwan Simatupang to use a different approach to add broader knowledge. Keywords: semiotics, novels, signs 1 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi 2 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 305 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 PENDAHULUAN Karya sastra memberikan manfaat bagi kehidupan, karena di dalamnya banyak peristiwa yang bisa dijadikan pembelajaran agar kita lebih paham lagi mengenai kebenarankebenaran hidup. Dalam karya sastra terdapat ide-ide yang dituangkan agar menjadi sebuah teks yang memiliki nilai estetika dan etika. Bukan hanya memperhatikan keindahannya tetapi memberikan nilai etika juga, keterlibatan beberapa unsur untuk membentuk karya sastra yang kreatif sangat penting seperti unsur keyakinan, wawasan, pikiran, pengalaman fisik, imajinasi pengarang, dan yang terpenting ilmu pengetahuan. Karya sastra merupakan karya imajinatif yang indah berisi tentang ungkapan realitas kehidupan dan gambaran kehidupan sosial masyarakat. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam sebuah karya sastra. Seperti pelajaran mengenai adat istiadat, moral, psikologi, agama, budi pekerti, sosiologi, dan masih banyak lagi. Salah satu hasil karya sastra yaitu novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang berisi tentang ungakapan realitas kehidupan sosial, karena novel menampilkan unsur-unsur sosial yang paling dominan. Alasan lainnya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu bahasa sehari-hari jadi mudah untuk dimengerti dan bahasa yang secara umum digunakan masyarakat. Dalam novel juga menyajikan masalah-masalah masyarakat paling luas, media yang paling luas, dan unsur-unsur ceritanya yang paling lengkap (Asriani, 2016). Kata novel berasal dari kata novella dalam bahasa Italia yang memiliki arti sepotong berita, sebuah kisah. Menurut Padi (dalam Asriani, 2016) karya prosa fiksi yang naratif dan tertulis merupakan pengertian novel. Novel adalah karya prosa fiksi yang penyajian tentang aspek-aspek kemanusiaan secara halus dan lebih mendalam, sedangkan menurut Nursisto (dalam Asriani, 2016) media yang digunakan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan di sekelilingnya disebut dengan novel. Dalam membangun sebuah novel terdapat struktur dan unsur-unsur didalamnya. Ada dua unsur yang secara umum dalam membangun sebuah novel yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar dalam penyusunan sebuah karya sastra, sedangkan unsur intrinsik yaitu unsur yang menyusun sebuah karya satsra dari dalam (Asriani, 2016). Menurut Nurgiyantoro (dalam Widayati, 2020) novel yang baik harus mencapai kriteria kepaduan, yaitu untuk mendukung tema utama isi dari novel diceritakan bersifat dan berfungsi. Peristiwa-peristiwa dalam novel harus saling berkaitan secara logika. Sebuah novel memperlihatkan dunia dengan kompleks dan berskala yang lebih besar. Novel adalah karya prosa fiksi yang penyajian tentang aspek-aspek kemanusiaan secara halus dan lebih mendalam. Perasaan terharu, senang, menarik perhatian dan nikmat akan ditimbulkan dari novel karena di dalamnya ada unsur keindahan. Dalam novel berisi tentang penyampain ide, gagasan, pikiran dari pengarang. Ada alat yang digunakan pengarang untuk menyampaikan pikiran dan ide-idenya yaitu menggunakan tanda-tanda yang berisikan tentang pesan-pesan tersembunyi. Sehingga pengarang tidak perlu lagi menyampaikan secara langsung maksud dari novel tersebut. Pembaca akan mencari-cari apa maksud dari tanda dalam novel yang diberikan oleh pengarang. Ilmu yang mengkaji tentang tanda adalah semiotika. Dalam mengkaji sebuah karya sastra khususnya novel banyak teori yang Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 306 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 beragam digunakan salah satunya menggunakan pendekatan semiotika. Semiotika akan membuat kita lebih mengetahui makna dari karya sastra lebih optimal. Karena dengan menggunakan semiotika kita akan mengkaji tanda-tanda secara struktur dan mengungkap makna yang tersembunyi dibalik tanda. Penggunaan teori semiotika untuk menganalisis karya sastra memberikan pengetahuan tentang karya sastra yang dikaji memiliki makna yang luas untuk kehidupan bermasyarakat. Karena terkadang yang terlihat tidak sesuai dengan realita sesungguhnya seringkali ada makna misterius di dalamnya. Semiotika memiliki arti yaitu tanda yang berasal dari kata Semeion dalam bahasa Yunani. Menurut Zoest Semiotika berisi tentang mempelajari produksi makna dan tanda. Ada beberapa konsep mengenai semiotika seperti konsep semiotika Umberto Eco, semiotika Roland Barthes, semiotika Ferdinand De Saussure, semiotika John Fiske, dan semiotika Charles Sanders Pierce. Dalam penelitian ini menggunakan konsep semiotika menurut Charles Sanders Pierce. Teori semiotika yang dikemukakan oleh Pierce disebut dengan ‘grand theory’ dalam teori semiotika. Pendapat yang diberikan Pierce bersifat menyeluruh. Menjelaskan secara struktural tentang penandaan. Dalam gagasannya pierce menggabungkan mengidentifikasi tanda dari bagian dasar dan menggabungkan ke semua komponen yang ada ke dalam struktur tunggal (Indiwan, 2013). Pierce terkenal dengan sebutan ahli logika dan merupakan seorang filosofis Amerika. Menurutnya tanda digunakan untuk manusia berpikir dan sebagai unsur komunikasi. Ada tiga hubungan yang dijelaskan yaitu representament, interpretan, dan objek. Representament berkaitan dengan manusia secara langsung yang berada di wajah luar. Referent yaitu memperlihatkan hasil representament pada objek. Interpretant yaitu pemakai tanda melakukan penafsiran lanjut. Menurut Pierce objek terbagi menjadi tiga tanda yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah hubungan secara alamiah, tanda yang digunakan biasanya sesuatu yang nyata seperti kejadian, bahasa, peristiwa, tindakan, benda, tulisan, dan lain-lain. Indeks adalah tanda yang didalamnya berkaitan dengan sebab akibat, ada tanda dan petanda, dalam indeks tanda tidak akan hadir jika petandanya tidak muncul. Simbol adalah penanda dan petandanya memiliki hubungan alamiah. Hubungan keduanya bersifat konvensi, semena-mena atau arbitrer. Adanya persetujuan masyarakat sekitar membuat simbol bersifat arbitrer. Salah satu novel yang didalamnya terdapat tanda-tanda untuk menyampaikan maksud dan tujuannya yaitu novel Ziarah karya Iwan Simatupang. Novel Ziarah merupakan salah satu novel kontemporer karya Iwan Simatupang. Novel ini berisi tentang kehidupan seorang pelukis yang ditinggal oleh istrinya untuk selama-lamanya. Sebelum istrinya meninggal tokoh utama merupakan seorang pelukis yang terkenal di segala penjuru negeri. Namun kepergian istrinya membuat kehidupan seorang pelukis tersebut menjadi tidak terarah, dia mulai meninggalkan pekerjaannya menjadi pelukis dan lebih memilih untuk menjadi seorang pemabuk. Setiap hari dia selalu mengharapkan agar istrinya datang lagi dan dia selalu menunggu di sebuah tikungan yang entah di tikungan mana. pelukis belum bisa menerima dan mengikhlaskan kenyataan bahwa istrinya telah meninggal dunia. Novel ini dapat dikatakan karya sastra kontemporer karena didalamnya identitas tokoh tidak dijelaskan, nama tokoh hanya diberikan sesuai dengan profesi tokoh seperti pelukis, walikota, istri pelukis, Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 307 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 wakil walikota, perdana menteri, maha guru opseter, dan masih banyak lagi. Bahasa yang digunakan dalam novel ini banyak menggunakan filsafat-filsafat. Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu flashback, sehingga membuat pembaca sedikit kebingungan. Penelitian sebelumnya yaitu berjudul Analisis Semiotika pada Film Laskar Pelangi yang ditulis oleh Lidya Ivana Rawung. Fokus penelitian ini yaitu ingin mengetahui makna film laskar pelangi menggunakan pendekatan konsep semiotika Ferdinand De Saussure, dengan melihat tanda-tanda yang ada dalam film tersebut. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Kesamaan yang ditulis oleh Lidya dengan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yang sama yaitu pendekatan semiotika, hanya saja pendekatan lidya menggunakan konsep semiotika Ferdinand De Saussure dan penelitian ini menggunakan konsep semiotika Charles Sanders Pierce. Titik pembeda penelitian yang ditulis oleh Lidya dengan penelitian ini yaitu objek yang digunakan, penelitian Lidya menggunakan objek film, sedangkan penelitian ini yang menjadi objeknya adalah sebuah novel. Topik yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu merepresentasikan tanda-tanda dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang, dan menjelaskan makna dalam novel tersebut dengan menggunaan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena data yang digunakan atau dikumpulkan berupa huruf-huruf bukan angka-angka dan hasil analisis diuraikan secara singkat. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang mengenai tanda yang ada dalam novel tersebut. Sumber penelitian ini yaitu novel Ziarah karya Iwan Simatupang. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode dokumentasi. Karena dalam penelitian ini memperoleh datanya peneliti mencatat bagian-bagian novel yang terdapat tanda-tanda. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah mencatat kutipan yang di dalamnya memiliki tanda yang ada dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang. Data yang sudah dikumpulkan lalu dianalisis melalui langkah-langkah, langkah yang pertama yaitu mereduksi data dengan cara mencatat hal-hal yang pokok, hal-hal yang penting lebih difokuskan, dan merangkum. Selanjutnya langkah yang kedua adalah menyajikan data, setelah mereduksi data kita harus mengaitkan dengan teori-teori yang relevan dan bisa menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Bentuk penyajian data penelitian ini yaitu bentuk teks naratif yang menjelaskan tanda- yang ada dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang. Yang terakhir menarik kesimpulan dari hasil yang sudah ditemukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Teori semiotika Charles Sanders Pierce diaplikasi dalam novel Ziarah karya Iwan Simantupang ada tiga tahap yang digunakan sebagai berikut. Signifier atau representament merupakan tahap yang pertama, yang termasuk ke dalam signifier yaitu kata Ziarah. Kata ziarah memiliki arti yaitu mengunjungi tempat yang keramat atau mulia dengan tujuan untuk mengirimkan doa. Ziarah bukan hanya memiliki makna mengunjungi tempat keramat tapi memiliki makna lain yaitu masih berhubungan dengan kematian, karena kita mengunjungi orang yang sudah meninggal. Berbicara mengenai orang yang ditinggalkan karena kematian akan menimbulkan perasaan yang campur aduk, akan merasakan kesedihan yang Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 308 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 sangat mendalam. Misalnya ditinggalkan oleh kekasih, orang tua, anak, teman, sahabat, dan lain-lain. Selanjutnya objek atau referent yang merupakan tahap kedua, berdasarkan objeknya menurut Pierce terbagi menjadi tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang berhubungan secara alamiah. Ikon dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang yaitu pada objek mata, dijelaskan pada kutipan berikut. 1. Objek Mata (hal 15) Sebelumnya, dia cuma dapat menatapnya paling lama satu menit, itu pun dengan resiko: sesudahnya penglihatannya menjadi kabur, berkunang-kunang, kedua bola matanya merah basah. Dari mata kita bisa menyatakan segalanya karena mata merupakan jendela hati seseorang. Selain mulut sebagai alat untuk kita berbicara, namun mata juga dapat berbicara. Seperti pada novel Ziarah karya Iwan Simatupang menggunakan objek mata untuk menggambarkan keadaan tokoh utama. Kata matanya merah basah dijadikan tanda untuk menyatakan bahwa tokoh utama sangat sedih karena kehilangan istrinya untuk selama-lamanya. Setiap hari dia selalu menangisi kenyataan bahwa istrinya sudah tiada. 2. Objek Jantung (hal 15) Butir-butir darahnya makin kencang beredar, pembuluh-pembuluh darahnya makin lebar, jantungnya berdentang makin cepat, tubuhnya merasa ringan sekali. Dilihat dari kutipan diatas bahwa pada novel Ziarah karya Iwan Simatupang menggunakan objek jantung untuk menggambarkan keadaan tokoh utama. Kata jantungnya berdentang makin cepat untuk menyatakan bahwa tokoh utama lagi merasakan ketakutan dan kecemasan yang sangat mendalam. Tokoh utama merasakan ketakutan dan kecemasan karena merasa dirinya tidak akan bertemu lagi dengan istrinya. Selanjutnya yang ditemukan yaitu simbol, dalam novel Ziarah karya Iwan Simaptupang yang menjadi simbol adalah minuman, dijelaskan pada kutipan berikut. 3. Simbol Minuman (hal 14) Esoknya, bibirnya untuk kali pertama dalam hidup menyentuh minuman keras. Mulai saat itu, dia mulai dikenal sebagai pemabuk, yang keras-keras memanggil nama istrinya, keras-keras menangis, keras-keras memanggil tuhan, dan akhirnya keras-keras tertawa, terbahakbahak kesetanan. Pada umumnya minuman keras sesuatu yang tidak baik jika dikonsumsi secara berlebihan. Kata minuman keras yang digunakan dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang untuk menyimbolkan keterpurukan seorang suami karena kehilangan istrinya, dan hidupnya mulai tak terarah. Dia pun tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, dilihat dari ia terus memanggil-manggil nama istrinya, memanggil-manggil Tuhan lalu secara tiba-tiba dia tertawa terbahakbahak. Bahkan dirinya sendiri saja bingung dengan apa yang dia rasakan. Dirinya seolah-olah belum siap untuk ditinggalkan. Padahal dulunya dia seorang pelukis yang cukup terkenal, namun ketika istrinya meninggal dia menjadi seorang yang dibicarakan banyak orang karena menjadi pemabuk. Kehancuran mulai tumbuh dalam kehidupannya. Sebenarnya dia bisa memilih untuk menyerah atau bangkit, namun dia tidak tau untuk memilih apa. 4. Simbol Geledek (hal 26) Geledek seolah menggeger dalam tubuh opseter kita. Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 309 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 Kata geledek yang digunakan dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang untuk menyimbolkan tanda buruk yang dirasakan oleh tokoh utama. Tahap ketiga yaitu indeks, dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang ditemukan yang termasuk dalam indeks yaitu kematian istri pelukis, dijelaskan sebagai berikut. 5. Indeks (hal 13) Nona tua itu lenyap. Di tempatnya kini seorang manusia purba Adanya sebab akibat dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang ditandai dengan peristiwa meninggalnya istri tokoh utama, istrinya meninggalkan karena sakit. Meninggalnya istri pelukis menjadi sebab atau alasan pelukis untuk menziarahi makam istrinya. 6. Indeks (hal 191) Sang Walikota terimpit langit merah tua. Dia berteriak , “Proporsi!!!” Dia mati. Selanjutnya sebab akibat dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang ditandai dengan peristiwa meninggal Walikota karena bunuh diri. Karena kematian Walikota tersebut menambah daftar list yang harus diziarahi oleh pelukis. Tahapan terakhir yaitu interpretant, dilihat dari pemaparan tandatanda yang telah dijelaskan makna novel Ziarah karya Iwan Simatupang mengarah pada kematian. Tanda-tanda yang telah dijelaskan menggambarkan bagaimana keadaan seorang suami yang kehilangan pujaan hatinya yaitu istrinya. Dari makna novel ini, ingin menggambarkan pada kritik sosial. Dalam kehidupan ini kita akan menghadapi sesuatu yang pasti yaitu kematian. Semua orang akan mengalaminya mau tidak mau, dan suka tidak suka. Manusia akan kesadaran tentang kematian masih berupa ketakutan dan kecemasan. Melalui novel Ziarah karya Iwan Simatupang ini bisa dijadikan sebuah penyadaran bahwa sebuah kematian seharusnya membuat kita lebih menghargai dan mengenal hidup. Selain itu, seharusnya kematian membuat kita lebih mendekatkan lagi kepada Tuhan, bukan malah melakukan hal-hal yang dilarang atau tidak disukai oleh Tuhan. Pesan yang dapat kita ambil dari novel Ziarah karya Iwan Simatupang yaitu dalam kehidupan kebahagiaan dan kesedihan itu satu paket, kita harus selalu menerima dan ikhlas menjalani hidup walaupun dalam keadaan sedih. Kita harus menghadapi segala kenyataan yang diberikan oleh Tuhan. Bukan berarti kita tidak boleh sedih namun jangan sampai berlarur-larut apalagi membuat diri kita terpuruk dan membuat kita semakin hancur. Seharusnya kita harus bangkit dan semangat lagi untuk menjalankan kehidupan, belajar untuk ikhlas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Kita mempunyai hak untuk mengambil keputusan dalam hidup kita. Pesan selanjutnya yaitu sebesar apapun masalah kita, jangan mengambil keputusan terakhir untuk bunuh diri. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada novel Ziarah karya Iwan Simatupang ada tanda-tanda yang digunakan untuk mengambarkan makna dari novel tersebut. Berdasarkan tanda-tanda yang dijelaskan memberikan makna kematian. Tandatanda yang terdapat dalam novel Ziarah karya Iwan Simatupang yaitu tahap represementament menggunakan kata ziarah, berdasarkan objeknya menurut Pierce terbagi menjadi tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol. Yang termasuk dalam ikon yaitu kata mata, lalu indeks yaitu peristiwa kematian istri pelukis, Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 310 Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 sedangkan simbol yaitu minuman. Dari makna novel ini ingin menggambarkan pada kritik sosial. Dalam kehidupan ini kita akan menghadapi sesuatu yang pasti yaitu kematian. Semua orang akan mengalaminya mau tidak mau, dan suka tidak suka. Ketika kita ditinggalkan seseorang, kita tidak boleh terpuruk, seharusnya kita harus lebih meghargai dan mengenal hidup. Saran penelitian ini yaitu diperlukan mengkaji lebih mendalam lagi dan menambah data-data untuk memperkuat analisis. Peneliti memberi saran untuk peneliti selanjutnya yang ingin menganalisis menggunakan objek novel Ziarah karya Iwan Simatupang agar menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA Asriani, L. (2016). Masalah-Masalah Sosial Dalam Novel Dari Subuh Hingga Malam: Perjalanan Seorang Putra Minang Mencari Jalan Kebenaran Karya Abdul Wadud Karim Amrullah. Jurnal Bastra, 1(1), 1–19. Rawung Ivana Lidya. (2013). Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi. Acta Diurna. Vol 1 (1). 116. Simatupang Iwan (1969). Ziarah. Jakarta Selatan. Noura Books. Wibowo Wahyu Seto Indiwan. 2013. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Widayati Sri. 2020. Buku Ajar Kajian Prosa Fiksi. Sulawesi Tenggara: LPPM Universitas Muhammadiyah Buton Press. Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang 311