Uploaded by dinda yasfaa

397-1125-1-PB

advertisement
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE DALAM NOVEL
ZIARAH KARYA IWAN SIMATUPANG
Tika Sari1, Liza Septa Wilyanti2
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Tikasari4446@gmail.com
liza.septa@unja.ac.id
Abstract
This study aims to explain the meaning in the novel Ziarah by Iwan Simatupang by looking
at the signs in the novel. The method used in this research is a qualitative method. The source
of this research is the novel Ziarah by Iwan Simatupang. The data in this study are in the
form of words in the novel Ziarah by Iwan Simatupang about the signs in the novel. The
theory used in this study is the semiotic concept of Charles Sanders Pierce. According to
Charles Sanders Pierce in the process of meaning there are three stages, namely
representament, object, and interpretant. Based on the signs that have been found, the novel
Ziarah by Iwan Simatupang has a meaning, namely death. From the meaning of this novel,
it wants to describe social criticism. Where in this life we will face something that is certain,
namely death. Everyone will experience it like it or not, and like it or not. Human awareness
about death is still in the form of fear and anxiety. Suggestions for this research are that it
is necessary to study more deeply and add data to strengthen the analysis. The researcher
gives suggestions for further researchers who want to analyze using the object of the novel
Ziarah by Iwan Simatupang to use a different approach to add broader knowledge.
Keywords: semiotics, novels, signs
1
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi
2
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
305
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
PENDAHULUAN
Karya
sastra
memberikan
manfaat bagi kehidupan, karena di
dalamnya banyak peristiwa yang bisa
dijadikan pembelajaran agar kita lebih
paham lagi mengenai kebenarankebenaran hidup. Dalam karya sastra
terdapat ide-ide yang dituangkan agar
menjadi sebuah teks yang memiliki nilai
estetika dan etika. Bukan hanya
memperhatikan keindahannya tetapi
memberikan nilai etika juga, keterlibatan
beberapa unsur untuk membentuk karya
sastra yang kreatif sangat penting seperti
unsur keyakinan, wawasan, pikiran,
pengalaman fisik, imajinasi pengarang,
dan yang terpenting ilmu pengetahuan.
Karya sastra merupakan karya
imajinatif yang indah berisi tentang
ungkapan realitas kehidupan dan
gambaran kehidupan sosial masyarakat.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil
dalam sebuah karya sastra. Seperti
pelajaran mengenai adat istiadat, moral,
psikologi, agama, budi pekerti, sosiologi,
dan masih banyak lagi. Salah satu hasil
karya sastra yaitu novel.
Novel merupakan salah satu
karya sastra yang berisi tentang
ungakapan realitas kehidupan sosial,
karena novel menampilkan unsur-unsur
sosial yang paling dominan. Alasan
lainnya bahasa yang digunakan dalam
novel yaitu bahasa sehari-hari jadi mudah
untuk dimengerti dan bahasa yang secara
umum digunakan masyarakat. Dalam
novel juga menyajikan masalah-masalah
masyarakat paling luas, media yang
paling luas, dan unsur-unsur ceritanya
yang paling lengkap (Asriani, 2016).
Kata novel berasal dari kata
novella dalam bahasa Italia yang
memiliki arti sepotong berita, sebuah
kisah. Menurut Padi (dalam Asriani,
2016) karya prosa fiksi yang naratif dan
tertulis merupakan pengertian novel.
Novel adalah karya prosa fiksi yang
penyajian
tentang
aspek-aspek
kemanusiaan secara halus dan lebih
mendalam, sedangkan menurut Nursisto
(dalam Asriani, 2016) media yang
digunakan
untuk
menyampaikan
perasaan, pikiran, dan gagasan penulis
dalam
merespon
kehidupan
di
sekelilingnya disebut dengan novel.
Dalam membangun sebuah novel
terdapat struktur dan unsur-unsur
didalamnya. Ada dua unsur yang secara
umum dalam membangun sebuah novel
yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang
berada diluar dalam penyusunan sebuah
karya sastra, sedangkan unsur intrinsik
yaitu unsur yang menyusun sebuah karya
satsra dari dalam (Asriani, 2016).
Menurut Nurgiyantoro (dalam
Widayati, 2020) novel yang baik harus
mencapai kriteria kepaduan, yaitu untuk
mendukung tema utama isi dari novel
diceritakan bersifat dan berfungsi.
Peristiwa-peristiwa dalam novel harus
saling berkaitan secara logika. Sebuah
novel memperlihatkan dunia dengan
kompleks dan berskala yang lebih besar.
Novel adalah karya prosa fiksi
yang penyajian tentang aspek-aspek
kemanusiaan secara halus dan lebih
mendalam. Perasaan terharu, senang,
menarik perhatian dan nikmat akan
ditimbulkan dari novel karena di
dalamnya ada unsur keindahan. Dalam
novel berisi tentang penyampain ide,
gagasan, pikiran dari pengarang. Ada alat
yang digunakan pengarang untuk
menyampaikan pikiran dan ide-idenya
yaitu menggunakan tanda-tanda yang
berisikan
tentang
pesan-pesan
tersembunyi. Sehingga pengarang tidak
perlu lagi menyampaikan secara langsung
maksud dari novel tersebut. Pembaca akan
mencari-cari apa maksud dari tanda dalam
novel yang diberikan oleh pengarang.
Ilmu yang mengkaji tentang tanda adalah
semiotika.
Dalam mengkaji sebuah karya
sastra khususnya novel banyak teori yang
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
306
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
beragam digunakan salah satunya
menggunakan pendekatan semiotika.
Semiotika akan membuat kita lebih
mengetahui makna dari karya sastra lebih
optimal. Karena dengan menggunakan
semiotika kita akan mengkaji tanda-tanda
secara struktur dan mengungkap makna
yang
tersembunyi
dibalik
tanda.
Penggunaan teori semiotika untuk
menganalisis karya sastra memberikan
pengetahuan tentang karya sastra yang
dikaji memiliki makna yang luas untuk
kehidupan
bermasyarakat.
Karena
terkadang yang terlihat tidak sesuai
dengan realita sesungguhnya seringkali
ada makna misterius di dalamnya.
Semiotika memiliki arti yaitu
tanda yang berasal dari kata Semeion
dalam bahasa Yunani. Menurut Zoest
Semiotika berisi tentang mempelajari
produksi makna dan tanda. Ada beberapa
konsep mengenai semiotika seperti
konsep semiotika Umberto Eco, semiotika
Roland Barthes, semiotika Ferdinand De
Saussure, semiotika John Fiske, dan
semiotika Charles Sanders Pierce. Dalam
penelitian ini menggunakan konsep
semiotika menurut Charles Sanders
Pierce.
Teori
semiotika
yang
dikemukakan oleh Pierce disebut dengan
‘grand theory’ dalam teori semiotika.
Pendapat yang diberikan Pierce bersifat
menyeluruh.
Menjelaskan
secara
struktural tentang penandaan. Dalam
gagasannya
pierce
menggabungkan
mengidentifikasi tanda dari bagian dasar
dan menggabungkan ke semua komponen
yang ada ke dalam struktur tunggal
(Indiwan, 2013). Pierce terkenal dengan
sebutan ahli logika dan merupakan
seorang filosofis Amerika. Menurutnya
tanda digunakan untuk manusia berpikir
dan sebagai unsur komunikasi. Ada tiga
hubungan
yang
dijelaskan
yaitu
representament, interpretan, dan objek.
Representament
berkaitan
dengan
manusia secara langsung yang berada di
wajah
luar.
Referent
yaitu
memperlihatkan hasil representament
pada objek. Interpretant yaitu pemakai
tanda melakukan penafsiran lanjut.
Menurut Pierce objek terbagi menjadi tiga
tanda yaitu ikon, indeks, dan simbol.
Ikon adalah hubungan secara alamiah,
tanda yang digunakan biasanya sesuatu
yang nyata seperti kejadian, bahasa,
peristiwa, tindakan, benda, tulisan, dan
lain-lain. Indeks adalah tanda yang
didalamnya berkaitan dengan sebab
akibat, ada tanda dan petanda, dalam
indeks tanda tidak akan hadir jika
petandanya tidak muncul. Simbol adalah
penanda dan petandanya memiliki
hubungan alamiah. Hubungan keduanya
bersifat konvensi, semena-mena atau
arbitrer. Adanya persetujuan masyarakat
sekitar membuat simbol bersifat arbitrer.
Salah satu novel yang didalamnya
terdapat
tanda-tanda
untuk
menyampaikan maksud dan tujuannya
yaitu novel Ziarah karya Iwan
Simatupang.
Novel Ziarah merupakan salah
satu novel kontemporer karya Iwan
Simatupang. Novel ini berisi tentang
kehidupan seorang pelukis yang ditinggal
oleh istrinya untuk selama-lamanya.
Sebelum istrinya meninggal tokoh utama
merupakan seorang pelukis yang terkenal
di segala penjuru negeri. Namun
kepergian istrinya membuat kehidupan
seorang pelukis tersebut menjadi tidak
terarah,
dia
mulai
meninggalkan
pekerjaannya menjadi pelukis dan lebih
memilih untuk menjadi seorang pemabuk.
Setiap hari dia selalu mengharapkan agar
istrinya datang lagi dan dia selalu
menunggu di sebuah tikungan yang entah
di tikungan mana. pelukis belum bisa
menerima dan mengikhlaskan kenyataan
bahwa istrinya telah meninggal dunia.
Novel ini dapat dikatakan karya sastra
kontemporer karena didalamnya identitas
tokoh tidak dijelaskan, nama tokoh hanya
diberikan sesuai dengan profesi tokoh
seperti pelukis, walikota, istri pelukis,
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
307
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
wakil walikota, perdana menteri, maha
guru opseter, dan masih banyak lagi.
Bahasa yang digunakan dalam novel ini
banyak menggunakan filsafat-filsafat.
Alur yang digunakan dalam novel ini
yaitu flashback, sehingga membuat
pembaca sedikit kebingungan.
Penelitian
sebelumnya
yaitu
berjudul Analisis Semiotika pada Film
Laskar Pelangi yang ditulis oleh Lidya
Ivana Rawung. Fokus penelitian ini yaitu
ingin mengetahui makna film laskar
pelangi menggunakan pendekatan konsep
semiotika Ferdinand De Saussure, dengan
melihat tanda-tanda yang ada dalam film
tersebut. metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Kesamaan yang ditulis oleh Lidya dengan
penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan yang sama yaitu pendekatan
semiotika, hanya saja pendekatan lidya
menggunakan
konsep
semiotika
Ferdinand De Saussure dan penelitian ini
menggunakan konsep semiotika Charles
Sanders Pierce. Titik pembeda penelitian
yang ditulis oleh Lidya dengan penelitian
ini yaitu objek yang digunakan, penelitian
Lidya
menggunakan
objek
film,
sedangkan penelitian ini yang menjadi
objeknya adalah sebuah novel.
Topik yang akan diteliti dalam
penelitian ini yaitu merepresentasikan
tanda-tanda dalam novel Ziarah karya
Iwan Simatupang, dan menjelaskan
makna dalam novel tersebut dengan
menggunaan
pendekatan
semiotika
Charles Sanders Pierce.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode deskriptif kualitatif karena data
yang digunakan atau dikumpulkan berupa
huruf-huruf bukan angka-angka dan hasil
analisis diuraikan secara singkat. Data
dalam penelitian ini berupa kata-kata
dalam novel Ziarah karya Iwan
Simatupang mengenai tanda yang ada
dalam novel tersebut. Sumber penelitian
ini yaitu novel Ziarah karya Iwan
Simatupang. Metode yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu metode dokumentasi. Karena
dalam penelitian ini memperoleh datanya
peneliti mencatat bagian-bagian novel
yang terdapat tanda-tanda. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan
adalah mencatat kutipan yang di dalamnya
memiliki tanda yang ada dalam novel
Ziarah karya Iwan Simatupang. Data yang
sudah dikumpulkan lalu dianalisis melalui
langkah-langkah, langkah yang pertama
yaitu mereduksi data dengan cara
mencatat hal-hal yang pokok, hal-hal yang
penting
lebih
difokuskan,
dan
merangkum. Selanjutnya langkah yang
kedua adalah menyajikan data, setelah
mereduksi data kita harus mengaitkan
dengan teori-teori yang relevan dan bisa
menjawab permasalahan dalam penelitian
ini. Bentuk penyajian data penelitian ini
yaitu bentuk teks naratif yang
menjelaskan tanda- yang ada dalam novel
Ziarah karya Iwan Simatupang. Yang
terakhir menarik kesimpulan dari hasil
yang sudah ditemukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teori semiotika Charles Sanders
Pierce diaplikasi dalam novel Ziarah
karya Iwan Simantupang ada tiga tahap
yang digunakan sebagai berikut.
Signifier atau representament
merupakan tahap yang pertama, yang
termasuk ke dalam signifier yaitu kata
Ziarah. Kata ziarah memiliki arti yaitu
mengunjungi tempat yang keramat atau
mulia dengan tujuan untuk mengirimkan
doa. Ziarah bukan hanya memiliki makna
mengunjungi tempat keramat tapi
memiliki makna lain yaitu masih
berhubungan dengan kematian, karena
kita mengunjungi orang yang sudah
meninggal. Berbicara mengenai orang
yang ditinggalkan karena kematian akan
menimbulkan perasaan yang campur
aduk, akan merasakan kesedihan yang
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
308
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
sangat mendalam. Misalnya ditinggalkan
oleh kekasih, orang tua, anak, teman,
sahabat, dan lain-lain.
Selanjutnya objek atau referent
yang merupakan tahap kedua, berdasarkan
objeknya menurut Pierce terbagi menjadi
tiga bagian yaitu ikon, indeks, dan simbol.
Ikon adalah tanda yang berhubungan
secara alamiah. Ikon dalam novel Ziarah
karya Iwan Simatupang yaitu pada objek
mata, dijelaskan pada kutipan berikut.
1. Objek Mata (hal 15)
Sebelumnya, dia cuma dapat menatapnya
paling lama satu menit, itu pun dengan
resiko:
sesudahnya
penglihatannya
menjadi kabur, berkunang-kunang, kedua
bola matanya merah basah.
Dari mata kita bisa menyatakan
segalanya karena mata merupakan jendela
hati seseorang. Selain mulut sebagai alat
untuk kita berbicara, namun mata juga
dapat berbicara. Seperti pada novel Ziarah
karya Iwan Simatupang menggunakan
objek mata untuk menggambarkan
keadaan tokoh utama. Kata matanya
merah basah dijadikan tanda untuk
menyatakan bahwa tokoh utama sangat
sedih karena kehilangan istrinya untuk
selama-lamanya. Setiap hari dia selalu
menangisi kenyataan bahwa istrinya
sudah tiada.
2. Objek Jantung (hal 15)
Butir-butir darahnya makin kencang
beredar, pembuluh-pembuluh darahnya
makin lebar, jantungnya berdentang
makin cepat, tubuhnya merasa ringan
sekali.
Dilihat dari kutipan diatas bahwa
pada novel Ziarah karya Iwan Simatupang
menggunakan objek jantung untuk
menggambarkan keadaan tokoh utama.
Kata jantungnya berdentang makin cepat
untuk menyatakan bahwa tokoh utama
lagi merasakan ketakutan dan kecemasan
yang sangat mendalam. Tokoh utama
merasakan ketakutan dan kecemasan
karena merasa dirinya tidak akan bertemu
lagi dengan istrinya.
Selanjutnya yang ditemukan yaitu
simbol, dalam novel Ziarah karya Iwan
Simaptupang yang menjadi simbol adalah
minuman, dijelaskan pada kutipan
berikut.
3. Simbol Minuman (hal 14)
Esoknya, bibirnya untuk kali pertama
dalam hidup menyentuh minuman keras.
Mulai saat itu, dia mulai dikenal sebagai
pemabuk, yang keras-keras memanggil
nama istrinya, keras-keras menangis,
keras-keras memanggil tuhan, dan
akhirnya keras-keras tertawa, terbahakbahak kesetanan.
Pada umumnya minuman keras
sesuatu yang tidak baik jika dikonsumsi
secara berlebihan. Kata minuman keras
yang digunakan dalam novel Ziarah karya
Iwan Simatupang untuk menyimbolkan
keterpurukan seorang suami karena
kehilangan istrinya, dan hidupnya mulai
tak terarah. Dia pun tidak bisa
mengendalikan dirinya sendiri, dilihat dari
ia terus memanggil-manggil nama
istrinya, memanggil-manggil Tuhan lalu
secara tiba-tiba dia tertawa terbahakbahak. Bahkan dirinya sendiri saja
bingung dengan apa yang dia rasakan.
Dirinya seolah-olah belum siap untuk
ditinggalkan.
Padahal dulunya dia
seorang pelukis yang cukup terkenal,
namun ketika istrinya meninggal dia
menjadi seorang yang dibicarakan banyak
orang
karena
menjadi
pemabuk.
Kehancuran mulai tumbuh dalam
kehidupannya. Sebenarnya dia bisa
memilih untuk menyerah atau bangkit,
namun dia tidak tau untuk memilih apa.
4. Simbol Geledek (hal 26)
Geledek seolah menggeger dalam tubuh
opseter kita.
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
309
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
Kata geledek yang digunakan
dalam novel Ziarah karya Iwan
Simatupang untuk menyimbolkan tanda
buruk yang dirasakan oleh tokoh utama.
Tahap ketiga yaitu indeks, dalam
novel Ziarah karya Iwan Simatupang
ditemukan yang termasuk dalam indeks
yaitu kematian istri pelukis, dijelaskan
sebagai berikut.
5. Indeks (hal 13)
Nona tua itu lenyap. Di tempatnya kini
seorang manusia purba
Adanya sebab akibat dalam novel
Ziarah karya Iwan Simatupang ditandai
dengan peristiwa meninggalnya istri
tokoh utama, istrinya meninggalkan
karena sakit. Meninggalnya istri pelukis
menjadi sebab atau alasan pelukis untuk
menziarahi makam istrinya.
6. Indeks (hal 191)
Sang Walikota terimpit langit merah tua.
Dia berteriak ,
“Proporsi!!!”
Dia mati.
Selanjutnya sebab akibat dalam
novel Ziarah karya Iwan Simatupang
ditandai dengan peristiwa meninggal
Walikota karena bunuh diri. Karena
kematian Walikota tersebut menambah
daftar list yang harus diziarahi oleh
pelukis.
Tahapan
terakhir
yaitu
interpretant, dilihat dari pemaparan tandatanda yang telah dijelaskan makna novel
Ziarah karya Iwan Simatupang mengarah
pada kematian. Tanda-tanda yang telah
dijelaskan menggambarkan bagaimana
keadaan seorang suami yang kehilangan
pujaan hatinya yaitu istrinya. Dari makna
novel ini, ingin menggambarkan pada
kritik sosial. Dalam kehidupan ini kita
akan menghadapi sesuatu yang pasti yaitu
kematian.
Semua
orang
akan
mengalaminya mau tidak mau, dan suka
tidak suka. Manusia akan kesadaran
tentang kematian masih berupa ketakutan
dan kecemasan. Melalui novel Ziarah
karya Iwan Simatupang ini bisa dijadikan
sebuah penyadaran bahwa sebuah
kematian seharusnya membuat kita lebih
menghargai dan mengenal hidup. Selain
itu, seharusnya kematian membuat kita
lebih mendekatkan lagi kepada Tuhan,
bukan malah melakukan hal-hal yang
dilarang atau tidak disukai oleh Tuhan.
Pesan yang dapat kita ambil dari
novel Ziarah karya Iwan Simatupang
yaitu dalam kehidupan kebahagiaan dan
kesedihan itu satu paket, kita harus selalu
menerima dan ikhlas menjalani hidup
walaupun dalam keadaan sedih. Kita
harus menghadapi segala kenyataan yang
diberikan oleh Tuhan. Bukan berarti kita
tidak boleh sedih namun jangan sampai
berlarur-larut apalagi membuat diri kita
terpuruk dan membuat kita semakin
hancur. Seharusnya kita harus bangkit dan
semangat lagi untuk menjalankan
kehidupan, belajar untuk ikhlas apapun
yang terjadi dalam hidup kita. Kita
mempunyai hak untuk mengambil
keputusan dalam hidup kita. Pesan
selanjutnya yaitu sebesar apapun masalah
kita, jangan mengambil keputusan
terakhir untuk bunuh diri.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
novel Ziarah karya Iwan Simatupang ada
tanda-tanda yang digunakan untuk
mengambarkan makna dari novel tersebut.
Berdasarkan tanda-tanda yang dijelaskan
memberikan makna kematian. Tandatanda yang terdapat dalam novel Ziarah
karya Iwan Simatupang yaitu tahap
represementament menggunakan kata
ziarah, berdasarkan objeknya menurut
Pierce terbagi menjadi tiga bagian yaitu
ikon, indeks, dan simbol. Yang termasuk
dalam ikon yaitu kata mata, lalu indeks
yaitu peristiwa kematian istri pelukis,
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
310
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 6 No. 2 September 2022
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara
E-ISSN:2597-6095
sedangkan simbol yaitu minuman. Dari
makna novel ini ingin menggambarkan
pada kritik sosial. Dalam kehidupan ini
kita akan menghadapi sesuatu yang pasti
yaitu kematian. Semua orang akan
mengalaminya mau tidak mau, dan suka
tidak suka. Ketika kita ditinggalkan
seseorang, kita tidak boleh terpuruk,
seharusnya kita harus lebih meghargai dan
mengenal hidup.
Saran penelitian ini
yaitu
diperlukan mengkaji lebih mendalam lagi
dan
menambah
data-data
untuk
memperkuat analisis. Peneliti memberi
saran untuk peneliti selanjutnya yang
ingin menganalisis menggunakan objek
novel Ziarah karya Iwan Simatupang agar
menggunakan pendekatan yang berbeda
untuk menambah ilmu pengetahuan yang
lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asriani, L. (2016). Masalah-Masalah
Sosial Dalam Novel Dari Subuh
Hingga
Malam:
Perjalanan
Seorang Putra Minang Mencari
Jalan Kebenaran Karya Abdul
Wadud Karim Amrullah. Jurnal
Bastra, 1(1), 1–19.
Rawung Ivana Lidya. (2013). Analisis
Semiotika Pada Film Laskar
Pelangi. Acta Diurna. Vol 1 (1). 116.
Simatupang Iwan (1969). Ziarah. Jakarta
Selatan. Noura Books.
Wibowo Wahyu Seto Indiwan. 2013.
Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan
Skripsi Komunikasi. Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana Media.
Widayati Sri. 2020. Buku Ajar Kajian
Prosa Fiksi. Sulawesi Tenggara:
LPPM
Universitas
Muhammadiyah Buton Press.
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Novel Ziarah Karya Iwan Simatupang
311
Download