Research Based Learning Penerapan Hukum Bernoulli Pada Irigasi Tetes Sederhana Pada Tanaman FI-1102 Fisika Dasar 1 Farouk Nurramadhani.M-121190026 Annisa Putri-Teknik Industri-121190029 Dewi Sinta -Prodi -121120026 Michael Josua-Prodi-121120025 Sonnia Valentin-Teknik Geofisika-121120027 Marcella Aulia-Teknik Geofisika-121120029 Abstrak Pada praktikum RBL kali ini akan membahas tentang hukum Bernoulli pada penerapan irigasi tetes sederhana pada tanaman, dimana penerapan ini termasuk kedalam fluida dinamis. Hukum Bernoulli adalah istilah dari mekanika fluida yang berhubungan dengan Gerakan aliran fluida (zat cair atau gas). Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan suatu fluida akan berkurang atau berkurang jika fluida mengalir atau bergerak lebih cepat. Penerapan hukum Bernoulli pada irigasi tetes sederhana dengan tanaman sebagai media percobaan praktikum, dimana irigasi tetes sederhana itu sendiri yaitu Teknik penyiraman tanaman menggunakan tempat penampungan air yang diberi saluran untuk menetesi media tanam sedikit demi sedikit secara konstan sehingga media tanam cepat subur. Dalam membuat alat irigasi tetes sederhana ini cukuplah mudah, yaitu menggunakan paralon, sedotan, lem tembak dan penutup pipa. Alat irigasi sederhana ini dapat membantu para petani untuk memudahkan pekerjaan mereka, karena bisa saja banyak tanaman yang mati akibat kurangnya pengairan pada lahan tanaman tersebut ditanam. Dan dengan adanya alat Research Based Learning - Judul irigasi tetes sederhana dapat membantu dalam mendukung pertumbuhan tanaman karena dapat menstabilkan kelembaban pada tanah dan sebagai pelarut pupuk, juga dapat mempermudah proses pengairan pada lahan tempat tanaman tumbuh. Besar tidak nya air yang mengalir pada alat irigasi tetes sederhana tergantung oleh debit serta tekanan ailiran air nya. Kata kunci : Hukum Bernoulli, irigasi tetes sederhana, kegunaan 1. Pendahuluan Fluida adalah sebuah zat yang dapat mengalir dan dapat berubah bentuk secara terus-menerus jika terkena tekanan atau gaya geser. Fluida juga merupakan zat yang merujuk kepada zat cair (cairan) dan gas (uap) [1]. Pada fluida dinamis, berlaku hukum Bernoulli. Hukum Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss, pada tahun 1700-an yang menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. [2] Salah satu penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari – hari adalah irigasi 1 tetes sederhana pada tanaman. irigasi tetes sederhana itu sendiri yaitu Teknik penyiraman tanaman menggunakan tempat penampungan air yang diberi saluran untuk menetesi media tanam sedikit demi sedikit secara konstan sehingga media tanam cepat subur. Alat ini dipengaruhi oleh debit dan tekanan air serta cara kerja alat ini yaitu dengan memberikan air ke dalam penampung dengan membuka penutup paralon dan air akan dengan sendirinya mengalir ke sedotan sedotan yang ada pada paralon dengan tekanan dan debit air yang ada. Adapun tujuan pembuatan alat irigasi tetes sederhana adalah untuk mengetahui prinsip kerja dari alat tersebut. 2. Teori Dasar Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara, sedangkan fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Pada fluida statis terdapat persamaan tekanan, sedangkan pada fluida dinamis terdapat persamaan debit aliran dan asas Bernoulli. 1. Fluida Statis Tekanan Tekanan (P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A), maka besarnya tekanan adalah gaya dibagi dengan luas. Tekanan zat cair disebarkan ke segala arah dengan sama rata. Dirumuskan dengan persamaan : 𝑃= Asas Bernoulli pertama kali dikemukakan oleh Daniel Bernoulli sekitar tahun (1700±1782). Pada 𝐹 𝐴 (1) Keterangan: P = Tekanan (Pa) tanggal 18 Februari 1700 Daniel Bernoulli lahir di Groningen, Belanda. Daniel Bernoulli Membuat buku yang berjudul Hydrodynamica yang menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru menurun. Prinsip ini menggambarkan sebuah istilah di F = Gaya (N) A = Luas permukaan (m2) 2. Fluida Dinamis Debit Aliran Volume fluida tiap satuan waktu yang mengalir dalam pipa disebut debit. Dirumuskan dengan persamaan: dalam mekanika fluida yang dapat menyatakan bahwa pada aliran fluida, 𝑄= 𝑉 𝑡 peningkatan pada kecepatan fluida (2) Atau akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut Pembuatan teknologi irigasi tetes 𝑄 = 𝐴. 𝑣 (3) Keterangan: sederhana menggunakan prinsip fluida yaitu Q = debit aliran (m³/s) mekanika fluida. Mekanika fluida dapat dibagi V = volume (m³) menjadi fluida statis dan fluida dinamis. t = waktu (s) Research Based Learning - Judul 2 A = luas permukaan (m²) v = kecepatan (m/s) Asas Bernoulli Pada asas Bernoulli berlaku hubungan antara tekanan (P), kecepatan alir (v), dan tinggi tempat (h) dalam satu garis lurus. Sehingga asas bernoulli dapat didefinisikan yaitu tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya. Dirumuskan dengan persamaan: 𝑃1 + 1 𝑟ℎ𝑜1 𝑣12 + 𝑟ℎ𝑜1 𝑔 ℎ1 2 1 = 𝑃2 + 𝑟ℎ𝑜2 𝑣22 2 + 𝑟ℎ𝑜2 𝑔 ℎ2 (4) Keterangan: P = Tekanan (Pa) Rho = massa jenis fluida (kg/m³) v = kecepatan aliran (m/s) g = percepatan gravitasi (m/s²) h = ketinggian tempat (m) Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa atau selang berlubang dengan menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesantetesan langsung pada daerah pekarangan tanaman. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan. Cara pemberian irigasi yang tidak tepat menjadi penyebab rendahnya produktivitas tanaman. Hal ini terlihat jelas dari sebagian besar tanaman yang mati disebabkan terjadinya pembusukan akar akibat kelebihan air yang diberikan, karena pemberian irigasi sistem tradisional yang diterapkan tanpa adanya takaran yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penelitian tentang aplikasi sistem irigasi tetes pada tanaman yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, hemat air, sederhana dan mudah diterapkan pada pertanian lahan kering perlu dikembangkan. Jumlah air yang keluar dari emitter per satuan waktu, dimana untuk menentukannya digunakan persamaan sebagai berikut Q = V/t Keterangan: Q = debit emitter (mm3/detik) V = volume tetesan emitter (mm3) t = waktu pengamatan tetesan emitter (detik) Irigasi tetes (deep irrigation), pada metode ini air irigasi diberikan dalam bentuk tetesan yang hampir terus menerus didaerah pekarangan dengan menggunakan penetes. Debit pemberian sangat rendah, biasanya kurang dari 12 liter/jam untuk point source emmiter atau kurang dari 12 liter/jam permeter line source emmiter. Air adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan keberhasilan Research Based Learning - Judul 3 peningkatan produksi pertanian, 1. untuk menghemat penggunaan air ketersediannya mutlak diperlukan baik secara tanaman. jumlah maupun kualitasnya. Kebutuhan air 2. mengurangi kehilangan air yang tanaman sebagian besar dipenuhi dari hujan begitu cepat akibat penguapan dan akan tetapi apabila kebutuhan air tidak infiltrasi terpenuhi oleh air hujan, maka harus dilakukan 3. membantu memenuhi kebutuhan air upaya untuk dapat mencukupi kebutuhan air tanaman pada awal penanaman pada fase pertumbuhan tanaman, sehingga sehingga juga akan meningkatkan kebutuhan air tanaman tetap terpenuhi secara pemanfaatan unsur hara tanah oleh optimal dan pertumbuhan tanaman berjalan tanaman. dengan optimal pula. Oleh karena itu, maka 4. Mengurangi stresing atau pelaksanaan pengelolaan air melalui irigasi mempercepat sangat dibutuhkan khususnya untuk memenuhi sehingga kebutuhan air dimusim kemarau. keberhasilan tumbuh tanaman. Irigasi tetes merupakan salah satu sistem irigasi mikro yang memiliki tingkat efisiensi penggunaan air yang paling tinggi dibandingkan dengan irigasi curah. Sistem irigasi tetes mengalirkan air secara lambat untuk menjaga kelembaban tanah dalam rentang waktu yang diingingkan bagi tanaman. Karena efisiensi penggunaan air yang cuku tinggi, maka sistem irigasi tetes ini cukup efektif digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman. adaptabilitas bibit meningkatkan Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada tempat-tempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah. prinsip kerja irgasi tetes adalah pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman, dengan cara meneteskan air melalui emiter yang mengarah langsung pada zona perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang sudah ada sebelumnya, misalnya saja irigasi permukaan, irigasi pancar dan lainlain. Irigasi ini sangatlah efektif untuk efisiensi Ciri-ciri dari irigasi tetes adalah debit penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes ini air kecil selama periode waktu tertentu, interval langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan yang sering atau frekuensi pemberian air yang air mengalami penguapan. Irigasi tetes adalah tinggi, air diberikan pada daerah perakaran suatu sistem untuk memasok air (dan pupuk) tanaman, aliran air bertekanan dan eisiensi tersaring serta keseragaman pemberian air lebih baik. pemancar (emitter). Irigasi tetes menggunakan Adapun kegunaan dari irigasi tetes adalah debit kecil dan konstan serta tekananrendah. sebagai berikut: Air akan menyebar di tanah baik ke samping ke dalam tanah melaluisuatu maupun ke bawah karena adanya gaya kapiler Research Based Learning - Judul 4 dan gravitasi. bentuk sebarannya tergntung 5. Lem jenis tanah, kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis tanaman. Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit komponen utamanya adalah pipa paralon dengan dua ukuran yang berbeda yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama, sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pada pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air kesetiap tanaman dengan jarak sesuai jarak tanaman. Irigasi tetes tidak membuang-buang air. Air memiliki waktu untuk menyerap kedalam dan secara kapiler ke seluruh area pekarangan. Hasilnya irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95%, sistem irigasi mikro ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan jumlah air yang tepat setiap hari. 3.3 Cara Membuat Irigasi Tetes Sederhana I. II. III. IV. V. VI. VII. Siapkan alat dan bahan Lubangi ember dengan pisau dan lubangi paralon dengan paku Kemudian, masukkan paralon yang sudah dilubangi tersebut ke dalam ember yang sudah dilubangi Tutup ujung paralon menggunakan penutup paralon Lalu, beri lem pada sekitar lubang yang masih terlihat agar tidak bocor Siapkan sedotan kemudian masukkan sedotan ke setiap lubang pada paralon, dan beri lem agar tidak terlepas Alat irigasi tetes sederhana sudah dapat digunakan. Step I 3. Metodologi (Detail Cara Kerja Alat) Irigasi tetes merupakan cara pemberian air secara langsung pada tanaman menggunakan alat tetes bernama emitter. Irigasi ini bisa dilakukan di permukaan tanah maupun di dalam tanah dan bertujuan untuk memanfaatkan air yang ada dalam jumlah terbatas. Step II Step III Step IV 3.1 Alat 1. Paku Step V 2. Pisau 3.2 Bahan Step VI 1. Ember 2. Paralon Step VII 3. Sedotan Prinsip Kerja 4. Tutup paralon Research Based Learning - Judul 5 Prinsip irigasi tetes atau yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral. Pada ujung pipa lateral terdapat pemancar (emitter) yang digunakan untuk mendistribusikan air secara merata pada tanaman sesuai kebutuhan. Pemancar diletakkan di dekat perakaran sehingga tanah yang berada di daerah perakaran selalu lembab. Sistem irigasi tetes mempunyai cara pengontrolan yang baik sejak air dialirkan sampai diserap tanaman. Di samping itu sistem irigasi tetes mengurangi proses penguapan (evaporasi), di mana nutrisi dapat langsung diberikan ke tanaman melalui irigasi. Sistem irigasi cocok digunakan untuk tanaman yang ditanam secara berderet yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sehingga dapat menutupi biaya penyusutan perangkat irigasi tetes. 4. Hasil dan Analisis Berikut data hasil perhitungan dari pengamatan yang dilakukan. Diketahui data-data berikut ini: Diameter pipa Panjang Pipa H1 = 5 H2 = 10 H3 = 15 s1 = s2 = s3 = = 16 mm = 1000 mm mm mm mm 5 menit 8 menit 10 menit Dianalisis dengan persamaan Bernoulli (persamaan 4) dengan mempertimbangkan kehilangan tinggi tekan (he) diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut. DATA HASIL PENGAMATAN DEBIT PADA IRIGASI Kecepatan aliran dalam pipa (m/dt) Debit (m3/dt) Waktu pengamatan (dt) Volume air (liter) 1 0.017836 0.89609 300 0.2688 2 0.035672 1.79219 480 0.8602 3 0.053509 2.68829 600 1.6129 No. Dari hasil perhitungan diatas dengan menggunakan persamaan Bernoulli dapat dilihat bahwa: 1. Pada baris lubang pertama dengan beda tinggi 5 mm dengan lubang pada penampungan ember didapat nilai kecepatan pada pipa sebesar 0.017836 m/dt, dengan debit aliran 0.89609 m3/dt, dengan waktu pengamatan selama 300 dt (5 menit ) diketahui volume air yang mengalir sebesar 0,2688 liter. 2. Pada baris lubang kedua dengan beda tinggi 10 mm dengan lubang pada penampungan ember didapat nilai kecepatan pada pipa sebesar 0.035672 m/dt, dengan debit aliran 1.79219 m3/dt, dengan waktu pengamatan selama 480 dt (8 menit ) diketahui volume air yang mengalir sebesar 0.8602 liter. 3. Pada baris lubang ketiga dengan beda tinggi 15 mm dengan lubang pada penampungan ember didapat nilai kecepatan pada pipa sebesar 0.053509 m/dt, dengan debit aliran 2.68829 m3/dt, dengan waktu pengamatan selama 600 dt (10 menit ) diketahui volume air yang mengalir sebesar 1.6129 liter. 5. Kesimpulan Dari Hasil dan Analisa diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Karena efisiensi penggunaan air yang cuku tinggi, maka sistem irigasi tetes ini cukup efektif digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman. 2. Perbedaan Ketinggian emitter dengan lubang tampungan ember mempengaruhi kecepatan serta debit dan volume air yang akan disalurkan ke tanaman. 3. Pada perhitungan didapat bahwa beda tinggi yang lebih kecil dari lubang Research Based Learning - Judul 6 tampungan menghasilkan kecepatan aliran yang lebih kecil sehingga volume air yang tersalurkan lebih kecil. 4. Pada perhitungan didapat bahwa lubang pada baris ketiga memiliki kecepatan dan volume air terbanyak yang disalurkan ke tanaman. 5. Irigasi tetes dengan metode ini idanggap cukup baik karena debit yang disalurkan Debit pemberian sangat rendah, yang kurang dari 12 liter/jam untuk point source emmiter atau kurang dari 12 liter/jam permeter line source emmiter. Saran yang dapat diberikan pada pengamatan ini yaitu, sebaiknya dalam perakitan alat dilakukan lebih hati-hati agar alat yang dihasilkan lebih baik dan efektif. DAFTAR PUSTAKA [1] Jackstar H. S., Panduan Penulisan Laporan, Jacks Publishing, Yogyakarta, 2008. [2] Nama Penulis, Judul Pustaka, Nama Penerbit, Lokasi Diterbitkan, Tahun Diterbitkan. Research Based Learning - Judul 7