Tugas Kelompok Manajemen Strategis Case 11 : Nestle in 2008 Dosen pengampu : Drs. Achmad Sobirin, MBA., Ph.D., Ak Disusun oleh : Amiruddin Kalbudi 15911078 Nidya Nur Fauziah 15911075 Setyo Dimas Dwicahyo 15911077 Adhi Puspa Nugroho 15911087 Magister Manajemen 46 A PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2016 1 Daftar Isi Manajemen Strategis..............................................................................................................................i Case 11 : Nestle in 2008.........................................................................................................................i Daftar Isi................................................................................................................................................ii I. Ringkasan Kasus - Case 11 : Nestlé in 2008...............................................................................1 1.1. Informasi Umum..................................................................................................................1 1.2. Informasi Detail...................................................................................................................1 1.2.1. Era Maucher (1980 – 1997).....................................................................................1 1.2.2. Era Brabeck (1997- 2008)........................................................................................2 1.2.3. Nestle’s New Vision..................................................................................................3 1.2.4. Riset dan Pengembangan........................................................................................3 1.2.5. Struktur Organisasi.................................................................................................4 1.2.6. Operasi dan Raw material Sourching....................................................................5 1.3. Informasi Keuangan............................................................................................................6 1.4. Suksesi kepada Buckle pada tahun 2008............................................................................6 1.4.1. Platform Pertumbuhan...........................................................................................7 II. RUMUSAN PERMASALAHAN............................................................................................7 III. PEMBAHASAN.......................................................................................................................9 2 I. Ringkasan Kasus - Case 11 : Nestlé in 2008 I.1. Informasi Umum Pendiri Nestlé, seorang ahli farmasi dari Jerman bernama Henri Nestlé, menciptakan produk 'farine lactée' (yang artinya tepung dan susu) di Vevey, Swiss pada tahun 1987. Produk ini merupakan kombinasi susu sapi, tepung gandum dan gula, dan Nestlé menciptakannya bagi bayi-bayi yang tidak dapat menerima Air Susu Ibu, untuk mengatasi tingginya angka kematian bayi saat itu. Sejak saat itu pula, Henri Nestlé mulai menggunakan logo 'sarang burung' bermakna sarang kecil (little nest) yang menjadi ikon hingga saat ini. Perusahaan mulai berkembang dibenua eropa dan pada tahun 1905 melakukan merger dengan Anglo-Swiss Condensed Milk Company membuat perusahaan semakin berkembang baik secara geografis dan perkembangan produk dengan membuat produk baru termasuk cokelat. Pada awal tahun 1900-an Nestle mengoperasikan pabrik untuk mengolah produk bayi dan susu di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Spanyol, Australia (tahun 1907). Selanjutnya mendirikan warehouse di singapura, hongkong dan bombay untuk memenuhi permintaan yang mulai berkembang pesat di pasar Asia. Tahun 1920 Nestle membuka pabrik di Brasil yang merupakan rangkaian dari fasilitas pengolahan di amerika latin. Melalui berbagai akuisisi, Nestlé mulai memasuki area-area baru yang sedang bertumbuh pesat seperti makanan beku, dan memperluas bisnis tradisionalnya dari area susu, kopi dan makanan dalam kemasan kaleng. Pada tahun 1937 Nestle mengeluarkan produk Nescafe yang pada awalnya diciptakan untuk membantu kelebihan pasokan kopi pada industri kopi di Brasil. Pada 1970an, perusahaan melebarkan bisnisnya ke area kefarmasian dan kosmetik. Pada tahun 1969 Nestle memasuki bisnis air mineral dengan membeli saham VITTEL, produk air minum dari Perancis. Pada tahun 1974 Nestlé melebarkan bisnisnya di luar area makanan dan minuman dengan menjadi pemegang saham kecil di perusahaan kosmetik global L’Oréal. Pada tahun 1977 Di bawah nama baru Nestlé S.A., perusahaan melanjutkan strategi diversifikasinya dengan membeli Alcon Laboratories, perusahaan yang menghasilkan produk-produk kefarmasian dan kesehatan mata dari Amerika Serikat. I.2. Informasi Detail I.2.1. Era Maucher (1980 – 1997) 1 Era ini adalah masa Helmut Maucher menjadi CEO dimana pada tahun 1978 -1981 terjadi penurunan tingkat keuntungan. Maucher mengambil langkah radikal dengan memangkas beberapa unit produk yang tidak memiliki performa baik, memangkas ketidakeffisienan, mengetatkan aliran kas, mereorganisasi manajemen tingkat atas, dan kembali memfokuskan energi untuk mempertahankan perusahaan yang memproduksi makanan kelas dunia. Dengan memperluas produk selain produk inti (kopi susu dan produk cokelat) dengan yang memiliki dua tujuan utama yaitu untuk meningkatkan market share di Amerika dan membuat Nestle sebagai world leader dalam hal peningkatan pertumbuhan segmen-segmen tertentu (air mineral dan produk cokelat). Pada tahun 1985 Nestle mengakuisisi carnation sebuah perusahaan amerika bergerak di bidang industri makanan terbesar dalam sejarah saat itu. I.2.2. Era Brabeck (1997- 2008) Brabeck merupakan pengganti dari maucher, tujuan brabeck adalah untuk mencapai keberlanjutan persaingan secara global melalui empat pilar strategis (four strategic pillar) : 1. 2. 3. 4. Low Cost, mengifisienkan biaya operasi Renovation dan Innovation dalam lini produk Nestle Ketersediaan universal (Universal Availibility) Meningkatkan komunikasi dengan konsumen dengan produk yang lebih baik. Dengan empat pilar tersebut akan memungkinkan tercaainya Nestle Model yakni istilah yang digunakan untuk menggambarkan tujuan jangka panjang dari pertumbuhan organik yang berkisar antara 5% - 6% per setiap tahun, dilanjutkan dengan peningkatan EBIT dan peningkatan capital management. Riset dan Pengembangan (RnD) direksturisasi untuk lebih renspnsif kepada konsumen da lebih baik dalam menghantarkan renovasi dan inovasi. Program sistem rating 60/40 juga diinisasi dengan cara mengetahui tingkat preferensi dari konsumen untuk memilih produk Nestle dibandingkan dengan produk kompetitor dimana apabila nilai preferensi dibawah 60% maka produk tersebut akan diformulasi ulang, dihentikan, atau dijual. Pada tahun 2000 brabeck juga menginisiasi GLOBE yakni sebuah sistem informasi real time yang komprehensif yang mampu menyatukan dan mengikat 2 keseluruhan bisnis Nestle bersama-sama dalam satu infrastruktur teknologi. Tujuan dari GLOBE adalah untuk menggabungkan data (dengan standardisasi dan definisi yang sama antar unit bisnis). mengelola informasi, dan membuat sebuah pembelajaran yag dapat saling dibagi antar anak perusahaan yang berbeda secara geografis. Selama ini perusahaan selalu mengolah dari bahan dasar agrikultural dan sekarang bergeser dengan menjual beberapa pabrik pengolahan coklat dan dairy product kemudian membeli bahan-bahan komposisi dari suplayer luar. Dengan demikian perusahaan menjual unit produk yang tidak memiliki nilai tambah (value added). Beberapa akuisisi besar juga dilakukan untuk mempertahankan tingkat soliditas Nestle dalam beberapa kategoru antara lain : produk air mineral, kopi, es krim, dan formula susu bayi. I.2.3. Nestle’s New Vision Seiring dengan perubahan operasional maka Nestle berubah dan bergeser dari perusahaan makanan dan minuman berteknologi berubah menjadi visi yang lebih luas dari nutrisi, kesehatan dan kebaikan (nutrition, Health, and wellness). Nestle memahami bahwa konsumen sudah paham keterkaitan antara makan keselahatan dan kebutuhan kesehatan pribadi. Target lain dari nutrisi, health dan wellness 1. Functional Benefit, BABs (branded active benefits) yakni nilai tambah dari sebuah produk yang memungkinkan dittambahkan sehingga produk tersebut memiliki nilai tambah bagi konsumen 2. Specialty nutrition Products, membuat produk yang dibutuhkan konsumen dengan kebutuhan khusus seperti bayi, anak-anak, atlit dan orang dengan kondisi kesehatan shusus. 3. Services, adanya layanan lain dari produk yang membuat konsumen dapat berkonsultasi tentang kebutuhan gizi, konsultasi diet yang disesuaikan dengan adanya situasi dan kondisi tertentu dari konsumen. I.2.4. Riset dan Pengembangan 3 Visi dari nutrisi, kesehatan dan wellness dapat dilakukan dengan adanya riset dan study yang menghubungkan antara diet, faktor genetik, untuk menghasilkan ide produk yang revolusioner. Pusat riset dikembangkan di Nestle Research Center (NRC) di Swiss yang merupakan fasilitas fundamental terbesar dalam bidang pangan, nutrisi dan lain sebagainya. Nestle menganut model “open inovation” dengan mempekerjakan lebih dari 300 peneliti dari luar dan berkolaborasi secara global dengan 5.000 peneliti dari perguruan tinggi top dunia. Tahun 2007 Nestle berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari CHF 1,5 Miliar untuk lebih dari 10 tahun untuk para start up dan perusahaan yang sedang berkembang dalam area produk pangan, nutrisi, kesehatan dan wellness. Produk produk baru Nestle lahir dari adanya aplikasi riset dan pengembangan secara global namun dalam memasukkan produk baru tersebut kesebuah region tertentu akan sangat tergantung dari keputusan manajer lokal terlebih dahulu apakah akan dimasukkan dalam portofolio produk mereka atau tidak. I.2.5. Struktur Organisasi 4 Nestle memiliki struktur organisasi yang flat dan bersifat desentralisasi meskipun memiliki 275.000 karyawan dan sudah mampu menjual produk ke 130 negara. Selain dari struktur organisasi tersebut terdapat Country manager disebut juga sebagai market head yang diberikan tingkat kemandirian yang bersifat autonom yang berhubungan langsung denga konsumen di wilayah kerjanya. Nestle merasa bahwa manajemen lokal akan lebih memahami kultur masyarakat, citarasa, motivasi konsumen, dan akan mampu menterjemahkan apa yang diinginkan oleh konsumen lokal sehingga produk yang dihadirkan dapat sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kepemimpinan puncak di Nestle yang berpusat di swiss tidak melakukan kegiatan yang keseharian (day-to-day) secara lebih detil dari mulai negosiasi sampai dengan kontrak bisnis. tugas dari manajemen puncak tersebut adalah untuk memberikan arah dan panduan kemana arah perusahaan sehingga orang-orang dalam 5 perusahaan harus berjalan dalam arah yang sama dan menggunakan strategi dan alat bantu yang tepat. Hal ini dapat terjadi karena rata-rata pekerja Nestle kebanyakan adalah seorang yag sudah bekerja kurang lebih 25 tahun di perusahaan sehingga mereka mengetahui secara baik dengan kultur budaya perusahaan. I.2.6. Operasi dan Raw material Sourching Tahun 2007 Nestle mengoperasikan 480 pabrik di 86 negara. setengah dari pabrik tersebut berada di negara berkembang dan produk yang dihasilkan diserap oleh pasar lokal. Nestle tidak membangun pabrik di tempat yang murah dan menjual produk di tempat yang mahal. Tujuan produksi pangan dari Nestle selalu untuk pasar lokal, sehingga terjangkau dan lebih segar dimana hal tersebut menjadi sesuatu yang baik bagi dunia. Untuk mendukung operasional secara global Nestle menghabiskan sekita CHF 13 Billion per tahun pada material agrikultur (dairy 51%, cofee 15%, sugar 9%, cocoa 8%). Pembelian bahan baku tersebut hampir 60% dilakukan di negara dengan tingkat ekonomi berkembang. Pada negara berkembang, Nestle mebeli komoditas agrikultur dari pasa loka dan terkadang lansung dsari petani hal ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan kerjasama dan menjadi pilihan dari petani lokal. Nestle bahkan seringkali memberikan beberapa anjuran dan saran agar petani mampu lebih mampu memasarkan produksinya. Hal ini dipandang perlu mengingat Nestle membutuhkan mereka untuk menjaga sustainibiltas bisnis jangka panjang. Terdapat kemungkinan juga bahwa dengan adanya globalisasi makan kebutuhan pasokan untuk negara dengan jumlah penduduk yang banyak akan kekurangan pasokan produk apabila terdapat peningkatan kemampuan ekonomis yang memungkinkan peningkatan konsumsi produk Nestle. I.3. Informasi Keuangan 1. Laporan konsolidasi keuangan tahun 2007 Uraian EBIT EBIT Earnings BIT 2007 14.434 14% 2006 12.786 13,5% 6 2. Consolidated Balanced sheet 2007 Uraian Total Assets Total Liabilities Total Equity 3. 2007 13.439 2006 11.676 (11.232) (6.469) Financial information (2003- 2007) Uraian Market Capitalization 5. 2006 101.805 48.957 52.848 Consolidated Cashflow 2007 Uraian Operating CF Investment activities (sale of Property, plant and equipment) 4. 2007 114.659 60.425 54.234 2007 2006 2005 2004 2003 195.661 166.152 152.576 115.237 119.876 Total Sales Result by geographic area Year Europe Americas 2007 25.599 28.956 Asia, Oceania 14.296 Nestle Water 8.787 Nestle Nutrition 5.270 I.4. Suksesi kepada Buckle pada tahun 2008 Predensor philosophies of leadership dan pentingnya budaya Nestle dalam menjaga kinerja jangka panjang. Model Nestle merupakan salah satu dari peningkatan keuntungan dan pertumbuhan sehingga menurut buckle Nestle tidak perlu melakukan restruksturisasi besar. Yang akan dilakukan adalah mengantisipasi dan proaktif. Tidak perlu ada fokus jangka pendek yang terkesan semu sehingga malah akan membahayakan fokus jangka panjang. 7 I.4.1. Platform Pertumbuhan Terdapat empat komplementer yang telah diidentifikasi akan mampu menggandakan penjualan untuk 10 tahun mendatang yakni 1. Health, nutrition dan wellness merupakan strategi yang akan terus diterapkan pada semua kategori produk dan wilayah. 2. Emerging market berdasarkan perkiraan bahwa tahun 2010 hampir 90% populasi dunia hidup di negara berkembang. Sehingga PPP (popularity position product) didesain dengan harga yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan harian. 3. Out-of-home consumption, dengan meningkatnya tingkat perekonomian warga dunia maka akan terdapat kemungkinan adanya konsumsi diluar rumah. 4. Premiumization of existing product, Nestle menyadari bahwa terdapatnya pertumbuhan untuk segmen atas dengna tingkat pendaptan yang tinggi sehingga akan terdapat permintaan terhadap produk pangan premium. II. RUMUSAN PERMASALAHAN Dari ringkasan kasus sebagaimana diatas maka terdapat beberapa hal yang dapat diuraikan dan menjadi rumusan permasalahan yang dihadapi oleh suksesor Buckle dalam kepemimpinan Nestle berikutnya: 1. Bagaimana Nestle mengidentifikasi lini produk atau unit bisnis yang memiliki tingkat kompetisi rendah namun tidak menghasilkan kontribusi bagi perusahaan dan tetap menjaga market share perusahaan? 2. Bagaimana inovasi dan reinovasi terhadap produk pangan nutrisi dilakukan oleh Nestle dalam mempertahankan posisi sebagai market leader di segmen ini? 3. Dengan adanya potensi peningkatan pendapatan perkapita penduduk baik di negara maju atau berkembang akan memiliki imbas dalam oprasional Nestle. Apa berbagai hal yang harus dipersiapkan dan dihadapi Nestle? 8 III. PEMBAHASAN III.1. Pembahasan 1 Nestle merupakan market leader dalam segmen industri makanan dan minuman di dunia. Merek mereka merupakan terbentuk sebagai merek premium yang diminati dan dikonsumsi oleh konsumen seluruh dunia. Sebagai perusahaan market leader, Nestle tidak serta merta akan berdiri nyaman di puncak. Pesaing mereka akan tetap mengintai untuk langsung diambil posisinya dari pemimpin pasar. Nestle terus berupaya untuk mempertahankan posisi mereka dengan berbagai langkah yang mereka terapkan. Analisis lingkungan industri Nestle sebagai perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman merupakan penguasa pasar dengan pendapatan sebesar $89,8 miliyar (data tahun 2007) mengalahkan pesaing mereka dengan segmentasi industri yang sama. Melihat situasi seperti ini, analisa lingkungan industri Nestle bisa dilakukan dengan mengadopsi teori Porter tentang five force competitiveness model yakni melihat kekuatan dari masing-masing elemen seperti kekuatan pembeli, pemasok, produk pengganti, hambatan pemain baru masuk ke industri dan kekuatan persaingan industri tersebut. 1. Ancaman pemain masuk Industri pengolahan makanan dan minuman merupakan industri dengan standar kompetisi yang ketat. Tercatat ada 5 (lima) pemain utama yang menguasai sektor ini dan merupakan perusahaan yang tercatat sebagai perusahaan multi nasional. Kekuatan persaingan seperti ini akan menyulitkan pemain baru untuk memasuki industri ini. Nestle sendiri sebagai penguasa pasar memiliki turnover asset sebesar $0,99 miliyar mengalahkan para persaingnya (Kraft, General Mills, Unilever dan Grup Danone). Portofolio merek kelima perusahaan ini sangat kuat sekali sehingga setiap pemain baru yang masuk ke dalam jika tidak memiliki kemampuan kompetisi akan mengalami kekalahan. 2. Kekuatan daya tawar dari pemasok Nestle merupakan perusahaan penghasil produk olahan makanan dan minuman terbesar di dunia namun tidak memiliki lahan pertanian komersil untuk menghasilkan bahan baku produksi mereka. Sebagai langkah untuk mengatasi hal tersebut, Nestle melakukan pendekatan dengan menciptakan dan membina hubungan jangka panjang dengan pemasok bahan baku di seluruh dunia. Pada kondisi seperti ini, Negara penghasil produk pertanian merupakan asset yang harus terus dipelihara karena pada 9 saat terjadi hubungan yang tidak baik Negara pemasok akan mengalihkan pasokan mereka ke perusahaan lain tentu saja kondisi ini akan merugikan Nestle sendiri. 3. Daya Tawar dari Pembeli Pembeli merupakan elemen penting dalam setiap kegiatan industri . Daya tawar pembeli akan mempengarui keberlangsungan perusahaan. Setiap perusahaan yang tidak memiliki keunikan dalam produknya akan menyebabkan pembeli berkeinginan untuk berpindah ke produk yang lain. Pesaing-pesaing Nestle sendiri memiliki produk yang sangat cepat mempengaruhi konsumen dalam berpindah merek. Berdasarkan situasi ini, Nestle memahami daya tawar konsumen, maka Nestle berupaya meningkatkan kebaikan atau keunggulan produk mereka dengan menghasilkan produk-produk yang lebih memperhatikan kesehatan dan kebaikan lebih kepada konsumen. 4. Ancaman Produk Pengganti Produk yang ditawarkan Nestle merupakan produk premium yang menjadi pilihan utama dalam setiap keputusan pembelian konsumen. Nestle mengambil langkah dengan melakukan afiliasi ke perusahan yang dianggap sebagai produk pengganti apabila konsumen tidak menginginkan produk Nestle dibeli. Diperkuat dengan produk pesaing yang memiliki tingkat kesamaan yang sama dengan Nestle akan memberikan kompetisi secara langsung. Hal ini merupakan suatu kondisi yang sangat vital bagi Nestle untuk terus berupaya menemukan produk-produk yang berbeda dan tidak bisa ditiru oleh pesaing. 5. Kekuatan Persaingan Industri Kekuatan persaingan industri makanan dan minuman olahan tidak bisa dipungkiri lagi. Nestle secara nyata menghadapi pesaingnya seperti Kraft, General Mills, Unilever dan Grup Danone. Nestle menguasai kekuatan kompetisi pada level nasional dan regional. Setiap regional yang mereka kuasai tidak selalu membuat mereka nyaman. Pada saat Nestle lengah maka pesaing mereka akan mengambil tindakan cepat untuk menggoyang posisi Nestle di posisi penguasa pasar. Strategi Portofolio Produk Nestle Nestle sebagai perusahaan multi nasional memposisikan diri sebagai perusahaan di bidang pengolahan pangan yang bernutrisi dan menyehatkan memiliki komitmen untuk terus menghasilkan produk-produk olahan pangan yang berkualitas dan menyehatkan. Mereka percaya dengan menguasai pangsa pasar maka akan 10 mempermudah semua pimpinan di Nestle menjalankan strategi bisnis level korporat seperti memperluas lini produk, memperluas pangsa pasar, memberhentikan lini produk yang tidak memberikan kontribusi besar ke perusahaan serta melakukan akuisisi terhadap perusahaan yang memiliki kompetisi untuk menjalankan kegiatan bisnis. Karakteristik pasar yang dijadikan target pasar oleh Nestle adalah konsumen yang peduli dengan kesehatan mereka, kebersihan makanan dan perhatian terhadap nutrisi yang besar. Maka, Nestle melakukan portofolio produk yang disesuaikan dengan karakteristik pasar mereka tersebut. Bagi Nestle, pada saat menghadapi pasar seperti ini peran divisi penelitian dan pengembangan mereka memiliki andil besar dalam menentukan produk yang akan dihasilkan. Pada perspektif organisasi, upaya portofolio produk merupakan suatu strategi yang diterapkan oleh perusahaan sebagai usaha untuk merespon kebutuhan konsumen terkait produk dengan segmentasi dan permintaan yang berbeda-beda (De Wit dan Meyer, 2010). Strategi portofolio produk akan memberikan keunggulan bagi Nestle karena apapun produk yang dibeli oleh konsumen akan tetap memberikan pendapatan bagi Nestle sendiri. Nestle menciptakan divisi Nutrition sebagai divisi yang memiliki otonomi khusus untuk menghasilkan produk-produk nutrisi bagi konsumen. Bagi Nestle, keberadaan divisi ini memberikan keuntungan yang besar karena bisa menekan biaya untuk melakukan riset masing-masing produk. Divisi Nutrition ini bekerja sama dengan divisi Penelitian dan Pengembangan Nestle dalam menghasilkan berbagai produk. Produk-produk portofolio Nestle mengalami pertumbuhan penjualan selama 3 tahun yakni dari tahun 2005-2007. Zona Amerika mencatatkan sebagai penjualan tertinggi. Zona ini pada tahun 2007 mencatatkan penjualan sebesar $32,917 juta. Produk portofolio Nestle tersebar dari makanan bayi sampai pada berbagai jenis kopi 11 dan es krim serta makanan hewan. Penjualan Nestle mencatat sekitar 70% berasal dari merek yang mereka kelola (De Wit dan Meyer, 2010). Sebanyak 40% produk Nestle menutup semua produk dunia yang dimiliki oleh masing-masing company group. 1. Minuman Serbuk dan Cair Portofolio produk minuman Nestle, termasuk didalamnya minuman bentuk bahan baku yang dipanggang, kopi instan, the, air mineral, susu hingga ke produk seperti cokelat dan Malt. Nestle mencatat, produk Nescafe menjadi penyumbang terbesar penjualan minuman Nestle dengan mencatatkan 23% konsumsi dunia. Minuman serbuk ini merupakan hasil dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan Nestle untuk mengurangi dampak dari cairan yang tumpah pada saat dilakukan pengemasan. 2. Produk Susu dan Es Krim Pada segmen ini, seluruh perusahana susu berhadapan langsung dengan Nestle termasuk di dalamnya yang memproduksi dalam bentuk susu kental maupun bubuk. Sebagai bentuk penguatan brand Nestle, di wilayah Amerika Utara mereka melakukan co-branding dengan General Mills untuk menghasilkan produk sereal yang digunakan sebagai sarapan. Produk Nestle seprti Milo, Bear Brands dan sebagainya merupakan pemimpin utama dari pangsa pasar susu. 3. Makanan Siap Saji dan Bumbu Masak Divisi ini merupakan bagian yang memproduksi produk-produk cepat saji seperti makanan beku (Lean Cuisine, Stouffer dan Hot Pockets), bermacam-macam bumbu masak (Maggi, Cross & Blackwell) dan berbagai macam-macam pasta (Buitoni) 4. Panganan Ringan Nestle merupakan penguasa pasar di segmen makanan ringan dan cokelat dengan merek-merek yang merupakan top of mind di benak konsumen. Merek seperti KitKat, Nestle Crunch yang dilengkapi oleh merek lokal di berbagai regional yang mereka tempati 5. Kesehatan Hewan 12 Setelah melakukan akuisisi Ralston Purina pada tahun 2001, Nestle memposisikan diri sebagai perusahaan makanan hewan peliharaan nomor dua di dunia dengan pangsa pasar sebesar 24,8% pada tahun 2007 yang dimiliki oleh merek makanan hewan perliharaan seperti Purina, Dog Chow dan Friskies. Produk mereka menerapkan metode 60/40 dalam menggunakan bahan baku pembuatan makanan hewan yang dirancang oleh para ilmuwan di divisi penelitian dan pengembangan. 6. Produk Farmasi Divisi non makanan Nestle tertarik untuk mengembangkan lini produk kesehatan. Langkah yang mereka lakukan adalah dengan mengakuisisi sebagian besar saham Alcon dan sebagian kecil dari L’Oreal. Divisi ini fokus kepada nutrisi dan suplemen kecantikan. 7. Air Minum Nestle Divisi air minum Nestle diproduksi di 100 pabrik di 38 negara. Merek Pure Life menjadi merek penyumbang terbesar dengan catatan 50% terjual di Amerika Utara, 44% di wilayah Eropa dan 7% terjual di wilayah lainnya. 8. Nestle Nutrition Divisi ini lebih memperhatikan kepada produk-produk makanan yang sehat dengan merek-merek yang ditujukan kepada nutrisi bayi, nutrisi untuk perawatan dan kesehatan serta produk-produk untuk nutrisi penurun berat badan. Nestle mencatatkan diri sebagai produk nutrisi bayi peringkat pertama dunia dengan penjualan sebesar 70%. 13 Menguatkan Divisi Penelitian dan Pengembangan Pada saat berinvestasi menjadi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, pada tahun 1998 Nestle mulai berinvestasi di bidang penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk premium yang akan dikonsumsi oleh konsumen mereka. Nestle Research and Center merupakan divisi yang dibentuk untuk menghasilkan seluruh produk yang layak dijadikan produk unggulan. Divisi ini juga digunakan sebagai untuk melihat perkembangan portofolio merek mereka apakah masih layak atau tidak untuk dipertahankan. Penelitian dan pengembangan Nestle membentuk model tersendiri dalam menentukan dasar produk atau branchmarking terhadap merek (De Wit dan Meyer, 2010). Langkah ini mereka lakukan untuk melihat pergerakan pesaing apakah produk yang dihasilkan bisa dikalahkan atau mereka tetap sebagai pemimpin pasar. III.2. Pembahasan 2 Seiring dengan adanya strategi korporasi Nestle tentunya inovasi dan reinovasi produk Nestle patut untuk terus menjadi perhatian dalam pengembangan strategi bisnis korporat secara menyeluruh. Produk produk Nestle yang selama ini menjadi PPP (popularity position product) dihasilkan dari riset yang mendalam yang dilakukan oleh peneliti di Nestle Research Center yang memiliki budaya open inovation. Dengan tanpa adanya lahan agrikultur yang yang dioperasikan oleh Nestle maka dengan adanya riset harus memiliki strategi sebagai contoh mampu menghasilkan produk yang lebih sehat namun tetap mampu memiliki harga yang bersaing. Nestle merupakan perusahaan global yang berkembang dengan berbagai produk dan SBU di berbagai negara dmana kebijakan korporasi secara global ditentukan oleh kantor pusat yang berada di swiss. Melalui sistem informasi korporat GLOBE akan mempermudah bagi manajemen puncak dalam memberikan arah strategi perusahaan 14 kedepan meskipun secara langsung pimpinan puncak tidak terlibat dalam day-to-day bisnis Nestle. Dari data penjualan per 2007 berdasarkan letak geografis maka dapat diketahui bahwa penjualan terbesar dihasilkan untuk penjualan di wilayah Amerika kemudian di eropa dan kemudian di asia. Total Sales Result by geographic area Year 2007 Europe 28,464 Americas 32.917 Asia, Oceania 16,556 Nestle Water 10,404 Nestle Nutrition 8,434 Namun demikian kebijakan dan arah inovasi yang dapat menjadikan arah riset yakni adalah dengan riset yang merupakan core competencies dari Nestle. Seiring dengan visi dan misi Nestle Good Food Good Life (Nestle, 2016) yakni dalam bidang pangan. Fokus riset produk pada negara berkembang dan negara maju tentunya akan berbeda yang didasarkan pada: 1. Tingkat pendapatan masyarakat, dimana dengan tingginya tingkat pendapatan masayarakat maka pilihan untuk beralih kepada produk yang lebih premium menjadi lebih besar. Tentunya dengan pilihan produk premium yang disediakan oleh Nestle akan mampu memenuhi hal tersebut. 2. Kultur sosial budaya, hal ini berpengaruh dalam hal masyarakat menentukan makanan apa yang akan mereka makan. Untuk daerah asia mungkin akan lebih menyukai dengan produk makanan yang dekat dengan nasi sedangkan untuk masyarakat eropa lebih dekat dengan makanan pokok berupa roti. Local Taste juga perlu menjadi perhatian dalam pengembangan riset karena citarasa antara budaya tentunya berbeda antara satu budaya dengn budaya lainnya. 3. Tingkat edukasi, dengan semakin teredukasinya konsumen melalui akses informasi yang mudah didapatkan tentunya konsumen akan semakin lebih mengetahui mana produk yang memiliki manfaat dan lebih sehat bagi konsumsi keseharian mereka. Hal ini harus mampu mendorong riset dan inovasi menciptakan produk yang semakin sehat ataupun untuk masa sekarang dengan konsep green environment. Dimana produk yang dihasilkan tersebut adalah produk yang ramah lingkungan baik dalam proses bahan mentah maupun proses pengolahan sampai dengna proses pengemasan harus menjadi perhatian dari perusahaan. 15 3.2.1. Organic basis product Perusahaan berbasis produk pangan tentunya juga harus memperhatikan terkait dengan riset dalam sektor agrikultur dan bahan pangan organic yang merupakan tren masa depan (Niggli. Et all, 2008). Meskipun bidang agrikultur ini akan memiliki konsekuensi dengan tingginya harga pangan yang tinggi. Tantangan dengan menghadirkan produk organic dengan tingkat harga yang terjangkau menjadi hal yang patut diperhatikan. Berdasarkan hasil riset Agromilagro research pada tahun 2006 bahwa pangsa pasar makanan organic di eropa memiliki permintaan yang tinggi yang tentunya ini menjadi potensi bagi Nestle untuk mampu memenuhi produk-produk berbasis organik. III.3. Pembahasan 3 Memasuki babak baru perekonomian dunia, Negara semakin memiliki hubungan saling erat dan tergantung satu dengan yang lainnya. Semua kegiatan perekonomian dengan arus informasi yang bergerak secepat cahaya melalui internet dan telepon seluler. Babak baru ini memberikan sebuah trobosan yang luar biasa dalam bentuk penghematan biaya dan percepatan produksi serta penyerahan barang 16 dan jasa. Sisi lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kekurangan yang dimunculkan pada model ini, yakni adanya ketidakpastian yang menghadang antara produsen dan konsumen. Kejadian atau perubahan keadaan di suatu Negara tertentu dapat menular cepat ke Negara lain dan menciptakan turbulensi besar, yang membawa seluruh sistem ke akibat-akibat yang sama sekali tidak teramalkan (Kotler dan Caslione, 2010). Nestle, perusahaan besar yang berbasis di Swiss harus perlu memperhatikan situasi turbulensi perekonomian seperti ini jika ingin tetap bertahan untuk di masa yang akan datang. Hal yang harus di persiapkan adalah Nestle harus memperhatikan kekuatan perusahaan dan menstabilkannya dengan tujuan Nestle dapat menjadi perusahaan yang stabil dalam potensi peningkatan pendapatan perkapita penduduk di negara maju ataupun negara berkembang. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah kemampuan perusahaan, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Distribusi Nestle menggunakan sistem membuat warehouse di setiap regional yang tersebar di 150 negara, hal ini akan memberikan dampak ditekannya biaya pengiriman dan tentu saja memberikan efisiensi dengan mengurangi jarak tempuh pengiriman barang. Sumber Daya manusia Nestle menganggarkan lebih banyak dana untuk melakukan pelatihan dan pengembangan untuk karyawan mereka sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kemampuan sumber daya yang mereka miliki (De Wit dan Meyer, 2010) . Nestle melakukan ini untuk mempertegas mereka sebagai perusahaan yang memperhatikan kekuatan atau kompetensi internal mereka. Sistem informasi manajemen Nestle merupakan brand terkemuka dengan memiliki lebih 330.000 karyawan yang tersebar di 150 negara, maka Nestle harus mempunyai sistem informasi yang mumpuni yang bisa mengintegrasikan antara regional satu dengan regional lainnya sehingga tidak terjadi perbedaan informasi yang menyebabkan kerugian bagi Nestle itu sendiri. Maka dari itu Nestle harus memiliki sistem informasi manajemen yang bisa diakses oleh semua regional yang tersebar di 150 negara tersebut. Pemasaran Nestle harus memperhatikan segmen pasar yang disasar, karena Nestle merupakan salah satu brand terkenal yang mendunia maka Nestle harus lebih memperhatikan segmentasi pasar mereka. Kegiatan produksi 17 Nestle yang awalnya menggunakan sistem sentralisasi pada proses produksi, kemudian berinovasi dengan melakukan produksi di masing-masing regional yang bertujuan untuk mengurangi biaya pengiriman pasca produksi. 18 6. 7. Penelitian pengembangan produk Nestle meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan di Swiss dengan mendirikan pusat penelitian produk. Pendirian ini bertujuan untuk menghasilkan produkproduk yang berkualitas tinggi dan inovatif. Menguatkan strategi hubungan jangka panjang Nestle, merupakan perusahaan penghasil olahan pangan terbesar di dunia namun tidak memiliki lahan komersil yang mereka kelola di Negara basis perusahan mereka. Strategi yang mereka lakukan adalah dengan menjalin hubungan kerja sama jangka panjang dengan Negara penghasil bahan baku kemudian diproduksi di masing-masing regional dengan pengawasan ketat berdasarkan kriteria Nestle. Pada saat terjadinya ketidakpastian dalam perekonomian dunia, setidaknya ada tujuh faktor yang menyebabkan munculnya fenomena tersebut (Kotler dan Caslione, 2010). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kemajuan teknologi dan informasi Teknologi dan inovasi pengganggu Kebangkitan para musuh yang tidak dianggap ada Kompetisi yang sangat sengit Bantuan dana yang berlebihan dari pemerintah Lingkungan Pemberdayaan konsumen 19 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang kasus ini, dapat disimpulkan bahwa Nestle sebagai perusahaan besar dengan kapasitas perusahaan multi nasional merupakan perusahaan dengan pengalaman panjang dalam mengelola produk makanan olahan. Kunci sukses Nestle tidak diperoleh dalam waktu yang singkat melainkan melalui perjuangan yang tidak pernah surut. Nestle mencatatkan diri sebagai pemimpin pasar di industri olahan makanan dan minuman. Sebagai perusahaan besar, Nestle sejatinya tidak memiliki lahan pertanian komersil yang menunjang kebutuan bahan baku. Melainkan mereka mengimpor dari Negara yang memiliki bahan baku sesuai dengan produk yang mereka hasilkan. Ada beberapa kunci keberhasilan yang diterapkan oleh Nestle dalam perjalanan bisnis mereka: 1. Akusisi Nestle tidak serta merta melakukan akuisi dengan perusahaan yang dianggap mengalami kebangkrutan. Mereka mengakuisisi perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan menunjang keberlanjutan perjalanan bisnis mereka. 2. Co-branding Di wilayah tertentu, Nestle tidak bisa masuk untuk memasarkan produk mereka. Cara lain merek lakukan adalah dengan melakukan co-branding dengan perusahaan besar di wilayah tersebut sehingga mereka bisa masuk dan menjual produk yang mereka hasilkan. 3. Positioning produk Keberhasilan Nestle menjadi perusahan olahan makanan adalah keefektifan dalam memposisikan produk yang mereka sebagai produk makanan sehat dan produk premium. Setiap konsumen akan merasa lebih sehat apabila mengkonsumsi produk yang dikeluarkan oleh Nestle 4. Manajemen relationship 20 Menjadi sebuah perusahaan besar yang berusia lebih dari puluhan tahun tentu saja akan memiliki lahan untuk menghasilkan bahan baku. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Nestle. Swiss sebagai Negara basis mereka tidak bisa ditanami oleh hasil pertanian tertentu padahal produk tersebut produk premium dari Nestle. Maka, menjalin kerja sama jangka panjang dan dibina merupakan langkah strategis dari Nestle sehingga ketersediaan bahan baku mereka akan tetap terpenuhi. 5. 21 Daftar Pustaka Niggli, Urs & Kasterine, Alexander. 2008. Technical Paper: Organic Farming and Climate Change. Geneva: Research Institute of Organic Agriculture (FiBL) Kotler, Philip & Caslione, A. John. 2010. Chaotics. Jakarta: PT. Gramedia De Wit, Bob & Meyer, Ron. 2010. Strategy: Process, Content, Context An International Perspective. Hampshire: Cengage Learning EMEA www.nestle.com 22